ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS INDONESIA
JANUARI 2014
iii
Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah
saya nyatakan dengan benar.
iv
Penulis
2014
vi
vii
viii
Pharmaceutical services are part of the health care system, including pharmacy
services in pharmacies. In managing the pharmacy, needed a pharmacists
pharmacy manager that responsible for managing both technical and non-technical
pharmacy activity. To be able to carry out the activities of the pharmacy services,
a pharmacist not only requires the provision of education and knowledge, but also
the application of knowledge that has been acquired during times of study in
Pharmacy Management. Therefore, Pharmacist Internship Program was conducted
in Erra Medika Pharmacy on 17th - July 12th and July 29th - August 16th, 2013.
Specific assignment titled "Label Information of Solid Oral Drug in Erra Medika
Pharmacy" aims to find out additional information that should be given to patients
taking oral solid dosage drugs in Erra Medika Pharmacy.
ix
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN ORISINALITAS ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2
4. PEMBAHASAN ...................................................................................... 47
4.1 Lokasi dan Tata Ruang Apotek ........................................................ 47
4.2 Sumber Daya Manusia ..................................................................... 49
4.3 Pengelolaan Obat dan Pelayanan Resep ........................................... 51
4.3.1 Perencanaan dan Pengadaan ................................................ 51
4.3.2 Penerimaan dan Penyimpanan .............................................. 52
4.3.3 Pelayanan Resep .................................................................... 53
4.4 Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika .......................................... 55
4.5 Pengelolaan Administrasi Keuangan ................................................ 57
4.6 Pelayanan Informasi Obat ................................................................. 57
xi
xii
xiii
1 Universitas Indonesia
1.2 Tujuan
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek Erra Medika bertujuan untuk :
a. Mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab Apoteker
Pengelola Apotek (APA) di apotek baik teknis dan non-teknis
kefarmasian.
b. Memahami dan melaksanakn kegiatan pelayanan kefarmasian di apotek,
baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis kefarmasian.
Universitas Indonesia
3 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
c. Perlengkapan Apotek
Semua peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pengelolaan
apotek disebut perlengkapan Apotek. Perlengkapan Apotek yaitu :
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
tertentu dan obat lain serta seluruh resep yang tersedia di apotek.
b. Narkotika, psikotropika, dan resep harus dimasukkan dalam tempat yang
tertutup dan terkunci
c. Apoteker Pengelola Apotek wajib melaporkan secara tertulis kepada
Kepala Kementerian Kesehatan atau petugas yang diberi wewenang
olehnya, tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisasi yang
dimaksud dalam poin (a).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Contoh dari obat bebas terbatas yaitu, obat batuk, obat influenza, obat
penghilang rasa sakit dan penurun panas, obat-obat antiseptik, dan obat tetes
mata untuk iritasi ringan. Obat golongan ini termasuk obat keras namun dapat
dibeli tanpa resep dokter.
Komposisi obat bebas terbatas merupakan obat keras sehingga dalam
wadah atau kemasan perlu dicantumkan tanda peringatan (P1-P6). Tanda
peringatan tersebut berwarna hitam dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 2 cm
(disesuaikan dengan warna kemasannya) dan diberi tulisan peringatan
penggunaannya dengan huruf berwarna putih.
Tanda-tanda peringatan ini sesuai dengan golongan obatnya yaitu:
a. P No.1: Awas! Obat keras. Baca aturan memakainya. Contoh: Neozep®.
b. P No.2: Awas! Obat keras. Hanya untuk dikumur, jangan ditelan. Contoh:
Minosep gargle®.
c. P No.3: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan. Contoh:
Canesten®.
d. P No.4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
e. P No.5: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. Contoh: Dulcolax®
(supositoria untuk laksatif)
f. P No.6: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Contoh: Anusol®
Supositoria untuk wasir.
P. No. 1 P. No. 2
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Baca aturan memakainya Hanya untuk kumur,
Jangan ditelan
P. No. 3 P. No. 4
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar Hanya untuk dibakar
dari badan
P. No. 5 P. No. 6
Awas! Obat Keras Awas! Obat Keras
Tidak boleh ditelan Obat wasir, jangan
ditelan
Universitas Indonesia
“boleh diulang“. Obat-obat golongan ini antara lain obat jantung, obat diabetes,
hormon, psikotropika, antibiotika, beberapa obat ulkus lambung, dan semua obat
injeksi. Obat keras mempunyai khasiat mengobati, menguatkan, mendesinfeksi,
dan lain-lain, pada tubuh manusia, baik dalam bungkusan atau tidak yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Tanda khusus obat keras yaitu lingkaran
merah dengan garis tepi hitam dan huruf K di dalamnya yang ditulis pada etiket
dan bungkus luar. Contohnya adalah Propanolol, Amoksisilin.
2.10.3.1 Psikotropika
Zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku disebut
Psikotropika. Penggolongan dari psikotropika adalah (Undang-Undang No. 5
tahun 1997 tentang Psikotropika, 1997):
a. Psikotropika golongan I adalah Psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: etisiklidina, tenosiklidina, meskalin, metilendioksi metilamfetamin
(MDMA).
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: amfetamin, metakualon, dan metifedinat. Sekarang obat
Psikotropika golongan I dan II dikategorikan narkotika golongan I.
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: amobarbital, pentobarbital, siklobarbital.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
sama sekali.
5. Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum sama
sekali, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut
hanya boleh dilayani oleh apotek yang menyimpan resep asli.
6. Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh
dilayani sama sekali. Dengan demikian dokter tidak boleh menambah
tulisan iter pada resep-resep yang mengandung narkotika.
d. Pelaporan Narkotika
Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika menyatakan
bahwa apotek wajib membuat, menyampaikan dan menyimpan laporan berkala
mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran narkotika yang berada dalam
penguasaannya. Pelaporan penggunaan narkotika telah dikembangkan dalam
bentuk perangkat lunak atau program Sistem Pelaporan Narkotika dan
Psikotropika (SIPNAP) sejak tahun 2006 oleh Kementerian Kesehatan. Sistem
Pelaporan Narkotika dan Psikotropika (SIPNAP) adalah sistem yang mengatur
pelaporan penggunaan Narkotika dan Psikotropika dari Unit Layanan
(Puskesmas, Rumah Sakit dan Apotek) ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dengan menggunakan pelaporan elektronik selanjutnya Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melaporkan ke tingkat yang lebih tinggi (Dinkes Provinsi dan
Ditjen Binfar dan Alkes) melalui mekanisme pelaporan online yang
menggunakan fasilitas internet. Namun, penerapan undang-undang ini belum
dilaksanakan secara menyeluruh di Indonesia.
e. Pemusnahan Narkotika
Berdasarkan Permenkes RI No. 28/Menkes/Per/1978 pasal 9, disebutkan
bahwa Apoteker Pengelola Apotek (APA) dapat memusnahkan narkotika yang
rusak, kadaluarsa atau tidak memenuhi syarat lagi untuk digunakan dalam
pengobatan dan atau pengembangan penelitian.
Pelaksanaan pemusnahan narkotika di apotek, diatur sebagai berikut:
1) Apotek yang berada di tingkat provinsi disaksikan oleh Balai
Pengawas Obat dan Makanan setempat.
2) Apotek yang berada di tingkat kabupaten/kota disaksikan oleh Kepala
Dinas Kesehatan tingkat II.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
kenaikan harga dalam waktu dekat atau karena ada diskon atau bonus.
Pola ini dilakukan pada waktu-waktu tertentu jika diperkirakan akan
terjadi peningkatan permintaan. Meskipun apabila spekulasinya benar
akan mendapat keuntungan besar, tetapi cara ini mengandung resiko
obat akan rusak atau kadaluarsa
c. Penyimpanan
Penyimpanan obat sebaiknya digolongkan berdasarkan bentuk sediaan,
seperti sediaan padat dipisahkan dari sediaan cair atau setengah padat.
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari zat-zat yang bersifat higroskopis.
Serum, vaksin, dan obat-obat yang mudah rusak atau meleleh pada suhu kamar
disimpan dalam lemari pendingin. Penyusunan obat dapat dilakukan secara
alfabetis untuk mempermudah dan mempercepat pengambilan obat saat
diperlukan. Pengaturan pemakaian barang di apotek sebaiknya menggunakan
sistem FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out), sehingga
obat-obat yang mempunyai waktu kadaluarsa lebih singkat disimpan paling
depan dan memungkinkan diambil terlebih dahulu.
2.11.2 Pengelolaan Keuangan
Laporan keuangan yang biasa dibuat di apotek adalah:
a. Laporan Rugi-Laba
Laporan rugi-laba adalah laporan yang menyajikan informasi tentang
pendapatan, biaya, laba atau rugi yang diperoleh perusahaan selama periode
tertentu. Laporan rugi-laba biasanya berisi hasil penjualan, HPP (persediaan
awal + pembelian - persediaan akhir), laba kotor, biaya operasional, laba bersih
usaha, laba bersih sebelum pajak, laba bersih setelah pajak, pendapatan non
usaha, dan pajak.
b. Neraca
Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit
usaha pada waktu tertentu. Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan
jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan jumlah kewajiban
yang disebut pasiva, atau dengan kata lain aktiva adalah investasi di dalam
perusahaan dan pasiva merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk
investasi tersebut. Oleh karena itu, dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah
Universitas Indonesia
aktiva akan sama besar dengan pasiva. Aktiva dikelompokkan dalam aktiva
lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar berisi kas, surat-surat berharga,
piutang, dan persediaan. Aktiva tetap dapat berupa gedung atau tanah,
sedangkan pasiva dapat berupa hutang dan modal.
c. Laporan Hutang-Piutang
Laporan utang adalah laporan yang berisi utang yang dimiliki apotek
pada periode tertentu dalam satu tahun, sedangkan laporan piutang berisikan
piutang yang ditimbulkan karena transaksi yang belum lunas dari pihak lain
kepada pihak apotek.
2.11.3 Administrasi
Administrasi yang biasa dilakukan meliputi (Anif, 2001):
a. Administrasi umum, kegiatannya meliputi, membuat agenda
atau mengarsipkan surat masuk dan surat keluar, pembuatan laporan-
laporan seperti, laporan narkotika dan psikotropika, pelayanan resep
dengan harganya, pendapatan, alat dan obat KB, obat generik, dan lain-
lain.
b. Pembukuan meliputi pencatatan keluar dan masuknya uang disertai
bukti-bukti pengeluaran dan pemasukan.
c. Administrasi penjualan meliputi pencatatan pelayanan obat resep, obat
bebas, dan pembayaran secara tunai atau kredit.
d. Administrasi pergudangan meliputi, pencatatan penerimaan barang,
masing-masing barang diberi kartu stok, dan membuat defekta.
e. Administrasi pembelian meliputi pencatatan pembelian harian secara
tunai atau kredit dan asal pembelian, mengumpulkan faktur secara
teratur. Selain itu dicatat kepada siapa berhutang dan masing-masing
dihitung besarnya hutang apotek.
f. Administrasi piutang, meliputi pencatatan penjualan kredit, pelunasan
piutang, dan penagihan sisa piutang.
g. Administrasi kepegawaian dilakukan dengan mengadakan absensi
karyawan, mencatat kepangkatan, gaji, dan pendapatan lainnya dari
karyawan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Obat-obat yang termasuk ke dalam Daftar Obat Wajib Apotek antara lain:
1. Daftar Obat Wajib No. 1 (Kepmenkes RI No. 347/Menkes/SK/VII/1990)
mengalami perubahan pada Daftar Obat Wajib menurut Kepmenkes RI
No. 925/Menkes/Per/X/1993 yaitu memuat perubahan golongan obat
terhadap daftar OWA No. 1, beberapa obat yang semula OWA atau Obat
Keras berubah menjadi Obat Bebas Terbatas atau Obat Bebas, disertai
keterangan batasannya. Contohnya Ibuprofen semula golongan OWA
menjadi golongan Obat Bebas Terbatas dengan pembatasan tablet 200 mg,
kemasan tidak lebih dari 10 tablet.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
d. Juru Resep
Tenaga yang membantu asisten apoteker dalam meracik obat di apotek.
Tugas dan kewajiban juru resep adalah:
1) Membantu tugas apoteker dan asisten apoteker dalam penyediaan atau
pembuatan obat jadi maupun obat racikan.
2) Menyiapkan dan membersihkan alat-alat peracikan serta
melaporkan hasil sediaan yang sudah jadi kepada asisten apoteker.
3) Membuat obat-obat racikan standar di bawah pengawasan asisten
apoteker.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2. Penerimaan barang
Barang-barang yang dipesan, kemudian diantar dan disertai dengan faktur
sebagai tanda bukti penyerahan barang. Barang -barang yang telah diterima
dari PBF kemudian diperiksa meliputi :
a. Kesesuaian jenis dan jumlah barang yang dipesan dalam SP (Surat
Pesanan).
b. Tanggal kadaluwarsa barang.
c. Spesifikasi obat dan keadaan fisik obat.
3. Penyimpanan barang
Penyimpanan barang di apotek dibedakan berdasarkan bentuk sediaan,
kemudian disusun secara alfabetis dengan sistem FEFO (First Expire First Out)
dan FIFO (First In First Out). Setiap jenis obat yang disimpan disertai dengan
kartu stok.
Obat dan alat kesehatan disimpan di rak, sedangakan untuk obat yang
membutuhkan suhu rendah segera dimasukkan dalam lemari pendingin.
Penyimpanan obat bebas diletakkan di etalase ruang depan pada bagian OTC.
4. Penjualan
Penjualan obat di Apotek Erra Medika dilakukan dengan sistem
pembayaran tunai dan kredit. Adapun pelayanan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Pelayanan obat resep dengan pembayaran tunai
Pelayanan atau penjualan obat dengan resep diberikan kepada pasien yang
membeli obat dengan resep secara tunai. Proses pelayanan resepnya adalah :
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
1. Pemesanan Psikotropika
Pembelian psikotropika pada PBF dilakukan dengan surat pesanan
psikotropika. Satu SP boleh lebih dari satu jenis psikotropika. Dengan
mencantumkan nama jelas, nomor SIPA, SIA dan stempel apotek yang
ditandatangani oleh APA.
2. Penerimaan dan Penyimpanan Psikotropika
Penerimaan dan penyimpanan psikotropika dilakukan oleh asisten
apoteker yang mempunyai SIK. Psikotropika disimpan di tempat khusus
dalam lemari yang mempunyai kunci yang dipegang oleh AA yang telah
diberi kuasa.
3. Pelayanan Resep Psikotropika
Apotek hanya dapat melayani resep yang mengandung psikotropika dari
resep asli. Resep yang mengandung psikotropika di simpan terpisah dari
resep lain. Psikotropika yang dikeluarkan, dicatat dalam buku penggunaan
psikotropika setiap hari untuk pembuatan laporan penggunaan
psikotropika.
4. Laporan Penggunaan Psikotropika
Laporan penggunaan psikotropika dilaporkan setiap bulan ditujukan
kepada Dinas Kesehatan Depok dan Balai POM Bandung Jawa Barat
paling lambat setiap tanggal 10 setiap bulannya dengan tembusan kepada
balai Besar POM dan untuk arsip.
Universitas Indonesia
1. Pemesanan Narkotika
Pembelian narkotika pada PBF dilakukan dengan SP narkotika dengan
mencantumkan nama jelas, nomor SIPA, SIA dan stempel apotek yang
ditandatangani oleh APA. Satu SP rangkap empat hanya untuk memesan satu
jenis narkotika.
2. Penerimaan dan Penyimpanan Narkotika
Penerimaan narkotika dilakukan oleh asisten apoteker yang mempunyai SIK.
Penyimpanan narkotika dilakukan di tempat khusus, yaitu : lemari khusus
yang terbuat dari kayu yang dibagi dua, masing-masing dilengkapi dengan
kunci yang dipegang oleh Asisten Apoteker yang telah diberi kuasa. Bagian
pertama untuk menyimpan persediaan narkotika dalam jumlah besar
sedangkan bagian kedua untuk menyimpan narkotika yang digunakan sehari-
hari. Lemari ini tidak boleh digunakan untuk menyimpan obat atau barang
lain selain narkotika. Untuk psikotropika disimpan juga dalam tempat yang
khusus dan tidak dicampur dengan obat lain.
3. Pelayanan Resep Narkotika
Apotek hanya dapat melayani resep yang mengandung narkotika dari resep
asli yang berasal dai apotek Erra Medika. Narkotika yang dikeluarkan, dicatat
dalam buku penggunaan narkotika setiap hari untuk pembuatan laporan
penggunaan narkotika sesuai jumlahnya. Resep yang mengandung narkotika
harus digaris merah dan disimpan terpisah dari resep lain.
4. Laporan Penggunaan Narkotika
Laporan penggunaan obat-obatan di apotek Erra Medika dilaporkan setiap
bulan meliputi laporan penggunaan sediaan jadi narkotika. Setiap bulan
apotek wajib membuat laporan narkotika berdasarkan pemasukan dan
pengeluaran narkotika yang tercatat di buku harian penggunaan narkotika.
Data pemasukan dan pengeluaran narkotika di masukkan ke dalam sebuah
software khusus dan hasil data dikirim ke Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas
Kesehatan Kota Depok dalam bentuk softcopy yang disimpan di CD dan
tembusan ke Balai Besar Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam bentuk
hardcopy.
Universitas Indonesia
Apotek Erra Medika merupakan apotek yang dikelola atas dasar kerjasama
antara Pemilik Sarana Apotek dengan Apoteker Penanggung Jawab Apotek yang
mempunyai dua ruang gerak, yaitu fungsi pengabdian kepada masyarakat (non
profit oriented) dan fungsi bisnis (profit oriented), dan keduanya harus berjalan
bersamaan. Berkenaan dengan fungsi yang pertama, apotek berperan
menyediakan obat-obatan dan perbekalan farmasi lainnya serta memberi
informasi, konsultasi dan evaluasi mengenai obat yang dibutuhkan oleh
masyarakat sehingga tujuan pembangunan kesehatan dapat terwujud. Fungsi yang
kedua yaitu sebagai suatu unit usaha yang berhubungan dengan obat serta
perbekalan farmasi lain sebagai komoditi untuk disalurkan kepada masyarakat
sehingga apotek memperoleh pendapatan yang nantinya dikelola untuk membuat
apotek tetap dapat bertahan hidup dan berkembang. Apotek Erra Medika
merupakan apotek klinik yang sudah berdiri sejak 15 tahun yang lalu.
Kepercayaan pelanggan menyebabkan apotek ini mampu bertahan hingga
sekarang.
dengan alasan yang tepat dan dapat diterima. Hubungan antar karyawan di Apotek
Erra Medika terjalin baik, memiliki rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang
tinggi. Hal ini terlihat dari cara karyawan dalam menjalankan tugas dan
kewenangannya. Pekerjaan yang dilakukan tidak terbatas pada tugas pokok
masing-masing karyawan, tetapi bersifat fleksibel dan saling membantu satu sama
lain. Keterampilan karyawan sudah cukup baik dan cekatan dalam menyelesaikan
suatu masalah yang berhubungan dengan resep dan obat-obatan yang ada di
apotek.
Berkaitan dengan pengelolaan apotek maka secara keseluruhan
pengelolaan Apotek Erra Medika telah memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan
pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 992/Menkes/Per/X/1993 tepatnya pada
pasal 10 sampai dengan pasal 13. Jika mengacu pada pasal 19 ayat 1 yang
menyatakan bahwa apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan
tugasnya pada jam buka Apotek, maka Apoteker pengelola Apotek dapat
menunjuk Apoteker Pendamping, namun Apotek Erra Medika belum menunjuk
seorang apoteker pendamping sehingga tidak ada apoteker yang berada di Apotek
Erra Medika pada jam kerja apotek.
Apoteker di apotek diharapkan dapat mengendalikan dan mengawasi
seluruh kegiatan di apotek serta dapat memotivasi dan mengkoordinir setiap
pegawai agar dapat menjalankan tugasnya masing-masing dengan maksimal,
sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan pendapatan apotek. Apoteker
diharapkan mampu untuk menjamin peningkatan kualitas hidup manusia dengan
hasil yang optimal melalui pengobatan yang efektif, rasional dan aman. Hal ini
dapat dilakukan dengan memberikan informasi dan konsultasi kepada pasien.
Sejauh ini Apotek Erra Medika telah berupaya untuk memberikan pelayanan
informasi obat walaupun hanya sebatas penggunaan obat kepada pasien yang
dilakukan oleh Apoteker atau Asisten Apoteker. Kepuasan pelayanan yang
diberikan oleh Apotek Erra Medika diharapkan dapat mempertahankan pelanggan
lama dan menarik pelanggan baru. Pasien merupakan sasaran utama pelayanan
yang dilakukan apotek. Dengan demikian, diperlukan pelayanan yang memuaskan
misalnya memberikan informasi obat atau solusi alternatif obat agar dapat
menumbuhkan kepercayaan pada pasien.
Universitas Indonesia
tersebut tidak terjual sampai batas waktu yang telah disepakati ataupun sampai
batas kadaluarsa, maka barang tersebut dapat dikembalikan kepada pemiliknya.
Barang yang sudah dipesan biasanya akan dikirim oleh PBF pada hari yang
sama ketika obat tersebut dipesan atau akan dikirim beberapa hari kemudian
tergantung kebijakan masing-masing PBF. Surat pemesanan obat dapat dilihat
pada Lampiran 12. Pemesanan narkotika dan psikotropika di Apotek Erra Medika
telah sesuai dengan peraturan pemerintah Surat pesanan narkotika dan surat
pesanan psikotropika dapat dilihat pada Lampiran 13 dan Lampiran 14.
4.3.2 Penerimaan dan Penyimpanan
Barang pesanan yang datang akan dilakukan beberapa pemeriksaan, yaitu
pemeriksaan kesesuaian barang yang datang dengan daftar barang yang
dipesan di surat pesanan dan faktur pembeliannya terhadap jenis barang, merk,
jumlah, harga satuan, jumlah harga per jenis barang dan jumlah harga keseluruhan
obat yang tertera di dalam faktur. Obat yang sudah diterima diperiksa nomor
batch dan tanggal kadaluarsanya untuk mencegah kemungkinan diterimanya obat
yang sudah kadaluarsa atau mendekati kadaluarsa. Jika obat sudah sesuai, faktur
ditandatangani oleh petugas apotek dan diberi cap apotek. Faktur yang asli
dikembalikan kepada distributor atau PBF yang bersangkutan dan copy fakturnya
disimpan sebagai dokumen untuk apotek. Tahap selanjutnya adalah memindahkan
data-data faktur ke dalam buku penerimaan barang dan sistem komputerisasi.
Khusus produk OTC, selain pemberian harga secara komputerisasi dilakukan juga
pelabelan harga secara manual.
Obat dan perbekalan farmasi yang telah diperiksa kesesuaiannya serta
dicatat dan diberi harga kemudian disimpan di lemari atau rak penyimpanan yang
tersedia. Obat-obat OTC dan perbekalan farmasi disimpan di ruang pelayanan,
sedangkan obat-obat ethical disimpan di ruang peracikan. Penyimpanan produk
OTC di etalase dipisahkan antara obat dan perbekalan farmasi lainnya. Obat-obat
OTC kemudian disusun berdasarkan bentuk sediaan dan efek farmakologinya.
Penataan obat OTC di etalase juga mempertimbangkan segi estetika dengan
pengaturan warna kemasan yang bertujuan untuk menarik minat pelanggan untuk
membeli. Perbekalan kesehatan dan rumah tangga seperti perlengkapan bayi,
susu formula, kosmetika, sabun, pasta gigi, dan shampo disusun berdasarkan
Universitas Indonesia
jenisnya masing-masing.
Data pada sistem komputer dipakai sebagai data kartu stok. Selanjutnya
obat diberi harga serta dilakukan pencatatan di buku rincian faktur pembelian dan
kartu stok. Selain itu juga dibuat arsip faktur barang berdasarkan nama PBF.
Untuk Narkotika dan Psikotropika, kartu stok dibuat tersendiri selain dari sistem
komputer, hal ini penting untuk memudahkan penelusuran barang. Jika
penerimaan obat telah selesai dilakukan, obat diletakkan pada etalase atau lemari
obat sesuai dengan jenis obatnya.
Penyimpanan obat di ruang peracikan dipisahkan berdasarkan bentuk
sediaan (tablet, sirup, krim, salep, obat tetes, dan obat suntik) secara alfabetis.
Obat-obat generik disimpan terpisah di lemari khusus obat generik dan disusun
secara alfabetis. Obat-obatan yang memerlukan penyimpanan khusus seperti
sediaan obat suppositoria, ovula, dan insulin disimpan di lemari pendingin. Obat-
obat yang biasanya digunakan untuk obat racikan ditempatkan di dekat
meja racik. Penyimpanan tersebut bertujuan untuk memudahkan pengambilan
obat selama penyiapan resep. Penyimpanan obat dilakukan berdasarkan FEFO
(First Expire First Out) dan FIFO (First In First Out) artinya obat yang terlebih
dahulu masuk akan terlebih dahulu digunakan, sehingga kecil kemungkinan
terjadinya obat rusak atau kadaluarsa.
Apotek Erra Medika tidak memiliki gudang sehingga dapat mengurangi
biaya yang dibutuhkan untuk pemeliharaan barang di gudang dan terhindar dari
resiko penumpukan barang yang dapat mengakibatkan kerusakan barang. Untuk
obat-obat dengan syarat penyimpanan tertentu seperti injeksi, supossitoria, dan
lain-lain disimpan di lemari pendingin dengan suhu terkontrol.
Sistem penyimpanan dan pengendalian persediaan obat di Apotek Erra
Medika berjalan kurang baik. Hal ini dikarenakan stock opname yang dilakukan
sebulan sekali hanya melihat kesesuaian antara kartu stok dengan jumlah fisik
barang namun tidak dilakukan pengecekan tanggal kadaluarsa sehingga banyak
ditemukan persediaan obat di apotek yang telah kadaluarsa. Temuan obat
kadaluarsa ini menimbulkan kerugian finansial yang bagi apotek.
Universitas Indonesia
Pada etiket harus ditulis secara lengkap nomor resep, tanggal, nama
pasien, dan aturan pakainya. Etiket harus dituliskan dengan jelas agar tidak
menimbulkan persepsi yang salah bagi pasien. Selanjutnya, obat-obat yang telah
dikemas diberi etiket dan diperiksa kembali kesesuaian obat yang diminta
konsumen, jumlah, kekuatan obat, aturan pakai, penulisan kopi resep, dan kuitansi
pembelian oleh Asisten Apoteker. Pengerjaan resep di apotek dapat dikatakan
cukup cepat. Pasien yang mendapat resep racikan hanya perlu menunggu 10 – 15
menit dan pasien yang tidak mendapatkan resep yang memerlukan peracikan
hanya perlu menunggu 5 – 10 menit untuk mengambil obat.
Pada saat penyerahan obat, pasien menunjukkan struk pembayaran serta
nomor antrian kemudian obat diserahkan oleh Asisten Apoteker disertai
pemberian informasi mengenai indikasi dan cara penggunaan obat.
Pembayaran dilakukan di kasir secara tunai. Apotek juga mengadakan kerja
sama dengan perusahaan asuransi kesehatan seperti Asuransi Bank Mandiri,
Asuransi Sudirman dan Nayaka sehingga pembayaran akan dilakukan asuransi
tersebut kepada pihak Apotek Erra Medika pada tempo waktu yang telah
disepakati.
Untuk pembelian obat tanpa resep, sebelum melakukan pembayaran pasien
diberikan satu lembar bon kontan untuk dibayar di kasir. Bon kontan sebaiknya di
tulis dalam dua rangkap sehingga apotek dan pasien sama-sama memiliki arsip.
Contoh Bon kontan pembelian obat tanpa resep dapat dilihat pada Lampiran 11.
Psikotropika dan narkotika disimpan di lemari khusus yang terdiri dari dua
susun lemari, pintu dan kunci yang berbeda-beda. Dimana lemari psikotropika
terletak diatas dan narkotika dibawah, lemari narkotik terdiri dari dua pintu, satu
bagian untuk menyimpan persediaan narkotika, dan satu bagian yang lain untuk
menyimpan narkotika untuk keperluan sehari-hari. Hal ini dilakukan untuk
memberikan kemudahan bagi petugas apotek, bahwa golongan obat ini berbeda
dari obat ethical lainnya, sehingga meningkatkan kewaspadaan mereka agar
berhati-hati dalam memilihkan atau memberi obat tersebut, karena obat tersebut
tidak boleh diserahkan tanpa resep dokter.
Resep-resep yang masuk tersebut disimpan dan dikelompokkan setiap
bulannya berdasarkan bulan penerimaan resep dan diurutkan sesuai dengan
nomornya. Nomor resep yang mengandung narkotika dan psikotropika,
dipisahkan untuk mempermudah penyusunan laporan ke instansi yang berwenang.
Administrasi Pelaporan dan Pencatatan Apotek Erra Medika bergabung
dengan Klinik Erra Medika sehingga hanya melakukan pelayanan kefarmasian di
mana di dalamnya melakukan pemesanan, penyimpanan, peracikan serta
penyampaian obat kepada pasien, maka laporan yang dibuat pun hanya sebatas
kegiatan tersebut, tidak melakukan laporan keuangan yang berkaitan dengan
penjualan dan pembayaran hutang dagang, neraca keuangan, laporan laba-rugi,
pembelian, karena laporan tersebut telah dilakukan oleh bagian administrasi dan
keuangan. Apoteker dalam hal ini hanya melakukan tugas kefarmasian meliputi
pengawasan yang berkaitan dengan kegiatan apotek dan membuat laporan
penggunaan narkotika & psikotropika serta obat generik.
Pada pembuatan laporan narkotika dan psikotropika, apoteker di Apotek
Erra Medika dibantu oleh seorang asisten apoteker yang bertanggung jawab untuk
mendata narkotika dan psikotropika yang telah digunakan setiap periodenya.
Pembuatan laporan penggunaan narkotika & psikotropika serta obat generik
dilakukan setiap bulan yang ditujukan kepada Instansi yang berwenang. Contoh
laporan narkotika dan laporan psikotropika, masing-masing dapat dilihat pada
Lampiran 17 dan Lampiran 18. Arsip kegiatan lainnya yaitu membuat laporan
penggunaan obat setiap bulannya untuk dilaporkan ke bagian administrasi dan
keuangan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
5.1 Kesimpulan
1. Peran dan fungsi Apoteker Pengelola Apotek (APA) di Apotek Erra
Medika sangat penting dalam menentukan kebijakan pengelolaan
apotek dan melaksanakn fungsi pengawasan dan pengendalian
terhadap semua komponen yang ada di apotek serta memberikan
pelayanan informasi kepada pasien sehingga menjamin penggunaan
obat yang rasional.
2. Pengelolaan Apotek Erra Medika dalam bidang pelayanan
kefarmasian seperti PIO dan konseling belum berjalan dengan baik
dikarenakan keterbatasan waktu hadir apoteker di apotek.
3. Pengelolaan manajemen Apotek Erra Medika mencakup
administrasi, pengadaan, penyimpanan, penjualan, pencatatan dan
pelaporan telah berjalan dengan baik.
5.2 Saran
1. Perlu adanya apoteker pendamping yang menggantikan APA pada
saat apa tidak dapat hadir agar pelayanan kefarmasian dapat berjalan
lebih baik.
2. Sebaiknya Apoteker Pengelola Apotek bekerja sama dan berdiskusi
dengan dokter, dalam hal ini dokter di Klinik Erra Medika untuk dapat
meresepkan obat yang telah dipesan sehingga dapat meminimalkan
jumlah obat yang kadaluarsa.
3. Sebaiknya stock opname yang dilakukan tidak hanya sebatas
memeriksa kesesuaian jumlah barang namun juga memperhatikan
tanggal kadaluarsa obat dan perbekalan farmasi yang tersedia di apotek
untuk mencegah kerugian akibat barang yang kadaluarsa.
4. Perlu dilakukan evaluasi secara rutin terhadap perputaran obat
dan ketersediaannya agar keperluan obat bagi para pelanggan selalu
tersedia.
58 Universitas Indonesia
Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI. (1997). Surat Edaran Direktorat
Jenderal POM Nomor 336/E/SE/1997 Tentang Narkotika. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
59 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Keterangan :
1. Tempat tunggu pasien obat-obat untuk racikan
2a. Pintu masuk apotek 14. Rak penyimpanan obat-obat untuk
2b. Pintu masuk klinik racikan
3. Etalase OTC 15. Meja pengecekan harga obat
4. Lemari OTC (komputer)
5. Lemari penyimpanan obat tablet & 16. Ruang Administrasi PBF Erra
kapsul bermerek Medika
6. Meja AA 17. WC
7. Lemari penyimpanan obat sediaan 18. Laboratorium
oral cair & alkes 19. Musolah
8. Lemari penyimpanan obat generik, 20. Kasir
sediaan semisolid, sediaan steril 21. Ruang Praktek dokter
cair (tetes mata, tetes telinga) 22. Tangga ke lantai 2
9. Wastafel 23. Meja keamanan
10. Lemari Narkotika & Psikotropika
11. Kulkas penyimpanan obat
12. Tempat membungkus pulveres
13. Meja peracikan & rak penyimpanan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Juru Resep
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
ANGKATAN LXXVII
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
DEPOK
JANUARI 2014
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. iii
1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Tujuan .............................................................................................. 2
4. PEMBAHASAN ...................................................................................... 14
DAFTAR REFERENSI.................................................................................. 25
LAMPIRAN ................................................................................................... 26
ii
iii
keberhasilan terapi dapat dicapai. Sebaliknya, jika obat salah digunakan karena
ketidaktahuan atau informasi yang tidak cukup, maka dapat mengkibatkan
bahaya atau pengobatan yang tidak efektif bagi pasien. Untuk beberapa sediaan
obat ada kebutuhan khusus untuk dilakukan konseling, seperti waktu minum
obat, cara dan lama pemberian obat atau interaksi yang dapat terjadi dengan
makanan atau obat lain.
Masalah yang sering dihadapi oleh pasien ketika pemberian informasi
adalah sulitnya mengingat semua informasi yang diberikan oleh apoteker. Hal
ini dapat diatasi dengan pemberian informasi secara lisan maupun tertulis
berupa label. Dalam rangka realisasi rencana pemberian label tersebut, maka
penulis melakukan pendataan obat sediaan padat oral dan pelabelan informasi
tambahan yang diperlukan dalam penggunaan obat-obat tersebut di Apotek Erra
Medika. Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung pelayanan informasi obat
yang baik bagi pasien sehingga program penggunaan obat yang rasional dapat
diwujudkan.
1.2 Tujuan
Pendataan dan pelabelan informasi tambahan pada sediaan padat oral
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui informasi tambahan yang harus
diberikan kepada pasien yang menggunakan obat sediaan padat oral di Apotek
Erra Medika.
Universitas Indonesia
3 Universitas Indonesia
sangat merugikan karena proses penyerahan obat yang tidak tepat dan tidak
terkontrol dapat menimbulkan dampak buruk bagi sistem pemberian pelayanan
kesehatan.
Semua proses yang telah dilakukan oleh dokter untuk pasien akan menjadi
tidak berguna apabila proses penyerahan obat tidak dapat menjamin ketepatan
pemberian obat yang benar kepada pasien yang benar dalam dosis dan jumlah
yang efektif, dengan instruksi yang jelas dan penyimpanan obat dalam kemasan
yang menjamin kestabilan obat. Petugas penyerah obat merupakan orang terakhir
yang berkomunikasi dengan pasien sebelum obat digunakan, maka proses
penyerahan obat kepada pasien merupakan tahap yang sangat penting dalam
menentukan penggunaan obat yang tepat. Dengan demikian, proses ini sebaiknya
dimengerti oleh setiap pelaku proses penyerahan obat.
Dalam proses penyerahan obat, ada delapan langkah penting yang
sebaiknya dilakukan untuk menjamin terlaksananya penyerahan obat yang benar
kepada pasien dari petugas penyerah obat. Setiap langkah membawa tanggung
jawab dan atau pertimbangan yang penting untuk dilakukan. Dalam hal ini,
diasumsikan bahwa pemberi resep (dokter) telah melakukan diagnosis yang
benar serta memilih obat yang benar dan regimen yang tepat, serta pasien
mempunyai akses terhadap apotek. Langkah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Petugas penyerah obat menerima resep yang benar dari pasien atau pemberi
resep (secara tertulis atau lisan) dan melakukan pengkajian resep terhadap
antara lain :
a. Orisinalitas (keaslian resep)
b. Jika diperlukan komunikasi dengan pemberi resep untuk resep yang
meragukan dan tidak jelas
2. Petugas peyerah obat membaca resep dengan benar dan memeriksa ketepatan
instruksi yang tertulis pada resep terhadap :
a. Nama obat
b. Dosis, cara dan lama pemberian
c. Ketersediaan obat
Petugas penyerah obat kemudian mencari obat di tempat penyimpanannya.
Universitas Indonesia
3. Obat yang diresepkan tersedia dalam kondisi layak pakai (tidak kadaluarsa
atau rusak). Petugas penyerah obat sebaiknya :
a. Menjamin obat disimpan pada tempat yang benar
b. Memeriksa tanggal kadaluarsa dan melakukan proses FIFO (First In
First Out)
c. Melakukan proses periksa dan periksa ulang (jika memungkinkan)
terhadap ketepatan nama, kekuatan dan bentuk sediaan obat yang
diberikan
4. Petugas penyerah obat sebaiknya memiliki pengetahuan obat dan cara
penggunaan obat yang tepat dan dapat pula melakukan hal berikut :
a. Penyiapan obat dengan tepat
b. Pengecekan kembali terhadap jenis obat dan dosis
5. Petugas penyerah obat sebaiknya mengkomunikasikan kepada pasien cara
yang tepat untuk menggunakan obat melalui informasi mengenai :
a. Etiket obat yang mencantumkan informasi mengenai nama pasien, nama
obat, petunjuk penggunaan obat, tanggal pemberian obat, identitas
pemberi resep, dan identitas petugas penyerah obat
b. Instruksi berupa simbol untuk pasien yang buta huruf
c. Pemberian label/etiket informasi tambahan untuk obat
6. Pasien mengerti terhadap instruksi dari petugas penyerah obat. Petugas
penyerah obat sebaiknya :
a. Mengulang secara lisan, instruksi yang tertulis pada etiket, jika
memungkinkan dalam bahasa yang jelas dan lugas, yang dimengerti oleh
pasien
b. Meminta pasien untuk mengulang instruksi yang diberikan
c. Menekankan kebutuhan terhadap adanya kepatuhan
d. Menginformasikan peringatan dan perhatian terkait penggunaan obat
e. Memberikan perhatian khusus terhadap kondisi tertentu seperti wanita
hamil, pasien yang memiliki gangguan penglihatan dan pendengaran,
buta huruf, anak dan pasien lansia dan pasien yang mendapatkan lebih
dari satu jenis obat
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.4 Informasi Obat yang Perlu Diketahui (Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia, 2008)
Obat adalah suatu bahan yang sangat berpotensi bila digunakan dengan
tepat, karena obat dapat mencegah, menyembuhkan penyakit atau mengatasi
masalah kesehatan. Dengan menggunakan obat secara tepat, bisa didapatkan
manfaat yang optimal dari obat. Penggunaan obat yang tepat dimulai dengan
mematuhi semua informasi yang tertera pada kemasan obat atau aturan pakai
yang dituliskan oleh apotek.
Konsumen berhak untuk meminta informasi obat kepada apotek atau
kepada Pusat Informasi Obat yang memberikan layanan informasi kepada
mayarakat luas seperti PIO Nas Badan POM (Pusat Informasi Obat Nasional
Badan POM) jika informasi tersebut masih kurang atau belum dapat
dipahami, karena informasi obat merupakan hak konsumen, sebagaimana
tercantum dalam Undang-undang perlindungan konsumen. Untuk memperolah
hasil terapi yang optimal dan mencegah serta mengatasi efek samping yang tidak
diinginkan pada saat membeli obat di apotek, konsumen berhak mendapatkan
informasi mengenai hal-hal berikut :
1. Nama dagang dan nama generik obat
Nama dagang adalah nama obat yang diberikan oleh pabrik, sedangkan
nama generik adalah nama obat sesuai dengan nama kandungan zat
berkhasiatnya. Beberapa obat dengan nama dagang yang berbeda dapat
mempunyai nama generik yang sama karena mengandung zat berkhasiat yang
sama. Biasanya harga obat dengan nama generik lebih murah daripada obat
dengan nama dagang. Informasi nama generik dari obat yang ingin dibeli
dapat ditanyakan kepada apoteker.
2. Tujuan penggunaan atau indikasi obat
Indikasi adalah suatu keadaan (kondisi penyakit) dimana obat perlu
digunakan. Misalnya, indikasi dari obat golongan antibiotik adalah keadaan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Sementara itu pada keadaan infeksi
yang disebabkan oleh virus, tidak diperlukan antibiotik.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
c. Sarana (Fasilitas)
Fasilitas sebagai sumber informasi obat dapat berupa peralatan, komputer,
internet dan perpustakaan.
d. Prasarana (Lembaga)
Lembaga sebagai sumber informasi obat industri farmasi, Badan POM,
pusat informasi obat, pendidikan tinggi farmasi dan organisasi profesi
profesional kesehatan (IDI, IAI, PPNI, dan lain-lain).
Universitas Indonesia
13 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
6. Jangan minum susu, bagi obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang
mengandung besi dan seng pada saat yang sama dengan obat ini
Di Apotek Erra Medika label ini digunakan pada sediaan yang
mengandung Siprofloksasin (Baquinor®, Interflox®, Jayacin® dan Wiaflox®) dan
Tetrasiklin (Super Tetra®) yang dapat membuat khelat dengan kalsium, besi,
magnesium, dan zink, sehingga dapat mengurangi penyerapan. Selang waktu
penggunaan kedua obat ini sebaiknya 2 – 3 jam. Doksisiklin dan minosiklin tidak
terlalu kuat dalam membentuk khelat dengan susu sehingga hanya membutuhkan
label 5.
7. Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter
Label ini digunakan pada sediaan yang mengandung obat yang dibutuhkan
untuk jangka waktu panjang walaupun pasien tidak merasakan manfaatnya dalam
jangka waktu yang pendek. Contoh obat yang ada di Apotek Erra Medika yang
berlabel ini, yaitu Alopurinol (Puricemia® dan Zyloric®), Klobazam (Frisium®),
obat antituberkulosis (Etambutol, Isoniazid, Pirazinamid, Rifampisin, INH ciba®,
Pehadoxin®, Rimactazid®, Rimcure®, Rimstar 4FDC®, Santibi®) dan Fenobarbital.
Label ini juga digunakan untuk sediaan yang mengandung obat dengan
risiko khusus. Contohnya yaitu obat yang mengandung Atenolol (Betablok®,
Concor®, Farnormin®, Internolol®, Tenormin®); Bisoprolol (Maintate®); Klonidin
(Catapres®)
8. Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali
mengalami efek samping yang tidak diinginkan
Label ini digunakan pada obat yang dihabiskan untuk mengurangi kasus
kambuhan atau kegagalan terapi. Contoh obat yang ada di Apotek Erra Medika
yang berlabel ini, yaitu Asiklovir (Zoter®), Klindamisin (Albiotin®, Prolic®),
Amoksisilin (Intermoxil®, Kalmoxilin®, Lapimox®), Ampisilin, Siprofloksasin
(Baquinor®, Jayacin®, Wiaflox®), Sefadroksil (Cefat®, Pyricef®, Staforin®),
Sefiksim (Fixef®, Interflox®), Ko-Amoksiklav (Viaclav®), Kotrimoksazol
(Primadex®, Sanprima®), Doksisiklin (Siclidon®), Eritromisin (Erysanbe®),
Ketokonazol (Formyco®, Interzol®, Mycoral®, Nizoral®), Griseofulvin
® ® ® ®
(Fungistop , Mycostop ), Levofloksasin (Lecrav , Levocin , Nufalev®,
Reskuin®), Azitromisin (Mezatrin®, Zarom®, Zithromax®), Metronidazol
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
sinar ultraviolet dengan intensitas tinggi dari sinar lampu dapat menimbulkan
terjadinya reaksi.
11. Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan
Label ini digunakan pada sediaan yang diharuskan untuk dilarutkan dalam
air (tablet effervescent) atau dicampur dengan air (contoh serbuk, granul) sebelum
digunakan.. Contoh obat berlabel ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu
Ferospat® effervescent, Redoxon® effervescent, Supreme Ester C effervescent dan
Supradyn® effervescent. Dalam beberapa kasus, cairan lain seperti jus buah atau
susu dapat digunakan.
12. Obat ini menyebabkan urin berwarna
Label ini digunakan pada sediaan yang dapat menyebabkan urin pasien
berwarna yang tidak seperti biasanya. Contoh obat yang ada di Apotek Erra
Medika yang berlabel ini, yaitu Metronidazol (urin gelap berwarna atau
kecoklatan), Klorokuin (urin berwarna gelap atau kecoklatan) dan Rifampisin
(urin berwarna merah-oranye). Contoh obat lain dengan label ini yang tidak
tersedia di Apotek Erra Medika, yaitu Levodopa (urin berwarna kemerahan),
Nitrofurantoin (urin kuning atau coklat), Rifabutin (urin berwarna merah-oranye),
Sulfasalazin (urin berwarna merah-oranye), dan Triamteren (urin berwarna biru di
bawah cahaya).
13. Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari
berikutnya. Jika mengalami efek samping ini jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol
Label ini digunakan pada sediaan yang mengandung hipnotiks (atau
beberapa obat lain yang berefek sedatif) yang harus digunakan pada malam hari.
Contoh obat berlabel ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu Diazepam
(Analsik®, Neurodial®, Neuropyron®, Stesolid®, Valisanbe®), Klobazam
(Frisium®), Estazolam (Esilgan®), dan Lorazepam (Renaquil®). Contoh obat lain
dengan label ini yang tidak tersedia di Apotek Erra Medika, yaitu Amobarbital,
Butobarbital, Flurazepam, Kloralhidrat, Loprazolam, Nitrazepam, Temazepam,
dan lain-lain.
Pada kasus yang jarang terjadi (contohnya diazepam dan nitrazepam pada
epilepsi) bila hipnotika diresepkan untuk siang hari label ini tidak sesuai. Juga
Universitas Indonesia
yang dapat dihisap atau dikunyah yaitu tablet Vitamin C (Vitacimin®, Vitalong
C®, Xon-Ce®), sedangkan contoh obat harus dikunyah, yaitu Asetosal (Aspilets
tablet chew), Evion® Dragee, Santa-E® (Vitamin E), Eritromisin (Erysanbe® tablet
chew), Antasida (Mylanta®, Promag®, Plantacid®, Polycrol®, Polysilen®), Kalsium
Karbonat (Osteocal® tablet chew), Rimactazid® Paediatric tablet chew, Rimcure®
Paediatric tablet chew (Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid).
18. Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah
Label ini digunakan pada sediaan yang bersalut enterik atau didisain
dengan pelepasan yang dimodifikasi. Juga digunakan pada sediaan dengan rasa
yang sangat tidak enak atau dapat hancur dalam mulut jika tidak tertelan
seluruhnya. Contoh obat dengan label ini yang ada di Apotek Erra Medika, yaitu
Ranitidin (Acran®FC, Hexer®), Nifedipin (Adalat®, Nifedin®), Glimepirid
(Amadiab®, Amaryl®, Anpiride®, Diaglime®), Aldisa® SR, Bisoprolol (Concor®
FC), Asam Mefenamat FC (Datan Forte®, Dentacid®, Femisic®, Mefinter®,
Mefinal®, Ponstan®), Asetosal (Ascardia® EC, Aspirin Bayer®, Bodrexin®),
Siprofloksasin (Baquinor Forte® FC, Interflox®, Jayacin®), Amoksisilin
(Amoxsan®, Intermoxil®, Kalmoxilin®, Lapimox®), Amlodipin (Cardivask®,
Tensivask®, Theravask®), garam diklofenak (Cataflam®, Flamar® EC, Kaflam®
SC, Voltaren® EC), Metformin (Diabex® FC, Glucophage® FC, Glunor® FC),
Lansoprazol (Digest®, Inazol®), Diltiazem SC (Herbesser®), Bisakodil
(Dulcolax®), Aminofilin, Piritinol (Enchepabol®), Eritromisin (Erysanbe® FC),
Ketoprofen (Kaltrofen®, Pronalges®), Terbutalin (Lasmalin®), Levofloksasin
(Lecrav®, Levocin®, Reskuin®, Levocin®), Metronidazol (Trichodazol®),
Neurosanbe® FC, Neurobion® FC, Omeprazol (Priloz®, Protop®, Pumpitor®), dan
Spiramisin (Spiranter®, Spirasin®, Varoc® SC),.
19. Dilarutkan di bawah lidah
Label ini digunakan pada sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan di
bawah lidah (sublingual). Pasien disarankan untuk meletakkannya di bawah lidah
dan jangan tertelan sebelum larut. Kadang letaknya ditentukan oleh dokter yaitu
buccal mucosa antara pipi dan gusi. Contohnya tablet Isosorbid dinitrat
sublingual.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan buku-buku yang dijadikan sebagai sumber pustaka dalam
penelusuran informasi terhadap obat-obatan sediaan padat oral yang tersedia di
Apotek Erra Medika, terdapat 22 jenis label informasi obat yang dapat
digunakan dalam memberikan informasi yang berguna dalam
penggunaan sediaan padat oral bagi pasien dalam menjalankan terapi
pengobatannya.
5.2 Saran
Untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian di Apotek Erra Medika,
perlu dilakukan pemberian label informasi tambahan pada saat penyerahan obat
sehingga proses pengobatan pasien dapat berjalan dengan optimal.
24 Universitas Indonesia
Siregar, Charles J.P., & Kumolosasi, Endang. (2006). Farmasi Klinik. Jakarta:
EGC
25 Universitas Indonesia
No Label Keterangan
Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk Digunakan pada sediaan untuk anak yang mengandung antihistamin, atau sediaan lain untuk
1
anak, yang jika diberi peringatan nomor 2 tidak sesuai
2 Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan Digunakan pada sediaan unutk dewasa yang dapat menyebabkan rasa kantuk, sehingga
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. mempengaruhi kemampuan dalam mengemudikan dan menjalankan mesin yang penuh resiko;
label 1 lebih sesuai untuk anank-anak. Berbahaya jika mengemudikan kendaraan dalam
pengaruh minuman atau obat.
Beberapa sediaan ada yang hanya menyebabkan rasa kantuk pada beberapa hari pertama
pengobatan dan beberapa ada yang hanya menyebabkan rasa kantuk pada dosis besar.
Dianjurkan hindari minuman beralkohol, karena efek obat depresi yang bekerja di obat SSP
ditingkatkan oleh alkohol.
Larangan yang tegas dapat mendorong beberapa pasien tidak menggunakan obat tersebut.
Oleh sebab itu Apoteker perlu menerangkan risiko dan manfaat, terutama pada pasien yang
merasa dapat mentoleransi efek dari alkohol.
Pasien epilepsi yang ingin mengemudikan kendaraan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Efek samping lain yang tidak berhubungan dengan rasa kantuk tetapi juga dapat
mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengendarai atau menjalankan mesin dengan aman
adalah penglihatan kabur, pusing, mual. Secara umum tidak ada label yang secara khusus
diberikan untuk mengatasi keadaan ini, tetapi sebaiknya pasien diberi konseling dengan tepat.
3 Peringatan. Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami Digunakan pada sediaan yang mengandung monoamine-oxidase inhibitors (MAO); peringatan
efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau untuk menghindari minuman beralkohol dan minuman alkohol dosis rendah sudah
menjalankan mesin. dimasukkan dalam leaflet produk.
4 Peringatan. Hindari minuman beralkohol Diberlakukan pada obat yang berinteraksi dengan alkohol yaitu alkohol dapat menghilangkan
efek obat ini, contoh: metronidazol dan klorpropamid. Alkohol juga dapat meningkatkan efek
hipoglikemia dari beberapa obat antidiabetik oral tetapi pencantuman label peringatan secara
rutin tidak perlu dilakukan.
5 Jangan digunakan bersamaan dengan obat ini Digunakan bersama label 25 pada sediaan tablet salut enterik. Hal ini untuk menghindari
kemungkinan pelarutan salut yang terjadi lebih awal dari sebaiknya dengan adanya pH alkali.
Label 5 berlaku juga bagi ketokonazol yang penyerapannya dipengaruhi oleh antasida secara
signifikan; biasanya selang waktu untuk menghindari efek antasida adalah 2 sampai 4 jam.
Universitas Indonesia
No Label Keterangan
6 Jangan minum obat-obat yang mengandung besi atau zink Digunakan pada sediaan yang mengandung ofloksasin dan beberapa kuinolon, doksisiklin,
pada saat bersamaan dengan obat ini minoksiklin, dan penisilamin. Interaksi obat-obat ini menyebabkan terjadinya khelat kalsium,
besi, zink sehiugga berkurang penyerapannya ketika digunakan bersama kalsium yang
terdapat dalam antasid atau sediaan yang mengandung besi atau seng. Selang waktu
penggunaan kedua obat ini adalah 2 sampau 3 jam.
7 Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat Digunakan pada sediaan yang mengandung siprofloksasin, norfloksasin atau tetrasiklin yang
yang mengandung besi dan seng pada saat yang sama dengan dapat membuat khelat dengan kalsium, besi, magnesium, dan zink, sehingga dapat
obat ini mengurangi penyerapan. Selang waktu penggunaan kedua obat ini sebaiknya 2 – 3 jam.
Doksisiklin dan minosiklin tidak terlalu kuat dalam membentuk khelat dengan susu sehingga
hanya membutuhkan label 6
8 Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas Digunakan pada sediaan yang mengandung obat yang dibutuhkan untuk jangka waktu panjang
anjuran dokter walaupun pasien tidak merasakan manfaatnya dalam jangka waktu yang pendek (contoh
antituberkulosis).
Juga digunakan untuk sediaan yang mengandung obat dengan resiko khusus (contoh klonidin
untuk hipertensi). Untuk kortikosteroid, lihat label 10.
9 Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai Digunakan pada obat yang dihabiskan untuk mengurangi kasus kambuhan atau kegagalan
habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan terapi. Contohnya antibiotik oral. Sering kali, beberapa antibiotik dapat menyebabkan efek
samping (contoh diare pada pasien yang minum klindamisin) yang membuat penggunaan obat
ini sebaiknya dihentikan dan pasien sebaiknya kembali ke dokter.
10 Peringatan. Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian Digunakan khususnya pada sediaan yang mengandung antikoagulan, litium atau
obat kortikosteroid. Kartu pengobatan yang tepat sebaiknya diberikan pada pasien dan diikuti
dengan pemberian informasi obat secara verbal.
Label ini dapat juga digunakan pada sediaan lain untuk mengingatkan pasien pada instruksi
yang pernah diberikan.
11 Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu Digunkan pada sediaan yang dapat menyebabkan fototoksik atau reaksi alergi akibat cahaya
secara langsung jika pasien terkena radiasi ultraviolet. Beberapa obat lain (contoh fenotiazin dan sulfonamid)
dapat menyebabkan reaksi ini pada pasien yang sensitif, walaupun jarang. Penyinaran sinar
ultraviolet dengan intensitas tinggi dari sinar lampu dapat menimbulkan terjadinya reaksi.
12 Jangan menggunakan produk obat yang mengandung asetosal Digunakan pada sediaan yang mengandung probenesid dan sulfinpirazon yang aktivitasnya
bersamaan dengan penggunaan obat ini dikurangi oleh asetosal.
Label 12 tidak digunakan untuk antikoagulan karena label 10 lebih sesuai.
Universitas Indonesia
No Label Keterangan
13 Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan Digunakan pada sediaan yang diharuskan untuk dilarutkan dalam air (contoh tablet
effervescent) atau dicampur dengan air (contoh serbuk, granul) sebelum digunakan. Dalam
beberapa kasus, cairan lain seperti jus buah atau susu dapat digunakan.
14 Obat ini menyebabkan urin berwarna Digunakan pada sediaan yang dapat menyebabkan urin pasien berwarna yang tidak seperti
biasanya. Hal ini termasuk fenolftalein (warna urin menjadi merah muda), triamteren (biru
muda), levodopa (merah gelap) dan rifampisin (merah)
15 Bahan mudah terbakar: jauhkan dari api atau nyala api Digunakan pada sediaan yang mengandung bahan pelarut yang mudah terbakar
16 Diletakkan di bawah lidah. Jangan pindahkan dari wadah Digunakan pada sediaan tablet gliseril trinitrat. Pasien sebaiknya diingatkan agar tidak
aslinya. Tutup wadah dengan rapat. Buang setelah 8 minggu memindahkan tablet dari wadah aslinya ke plastik atau wadah lain yang kurang tepat.
dibuka
17 Jangan digunakan lebih dari .... dalam 24 jam Digunakan pada sediaan untuk terapi migren akut, kecuali yang mengandung ergotamin,
digunakan label 18. Bentuk sediaan sebaiknya secara spesifik, contoh tablet atau kapsul.
Juga digunakan pada sediaan yang memiliki dosis yang tidak disebutkan secara spesifik,
contoh tablet atau kapsul.
18 Jangan diguanakan lebih dari .... dalam 24 jam atau .... dalam Digunakan pada sediaan mengandung ergotamin. Bentuk sediaan sebaiknya disebutkan secara
satu minggu spesifik, contoh tablet atau kapsul.
19 Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke Digunakan pada sediaan yang mengandung hipnotika (atau beberapa obat lain yang berefek
hari berikutnya. Jika mengalami efek samping ini jangan sedatif) yang harus digunakan pada malam hari. Pada kasus yang jarang terjadi (contoh
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari nitrazempam pada epilepsi) bila hipnotika diresepkan untuk siang hari label ini tidak sesuai.
minum alkohol Juga sebagai alternatif dari label 2 (pilihannya tergantung pada apoteker) untuk ansiolitik yang
digunakan pada malam hari.
Diharpakan bahwa kalimatnya cukup menjelaskan pengaruh efek sedasi pada pagi hari
sesudah menggunakan obat tidur.
20 Bersama makanan atau sesudah makan Digunakan pada sediaan yang mengiritasi lambung, atau yang akan lebih baik penyerapannya
dengan adanya makanan.
Pasien disarankan untuk makan secukupnya, walupun sedikit.
21 Setengah sampai satu jam sebelum makan Digunakan pada beberapa sediaan yang absorbsinya meningkat dengan cara ini tetapi sebagian
besar antibiotik menggunakan label 23
22 Satu jam sebelum makan atau kondisi perut kosong Digunakan pada sediaan oral dimana absorbsinya akan berkurang dengan adanya makanan
dan kondisi asam pada lambung.
23 Dihisap atau dikunyah Digunakan pada sediaan yang harus dihisap atau dikunyah.
Apoteker agak menggunakan kata-kata yang disesuaikan dengan keadaan.
Universitas Indonesia
No Label Keterangan
24 Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah Digunakan pada sediaan yang bersalut enterik atau didisain dengan pelepasan yang
dimodifikasi. Juga digunakan pada sediaan dengan rasa yang sangat tidak enak atau dapat
hancur dalam mulut jika tidak tertelan seluruhnya.
25 Dilarutkan di bawah lidah Digunakan pada sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan di bawah lidah (sublingual).
Pasien disarankan untuk meletakkannya di bawah lidah dan jangan tertelan sebelum larut.
Kadang letaknya ditentukan oleh dokter yaitu buccal mucosa antara pipi dan gusi.
26 Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air Digunakan pada sediaan yang harus benar-benar larut dalam air (contoh kloral hidrat),
diperlukan minum air dalam jumlah besar (contoh sulfonamid), atau air dibutuhkan untuk
meningkatkan kerja obat (metilselulosa). Pasien diberitahu bahwa air yang ditambahkan
paling sedikit 150 ml (satu gelas penuh). Umumnya jus buah, teh atau kopi dapat digunakan.
27 Disebar/dioleskan tipis-tipis Digunakan pada sediaan obat luar yang harus digunakan sedikit demi sedikit (contoh
kortikosteroid, ditranol).
28 Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali Digunakan pada sediaan mengandung parasetamol untuk dewasa dengan dosis “jika perlu”.
pengulangan. Jangan menggunakan lebih dari 8 dosis dalam Sebaiknya disebutkan jenis bentuk sediaannya, misal tablet atau kapsul. Label ini digunakan
waktu 24 jam karena memungkinkan timbulnya resiko yang bersifat serius pada penggunaan overdosis
parasetamol.
29 Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang Digunakan pada semua sediaan yang mengandung parasetamol.
mengandung parasetamol
30 Mengandung asetosal dan parasetamol. Jangan digunakan Digunakan pada semua sediaan yang mengandung kombinasi asetosal dan parasetamol.
bersamaan dengan sediaan lain yang mengandung
parasetamol.
31 Mengandung obat yang mirip asetosal Digunakan pada kemasan dari sediaan yang mengandung turunan asetosal
Universitas Indonesia
Lampiran 2. Daftar Label Informasi Obat Sediaan Padat Oral di Apotek Erra Medika
1 Acran Tablet Film Coated 150 Ranitidin HCl Digunakan ± makanan (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (DIH)
mg Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)
2 Acyclovir Tablet 200 mg Asiklovir Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH, MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI)
3 Acyclovir Tablet 400 mg Asiklovir Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH, MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI)
4 Adalat Tablet 10 mg Nifedipin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, DIH, MIMS)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, MTM).
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (MTM)
5 Adalat Tablet 5 mg Nifedipin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, DIH, MIMS)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, MTM).
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (MTM)
7 Albiotin Capsule 150 mg Klindamisin HCl Diberikan dengan makanan atau sesudah makan (DIH, MIMS)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air, Diminum dalam posisi tegak; Gunakan
dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang
tidak diinginkan (IONI, DIH, MTM, MIMS)
8 Aldisa Capsule Sustain Loratadin 5 mg; Digunakan ± makanan (MIMS); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, MTM, DIH)
Release Pseudoefedrin sulfat 120 mg Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (MTM)
Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)
Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)
9 Alganax Tablet 0,25 mg Alprazolam Digunakan ± makanan; Efek samping mengantuk dapat dikurangi dengan minum obat segera
setelah makan (MIMS); Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin. (IONI, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
Universitas Indonesia
14 Alprazolam Tablet 0,5 mg Alprazolam Digunakan ± makanan; Efek samping mengantuk dapat dikurangi dengan minum obat segera
setelah makan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (IONI, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM, DIH)
15 Amadiab Caplet 1 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
16 Amadiab Caplet 2 mg Glimepirid Diberikan segera sebelum makan atau pada sarapan utama pertama pada hari yang sama.
Jangan mengurangi jadwal makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS,MTM)
Hindari minuman beralkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran
dokter (DIH, MTM)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya matahari
atau cahaya lampu secara langsung (MTM, DIH); Jika menimbulkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
58 Becom C Caplet Film Coated Vit B1 50 mg; Vit B2 25 mg; Vit B6 Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
10 mg; Vit B12 5 µg; Vit C 500 mg; pada GI (MIMS)
Nicotinamide 100 mg; Asam
Pantotenat 20 mg
59 Becombion Forte Dragee Vit B1 15 mg; Vit B2 15 mg, Vit B3 Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
50 mg, Vit B5 25 mg, Vit B6 10 mg; pada GI (MIMS)
Vit B12 10 µg; D (+) biotin 0,15 mg
60 Becom-Zet Caplet Film Vit E 30 IU; Vit C 750 mg; Vit B1 Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
Coated 15 mg, Vit B2 15 mg, Vit B6 20 mg, pada GI (MIMS)
Vit B12 12 µg; Asam folat 400 µg;
Asam Pantotenat 20 mg; Zn 22,5
mg, Niacin 100 mg
61 Berry Vision Tablet Ekstrak Bilberry 80 mg; ß-karoten 5 Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
mg; Retinol 1600 IU; Vit. E 40 mg
62 Betablok Tablet 100 mg Atenolol Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)
Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)
63 Betablok Tablet 50 mg Atenolol Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)
Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)
64 Betaserc Tablet 8 mg Betahistin diklorida Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS, DIH)
65 Bio ATP Tablet Film Coated ATP 20 mg; Vit. B1 100 mg; Vit.B6 Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
200 mg; Vit.E 30 mg; Vit.B12 200
µg
66 Biodiar Tab 630 mg Attapulgit koloid aktif Digunakan ± makanan (MIMS)
67 Biogesic Tablet 500 mg Parasetamol Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
Universitas Indonesia
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
68 Biosanbe Capsule Fe glukonat 250 mg; Sorbitol 25 Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
mg; Mn sulfat 200 mg; Cu sulfat
200 µg; Vit. C 50 mg; Vit.B12
dengan faktor intrinsik 7,5 µg;
Asam folat 1 mg
69 Biothicol Capsule 500 mg Tiamfenikol Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)
70 Biovision Capsule Ekstr. billberry 80 mg; -
ß-karoten 3 mg; Vit.C 60 mg;
Vit.B2 1,5 mg
71 Bisolvon Tablet 8 mg Bromheksin HCl Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
72 Bisoprolol Fumarate Tablet Bisoprolol Digunakan ± makanan; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, DIH)
5 mg Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, DIH, MTM)
Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH, MTM)
73 Bledstop Tablet Sugar Coated Metilergometrin maleat Digunakan ± makanan, diberikan sebelum atau sesudah makan (MIMS)
125 µg
74 Bodrex Extra Tablet Parasetamol 350 mg; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Kafein 50 mg; Ibuprofen 200 mg Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH, MTM)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari minuman beralkohol (MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
75 Bodrex Flu dan Batuk Caplet Parasetamol 500 mg; Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
Pseudoefedrin HCl 30 mg; pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
Dekstrometorfan HBr 12 mg mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
lain, atau 1 – 2 jam sebelum menggunakan suplemen Fe; Minuman beralkohol meningkatkan
resiko osteoporosis (DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
84 Calplex Tablet Coral Ca 500 mg, Soy fiber germ Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, tidak diberikan bersama makanan
(natural soy isoflavone) 20 mg, Vit berserat tinggi (MIMS)
D3 200 IU, Vit K1 25 µg, Zn 5 mg,
Mg 100 mg, Boron 1 mg
85 Captopril Tablet 12,5 mg Kaptopril Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan
(MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
86 Captopril Tablet 25 mg Kaptopril Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan
(MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
87 Cardivask Tablet 10 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)
88 Cardivask Tablet 5 mg Amlodipin besilat Digunakan ± makanan, dapat diberikan tanpa memperhatikan waktu makan (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Diminum dengan
menambahkan sejumlah besar air; Diminum pada waktu yang sama setiap harinya (MTM)
89 Carniq Tablet 30 Coenzyme Q10 30 mg, Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
L-carnitine fumarate 500 mg
90 Cataflam Tablet 25 mg Kalium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
91 Cataflam Tablet 50 mg Kalium diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air & Tetap dalam posisi tegak sekurang-
kurangnya selama ½ jam (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
162 Dramamine Tablet 50 mg Dimenhidrinat Digunakan ± makanan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (DIH)
163 Dulcolax Tablet 5 mg Bisakodil Diberikan dalam kondisi perut kosong efek lebih cepat; Jangan menggunakan bisakodil dalam
waktu 1 jam setelah antasida dan susu; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air
(MIMS, DIH)
Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22; Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah22 (IONI, DIH)
164 Dumin Tablet 500 mg Parasetamol Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
165 Duphaston Tablet 10 mg Didrogesterone Digunakan ± makanan (MIMS)
166 Duvadilan Tablet 10 mg Isoxsuprine HCl Diberikan bersama makanan atau setelah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(MIMS)
167 Elkana Tablet Film Coated Dibasic Ca fosfat 200 mg; Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
Ca laktat 100 mg; Vit.B6 20 mg; mengurangi rasa tidak nyaman pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS)
Vit.C 25 mg; Vit.D3 100 IU
168 Enchephabol Dragee 100 mg Piritinol diHCl monohidrat Diberikan bersama makanan atau setelah makan; Diminum dengan menambahkan sejumlah
besar air; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS)
169 Enervon C Caplet Vit.B1 50 mg; Vit.B2 25 mg; Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik (MIMS)
Vit.B6 10 mg; Vit.B12 5 µg;
Vit.C 500 mg; Niasinamid 50 mg;
Ca pantotenat 20 mg
170 Enzyplex Tablet Amilase 10000 U; Protease 9000 U; Diberikan bersama makanan atau segera setelah makan (MIMS)
Lipase 240 U; Asam desoksikolik
30 mg; Dimetilpolisiloksan 25 mg;
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum
alkohol; Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MIMS,
DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
206 Fudan Capsule 100 mg Fucoidan Digunakan ± makanan, dapat diberikan sebelum makan atau sesudah makan (MIMS)
207 Fudan Capsule 50 mg Fucoidan Digunakan ± makanan, dapat diberikan sebelum makan atau sesudah makan (MIMS)
208 Fundamin-E Tablet Vit. B1 100 mg; Vit. B6 50 mg; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Vit. B12 100 µg; Vit.E 30 IU
209 Fungistop Tablet 500 mg Griseofulvin Diberikan bersama makanan atau sesudah makan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minuman beralkohol; Hindari kulit dari paparan
cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MIMS, IONI, DIH, MTM)
210 Furosemid Tablet 40 mg Furosemid Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, DIH)
Berikan pada pagi hari bila dosis 1 hari sekali; Jangan menghentikan penggunaan obat ini
kecuali atas anjuran dokter; Sebaiknya mengurangi asupan garam dan memperbanyak asupan
makanan kaya kalium (pisang atau jus jeruk) (MTM, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin; Hindari
kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (DIH)
211 Gabbryl Tablet 250 mg Paromomisin sulfat Diberikan bersama makanan atau selama makan (MIMS)
212 Gastrul Tablet 200 µg Misoprostol Diberikan sesudah makan dan bersama makanan menjelang tidur malam (MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Jangan digunakan
bersama antasida (MTM, DIH)
213 Glibenclamide Tablet 5 mg Glibenklamid Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
214 Glucobay Tablet 100 mg Akarbose Harus diberikan bersama makanan, berikan bersama suapan pertama pada setiap makanan
utama (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH)
215 Glucobay Tablet 50 mg Akarbose Harus diberikan bersama makanan, berikan bersama suapan pertama pada setiap makanan
utama (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air
(MTM)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
247 Internolol Tablet 50 mg Atenolol Digunakan ± makanan (MIMS, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)
Tidak digunakan bersama antasida; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (DIH)
248 Interpril Tablet 5 mg Lisinopril Digunakan ± makanan (MIMS)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan (DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Dapat menyebabkan
rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin (DIH, MTM)
249 Interzol Tablet 200 mg Ketokonazol Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
Jangan digunakan bersamaan dengan antasida, simetidin, beri jarak 2 jam setelah menggunakan
antasida; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (IONI, MIMS, MTM, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol (MTM, DIH)
250 Intunal Caplet Parasetamol 300 mg; Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
Fenilpropanolamin HCl 12,5 mg; pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
Deksklorfeniramin maleat 1 mg; mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Dekstrometorfan HBr 10 mg; Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
Gliseril guaiakolat 50 mg dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)
Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
251 Intunal Forte Tablet Parasetamol 500 mg; Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
Fenilpropanolamin HCl 15 mg; pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
Deksklorfeniramin maleat 2 mg; mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Dekstrometorfan HBr 15 mg; Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
Gliseril guaiakolat 50 mg dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM)
Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
Universitas Indonesia
257 Kaflam Tablet Sugar Coated Kalium Diklofenak Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
50 mg pada GI (MIMS, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI, DIH)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
258 Kalmoxilin Capsule 500 mg Amoksisilin trihidrat Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH); Obat seluruhnya ditelan, tidak
dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
276 Lecrav Caplet Film Coated Levofloksasin hemihidrat Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
500 mg pada GI; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air; Hindari kulit dari paparan cahaya
matahari atau cahaya lampu secara langsung; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan
mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. (MIMS, MTM,
DIH)
Jangan minum antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) pada
saat bersamaan dengan obat ini; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (IONI)
Antasida, sukralfat dan obat-obat yang mengandung Fe/Zn (produk susu) dapat digunakan
dengan memberi jarak 2 jam sebelum / sesudah menggunakan levofloksasin (MTM, DIH)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM, DIH)
277 Lesichol Soft Capsule 600 mg Lesitin murni (PPC 95%) 600 mg; Digunakan ± makanan (MIMS)
Vit. B1 6 mg; Vit. B2 6 mg; Vit. E
10 mg; Vit. B6 6 mg; Vit. B12 6 µg;
Nikotinamid 30 mg
278 Letonal Tablet 25 mg Spironolakton Diberikan bersama makanan atau segera sesudah makan, agar diabsorbsi lebih baik & untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS, MTM, DIH)
Jika diberikan satu kali sehari, gunakan pagi hari. Jika diberikan dua kali sehari, gunakan pagi
hari dan sore untuk menghindari urinasi berlebih; Jangan menghentikan penggunaan obat ini
kecuali atas anjuran dokter; Mengurangi asupan makanan kaya kalium (pisang); Menyebabkan
rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum
alkohol (MTM, DIH)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
366 Omepros Soft Capsule Omega 3; Omega 6; Omega 9; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
DHA, EPA, Vit.E Hindari alkohol (DIH)
367 Ondansetron Tablet 8 mg Ondansetron Digunakan ± makanan (MIMS)
368 Oscal Tablet 0,25 mg Kalsitrol Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
369 Ossoral Caplet Film Coated Ossein hidroksiapatite 800 mg; Diberikan bersama makanan atau segera sebelum makan; Obat seluruhnya ditelan, tidak
800 mg Kalsium 178 mg; Fosfor 82 mg dikunyah/dihancurkan (MIMS)
370 Oste Capsule Glukosamin hidroklorida 250 mg; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Kondroitin sulfat 200 mg; Vit.C
25mg; Mn 0,25 mg; Zn 2.5 mg; Mg
5 mg
371 Oste Forte Capsule Glukosamin HCl 500 mg; Mn 0.5 Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
mg; Kondroitin sulfat 400 mg; Mg
10 mg; Zn 5 mg; Vit.C 50 mg
Universitas Indonesia
374 Panadol Cold & Flu Caplet Parasetamol 500 mg; Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
Dekstrometorfan HBr 15 mg; pada GI; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
Pseudoefedrin HCl 30 mg mesin. Hindari minuman beralkohol. (MIMS, DIH, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam (IONI, MTM) Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan
yang mengandung parasetamol (IONI)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM, DIH)
375 Panadol Extra Caplet Parasetamol 500 mg; Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
kafein 65 mg pada GI (MIMS, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
376 Panadol Tablet Parasetamol 500 mg Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
377 Paracetamol Tablet 500 mg Parasetamol 500 mg Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, MTM)
Universitas Indonesia
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali pengulangan. Jangan menggunakan lebih
dari 8 dosis dalam waktu 24 jam; Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang
mengandung parasetamol (IONI)
Hindari minuman beralkohol karena meningkatkan hepatotoksisitas (MTM, DIH)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
378 Paxicam Tablet 15 mg Meloksikam Diberikan bersama makanan atau sesudah makan IONI)
Digunakan ± makanan, dapat diberikan dengan makanan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman/iritasi pada GI (MIMS, DIH)
Hindari minuman beralkohol, dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung (DIH)
379 Pehadoxin Forte Tablet Isoniazid 400 mg; Vit.B6 10 mg Diberikan setengah sampai satu jam sebelum makan (IONI)
Paling baik diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah
makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(MIMS, DIH, MTM)
Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)
Antasida dapat digunakan 1 jam setelah isoniazid (MTM)
380 Pharmaton Formula Soft Ekstr. ginseng G115 40 mg; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Capsule Dimetilaminoetanol bitartrat 26 mg;
Vit.A palmitat 4.000 IU; Vit.B2 2
mg; Vit.B1 mononitrat 2 mg; Vit.B6
1 mg; Vit.B12 1 µg; Vit.C 60 mg;
Vit.D 400 IU; Vit.E 10 mg;
Nikotinamid 15 mg; Ca pantotenat
10 mg; Rutin 20 mg; Fe sulfat
dihidrat 33 mg; Dibasik Ca fosfat
307,5 mg; Ca fluorida 0,42 mg; K
sulfat 18 mg; Cu sulfat monohidrat
2,8 mg; Mg sulfat trihidrat 71 mg;
Zn oksida 1,25 mg; Lesitin 66 mg
381 Pharmaton Vitamin Tablet Ekstr. ginseng G115 40 mg; ß- Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Film Coated karoten 4,8 mg; Vit.D3 200 IU;
Vit.E 10 mg; Vit.B11,4 mg; Vit.B2
1,6 mg; Vit.B6 2
mg; Vit.B12 1 µg; Biotin 150 µg;
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
417 Pumpitor Capsule 20 mg Omeprazol Jangan digunakan bersamaan dengan obat berlabel 22 (IONI)
Diberikan bersama makanan atau segera sebelum makan (MIMS, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah/dihancurkan22 (MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MIMS)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (MTM)
418 Puricemia Tablet 300 mg Alopurinol Diminum bersama makanan atau segera sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS, IONI, DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (IONI, DIH, MTM)
Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)
419 Pylor Tablet 10 mg Loratadin Digunakan ± makanan (MIMS)
Hindari kulit dari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung (MTM)
Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan, namun
dapat diberikan dengan makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MTM, DIH)
Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (IONI)
420 Pyrazinamide Tablet 500 mg Pirazinamid Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (IONI, MIMS, DIH)
Diminum bersama makanan atau segera sesudah makan (MIMS, DIH)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
428 Rifampicin Capsule 300 mg Rifampisin Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)
Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa
kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
429 Rifampicin Capsule 450 mg Rifampisin Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)
Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa
kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
430 Rimactazid Paediatric Tablet Rifampisin 75 mg; Isoniazid 50 mg Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
Chew menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)
Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa
kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa
tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Obat dikunyah/dihancurkan (MIMS)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
431 Rimcure Paediatric Tablet Rifampisin 75 mg; Isoniazid 50 mg; Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
Chew Pirazinamid 150 mg menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, IONI)
Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa
Universitas Indonesia
kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa
tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Obat dikunyah/dihancurkan (MIMS)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
432 Rimstar 4 FDC Tablet Film Rifampisin 150 mg; Etambutol 275 Hindari dosis terlewat, gunakan pada waktu yang sama setiap harinya dan jangan
Coated mg Isoniazid 75 mg; Pirazinamid menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter (DIH, MTM, IONI)
400 mg; Obat ini menyebabkan urin berwarna merah-oranye; Air mata, sputum, keringat dan lensa
kontak menjadi berwarna merah; Diberikan dalam kondisi perut kosong, ½ - 1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan, dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa
tidak nyaman pada GI (IONI, MIMS, DIH, MTM)
Obat dikunyah/dihancurkan (MIMS)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan
kendaraan atau menjalankan mesin (MTM, DIH)
433 Romilar Dragee 15 mg Dekstrometorfan HBr Digunakan ± makanan (MIMS)
Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari
minum alkohol; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
434 Ryvel Tablet 10 mg Setirizin HCl Digunakan ± makanan; Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin. Hindari minum alkohol (MIMS, IONI, DIH, MTM)
435 Salbutamol Tablet 2 mg Salbutamol Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)
436 Salbutamol Tablet 4 mg Salbutamol Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)
437 Sanexon Tablet 4 mg 6-a-metil prednisolon Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat (IONI, MTM)
Diberikan bersama makanan atau sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
(IONI, MIMS, DIH, MTM)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Berikan pada pagi hari
bila dosis 1 hari sekali, bila penggunaan lebih dari sekali dalam sehari berikan interval yang
sama dari waktu bangun tidur dan menjelang tidur malam; Dapat menyebabkan rasa kantuk.
Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin;
Hindari minuman beralkohol (MTM, DIH)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol
(IONI, MIMS, MTM, DIH)
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter; Gunakan sesuai dengan
petunjuk dokter; Hindari merokok (MTM)
Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (DIH)
No Nama Obat Komposisi Label Informasi Obat
501 Varoc Caplet Sugar Coated Spiramisin Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
500 mg pada GI; Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah (MIMS, DIH)
502 Vectrine Capsule 300 mg Erdostein Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
503 Velosef Capsule 500 mg Sefradin Digunakan ± makanan, dapat diberikan sesudah makan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
pada GI (MIMS)
Paling baik Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah
makan; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air (MTM)
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI)
504 Venaron Capsule 300 mg Ekstrak Sophora japonica Diberikan sesudah makan (MIMS)
505 Ventolin Tablet 2 mg Salbutamol sulfat Diberikan dalam kondisi perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan(MIMS)
506 Vermox Tablet 500 mg Mebendazol Digunakan ± makanan; Obat dapat dikunyah, ditelan utuh, atau dihancurkan dan dicampur
dengan makanan (MTM, DIH, MIMS)
507 Viaclav 500 mg Tablet Amoksilin anhidrat 500 mg; Asam Digunakan ± makanan, dapat diberikan bersama makanan agar diabsorbsi lebih baik & untuk
Klavulanat 125 mg mengurangi rasa tidak nyaman pada GI (MIMS, MTM, DIH)
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah; Diminum dengan menambahkan sejumlah besar air;
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek
samping yang tidak diinginkan (IONI, MTM)
508 Viagra Tablet Film Coated Sildenafil sitrat Digunakan ± makanan (MIMS)
100 mg Digunakan 30 menit – 4 jam sebelum aktivitas seksual (DIH)
509 Vitachol Capsule Vit.A 5000 IU; Vit.B1 7,5 mg; Diberikan bersama makanan atau sesudah makan (MIMS)
Vit.B2 2,5 mg; Vit.B6 10 mg;
Vit.B12 4 µg; Vit.C 100 mg; Vit.D
10 µg; Nikotinamid 18 mg; Ca
pantotenat 7,5 mg; Asam folat 0,25
mg; Fe 30 mg; Ca laktat 200 mg;
Cu 0,1 mg; Iodin 0,1 mg;
Dimetilpolisiloksan 20 mg; Na
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia