Anda di halaman 1dari 11

STUDI KASUS FARMASI

RUMAH SAKIT
“HIPERTIROID”

Dosen Pengampu:
 Dr. apt. Gunawan Pamudji Widodo. M.Si.,

Disusun oleh:
Susan Dita Rahmadani 2120424776
Tatiana Siska Wardani 2120424777

 
Kasus 5

Hipertiroid Seorang anak perempuan berusia 14 th mengalami gejala hipertiroid


seperti keringat berlebih yang terasa panas di badan, nafsu makan meningkat tetapi
berat badan malah menurun, pola menstruasi berubah, takikardi. Diamati ada
pembesaran pada kelenjar gondoknya.
Hasil pemeriksaan fungsi kelenjar tiroid yang meliputi T4, T3, TSH, antibodi anti-
TSH reseptor adalah sbb:
- T4 bebas (FT4) 2.87 ng/dL (nilai normal pd perempuan pubertas/dewasa : 0.73-1.84)
- T3 total 374.00 ng/dL (nilai normal :123-211)
- TSH 3000 IU/ml (hasil Ab negatif 100 IU/mL)

- Antibodi antitiroglobulin >3000 IU/ml (hasil Ab negative <60 IU/mL- 100 IU/mL, positif

>100 IU/mL)
Dari data laboratorium tsb ditemukan bahwa pasien positif mengalami penyakit hipertiroid Grave.
Riwayat pengobatan : Pasien pada awalnya diterapi dengan metimazol namun setelah 2 minggu
terapi pasien mengalami gangguan sendi sehingga metimazol dihentikan.

Kondisi pembesaran kelenjar gondok dalam perjalanan terapi masih terus muncul

Tugas :
1. Apa saran Anda terkait pilihan terapi untuk pasien tersebut?
2. Apa pula saran terapi untuk mengatasi simptom?
3. Kapan sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang untuk cek fungsi ginjal ?
4. Bila kondisi pembesaran kelenjar terus berlangsung terapi apa yang sebaiknya disarankan?
5. Bila digunakan terapi yang akan meniadakan fungsi kelenjar tiroid pasien akan mengalami
kondisi hipotiroid setelah terapi tsb, apa yang perlu disarankan utk pasien dg kondisi barunya
itu?
Analisis SOAP
S Keringat berlebih yang terasa panas di badan, nafsu makan meningkat tetapi berat badan malah
menurun, pola menstruasi berubah, takhikardi. Diamati ada pembesaran pada kelenjar gondoknya.
O T4 bebas (FT4) 2.87 ng/dL (nilai normal pd perempuan pubertas/dewasa : 0.73-1.84)
T3 total 374.00 ng/dL (nilai normal :123-211)
TSH <0.018 mU/L (nilai normal : 0,5-5 mU/L)
T4 18.2 ug/dL (nilai normal : 5.0-12.0 ug/dL)
Antibodi antitiroglobulin >3000 IU/ml (hasil Ab negatif <60 IU/mL, equivocal 60-100/mL, positif
>100 IU/mL)

A  Pasien pada awalnya diterapi dengan metimazol namun setelah 2 minggu terapi pasien
mengalami gangguan sendi sehingga metimazol dihentikan. Kondisi pembesaran kelenjar gondok
dalam perjalanan terapi masih terus muncul. Sehingga perlu diganti obat antihipertiroid lain
yakni PTU (propiltiourasil).
 Terjadi gejala takikardi dan intoleransi panas sehingga perlu diterapi dengan obat golongan beta
bloker.
 Terjadi gejala pembesaran kelenjar perlu diterapi dengan iodida

P Terapi PTU dosisawal 5-7 mg/kgBB/hari


Propanolol 0,5-2mg/kg/hari
Penyelesaian
1. Apa saran anda terkait pilihan terapi untuk pasien tersebut ?
Saran terkait pilihan terapi jika methimazole menimbulkan efek samping nyeri sendi
maka pada kasus ini obat anti tiroid dapat disarankan penggantian dengan Propyltiourasil
dengan dosis awal 5-7mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis dengan pengawasan ketat terutama
terkait fungsi hati (PPK IDAI 2017).

2. Apa pula saran terapi untuk mengatasi simptom?


Untuk mangatasi simptom (terapi gejala) pada pasien dapat direkomendasikan
dengan pemberian yaitu paracetamol untuk mengatasi demam dan propanolol dengan
dosis 0,5- 2mg/kgBB/hari, Pada pemberian β-bloker (propranolol) diharapkan dapat
mengurangi symptom tiroid seperti palpitasi, cemas, dan tremor (PPK IDAI 2017).
3. Kapan sebaiknya dilakukan pemeriksaan ulang untuk cek fungsi tiroid?
Pemeriksaan fungsi Tiroid pada pasien hipertiroid disarankan untuk dilakukan 4-6
minggu sesudah terapi awal dan setiap pergantian dosis. Ulang tiap 2-3 bulan jika dosis
sudah sesuai. Namun jika anak sudah mendapatkan antitiroid selama 2 tahun dan masih
melanjutkan terapi maka pemantauan laboratorium dapat dilakukan tiap 6-12 bulan
(PPK IDAI, 2017).

4. Bila kondisi pembesaran kelenjar terus berlangsung terapi apa yang sebaiknya
disarankan?
Jika terjadi kondisi pembesaran kelenjar secara terus menurus sebaiknya
disarankan untuk terapi melakukan pembedahan tiroidektomi (PPK IDAI, 2017)
5. Bila digunakan terapi yang akan meniadakan fungsi kelenjar
tiroid pasien akan mengalami kondisi hipotiroid setelah terapi tsb,
apa yang perlu disarankan utk pasien dg kondisi barunya itu?

Setelah dilakukan operasi pasien akan mengalami hipotiroid, pasien sebaiknya


direkomendasikan yaitu :
- pemberian PTU atau methimazole sampai keadaan pasien euthyroid (biasanya 6-8
minggu) diikuti dengan pemberian iodide 500 mg/hari selama 10-14 hari).
- Dievaluasi tiap bulan sampai mencapai kondisi euthyroid.

- Adapun tanda klinik berlanjutnya tirotoksikosis atau perkembangan hipotiroid sebaiknya


diperhatikan.
Setelah penggantian tiroksin dimulai, target yang harus diperhatikan yaitu dengan
mempertahankan level tiroksin bebas dan konsentrasi TSH dalam rentang normal. Setelah
didapat dosis tiroksin yang tetap, pasien bisa dievaluasi tiap 6-12 bulan (Dipiro 11, 2020)
6. Carilah data biaya terapi pada pasien hipertiroid, bandingkan obat-obat
antitiroid (misal antara PTU dengan metimazol atau obat antitiroid lain).

Judul

“Evaluasi Penggunaan Obat Antitiroid Pada Pasien Hipertiroid di RSUP Dr. M. Djamil Padang,
Indonesia”
Tahun 2018

 Dari hasil penelitian evaluasi penggunaan obat antitiroid pada pasien hipertiroid di Poliklinik RSUP Dr.
M. Djamil Padang menggunakan data rekam medik pasien pada tahun 2015 diperoleh 175 pasien yang
memenuhi kriteria inklusi, dengan jumlah total kunjungan sebanyak 887 kali kunjungan.
 Dari hasil penelitian terlihat bahwa dari 887 kali kunjungan tersebut, penggunaan obat PTU sebanyak
734 obat (82,75%) lebih banyak dari penggunaan thyrozol (dengan zat aktif metimazol) sebanyak 153
Kesimpulan
obat (17,25%). Penggunaan propiltiourasil (82,75%) lebih banyak digunakan dari
pada penggunaan metimazol (17,25%). Harga PTU lebih murah,
lebih mudah didapat kan dan pemakaiannya lebih banyak di
Indonesia.
FORM PEMANTAUAN TERAPI
…TERIMAKASIH…

Anda mungkin juga menyukai