Anda di halaman 1dari 135

KULIAH

FORMULASI TABLET
Drs. Inding Gusmayadi, M.Si., Apt.

SAP
(Satuan Acara Perkuliahan)

Deskripsi mata kuliah:


Membahas mengenai macam-macam
tablet, formulasi tablet, metode
pembuatan tablet, mixing dan
granulasi, pengeringan, evaluasi granul,
penabletan dan permasalahannya,
evaluasi tablet, tablet salut, tablet
effervescet, tablet lepas lambat,
sediaan solid lain terkait formula tablet.
2

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti matakuliah ini
mahasiswa diharapkan mampu:

Memahami formulasi tablet


Memahami tahapan dalam
pembuatan tablet
Mengetahui cara evaluasi tablet
Mampu membuat suatu formula
tablet
3

Manfaat Mata Kuliah

Mengenal bentuk sediaan tablet


Mengetahui bentuk-bentuk sediaan tablet
Dasar untuk mempelajari formulasi lebih
lanjut
Bekal untuk terjun ke dunia industri
farmasi
Bekal untuk melakukan penelitian
formulasi sediaan solid
Memahami trend sediaan solid saat ini

Formulasi Sediaan Tablet


Pendahuluan
Identifikasi eksipien yang kompatibel
Faktor preformulasi
Faktor medis
Faktor pemasaran
Faktor ekonomis
Faktor mutu proses
Pendekatan eksperimental
5

Metode Pembuatan Tablet


Kempa Langsung
Pendahuluan
Prinsip kempa langsung
Proses kempa langsung
Keuntungan dan kerugian
Komponen
Faktor yang harus diperhatikan

Metode Pembuatan Tablet

Granulasi Kering
Pendahuluan
Prinsip granulasi kering
Keuntungan dan kerugian
Proses granulasi kering
Faktor yang harus diperhatikan

Metode Pembuatan Tablet

Granulasi Basah
Pendahuluan
Prinsip granulasi basah
Keuntungan dan kerugian
Proses granulasi basah
Faktor yang harus diperhatikan

Permasalahan dalam
proses Manufaktur
Penabletan

Melekat pada cetakan tablet


Lengket pada punch
Capping dan laminating
Suwing dan retak pada tablet
Keragaman bobot dan kekerasan
Keseragaman kandungan

Tablet Salut
Pendahuluan
Komponen Tablet Salut
Prinsip Penyalutan Tablet
Salut Gula
Salut Selaput
Evaluasi Mutu

10

Tablet Effervescence
Pendahuluan
Komponen Tablet Effervescence
Proses
Evaluasi Mutu

11

Tablet Lepas Lambat


Pendahuluan
Keuntungan dan Kerugian
Waktu Transit Saluran Pencernaan
Perpanjangan waktu Tinggal di
lambung
Sifat zat aktif yang Tidak Tepat

12

SEDIAAN SOLID
PUSTAKA
1. Abdou, H.M : Dissolution Bioavailability & Bioequivalence,
1989
2. Anonim : Farmakope Indonesia IV 1995
3. Ansel H.C : Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat,
2001
4. Banker G S & Rhodes C T : Modern Pharmaceutics, second
edition, revised and expanded, volume 40, 1990
5. Cartensen J T : Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage
Form, 1977
6. Devissaquet J, Ph, Soeratri W : Farmasetika 2 - BIOFARMASI,
Edisi kedua, 1993
7. Lachman L & Lieberman H A : Pharmaceutical Dosage Form,
Tablet. Vol. 1, 1989
13

TABLET
Tablet adalah sediaan padat
mengandung bahan obat dengan
atau tanpa bahan pengisi, dan
berdasarkan metode
pembuatannya digolongkan
sebagai tablet cetak dan tablet
kempa

14

JENIS TABLET
Tablet cetak adalah tablet yang dibuat
dengan cara menekan massa serbuk
lembab dengan tekanan rendah ke
dalam lubang cetakan
Tablet kempa adalah tablet yang dibuat
dengan cara memberikan tekanan yang
tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja.
Tablet merupakan bentuk sediaan yang
paling banyak digunakan
15

BENTUK DAN UKURAN


TABLET
Tablet dapat berbentuk silinder,
kubus, batang, cakram, dan
bentuk seperti telur atau peluru.
Garis tengah umumnya 5 sampai
17 mm.
Bobot 100 sampai 1000 mg

16

MACAM-MACAM TABLET
Tablet kompresi.
Tablet kompresi adalah tablet
yang dibuat dengan sekali
penekanan menjadi berbagai
bentuk dan ukuran.

17

Tablet kompressi/kempa
Biasanya dikehendaki untuk
memberikan disintegrasi dan pelepasan
obat yang cepat
Diharapkan berefek lokal dalam saluran
cerna: bentuk obat yang tidak larut
dalam saluran cerna seperti antasid dan
adsorben
Juga memberikan efek sistemik: obat
larut dalam saluran cerna
18

MACAM-MACAM TABLET
Tablet kompresi ganda
Tablet kompresi ganda adalah
tablet kompresi berlapis yang
dalam pembuatannya
memerlukan lebih dari satu kali
kompresi.
19

MACAM-MACAM TABLET
Tablet salut
Tablet salut adalah tablet kompresi yang
kemudian disalut dengan penyalut
tertentu, misalnya dengan gula (tablet
salut gula), dengan selaput tipis atau
lapisan polimer (tablet salut selaput),
dengan lapisan yang tidak hancur di
dalam lambung, tetapi hancur atau
larut di dalam usus.
20

Tablet salut
Tablet salut gula

Fungsi utama penyalutan : untuk


mendapatkan bentuk obat yang
menarik, mengkilap serta mudah
menelannya.
Juga dapat memisahkan bahan-bahan
yang tak tercampurkan

Tablet bersalut lapisan tipis (film)


21

MACAM-MACAM TABLET
Tablet Hisap
Tablet yang digunakan dengan cara
dikulum dalam mulut, memiliki
kekerasan yang cukup besar sehingga
melarut secara perlahan-lahan dan
bisa bertahan lama dalam rongga
mulut.

22

Tablet hisap
Untuk memberi efek lokal pada
mulut atau kerongkongan
Dirancang agar tidak mengalami
kehancuran dalam mulut, tapi larut
atau terkikis secara perlahan-lahan
dalam waktu sekitar 30 menit

23

MACAM-MACAM TABLET
Tablet bukal DAN
sublingual
Tablet bukal adalah tablet
yang penggunaannya dengan
cara disisipkan di pipi.
Tablet sublingual disisipkan di
bawah lidah.

24

Tablet bukal dan


sublingual

Diserap langsung oleh selaput


lendir (mukosa) mulut untuk
efek sistemik langsung ke
sirkulasi darah sehingga
terhindar dari first pass
metabolism
Biasanya kecil dan rata
25

MACAM-MACAM TABLET
Tablet kunyah
Tablet kunyah adalah tablet lembut
yang langsung hancur ketika
dikunyah atau dibiarkan melarut
dalam mulut, yang berasa dan
berbau khusus.

26

Tablet kunyah
Dikunyah dulu dimulut sebelum ditelan dan
bukan untuk ditelan utuh
Tujuan : untuk memberi suatu pengobatan
yang dapat diberikan dengan mudah kepada
orang yang sukar menelan
Antasida :
Dosis dari sebagian besar antasida besar,
sehingga terlalu besar untuk ditelan
Ativitasnya berhubungan dengan ukuran
partikelnya. Jika dikunyah sebeleum
ditelan, penetralan asamnya jadi lebih baik

27

MACAM-MACAM TABLET
Tablet effervescent
Tablet effervescent adalah tablet yang
dibuat dengan cara dikempa yang
selain zat aktif, juga mengandung
campuran asam (asam sitrat, asam
tatrat) dan natrium bikarbonat yang
mampu melepaskan gas karbondioksida
ketika bercampur dengan air

28

Tablet effervescen
Zat aktif mengandung campuran asam
(asam sitrat, asam tartrat) dan natrium
bikarbonat
Jika dilarutkan dalam air, menghasilkan
karbon dioksida sehingga dapat
menghasilkan larutan secara cepat
(biasanya kurang dari 1 menit)
Menghasilkan larutan yang jernih dan
rasa enak karena adanya karbonat
29

MACAM-MACAM TABLET
Tablet lepas lambat
Tablet lepas lambat adalah tablet yang
pelepasan bahan aktifnya berlangsung
secara terkendali, dalam jangka waktu
lama dan secara ideal proses tersebut
diharapkan dapat berlangsung pada
laju yang konstan tanpa tergantung
pada kondisi saluran cerna.
30

Tablet lepas lambat


Sustained release pelepasan secara
berurutan sesuai dengan dosis yang
dikehendaki
Prolonged release waktu pelepasan
diperpanjang sehingga frekuensi
pemakaian obat menjadi jarang
Controlled release pelepasan
terkendali sesuai dikehendaki baik dosis
maupun waktu pemakaiannya
31

Desain dan Formulasi Tablet


Menentukan tablet apa yang akan
dibuat:
Untuk obat apa?
Siapa pasiennya?
Apa zat berkhasiatnya?
Kualitasnya?
Harganya?
Dll.
32

Identifikasi eksipien
yang kompatibel
Eksipien: bahan selain bahan aktif
Kompatibel: dapat bercampur,
berfungsi sesuai dikehendaki,
inert
Macam Eksipien: pengisi,
pengikat, penghancur,
pelicin/pelincir/antilekat, estetik
33

Formula Tablet
Bahan aktif
Bahan tambahan

Pengisi (filler, dilluent)


Pengikat (binder)
Penghancur (disintegrant)
Pelincir (lubrikan, antiadheren, glidan)
Lain-lain : pemanis (korigensia),
pewarna (colloring)
34

A. Bahan Aktif
Obat yang tidak larut

Kerja lokal dalam GI


Antasid, anticacing, adsorben

Obat yang larut

Efek sistemik, setelah obat terdisolusi


yang diikuti dengan absorpsi

35

Disain bentuk produk obat


Tergantung tujuan kerja yang diingini
Bentuk tidak larut

Kerja obat terutama dipengaruhi oleh fenomena


permukaan
Disain produk yang segera terdispersi
merupakan faktor kritis dalam menghasilkan
partikel yang halus dengan LP yang besar
Parameter kritis : efek formulasi, granulasi dan
tableting terhadap :
Sifat-sifat permukaan bahan
Kemampuan bahan untuk melepaskan diri dari sediaan

Bentuk terlarut
36

Bentuk terlarut

Kerja sistemik, terutama dipengaruhi


oleh proses absorpsi
Faktor kritis : disain produk yang
cepat terdisintegrasi dan terdisolusi di
daerah sebelum atau pada lokasi
absorpsi

37

Proses terhadap bahan


aktif
Tergantung pada :
Sifat fisikokimia

Bentuk kristal (kubus) dapat dikompresi


langsung.
Kelarutan obat
Jika kelarutan terbatas, hal yang berpengaruh

terhadap disolusi/absorpsi: ukuran partikel dan


distribusi yang uniform dalam tablet.
Kelarutan baik, hal yang berpengaruh
terhadap disolusi/absorpsi: ukuran partikel saja

38

Proses terhadap bahan


aktif
Dosis yang dibutuhkan

Dosis rendah (kecil 50 mg):


Ada masalah keseragaman distribusi obat
Kemungkinan tidak tercampur dengan

eksipien
Terjadi pemisahan selama proses kompresi

Dosis tinggi
Senyawa dengan bulk volume besar,

kompresibilitas rendah, aliran buruk : tidak


mungkin dicetak langsung
39

Proses terhadap bahan


aktif
Tujuan pemakaian

Tablet hisap
Tablet lepas lambat
Tablet salut
Masing-masing memerlukan formulasi berbeda

Metode tableting yang digunakan

Cetak langsung: bermanfaat untuk bahan


yang peka panas dan lembab
Cetak granulasi
40

B. Bahan Tambahan
(aditif)
Dikelompokkan sesuai dengan fungsi utamanya
dalam tablet karena beberapanya mempunyai
fungsi sekunder. Contohnya :

Beberapa pengisi dapat mempermudah disolusi


Kebanyakan lubrikan yang efektif bersifat tidak suka air,
sehingga dapat memperlambat disintegrasi dan disolusi

Pemilihan aditif lebih kritis pada tablet dengan


obat yang tidak larut
Aditif yang mempengaruhi karakteristik tablet :
pengisi, pengikat dan pelincir. Sedangkan yang
mempengaruhi biofarmasetik, stabilitas dan
marketing : disintegran, pewarna dan pemanis
41

Persyaratan umum bahan tambahan


Bersifat netral dan tidak toksik
Tidak mengiritasi
Tersatukan dengan bahan lain dan
wadah
Stabil selama penyimpanan
Tidak mengganggu penentuan
kandungan/potensi bahan aktif
42

Bahan tambahan dalam


pembuatan tablet
Bahan pengisi (filler), yaitu bahan
yang ditambahkan pada formula
dengan bahan aktif yang relatif sedikit
sehingga diperoleh tablet dengan besar
dan bobot yang dikehendaki.
Bahan pengisi harus bersifat inert, stabil
serta dapat memperbaiki pengikatan
antar partikel penyusun dan sifat alir
dari formulasi yang dibuat.
43

Zat Pengisi
Syarat utama : tidak menghambat
liberasi dan disintegrasi obat
Fungsi : memperoleh berat
tablet/ukuran, minimal 50 mg,
diameter 3 mm

Umumnya dirancang dengan ukuran


sekecil mungkin yang dapat
dikompresi
44

Bersifat higroskopis

Mengadsorpsi air/lembab
Untuk obat yang peka lembab: tidak boleh dikombinasi

Tidak mudah dihilangkan dengan pemanasan


Tergantung terikat atau tidak terikatnya lembab
Contoh: CaSO4 dihidrat mengandung 12% lembab terikat:

air terikat sebagai air kristal, sehingga tidak dapat


terlepas/hilang pada pemanasan sampai suhu 80 C

Kadar lembab 1,7 5,6 % mungkin untuk formulasi


tablet cetak langsung
Contoh mengadsorpsi dalam jumlah sedikit :
dikalsium posfat, laktosa anhidrat; jumlah sedang:
manitol, dekstrosa; jumlah besar: sorbitol, sukrosa

45

Pengaruh pengisi terhadap liberasi


obat
Penelitian tentang kapsul HCT, disolusi paling
cepat:

Laktosa : hidrofil, sehingga dispersi molekul obat


hidrofob mudah, terjadi penetrasi medium disolusi
Mikrokristalin selulosa (MCC): menarik air medium
disolusi tapi tidak mendispersi obat
Amylum jagung : membentuki massa viskus,
sehingga menghambat disolusi
Dibasik kalsium posfat : tidak larut, sedikit
hidrofob, membatasi dispersi obat, disolusi lambat

Pelepasan obat dari tablet dengan pengisi


yang larut, lebih cepat dari yang tidak larut

46

Jenis pengisi berdasar


kelarutan
Pengisi larut

Laktosa, sokrosa, glukosa

Pengisi tidak larut

Kalsium posfat, MCC, amylum


termodifikasi

47

Laktosa
Bahan pengisi paling banyak dipakai karena tidak
bereaksi dengan hampir semua bahan obat baik
yang digunakan dalam bentuk hidrat atau anhidrat
Laktosa anhidrat mempunyai kelebihan karena
tidak bereaksi dengan pereaksi Maillard yang
dapat menimbulkan warna coklat dan perubahan
warna dengan obat-obat tertentu
Kelemahan laktosa anhidrat: dapat menyerap
lembab bila terkena udara sehingga meningkatkan
kelembaban tablet
Jika digunakan cara granulasi basah, harus
digunakan laktosa hidrat
48

Manitol
Gula paling mahal
Panas larutannya negatif, sehingga
kelarutannya lambat
Rasa enak dimulut, sehingga banyak
digunakan dalam tablet kunyah
Relatif tidak higroskopis sehingga dapat
digunakan dalam formulasi vitamin
Sifat alir kurang baik, sehingga membutuhkan
lubrikan yang banyak dari biasanya (3-6 kali)

49

Bahan tambahan dalam


pembuatan tablet
Saat ini dimungkinkan dan
dikehendaki adanya bahan pengisi
yang sekaligus berfungsi sebagai
penghancur atau pelicin, atau
sebagai bahan tambahan lain.
Bahkan dalam pembuatan tablet
kempa langsung dikenal adanya
pengisi-pengikat (filler-binder).
50

Bahan tambahan dalam


pembuatan tablet
Bahan pengisi-pengikat (fillerbinder), yaitu bahan yang selain
sebagai bahan pengisi sekaligus bisa
digunakan sebagai bahan pengikat.
Dipakai pada pembuatan tablet
dengan metode kempa langsung
Sangat cocok terutama untuk tablet
dengan dosis kecil
51

Bahan tambahan dalam


pembuatan tablet
BAHAN PENGIKAT

Bahan ini diperlukan untuk mengikat antar


partikel serbuk sehingga dapat membentuk
granul.
Pada proses granulasi penambahan bahan
pengikat bisa dalam bentuk dua macam
yaitu bentuk kering dan basah (larutan).
Umumnya penambahan dalam bentuk
kering akan memerlukan bahan yang lebih
banyak dibandingkan bila ditambahkan
dalam bentuk basah.
52

Zat Pengikat
Fungsi

Meningkatkan daya kohesifitas serbuk


(yang mungkin diperlukan untuk
membentuk granul), sehingga jika
dikompresi akan membentuk massa
yang kohesif/kompak sebagai tablet

Banyak zat pengisi juga bersifat


sebagi zat pengikat

53

Contoh pengisi-pengikat: MCC

Partikel MCC saling berikatan dengan ikatan


hidrogen dan mengalami deformasi plastis yang
tinggi dengan bertanbahnya tekanan cetak
Dengan sifat ini, akan menyebabkan daya
kohesinya menjadi lebih besar sehingga partikel
dari bahan aktif akan terlapisi membentuk sediaan
yang kompak dan solid
Pada kelembaban yang tinggi, tablet MCC cendrung
menjadi lunak dan mengembang sehingga daya
ikatnya berkurang. Tapi efek ini bersifat reversibel

54

Faktor untuk memilih pengisipengikat yang optimum untuk cetak


langsung
Kompaktibilitas
Sifat alir
Ukuran dan distribusi partikel
Kandungan air dan tipe
Densitas massa
Kelarutan (dalam GI)
Stabilitas tablet
Harga dan ketersediaan
55

Sifat pengikat dan


permasalahan
Tersedia dalam kondisi bervariasi,
dalam hal:

Sifat alir: ditentukan oleh ukuran


partikel dan densitas massa
Kompaktibilitas: fenomena yang terjadi
saat partikel mengalami pengempaan:
Deformasi plastis: kekerasan tablet
Deformasi elastis : sukar menghasilkan

massa kompak; terjadi capping


56

Penambahan pengikat
Dalam bentuk larutan/terdispersi dalam air:
amylum dalam bentuk mucilago

Sifat bahan : mudah mengembang dalam air


Fungsi : membuat granul dari bahan aktif yang stabil
dari lembab dan panas

Dalam bentuk kering

Sifat bahan : sifat alir baik, dapat berfungsi sebagai


pengisi, penghancur; biasanya untuk cetak langsung

Dalam bentuk larutan/bentuk kering, kemudian


diaktifkan dengan pelarut organik

Sifat bahan: tidak larut air tapi larut dalam pelarut


organik; untuk zat yang rusak/terurai karena adanya
lembab dan panas seperti vitamin C
Contoh: PVP dalam alkohol
57

Contoh pengikat
Pasta amylum
PVP (kollidon dan plasdone)

Sebagai larutan air atau alkohol


Bisa sebagai pengikat kering
Dapat memperbaiki disolusi dan BA obat dengan
dosis kecil dan kelarutan buruk

MCC : Avicel PH 101 (serbuk), PH 102 (granul)

Pengisi/pengikat

Dibasik kalsium posfat dihidrat (Emcompres)

Pengisi/pengikat

58

Pasta Amylum
Dibuat dengan mendispersikan amylum ke
dalam air, kemudian dipanaskan selama
beberapa waktu tertentu
Pada pemanasan, amylum mengalami
hidrolisis menjadi dekstrin dan glukosa
Pasta yang bening cendrung lebih baik dari
pada larutan yang jernih (ini menunjukkan
telah terjadi perubahan yang sempurna
menjadi glukosa) dan menghasilkan kohesi
tablet yang dapat segera hancur jika
diformulasi dengan baik
59

Bahan tambahan dalam


pembuatan tablet
Bahan pelicin, yaitu bahan yang
digunakan untuk mengurangi
gesekan antar partikel yang akan
ditablet, antara dinding punch dan
dinding die, antara permukaan
punch dengan permukaan tablet,
dan antara tablet dengan dinding
die.
60

Zat Pelincir
3 problem utama yang sering
berhubungan dengan pembuatan
tablet:

Aliran granul/serbuk
Lengketnya/adhesi bahan dengan
punch dan die
Pelepasan tablet dari ruang die
(ejeksi)
61

Bahan tambahan dalam


pembuatan tablet
Lubrikan bahan yang berperan sebagai
pelicin, yang berfungsi mengurangi
gesekan antara dinding punch dengan
dinding die dan mengurangi gesekan
antara permukaan tablet dengan dinding
die atau permukaan punch. Peran bahan
lubrikan akan nampak dari tablet yang
dihasilkan, yakni permukaan tabletnya
akan licin, kadang-kadang sampai
mengkilat.
62

Pelincir 1: Lubrikan
Fungsi:

Mengurangi gesekan antara sisi tablet dan dinding


die dan antara dinding die dengan dinding punch;
Mencegah melekatnya tablet pada permukaan
punch sehingga tablet mudah dikeluarkan dari
cetakan

Mekanisme lubrikasi

Lubrikasi aliran (hidrodinamik)


Terjadi akibat pergerakan 2 permukaan yang terpisahkan

oleh cairan lubrikan yang terbatas dan kontinyu; cth.


Minyak mineral

Lubrikasi boundary
Dihasilkan oleh adheren pada permukaan die dari partikel

molekul polar dengan rantai karbon panjang, cth. Mg


stearat

63

Jumlah lubrikan kurang:

sisi permukaan tablet tergores secara


tak teratur arah vertikal disertai bunyi
mesin tablet jadi lebih cepat/hingar;
menyebabkan binding dimana terjadi
kerusakan pada bagian atas dari
punch bawah (terbentuk lapisan pada
dinding die dan tablet sulit dikeluarkan
atau jadi pecah)
64

Sifat

Mendistribusikan secara merata


tekanan yang diterima massa cetak
Meningkatkan densiti partikel
sebelum dicetak

Cara penambahan

Bentuk kering: setelah komponen lain


dihomogenkan. Setelah penambahan
lubrikan, campuran dihomogenkan 25 menit.
Sebagai larutan: dalam alkohol (PEG)
atau sebagai suspensi/emulsi
65

Overmixing, tidak boleh

Berkurangnya karakter disintegrant,


disolusi
Lubrikan yang paling efektif bersifat hidrofob;

membentuk lapisan, meningkatkan waktu


hancur, disolusi menurun

Hilangnya ikatan dalam matrik tablet


Lubrikan terdapat diantara ikatan partikel-

partikel, sehingga ikatan partikel kurang


kohesif
66

Bahan tambahan dalam


pembuatan tablet
Antiadheren khusus untuk yang
berperan mengurangi gaya adhesif
bahan tablet dengan permukaan
punch.

67

Pelincir 2: Antiadheren
Fungsi:

Mencegah melekatnya sebagian


massa tablet pada permukaan punch
dan atau dinding die

Contoh: talkum, asam stearat,


parafin

68

Bahan tambahan dalam


pembuatan tablet
Glidan, yaitu bahan yang
ditambahkan untuk memperbaiki
sifat alir material tablet, sehingga
lancar pada saat masuk ke dalam
die dan membantu penyusunan
partikel sesaat sebelum dikempa,
sehingga dapat memperbaiki
kompaksasi tablet.
69

Pelincir 3: Glidant
Contoh : talkum, mg stearat, aerosil, dll.
Glidan yang baik adalah lubrikan yang jelek
Fungsi:

Memperbaiki sifat karakteristik aliran granul


(daya luncur dan daya gulir), dengan
memperkecil gesekan sesama partikel sehingga
menyebabkan suatu keteraturan aliran melalui
corong pengisi ke dalam lubang cetakan
Terdapat diantara partikel komponen, memperkecil

kecendrungan partikel/granul untuk bergabung


sesamanya, membentuk partikel yang lebih besar
Menutupi permukaan partikel yang tak beraturan
70

Hipotesa mekanisme kerja


glidan
Mendispersikan muatan elektrostatik
pada permukaan granul
Distribusi glidan pada granul
Adsorpsi gas antara glidan dan granul
Memperkecil daya van der waals
dengan memisahkan granul
Memperkecil gesekan antara partikelpartikel dengan permukaan kasar,
glidan melekat pada permukaan granul
71

Bahan tambahan dalam


pembuatan tablet
Bahan Penghancur, yaitu bahan yang
berfungsi untuk menghancurkan
tablet pada saat masuk dalam
medium berair.
Prinsip kerjanya adalah melawan kerja
dari bahan pengikat dan kekuatan fisis
tablet sebagai akibat dari tekanan
mekanik pada proses kompresi.
72

Bahan tambahan dalam


pembuatan tablet
Ada tiga macam cara penambahan bahan
penghancur, yaitu eksternal, internal dan
kombinasi eksternal-internal.
Perbedaan pada tahapan penambahannya. Pada
penambahan

secara eksternal penghancur ditambahkan bersamasama dengan pelicin pada granul kering yang sudah
diayak.
secara internal bersama-sama dengan pencampuran
bahan aktif untuk selanjutnya mengalami proses
granulasi.
cara kombinasi eksternal-internal penambahan pada
saat granulasi dan pada saat pemberian bahan pelicin.
73

Bahan tambahan dalam


pembuatan tablet
Dasar mekanisme penghancurannya

Efek kapilaritas
Contoh: .Hancurnya tablet MCC. Mekanismenya:

melalui pori-pori kapiler air akan berpenetrasi ke dalam


matriks tablet dan memutus ikatan kohesif (hidrogen)
antar partikel MCC dan akan menyebabkan
bertambahnya volume pori sehingga tablet akan pecah

Mengembangnya bahan penghancur


Adanya air, terjadi pengembangan: tekanan dalam

tablet meningktat, tablet pecah

Terbentuknya gas CO2


Pada tablet effervescent: adanya air, kedua bahan

asam dan basa bereaksi: terbentuk gas CO2, tekanan


dalam tablet meningkat, tablet pecah

74

Bahan tambahan dalam


pembuatan tablet
Mekanisme Proses kerjanya

Penyerapan air
Pengembangan partikel
Deformasi
Teori penolakan partikel
Panas pembasahan
Ukuran partikel
Struktur molekul
75

Evaluasi bahan baku


uji kualitatif dan kuantitatif

Persyaratan farmakope

baik bahan berkhasiatnya, maupun


bahan-bahan penolongnya

Kebenaran dan kualitas


Tepat untuk formula
Kualitas tablet yang dihasilkan sesuai
76

Faktor preformulasi
Kelarutan bahan aktif
Koefisien partisi obat
Stabilitas kimia
Sifat fisik: bentuk dan ukuran
partikel

77

Faktor medis
/Farmakologis
Tujuan pengobatan
Efek yang dikehendaki
Pasien sasaran
Dosis yang diperlukan
Farmakokinetika dan farmakodinamik
Stabilitas : awal, proses,
penyimpanan
78

Faktor pemasaran/
Faktor ekonomis
Harga dikehendaki
Pesaing yang ada
Bahan-bahan tambahan yang
akan digunakan
Proses pembuatan

79

Pendekatan
eksperimental
Hasil-hasil penelitian
Hasil evaluasi produk terbaru
Peranan R & D

80

Evaluasi sifat fisik


massa
cetak /inigranul
Tujuan pemeriksaan
adalah untuk
mengetahui apakah masa cetak/granul
dapat mengalir dengan baik atau tidak,
mempunyai kompresibilitas baik atau
tidak.
ukuran partikel massa cetak/granul,
kerapatan bulk granul, kerapuhan,
kompresibilitas, distribusi ukuran
granul, dan bentuk partikel granul
81

Evaluasi masa cetak


Waktu alir, waktu yang diperlukan untuk
mengalir sejumlah granul atau serbuk
Sudut diam, sudut tetap yang terjadi
antara timbunan partikel berbentuk
kerucut dengan bidang horizontal
Pengetapan, penurunan volume granul
atau serbuk akibat hentakan (tapped)
dan getaran (vibrating).

82

Uji Waktu Alir


Alat corong aluminium
Bahan massa cetak
100 g bahan dialirkan pada corong
Dicatat waktu mengalirnya
Evaluasinya : 100 gram maksimum
10 detik

83

EVALUASI GRANUL
WAKTU ALIR

METODE CORONG
100 GRAM 10 DETIK

SUDUT DIAM

POSISI ALIR
POSISI TUMPAH

84

Sudut Diam
Sudut yang terbentuk oleh sejumlah
masa cetak yang tumpah / tertuang
Sudut kemiringan kerucutnya
rumusnya a = h/r
a = sudut terbentuk
h = tinggi kerucut
r = jari-jari kerucut
85

Pengetapan
Alat Volumenometer
Massa cetak dimasukkan alat
Dilakukan tapping maksimum (500
X) atau dilakukan hentakkan
bertahap
Evaluasi dihitung selisih volume/
selisih kerapatan maksimum 20%
86

Distribusi Ukuran Partikel


Mikroskopis
Sentrifugasi
Ayakan bertingkat

87

EVALUASI GRANUL
DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL

METODE AYAKAN BERTINGKAT


METODE MIKROSKOPI
METODE PENGENAPAN

UKURAN PARTIKEL

BOBOT TABLET
FINES < 10%
88

EVALUASI GRANUL
BOBOT JENIS / KERAPATAN

KERAPATAN BULK
VOLUME TUANG (TANPA TAPPING)

KERAPATAN SEBENARNYA
VOLUME PADATAN (VOLUME BULK

VOLUME PORI)

89

Metode pembuatan tablet


Kempa langsung

Bahan sesuai formulasi dicampur


homogen, kemudian dikempa

Granulasi:
Keringgranul dengan proses kering
Basahgranul dengan proses basah

90

KEMPA LANGSUNG
PRINSIP PEMBUATAN

PENCAMPURAN TENTUKAN HOMOGENITAS


EVALUASI MASA CETAK

ALIRAN HARUS BAIK


KOHESIFITAS DAN ADHESIFITAS
KOMPRESIBILITAS
TIDAK ADA INTERAKSI

EVALUASI TABLET
WAKTU HANCUR
DISOLUSI
PERSYARATAN FISIK
91

KEMPA LANGSUNG
PERSYARATAN BAHAN PEMBANTU
KEMPA LANGSUNG

SIFAT ALIR YANG BAIK


POROSITAS RENDAH
DILLUTION CAPACITY BESAR
KOMPRESIBILITAS RENDAH
KOMPRIMABILITAS TINGGI

92

KEMPA LANGSUNG
KEUNTUNGAN:

TAHAPAN PRODUKSI PENDEK


ALAT, RUANGAN DAN STAF LEBIH SEDIKIT
AMAN BAGI BAHAN TIDAK TAHAN PANANS
TIDAK ADA MODIFIKASI PELEPASAN ZAT
AKTIF
KONTAK BAHAN AKTIF MINIMAL PROSES
POLIMORFISME BERKURANG
TABLET MEMILIKI DISOLUSI LEBIH BAIK
93

KEMPA LANGSUNG
KERUGIAN

DIBUTUHKAN BAHAN KHUSUS YANG


MEMILIKI SIFAT ALIR BAIK
FRIABILITAS TABLET TINGGI
BUTUH TEKNOLOGI KHUSUS
HARGA BAHAN MAHAL
BERESIKO PADA KESERAGAMAN
BANYAK DEBU
ALAT CEPAT AUS
94

KEMPA LANGSUNG
BAHAN AKTIF KECIL (< 10%)

MASALAH PADA BAHAN TAMBAHAN


DAN HOMOGENITAS

BAHAN AKTIF BESAR (> 10%)

MASALAH PADA CAMPURAN AKHIR

95

BAHAN TAMBAHAN KEMPA


LANGSUNG IDEAL
KOMPATIBEL DENGAN SEMUA BAHAN
INERT (FISIKA, KIMIA, FARMAKOLOGI)
STABILITAS TINGGI
DILLUTION CAPACITY BESAR
TIDAK BERWARNA
MUDAH DIDAPAT, HARGA MURAH
TIDAK MENGGANGGU: PELEPASAN ZAT
AKTIF, DISOLUSI, WAKTU HANCUR
TIDAK MERUBAH SIFAT FISIK TABLET
96

DATA EKSIPIEN
SIFAT ORGANOLEPTIS
DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL
KADAR AIR
HIGROSKOPISITAS
MUATAN ELEKTROSTATIK
BOBOT JENIS
SIFAT PERMUKAAN SPESIFIK
97

FAKTOR YANG HARUS


DIPERHATIKAN
SIFAT BAHAN AKTIF DAN
CAMPURAN

SIFAT ALIR
KOMPRESIBILITAS
KOMPRIMABILITAS
DILLUTION CAPACITY

JUMLAH LUBRIKAN DITAMBAHKAN


98

Granulasi
Jika tidak memungkinkan kempa
langsung
Basah
Kering

99

TUJUAN GRANULASI
MEMPERBAIKI SIFAT ALIR
MEMPERBAIKI TABLETABILITAS
MENGURANGI DEBU
MENJAGA HOMOGENITAS
MERUBAH ZAT HIDROFOB MENJADI
HIDROFIL

100

GRANULASI
GRANULASI KERING

CAMPURKAN BAHAN
SLUGGING TABLET BESAR /
LEMBARAN
DIHANCURKAN UKURAN TERTENTU
TAMBAH BAHAN EKTERNAL
KEMPA JADI TABLET
EVALUASI
101

GRANULASI
GRANULASI BASAH

CAMPURKAN BAHAN INTERNAL


TAMBAH PENGIKAT BASAH
GRANULASI UKURAN TERTENTU
KERINGKAN
TAMBAH BAHAN EKSTERNAL
KEMPA JADI TABLET
EVALUASI
102

GRANULASI
KEUNTUNGAN

SIFAT ALIR LEBIH BAIK


TABLETABILITAS LEBIH BAIK
HOMOGENITAS LEBIH STABIL
DISOLUSI LEBIH BAIK
HARGA BAHAN LEBIH MURAH

103

GRANULASI
KERUGIAN

TAHAPAN LEBIH PANJANG


BIAYA PRODUKSI LEBIH BESAR
BEBERAPA BAHAN AKTIF TIDAK BISA
DIGRANULASI
PADA GRABULASI BASAH, ADA PROSES
PEMBASAHAN DAN PEMANASANBISA
MERUSAK BAHAN AKTIF
104

PENCAMPURAN
Pencampuran adalah suatu usaha
terhadap dua komponen atau lebih
untuk diproses sedemikian rupa
sehingga masing-masing partikel dari
komponen yang satu berdekatan
dengan partikel lainnya atau partikel
dari bahan yang satu terdispersi
secara merata di antara partikel lain
105

Kualitas hasil pencampuran


dipengaruhi oleh beberapa faktor

Bentuk partikel
Ukuran dan distribusi partikel
Kerapatan jenis komponen campuran
Kelengketan atau kelicinan
Muatan elektrostatik pada permukaan
partikel
Kelembaban
Perimbangan jumlah partikel
Lama pencampuran
106

Ditinjau dari mekanisme terjadinya,


pencampuran dibedakan menjadi dua

Pencampuran acak, merupakan pencampuran


yang terjadi karena partikel-partikel bahan
penyusunnya dipisah dan digabungkan kembali
berulang-ulang sampai didapatkan setiap
partikel penyusun mempunyai kesempatan yang
sama untuk menduduki suatu tempat pada
setiap saat
Pencampuran interaktif, merupakan suatu proses
untuk mendapatkan campuran homogen dan
stabil yang terjadi karena adanya interaksi
(penempelan) partikel-partikel halus pada
partikel yang ukurannya relatif lebih besar dan
kasar (coarse) sebagai komponen pembawanya
atau tempat perlekatannya.
107

Mekanisme pencampuran secara acak


terbagi menjadi 3 macam yaitu:
Diffusive mixing
Convective mixing
Shear mixing

Dalam pencampuran acak, untuk


memperoleh campuran dengan
homogenitas tinggi diperlukan partikelpartikel yang memiliki dimensi sama

108

Campuran interaktif memberikan


keuntungan :

sangat efektif untuk menghasilkan


campuran yang homogen pada formulasi
sediaan obat berdosis kecil
stabilitas fisis campuran interaktif lebih baik
menempelnya partikel-partikel halus obat ke
permukaan granul pembawa tanpa
membutuhkan medium cair dan panas
memberikan waktu disolusi yang lebih cepat
menguntungkan untuk pembuatan tablet
secara kompresi langsung
109

EVALUASI HOMOGENITAS
Penting sebelum dilakukan
pengempaan
Dilakukan sama seperti keseragaman
kandungan penetapan kadar
Sampling harus benar sampel
harus mewakili berasal dari semua
bagian
Memakai alat khusus
110

PENABLETAN
MACAM-MACAM MESIN TABLET

SINGLE PUNCH
MULTI PUNCH / ROTARY

BAGIAN UTAMA MESIN TABLET

HOPPER
PUNCH ATAS (MATRAS ATAS)
DIE (RING)
PUNCH BAWAH (MATRAS BAWAH)
111

UNTUK MENDAPATAKAN BOBOT YANG


TEPAT DIATUR PUNCH BAWAH
DENGAN MENAIKKAN ATAU MENURUNKAN
PUNCH BAWAH MAKA RUANG KOMPRESI AKAN
BERUBAH JML GRANUL MASUK BERUBAH,
SEHINGGA BOBOT TABLET BERUBAH

UNTUK MENDAPATKAN KEKERASAN YANG


SESUAI DIATUR PUNCH ATAS
DENGAN DINAIKKAN ATAU DITURUNKAN PUNCH
ATAS, MAKA TEKANAN PUNCH DALAM RUANG
KOMPRESI AKAN BERUBAH, SEHINGGA TABLET
YANG DIHASILKAN MENJADI LEBIH KERAS ATAU
KURANG KERAS
112

EVALUASI TABLET
Keragaman bobot, yaitu ukuran
penyimpangan bobot tablet
terhadap bobot rata-rata dari
sejumlah tablet yang masih
diperbolehkan menurut
persyaratan yang ditentukan.
Merupakan bagian dari
keseragaman sediaan
113

Kekerasan tablet, adalah suatu


parameter yang menggambarkan
ketahanan tablet dalam melawan
tekanan mekanik seperti goncangan,
tekanan dan kemungkinan terjadinya
keretakan tablet pada saat
pembungkusan atau pengepakkan,
pengangkutan dan penyimpanan.
Ideal antara 3 8 kg
Tergantung pada formula dan ukuran
serta bentuk tablet parameter bisa
berubah
114

Rumus menghitung
kekerasan:

2
F
DH
d

d
= Kekuatan peregangan tablet
Fd

Fd=Kekerasan tablet

= Kekuatan yang diperlukan untuk menghancurkan tablet


D
= Diameter Tablet

115

Kerapuhan, yaitu parameter lain dari


ketahanan tablet terhadap goncangan
dan pengikisan.

w
B 100 1

wo

B
W
Wo

= Kerapuhan (%)
= Bobot setelah di putar (dalam
friability tester), setelah
dibebasdebukan
= Bobot mula-mula, setelah
dibebasdebukan
116

Waktu hancur, yaitu waktu yang


diperlukan untuk hancurnya tablet
dalam media yang sesuai,
sehingga tidak ada lagi tablet yang
tertinggal di atas kasa.
Waktu hancur ideal tidak lebih dari
15 menit
Untuk tablet salut gula tidak lebih
dari 30 menit
117

Keseragaman kadar, yaitu


parameter yang diperoleh dari
penetapan kadar setiap tablet dari
sejumlah 20 tablet dimana
koefisien variansi (SDR) hasil
penetapan kadarnya dipakai
sebagai patokan.
Merupakan bagian dari
keseragaman sediaan
SDR patokan tidak lebih dari 6%
118

Uji Disolusi Menurut FI IV


Uji disolusi digunakan untuk menentukan
kesesuaian dengan persyaratan disolusi
yang tertera dalam masing-masing
monografi untuk sediaan tablet dan kapsul,
kecuali pada etiket dinyatakan bahwa
tablet harus dikunyah.
Persyaratan disolusi tidak berlaku untuk
kapsul gelatin lunak kecuali bila dinyatakan
dalam masing-masing monografi.

119

Uji Disolusi Menurut FI IV


Bila pada etiket dinyatakan bahwa
sediaan bersalut enterik, sedangkan
dalam masing-masing monografi, uji
disolusi atau uji waktu hancur tidak
secara khusus dinyatakan untuk sediaan
bersalut enterik, maka digunakan cara
pengujian untuk sediaan lepas lambat
seperti yang tertera pada uji pelepasan
obat, kecuali dinyatakan lain dalam
masing-masing monografi.
120

1. Alat Uji Disolusi

121

1. Alat Uji Disolusi

Alat 1 : Basket / Keranjang

Alat 2 : Padle / dayung

122

2. Uji Kesesuaian Alat

Lakukan pengujian masing-masing alat


menggunakan :
1 tablet kalibrator disolusi FI jenis disintegrasi
1 tablet kalibrator disolusi FI jenis bukan
disintegrasi
sesuai dengan kondisi percobaan yang tertera.

Alat dianggap sesuai bila hasil yang


diperoleh berada dalam rentang yang
diperbolehkan seperti yang tertera dalam
sertifikat dari kalibrator yang
bersangkutan.
123

3. Media Disolusi

Gunakan pelarut seperti yang tertera


dalam masing-masing monografi.
Bila Media disolusi adalah suatu larutan
dapar, atur pH larutan sedemikian hingga
berada dalam batas 0,05 satuan pH yang
tertera pada masing-masing monografi.
Gas terlarut dapat membentuk
gelembung yang dapat merubah hasil
pengujian. Oleh karena itu, gas terlarut
harus dihilangkan terlebih dahulu
sebelum pengujian dimulai.
124

4. Waktu

Bila dalam spesifikasi hanya


terdapat satu waktu, pengujian
dapat diakhiri dalam waktu yang
lebih singkat bila persyaratan
jumlah minimum yang terlarut telah
dipenuhi.
Bila dinyatakan dua waktu atau
lebih, cuplikan dapat diambil hanya
pada waktu yang ditentukan dengan
toleransi 2%.
125

5. Prosedur (1)
Untuk kapsul, tablet tidak bersalut dan tablet
bersalut bukan enterik, masukkan sejumlah
volume media disolusi seperti yang tertera
dalam masing-masing monografi ke dalam
wadah, pasang alat, biarkan media disolusi
hingga suhu 37 0,5 C, dan angkat
termometer.
Masukkan 1 tablet atau 1 kapsul ke dalam
alat, hilangkan gelembung udara dari
permukaan sediaan yang diuji dan segera
jalankan alat pada laju kecepatan seperti
yang tertera dalam masing-masing
monografi.
126

5. Prosedur (2)

Dalam interfal waktu yang ditetapkan


atau pada tiap waktu yang dinyatakan,
ambil cuplikan pada daerah
pertengahan antara permukaan media
disolusi dan bagian atas dari keranjang
berputar atau daun dari alat dayung,
tidak kurang 1 cm dari dinding wadah.
Lakukan penetapan seperti yang
tertera dalam masing-masing
monografi. Lanjutkan pengujian
terhadap bentuk sediaan tambahan.127

5. Prosedur (3)

Bila cangkang kapsul mengganggu


penetapan, keluarkan isi tidak kurang
dari 6 kapsul sesempurna mungklin,
larutkan cangkang kapsul dalam
sejumlah volume media disolusi seperti
yang dinyatakan.
Lakukan penetapan seperti yang
tertera dalam masing-masing
monografi. Buat koreksi seperlunya.
Faktor koreksi lebih besar 25% dari
kadar pada etiket tidak dapat diterima.
128

6. Interprestasi
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi,
persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari
sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan.
Lanjutkan pengujian sampai tiga tahap kecuali bila hasil
pengujian memenuhi tahap S1 atau S2.
Harga Q adalah jumlah zat aktif yang terlarut seperti yang
tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam
persentase kadar pada etiket, angka 5% dan 15% dalam tabel
adalah persentase kadar pada etiket, dengan demikian
mempunyai arti yang sama dengan Q.
129

TABEL PENERIMAAN
Tahap
Pengujian

Jumlah satuan
yang diuji

Kriteria Penerimaan

S1

Tiap unit sediaan tidak kurang dari


Q+5%

S2

Rata-rata dari 12 unit (S1 + S2)


adalah sama dengan atau lebih
besar dari Q dan tidak satu unit
sediaan yang lebih kecil dari Q
15%

S3

12

Rata-rata dari 24 unit (S1 + S2 +


S3) adalah sama dengan atau
lebih besar dari Q, tidak lebih dari
2 unit sediaan yang lebih kecil dari
Q 15% dan tidak satu unitpun
yang lebih kecil dari Q 25%
130

Contoh Uji Disolusi (Type 1) - Tablet Ampisilin


Media disolusi : 900 ml air
Alat tpe 1
: 100 rpm
Waktu
: 45 menit
Prosedur :
Lakukan penetapan jumlah C16H19N3O4S yang
terlarut dengan mengukur serapan filtrat larutan
uji secara spektrofotometri, jika perlu diencerkan
dengan media disolusi dan bandingkan dengan
serapan larutan baku ampisilin BPFI yang
diketahui kadarnya dalam media yang sama.
Toleransi :
Dalam waktu 45 menit harus larut tidak kurang
dari 75% (Q) C16H19N3O4S dari jumlah yang
tertera pada etiket
131

Contoh Uji Disolusi (Tipe 2) - Tablet


Parasetamol
Media disolusi : 900 ml larutan dapat posfat pH 5,8air
Alat tipe 1
: 50 rpm
Waktu
: 30 menit
Prosedur :
Lakukan penetapan jumlah C8H9NO2 yang terlarut
dengan mengukur serapan filtrat larutan uji secara
spektrofotometri, jika perlu diencerkan dengan media
disolusi dan serapan larutan baku parasetamol BPFI
dalam media yang sama pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 243 nm.
Toleransi :
Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari
80% (Q) C8H9NO2 dari jumlah yang tertera pada
etiket
132

Profil Disolusi
Untuk melihat gambaran disolusi zat
tiap satuan waktu tertentu sehingga
dapat digunakan untuk
membandingkan disolusi antar produk
Dapat dianalisis dengan beberapa
persamaan, diantaranya:

Khans & Rhodes (Efisiensi Disolusi, ED)


Lungen Bucher (Waktu terdisolusi 63,2%,
Td)
133

Khans & Rhodes (Efisiensi Disolusi, ED)


ED 30 = jumlah total zat terlarut
sampai waktu 30 menit
ED 60 = jumlah total zat terlarut
sampai waktu 60 menit
ED t = jumlah total zat terlarut sampai
waktu t menit
ED t = ( Luas daerah dibawah kurva) :
(Luas total daerah segiempat, t x 100%)
134

Lungen Bucher
(Waktu terdisolusi 63,2%, Td)
log[ -ln (1-m) ]= b log t - log a
Y
= B X - A
m = jumlah zat terlarut dalam waktu t
Terlarut 30% = m = 0.3, sehingga 1-m = 0.7
Terlarut 50% = m = 0.5, sehingga 1-m = 0.5
Td = waktu terdisolusi, yaitu a = Td^b
Td dibaca dari grafik saat waktu berhubungan
dengan ordinat - ln(1-m) = 1, sehingga diperolah m
= 0.632
Jadi Td, menggambarkan waktu dimana obat
terlarut 63,2%
135

Anda mungkin juga menyukai