Anda di halaman 1dari 53

L/O/G/O

Farmakologi Natural
PENGOBATAN HERBAL

Drs. Agus
1 Suprijjono, M.Kes, Apt
SANGAT POPULER

Tradisional Semi modern

2
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt modern
Sensasional

3
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt
PENDAHULUAN
• Obat herbal umumnya dianggap "sebagai obat utama dalam
sistem pengobatan tradisional "(WHO, 1993)
• Pengobatan herbal merupakan salah satu metode pengobatan
tertua di dunia serta melibatkan kurang lebih 80 % komunitas
penduduk dunia (WHO).
• Di banyak negara berkembang, sebagian besar bergantung
pada praktisi tradisional dengan menggunakan obat herbal
• Obat herbal diproduksi menurut praktek manufaktur yang baik
(GMP); dan dimanfaatkan sesuai dengan praktek klinis yang
baik (GCP).
• Di Jerman, 'phytomedicines', diproduksi berdasarkan GMP
dan GCP

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 4


Defenition by WHO
• Traditional Medicine (TM) merupakan jumlah total dari
pengetahuan, keterampilan dan praktek berdasarkan teori,
kepercayaan dan pengalaman masyarakat adat untuk
budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak,
digunakan dalam pemeliharaan kesehatan, serta dalam
pencegahan, diagnosis, perbaikan atau pengobatan fisik
dan penyakit mental.
• Istilah CAM (Complementary and Alternatif Medicine)
merupakan mengacu pada praktek perawatan kesehatan
yang bukan merupakan bagian dari tradisi suatu negara
sendiri dan tidak terintegrasi ke dalam sistem pelayanan
kesehatan yang dominan.
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 5
Defenition by WHO (next)
• Conventional medicine mengacu pada kategori yang
luas dari praktek medis yang kadang-kadang disebut,
biomedis, pengobatan ilmiah, atau pengobatan modern
• Herbal Medicine termasuk tumbuhan, bahan herbal, obat
herbal dan produk herbal jadi:
– Herbs termasuk bahan tanaman mentah seperti
daun, bunga, buah, biji, batang, kayu, kulit kayu, akar,
rimpang atau bagian tanaman lainnya, yang mungkin
seluruh, terfragmentasi atau bubuk.
– Herbal Materials meliputi, selain rempah-rempah,
minyak esensial, resin dan bubuk kering herbal.

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 6


Defenition by WHO (next)

• Herbal materials merupakan dasar untuk produk herbal


yang sudah jadi termasuk bubuk herbal, atau ekstrak,
tingtur dan minyak dari bahan herbal yang diproduksi
dengan cara ekstraksi, fraksinasi, pemurnian,
konsentrasi, atau proses fisik atau biologis lainnya.

• Herbal preparations terdiri dari obat herbal yang terbuat


dari satu atau lebih herbal. Produk herbal jadi dan
campuran produk herbal mungkin berisi eksipien selain
bahan aktif atau penambahan zat kimia termasuk
senyawa sintetis dan/atau konstituen terisolasi dari
bahan herbal, tidak dianggap herbal
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 7
Traditional and Complementary/Alternative
Medicine
Categories of TM/CAM
Main Popular System of TM/CAM
• Traditional Chinese Medicine
• Indian Ayurveda Medicine
• Arabic Unani Medicine
• Homeopathy
• Chiropractic

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 8


Perbedaan Obat Tradisional
Indonesia dengan Obat Modern

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 9


Klasifikasi Obat Herbal/Tradisional di
Indonesia

10
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt
Peraturan Kepala badan pengawas obat dan makanan Republik indonesia
Nomor : HK.00.05.41.1384
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 11
Pengembangan Obat
Herbal di Indonesia
• UU No 23 tahun 1992 Obat Herbal/Obat
tradisional merupakan semua bahan atau
ramuan bahan berupa bahan tumbuhan ,
hewan, mineral, sediaan sarian (galenik)
atau campuran dari bahan-bahan tersebut
yang secara turun-temurun (empiricaly) telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.
pengalaman

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 12


Obat tradisional
• adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut,
yang secara turun-temurun (empiricaly) telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 13


Obat herbal terstandar
• adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji
praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi.

Fitofarmaka
• adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji
praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk
jadinya telah di standarisasi.
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 14
Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia

OBAT HERBAL
JAMU FITOFARMAKA
TERSTANDAR

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 15


Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 16
Obat tradisional/jamu
Harus memenuhi kriteria :
• Aman sesuai persyaratan yg ditetapkan
• Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data
empiris
• Memenuhi persyaratan mutu yg berlaku

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 17


Obat Herbal Terstandar

Harus memenuhi kriteria :


• Aman sesuai dengan persyaratan yg
ditetapkan
• Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah /
praklinik
• Telah dilakukan standardisasi terhadap
bahan baku yg digunakan dlm produk jadi
• Memenuhi persyaratan mutu yg berlaku

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 18


FITOFARMAKA

Harus memenuhi kriteria :


• Aman sesuai dengan persyaratan yg
ditetapkan
• Klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan
uji klinik
• Telah dilakukan standardisasi trhdp bahan
baku yg digunakan dlm produk jadi
• Memenuhi persyaratan mutu yg berlaku
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 19
Tahapan Pengembangan Obat Herbal

1. Seleksi
2. Uji preklinik, terdiri atas uji toksisitas dan
uji farmakodinamik
3. Standarisasi sederhana, penentuan
identitas dan pembuatan sediaan
terstandar
4. Uji klinik

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 20


Seleksi
• Sebelum memulai penelitian, perlu dilakukan pemilihan jenis
obat tradisional/obat herbal yang akan diteliti dan
dikembangkan.
• Jenis obat tradisional/obat herbal yang diprioritaskan untuk
diteliti dan dikembangkan adalah:
1. Diharapkan berkhasiat untuk penyakit yang menduduki
urutan atas dalam angka kejadiannya (berdasarkan pola
penyakit)
2. Berdasarkan pengalaman berkhasiat untuk penyakit tertentu
3. Merupakan alternatif jarang untuk penyakit tertentu,
seperti AIDS dan kanker.

21
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt
Uji Preklinik
• Uji preklinik dilakukan secara in vitro dan in vivo pada
hewan coba untuk melihat toksisitas dan efek
farmakodinamiknya.
• Bentuk sediaan dan cara pemberian pada hewan coba
disesuaikan dengan rencana pemberian pada manusia.
• Menurut pedoman pelaksanaan uji klinik obat tradisional
WHO menganjurkan pada dua spesies.
• Uji farmakodinamik pada hewan coba digunakan untuk
memprediksi efek pada manusia, sedangkan uji
toksisitas dimaksudkan untuk melihat keamanannya.

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 22


Uji Preklinik next
• Uji toksisitas dibagi menjadi uji toksisitas akut, subkronik, kronik, dan uji
toksisitas khusus yang meliputi uji teratogenisitas, mutagenisitas, dan
karsinogenisitas.
• Uji toksisitas akut dimaksudkan untuk menentukan LD50 (lethal
dose50) yaitu dosis yang mematikan 50% hewan coba, menilai
berbagai gejala toksik, spektrum efek toksik pada organ, dan
cara kematian.
• Uji LD50 perlu dilakukan untuk semua jenis obat yang akan diberikan pada
manusia.
• Uji toksisitas khusus dilakukan secara selektif bila
1. Obat tradisional berisi kandungan zat kimia yang potensial
menimbulkan efek khusus seperti kanker, cacat bawaan.
2. Obat tradisional potensial digunakan oleh perempuan usia subur
3. Obat tradisional secara epidemiologik diduga terkait dengan
penyakit tertentu misalnya kanker.
• 4. Obat digunakan secara kronik

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 23


Uji Preklinik next
Uji Farmakodinamik
• Penelitian farmakodinamik obat tradisional bertujuan untuk
meneliti efek farmakodinamik dan menelusuri mekanisme
kerja dalam menimbulkan efek dari obat tradisional
tersebut.
• Penelitian dilakukan secara in vitro dan in vivo pada hewan
coba. Cara pemberian obat tradisional yang diuji dan
bentuk sediaan disesuaikan dengan cara pemberiannya
pada manusia.
• Hasil positif secara in vitro dan in vivo pada hewan coba
hanya dapat dipakai untuk perkiraan kemungkinan efek
pada manusia
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 24
Standardisasi , Penentuan Identitas dan Pembuatan
Sediaan Terstandar
• Pada tahap ini dilakukan standarisasi simplisia, penentuan identitas, dan
menentukan bentuk sediaan yang sesuai.
• Bentuk sediaan obat herbal sangat mempengaruhi efek yang ditimbulkan.
Bahan segar berbeda efeknya dibandingkan dengan bahan yang telah
dikeringkan.
• Proses pengolahan seperti direbus, diseduh dapat merusak zat aktif tertentu
yang bersifat termolabil. Contoh tanaman obat yang mengandung minyak
atsiri atau glikosida tidak boleh dibuat dalam bentuk decoct karena termolabil.
• Demikian pula prosedur ekstraksi sangat mempengaruhi efek sediaan obat
herbal yang dihasilkan.
• Ekstrak yang diproduksi dengan jenis pelarut yang berbeda dapat memiliki
efek terapi yang berbeda karena zat aktif yang terlarut berbeda. Contoh: daun
jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) memiliki tiga jenis kandungan kimia
yang diduga berperan untuk pelangsing yaitu tanin, musilago, alkaloid.
Ekstraksi yang dilakukan dengan etanol 95% hanya melarutkan alkaloid dan
sedikit tanin, sedangkan ekstraksi dengan air atau etanol 30% didapatkan
ketiga kandungan kimia daun jati belanda yaitu tanin, musilago, dan alkaloid
tersari dengan baik.

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 25


Uji Klinik
• Untuk dapat menjadi fitofarmaka maka obat
tradisional/obat herbal harus dibuktikan khasiat
dan keamanannya melalui uji klinik.
• Uji klinik pada manusia hanya dapat dilakukan
apabila obat tradisional/obat herbal tersebut
telah terbukti aman dan berkhasiat pada uji
preklinik

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 26


Tahapan Uji Klinis Pada Manusia

1. Uji klinis tahap I


> keamanan obat
2. Uji klinis tahap II
> efek farmakologinya dan penetapan dosis optimal
(pasien yang diseleksi)
3. Uji klinis tahap III
> uji terhadap pasien yang tidak diseleksi dan siap
dipasarkan
4. Uji klinis tahap IV
> survei epidemiologik, efektivitas, keamanan (efek
samping) obat
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 27
Uji Klinik Obat Tradisional
• Kurangnya uji klinik yang dilakukan terhadap obat tradisional
antara lain karena:
1. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk melakukan uji klinik
2. Uji klinik hanya dapat dilakukan bila obat tradisional telah
terbukti berkhasiat dan aman pada uji preklinik
3. Perlunya standardisasi bahan yang diuji
4. Sulitnya menentukan dosis yang tepat karena penentuan
dosis berdasarkan dosis empiris, selain itu kandungan kimia
tanaman tergantung pada banyak faktor.
5. Kekuatiran produsen akan hasil yang negatif terutama
bagi produk yang telah laku di pasaran

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 28


Kriteria Penggunaan Obat Herbal
1. Ketepatan Bahan
 Tanaman obat terdiri dari beberapa spesies yang kadang sulit dibedakan (memiliki
kemiripan) sehingga harus dapat diidentifikasi.
2. Ketepatan Dosis
 Penggunaan takaran obat harus pasti (dalam satuan gram)
3. Ketepatan Waktu Penggunaan
 Contoh: Ekstrak kunyit dipercaya dapat meringankan dismenorea tetapi jika
penggunaan diawal kehamilan dapat menyebabkan keguguran
4. Ketepatan Cara Penggunaan
 Tanaman obat mengandung banyak zat berkhasiat didalamnya sehingga
membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam penggunaannya.
5. Ketepatan Pemilihan Obat Untuk Indikasi Tertentu
 Terdapat banyak jenis zat aktif pada tanaman obat yang memiliki indikasi masing-
masing, sehingga penggunaan harus tepat berdasarkan zat aktif dan indikasinya.
 Contoh: Alkaloid pada daun tapak darah bermanfaat dalam pengobatan diabetes,
tetapi terdapat zat aktif vinblastin yang menyebabkan penurunan leukosit

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 29


Contents

1 DIABETES

2 HIPERTENSI

3 REMATIK

4 KANKER

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 30


Apa itu Diabetes (DM)?
• Diabetes melitus (DM) adalah penyakit
yang ditandai dengan peningkatan kadar
gula darah

31
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt
DIABETES
YANG DIPERCAYA

DAUN KUMIS KUCING YANG TRBUKTI

BROTOWALI .

BAWANG

SAMBILOTO

DAUN INSULIN

32
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt
DAUN KUMIS KUCING

. Daun kumis kucing memiliki efek


antihiperglikemia, mungkin dengan
meningkatkan pemanfaatan
glukosa oleh jaringan atau dengan
meningkatkan resistensi insulin
seperti halnya metformin

33
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt
Brotowali

. Hasil penelitian menunjukkan


bahwa efek antihiperglikemik
mungkin karena stimulasi
pelepasan insulin melalui modulasi
konsentrasi Ca2+ pada sel beta-
langerhans

34
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt
Bawang

. Ekstrak bawang seperti


glibenclamide mungkin
menginduksi hipoglikemia oleh
stimulasi pelepasan insulin dan
meningkatkan pemanfaatan
glukosa di jaringan perifer

35
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt
DAUN INSULIN

36
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt
Sambiloto

Efek penurunan glukosa darah pada mencit diabetes yang diinduksi


aloksan barangkali disebabkan oleh perbaikan sel-sel β-pulau
Langerhans, yang kemudian menstimulasi sekresi insulin oleh sel ini.

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 37


Rematik

38
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt
MAHKOTA DEWA
[Phaleria macrocarpa (Scheff.). Boerl.]

• POPULAR SEBAGAI
ANTI KANKER
• SUDAH TERJUAL LUAS
DI PASARAN
• KOMPONEN AKTIF…?
MEKANISME AKSI….?,
BELUM
TERLAPORKAN

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 39


TANAMAN KEGUNAAN BAHAN PEMAKAIAN EFEK
AKTIF SAMPING
Bawang 1. antikolesterol Allicin 1. Ekstract DIARE
2. Antihypertensi 200-400mg MUNTAH
3. Antithrombotik 3 time/day GANGGUAN PD
USUS
2. Fresh :
BESAR
• BB< 60 kg
use dosie 2
siung (7
gram) .
• BB> 60 kg
use dosis 3
siung (10
gram).
2. Ginkgo 1. Cerebral vascular 1. Flavon Supplements PERDARAHAN
biloba insufficiency oid 40–200 mg SAL.
2. Protection against 2. Ginkoli per day PENCERNAAN
oxidative cell de DIARE
damage from MUNTAH
free radicals BERDEBAR2

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 40


TANAMAN KEGUNAAN BAHAN Formula Adverse
AKTIF effect

Persea Antihypertensive Polifenol Leave 4-5 lb is


Americana(alpo cooked and
kat) drinking

Buah merah •Antioksidan(neur Oleat, linoleat, One tea spoon, 2


oprotektan) betakaroten or 3 time/day,post
•Hemorrheologic Tokoferol coenam
agent.

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 41


Masalah seputar Penggunaan Obat Herbal

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 42


Masalah seputar Penggunaan Obat Herbal
1. Masalah efek samping

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 43


Masalah seputar Penggunaan Obat Herbal
3. Sama species, berbeda efek

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 44


Masalah seputar Penggunaan Obat Herbal
4. Ketepatan dosis

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 45


Masalah seputar Penggunaan Obat Herbal
5. Ketepatan waktu minum

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 46


Masalah seputar Penggunaan Obat Herbal
6. Ketepatan penggunaan

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 47


Masalah seputar Penggunaan Obat Herbal
7. Mitos/informasi yang menyesatkan

48
Masalah seputar Penggunaan Obat Herbal
8. Risiko interaksi obat herbal dan obat

Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 49


Risiko kontaminasi obat bahan alam dalam proses produksi

Klasifikasi Klpk Subkelompok Contoh spesifik Sumber potensial Taha


umum p
Kontaminan Bahan Metal dan non Timbal, Polutan Tanah & 1,2,3
bahan kimia berbahaya metal toksik kadmium, air selama ,4
dan toksik mercury, arsen, penanaman
nitrit
Polutan organik Dioksin aldrin, Polutan tanah dan 1,2,3
tetap DDT, dieldrin, air, selama ,4
endrin, penanaman
heptakhlor
Toksin biologik Mikotoksin Proses pasca 2,3,4
panen,
transportasi, &
penyimpanan
Endotoksin Idem 501,2,3
bakteri ,4
Klasifikasi Klpk Subkelompok Contoh spesifik Sumber potensial Taha
umum p
Kontaminan Mikro- Bakteri S. aureus, P. Tanah, proses 1,2,3
biologik organism Aeruginosa, pasca panen, ,4
a Salmonela sp, transportasi,
Shigella sp, E.coli penyimpanan

Jamur Yeast, moulds Tanah, proses 1,3,4


produksi
Insekta Kecoa dsb Proses pasca
panen,
transportasi,
penyimpanan
Lain-lain Kotoran tikus, Idem 1,2,4
cacing
Solven Organik Aseton, metanol, Tanah & air, 1,2,3
etanol, butanol penanaman, 51,4
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt
manufaktur
KESIMPULAN
Jika ingin menggunakan obat herbal PERHATIKAN:

1. Pilih yang telah memiliki bukti ilmiah cukup


2. Pilih yang telah terbukti keamanannya
3. Kandungan aktif yang dominan diketahui
4. Herbal yang baik: memiliki indikasi spesifik
5. No register bukan penanda aman dikonsumsi
6. Jangan digunakan dalam jangka panjang
7. Tidak untuk penyakit yang parah
8. Awas interaksi dengan obat lain
9. Monitor & hentikan jika timbul efek samping
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt 52
L/O/G/O

Matur nuwun
www.themegallery.com
53
Drs. Agus Suprijono, M.Kes, Apt

Anda mungkin juga menyukai