i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Panduan Pelayanan Farmasi
tentang Obat-Obat Hight Alert Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” ini
berhasil disusun. Panduan Pelayanan Farmasi tentang Obat-Obat Hight Alert
merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan farmasi.
Akhirnya saran dan koreksi demi penyempurnaan buku panduan ini sangat
kami harapkan.
Terima kasih
Tim Penyusun
i
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT MUSLIMAT NU “MUNA ANGGITA” BOJONEGORO
NOMOR : 088/RS.MNU.MA/PER/IV/2019
TENTANG
ii
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun
2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
7. Keputusan Kepala Badan Perijinan Kabupaten Bojonegoro
Nomor 445/290/208.412/2016 tentang Pemberian Ijin
Operasional Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”
Bojonegoro Kelas D;
8. Keputusan Badan Pengurus Yayasan Kesejahteraan Muslimat
NU Wilayah Kerja II Bojonegoro Nomor 089/YKM-
NU/Kep/IX/2017 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit
Muslimat NU ”Muna Anggita” masa bhakti 2017 – 2022.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PANDUAN PELAYANAN FARMASI TENTANG OBAT-
OBAT HIGH ALERT RUMAH SAKIT MUSLIMAT NU
“MUNA ANGGITA”
Pasal 1
Panduan Pelayanan farmasi tentang obat-obat high alert
digunakan sebagai panduan petugas farmasi dalam
memberikan pelayanan obat hight alert di lingkungan Rumah
Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”.
Pasal 2
Panduan Pelayanan farmasi tentang obat-obat high alert di
Lingkungan Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”
sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 1 terdiri atas:
iii
a. Bab I : Definisi
b. Bab II : Ruang Lingkup
c. Bab III : Tata Laksana
d. Bab IV : Dokumentasi
Pasal 3
Panduan Pelayanan farmasi tentang obat-obat high alert di
Lingkungan Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”
sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 1 tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur ini.
Pasal 4
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam ketetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di : Bojonegoro
Pada tanggal : 24 April 2019
Direktur RS Muslimat NU
“Muna Anggita”
iv
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MUSLIMAT NU “MUNA
ANGGITA” BOJONEGORO .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... v
BAB I DEFINISI ............................................................................................................... 1
A. DEFINISI ................................................................................................................ 1
B. TUJUAN .................................................................................................................. 1
BAB II RUANG LINGKUP ............................................................................................. 3
A. METODE YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMINIMALISASI
KESALAHAN TERHADAP OBAT-OBAT HIGH ALERT ............................... 3
B. TUJUAN PENGELOLAAN HIGH ALERT ......................................................... 3
BAB III TATA LAKSANA .............................................................................................. 4
A. METODE UNTUK MENURUNKAN KESALAHAN OBAT HIGH ALERT .. 4
B. IDENTIFIKASI OBAT YANG MASUK KATEGORI OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI ........................................................................................................ 4
C. PENGELOLAAN OBAT YANG MASUK KATEGORI OBAT YANG
PERLU DIWASPADAI.......................................................................................... 5
D. PENGELOLAAN OBAT YANG MASUK KATEGORI OBAT TAMPAK
MIRIP/ UCAPAN MIRIP (NAMA OBAT, RUPA DAN UCAPAN MIRIP/
NORUM) ATAU LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE) .................................. 7
E. CARA PEMBERIAN OBAT HIGH ALERT ...................................................... 9
BAB IV DOKUMENTASI ............................................................................................... 1
A. DAFTAR OBAT NORUM/LASA ......................................................................... 1
B. DAFTAR OBAT HIGH ALERT ........................................................................... 3
C. LEMBAR PELAPORAN OBAT LASA YANG BELUM TERIDENTIFIKASI4
BAB I
DEFINISI
A. DEFINISI
Obat High Alert adalah obat yang persentasenya tinggi dalam
menyebabkan terjadinya kesalahan dan atau kejadian sentinel obat yang
beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Meskipun
laporan kejadian kesalahan penggunaan obat tidak banyak terjadi, namun
konsekuensi terjadinya kesalahan lebih membahayakan terhadap pasien.
Obat yang perlu diwaspadai memiliki resiko lebih tinggi menyebabkan
cedera, baik karena sempitnya rentang terapeutik maupun tingginya angka
kejadian kesalahan yang serius begitu pula dengan obat-obat yang tampak
mirip/ucapan mirip (Nama Obat,Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM) atau yang
sering juga disebut LASA (Look Alike Sound Alike). Elektrolit konsentrat
seperti KCl inj ≥ 2mEq/ml, NaCl > 0,9%, MgSO4 ≥ 50% (Permenkes 11,
2017)
B. TUJUAN
1. Kebijakan manajemen dan pemberian obat-obatan yang tergolong dalam
kategori 0bat-obat high alerts (obat-obatan dengan pengawasan) di
Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”.
2. Meningkatkan kewaspadaan akan 0bat-obat high alerts sehingga
meningkatkan keselamatan pasien di Rumah Sakit Muslimat NU “Muna
Anggita”.
3. Memberikan pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi dan
meminimalisasi terjadinya kesalahan-kesalahan medis dan menurunkan
2. Bila obat masih dalam kardus besar, pada kardusnya ditempeli label
peringatan.
3. Untuk setiap obat High Alert injeksi pada setiap sediaan harus ditempeli
stiker High Alert.
6. Obat High Alert disimpan pada lemari yang berstiker merah pada bagian
depan dan shaf lemari.
7. Obat High Alert disusun berdasarkan urutan abjad agar memudahkan saat
pengambilan.
8. Obat High Alert yang termasuk kategori Narkotika-Psikotropika
disimpan dalam lemari terkunci double.
Penyiapan Obat yang perlu diwaspadai oleh perawat:
1. Double check saat perawat mengambil obat (membaca ulang nama dan
kekuatan obat sesuai dengan instruksi dokter)
2. Pengambilan Obat High Alert yang termasuk kategori Narkotika-
Psikotropika dilakukan oleh 2 orang berbeda yang membawa kunci
Lemari penyimpanan obat Narkotika-Psikotropika.
3. Rekonstitusi sesuai tabel rekonstitusi
4. Double check saat akan diberikan kepada pasien.
2. Bila obat masih dalam kardus besar, pada kardusnya ditempeli label
peringatan high alert dan LASA.
3. Obat High Alert yang kategori LASA kotak penyimpanannya harus
dipisahkan dengan LASA yang sejenis.
4. Penulisan nama obat LASA yang pengucapanya mirip menggunakan
metode tall man letter.
5. Obat LASA disimpan pada kotak yang telah diberi sticker LASA dan
tidak boleh langsung bersebelahan, melainkan harus diselang-seling
dengan obat yang lain.
6. Obat High Alert yang termasuk LASA disimpan pada lemari yang
berstiker merah pada bagian depan dan shaf lemari.
7. Obat High Alert yang kategori LASA disusun berdasarkan urutan abjad
dan diselang-seling dengan obat High Alert yang lain.
Ketentuan permintaan obat katagori LASA per telpon adalah dengan
menyebutkan dengan jelas nama obat, dosis, jumlah obat, dan mengulang
kembali dengan mengeja per huruf bila diperlukan dengan menggunakan
kode internasional sebagai berikut :
A = Alpha
7. Insulin
a. Singkatan “u” untuk “unit” tidak diperbolehkan. Jangan
menggunakan singkatan
b. Insulin dapat diberikan secara sub cutan atau IV infus (kecuali insulin
glargine dan detemir)
c. Infus insulin : konsentrasi standar = 0,1 – 1 unit /ml, dengan kecepatan
0,1-0,14 unit/kgBB/jam, pelarut yang digunakan NS atau D5%
d. Insulin yang telah dibuka memiliki waktu kadaluarsa 30 hari
e. Insulin yang dilarutkan stabil pada suhu kamar selama 24 jam
f. Jangan pernah menyiapakan insulin dengan dosis 100 unit dalam spuit
1 cc, selalu gunakan spuit insulin khusus
g. Perawat harus memberitahukan kepada pasien bahwa mereka akan
diberikan suntikan insulin dengan dosis tertentu.