Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH

FARMAKOTERAPI TERAPAN

MIGRAIN

Dosen pengampu: Yance Anas, M. Sc., Apt.

Disusun oleh:
Kelompok VI
Lasmini (175020006)
Maratun sholihah (175020031)
Amanatul fariah (175020057)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2017
KASUS
Seorang pasien (wanita, umur 26 tahun, berat badan 56 Kg, tinggi badan 160 cm)
mengalami migraine ringan, datang ke apotek membawa resep untuk menebus obat dan
berkonsultasi dengan anda, dengan keluhan utama berupa nyeri kepala mendadak dan
berdenyut. Pasien mendapatkan obat parasetamol 1000 mg No.XIV (2 kali sehari), ibuprofen
200 mg No.XXVII (4 kali sehari) dan cetatrex 100 mg kaplet No.VII (satu kali sehari) untuk
pengobatan selama 7 hari. Pasien juga mengatakan bahwa pada saat serangan sakit kepala
tersebut, dia juga mengalami mual, muntah, gangguan penglihatan seperti adanya kilatan
cahaya. Serangan migraine sudah sering muncul semenjak 1,5 tahun yang lalu dengan
frekuensi sebulan 3 4 kali. Salah satu diantaranya terjadi menjelang menstruasi. Pasien juga
mengatakan bahwa konsumsi Ibuprofen 200 mg 2 tablet setiap 6 jam tidak berhasil
menyembuhkan sakit kepala yang dialaminya.

RESEP

Dr. Nihaya Sp. S


Spesialis Saraf
SIP: 009/DKK/DS.100/12.06/III/2014
Alamat: Praktek:
Jl. Sehat A28 Senin s/d Sabtu
Telp. (024) 1234567 Semarang Jam 08.00 - 21.00

Semarang, 20 September 2017

R/ PCT 1000 mg No.XIV


S 2 dd I
Ibuprofen 200 mg No. XXVII
S 4 dd I
Cetatrex 100 mg No. VII
S 1 dd I

Paraf

Pro : Ny. Asrik


Umur : 26 tahun
BB / TB: 56 kg / 160 cm
Alamat : Jl. Menoreh Selatan No. 9 Semarang
PERTANYAAN / TUGAS MAHASISWA:
1. Jelaskanlah secara ringkas tentang penyakit migraine (patofisiologi, penyebab, gejala,
tujuan terapi dan sasaran terapi)
2. Lakukanlah wawancara pembuka dengan pasien ketika menerima resep untuk
menggali informasi tentang gejala migraine yang dialami pasien!
3. Berdasarkan analisis yang anda buat tentang pasien apakah obat-obatan yang tertulis
dalam resep tersebut merupakan obat yang tepat untuk mengatasi /mengobati
penyakit pasien ! jika menurut anda obat yang diresepkan kurang tepat untuk mengobati
penyakit pasien, maka lakukanlah komunikasi dengan dokter penulis resep !
4. Siapkanlah obat yang akan diberikan kepada pasien !. Serahkan obat kepada
pasien dan lakukanlah pemberian informasi obat !
5. Jelaskan mekanisme aksi obat yang anda berikan kepada pasien!
6. Apakah pasien membutuhkan terapi non farmakologi. Jika iya, terapi apa yang harus
dilakukan pasien. Lakukanlah konseling untuk terapi non farmakologi yang harus
dijalankan.
7. Buatlah rencana monitoring terapi yang akan dilakukan! Parameter apa saja yang
harus diamati dalam memonitoring efektifitas terapi?
8. Setelah dilakukan evaluasi perkembangan kesehatan pasien, dokter menyimpulkan
bahwa pengobatan yang telah diberikan kurang efektif dalam meredakan gejala penyakit
yang dialami pasien. Dokter meminta pendapat anda untuk pengobatan tahap berikutnya.
Buatlah usulan pengobatan yang akan diberikan kepada pasien ! berikanlah
penjelasan logis dari usulan pengobatan yang akan anda usulkan pada dokter
penulis resep !
1. Jelaskanlah secara ringkas tentang penyakit migraine (patofisiologi, penyebab, gejala,
tujuan terapi dan sasaran terapi)
A. Pengertian Migrain
Migren merupakan gangguan nyeri kepala berulang, serangan berlangsung
selama 4-72 jam dengan karakteristik khas antaranya berlokasi unilateral, nyeri
berdenyut (pulsating), intensitas sedang atau berat, diperberat oleh aktivitas fisik
rutin, dan berhubungan dengan mual atau fotofobia serta fonofobia.
B. Patofisiologi
Migrain umum adalah proses sentral yang melibatkan baik kortikal melalui
cortical spreading depression atau proses di batang otak.
Proses sentral dibangkitkan melalui inflamasi neurogenik di meningen dan
vasodilatasi, yang dalam hal ini disebut sebagai mekanisme nyeri perifer, kemudiaan
nosiseptif aferen teraktifitas membawa sinyal nyeri ini melalui kompleks
trigeminoservikal. Dari sistem trigimenoservikal ini sinyal nyeri secara ascending
melalui talamus diteruskan kekorteks. Terjadi pelepasan calcitonin generalated
peptide (CGRP) sebagai vasodilator endogen yang menimbulkan kaskade asam
arakidonat. Nukleus batang otak dan periaquaductal gray matter (PAG) dianggap
berperan sentral dalam patofisiologi migren.
Nyeri kepala pada migrein terjadi karena saraf trigeminus bagian anterior dan
saraf spinalis C2 dan C3 yang telah teraktivasi mengirim sensasi nyeri menuju
kepala, wajah dan bagian atas leher sehingga hampir 75% penderita migrein saat
mengeluh nyeri kepala.
C. Penyebab
1. Faktor hormonal
a. Menstruasi
b. Ovulasi
c. Kontrasepsi oral
d. Penggantian hormone
2. Diet
a. Alkohol
b. Daging yang mengandung nitrat
c. Monosodium glutamat
d. Aspartame
e. Coklat
f. Keju yang sudah lama/basi
g. Tidak makan
h. Puasa
i. Minuman mengandung kafein
3. Psikologis
a. Strees
b. Kondisi setelah stres/ liburan akhir minggu
c. Cemas
d. Takut
e. Depresi
Gejala
Gejala khas dari migrain meliputi berikut ini:
1. Hiperosmia
2. Menguap
3. Perubahan mood
4. Cemas
5. Mood craving
6. Kelabilan emosi yang terjadi dari beberapa menit sampai berhari-hari
7. Berkurangnya napsu makan
8. Mual dan muntah
9. Sensitivitas terhadap sinar dan suara yang makin memberat, dan seringkali
melibatkan gangguan mood, motorik, dan sensorik.
D. Tujuan Terapi Dan Sasaran Terapi
Terapi bertujuan menghilangkan gejala nyeri pada saat serangan.
Untuk mengurangi frekuensi kambuhnya migrain.

2. Lakukanlah wawancara pembuka dengan pasien ketika menerima resep untuk


menggali informasi tentang gejala migraine yang dialami pasien!
Dalam kasus ini diceritakan ada seorang pasien wanita 26 tahun BB 56 Kg, TB 160
cm, mengalami migraine ringan, ke apotek untuk menebus resep dan berkonsultasi
dengan apoteker, dengan keluhan utama nyeri kepala mendadak dan berdenyut, saat
serangan mengalami mual, muntah, gangguan penglihatan seperti ada kilatan cahaya.
Serangan sering muncul semenjak 1,5 tahun yang lalu dengan frekuensi sebulan 3 4
kali, diantaranya terjadi menjelang menstruasi. Pasien juga mengatakan bahwa konsumsi
Ibuprofen 200 mg 2 tablet setiap 6 jam tidak berhasil menyembuhkan sakit kepala yang
dialaminya.

Apt. : Selamat siang ibu. Selamat datang di Apotek Barokah.


Px. : Iya selamat siang mba.
Apt. : Perkenalkan bu. Saya Lasmini, apoteker dari apotek Barokah,
ada yang bisa saya bantu Ibu.
Px. : Iya, saya mau menebus resep mba, ini resepnya
Apt. Baik bu, ini resepnya atas nama Ibu.Asrik iya?
Px. : Iya mba, benar.
Apt. : Kalau boleh saya tahu, ini resepnya untuk ibu sendiri iya?

Px. : Iya mbak, saya sendri ibu.asrik


Apt. : Waktu ibu periksa kedokter, Dokter menanyakan keluhan yang
ibu alami apa tidak?
Px. : Iya mba ditanyak, dan saya menyampaikan bahwa saya
terkadang nyeri kepala mendadak & berdenyut mba, saat
serangan: mual muntah dan kalau melihat seperti ada kilat
cahaya, serangan sering terjadi sejak 1,5 th yang lalu (frekuensi
3-4 x / bulan), salah satunya terjadi menjelang menstruasi mba
Apt : Seperti itu ya bu.
Px. : Iya mbak
Apt. Ya sudah Bu. Resepnya saya proses dulu. Ibu bisa duduk dulu
sambil menunggu.
Px. Iya mbak
Apt. Ibu asrik. resepnya sudah saya baca tapi ada beberapa hal yang perlu
saya tanyakan. Agar lebih nyaman, bisa ikut saya ke ruang konsultasi
Bu.
Px. Iya mbak,
Pasien dan apoteker menuju ruangan konseling
Apt. Silahkan duduk Bu. Mohon maaf sebelumnya, saat ibu periksa
apakah dokter sudah memberikan informasi terkait penyakit yang ibu
alami?
Px. Iya mbak, dokter bilang migraine ringan, dan dokter sudah
menjelaskan, tapi saya belum mengerti. Bisa tolong dijelaskan lagi
mba?
Apt. Biasanya migrainnya kambuh saat kapan bu?

Px. : Salah satu diantaranya saat menjelang menstruasi mba

Apt Apakah menstruasi ibu teratur setiap bulannya?

Px.: Iya mbak, menstruasi saya teratur setiap bulan.

Apt. Ooo gituuu, Sebelum ibu memutuskan untuk ke dokter adakah


keluhan lainnya bu?
Px. : Selain sakit kepala, saya juga mengalami mual, muntah, dan
gangguan penglihatan seperti ada kilatan cahaya mba
Apt. Selain itu apakah ibu merasa sakit kepala juga ketika mencium bau
seperti bau bensin / aspal ?
Px. Tidak mbak

Apt Apakah akhir-akhir ini ibu sering kecapekan , mungkin kurang tidur ?

Px. Tidak, soalnya saya kalau tidur tidak terlalu malam.


Apt. Apakah ibu sudah mengkonsumsi obat, sebelum ibu memutuskan
untuk ke dokter?
Px. : Sudah mbak, saya sudah coba minum ibuprofen
Apt. : Oh, jadi ibu sudah pernah mencoba minum ibuprofen untuk
mengurangi rasa sakit tersebut?
Px. : Iya mbak, malah saya minumnya 4 x minum dosis 200 mg, tapi tetap
tidak berkurang sakitnya, masih tetep nyut-nyutan
Apt. Oh iya baik bu, dari gejala-gejala yang ibu alami memang benar yang
disampaikan dokter.
Px. : Begitu ya mbak
Apt. : Baik bu, mohon ditunggu sebentar saya siapkan dulu obatnya.

Px : Baik mbak saya tunggu.

3. Berdasarkan analisis yang anda buat tentang pasien apakah obat-obatan yang tertulis
dalam resep tersebut merupakan obat yang tepat untuk mengatasi /mengobati
penyakit pasien ! jika menurut anda obat yang diresepkan kurang tepat untuk mengobati
penyakit pasien, maka lakukanlah komunikasi dengan dokter penulis resep !
Obat-obatan yang tertulis dalam resep tersebut merupakan obat yang kurang tepat
indikasi untuk mengatasi penyakit pasien. Berdasarkan algoritma diatas, penggunaan
Ibuprofen 200mg (4 kali sehari 1 tablet) dalam kasus ini kurang tepat. Dikarenakan
pasien pernah mengkonsumsi Ibuprofen 200mg (4 kali sehari 2 tablet), sebelum periksa
ke dokter untuk menyembuhkan sakit yang dideritanya. Namun, hal ini tidak berhasil.
Bila pasien mendapatkan resep Ibuprofen dengan dosis yang lebih kecil dari sebelumnya
yang pernah dikonsumsi oleh pasien. Maka, Ibuprofen tidak memberikan efek terapi
yang optimal. Sehingga, dalam kasus ini, penggunaan Ibuprofen kurang tepat.
Berdasarkan literatur, penggunaan Cetatrex 100mg (1 kali sehari, golongan triptan
dengan kandungan Sumatriptan), belum dianjurkan untuk dikonsumsi pada pasien
migrain ringan dalam kasus ini. Dikarenakan berdasarkan riwayat pengobatan, pasien
baru menggunakan pengobatan tunggal, namun belum berhasil menyembuhkan sakit
kepala yang dideritanya. Jadi untuk pengobatan selanjutnya diberikan terapi obat
kombinasi yaitu PCT 500 mg 3 kali sehari dan Aspirin 500 mg 4-6jam sehari jika perlu.
Jadi kesimpulan, terapi migrain pada kasus ini untuk menghilangkan sakit kepala
yang diderita pasien digunakan terapi obat kombinasi analgesik yaitu PCT 500mg dan
Aspirin 500mg 4-6 jam sehari. Selain itu pada penggunaan obat-obat analgesik ini hanya
diberikan pada saat pasien merasakan sakit kepala saja, ini untuk mencegah terjadinya
rebound (sakit kepala justru muncul kembali) karna pemakaian lebih dari 2 hari/minggu.

Percakapan Dokter dan Apoteker


Apt. Selamat siang dok, saya Lasmini apoteker di apotek
Barokah, ada waktunya sebentar dok ?
dr. Iya siang, ada apa ya mbak?
Apt. ada resep yang ingin saya konfirmasikan dok
dr. Iya mbak, resep yang mana ya?
Apt. Saya menerima resep atas nama Ny.Asrik usia 26 tahun,
beralamat di Jl. Menoreh Selatan No. 9 Semarang,
menerima terapi dari dokter PCT 1000mg 2 kali sehari,
Ibuprofen 200mg 4 kali sehari dan Cetatrex 100mg kaplet 1
kali sehari untuk terapi selama 7 hari. Apakah betul dok?
dr. Iya betul, memang ada apa mbak?
Apt. Mohon maaf dok sebelumnya,saya ingin mengusulkan
bagaimana kalau penggunaan ibuprofen (200mg 4 kali
sehari) tidak lagi digunakan dok. Karena sebelumnya pasien
sudah menggunakan ibuprofen (200mg 4 kali sehari 2
tablet) namun tidak berhasil menyembuhkan sakit kepala
yang dialaminya. Kemudian untuk penggunaan cetatrex
belum digunakan terlebih dahulu dok. Karena menurut
literatur yang saya ketahui memang golongan triptan dapat
digunakan untuk pengobatan migraine, tapi pada kasus ini
bagaimana kalau diberikan obat kombinasi terlebih dahulu,
karena riwayat pengobatan pasien baru menggunakan
analgesik tunggal dok ?
dr. Jadi kalau begitu obat-obat apa sajakah yang harus diberikan
?
Apt. Bagaimana kalau dosis dari parasetamol diturunkan menjadi
500 mg (3 kali sehari) dan dikombinasikan dengan aspirin
500 mg (3 kali sehari) sesuai literatur yang saya ketahui
dok?
dr. Oh tidak bisa begitu Mba setelah saya mendengar
penjelasan dan keluhan yang dirasakan sama pasien saya
sudah mendiaknosis bahwa itu obat yang tepat dan aman
untuk pasiennya.
Apt Tetapi dokter terkait dengan apa yang sudah saya sampaikan
tadi ini berhubungan dengan litelatur pengobatan migrain
dokter, obat memang kurang tepat berhubung pasiennya
juga pernah mengkonsumsi simpel analgesik, seperti itu
dokter, bagaimana kesepakatannya, apakah dokter sudah
setuju dengan apa yang saya anjurkan untuk terapi pasien?
dr. Oh iya udah mba kalau memang begitu alasanya, saya bisa
terima.
Apt Baik dokter, Terimakasih.

Kesimpulannya untuk obat-obat yang diresepkan dokter diatas kurang tepat oleh sebab itu
setelah dikonsultasikan dengan dokter dan berdasarkan literatur migrain maka obat-obat
yang harus diberikan kepada pasien yaitu paracetamol 500mg dan aspirin 500mg untuk terapi
nyeri pada migraine. (Dipiro 2012, dkk)

4. Siapkanlah obat yang akan diberikan kepada pasien !. Serahkan obat kepada
pasien dan lakukanlah pemberian informasi obat !

Apt. Resep dari Dr. Nihaya, Sp. S atas nama Ibu Asrik
Px. Iya mbak
Apt. Mohon maaf Bu telah membuat Ibu menunggu lama, saya konfirmasi
dulu ya bu. Jadi total harga obatnya Rp.20.000,-. Ini ada 2 macam
obat ya Bu, (sambil menyerahkan ke pasien).
1. Jika ibu terasa nyeri kepala, Paracetamol diminum 3 kali
sehari (pagi, siang, sore/mlm), 1 kali minum satu tablet
sesudah makanan.
2. Aspirin diminum 3 kali sehari (pagi, sing, sore/mlm), 1 kali
mimum 1 tablet, sesudah makan.
Px. Ya, oh ya berarti dua obat ini diminum jika sakit ya mbak ?
Apt.
Px. (mengulangi aturan pakai yang sudah dijelaskan Apoteker).

5. Jelaskan mekanisme aksi obat yang anda berikan kepada pasien!


a. Paracetamol : Menghambat sintesis prostaglandin dalam sistem saraf pusat sehingga
mengeblok impuls nyeri perifer; menghasilkan antipyresis dari penghambatan pusat
regulasi panas hipotalamus (DIH)
b. Aspirin : Mekanisme aspirin untuk analgesik/anti nyeri akibat vasodilatasi,
terjadi inflamasi, inflamasi mengeluarkan prostaglandin. Prostaglandin yang akan
merangsang nyeri. Aspirin menghambat enzim cox (ciclooxigenase), maka
prostaglandin tidak terbentuk, sehingga nyeri hilang atau dapat mengurangi rasa
nyeri. (medscape)
6. Apakah pasien membutuhkan terapi non farmakologi. Jika iya, terapi apa yang harus
dilakukan pasien. Lakukanlah konseling untuk terapi non farmakologi yang harus
dijalankan.
a. Beristirahat yang cukup, biasanya ditempat gelap.
b. Kompres dengan air dingin.
c. Minum air putih.
d. Membantu pasien lebih memilih terapi nondrug / saat terapi obat tidak efektif /
intolerance (Dipiro dkk, 2012).
Percakapan Konseling Apoteker kepada Pasien
Apt. Iya bu, seperti itu ya bu aturan minum obatnya. Dan yang
paling penting untuk menunjang pengobatan Ibu. Bisa
diimbangi dengan istirahat yang cukup Bu bila belum reda,
konsumsi air putih 2 3 L / hari.
Px. Iya mba, saya akan menguranginya, demi kesehatan akan saya
lakukan mba. Ini uangnya mba.
Apt. Iya Bu, saya terima ya uangnya.
Px. Iya mbak
Apt. Terima kasih ya Bu. Semoga sehat selalu Bu . (sambil senyum
ramah)
Px. Iya mba. Amin yaa robbal alamin.

7. Buatlah rencana monitoring terapi yang akan dilakukan! Parameter apa saja yang
harus diamati dalam memonitoring efektifitas terapi?
Untuk monitoring jika pasien merasa pengobatannya tidak efektip dan siklus migrain
tidak berkurang, disarankan untuk berkosultasi kedokter atau datang ke apotik lagi.
Parameter yang harus diamati adalah sebagai berikut :
a. Frekuensi, intensitas dan durasi migren
b. Gejala migren yang dirasakan (mual muntah, dll)
8. Setelah dilakukan evaluasi perkembangan kesehatan pasien, dokter menyimpulkan
bahwa pengobatan yang telah diberikan kurang efektif dalam meredakan gejala penyakit
yang dialami pasien. Dokter meminta pendapat anda untuk pengobatan tahap berikutnya.
Buatlah usulan pengobatan yang akan diberikan kepada pasien ! berikanlah
penjelasan logis dari usulan pengobatan yang akan anda usulkan pada dokter
penulis resep !
Bila setelah pasien mengkonsumsi pengobatan paracetamol 500mg 3 kali sehari, 1
tablet sekali minum serta Aspirin 500mg 3 kali sehari 1 tablet sekali minum, dan pasien
merasa pengobatan yang telah diberikan kurang efektif. Maka berdasarkan literatur di
atas, terapi pengobatan pasien diganti dengan golongan triptan (dosis awal 1 tablet 50mg,
1 kali sehari).
Apt. : Halo. Selamat siang, Apotik Barokah disini, dengan saya
Lasmini ada yang bisa saya bantu.
Dr. (menelpon apoteker) Halo. Iya mba saya dr. Hinaya, saya ingin
menanyakan mengenai pengobatan pasien saya yang kemarin
menebus obat di Apotik Barokah mba Lasmini.
Apt. : Maaf dok. Resep atas nama siapa ya dok?
Dr. : Ibu asrik mbak diagnosisnya migrain ringan.
Apt. : Sebentar ya dok saya carikan resepnya dulu.
Dr. : Iya cepat ya mbak
Apt. : Baik dok. Ini sudah ketemu dok. Resep tanggal 20 September
2017 ya dok atas nama Ibu asrik umur 26 th, atas verifikasi
dokter mendapatkan Paracetamol 1 kaplet 3 x sehari dan
Aspirin 500 mg 1kaplet 3 x sehari.
Dr. : Iya mbak betul sekali
Apt. : Ada apa ya dok dengan pengobatan Ibu Asrik?
Dr. : Ini pasiennya datang ke saya mbak, bilang kalau obatnya
kurang efektif.
Apt. : Kurang efektif bagaimana ya dok, masih sering pusing atau
bagaimana dok.
Dr. : Katanya masih mual dan pusing mba
Apt. : Apakah pasiennya sudah melaksanakan apa yang saya anjurkan
ke pasien dengan benar dok.
Dr. : Bilangnya sudah mbak.
Apt. : Begitu ya dok. Kalau begitu saran saya bisa ditambahkan
golongan triptan (sumatriptan) diminum 1 kali sehari 50 mg
jika perlu atau jika sakit kepala.
Dr. : Oh gitu ya mba. Terima kasih ya mba.
Apt. : Iya dok sama-sama.

Mekanisme aksi gol tripthan adalah menghambat agonis reseptor serotonin pada saraf pusat
yaitu arteri kranial, yang mengalami vasokontriksi dan inflamasi, terkait dengan hantaran
impuls saraf akibat dari nyeri migraine. Gol tripthan selain terapi nyeri akibat migrain, bisa
juga digunakan sebagai anti mual muntah. Mual muntah terjadi karena sekresi/produksi
serotonin meningkat/berlebih akan merangsang (cemoreceptor trigger zone (CTZ)). CTZ
bagian dari pusat mual muntah di medula oblongata, jika CTZ di rangsang maka akan terjadi
mual muntah.
DAFTAR PUSTAKA

Wells, Barbara G. Wells., Dipiro, Joseph T., Schwingwinghammer, Terry L., dan Dipiro,
Cecily V. 2012. Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition. New York : The McGraw-
Hill Companies, Inc.

Lacy, Charles F., Armstrong, Lora L., Goldman Morton P., dan Lance Leonard M. 2009.
Drug Information Handbook Edisi 17. America: American Pharmacists Association

Suharjanti, Isti. 2013. Strategi Pengobatan Akut Migrain. Surabaya: FK UNAIR

Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, Kirana. 2007. Obat obat Penting Edisi Ke-6. Jakarta:
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai