Anda di halaman 1dari 22

OBAT-OBAT KONTRASEPSI

Oleh:
Prof. Dr. Suwaldi M, M.Sc., Apt.

Obat-obat Kontrasepsi ini diambil dari Buku KOSMESETIKA DAN OBAT PENTING, 2015, Suwaldi
Martodihardjo sebagai penyunting, penerbit LINTANG RASI AKSARA BOOKS, Yogyakarta. ISBN 978-
602-7802-26-1

1
OBAT-OBAT KONTRASEPSI

Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu dari metode-metode paling efektif untuk mengontrol
fertilitas secara reversibel. Namun demikian, kontrasepsi ini mempunyai efek yang tidak dikehendaki
terutama pada wanita tertentu.

Kontrasepsi Oral Kombinasi


Kombinasi estrogen dan progestogen merupakan obat kontrasepsi yang banyak digunakan. Kombinasi
ini memberikan efek kontrasepsi terutama dengan cara menekan sistem pituitary-hipotalamik yang
menyebabkan terjadinya pencegahan ovulasi. Selain itu, perubahan pada endometrium mengakibatkan
implantasi embrio sulit terjadi dan mucus servik menjadi lebih kental sehingga penetrasi sperma
dihambat.
Proliferasi endomerial biasanya diikuti oleh berkurangnya ketebalan endometrium atau terjadinya
regresi endometrium sehingga menstruasi menjadi berkurang jumlahnya.Ovulasi biasanya akan terjadi
lagi dalam tiga siklus menstrausi setelah pemakaian kontrasepsi oral dihentikan bahkan pada sebagian
wanita ovulasi tidak terjadi dan mengalami amenorrhoea (tidak mengalami menstruasi) sampai enam
bulan atau lebih.
Keuntungan potensial yang tidak menyangkut kontrasepsi pada penggunaan kontrasepsi oral kombinasi
meliputi memperbaiki keteraturan siklus menstruasi, kehilangan darah yang lebih sedikit, berkurangnya
kejadian anemia karena kekurangan besi, dan berkurangnya secara signifikan terjadinya dysmenorrhoea
(rasa sakit sewaktu menstruasi). Penggunaan oral kontrasepsi ini dalam jangka waktu lama seringkali
dihubungkan dengan berkurangnya resiko terjadinya kanker endometrial dan ovarian serta mengurangi
beberapa macam infeksi pelvik akibat pemakaian intra-uterine devices (IUD).
Selain itu, keuntungan penggunaan kontrasepsi oral kombinasi seperti dapat diandalkan (reliable) dan
reversibel, mengurangi terjadinya ketegangan premenstruasi, mengurangi simptomatik fibroids dan
functional ovarian cysts, dan mengurangi kejadian benign breast.
Keterkaitan antara banyaknya estrogen dan progestogen dalam kontrasepsi oral dan peningkatan resiko
efek yang tidak dikehendaki pada kardiovaskular telah diketahui.
Peningkatan resiko hipertensi dapat terjadi dengan semakin lamanya obat kontrasepsi oral itu digunakan
dan penggunaan obat kontrasepsi oral harus dihentikan jika wanita yang menggunakan obat itu
mengalami hipertensi selama masa penggunaannya.
Kontrasepsi oral kombinasi diasosiasikan dengan terjadinya peningkatan resiko thromboembolic dan
thrombotic, serta peningkatan terjadinya resiko cerebrovascular seperti stroke dan subarachnoid
haemorrhage.
Penggunaan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung progestogen, desogestrel atau gestodene
diasosiasikan dengan terjadinya sedikit peningkatan resiko venous thromboembolism dibandingkan
dengan dengan kontrasepsi oral yang mengandung progestogen, levonorgestrel atau norethisterone.
Kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung jumlah tetap estrogen dan progestogen dalam setiap
tablet sering disebut sebagai ‘monophasic’, sedangkan tablet dengan jumlah obat yang bervariasi
tergantung pada tahap dalam siklus menstruasi disebut sebagai ‘biphasic’ dan ‘triphasic’.
Sediaan kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestogen dalam bentuk sediaan transdermal telah pula
ada di pasaran (khususnya di luar negeri).

Pemilihan Kandungan Obat


Kandungan estrogen dalam kontrasepsi oral kombinasi berkisar antara 20 sampai 40 mcg dan umumnya
suatu sediaan dengan jumlah estrogen dan progestogen paling kecil dipilih untuk digunakan agar
mengurangi efek yang tidak dikehendaki dan memberikan kontrol siklus menstruasi yang baik.
 Sediaan dengan kekuatan rendah
Sediaan ini mengandung ethynilestradiol sebanyak 20 mcg dan terutama cocok untuk wanita dengan
faktor resiko yang berupa terjadinya penyakit sirkulasi. Kontrasepsi oral kombinasi tidak dianjurkan
untuk diteruskan pada wanita dengan umur lebih dari 50 tahun.

2
 Sediaan dengan kekuatan standar
Sediaan ini mengandung ethynilestradiol 30 atau 35 mcg atau 30 – 40 mcg dan digunakan dalam
penggunaan standar.

Turunan progestogen seperti desogestrel, drospirenone, dan gestodene (dikombinasi dengan


ethynilestradiol) dapat dipertimbangkan untuk digunakan bagi wanita yang mempunyai efek tidak
dikehendaki, yang efek itu meliputi adanya kondisi tertentu seperti jerawat, sakit kepala, depresi, bobot
badan bertambah, simptom payudara, dan perdarahan di antara menstruasi (breakthrough bleeding), bila
menggunakan turunan progestogen yang lain.
Hal yang perlu diingatkan bahwa desogestrel dan gestodene diasosiasikan dengan peningkatan resiko
venous thromboembolism. Drospirenone, suatu turunan spironolakton, mempunyai aktivitas anti-
androgenik dan anti-mineralokortikoid; obat ini harus digunakan dengan hati-hati manakala peningkatan
konsentrasi kalium menimbulkan bahaya.
Turunan progestogen yang disebut norelgestromin telah dikombinasikan dengan ethynilestradiol dan
dibuat menjadi sediaan transdermal.

Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Venous Thromboembolism atau Penyakit Arterial


Faktor-faktor resiko terjadinya venous thromboembolic meliputi riwayat keluarga yang mengalami
venous thromboembolism dengan umur kurang dari 45 tahun, obesitas, kurang bergerak (immobilization)
dalam waktu lama, dan vena varicose.
Faktor-faktor resiko terjadinya penyakit arterial meliputi riwayat keluarga yang mengalami penyakit
arterial dengan umur kurang dari 45 tahun, diabetes mellitus, hipertensi, merokok, umur di atas 35 tahun
(jangan menggunakan kontrasepsi ini bila umur lebih 50 tahun), obesitas, dan migraine.
Bila satu faktor dijumpai pada seseorang wanita maka kontrasepsi oral kombinasi harus digunakan
dengan hati-hati; bila ada dua atau lebih faktor dijumpai baik faktor terjadinya venous thromboembolism
maupun penyakit arterial maka penggunaan kontrasepsi oral kombinasi harus dihindari.
Penggunaan kontrasepsi oral kombinasi mempunyai kontraindikasi yang berupa migraine berat atau
focal migraine.
Kontrasepsi oral yang mengandung estrogen harus dihentikan empat minggu sebelum dilakukan
tindakan operasi besar tertentu (major elective surgery) dan segala tindakan operasi pada kaki. Bila
penghentian penggunaan itu tidak dapat dilakukan maka perlu dipertimbangankan dengan memberikan
profilaksis berupa heparin subkutan.
Kejadian venous thromboembolism (terutama dalam tahun pertama penggunaan kontrasepsi ini)
mempunyai angka kejadian yang jauh lebih kecil dibanding dengan angka kehamilan, yaitu 60 kasus
venous thromboembolism untuk setiap 100.000 kehamilan. Peningkatan terjadinya venous
thromboembolism menjadi lebih besar dengan meningkatnya umur dan adanya faktor resiko lainnya,
seperti obesitas. Sebagai pembanding, kasus terjadinya kejadian venous thromboembolism pada wanita
yang tidak hamil dan tidak menggunakan kontrasepsi oral adalah 5 kasus untuk setiap 100.000 wanita
pertahun. Penggunaan progestogen generasi kedua, seperti levonorgestrel, dalam kontrasepsi oral
kombinasi memberikan angka kejadian venous thromboembolism sekitar 15 kasus untuk setiap 100.000
wanita setiap tahun. Penggunaan progestogen generasi ketiga, seperti desogestrel dan gestodene,
meningkatkan angka kejadian menjadi 25 kasus untuk setiap 100.000 wanita setiap tahun penggunaan
kontrasepsi.

Berbagai Alasan Untuk Menghentikan Segera Penggunaan Kontrasepsi Oral


Penggunaan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung estrogen harus segera dihentikan jika pada
pemakai kontrasepsi oral itu dijumpai simptom-simptom:
 Rasa sakit di dada yang berat secara tiba-tiba (meskipun itu tidak merambat ke tangan kiri),

3
 Kesulitan bernafas (dyspnea) mendadak atau batuk dengan sputum berbercak darah,
 Rasa sakit yang berat pada salah satu betis,
 Rasa sakit perut yang berat,
 Hepatitis, jaundice dan pembesaran liver,
 Depresi berat,
 Tekanan darah sistol di atas 160 mmHg dan diastol di atas 100 mmHg,
 Dideteksinya faktor-faktor resiko,
 Efek neurologi yang serius, seperti:
a. sakit kepala yang tidak biasa, berat, dan dalam waktu lama (jika terjadi pada penggunaan pertama
kali atau rasa sakitnya menjadi semakin parah), atau
b. kehilangan penglihatan total atau sebagian secara mendadak, atau
c. perubahan pendengaran secara mendadak, atau
d. perubahan persepsi secara mendadak, atau
e. kesulitan menelan (dysphagia), atau
f. kehilangan kesadaran atau kolaps, atau
g. serangan epilepsy pertama kali, atau
h. sebagian tubuh atau bagian tubuh terjadi gangguan motor dan lemah atau bagian tubuh sulit
digerakkan.

Kontrasepsi Progestogen
Kontrasepsi dengan progestogen saja, seperti levonorgestrel oral, memberikan alternatif dalam
penggunaan kontrasepsi bila pemakaian estrogen merupakan kontraindikasi. Kontrasepsi dengan
progestogen saja tidak dapat mencegah ovulasi dalam segala siklus dan mempunyai angka kegagalan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung estrogen.
Kontrasepsi oral dengan progestogen saja mempunyai resiko yang lebih rendah dibanding dengan
resiko kontrasepsi oral kombinasi. Penggunaan kontrasepsi oral dengan progestogen saja itu mempunyai
resiko lebih rendah dan resiko-resiko itu seperti:
a. Penyakit cardiovascular dan thromboembolic,
b. Lebih cocok untuk wanita berumur di atas 35 tahun,
c. Dapat digunakan untuk perokok berat,
d. Dapat digunakan untuk penderita hipertensi, penyakit jantung vulvular, diabetes mellitus, dan
migraine.
Selain itu, kontrasepsi oral progestogen saja dapat digunakan sebagai alternatif bagi mereka yang akan
menjalani operasi (besar). Kejadian ketidakteraturan menstruasi adalah umum untuk kontrasepsi ini.
Sediaan injeksi medroxyprogesterone acetate atau norethisterone enentate digunakan secara
intramuskular (IM) dan memberikan aksi yang diperlama.

Kontrasepsi Emergensi
Kontrasepsi emergensi dapat diperoleh dengan menggunakan levonorgestrel. Satu tablet dengan dosis
750 mcg harus digunakan secepatnya setelah melakukan hubungan badan (coitus) tanpa proteksi dan
selanjutnya diikuti dengan dosis 750 mcg setelah 12 jam. Dengan cara seperti ini, kontrasepsi emergensi
dapat mencegah terjadinya kehamilan sebesar 86% dibandingkan dengan bila tanpa menggunakan
kontrasepsi.
Efek yang tidak diinginkan dengan kontrasepsi ini meliputi mual, muntah, sakit kepala, pusing, rasa
tidak enak pada payudara, dan menstruasi yang tidak teratur. Bila muntah terjadi dalam waktu 2-3 jam
setelah minum kontrasepsi maka obat antiemetik dapat digunakan.
Informasi perlu diberikan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi ini bahwa hal-hal berikut dapat
terjadi atau perlu dilakukan:

4
a. Menstruasi berikutnya akan lebih awal atau lambat,
b. Bila menginginkan hubungan badan sebelum menstruasi berikutnya harus menggunakan pelindung,
c. Harus segera melaporkan pada tenaga kesehatan bila dia mengalami sakit perut bagian bawah atau
darah menstruasi berikutnya terlalu sedikit atau terlalu banyak dengan waktu yang sangat singkat
atau tidak keluar darah sama sekali.
Bila kehamilan ternyata tetap terjadi, penggunaan kontrasepsi emergensi ini tidak ada bukti tentang
terjadinya efek yang merusak janin.

BEPERGIAN

Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral mempunyai kemungkinan terjadinya peningkatan


thrombosis vena (deep-vein thrombosis) selama dalam perjalanan yang panjang (lebih dari 5 jam) karena
immobilitasnya. Resiko ini dapat dikurangi dengan melakukan olah raga secukupnya selama dalam
perjalanan.

Obat tidak Diminum


Waktu kritis untuk kehilangan proteksi kontrasepsi adalah sewaktu obat tidak digunakan pada awal atau
akhir siklus. Hal ini dikarenakan terjadinya perpanjangan waktu tanpa obat.
Jika seseorang wanita lupa menggunakan atau meminum sebuah tablet kontrasepsi oral maka dia harus
segera meminumnya setelah dia ingat bahwa dia belum meminum obat itu. Selanjutnya, penggunaan obat
itu dilakukan sesuai dengan waktu normalnya. Jika penundaan pemakaian obat terjadi 24 jam atau lebih,
terutama untuk awal paket kontrasepsi, maka obat kontrasepsi itu mungkin tidak akan efektif mencegah
kehamilan. Untuk itu, segera setelah dia ingat bahwa dia tidak menggunakan obat, dia harus meneruskan
menggunakan obat secara normal. Dengan demikian, dia tidak terlindungi terhadap kemungkinan
kehamilan selama tujuh hari berikutnya, karenanya dia harus tidak berhubungan badan atau bila tetap
ingin berhubungan badan harus menggunakan penghalang, seperti kondom. Apabila tujuh hari itu
melampaui akhir dari paket obat kontrasepsi maka paket obat berikutnya harus digunakan segera dengan
menghilangkan interval waktu bebas obat (menghilangkan tujuh tablet tidak aktif).
Kontrasepsi emergensi direkomendasikan jika lebih dari dua tablet kontrasepsi oral kombinasi tidak
dikonsumsi dari tujuh tablet pertama dalam paket kontrasepsi oral itu.

Diare dan Muntah


Wanita yang mengalami muntah dalam waktu dua jam setelah mengkonsumsi kontrasepsi oral atau
menderita diare berat dapat mempengaruhi absorpsi obat. Jika muntah dan diare terjadi pada waktu
menggunakan tujuh tablet terakhir dari paket maka interval waktu dengan tablet tanpa obat harus
dihilangkan.

Interaksi Obat
Keefektivan kontrasepsi oral baik kombinasi maupun progestogen saja dapat sangat dikurangi dengan
terjadinya interaksi kontrasepsi oral itu dengan obat yang menginduksi aktivitas enzim hepatik. Obat itu
meliputi carbamazepine, griseofulvin, modafinil, nelfinafir, nevirapine, oxcarbazepine, phenytoin,
phenobarbital, ritonavir, topiramate, rifampicin, dan rifabutin.
Bila obat kontrasepsi oral digunakan bersama-sama dengan obat lain yang menginduksi enzim dan
penggunaan obat penginduksi enzim itu dalam waktu pendek maka kehati-hatian harus diberikan.
Demikian pula sewaktu obat penginduksi enzim telah dihentikan, kehati-hatian diperlukan selama tujuh
hari berikutnya. Namun, bila waktu tujuh hari itu melampaui akhir waktu dari paket obat kontrasepsi
maka paket baru harus segera digunakan atau dengan kata lain tablet kontrasepsi non-aktif tidak
digunakan.

5
Khusus untuk obat penginduksi enzim rifampicin dan rifabutin (yang merupakan obat penginduksi
enzim yang poten), walaupun obat itu hanya digunakan selama kurang dari tujuh hari namun kehati-
hatian dalam menggunakan obat kontrasepsi oral harus diteruskan selama paling tidak empat minggu
setelah kedua obat itu dihentikan.
Bila obat kontrasepsi oral digunakan bersama-sama dengan obat lain yang menginduksi enzim dan
penggunaan obat penginduksi enzim itu dalam waktu lama maka seseorang wanita yang tidak dapat
menggunakan kontrasepsi dengan cara lain dianjurkan untuk menggunkan kontrasepsi oral kombinasi
dengan ethynilestradiol sebanyak 50 mcg atau lebih. Selain itu, dia dapat menggunakan tiga atau empat
paket tablet ‘monophasic’ tanpa berhenti dengan diikuti interval pendek bebas obat selama empat hari.
Bagi wanita yang menggunakan juga rifampicin dan rifabutin, dia dianjurkan untuk menggunakan cara
kontrasepsi lain, misalnya IUD. Walaupun penggunaan rifampicin dan rifabutin telah dihentikan maka
kehati-hatian harus diteruskan untuk paling tidak selama empat sampai delapan minggu.
Beberapa obat antimikroba dengan spektra luas, seperti ampicillin dan doxycycline, dapat mengurangi
keefektivan kontrasepsi oral kombinasi dengan cara membunuh mikroba yang bertanggung jawab untuk
terjadinya reabsorpsi ethynilestradiol dari usus besar.
Bila obat antimikroba diminum sewaktu kontrasepsi oral digunakan maka wanita yang menggunakan
harus berhati-hati dan keberhati-hatian itu sampai tujuh hari setelah antimikroba dihentikan. Selanjutnya,
bila tujuh hari itu melampaui akhir waktu paket kontrasepsi oral maka paket berikutnya harus segera
digunakan tanpa ada waktu untuk tablet tidak aktif. Bila obat antimikroba digunakan lebih dari tiga
minggu maka flora bakterial menjadi resisten terhadap antimikroba sehingga kehati-hatian seperti di atas
tidak diperlukan lagi. Hal yang sama juga berlaku bagi wanita yang memulai menggunakan kontrasepsi
oral kombinasi pada waktu yang bersangkutan telah memakai antimikroba selama tiga minggu atau lebih.

KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI


Nama dagang: Graciol, Gynera, Lyndiol, Marvelon-28, Mercilon 28,Mikrodiol, Microgynon,
Nordette, Nordiol, Ovostat-28, dll

Farmakologi
Produk ini mengandung suatu estrogen, seperti ethynil estradiol atau mestranol, dan satu dari beberapa
19-nortestosterone progestins, yang digunakan secara siklus selama 21 dari 28 hari. Digunakan sebagai
kontrasepsi, estrogen menekan follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH)
sehingga menghambat ovulasi, menyebabkan perubahan endometrial edematous sehingga implantasi
ovum yang telah dibuahi menjadi sulit terjadi, mempercepat transpor ovum, dan menyebabkan degenerasi
corpus luteum (luteolysis).
Progestin mempunyai aktivitas menghambat ovulasi dengan cara menekan LH, menghambat kapasitasi
sperma, memperlambat transpor ovum, menyebabkan endometrium lebih tipis sehingga implantasi
dihalangi, dan menyebabkan perubahan mukus servik sehingga menghambat migrasi sperma.
Induksi terjadinya keadaan pseudopregnancy dan tidak adanya ovulasi dapat memperbaiki simptom
endometriosis.

6
Cara Penggunaan dan Pendosisan untuk Dewasa

Cara penggunaan Pendosisan

Per Oral (PO) untuk Kombinasi monophasik:


kontrasepsi Satu tablet digunakan setiap hari dan dimulai pada hari pertama menstruasi
serta dilanjutkan selama 21 hari; dihentikan selama 7 hari dan dimulai lagi
untuk siklus berikutnya dengan 21 tablet.

PO untuk Pemakaian kontrasepsi dimulai 6 minggu setelah melahirkan jika tidak


kontrasepsi setelah menyusui; menyusui memperlama periode infertilitas.
melahirkan

PO untuk Pemakaian kontrasepsi dimulai segera setelah gestasi diterminasi pada


kontrasepsi setelah minggu ke 12 atau sebelumnya; atau dimulai dalam satu minggu jika gestasi
aborsi diakhiri pada minggu ke 13 – 28.

PO untuk Penggunaan dua tablet (Ovral dengan ethynil estradiol 50 mcg dan norgestrel
kontrasepsi 0,5 mg; Preven dengan ethynil estradiol 50 mcg dan levonorgestrel 0,25 mg)
emergensi segera setelah berhubungan badan (coitus) dan dua tablet lagi setelah 12 jam
kemudian, tetapi dalam waktu 72 hari setelah coitus.
Dapat juga menggunakan 4 tablet (Lo-Ovral dengan ethynil estardiol 30 mcg
dan noegestrel 0,3 mg) diminum segera setelah coitus dan 4 tablet lagi stelah
12 jam, tetapi harus dalam waktu sampai 72 jam setelah coitus.

PO untuk Dengan menggunakan kombinasi yang manapun, pemakaian satu tablet setiap
perdarahan uterin hari sampai 4 kali sehari selama 5-7 hari untuk perdarahan akut, selanjutnya
disfungsional satu tablet setiap hari secara siklus seperti penggunaan untuk kontrasepsi
(anovulatory cycles) selama 3 bulan untuk mencegah perdarahan lebih lanjut.

PO untuk Dengan menggunakan kombinasi yang manapun, pemakaian satu tablet setiap
dysmenorrhea atau hari secara berkelanjutan selama 15 minggu dan diikuti dengan bebas obat
endometriosis selama satu minggu. Selanjutnya, pemakaian yang sama dengan siklus 16
minggu selama 6-12 bulan guna menginduksi suatu keadaan pseudopregnant.

Pendosisan untuk Geriatri


Pendosisan sama seperti untuk dewasa.

Kondisi Lain
Kontrasepsi oral dihentikan paling tidak dua minggu sebelum operasi besar (elective major surgery) dan
jangan dimulai lagi sebelum dua minggu setelah operasi. Penggunaan kontrasepsi oral harus segera
dihentikan pada pasien yang mengalami operasi emergensi atau terjadinya immobilisasi untuk waktu
lama. Bila perlu, pasien diberi heparin secara sub-cutan dengan dosis rendah atau diberi profilaksi
thromboembolic yang sesuai setelah operasi dan memulai lagi siklus kontrasepsi oral 4 minggu setelah
kembali pada aktivitas normal.
Bagi wanita yang juga memperoleh rifampicin atau antikonvulsan yang menginduksi cytochrome P450
dapat memulai dengan kontrasepsi oral yang mengandung paling tidak 50 mcg estrogen.

7
Instruksi bagi Pasien
Bagi wanita yang menggunakan kontrasepsi oral untuk kontrasepsi, adanya ketidak teraturan menstruasi
dan efek samping yang mengganggu akan menghilang setelah menggunakan obat 3-4 siklus. Selain itu,
perlu dilaporkan pada tenaga kesehatan bila wanita itu tidak memperoleh menstruasi selama dua bulan.

Dosis tidak diminum


Jika anda tidak meminum satu dosis aktif maka minumlah segera setelah anda ingat dan minumlah
tablet berikutnya pada waktu yang seharusnya walaupun anda meminum dua tablet dalam satu hari atau
pada waktu yang sama.
Apabila anda lupa meminum dua tablet dalam minggu 1 atau minggu 2 maka anda perlu minum dua
tablet pada hari anda teringat bahwa anda belum minum obat dan selanjutnya pada hari berikutnya perlu
minum dua tablet.
Jika anda lupa meminum dua tablet di minggu 3 atau lupa menggunakan 3 atau lebih tablet kontrasepsi
maka anda perlu memulai paket kontrasepsi baru pada hari yang sama atau bila anda memulai pada hari
Minggu, maka ambillah satu tablet setiap hari sampai hari Minggu berikutnya dan seterusnya anda
memulai paket kontrasepsi baru pada hari itu.
Bila anda tidak menggunakan dua atau lebih tablet dalam minggu ke 1, 2 atau 3 maka gunakanlah cara
kontrasepsi alternatif untuk tujuh hari berikutnya; selain itu, anda perlu menghindari coitus selama tujuh
hari berikutnya.

Farmakokinetika
Onset dan Durasi
Onset kontrasepsi adalah setelah satu minggu menggunakan obat oral. Dysfunctional uterine bleeding
seharusnya telah berkurang dalam 12-24 jam dari dimulainya kontrasepsi oral.
Level Serum
Bahwa tidak ada korelasi antara konsentrasi estradiol atau mestranol dalam serum dengan aktivitas
farmakologinya.
Nasib Obat dalam Badan
Obat kontrasepsi oral mempunyai variabilitas nyata pada intra- dan interpasien. Obat kontrasepsi itu
terkonsentrasi dalam lemak tubuh dan endometrium serta berpenetrasi sedikit ke dalam air susu ibu.

Desogestrel
Desodogestrel adalah suatu prodrug yang mengalami metabolisme lintasan pertama secara ekstensif
dan mungkin juga mengalami metabolisme dalam dinding usus menjadi metabolitnya yang aktif, yaitu 3-
ketodesogestrel.
Bioavailabilitas desogestrel adalah 63  7% dengan 65%-nya terikat pada albumin dan 35%-nya terikat
pada sex hormone-binding globulin (SHBG). SHBG ini meningkat sebanyak 200% selama penggunaan
kontrasepsi oral dalam waktu lama.
Obat ini mempunyai volume distribusi (Vd) sebesar 2,4  1,1 L/kg dan klirens sebanyak 0,2  0,1
L/jam/kg. Sekresi obat ini sebanyak 38 – 61% di dalam urin sebagai glukuronida, sebagai sulfat sebesar
23 – 29%, dan tidak terkonjugasi sejumlah 14 – 28%; sedangkan metabolit yang ditemukan dalam feses
sekitar 31%.

Ethynil estradiol
Ethynil estradiol diabsorpsi dengan cepat dan konsentrasi puncak dalam serum terjadi pada 60  30
menit serta bioavailabilitasnya sebesar 59  13%. Obat ini mengalami metabolisme lintasan pertama yang
ekstensif di hati maupun di usus halus dan metabolitnya berupa hasil konjugasi dengan sulfat dan hasil
hidroksilasinya menjadi metabolit aktif yang berupa 2-hydroxyethynil estradiol dan metabolit
terhidroksilasi yang lain.

8
Obat ini terikat oleh albumin darah sebesar 98,5% dan tidak mengalami pengikatan dengan SHBG.
Volume distribusi obat ini adalah 5  2 L/kg sedangkan klirens-nya adalah antara 0,4  0,2 sampai 1  0,3
L/jam/kg. Selanjutnya, obat ini diekskresikan sebanyak 23 – 59% dalam urin, 30 – 53% dalam feses
sebagai glukuronida dan sulfat, dan 28 – 43 % mengalami sirkulasi enterohepatik dengan estradiol yang
direabsorpsi muncul dalam serum pada waktu 10 – 14 jam setelah minum obat itu.

Ethynodiol diacetate
Ethynodiol diacetate mengalami absorpsi dengan cepat dan terhidrolisis menjadi norethindrone dan
metabolit-metabolitnya in vivo.

Mestranol
Mestranol mengalami demetilasi menjadi ethynil estradiol sekitar 54%. Konsentrasi ethynil estradiol
dalam serum setelah menggunakan mestranol 50 mcg sebanding dengan setelah menggunakan ethynil
estradiol 35 mcg.

Norgestrel/levonorgestrel, norethindrone, dan norethindrone acetate


Lihat dalam kontrasepsi progestin saja.

Norethynodrel
Norethynodrel dengan cepat diubah menjadi norethindrone in vitro.

Norgestimate
Norgestimate mengalami metabolisme di hati dan usus menjadi levonorgestrel (15,4  5,4%), norgestrel
acetate (9,5  1,7%), norgestrel oxime (10,6  1,8%), dan metabolit-metabolit lain yang terkonjugasi 8,1
 4,5%. Obat ini tidak terikat pada SHBG dan ekskresinya dalam urin sebanyak 35 – 49% dalam bentuk
terkonjugasi sulfat dan glukuronat (57%) dan bentuk tidak terkonjugasi (12%), sedangkan ekskresinya
dalam feses adalah 16 – 49%.

Waktu Paro Eliminasi

Desogestrel 24  5 jam
Ethynil estradiol 15  3 sampai 33  10 jam
Levonorgestrel 31,4  18,5 jam
Norgestimate 16 jam
Norethindrone 7,6  1,9 jam

Reaksi Obat Tidak Dikehendaki (ROTD)


Bahwa terjadinya resiko malformasi congenital utama tidak ditingkatkan jika kontrasepsi oral
digunakan selama kehamilan. Resiko kontrasepsi oral adalah minimal bila obat kontrasepsi ini (estrogen
dan progestin) digunakan dengan dosis rendah.

Kontraindikasi
Kontraindikasi penggunaan obat kontrasepsi ini berupa kehamilan; adanya atau pernah menderita
penyakit thrombophlebitis atau thromboembolic; adanya atau pernah menderita karsinoma pada payudara
atau genital, atau tumor tergantung estrogen lainnya; penyakit vascular serebral atau arteri koroner;
hipertensi tidak terkontrol; focal migraine; kerusakan nyata fungsi liver; adenoma hepatik atau karsinoma;
cholestatic jaundice of pregnancy atau jaundice karena penggunaan kontrasepsi oral sebelumnya;
perdarahan genital abnormal yang tidak terdiagnosis; sindrom malabsorpsi; perokok berat (>15
sigaret/hari) bagi wanita berumur  35 tahun; dan polycythemia vera.

9
Kewaspadaan dalam Penggunaan
Penggunaan obat kontrasepsi oral ini harus berhati-hati untuk pasien dengan hiperlipidemia, diabetes,
kondisi pasien yang mungkin dapat diperparah karena terjadinya retensi cairan (kondisi itu seperti
hipertensi, konvulsi, migraine, dan disfungsi renal dan kardiak), atau varikositas berat, pada remaja yang
belum memperoleh menstruasi reguler, dan selama seseorang masih menyusui.

Interaksi Obat
Kontrasepsi oral dapat menjadi kurang efektif, yang menyebabkan terjadinya kehamilan atau
meningkatkan perdarahan di antara siklus menstruasi (breakthrough bleeding), bila kontrasepsi oral ini
diberikan bersama-sama dengan beberapa antibiotika, seperti ampisilin, griseofulvin, metronidazole,
nitrofurantoin, neomycin, penisilin, rifampisin, dan tetrasiklin, atau antikonvulsan, seperti turunan
barbiturat, carbamazepine, dan phenytoin.
Penggunaan vitamin C dengan dosis  1 g/hari, paling tidak empat jam sebelum atau sesudah meminum
kontrasepsi oral, dapat mencegah terjadinya peningkatan bioavailabilitas ethynil estradiol. Penggunaan
kontrasepsi oral harus berhati-hati bila pasien menghentikan pemakaian vitamin C yang telah dikonsumsi
dalam waktu lama.

Parameter untuk Monitoring


Pemeriksaan fisik komplit pada pasien sebelum dilakukan pemberian obat; pemeriksaan itu terutama
terhadap tekanan darah , payudara, perut (abdomen), organ pelvik, dan Pap smear paling tidak setiap 1 –
2 tahun.

Catatan untuk Penggunaan


Obat kontrasepsi oral yang digunakan pada permulaan pemakaiannya harus merupakan suatu produk
kombinasi dengan dosis efektif paling kecil baik untuk estrogen (dosis  35 mcg untuk ethynil estradiol)
maupun untuk progestin (dosis  0,15 mg untuk desogestrel atau levonorgestrel, dosis  1 mg untuk
norethindrone, atau dosis  0,25 mg untuk norgestimate) agar memberikan angka kehamilan yang dapat
diterima dan efek samping yang minimal.
Pemberian kontrasepsi oral kepada perokok dengan umur  35 tahun memerlukan informed consent
yang mencukupi; hal ini disebabkan oleh kemungkinan terjadinya resiko penyakit kardiovaskuler menjadi
dua kalinya.
Resiko kesehatan terhadap kehamilan untuk wanita sehat dan tidak merokok dengan umur  40 tahun
menjadi lebih besar dibanding dengan resiko itu pada penggunaan estrogen dengan dosis < 50 mcg atau
kontrasepsi dengan progestin saja.
Penggunaan kontrasepsi kombinasi dengan dua dosis mempunyai efektivitas lebih kecil daripada
penggunaan estrogen dosis tinggi untuk kontrasepsi emergensi sehabis melakukan hubungan badan.

Sediaan dengan Nama Dagangnya

Sebagian dari sediaan kontrasepsi oral kombinasi yang ada adalah sebagai berikut.

Nama Kombinasi kandungan Keterangan


Dagang
Graciol Desogestrel 25 mcg Tiap tablet dari 7 tablet biru
Etinil estradiol 40 mcg
Tiap tablet dari 15 tablet putih
Desogestrel 125 mcg
Etinil estradiol 30 mcg

10
Placebo Tiap tablet dari 6 tablet

Gynera Gestoden 75 mcg Tiap tablet


Etinil estradiol 30 mcg

Lyndiol Linestrenol 2,5 mg Tiap tablet


Etinil estradiol 0,5 mg

Marvelon-28 Desogestrel 150 mcg Tiap tablet dari 21 tablet


Etinil estradiol 30 mcg

Placebo Tiap tablet dari 7 tablet

Mercilon - 28 Desogestrel 150 mcg Tiap tablet


Etinil estradiol 20 mcg

Mikrodiol Levonorgestrel 150 mcg Tiap tablet dari 21 tablet


Etinil estradiol 30 mcg

Placebo Tiap tablet dari 7 tablet

Microgynon Norgestrel 150 mcg Tiap tablet dari 21 tablet


Etinil estradiol 30 mcg

Placebo Tiap tablet dari 7 tablet

Nordette Levonorgestrel 150 mcg Tiap tablet


Etinil estradiol 30 mcg

Nordiol Levonorgestrel 250 mcg Tiap tablet


Etinil estradiol 50 mcg

Ovostat - 28 Linestrenol 1 mg Tiap tablet


Etinil estradiol 50 mcg

Placebo Tiap tablet dari 6 tablet

11
KONTRASEPSI PROGESTIN SAJA

Levonorgestrel/Norgestrel
Nama dagang: Norplant, Ovrette, Plan B
Medroxyprogesterone acetate
Nama dagang: Depo –Provera
Norethindrone
Nama dagang: Micronor, Nor-Q.D.

Farmakologi
Norgestrel dan norethindrone merupakan turunan 19-nortestosterone; norgestrel dengan isomer L yang
merupakan senyawa yang aktif dan senyawa itu sering disebut sebagai levonorgestrel.
Medroxyprogesterone acetate merupakan turunan 17-acetoxyprogesterone dengan aktivitas
progestasional dengan efikasi oral yang lebih besar daripada progesterone aslinya.
Senyawa-senyawa tersebut di atas mempunyai aksi progestin, walaupun kontrasepsi progestin saja
menekan ovulasi hanya sekitar 50%.

Cara Penggunaan dan Pendosisan untuk Dewasa

Cara Pendosisan
Penggunaan

Per Oral (PO) Norethindrone 0,35 mg/hari atau Norgestrel 0,075 mg/hari secara terus menerus
untuk kontrasepsi pada waktu yang sama setiap hari. Penggunaan dimulai pada hari pertama
terjadinya menstruasi atau segera setelah melahirkan.

Intramuskular Medroxyprogesterone acetate 150 mg setiap tiga bulan yang dimulai pada lima
(IM) hari pertama menstruasi atau segera setelah mengalami aborsi atau setelah
melahirkan (dalam 5 hari sampai 6 minggu setelah melahirkan). Pada ibu yang
menyusui, dosis pertama direkomendasikan untuk digunakan dalam waktu 6
minggu setelah melahirkan, meskipun beberapa klinisi memberikannya dalam
waktu 3 – 6 minggu setelah melahirkan.

PO untuk Plan B dengan levonorgestrel 0,75 mg.


kontrasepsi Obat ini digunakan sesegera mungkin setelah melakukan coitus dengan
emergensi mengambil satu tablet dan satu tablet lagi setelah 12 jam berikutnya, tetapi masih
sehabis coitus dalam waktu paling lama 72 jam setelah melakukan coitus.

Subdermal Levonorgestrel 216 mg (6 Norplant implants) setiap 5 tahun; implant ini


diinsersikan dalam waktu sampai dengan 7 hari dari mulainya menstruasi, segera
setalah mengalami aborsi, atau tidak kurang dari 6 minggu setelah melahirkan
jika ibu ini menyusui. Insersi implant dan pengambilannya kembali memerlukan
suatu prosedur operasi sederhana yang dapat dilakukan oleh seseorang yang telah
dilatih.

12
Sediaan Obat

Sediaan Nama Kandungan

Tablet Micronor Norethindrone 0,35 mg


Nor-Q.D.

Ovrette Norgestrel 0,075 mg

Plan B Levonorgestrel 0,75 mg

Pelet Implan Norplant Kit dengan 6 kapsul yang tiap kapsulnya berisi
levonorgestrel 36 mg

Injeksi Depo-Provera Medroxyprogesterone acetate 150 mg/mL

Instruksi pada Pasien


Penggunaan kontrasepsi ini menyebabkan terjadinya spotting dan breakthrough bleeding lebih sering
dijumpai daripada pada penggunaan kontrasepsi oral kombinasi dalam beberapa bulan pertama
penggunaannya dan pasien agar memberitahukan pada pemberi resep jika kejadian itu tetap berlangsung
pada bulan ketiga.
Pada waktu menggunakan Plan B dan pasien muntah dalam waktu satu jam setelah minum satu tablet
maka sebaiknya pasien meminta saran pada tenaga kesehatan tentang kemungkinannya mengulang dosis.
Pasien mungkin dapat mengalami spotting selama menggunakan obat ini dan menstruasi periode
berikutnya mungkin tertunda. Jika ketertundaan ini lebih dari 7 hari, pasien boleh jadi mengalami
kehamilan.
Depo-Provera digunakan sebagai alternatif kontrasepsi untuk 2 minggu pertama jika injeksi pertama
diberikan pada waktu lebih dari 5 hari setelah datangnya menstruasi. Menstruasi biasanya tidak terjadi 1
samapi 2 tahun.
Penggunaan Norplant juga merupakan alternatif kontrasepsi untuk 24 jam pertama jika insersi
dilakukan lebih dari 7 hari setelah mulainya menstruasi. Pola perdarahan yang tidak teratur akan menjadi
lebih teratur pada 9 sampai 12 bulan setelah insersi. Implan mungkin terlihat di bawah kulit. Pengambilan
kembali implan setelah 5 tahun harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih.

Dosis tidak diminum


Obat kontrasepsi oral yang lupa diminum sebanyak satu dosis, bahkan meminumnya hanya terlambat 3
jam, metode kontrasepsi tambahan diperlukan selama 48 jam. Minumlah dosis yang terlupa itu sesegera
mungkin setelah teringat bahwa anda belum minum obat. Jika menstruasi tidak terjadi dalam 45 hari
maka kontrasepsi itu perlu dihentikan dan gunakan metode kontrasepsi lain non-hormonal hingga pasien
yakin bahwa dia tidak hamil. Karena resiko kegagalan yang lebih tinggi bila satu tablet tidak digunakan
setiap satu sampai dua siklus, pertimbangkan mengubah waktu menggunakan obat atau menggunakan
kontrasepsi yang lain.

Farmakokinetika
Onset dan Durasi
Kontrasepsi oral mempunyai onset setelah 1 minggu dengan durasi 24 jam.
Depo-Provera mempunyai onset 24 jam bila diberikan dalam jarak waktu 5 hari setelah mulainya
menstruasi.Obat ini mencegah ovulasi pada bulan pertama penggunaannya dan ovulasi dihambat untuk

13
paling tidak 14 minggu setelah diberikan medroxyprogesterone acetate150 mg secara IM dan rerata
interval untuk kembali mengalami ovulasi adalah 9 bulan setelah injeksi yang terakhir. Sebanyak 70%
dari pengguna Depo-Provera menjadi hamil dalam waktu 12 bulan pertama setelah menghentikan
penggunaannya.
Penggunaan Norplant mempunyai onset dalam 24 jam setelah implantasi sub-dermal bila implan ini
diinsersikan dalam waktu 7 hari dari mulainya menstruasi. Siklus ovulasi normal kembali terjadi pada
bulan pertama implan diambil.

Level Serum
Inhibisi ovulasi dihasilkan oleh levonorgestrel dengan konsentrasi dalam serum 0,2 mcg/L atau 0,64
nmol/L, sedangkan untuk medroxyprogesterone adalah > 0,1 mcg/L atau 0,25 nmol/L. Selanjutnya, untuk
norethindrone inhibisi ovulasi terjadi dengan konsentrasi dalam serum 0,4 mcg/L atau 1,34 nmol/L.

Nasib Obat dalam Badan

Levonorgestrel diabsorpsi komplit setelah digunakan secara oral tanpa mengalami metabolisme lintasan
pertama. Level puncak obat dalam serum terjadi pada jam 1,1  0,4 dan level ini tergantung pada dosis
serta memperlihatkan variasi antar individu yang besar.
Setelah penggunaan secara oral dengan dosis 30 mcg, levonorgestrel menghasilkan level puncak 0,9 
0,7 mcg/L; dengan dosis 150 mcg obat ini menghasilkan level puncak 3,6  0,5 mcg/L; dan dengan dosis
250 mcg levonorgestrel menghasilkan level puncak 5  0,5 mcg/L.
Dalam waktu 24 jam setelah implantasi Norplant, levonorgestrel memberikan level dalam serum > 0,3
mcg/L. Pelepasan levonorgestrel sebanyak 80 mcg/hari selama 6-12 bulan pertama memberikan level
obat dalam serum 0,4  0,1 mcg/L, berikutnya, pelepasan 25-35 mcg/hari menghasilkan level dalam
serum tetap diatas 0,28  0,16 mcg/L selama waktu sisanya hingga 5 tahun. Level obat sudah tidak dapat
ditemukan dalam waktu 48 jam setelah implan dikeluarkan.
Levonorgestel terkonsentrasi dalam lemak tubuh dan endometrium tetapi berpenetrasi dalam jumlah
kecil ke dalam air susu ibu yang menghasilkan konsentrasi dalam air susu ibu sekitar 10% dari level
dalam serum. Obat ini terikat pada SHBG sebesar 69,4% dan pada albumin sebesar 30%.
Volume distribusi levonorgestrel adalah 1,5  0,4 L/kg dan klirens-nya sebesar 0,05  0,01 L/jam/kg.
Metabolitnya berupa hasil konjugasi dengan glukuronida dan sulfat; levonorgestrel tidak terkonjugasi dan
metabolitnya diekskresikan sebanyak 45% dalam urin dan 32 % dalam feses.

Waktu Paro Eliminasi


Waktu paro eliminasi untuk levonorgestrel adalah 31,4  18,5 jam; untuk medroxyprogesterone acetate
sekitar 50 hari (di sini terlihat adanya absorpsi yang lambat dari depot IM); untuk norethindrone adalah
6,4  3 jam.

Reaksi Obat Tidak Dikehendaki (ROTD)

Kontrasepsi oral mempunyai ROTD yang sering dijumpai antara lain menstruasi tidak teratur, termasuk
spotting, breakthrough bleeding, siklus lebih panjang, dan amenorrhea. Functional ovarian cysts dapat
terjadi karena ovulasi yang ditekan hanya 50%; functional ovarian cysts ini akan dapat menghilang dalam
waktu 4 minggu dan intervensi dengan operasi tidak diperlukan. Kehamilan di luar uterus (ectopic
pregnancy) terjadi sebanyak 6% dari seluruh kehamilan yang terjadi dengan penggunaan kontrasepsi oral
ini.
Progestin dengan dosis rendah mempunyai efek minimal pada hal-hal berikut:
 glukosa serum, level lipid atau insulin;
 koagulasi;

14
 fungsi liver atau thyroid;
 tekanan darah;
 komplikasi kardiovaskular.

Plan B dengan ROTD yang sering terjadi seperti mual, sakit perut, lelah (fatigue), sakit kepala, dan
perubahan menstruasi.
Depo-Provera mempunyai ROTD yang sering dijumpai dalam waktu 12 bulan pertama setelah injeksi
IM antara lain ketidak-teraturan menstruasi, spotting, dan breakthrough bleeding; selain itu ROTD yang
juga dapat terjadi berupa amenorrhea (setelah 1 tahun), infertilitas (sampai dengan 18 bulan), dan
bertambahnya bobot badan sebanyak 1 – 1,5 kg. Perubahan pada pengurangan densitas tulang yang
reversibel terjadi dengan penggunaan kontrasepsi lebih dari 5 tahun, tetapi tidak ada bukti klinis tentang
terjadinya fraktur. Pemakaian jangka lama (>5 tahun) tidak meningkatkan resiko terhadap ovarian, liver,
payudara, atau kanker servik tetapi dapat mengurangi resiko terjadinya kanker endometrium selama
paling tidak 8 tahun setelah menghentikan pemakaiannya.
Norplant mempunyai ROTD yang paling sering terjadi adalah perdarahan menstruasi yang tidak teratur,
sakit kepala, tambah bobot badan, perubahan mood dan depresi, premenstrual bilateral mastalgia,
galactorrhea (terutama setelah menghentikan menyusui), jerawat, dan timbulnya herpes genital pada
pasien yang pernah menderita penyakit ini. Adapun ROTD yang jarang dijumpai meliputi rash, keluarnya
implan, dan komplikasi local seperti infeksi, terbentuknya hematoma, iritasi, dan reaksi alergi terhadap
perekat.

Kontraindikasi

Kontraindikasi terhadap pemakaian kontrasepsi ini adalah:


 penyakit thrombophlebitis atau riwayat mempunyai deep vein thrombophlebitis atau thromboembolic;
 karsinoma payudara atau endometrium baik yang telah diketahui maupun yang dicurigai, atau tumor
yang tergantung estrogen (estrogen-dependent tumors);
 perdarahan genital yang tidak terdiagnosis,
 kehamilan yang telah diketahui atau dicurigai, tetapi resiko malformasi congenital tidak dinaikkan bila
kontrasepsi progestin saja yang digunakan selama kehamilan;
 penyakit liver akut, tumor liver benign atau malignant, riwayat terjadi cholestatic jaundice of
pregnancy, atau jaundice dengan pemakaian kontrasepsi hormonal sebelumnya (catatan: kontraindikasi
pada poin ini diberikan oleh beberapa manufaktur tetapi beberapa manufaktur lain ada yang
mengatakan bahwa penyakit liver tidak dimasukkan dalam kontraindikasi terhadap penggunaan
kontrasepsi progestin saja).

Kewaspadaan dalam Penggunaan

Kontrasepsi ini perlu digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat depresi, diabetes, diabetes
gestasional, penyakit arteri koroner, penyakit cerebrovascular, hiperlipidemia, penyakit liver, atau
hipertensi.
Meskipun progestin tidak berbahaya terhadap fetus selama 4 bulan pertama kehamilan, konfirmasi tes
kehamilan negatif diperlukan sebelum menginjeksikan (IM) lagi obat kontrasepsi ini pada wanita yang
telah terlambat menstruasinya > 2 minggu.
Kontrasepsi progestin saja yang digunakan oleh seorang wanita yang sedang menyusui tidak
memberikan resiko apapun pada bayinya dan pula tidak mengurangi produksi air susu ibu jika kontrasepsi
ini dimulai  6 minggu setelah melahirkan.

15
Interaksi Obat

Rifampicin dan antikonvulsan yang menginduksi enzim cytochrome P450 dapat mengurangi
kemanjuran obat kontrasepsi. Penggunaan griseofulvin jangka lama dapat meningkatkan ketidak-teraturan
menstruasi.

Parameter untuk Monitoring

Pemeriksaan fisik komplit pada pasien sebelum dilakukan pemberian obat; pemeriksaan itu terutama
terhadap tekanan darah, payudara, perut (abdomen), organ pelvik, dan Pap smear paling tidak setiap 1 – 2
tahun.

Catatan untuk Penggunaan

Kontrasepsi progestin saja merupakan kontrasepsi pilihan untuk wanita yang menyusui atau pada pasien
yang mempunyai kontraindikasi terhadap pemakaian estrogen (kondisi itu seperti hipertensi, diabetes,
hiperlipidemia, dan perokok).
Keuntungan penggunaan medroxyprogesterone acetate secara IM dengan pemakaian jangka panjang
untuk non-kontrasepsi adalah berkurangnya hal-hal sebagai berikut:
 kehilangan darah menstruasi,
 anemia,
 vulvovaginitis candidal,
 penyakit inflamasi pelvik, dan
 kanker endometrial.
Pengurangan frekuensi terjadinya seizure sebanyak 30% ditemukan pada sekelompok kecil wanita
dengan seizure yang tidak terkontrol dan mereka menjadi amenorrheic dengan penggunaan
medroxyprogesterone.

PERBANDINGAN KEMANJURAN KONTRASEPSI

Metode Kontrasepsi Rerata Banyak Kehamilan


tiap 100 wanita per-tahun

Kombinasi Monophasic Oral


 Ethynil estradiol (EE) <30 mcg 0,75
 EE 35 – 49 mcg
 EE 50 mcg 0,27
(Mestranol 50 mcg ≈ EE 35 mcg) 0,16
Kombinasi Multiphasic Oral 0,33

Oral Progestin Saja


 Umur 25 – 30 tahun 3,1
 Umur 30 – 34 tahun 2,0
 Umur 35 – 39 tahun 1,0
 Umur ≥ 40 tahun 0,3
 Menyusui 0,3

16
Implan Progestin Sub-Dermal 0,2

Progestin Depot Injeksi 0,3

Emergensi Postcoital (dalam 72 jam setelah


coitus)
 Ovral (EE 50 mcg dan Norgestrel 0,5 mg) – 0,2 – 2,5
2 tablet tiap 12 jam untuk 2 dosis
 EE 5 mg/hari selama 5 hari
0,5 – 1,6
Intrauterine Device (IUD)
 Copper T 380 0,5
 Progestasert 2,9

Metode Penghalang
 Diafragma 1,9
 Kondom 3,6
 Sponge vaginal 10
 Cervical Cap 13

Spermisida Vaginal (Cream, foam, jelly) 11,9

Metode lainnya
 Tubal Sterilization <1
 Coitus Interuptus 6,7
 Rhythm 15,5

Tanpa metode 70

PERBANDINGAN RESIKO DAN KEUNTUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI ORAL

Resiko Penggunaan Kontrasepsi oral

Informasi Klinik Komentar


Kondisi
Kanker Ini merupakan resiko kontroversial. Secara Informasi lebih lanjut diperlukan
Payudara keseluruhan, resiko kejadian sepanjang hidup tentang resiko untuk kontrasepsi
tidak ditingkatkan. Meta-analysis dari 27 dengan progestin saja.
studi mengindikasikan adanya resiko relatif
sebesar 1,16 setelah menggunakan
kontrasepsi oral selama 4-12 tahun. Resiko
relative ini ditingkatkan sampai 3 bila obat
kontrasepsi mulai digunakan pada masa
remaja dengan durasi > 10 tahun.

Kejadian terhadap resiko ini


Cerebrovascul Resiko stroke perdarahan ditingkatkan 2,5 berhubungan dengan komponen baik
ar Accidents kalinya dibandingkan terhadap bukan estrogen maupun progestin. Resiko

17
pengguna kontrasepsi. Seseorang yang minimal dengan menggunakan
pernah menggunakan kontrasepsi estrogen 35 mcg/hari dan dengan
mempunyai resiko 1,5 kali lebih besar sediaan dengan progestin saja.
dibandingkan terhadap seseorang yang tidak
pernah menggunakannya. Resiko ini
terutama pada perokok berat dengan umur ≥
35 tahun dan adanya faktor-faktor resiko,
seperti hipertensi, diabetes, dan
hiperlipidemia. Rasio kejadiannya adalah 2,9
untuk pengguna kontrasepsi oral kombinasi
(KOK) dengan estrogen 50 mcg; 1,8 untuk
pengguna KOK dengan estrogen 30-40 mcg;
dan 0,9 untuk pengguna dengan kontrasepsi
dengan progestin saja.

Mungkin menambah resiko infeksi


Kanker Peningkatan resiko cervical erosions, herpes dan papillomavirus dengan
Servik eversions, dysplasias, dan konversi menjadi mempercepat perkembangan lesi
kanker in situ. preinvasifnya.
Resiko relatifnya adalah 1,8-2,1 kali lebih
besar dibandingkan dengan resiko terhadap
bukan pengguna kontrasepsi dan resiko ini
ditingkatkan dengan lama pemakaian yang >
5 tahun. Faktor-faktor resiko yang lain
meliputi partner seksualnya banyak dan
aktivitas seksual terlalu awal.

Penyakit Resiko relatif-nya adalah 1,36 terhadap Estrogen mempercepat kejenuhan


Kandung timbulnya batu empedu dibanding dengan cholesterol dalam cairan empedu.
Empedu resiko terhadap bukan pengguna kontrasepsi
dan ini hanya terjadi pada pemakaian 4 tahun
pertama dan selanjutnya resiko menurun
sampai baseline.
Tumor Telah dilaporkan tentang terjadinya tumor Mestranol dan formulasi dengan
Hepatik benign dan malignant. Resiko relatifnya kandungan dosis lebih tinggi di-
adalah 2,6 bagi pengguna dibandingkan implikasikan terhadap resiko ini.
terhadap bukan pengguna kontrasepsi; resiko Kontrasepsi progestin saja tidak di-
relatif 9,6 untuk penggunaan dengan durasi implikasikan.
pemakaian > 5 tahun. Shock terjadi sebagai
akibat rusaknya massa (rupture of mass)
hepatik. Intervensi dengan cara operasi
mungkin diperlukan sebab tumor mungkin
tidak selalu kembali ke keadaan semula
setelah penghentian penggunaan obat. Resiko
lebih besar ada pada pengguna kontrasepsi
yang perokok dan mereka yang mempunyai
riwayat infeksi hepatitis B atau penyakit
diabetes.

18
Hiperglikemi Toleransi glukosa abnormal ditemukan pada Hiperinsulinemia dengan resistensi
a individu terpredisposisi (predisposed insulin relatif yang diakibatkan oleh
individuals) (seperi, diabetes sub-klinikal progestin. Efek dari estrogen adalah
atau diabetes gestasional) dan kasus langka minimal terhadap resiko ini.
ketoasidosis diabetik telah dilaporkan. Efek
tersebut adalah minimal pada penggunaan
KOK dengan ethynil estradiol ≤ 35 mcg/hari
atau turunan progestin yang lebih baru.
Norgestrel mempunyai aktivitas insulin-
antagonizing yang paling tinggi.

Hiperlipidemi Peningkatan trigliserida; dapat menyebabkan Estrogen meningkatkan trigliserida dan


a pankreatitis pada pasien dengan HDL (high-density lipoprotein);
hiperlipidemia; efek tidak dikehendaki progestin menaikkan LDL (low-density
terhadap lipid yang terbesar diakibatkan oleh lipoprotein) dan menurunkan HDL.
produk yang dominan dengan kandungan Efek yang minimal diperoleh dari
progestin, terutama levonorgestrel dan produk dengan kandungan progestin
ethynodiol diacetate, dan pengaruh paling saja.
kecil oleh norgestimate dan desogestrel.

Hipertensi Kenaikan tekanan darah terjadi dengan Kenaikan tekanan darah dihubungkan
tekanan sistolik meningkat 4 mmHg dan dengan estrogen dan progestin. Perlu
diastolik naik 1 mmHg dan kenaikan ini dipertimbangkan menggunakan
biasanya akan kembali pada tekanan semula kontrasepsi dengan progestin saja.
setelah obat dihentikan. Peningkatan tekanan
darah ini terjadi pada 1-5% pengguna obat
kontrasepsi. Kenaikan tekanan darah jarang
terjadi pada penggunaan produk dengan
dosis obat rendah. Kejadian kenaikan
tekanan darah adalah umum dijumpai pada
wanita yang lebih tua dan mereka yang
mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi.

Infertilitas Sterilitas permanen jarang dijumpai. Resiko ini terutama dijumpai pada
Kejadian konsepsi setelah obat dihentikan wanita yang lebih tua dan dengan
mungkin agak belakangan (beberapa bulan) durasi penggunaan kontrasepsi yang
bagi pengguna obat kontrasepsi lama.
dibandingkan dengan bukan pengguna
kontrasepsi.

Infark Resiko ini tidak ditingkatkan pada pengguna Thromboembolic dipertanyakan sebab
Myocardial kontrasepsi yang tidak merokok. Resiko resiko ini dapat kembali pada keadaan
infark ditingkatkan 2,8 kali-nya pada semula setelah obat dihentikan.
pemakai kontrasepsi dibandingkan dengan
bukan pengguna kontrasepsi dan resiko ini
utamanya terjadi pada pengguna dengan
umur ≥ 35 tahun dan adanya faktor lain yang
dipunyainya, seperti hiperlipidemia, diabetes,
dan hipertensi. Resiko relatif-nya adalah 1,9

19
pada pengguna kontrasepsi yang memakai
produk berdosis rendah.

Postpill Prevalensinya adalah 0,2-2,6% setelah Resiko ini meningkat jika pasien
Amenorrhea menggunakan obat; perlu di-check mempunyai menstruasi yang tidak
kemungkinan tumor pituitary bila dijumpai teratur sebelum dia memulai
galactorrhea pada pasien. menggunakan obat. Resiko ini tidak
berhubungan dengan lama pemakaian
dan dosis obat.
Embolisme Resiko ini atau embolisme pulmoner fatal Resiko ini kelihatannya berhubungan
Pulmoner terjadi 9,6 kalinya pada pemakai obat dengan progestin. Cyproterone,
kontrasepsi dibandingkan terhadap bukan esogestrel, dan gestodene
pengguna obat. menyebabkan 2-3 kali peningkatan
resiko dibandingkan dengan
levonorgestrel.
Thromboemb Resiko ini meningkat 2,8 kali pada pemakai Resiko ini berhubungan dengan besar
olism dan obat kontrasepsi dibandingkan dengan bukan dosis desogestrel dan estrogen.
Thrombophle pengguna obat. Resiko terbesar dialami oleh Estrogen menurunkan antithrombin III
bitis pasien yang perokok dan wanita yang banyak dan menaikkan faktor-faktor koagulasi
duduk dengan umur > 50 tahun. Resiko dan agregasi platelet.
karena menggunakan produk yang Riwayat calon pemakai obat
mengandung desogestrel adalah 2 kali lebih kontrasepsi yang pernah menderita
besar dibandingkan dengan pemakaian thrombosis vena merupakan alasan
produk yang mengandung progestin lainnya menghindari penggunaan KOK. Faktor
dan resiko menjadi 4-5 kali lipat bila resiko V Leiden juga merupakan suatu faktor
ini dibandingkan terhadap resiko yang resiko.
dialami oleh bukan pengguna kontrasepsi.
Resiko minimal diperoleh dengan
menggunakan produk obat yang
mengandung progestin saja.

Teratogenesis Jika obat kontrasepsi yang digunakan adalah Hasil review terhadap 18 studi
obat kontrasepsi oral atau kontrasepsi dengan prospektif dan meta-analisis 12 cohort
progestin saja selama kehamilan maka resiko prospektif memperlihatkan resiko
congenital cardiac, limb, atau malformasi relatif sebesar 0,99-1,04.
lain tidak ditingkatkan.
Maskulinisasi genitalia wanita pada janin
telah dilaporkan bila obat kontrasepsi yang
digunakan mengandung dosis progestin yang
tinggi. Dosis tinggi progestin sering
digunakan untuk mencegah terjadinya
keguguran.

20
Keuntungan Penggunaan Kontrasepsi Oral

Kondisi Informasi Klinik Komentar

Penyakit Penggunaan obat kontrasepsi lebih dari 2 Proteksi terbesar terhadap penyakit
Payudara tahun terjadi pengurangan 50-75% terhadap payudara terjadi pada penggunaan
penyakit fibrosistik dan fibroadenoma. produk dengan kandungan progestin
yang dominan. Proteksi ini tidak
mencegah terjadinya kanker payudara.

Kanker Penggunaan obat kontrasepsi secara terus- Komponen progestin dalam obat
Endometrial menerus ≥ 2 tahun menurunkan terjadinya kontrasepsi melindungi terhadap
kanker endometrial sebesar 54-72%. endometrial adenomatous hyperplasia
Keuntungan ini tetap ada selama 15 tahun (precursor kanker adeno) dengan cara
setelah obat kontrasepsi dihentikan. Efek melawan efek estrogen.
paling besar terjadi pada wanita nullipara.

Kanker Dibandingkan terhadap wanita yang tidak Mekanisme tidak diketahui


Ovarian menggunakan obat kontrasepsi oral, wanita
yang menggunakan obat kontrasepsi oral
selama ≤ 4 tahun memperoleh penurunan
resiko kanker ovarian sebesar 30%; untuk
yang menggunakan selama > 5 tahun resiko
berkurang 60%; untuk yang menggunakan
selama > 12 tahun resiko berkurang 80%.
Proteksi ini tetap berlangsung selama 10
tahun setelah obat dihentikan.

Kista Pengguna obat kontrasepsi mempunyai Daya proteksi ini berkurang bila obat
Ovarian resiko terkena kista ovarian berkurang 80- kontrasepsi yang digunakan adalah
90%. produk triphasic dan dosis obat
rendah.

Penyakit Penggunaan obat kontrasepsi dengan durasi Penggunaan obat kontrasepsi tidak
Inflamasi > satu tahun, resiko terjadinya penyakit melindungi terhadap gonorrhea atau
Pelvik / inflamasi berkurang 50-70% dan pasien chlamydial cervicitis.
Kehamilan di mempunyai keuntungan dengan terjadinya
luar pengurangan resiko ectopic pregnancy.
Kandungan
Efek Siklus Penggunaan obat kontrasepsi oral Pengurangan dysmenorrhea dan
Menstruasi memperbaiki dysmenorrhea (rasa sakit yang symptom premenstruasi terjadi lewat
berhubungan dengan menstruasi) sebesar pengaruhnya terhadap menstrual flow
90% dan mengurangi resiko anemia dan menstrual fluid prostaglandins.
kekurangan besi. Pengurangan simptom
premenstruasi (seperti kecemasan, depresi,
dan sakit kepala) juga terjadi.

Jerawat Kontrasepsi oral kombinasi menurunkan Progestin yang digunakan sebaiknya


konsentrasi testosterone dalam serum yang mempunyai sifat androgenik
sehingga timbulnya jerawat dikurangi. yang lebih kecil, seperti desogestrel

21
atau norgestimate, atau yang
mempunyai sifat antiandrogenik,
seperti drospirenone, agar efek yang
diperoleh paling besar terhadap
jerawat.
Arthritis Obat kontrasepsi menyebabkan pengurangan Progesterone menurunkan respon
Rheumatoid frekuensi kejadian AR sebesar 50%. immune.
(AR)

Kepustakaan

1. Anderson, P.O., Knoben, J.E., Troutman, W.G., 2002, Handbook of Clinical Drug Data,
International Edition, 10th Ed., McGraw-Hill, New York.
2. Anonim, 2005, BNF 50 - SEPTEMBER 2005, The BMJ Publishing Group and The Royal
Pharmaceutical Society of Great Britain, London.
3. Couper, M.R. and Mehta, D.K., Eds., 2002, WHO Model Formulary, WHO, Geneva.

22

Anda mungkin juga menyukai