Anda di halaman 1dari 22

PRAKTEK KERJA PROFESI (PKP) APOTEKER

TUGAS COMPOUNDING AND DISPENSING


SKRINING RESEP 1

ANAK AGUNG MIRAH ARISTI MAS PUTRA


1708611014

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2018

1
I. RESEP
Ibu Rosiyah (54 tahun) pergi kontrol ke dokter penyakit dalam. Dimana Ibu
Rosiyah memiliki riwayat penyakit sebagai berikut.
- Tiga bulan yang lalu pasien mengalami gejala badan selalu merasa
kelelahan, diare, dehidrasi, pegal-pegal, konsentrasi menurun, kesulitan
tidur, tubuh berkeringat berlebih selama kirang lebih sebulan.
- Dua bulan yang lalu pasien ke dokter untuk menyampaikan keluhannya
tersebut kepada dokter. Ibu Rosiyah didiagnosa mengalami gangguan tiroid
(Hipotiroidisme).
- Ibu Rosiyah juga memiliki riwayat Diabetes Melitus Tipe 2 (DM tipe 2)
sejak kurang lebih 4 tahun. DM tipe 2 Ibu Rosiyah mengalami kekambuhan
dimana pasien merasa banyak minum dan buang air kecil dimalah hari yang
lebih sering.
Setelah di cek kadar gula darah sewaktu Ibu Rosiyah yaitu 240 mg/dL,
dengan kadar HbA1c 9,5 %. Sebelumnya Ibu Rosiyah telah menggunakan insulin
aspart (Novomix) dengan dosis 6 IU pagi dan malam hari, namun kadar gula darah
masih tinggi.

2
II. HASIL PEMBACAAN RESEP
Siloam Hospital
Jl. Sunset Road No. 818
Kuta, Bali
Telp. (0361) 779900

RESEP DOKTER
BB: 63 kg Hamil: -
Alergi: Tidak Menyusui: -
Tanggal 6/2/2018

R/ Euthyrox 75 mcg No. XXX


S 1 dd 1 (50/25)

R/ Metformin 500 mg No. 60


S 2 dd 1 p.c.

R/ Novomix Pen No. III


S 30 – 0 – 20 IU sc

Pro: Rosiyah / Perempuan / Ph: 03618479880


MR No. SHDP.00-08-73-12/DOB: 23-Mei-1963 (54y 8m 14d)
OPA 1802060099 / 06-Feb-2018 09.59
dr. Sabrina C Smit, M.Biomed., SpPD/BPJS BALI

III. PENGKAJIAN RESEP


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, menyatakan bahwa kegiatan
pengkajian Resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan pertimbangan
klinis.
Persyaratan 1. Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan;
Administratif 2. Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor
telepon dan paraf;
3. Tanggal penulisan resep
Kesesuaian 1. Bentuk dan kekuatan sediaan;
Farmasetik 2. Stabilitas; dan
3. Kompatibilitas (ketercampuran Obat)
Pertimbangan 1. Ketepatan indikasi dan dosis Obat;
Klinis 2. Aturan, cara dan lama penggunaan Obat;

3
3. Duplikasi dan/atau polifarmasi;
4. Reaksi Obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping
Obat, manifestasi klinis lain);
5. Kontra indikasi; dan
6. Interaksi.

3.1 Persyaratan Administratif


Hasil dari skrining resep dengan persyaratan 4ormone4rative dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Skrining Persyaratan Administratif Resep

Kelengkapan Resep Ada Tidak ada


Nama dokter √
SIP √
Identitas dokter Alamat rumah √
Alamat praktek √
No Telp √
Simbol R/ √
Superscriptio Nama Kota √
Tanggal resep √
Nama obat √
Kekuatan/potensi obat √
Inscriptio
Jumlah obat √
Bentuk sediaan obat (BSO) √
Frekuensi pemberian √
Jumlah pemberian obat √
Signatura
Waktu minum obat √
Informasi lain √
Paraf √
Subscriptio
Tanda Tangan √
Nama √
Alamat √
Identitas Pasien Umur √
Jenis kelamin √
Berat badan √
Tinggi badan √

Berdasarkan dari hasil skrining resep berdasarkan persyaratan administrasi


pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada identitas dokter hanya terdapat nama
dokter, alamat praktek, dan nomor telepon prakter, tidak terdapat SIP dokter dimana

4
SIP merupakan Surat Ijin Praktek seorang dokter. Waktu minum obat pada resep
hanya tertera pada obat ketiga, obat pertama dan kedua tidak terdapat waktu minum
dan penggunaan obat. Waktu minum obat berkaitan pemberian obat pada pagi,
siang atau malam hari dan diberikan sebelum makan, bersamaan dengan makanan
atau setelah makan.

3.2 Kesesuaian Farmasetik


Hasil dari skrining resep dengan kesesuaiian farmasetik dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Skrining Kesesuaiian Farmasetik Resep

Kriteria Euthyrox Metformin Novomix

Levothyroxine
Komposisi Metformin HCl Insulin aspart
Sodium

Bentuk Sediaan Tablet Tablet Salut Insulin


Selaput
50 mcg dan 100 U/mL
Potensi/kekuatan 500 mg
25 mcg
Stabilitas ± 3 bulan ± 6 bulan ± 6 bulan

Inkompaktibilitas - - -

Lama pemberian 30 hari 30 hari 6 hari

Disuntikkan secara
Cara pemberian Oral Oral subkutan

3.3 Pertimbangan Klinis


Hasil dari skrining resep dengan pendekatan pertimbangan klinis dapat
dilihat pada 5ormo 3.
Tabel 3. Skrining Pertimbangan Klinis
Obat Komposisi Indikasi Efek Samping

Euthyrox Levothyroxine Untuk Denyut jantung tidak


Sodium 75 mcg menyeimbangkan teratur atau kencang,
(50 mcg dan 25 kadar 5ormone nyeri dada, sakit kepala,
mcg) tiroid, bila kelemahan otot atau
(Hipotiroidisme) produksi kram, pembilasan

5
6ormone (kehangatan dan
berlebihan kemerahan wajah),
diobati dengan demam, muntah,
obat anti tiroid. gangguan menstruasi,
pseudotumor serebri
(peningkatan tekanan di
kepala dengan
pembengkakan mata),
gemetar, gelisah,
gangguan tidur,
berkeringat, penurunan
berat badan, diare.

Metformin Metformin HCl DM Tipe 2 Gangguan ginjal, asidosis


500 mg (NIDDM) yang laktat, dan gangguan
(Antidiabetik kadar gula gastrointestinal.
Oral) darahnya tidak
terkontrol dengan
diet dan aktivitas
fisik.
Novomix Insulin aspart Terapi DM Hipoglikemia, urtikaria,
100 U/mL ruam, erupsi, reaksi
(Antidiabetik anafilaktik, neuropati
Parenteral) perifer, gangguan
pembiasaan, retinopati
diabetes, lipodistrofi,
reaksi injeksi local, dan
udema.

(ISO, 2017)
Dalam melakukan pertimbangan klinis, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu kesesuaian dosis, jumlah dan durasi pemberian obat.
3.3.1 Dosis
Hasil perbandingan dosis pustaka dan dosis resep dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Perbandingan Dosis Pustaka dan Dosis Resep
Nama Obat Dosis Pustaka Dosis Resep Keterangan
Euthyrox 50 - 100 mcg/hari 75 mcg Dosis: Sesuai
(50 mcg dan 25
mcg)/hari

6
Metformin Dosis awal:1 x 500 mg/hari 1000 mg/hari (2 x Dosis: Sesuai
dan dapat ditingkatkan hingga sehari tablet 500
dosis maksimum: 2000 mg mg)
dalam dosis terbagi.
Novomix Dosis awal: 6 U di pagi dan 30 IU di pagi hari Dosis: Sesuai
malam hari atau 12 U dimalam dan 20 IU di
hari malam hari
Jika dosis telah mencapai 30
U/hari maka
(ISO, 2017)
3.3.2 Jumlah dan durasi pemberian obat
Dalam resep telah tercantum aturan pakai obat dan jumlah obat yang
diberikan, sehingga dari kedua hal tersebut dapat dilihat lama dari penggunaan obat.
Aturan pakai, jumlah obat yang diberikan dan lama penggunaan obat dapat dilihat
pada tabel 5.
Tabel 5. Aturan Pakai, Jumlah Obat yang Diberikan dan Lama Penggunaan Obat
Nama Obat Aturan Pakai Jumlah Lama
Obat Penggunaan Obat
Euthyrox 1 x sehari 75 mcg 30 30 hari
Metformin 2 x sehari 500 mg 60 30 hari
Novomix 2 x sehari 3 6 hari
Pagi: 30 IU
Malam: 20 IU

3.3.3 Kesimpulan Hasil Pengkajian Resep


Berdasarkan skrining yaitu pengkajian administratif, pengkajian farmasetis
dan pertimbangan klinis yang telah dilakukan dari resep diatas dapat disimpulkan
resep diatas sudah lengkap. Namun akan lebih baik melakukan komunikasi dengan
pasien atau pembawa resep dan dokter penulis resep mengenai interaksi yang
mungkin akan ditimbulkan antara Euthyrox dengan obat DM tipe 2 (Metformin dan
Novomix 30 Flexpen.

7
IV. ANAMNESE KEFARMASIAN
4.1 Pendekatan Penggunaan Obat yang Rasional (POR)
4.1.1 Tepat Indikasi
Tabel 6. Hasil Anamnese Kefarmasian Apoteker (Tepat Indikasi)
Jenis Indikasi/ Analisis Anamnese
Obat Penggunaan yang Subyektif dan Kefarmasian
Dimungkinkan Obyektif Sementara
Terkait Kasus
Euthyrox Euthyrox 75 mcg Subjektif: Euthyrox digunakan
(50 mcg dan 25 Tiga bulan yang untuk menyeimbangkan
mcg), digunakan
lalu pasien kadar hormon tiroid
untuk maintenance
dose dan untuk mengalami pasien yang bertindak
menyeimbangkan gejala badan sebagai reservoir untuk
kadar hormon tiroid
selalu merasa hormon tiroid aktif (T3).
untuk pasien
Hipotiroid kelelahan, diare, Terapi hipotiroidisme
dehidrasi, pegal- dengan levotiroksin
pegal, (Euthyrox) bertujuan
konsentrasi untuk menghilangkan
menurun, gejala klinis serta
kesulitan tidur, mencapai atau
tubuh mempertahankan kadar
berkeringat TSH pada paruh bawah
berlebih selama rentang kadar TSH
kirang lebih normal atau sekitar 0,4-
sebulan. 2,5 mU/L.

Objektif:
Hipotiroid
Metformin Metformin HCl Subjektif: Metformin digunakan
500 mg Mengalami untuk pengobatan DM
(Antidiabetik Oral)
kekambuhan Tipe 2 (NIDDM)
dimana pasien dimana pasien memang

8
merasa banyak memiliki riwayat DM
minum dan tipe 2.
buang air kecil
dimalah hari
yang lebih
sering.

Objektif:
Kadar gula
darah sewaktu
pasien yaitu 240
mg/dL, HbA1c
9,5 %.
Novomix Insulin aspart Subjektif: Novomix merupakan
100 U/mL Mengalami insulin aspart yang
(Antidiabetik
kekambuhan digunakan untuk terapi
Parenteral)
dimana pasien pada pasien DM tipe 2.
merasa banyak
minum dan
buang air kecil
dimalah hari
yang lebih
sering.

Objektif:
Kadar gula
darah sewaktu
pasien yaitu 240
mg/dL, HbA1c
9,5 %.
(ISO, 2017)

9
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa obat yang diresepkan
tepat indikasi.
4.1.2 Tepat Obat
Tepat Obat adalah keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah
diagnosis ditegakkan dengan benar. Dengan demikian, obat yang dipilih harus yang
memiliki efek terapi sesuai dengan jenis penyakit (KemenKes RI, 2011).
Berdasarkan penilaian dari data yang ada, maka anamnese sementara diduga pasien
sedang melalukan control atau terapi lanjutan untuk Hipotiroid dan Diabetes Pasien.
Hipotiroidisme merupakan suatu sindroma klinis akibat penurunan produksi
dan sekresi hormon tiroid. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan laju
metabolisme tubuh dan penurunan glukosaminoglikan di interstisial terutama
dikulit dan otot (Soewondo dan Cahyanur, 2008). Hipotiroidisme biasanya
disebabkan oleh proses primer dimana jumlah produksi hormon tiroid oleh kelenjar
tiroid tidak mencukupi. Dapat juga sekunder oleh karena gangguan sekresi hormon
tiroid yang berhubungan dengan gangguan sekresi Thyroid Stimulating Hormone
(TSH) yang adekuat dari kelenjar hipofisis atau karena gangguan pelepasan
Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) dari hipotalamus (hipotiroid sekunder atau
tersier) (Syahbuddin, 2009; Sumual dan Langi, 2007).
Pada resep pasien memperoleh obat Euthyrox dengan kandungan
Levotiroksin yang merupakan hipotiroidisme (suplemen hormone tiroid) yang
bertindak sebagai reservoir untuk hormon tiroid aktif (T3) untuk menangani
Hipotiroidisme pasien. Penyerapan levotiroksin oral sekitar 80% bila diminum
pada perut kosong. Obat-obat dan makanan tertentu dapat mengganggu
bioavailabilitas dari levotiroksin melalui berbagai mekanisme. Obat ini termasuk
kalsium karbonat, garam besi, aluminium, dan antasida yang mengandung
magnesium. Dengan bertindak sebagai pro-hormon, levotiroksin tidak menghalangi
komponen lain dari aksis tiroid, sehingga memungkinkan bagi deiodinasi enzim
untuk berfungsi dengan baik (Pranoto, 2009). Terapi hipotiroidisme dengan
levotiroksin bertujuan untuk menghilangkan gejala klinis serta mencapai atau
mempertahankan kadar TSH pada paruh bawah rentang kadar TSH normal atau
sekitar 0,4-2,5 mU/L (Ross et al., 2005). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemberian obat Euthyrox untuk Hipotiroidisme pasien sudah tepat.

10
Selain itu, pasien juga memiliki riwayat penyakit Diabetes Melitus tipe 2
(DM tipe 2). Pada resep pasien memperoleh 2 jenis obat yaitu antidiabetik oral
(Metformin 500 mg) dan antidiabetik parenteral (Novomix). Metformin merupakan
first line therapy untuk DM tipe 2. American Diabetes Association (ADA) dan
Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes (EASD) menyarankan penggunaan metformin
sebagai farmakoterapi lini pertama yang tidak mempertimbangkan karakteristik
klinis seperti obesitas atau berat badan. Metformin terbukti dapat menurunkan berat
badan, memperbaiki sensitifitas insulin dan mempunyai efek propektif terhadap
komplikasi makrovaskular (Ndraha, 2014). Banyak penelitian telah menunjukkan
bahwa metformin dapat digunakan dalam kombinasi dengan semua obat anti-
diabetes yang tersedia termasuk sulfonilurea, glinida, penghambat α-glucosidase,
thiazolidendiones, inhibitor DPP-4 serta dengan suntikan insulin dan agonis GLP-
1 (Mogensen, 2007). Pada resep pasien Metformin dikombinasikan dengan insulin
aspart (Novomix). Novomix merupakan jenis insulin campuran (Mixed Insulin)
yaitu gabungan antara insulin basal dan insulin prandial. Dilihat dari kadar HbA1c
pasien yaitu > 9% (9,5 %) maka terapi yang diberikan yaitu dengan Metformin dan
Novomix sudah tepat, hal tersebut dapat dilihat dari algoritma terapi dari
pengelolaan DM tipe 2 berikut ini.

11
Gambar 1. Algoritma Terapi Pengelolaan DM Tipe 2 (Ndraha, 2014)

Gambar 2. Algoritma Terapi Pengelolaan DM Tipe 2 Menurut Konsensus (2015)

12
4.1.3 Tepat Dosis
Tabel 7. Perbandingan Dosis Pustaka dan Dosis Resep
Nama Obat Dosis Pustaka Dosis Resep Keterangan
Euthyrox 50 - 100 mcg/hari 75 mcg Dosis: Sesuai
(50 mcg dan 25
mcg)/hari
Metformin Dosis awal:1 x 500 mg/hari 500 mg Dosis: Sesuai
dan dapat ditingkatkan hingga
dosis maksimum: 2000 mg
dalam dosis terbagi.
Novomix Dosis awal: 6 U di pagi dan 30 IU di pagi hari Dosis: Sesuai
malam hari atau 12 U di malam dan 20 IU di
hari malam hari
Jika dosis telah mencapai 30
U/hari maka pasien dapat
diberikan peningkatan dosis
(ISO, 2017)

4.1.4 Tepat Pasien


Obat yang diresepkan mempertimbangkan kondisi individu yang
bersangkutan dan tidak kontraindikasi dengan kondisi pasien yang menerima resep
dan sebaiknya menimbulkan efek samping yang paling minimal. Pada resep, bentuk
sediaan yang diberikan kepada pasien adalah dalam bentuk sediaan tablet dan
insulin. Pasien merupakan dewasa dengan umur 63 tahun sehingga sudah mampu
menelan obat dalam bentuk sediaan tablet, tablet salut selaput dan untuk sediaan
insulin dapat diberikan informasi cara penggunaan insulin yang baik dan benar,
sehingga bentuk sediaan yang diberikan kepada pasien sudah sesuai.

4.1.5 Waspada Efek Samping


Tabel 8. Efek Samping dari Obat-Obat Resep Nomor 35
Obat Komposisi Indikasi Efek Samping

Euthyrox Levothyroxine Untuk Denyut jantung tidak


Sodium 75 mcg menyeimbangkan teratur atau kencang,
(50 mcg dan 25 kadar hormon nyeri dada, sakit
mcg) tiroid, bila produksi kepala, kelemahan
(Hipotiroidisme) hormon berlebihan otot atau kram,

13
diobati dengan obat pembilasan
anti tiroid. (kehangatan dan
kemerahan wajah),
demam, muntah,
gangguan
menstruasi,
pseudotumor serebri
(peningkatan
tekanan di kepala
dengan
pembengkakan
mata), gemetar,
gelisah, gangguan
tidur, berkeringat,
penurunan berat
badan, diare.

Metformin Metformin HCl DM Tipe 2 Gangguan ginjal,


500 mg (NIDDM) yang asidosis laktat, dan
(Antidiabetik kadar gula darahnya gangguan
Oral) tidak terkontrol gastrointestinal.
dengan diet dan
aktivitas fisik.
Novomix Insulin aspart Terapi DM Hipoglikemia,
100 U/mL urtikaria, ruam,
(Antidiabetik erupsi, reaksi
Parenteral) anafilaktik,
neuropati perifer,
gangguan
pembiasaan,
retinopati diabetes,
lipodistrofi, reaksi
injeksi local, dan
udema.

(ISO, 2017)
Efek samping yang disampaikan kepada pasien hanya efek samping yang
umumnya terjadi. Dihindari untuk menyebutkan keseluruhan efek samping yang
nantinya dapat mempengaruhi ketaatan pasien mengkonsumsi obat karena rasa
takut terhadap efek samping, sehingga menyebabkan tidak tercapainya keberhasilan
terapi.

14
4.2 Drug Related Problem dan Pengatasan
Drug Related Problem (DRP) dapat didefinisikan sebagai kejadian tidak di
inginkan yang menimpa pasien yang berhubungan dengan terapi obat dan secara
nyata maupun potensial berpengaruh terhadap perkembangan pasien yang
diinginkan. Adapun beberapa komponen dari DRP yaitu:
1. Unnecessary drug therapy 5. Adverse drug reaction
2. Wrong Drug 6. Interaksi obat
3. Dose to high 7. Inappropriate adherence
4. Dose to low 8. Need Additional Drug Thera
Dari analisa DPR pada resep terdapat satu dari kedelapan komponen DRP
diatas yang perlu diatasi, sehingga terapi yang diberikan oleh dokter mungkin bisa
dikonsultasikan kembali dengan dokter penulis resep. Berikut merupakan DRP dan
pengatasan DRP dari resep.
Tabel 9. DPR dan Pengatasan DRP Resep
Adverse Drug DRP pada Resep Pengatasan DRP
Reactions
Interaksi obat Dalam kasus ini, pasien Menghubungin dokter
mendapatkan obat untuk penulis resep untuk
Hipotiroidisme (Euthyrox) dan obat menginformasikan
untuk DM tipe 2 (Metformin dan terkait interaksi obat
Insulin Novomix). Euthyrox dapat yang mungkin terjadi
mempengaruhi efek atau dan bias menimbulkan
menurunkan efek dari obat menurunnya
antidiabetes, sehingga mungkin efektivitas terapi
dilakukan penyesuaian dosis agar terhadap pengobatan
tetap memberikan efek terapi pasien. Namun pada
terhadap DM tipe 2 pasien (Ross et resep, dokter telah
al., 2005). menyesuaikan dosis
pemberian insulin agar
tetap memberikan
efektivitas terapi
walaupun di
kombinasikan dengan
obat Hipotiroidisme
(Euthyrox).

15
4.3 Plan
Berdasarkan anamnese kefarmasian yang dilakukan oleh apoteker, bahwa
pasien mengalami Hipotiroidisme dengan DM tipe 2. Maka apoteker merencanakan
memberikan terapi obat pada pasien dalam kasus ini antara lain:
- Euthyrox sebanyak 30 tablet yang diminum 1x sehari selama 30 hari
- Metformin sebanyak 60 tablet yang diminum 2 x sehari selama 30 hari
- Insulin Novomix sebanyak 3 insulin pen digunakan 2 x sehari (30 IU
pagi hari dan 20 IU malam hari) selama 3 hari
Pasien perlu diberikan KIE mengenai indikasi obat, cara penggunaan obat,
lama penggunaan obat, cara penyimpanan obat dan efek samping yang mungkin
timbul saat pemakaian obat.
KIE cara menggunakan insulin pen:
1. Mencuci tangan terlebih dahulu
2. Membersihkan tempat yang akan di injeksi, dengan kapas yang di basahi
dengan alkohol dan keringkan
3. Memutar beberapa unit insulin pada pen insulin sejumlah yang di butuhkan
4. Mencubit kulit (lapisan lemak) menggunakan dua jari
5. Mendorong jarum ke dalam kulit dengan sudut kemiringan 90 (tegak lurus
dengan bagian tubuh yang di injeksi) dan Tekan bawah plunger 30 96,7 %
6. Menahan pen insulin selama 5-10 detik
7. Melepaskan kulit yang di cubit dan lepaskan juga jarum
8. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol
9. Membersikan juga jarum pen insulin dengan alkohol

V. COMPOUNDING
5.1 Penyiapan Obat
Apabila resep dan obat telah sesuai dengan kondisi subjektif dan objektif
pasien, maka selanjutnya dilakukan proses penyiapan obat. Sediaan yang tercantum
pada resep masing-masing disiapkan dan diberikan pelabelan sesuai dengan etiket
yang telah dibuat (etiket putih untuk oral dan etiket biru untuk topikal).
1. Euthyrox tablet dan Metformin tablet dikemas dalam plastis klip sesuai
dengan jumlah obat pada resep dan diberikan etiket putih.

16
2. Insulin Novomix diberikan etiket berwarna biru.
3. Keterangan yang dicantumkan pada etiket meliputi nomor resep,
tanggal, nama pasien, frekuensi penggunan obat dan waktu pemakaian
obat.

5.2 Pelabelan
5.2.1 Euthyrox

APOTEK KIMIA FARMA TUBAN


Pertokoan Kuta Indah Permai Blok A1-A3, Jalan Raya Kuta, Kecamatan
Kuta, Kabupaten Badung
Telp. (0361) 757472 Fax. (0361) 757453
Apoteker: Hafiz Alyuzra, S.Farm., Apt. SIPA: 420/1/I/2017/DINKES
No: 1 Tanggal: 6 Pebruari 2018
Nama: Ibu Rosiyah (54 tahun)

Euthyrox tablet 50 mcg dan 25 mcg (total 75 mcg) (Hipotiroid)

ATURAN PAKAI
1 x SEHARI 1 tablet 50 mcg dan 25 mcg
Diminum minimal ½ jam sebelum makan

5.2.2 Metformin

APOTEK KIMIA FARMA TUBAN


Pertokoan Kuta Indah Permai Blok A1-A3, Jalan Raya Kuta, Kecamatan
Kuta, Kabupaten Badung
Telp. (0361) 757472 Fax. (0361) 757453
Apoteker: Hafiz Alyuzra, S.Farm., Apt. SIPA: 420/1/I/2017/DINKES
No: 1 Tanggal: 6 Pebruari 2018
Nama: Ibu Rosiyah (54 tahun)

Metformin 500 mg (DM)

ATURAN PAKAI
2 x SEHARI 1 tablet
Diminum bermasa makanan

17
5.2.3 Novomix Insulin

APOTEK KIMIA FARMA TUBAN


Pertokoan Kuta Indah Permai Blok A1-A3, Jalan Raya Kuta, Kecamatan
Kuta, Kabupaten Badung
Telp. (0361) 757472 Fax. (0361) 757453
Apoteker: Hafiz Alyuzra, S.Farm., Apt. SIPA: 420/1/I/2017/DINKES
No: 1 Tanggal: 6 Pebruari 2018
Nama: Ibu Rosiyah (54 tahun)

Novomix 30 Flexpen (DM)

ATURAN PAKAI
2 x SEHARI (30 IU pagi hari dan 20 IU di malam hari)
Disuntikkan secara subkutan sesaat sebelum makan
OBAT LUAR

5.3 Catatan Waktu Pemberian Obat


Tabel 10. Catatan Waktu Pemberian Obat
Nama Obat Waktu Pemberian
Pagi hari Malam hari
Sebelum Saat Sesudah Sebelum Saat Sesudah
makan makan makan makan makan makan
Euthyrox Masing- - - - - -
(50 mg, 25 mg) masing 1
tablet
Metformin - 1 tablet - - 1 tablet -
500 mg
Novomix 30 30 IU - - 20 IU - -
Flexpen
NB: sebelum makan miniman ½ jam (30 menit)

VI. DISPENSING DAN KIE


Penyerahan obat kepada pasien disertai dengan pemberian KIE mengenai
indikasi obat, cara dan lama penggunaan obat, cara penyimpanan obat dan efek
samping yang mungkin timbul saat pemakaian obat.
6.1 Terapi Farmakologi
Tabel 11. Terapi Farmakologi
Obat Indikasi Cara Penyimpanan Efek Samping
Penggunaan

Euthyrox Untuk Diminum Simpan di Denyut jantung


menyeimbangkan dengan air temperatur tidak teratur atau
kadar hormon putih setiap ruangan, jauh dari kencang, nyeri

18
tiroid, bila 24 jam sekali, panas dan cahaya dada, sakit kepala,
produksi hormon sebanyak 1 langsung dan kelemahan otot
berlebihan diobati kali sehari, jauhkan obat dari atau kram,
dengan obat anti diminum jangkauan anak- pembilasan
tiroid. minimal ½ anak (kehangatan dan
jam (30 kemerahan wajah),
menit) demam, muntah,
sebelum gangguan
makan menstruasi,
pseudotumor
serebri
(peningkatan
tekanan di kepala
dengan
pembengkakan
mata), gemetar,
gelisah, gangguan
tidur, berkeringat,
penurunan berat
badan, diare.

Metformin DM Tipe 2 Diminum 2 Disimpan di bawah Gangguan ginjal,


(NIDDM) yang kali sehari suhu 30ºC, asidosis laktat, dan
dengan air
kadar gula terlindungi dari gangguan
putih setiap 12
darahnya tidak jam, diminum cahaya. gastrointestinal.
terkontrol dengan bersamaan
diet dan aktivitas dengan
fisik. makanan.
Novomix Terapi DM Disuntikkan Disimpan dalam Hipoglikemia,
secara kulkas suhu dari urtikaria, ruam,
subkutan 2ºC - 8ºC (jauh dari erupsi, reaksi
sesaat ruang pembekuan);
sebelum anafilaktik,
jangan
makan membekukan; neuropati perifer,
lindungi dari gangguan
cahaya. pembiasaan,
Setelah retinopati diabetes,
penggunaan lipodistrofi, reaksi
pertama, harus injeksi local, dan
disimpan pada suhu
udema.
tidak lebih tinggi
dari 30 ºC selama 4
minggu.
(ISO, 2017)

19
6.2 Terapi Non-Farmakologi
6.2.1 Hipotiroidisme
- Mengkonsumsi kacang basil, rumput laut, ikan dan minyak ikan
- Olah raga rutin
6.2.2 DM tipe 2
- Melakukan diet sehat
- Menjaga pola hidup sehat dengan mempertimbangkan makanan yang
rendah gula, makan makanan yang berserat, dan lakukan olah raga
rutin.
- Cukup tidur
VII. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring terhadap pasien bertujuan untuk memantau efektifitas terapi
yang disarankan dan efek samping yang mungkin muncul (Adverse Drug Reaction).
Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan untuk melihat dan meningkatkan
keberhasilan terapi.
7.1 Efektifitas Terapi dan Evaluasi
Monitoring efektivitas terapi dan evaluasi dapat dilakukan dengan melihat
kondisi dari gejala penyakit pasien apakah sudah membaik, atau dengan
menanyakan masih atau tidaknya gatal yang dirasakan oleh pasien.
7.2 Efek Samping Obat
Monitoring efek samping terapi dapat dilakukan dengan menanyakan ada
atau tidaknya gejala-gejala yang membuat tidak nyaman yang timbul setelah
mengkonsumsi obat seperti mual, muntah, diare dan lain-lain

20
DAFTAR PUSTAKA

Dipiro, J. T., R. L. Talbert, G. C. Yee, G. R. Matzke, B. G. Wells., and L. M. Posey.


2008. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach 7th Edition. USA:
The McGraw-Hill Companies, Inc.

ISO. 2017. Informasi Spesialite Obat Indonesia. Vol.51, Tahun 2017/2018. Jakarta:
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).

Konsensus. 2015. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di


Indonesia. Jakarta: Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(PB. PERKENI).

Mogensen, C.E. 2007. Pharmacotherapy of Diabetes: New Developments.


Denmark: Springer Science.

Ndraha, S. 2014. Diabetes Melitus Tipe 2 Dan Tatalaksana Terkini. Loading


Article. Vol. 27, No. 2, Agustus 2014. Medicus.

Permenkes RI No. 73. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Pranoto A. 2009. Interference With The Absorption Levothyroxine. Dalam:


Djokomoeljanto R, Darmono, Suhartono T, GD Pemayun T, Nugroho
KH,editors. The 2nd thyroidologi update 2009. Badan penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang. 231-235.

Ross, A., Suzane, P., Linn,R., Ron TVD., Jan, PT., and Arie, B. 2005. The Starting
Dose of Levothyroxine in Primary Hypothyroidism Treatment. Original
Investigation. Arch Intern Med/Vol 165: 1714-1720, Agustus 2005.

21
Soewondo P, Cahyanur R. 2008. Hipotiroidisme dan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium. Dalam: Penatalaksanaan Penyakit-Penyakit Tiroid
Bagi Dokter. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPNCM. Jakarta.
Interna publishing. 14-21.

Sumual AR, dan Langi Y. 2007. Hipotiroidisme. Dalam: Djokomoeljanto, editor.


Buku ajar tiroidologi klinik. Badan penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang. 295-317.

Syahbuddin S. 2009. Diagnosis Dan Pengobatan Hipotiroidisme. Dalam:


Djokomoeljanto R, Darmono, Suhartono T, GD Pemayun T, Nugroho
KH,editors. The 2nd Thyroidologi Update 2009. Badan penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang. 197-205.

22

Anda mungkin juga menyukai