Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu,
berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut
memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004).
Validasi biasanya diperuntukkan untuk metode analisa yang baru dibuat dan dikembangkan.
Sedangkan untuk metode yang memang telah tersedia dan baku (misal dari AOAC, ASTM,
dan lainnya), namun metode tersebut baru pertama kali akan digunakan di laboratorium
tertentu, biasanya tidak perlu dilakukan validasi, namun hanya verifikasi. Tahapan verifikasi
mirip dengan validasi hanya saja parameter yang dilakukan tidak selengkap validasi (Riyadi,
2009).
Dilakukan dengan semua peralatan yang telah dikalibrasi dan diuji kesesuaian sistemnya dan
menggunakan baku pembanding yang sudah dibakukan dan disimpan di tempat yang sesuai.
Tujuan validasi metode analisis adalah untuk membuktikan bahwa semua metode analisa
yang digunakan dalam pengujian maupun pengawasan mutu senantiasa mencapai hasil yang
diinginkan secara konsisten (Priyambodo, 2007). Jadi, dalam Validasi metode analisa yang
diuji atau divalidasi adalah PROTAP (prosedur tetap) pengujian yang bersangkutan.
PROTAP tersebut bisa disusun oleh Bagian QC atau oleh Bagian R&D. Apabila PROTAP-
nya belum tersedia maka harus dibuat terlebih dahulu, baru divalidasi.
PROTAP metode analisa tersebut, bisa jadi disusun berdasarkan :
a. Metode Analisa Adopsi
Metode analisa dimana prosedur pengujian diambil dari dokumen resmi seperti Farmakope
Indonesia, United State Pharmacope, British Pharmacope, dan lain lain. Parameter yang diuji
adalah Akurasi dan Presisi.
b. Metode Analisa Eksplorasi
Metode analisa dimana prosedur pengujiannya tidak terdapat dalam kepustakan/ dokumen
resmi. Metode ini bisa berasal dari eksplorasi. Semua parameter yang harus diuji,
selektifitas / spesifitas, linieritas, akurasi, presisi, LOD, LOQ, dan robustness.
c. Modifikasi dari prosedur pengujian yang telah ada (Modifikasi).
Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis
diuraikan dan didefinisikan sebagaimana cara penentuannya.
1. Kecermatan (accuracy)
Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan kadar
analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery)
analit yang ditambahkan.
Kecermatan hasil analis sangat tergantung kepada sebaran galat sistematik di dalam
keseluruhan tahapan analisis. Oleh karena itu untuk mencapai kecermatan yang tinggi hanya
dapat dilakukan dengan cara mengurangi galat sistematik tersebut seperti menggunakan
peralatan yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan pelarut yang baik, pengontrolan
suhu, dan pelaksanaannya yang cermat, taat asas sesuai prosedur (Harmita, 2004).
Menurut Harmita (2009), keterulangan adalah keseksamaan metode jika dilakukan berulang
kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval waktu yang pendek.
Keterulangan dinilai melalui pelaksanaan penetapan terpisah lengkap terhadap sampel-
sampel identik yang terpisah dari batch yang sama, jadi memberikan ukuran keseksamaan
pada kondisi yang normal.
2. Keseksamaan (precision)
Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual,
diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara
berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogeny (Harmita, 2004).
Keseksamaan diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi).
Keseksamaan dapat dinyatakan sebagai keterulangan (repeatability) atau ketertiruan
(reproducibility).
Sesuai dengan ICH, presisi harus dilakukan pada 3 tingkatan yang berbeda yaitu:
a. Keterulangan yaitu ketepatan (precision) pada kondisi percobaan yang sama (berulang)
baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun waktunya.
b. Presisi antara yaitu ketepatan (precision) pada kondisi percobaan yang berbeda, baik
orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun waktunya.
c. Ketertiruan merujuk pada hasil-hasil dari laboratorium yang lain.
3. Selektivitas (Spesifisitas)
Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat
tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada
dalam matriks sampel. Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derajat penyimpangan
(degree of bias) metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang
ditambahkan berupa cemaran, hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainnya, dan
dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang
ditambahkan (Harmita, 2004).
7. Kekuatan (Robustness)
Merupakan kapasitas suatu metode analisis untuk TIDAK terpengaruh oleh variasi-variasi
kecil dalam parameter metode analisa
8. Stabilitas
Untuk memperoleh hasil-hasil analisis yang reprodusibel dan reliable, maka sampel, reagen
dan baku yang digunakan harus stabil pada waktu tertentu (misalkan 1 hari, 1 minggu, 1
bulan, atau tergantung kebutuhan) (Gandjar dan Rohman, 2009).
http://catatantarbiyahkehidupan.blogspot.co.id/2013/11/pengembangan-metode-analisis.html
http://wahyuriyadi.blogspot.co.id/2009/03/validasi-metode-analisis.html
https://priyambodo1971.wordpress.com/cpob/kualifikasi-dan-validasi-paradigma-
baru/validasi-metode-analisa-vma/
http://pharmacy-zone.blogspot.co.id/2013/02/validasi-metode-analisa_7.html
Anonim, 2012, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, Badan Pengawas Obat dan
Makanan, Jakarta.
Chan, Chung Chown., Herman Lam., Y.C. Lee., Zue Ming,. 2004. Analitical Method
Validation And Instrument Performance Verification. John Willey & sons, Inc publication.
Ney Jersey.
Priyambodo, Bambang. 2007. Manajemen Farmasi Industri. Global Pustaka Utama :
Yogyakarta.
Tetrasari, Hermini. 2003. Validasi Metode Analisis. Pusat Pengkajian Obat dan
Makanan BPPOM.
Gandjar, Gholib., dan Rohman, 2009. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
Harmita, 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara
Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.3, Desember 2004.
Badan POM. (2006). Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta. Hal 1-122
Riyadi, Wahyu. 2009. Validasi Metode Analisis. Chem-Is-Try
http://setyokobreni.blogspot.co.id/2014/07/validasi-metode-analisis-menurutfda.html
Nama website/situs. Tanggal artikel dibuat. Judul Artikel. Waktu mengakses. Url lengkap.