PROPOSAL PENELITIAN
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
2
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
kegiatan dan laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul “Isolasi Kaandungan
Senyawa Murni Dari Ekstrak Daun Cemperai (Champereia Manillana (Blume)
Merr) Dan Uji Aktivitas Antijamur Terhadap Jamur Candida Albicans Secara In
Vitro Dan In Silico”.
Penulis menyadari dalam penyelesaian laporan ini tidak lepas dari
dukungan dan bimbingan dari banyak pihak, maka penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Mubarak, M.Si selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Riau.
2. Bapak Juli Widiyanto, M.Kes, Epid selaku Dekan Fakultas MIPA dan
Kesehatan Universitas Muhammdiyah Riau.
3. Ibu Dr. Sri Hilma Siregar, M.Sc selaku Wakil Dekan Fakultas MIPA dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau.
4. Ibu Rahmadini Syafri, M.Sc selaku Ketua Program Studi Kimia yang telah
memberikan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan proposal ini.
5. Ibu Rahmiwati Hilma, M.Si dan Bapak Dr. Jufrizal Syahri, M.Si selaku
pembimbing yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam
penyempurnaan proposal ini.
6. Bapak dan Ibu Staff Dosen Prodi Kimia Universitas Muhammadiyah Riau.
7. Kedua orang tua dan saudara kandung tercinta serta teman-teman yang telah
memberi dukungan secara moril dan materil selama penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
proposal ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian.........................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................5
2.1. Tanaman Cemperai........................................................................................5
2.2. Aktivitas Antijamur.......................................................................................6
2.3. In Silico..........................................................................................................7
BAB III. METODELOGI PENELITIAN........................................................9
3.1. Desain Penelitian...........................................................................................9
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................9
3.3. Alat dan Bahan.............................................................................................10
3.3.1 Alat......................................................................................................10
3.3.2 Bahan...................................................................................................10
3.4 Prosedur Penelitian........................................................................................10
3.4.1 Prosedur Keselamatan Kerja...............................................................10
3.4.2 Prosedur Kerja Penelitian....................................................................11
3.4.2.1 Preparasi Sampel.....................................................................11
3.4.2.2 Ekstraksi..................................................................................11
3.4.2.3 Uji Fitokimia...........................................................................12
3.4.2.4 Pemisahan dan Pemurnian Senyawa Isolasi...........................13
3.4.2.5 Uji Aktivitas Antijamur Secara In Vitro.................................14
3.4.2.6 Uji Aktivitas Antijamur Secara In Silico................................15
3.5 Jaminan Mutu................................................................................................16
3.5.1 Jaminan Mutu Alat dan Instrumen......................................................16
3.5.2 Jaminan Mutu Bahan Kimia dan Reagen............................................17
BAB IV. HASIL SEMENTARA......................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................19
LAMPIRAN.........................................................................................................
4
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Jaminan Mutu Alat dan Instrumen.....................................................16
Tabel 3.2 Jaminan Mutu Bahan Kimia dan Reagen............................................17
Tabel 4.1 Hasil Ekstraksi.....................................................................................18
Tabel 4.2 Hasil Uji Fitokimia..............................................................................18
5
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Tanaman Cemperai...........................................................................5
Gambar 2.2 senyawa-senyawa yang terdapat pada daun cemperai
(Champereia manillana (Blume) Merr.)..............................................................6
6
BAB I
PENDAHULUAN
1
pakai yang menyulitkan, dan perlunya pengawasan dokter, serta harganya mahal
(Utami, 2012). Oleh karena itu, perlu dicari alternatif pengobatan lain yang lebih
aman. Salah satu alternatif cara untuk menemukan agen antifungi adalah dengan
menggunakan obat tradisional.
Tanaman cemperai (Champereia manillana (Blume) Merr) merupakan
salah satu jenis tumbuhan yang memiliki potensi sebagai obat herbal. Menurut
Yusob (2004), secara tradisional tanaman cemperai berpotensi mencegah pilek,
mengobati sakit kepala maupun bisul. Penelitian lain juga melaporkan bahwa
daun cemperai mengandung beberapa senyawa yang memiliki aktivitas
antioksidan, antiinflamasi, dapat menghambat pertumbuhan tumor dan
antimikroba (Ragasa et al., 2015).
Berdasarkan hasil penelitian mengenai daun cemperai tersebut, sudah
banyak dilaporkan aktivitas ekstrak daun cemperai, namun aktivitas dari senyawa
murni daun cemperai belum pernah dilaporkan aktivitas antijamurnya. Sehingga
perlu dilakukan penelitian isolasi kandungan senyawa murni dari ekstrak etanol
cemperai (C. manillana (Blume) Merr) dan uji aktivitas antijamur terhadap jamur
C.albicans secara in vitro, lalu dilakukan prediksi aktivitas senyawa terhadap
beberapa reseptor melalui studi in silico.
Menurut Lenny (2006) isolasi adalah proses pengambilan atau pemisahan
senyawa bahan alam dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Sejak abad ke-17
orang telah dapat memisahkan berbagai jenis senyawa dari sumber-sumber
organik. Senyawa-senyawa tersebut dapat berupa senyawa metabolit primer dan
metabolit sekunder.
Metode in silico lazim digunakan dalam proses penapisan awal senyawa
bioaktif untuk kandidat obat. Hal ini disebabkan melalui pendekatan in silico
terjadi interaksi senyawa bioaktif dengan protein target. Untuk mengetahui
besarnya interaksi senyawa bioaktif dengan target dilakukan dengan pendekatan
penambatan molekul (molecuer docking) (Wardaniati and Herli, 2018).
2
1. Bagaimana metode isolasi senyawa murni yang terdapat pada ekstrak
etanol daun cemperai (C.manillana (Blume) Merr) ?
2. Bagaimana karakteristik senyawa hasil isolasi yang terdapat pada ekstrak
etanol daun cemperai (C.manillana (Blume) Merr) ?
3. Bagaimana aktivitas antijamur ekstrak etanol daun cemperai (C. manillana
(Blume) Merr) terhadap pertumbuhan jamur C.albicans secara in vitro ?
4. Bagaimana interaksi secara molekuler kandungan senyawa kimia dari
daun cemperai (C.manillana (Blume) Merr) terhadap protein jamur
C.albicans ?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
0,023 mg/mL (Amarowicz, 2009). Senyawa lutein (2) yang dilaporkan oleh Chew
et al., (2003) dapat menghambat pertumbuhan tumor pada tingkat penyerapan
0,002%. Senyawa β-Carotene (3) diketahui memiliki aktivitas antioksidan dengan
standar nilai IC 50 β-Carotenesebesar 2,15±0,172 μg/mL (Kusbandari et al.,
2017). Senyawa Phytol (4) dilaporkan bahwa memiliki aktivitas antimikroba
terhadap delapan bakteri dan delapan strain jamur dan terbukti aktif terhadap
semua bakteri dan jamur yang diuji dengan nilai MIC 0,003-0,038 mg/mL dan
nilai MBC 0,013- 0,052 mg/mL untuk bakteri dan nilai MIC 0,008-0,016 mg/mL
dan nilai-nilai MBC 0,090-0,520 mg/mL untuk jamur (Ragasa et al,. 2015).
(1)
(2)
(3)
Gambar 2.2 Senyawa-senyawa yang terdapat pada daun cemperai (Champereia manillana (Blume) Merr).
5
Berdasarkan penelitian Pranoto et al., (2012) dilaporkan bahwa pelarut
polar seperti metanol dan etanol adalah pelarut terbaik untuk mengisolasi senyawa
antijamur dari Holothuria scabra yaitu senyawa alkaloid, saponin, steroid dan
triterpen. Penggunaan konsentrasi terbaik ekstrak H. scabra untuk uji aktivitas
antijamur terhadap jamur C.albicans adalah 7 mg/ml dalam pelarut metanol.
2.3 In Silico
Studi in silico merupakan pendekatan pada suatu kondisi/keadaan nyata
ke dalam simulasi komputer dengan menggunakan program tertentu dalam
mendesain obat. Metode in silico merupakan suatu metode yang menarik dan
menjanjikan dalam mengidentifikasi seyawa baru karena lebih cepat dan biaya
yang lebih ekonomis. Perangkat lunak yang tersedia untuk desain dan
pengembangan obat di dalam komputer berasal dari sumber yang berbeda.
Termasuk diantaranya, perusahaan komersial, lembaga akademik dan sumber
terbuka (Suharna, 2012).
Penambatan moleculer docking merupakan prosedur komputasional yang
mencoba untuk memprediksi ikatan non-kovalen antara makromolekul (target)
dengan molekul kecil (ligan) secara efisien. Tujuan metode ini adalah untuk
memprediksi konfirmasi ikatan yang terjadi serta aktivitas ikatan yang terbentuk.
Prediksi ini penting karena digunakan sebagai virtual screening untuk senyawa
yang memiliki potensi sehingga dapat dikembangkan menjadi obat baru
(Zuchrian, 2010).
Penelitian dengan metode in silico telah banyak dilakukan diantaranya
yaitu Wardaniati dan Herli, (2018) menemukan senyawa yang dapat digunakan
sebagai obat antibakteri alternatif atau digunakan sebagai struktur model dalam
mendesain struktur antibiotik. Dinata et al., (2014) menemukan senyawa
Xanthorrhizol sebagai antiinflamasi. Nasab et al., (2017) yang melakukan kajian
docking terhadap senyawa anilinoquinazolin sebagai antimikroba. Pratama,
(2006) menemukan adanya potensi dari akar kuning sebagai inhibitor antikanker.
Syahri et al., (2017) menemukan potensi senyawa turunan kalkon sebagai
antimalaria. Pada studi docking yang juga dilakukan oleh Hilma et al., (2019)
tentang isolasi, karakterisasi, in vitro dan in silico aktivitas antidiabetes dari
senyawa bioaktif daun katemas (Euphorbia heterophylla, L.) menunjukkan bahwa
6
senyawa fischerianoid mampu membentuk ikatan hidrogen antara ligan dengan
protein dan diperkirakan memiliki aktivitas antidiabetes. Saputra, (2020)
menemukan potensi senyawa fischerianoid B sebagai antijamur. Ahmed et al.,
(2019) juga telah melaporkan penelitian kajian docking molekuler senyawa
miquelianin yang memiliki aktivitas antidiabaetes yang dapat menghambat enzim
α-amilase dan α-glukosidase.
7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
8
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rotary evaporator,
seperangkat alat kolom kromatografi, peralatan destilasi, spektrometer IR,
spektrometer NMR, timbangan, neraca analitik, desikator, perangkat lunak
Discovery Studio® 3.1 software (Accelrys, San Diego, USA), laminar flow,
inkubator, neraca digital, jarum ose, dan peralatan gelas yang biasa digunakan di
laboratorium sesuai dengan prosedur kerja.
3.3.2 Bahan
Sampel yang digunakan adalah simplisia daun cemperai (C.manillana
(Blume) Merr). Bahan yang digunakan adalah pelarut etanol teknis untuk
maserasi, pelarut n-heksan, etil asetat, metanol untuk pengoloman dan uji KLT,
plat KLT, silika gel, H2SO4 2 N, pereaksi Mayer, pereaksi Dragendroff, logam
Mg, CH3COOH anhidrat, H2SO4 pekat, HCl pekat, FeCl3 1 % , kloroform,
aquadest, Saboraud Dextrose Agar (SDA), dimethylsulfoxida (DMSO), aquades,
Candida albicans, ketokonazole (kontrol positif antijamur), Kristal protein
1AI9.pdb diperoleh dari Protein Data Bank (http://www.rcsb.org)
9
Pemahaman MSDS dari masing-masing zat yang digunakan bertujuan untuk
mengetahui informasi mengenai sifat-sifat fisika maupun kimia dari suatu zat,
pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja, hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan dan penanganan zat tersebut.
2. Pemakaian Alat Keselamatan Kerja
Alat keselamatan kerja yang sangat penting untuk diperhatikan dan digunakan
yaitu :
a. Alat Pelindung Diri (APD), seperti jas laboratorium, sepatu safety, sarung
tangan, kaca mata pelindung dan masker/respirator, perlengkapan P3K.
b. Alat pemadam kebakaran seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
10
berwarna kecoklatan. Kemudian lapisan etanol dipekatkan dengan menggunakan
rotary evaporator.
3.4.2.3 Uji Fitokimia
Simplisia daun cemperai sebanyak 5 gr ditambahkan 5 ml etanol,
dipanaskan ± 10 menit, ditambahkan 5 ml air suling dan 5 ml kloroform lalu
dikocok kuat dan dibiarkan beberapa saat sampai terbentuk 2 lapisan. Lapisan air
digunakan untuk uji senyawa flavonoid, fenolik dan saponin. Lapisan kloroform
digunakan untuk uji senyawa terpenoid dan steroid.
a. Uji Flavonoid
Beberapa tetes lapisan air pada tabung reaksi ditambah 1-2 butir logam Mg
dan beberapa tetes HCl pekat. Terbentuknya warna jingga, merah muda sampai
merah tua, menandakan adanya senyawa flavonoid.
b. Uji Fenolik
Beberapa tetes lapisan air pada tabung reaksi ditambah 1–2 tetes larutan
FeCl3 1%. Terbentuknya warna coklat kehitaman, menandakan adanya senyawa
fenolik.
c. Uji Saponin
Lapisan air dimasukan dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml dan dikocok.
Terbentuknya busa yang bertahan selama 5 menit, menandakan adanya senyawa
saponin.
d. Uji Terpenoid dan Steroid
Lapisan kloroform disaring melalui pipet yang berisi norit. Hasil saringan di
pipet 2–3 tetes dan dibiarkan mengering pada plat tetes. Setelah kering
ditambahkan pereaksi Liebermann-Burchard (2 tetes CH3COOH anhidrat dan 2
tetes H2SO4 pekat). Terbentuknya warna merah, menandakan adanya senyawa
terpenoid dan warna hijau-biru menandakan adanya senyawa steroid.
e. Uji alkaloid
Simplisia daun cemperai sebanyak 5 gram ditambah sedikit silika dan digerus
dalam lumpang porselen. Ditambahkan 10 ml larutan kloroform beramoniak 0,05
M, diaduk kemudian disaring. Ditambahkan 1 ml H 2SO4 2 N ke dalam tabung
reaksi, kocok selama 2 menit, biarkan hingga terbentuk dua lapisan dan terjadi
pemisahan. Diambil lapisan asam dan ditambahkan 1-2 tetes pereaksi Mayer atau
11
pereaksi Dragendorff, jika terbentuk endapan putih dengan pereaksi Mayer atau
warna jingga dengan pereaksi Dragendorff menunjukkan hasil yang positif untuk
senyawa alkaloid.
3.4.2.4 Pemisahan dan Pemurnian Senyawa Hasil Isolasi
3.4.2.4.1 Kromatografi Kolom Gravitasi
Untuk memisahkan senyawa-senyawa yang ada dalam ekstrak kental
etanol daun cemperai dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom
gravitasi yang berukuran 2,5 cm x 30 cm yang akan diisi dengan silika gel 60 (70-
230 mesh), sehingga ketinggian silika 13,5 cm. Adsorben dibuat bubur terlebih
dahulu dengan cara menggerus 3,87 gr ekstrak etanol dan dicampur dengan 1,5
sdt silika gel kemudian dimasukkan ke dalam kolom dan dielusi dengan metode
Step Gradient Polarity (SGP) yaitu metode elusi dimana pelarut ditingkatkan
kepolarannya secara bertahap dalam berbagai perbandingan dengan menggunakan
pelarut n-heksan, perbandingan n-heksan : etilasetat, sampai perbandingan
etilasetat : metanol. Siluet yang keluar ditampung dalam botol vial berdasarkan
warna yang terbentuk dari masing-masing eluat dan diidentifikasi secara KLT.
3.4.2.4.2 Pemurnian Senyawa Hasil Isolasi
Setelah didapat komponen berupa kristal atau padatan senyawa yang
belum murni maka dilakukan rekristalisasi untuk menghilangkan pengotor
sehingga didapatkan kristal yang murni. Rekristalisasi dilakukan dengan cara
dingin yaitu menggunakan pelarut yang tidak dapat melarutkan padatan atau
kristal. Rekristalisasi dilakukan secara berulang-ulang hingga pelarut pencuci
berwarna bening.
3.4.2.4.3 Uji kemurnian senyawa hasil isolasi
Uji kemurnian dengan melihat titik leleh dilakukan menggunakan alat
penentu titik leleh yaitu Fisher Jhon Melting Point Apparatus. Pembacaan titik
leleh dimulai saat kristal mulai meleleh sampai habis meleleh semuanya. Jika
selisih harga titik lelehnya kecil atau sama dengan 2 °C, maka senyawa tersebut
sudah murni.
12
3.4.2.5 Uji Aktivitas Antijamur Secara In Vitro
3.4.2.5.1 Sterilisasi Alat
Alat tahan panas, bahan dan medium yang akan digunakan untuk
penelitian disterilisasi menggunakan autoclav selama 15 menit pada suhu 121 °C
dan tekanan 1 atm. Sebelumnya, alat-alat dicuci bersih, dikeringkan dan
dibungkus dengan kertas. Alat yang tidak tahan panas disterilkan dengan
menggunakan alkohol.
3.4.2.5.2 Pembuatan Media Saboraud Dextrose Agar (SDA)
Sebanyak 6,5 g serbuk medium Saboraud Dextose Agar (SDA), dilarutkan
dalam 100 mL aquadest dalam erlenmeyer dan dipanaskan sampai larut hingga
mendidih. Masukkan sebanyak 10 mL pada masing-masing tabung reaksi ditutup
dengan kain kasa dan kapas disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 °C selama
15 menit (Astuti et al., 2010).
3.4.2.5.3 Peremajaan Jamur
Media SDA dipanaskan di atas hotplate sampai mencair, kemudian
dituangkan ke dalam 3 buah tabung reaksi, kemudian diletakkan dalam keadaan
miring pada suhu 40 0C dibiarkan memadat. Selanjutnya koloni jamur diambil dari
biakan murni yang tersedia, dilakukan secara aseptis dengan jarum ose dan
digoreskan pada media agar lalu diinkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam.
3.4.2.5.4 Pembuatan Larutan Sampel
Kristal senyawa murni dari daun cemperai (Champereia manillana
(Blume) Merr dibuat dalam konsentrasi 20%, 30%, 50%. Kontrol negatif
digunakan DMSO dan kontrol positif menggunakan ketokonazole.
3.4.2.5.5 Pengujian Mikrobiologis
Pengujian daya hambat dari kristal senyawa murni daun cemperai
(C.manillana (Blume) Merr) terhadap pertumbuhan jamur C.albicans dilakukan
dengan metode difusi menggunakan kertas cakram.. Dimasukkan 20 mL larutan
SDA yang berisi biakan jamur ke dalam cawan petri yang telah disterilisasi.
Kertas cakram (diameter 6 mm) direndam dalam larutan sampel dengan variasi
konsentrasi sampel 20%, 30%, 50% (dilakukan secara duplo), sebagai senyawa
pembanding digunakan DMSO (kontrol negatif) dan ketokanzol (kontrol positif)
selama 15 menit dan dikeringkan. Kertas cakram ditempatkan pada permukaan
13
media yang telah memadat. Media yang telah diisi sediaan uji kemudian
diinkubasi pada suhu 37 °C selama 24 jam, selanjutnya dilakukan pengamatan dan
pengukuran diameter zona hambat yang terbentuk menggunakan jangka sorong
(Atikah, 2013).
3.4.2.5.7 Analisis Data
Data diameter zona hambat dihitung secara manual, kemudian diolah
secara komputerisasi menggunakan Microsoft Excel untuk mencari rata-rata
diameter zona hambat tersebut menggunakan rumus :
Keterangan:
DT 1 = Diameter penghambat pertama
DT 2 = Diameter penghambat kedua
14
menggunakan perangkat lunak Discovery studio ®v.16.. dengan memilih “small
molecul” kemudian “prepare”. Hasil prepare kemudian dlanjutkan dengan
memilih “minimize all”.
3.4.2.6.3 Proses Docking
Sebelum melakukan proses docking, terlebih dahulu dilakukan
pembentukan koordinat (grid) tempat terjadinya proses docking antara protein
dengan ligan. Di dalam perangkat lunak Discovery studio ®v.16, koordinat
docking dibuat dengan cara copy ligan standar dan paste pada protein yang sudah
dipersiapkan, lalu dipilih menu grid, maka koordinat docking akan terbentuk
secara otomatis. Biasanya, jari-jari koordinat ini sebesar 9-10 Å, tergantung pada
besar ukuran ligan standarnya. Proses docking pertama kali dilakukan dengan
ligan standarnya dan harus mendapatkan nilai Root Mean Square Deviation
(RMSD) kecil dari 2 Å. Hal ini berfungsi sebagai validasi metode docking yang
akan digunakan. Jika syarat ini terpenuhi maka proses docking senyawa usulan
dengan protein target dapat dilakukan. Selama proses docking, protein target
dijadikan rigid (kaku) sedangkan ligan dijadikan fleksibel untuk berikatan dengan
sisi aktif dari protein.
3.4.2.6.4 Analisis Docking
Hasil proses docking dibuka menggunakan perangkat lunak Discovery
studio 4.5 visualizer, lalu dipilih menu ligand interaction, maka secara otomatis
energi dan binding site antara ligan dan residu asam amino akan muncul. Interaksi
yang muncul dapat berupa ikatan hidrogen dan ikatan phi, dengan masing-masing
ikatan dibedakan dari warna ikatan yang terbentuk. Ikatan hidrogen biasanya
berwarna hijau, sedangkan ikatan phi berwarna merah muda. Sementara itu, di
dalam program Discovery studio, energi binding antara ligan dan protein dapat
dilihat dalam bentuk energi –cDOCKER.
3.5 Jaminan Mutu
3.5.1 Jaminan Mutu Alat dan Instrumen
Tabel 3.1 Jaminan Mutu Alat dan Instrumen
Tanggal Lab. Kode Faktor Merek
Nama alat
kalibrasi Kalibrator kalibrasi koreksi
UPT PSMB LK-153- Iwaki Te-
Gelas ukur ±0,18 ml
19-11-2014 Disperindag IDN 32
10 ml
Prov. Riau
15
UPT PSMB LK-153- Shimadzu
Neraca
18-11-2014 Disperindag IDN - 220
analitik
Prov. Riau
UPT PSMB LBK-INS-
Beaker
19-11-2014 Disperindag 010 - Pyrex
glass
Prov. Riau
UPT PSMB
Cawan petri 19-11-2014 Disperindag LBK-INS- - Normax
Prov. Riau 010
UPT PSMB
Tabung 19-11-2014 LBK-INS- - Pyrex
Disperindag
reaksi 010
Prov. Riau
UPT PSMB
Inkubator 20-10-2016 LBK-INS- - Memmert
Disperindag
010
Prov. Riau
UPT PSMB
Rotary 18-11-2014 1,980 Buchr
Disperindag KAN-064
evaporator Prov. Riau
UPT PSMB ± 1,98
Termometer 18-11-2014 Disperindag KAN-064 HI
Prov. Riau °C
Mikropipet 19-11-2014 UPT PSMB LBK-INS-
Mastha
Disperindag 010 -
Prov. Riau
16
BAB IV
HASIL SEMENTARA
4.1 Hasil
4.1.1 Ekstraksi
Hasil proses esktraksi daun cemperai dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Ekstraksi Daun Cemperai
No Sampel Berat Ekstrak (g) Rendemen (%)
1 Daun cemperai basah 2000
Simplisia kering daun
2 1000 50
cemperai
3 Ekstrak etanol 15,62 1,562
Fraksinasi ekstrak
4 3,87 0,387
etanol dengan n-heksan
17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, S., Al-Rehaily, A. J., Alam, P., Alqahtani, A. S., Hidayatullah, S.,
Rehman, M. T., Mothana, R. A., Abbas, S. S., Khan, M. U., Khalid, J. M.,
dan Siddiqui, N. A. 2019. Antidiabetic, Antioxidant, Molecular Docking and
HPTLC Analysis of Miquelianin Isolated from Euphorbia schimperi C.
Presl. Saudi Pharmaceutical Journal. 27: 655-663.
Amarowicz R. 2009. Squalene : a natural antioxidant. European Journal Lipid
Science Technology.111 : 411-412.
Atikah, N. 2013. Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum
Americanum L) Terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans.
Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Astuti, I.Y., Hartanti, D., dan Aminiati, A.2010. Peningkatan Aktivitas Antijamur
Candida Albicans Salep Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper Bettle Linn.)
Melalui Pembentukan Kompleks Inklusi Dengan E-Siklodekstrin. Majalah
Obat Tradisional. 15(3) : 94-99.
Bhuyan, D.J., Vuong, Q.V., Chalmers, A.C., van Altena, I.A., Bowyer, M.C., dan
Scarlett, C.J. 2017. Development of the ultrasonic conditions as an
advanced technique for extraction of phenolic compouns from Eucalyptus
robusta. Separation Science and Technology. 5(2) : 100-112.
Chew, B. P., Brown, C. M., Park, J. S., Mixter, P. F. 2003. Dietary Lutein Inhibits
Mouse Mammary Tumor Growth by Regulating Angiogenesis and
Apoptosis. Anticancer Research. 23(4) : 3333–3339.
Dinata, D. I., Suryatno, H., Musfiroh, I., dan Suherman, S.E. 2014. Simulasi
Docking Molekuler Senyawa Xanthorrrhizol sebagai Antiinflamasi terhadap
enzim COX-1 dan COX-2. IJPST. 1(1) : 10-14.
Hilma, R., Gustina, N., Nurlaili, S. 2019. Isolation, Characterization, In Vitro And
In Silico Antidiabetic Activity Of Bioactive Compound Of Katemas Leaves
(Euphorbia Heterophylla, L.). Advances In Engineering Research.
International conference of CELSciTech 2019-Science and Technology
track (ICCELST-ST 2019). 190 : 100-105.
Kurniawan, J.A. 2009. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Rimpang Binahong
(Anredera cordifolia (Tenore) Steen) terhadap Jamur Candida albicans serta
Skrining Fitokimianya. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Kusbandari, A., dan Susanti, H. 2017. Kandungan Beta Karoten Dan Aktivitas
Penangkapan Radikal Bebas Terhadap Dpph (1,1 Difenil 2-Pikrilhidrazil)
Ekstrak Buah Blewah (Cucumis Melo Var. Cantalupensis L) Secara
Spektrofotometri Uv-Visibel. Jurnal Farmasi Sains Dan Komunitas. 14(1) :
37-42.
Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida. Karya
Ilmiah. FMIPA, Universitas Sumatera Utara. Medan.
Nasab, R.R., dan Susanti, H. 2017. Kandungan Beta Karoten dan Aktivitas
Penangkapan Radikal Bebas Terhadap Dpph (1,1 Difenil 2-Pikrihidrazil)
18
Ekstrak Buah Blewah (Cucumis Melo Var. Cantalupensis L) Secara
Spektrofotometri Uv-Visibel. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas. 14(1) :
37-42.
Oktaviani, M., dan Fadila. 2018. Uji aktivitas antijamur sari buah belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap jamur candida albicans. Jurnal
Katalisator. 3(2) : 125-133.
Pranoto, E.N., Ma’ruf, W.F., dan Pringgenies, D. 2012. Kajian aktivitas bioaktif
ekstrak teripang pasir (Holothuria scabra) terhadap jamur Candida
albicans. Jurnal Perikanan. 1(2) : 1-8.
Pratama, F. R. M. 2016. Akar Kuning (Arcangelisia Flava) Sebagai Inhibitor
EGFR : Kajian In Silico. Formagazine. 3(1) : 6-12.
Ragasa, Y.C., Antonio S. V., Ulep, R.A., Brkljača, R., dan Urban, S. 2015.
Chemical Constituents of Champereia manillana (Blume) Merrill. Der
Pharmacia Lettre. 7(7) : 256-261.
Rahayu, T., dan Rahayu T. 2009. Uji antijamur kombucha coffe terhadap Candida
albicans dan Tricophyton mentagrophytes. Jurnal Penelitian Sains &
Teknologi. 10(1) : 10-17.
Saputra, D. 2020. Uji Aktivitas Antibakteri dan Antijamur Senyawa Fischerianoid
B Daun Katemas (Euphorbia heteroptylla L.) Secara In Vitro dan In Silico.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Riau. Pekanbaru.
Soemiati, A., dan Elya, B. 2002. Uji pendahuluan efek kombinasi antijamur infus
daun sirih (Piper betle L.), kulit buah delima (Punica granatum L.), dan
rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap jamur Candida
albicans. Makara, Seri Sains. 6(3) : 149-154.
Suharna, S. 2012. Studi In Silico Senyawa Turunan Flavonoid Terhadap
Penghambatan Enzim Tirosinase. Skripsi. UIN Alauddin Makassar.
Syahri, J., Yuanita, E., Nurohmah, B.A., Armunanto, R., dan Purwono, B. 2017.
Chalcone Anlogue As Potent Anti-Malarial Compounds Against
Plasmodium Falciparum, Synthesis, Biogical Evaluation, and Docking
Simulation Study. Asian Pacific Journal Of Tropical Biomedicine. 7(8) :
675-679.
Utami, E.R. 2002. Antibiotika, resistensi, dan rasionalitas terapi. Jurnal Sainstis.
1(1) : 124-138.
Wardaniati, I., dan Herli, A. M. 2018. Studi molecular docking senyawa golongan
flavonol sebagai antibakteri. Journal Of Pharmacy & Science. 1(2):
20-27.
World Health Organization. 2009. Laboratory for diagnosis of fungal
opportunistic infections in HIV/AIDS patients. WHO Press. Geneva.
Switzerland.
Yusob, Y. M. 2004. Komposisi pemakanan dan potensi chempereia manillana
(blume) merr sebagai bahan ubatan herbal. Skripsi. Universiti Putra
Malaysia. Malaysia.
19
Zuchrian, R.M. 2010. Penambatan Molekuler Beberapa Senyawa Xanton dari
Tanaman Gracinia Mangostana Linn. Pada Enzim Plasmepsin dan
Reduktase Protein Pembawa Enoil Asil Plasmodium Falciparum. Skripsi.
Universitas Indonesia.
20
LAMPIRAN
Filtrat Residu
Rotary evaporator
Ekstrak kental
etanol 15 gr
21
Difraksinasi dengan 25 ml n-heksan
menggunakan corong pisah
Etanol n-
heksan
Rotary
evaporator
F1 F2 F3 F4 F5 F6 Fn
KL KL KL KL KL KL KL
Mana fraksi yang dipilih, di rekristalisasi, dikarakterisasi dan diuji in-vitro dan in-
silico?
22
a. Sterilisasi Alat
23
Medium SDA sebanyak 20 ml Dicelupkan swab steril
dituangkan ke dalam cawan ke dalam inokulum
petri steril dan biarkan sambil diletakkan
mengeras melalui dindig tabung
Kontrol positif
Cakram
Diinkubasi yang digunakan
diletakkan di
pada suhu 37 adalah ketokanzol
atas permukaan 0
C selama 24 dan kontrol negatif
media
yang digunakan
menggunakan
adalah DMSO 10 %
24
25