Anda di halaman 1dari 31

ISOLASI KANDUNGAN SENYAWA MURNI DARI EKSTRAK ETANOL

DAUN CEMPERAI (Champereia manillana (Blume) Merr) DAN UJI


AKTIVITAS ANTIJAMUR TERHADAP JAMUR Candida albicans
SECARA IN VITRO DAN IN SILICO

PROPOSAL PENELITIAN

HOTMA ROMA TUA SIANIPAR


160204034

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Hotma Roma Tua Sianipar


NIM : 160204034
Program Studi : KIMIA
Fakultas : MIPA dan Kesehatan
Judul : Isolasi Kandungan Senyawa Murni Dari Ekstrak Daun
Cemperai (Champereia Manillana (Blume) Merr) Dan Uji
Aktivitas Antijamur Terhadap Jamur Candida albicans
Secara In Vitro Dan In Silico

Pekanbaru, 12 Oktober 2020

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Rahmiwati Hilma, M.Si Dr. Jufrizal Syachri, M.Si


NIDN. 1025127501 NIDN. 1002058501

Ketua Program Studi Kimia

Rahmadini Syafri, M.Sc


NIDN. 10250985

2
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
kegiatan dan laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul “Isolasi Kaandungan
Senyawa Murni Dari Ekstrak Daun Cemperai (Champereia Manillana (Blume)
Merr) Dan Uji Aktivitas Antijamur Terhadap Jamur Candida Albicans Secara In
Vitro Dan In Silico”.
Penulis menyadari dalam penyelesaian laporan ini tidak lepas dari
dukungan dan bimbingan dari banyak pihak, maka penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Mubarak, M.Si selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Riau.
2. Bapak Juli Widiyanto, M.Kes, Epid selaku Dekan Fakultas MIPA dan
Kesehatan Universitas Muhammdiyah Riau.
3. Ibu Dr. Sri Hilma Siregar, M.Sc selaku Wakil Dekan Fakultas MIPA dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau.
4. Ibu Rahmadini Syafri, M.Sc selaku Ketua Program Studi Kimia yang telah
memberikan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan proposal ini.
5. Ibu Rahmiwati Hilma, M.Si dan Bapak Dr. Jufrizal Syahri, M.Si selaku
pembimbing yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam
penyempurnaan proposal ini.
6. Bapak dan Ibu Staff Dosen Prodi Kimia Universitas Muhammadiyah Riau.
7. Kedua orang tua dan saudara kandung tercinta serta teman-teman yang telah
memberi dukungan secara moril dan materil selama penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
proposal ini.

Pekanbaru, Oktober 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vi
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian.........................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................5
2.1. Tanaman Cemperai........................................................................................5
2.2. Aktivitas Antijamur.......................................................................................6
2.3. In Silico..........................................................................................................7
BAB III. METODELOGI PENELITIAN........................................................9
3.1. Desain Penelitian...........................................................................................9
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................9
3.3. Alat dan Bahan.............................................................................................10
3.3.1 Alat......................................................................................................10
3.3.2 Bahan...................................................................................................10
3.4 Prosedur Penelitian........................................................................................10
3.4.1 Prosedur Keselamatan Kerja...............................................................10
3.4.2 Prosedur Kerja Penelitian....................................................................11
3.4.2.1 Preparasi Sampel.....................................................................11
3.4.2.2 Ekstraksi..................................................................................11
3.4.2.3 Uji Fitokimia...........................................................................12
3.4.2.4 Pemisahan dan Pemurnian Senyawa Isolasi...........................13
3.4.2.5 Uji Aktivitas Antijamur Secara In Vitro.................................14
3.4.2.6 Uji Aktivitas Antijamur Secara In Silico................................15
3.5 Jaminan Mutu................................................................................................16
3.5.1 Jaminan Mutu Alat dan Instrumen......................................................16
3.5.2 Jaminan Mutu Bahan Kimia dan Reagen............................................17
BAB IV. HASIL SEMENTARA......................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................19
LAMPIRAN.........................................................................................................

4
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Jaminan Mutu Alat dan Instrumen.....................................................16
Tabel 3.2 Jaminan Mutu Bahan Kimia dan Reagen............................................17
Tabel 4.1 Hasil Ekstraksi.....................................................................................18
Tabel 4.2 Hasil Uji Fitokimia..............................................................................18

5
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Tanaman Cemperai...........................................................................5
Gambar 2.2 senyawa-senyawa yang terdapat pada daun cemperai
(Champereia manillana (Blume) Merr.)..............................................................6

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2007
frekuensi kejadian Candidiasis oral terdapat sekitar 98,3 %. Delapan puluh juta
penduduk Amerika Seriat menderita penyakit tersebut. Prevalensi Candidiasis oral
di Indonesia mencapai 84 % di tahun 2009 (WHO, 2009).
Resistensi merupakan salah satu masalah yang dikhawatirkan di dunia saat
ini. Hal ini disebabkan adanya efek buruk pada upaya dan keampuhan perawatan
medis, farmasi, serta industri makanan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti dosis yang tidak pas dan penggunaan antibiotik di bidang kesehatan yang
diberikan secara ekstensif. Ketersediaan antibiotik sangat berkontribusi pada
pengembangan resistensi obat terhadap mikroorganisme (Bhuyan et al. 2017).
Penyebab infeksi selain bakteri adalah jamur. Jamur merupakan salah satu
penyebab penyakit kulit di negara-negara yang beriklim tropis. Hal ini disebabkan
karena iklim tropis memiliki kelembaban udara yang tinggi sehingga mendukung
pertumbuhan jamur. Indonesia merupakan negara yang rentan terkena penyakit
kulit yang disebabkan oleh jamur (Kurniawan, 2009). Kandidiasis merupakan
salah satu kasus infeksi jamur yang paling sering terjadi pada manusia. Penyakit
kandidiasis tergolong infeksi oportunistik yang disebabkan oleh pertumbuhan
jamur genus Candida yang berlebihan dan 70% dari infeksi Candida disebabkan
oleh Candida albicans. Di dalam tubuh manusia, jamur Candida dapat hidup
sebagai parasit atau saprofit baik di dalam mulut, saluran pernafasan, saluran
pencernaan, ataupun vagina (Oktaviani dan Fadila, 2018). Pada orang sehat jamur
ini bersifat apatogen, tetapi pada keadaan tertentu, yaitu pada keadaan daya tahan
tubuh menurun jamur ini dapat berubah sifatnya menjadi patogen dengan
menimbulkan berbagai keluhan. Pada vagina jamur ini dapat menimbulkan gejala
keputihan yang dikenal sebagai kandidiasis vagina (Soemiati dan Elya, 2002).
Pengobatan penyakit yang disebabkan oleh C.albicans umumnya
menggunakan antibiotik. Namun penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama,
akan berdampak negatif yaitu adanya efek samping yang serius, resistensi, aturan

1
pakai yang menyulitkan, dan perlunya pengawasan dokter, serta harganya mahal
(Utami, 2012). Oleh karena itu, perlu dicari alternatif pengobatan lain yang lebih
aman. Salah satu alternatif cara untuk menemukan agen antifungi adalah dengan
menggunakan obat tradisional.
Tanaman cemperai (Champereia manillana (Blume) Merr) merupakan
salah satu jenis tumbuhan yang memiliki potensi sebagai obat herbal. Menurut
Yusob (2004), secara tradisional tanaman cemperai berpotensi mencegah pilek,
mengobati sakit kepala maupun bisul. Penelitian lain juga melaporkan bahwa
daun cemperai mengandung beberapa senyawa yang memiliki aktivitas
antioksidan, antiinflamasi, dapat menghambat pertumbuhan tumor dan
antimikroba (Ragasa et al., 2015).
Berdasarkan hasil penelitian mengenai daun cemperai tersebut, sudah
banyak dilaporkan aktivitas ekstrak daun cemperai, namun aktivitas dari senyawa
murni daun cemperai belum pernah dilaporkan aktivitas antijamurnya. Sehingga
perlu dilakukan penelitian isolasi kandungan senyawa murni dari ekstrak etanol
cemperai (C. manillana (Blume) Merr) dan uji aktivitas antijamur terhadap jamur
C.albicans secara in vitro, lalu dilakukan prediksi aktivitas senyawa terhadap
beberapa reseptor melalui studi in silico.
Menurut Lenny (2006) isolasi adalah proses pengambilan atau pemisahan
senyawa bahan alam dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Sejak abad ke-17
orang telah dapat memisahkan berbagai jenis senyawa dari sumber-sumber
organik. Senyawa-senyawa tersebut dapat berupa senyawa metabolit primer dan
metabolit sekunder.
Metode in silico lazim digunakan dalam proses penapisan awal senyawa
bioaktif untuk kandidat obat. Hal ini disebabkan melalui pendekatan in silico
terjadi interaksi senyawa bioaktif dengan protein target. Untuk mengetahui
besarnya interaksi senyawa bioaktif dengan target dilakukan dengan pendekatan
penambatan molekul (molecuer docking) (Wardaniati and Herli, 2018).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan beberapa pokok masalah
diantaranya :

2
1. Bagaimana metode isolasi senyawa murni yang terdapat pada ekstrak
etanol daun cemperai (C.manillana (Blume) Merr) ?
2. Bagaimana karakteristik senyawa hasil isolasi yang terdapat pada ekstrak
etanol daun cemperai (C.manillana (Blume) Merr) ?
3. Bagaimana aktivitas antijamur ekstrak etanol daun cemperai (C. manillana
(Blume) Merr) terhadap pertumbuhan jamur C.albicans secara in vitro ?
4. Bagaimana interaksi secara molekuler kandungan senyawa kimia dari
daun cemperai (C.manillana (Blume) Merr) terhadap protein jamur
C.albicans ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan permasalahan yang diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain :
1. Mengisolasi senyawa murni yang terdapat pada ekstrak etanol daun
cemperai (C.manillana (Blume) Merr)
2. Untuk mengetahui karakteristik senyawa hasil isolasi yang terdapat pada
ekstrak etanol daun cemperai (C.manillana (Blume) Merr)
3. Untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak etanol daun cemperai
(C.manillana (Blume) Merr) terhadap pertumbuhan jamur Candida
albicans secara in vitro
4. Untuk mengetahui interaksi kandungan senyawa murni dari daun cemperai
(C.manillana (Blume) Merr) terhadap protein jamur Candida albicans
secara in silico dengan kode protein (4YDO.pdb)
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diantaranya :
1. Memberikan informasi ilmiah mengenai kandungan senyawa bioaktif dari
daun cemperai (C.manillana (Blume) Merr)
2. Memberikan informasi ilmiah mengenai proses isolasi senyawa murni dari
daun cemperai (C.manillana (Blume) Merr)
3. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai khasiat dari daun
cemperai (C.manillana (Blume) Merr)

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Cemperai (Champereia manillana (Blume) Merr)


Champereia manillana (Blume) Merr umumnya dikenal sebagai zaitun
palsu atau cemperai (Yusob, 2004). Hasil identifikasi tanaman cemperai dari
Laboratorium Botani Jurusan Biologi FMIPA Universitas Riau (2019), cemperai
(Champereia manillana (Blume) Merr) diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Bangsa : Santalales
Suku : Opiliaceae
Marga : Champereia
Spesies : Champereia manillana (Blume) Merr.
Nama Daerah : Cemperai

Gambar 2.1. Tanaman Cemperai (Champereia manillana (Blume) Merr)

Sebuah penelitian melaporkan bahwa cemperai (C.manillana


(Blume) Merr) mempunyai kalsium yang tinggi. Minyak cemperai (C.manillana
(Blume) Merr) bisa menghilangkan memar, menghilangkan rasa gatal dan sakit,
mencegah masuk angin, pusing, sakit kepala, mengobati ruam popok dan eksim
(Ragasa et al., 2015).
Pada penelitian sebelumya telah berhasil dilakukan isolasi senyawa dari
tanaman cemperai (C.manillana (Blume) Merr). Hasil identifikasi senyawa pada
cemperai (C.manillana (Blume) Merr) terdapat beberapa senyawa diantaranya,
senyawa squalene (1), memiliki aktivitas antioksidan yang baik dengan nilai IC 50

4
0,023 mg/mL (Amarowicz, 2009). Senyawa lutein (2) yang dilaporkan oleh Chew
et al., (2003) dapat menghambat pertumbuhan tumor pada tingkat penyerapan
0,002%. Senyawa β-Carotene (3) diketahui memiliki aktivitas antioksidan dengan
standar nilai IC 50 β-Carotenesebesar 2,15±0,172 μg/mL (Kusbandari et al.,
2017). Senyawa Phytol (4) dilaporkan bahwa memiliki aktivitas antimikroba
terhadap delapan bakteri dan delapan strain jamur dan terbukti aktif terhadap
semua bakteri dan jamur yang diuji dengan nilai MIC 0,003-0,038 mg/mL dan
nilai MBC 0,013- 0,052 mg/mL untuk bakteri dan nilai MIC 0,008-0,016 mg/mL
dan nilai-nilai MBC 0,090-0,520 mg/mL untuk jamur (Ragasa et al,. 2015).

(1)

(2)

(3)
Gambar 2.2 Senyawa-senyawa yang terdapat pada daun cemperai (Champereia manillana (Blume) Merr).

2.2 Aktivitas Antijamur


Rahayu (2009) telah melakukan penelitian uji antijamur Kombucha coffee
terhadap Tricophyton mentagrophytes dan C.albicans. Dimana kandungan kafein
dalam kombucha coffee adalah senyawa kafein atau yang dikenal sebagai Trimetil
santin (jenis alkaloid). Senyawa ini merupakan kelompok senyawa organik
heterosiklik bernitrogen yang bersifat basa pH > 7 dan pahit. Sifat basa ini
terbukti dapat membunuh T.mentagrophytes dan C.albicans dengan lama
fermentasi 18 hari dengan zona hambat yang bersifat radikal terhadap jamur uji.

5
Berdasarkan penelitian Pranoto et al., (2012) dilaporkan bahwa pelarut
polar seperti metanol dan etanol adalah pelarut terbaik untuk mengisolasi senyawa
antijamur dari Holothuria scabra yaitu senyawa alkaloid, saponin, steroid dan
triterpen. Penggunaan konsentrasi terbaik ekstrak H. scabra untuk uji aktivitas
antijamur terhadap jamur C.albicans adalah 7 mg/ml dalam pelarut metanol.
2.3 In Silico
Studi in silico merupakan pendekatan pada suatu kondisi/keadaan nyata
ke dalam simulasi komputer dengan menggunakan program tertentu dalam
mendesain obat. Metode in silico merupakan suatu metode yang menarik dan
menjanjikan dalam mengidentifikasi seyawa baru karena lebih cepat dan biaya
yang lebih ekonomis. Perangkat lunak yang tersedia untuk desain dan
pengembangan obat di dalam komputer berasal dari sumber yang berbeda.
Termasuk diantaranya, perusahaan komersial, lembaga akademik dan sumber
terbuka (Suharna, 2012).
Penambatan moleculer docking merupakan prosedur komputasional yang
mencoba untuk memprediksi ikatan non-kovalen antara makromolekul (target)
dengan molekul kecil (ligan) secara efisien. Tujuan metode ini adalah untuk
memprediksi konfirmasi ikatan yang terjadi serta aktivitas ikatan yang terbentuk.
Prediksi ini penting karena digunakan sebagai virtual screening untuk senyawa
yang memiliki potensi sehingga dapat dikembangkan menjadi obat baru
(Zuchrian, 2010).
Penelitian dengan metode in silico telah banyak dilakukan diantaranya
yaitu Wardaniati dan Herli, (2018) menemukan senyawa yang dapat digunakan
sebagai obat antibakteri alternatif atau digunakan sebagai struktur model dalam
mendesain struktur antibiotik. Dinata et al., (2014) menemukan senyawa
Xanthorrhizol sebagai antiinflamasi. Nasab et al., (2017) yang melakukan kajian
docking terhadap senyawa anilinoquinazolin sebagai antimikroba. Pratama,
(2006) menemukan adanya potensi dari akar kuning sebagai inhibitor antikanker.
Syahri et al., (2017) menemukan potensi senyawa turunan kalkon sebagai
antimalaria. Pada studi docking yang juga dilakukan oleh Hilma et al., (2019)
tentang isolasi, karakterisasi, in vitro dan in silico aktivitas antidiabetes dari
senyawa bioaktif daun katemas (Euphorbia heterophylla, L.) menunjukkan bahwa

6
senyawa fischerianoid mampu membentuk ikatan hidrogen antara ligan dengan
protein dan diperkirakan memiliki aktivitas antidiabetes. Saputra, (2020)
menemukan potensi senyawa fischerianoid B sebagai antijamur. Ahmed et al.,
(2019) juga telah melaporkan penelitian kajian docking molekuler senyawa
miquelianin yang memiliki aktivitas antidiabaetes yang dapat menghambat enzim
α-amilase dan α-glukosidase.

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dengan Rancangan Penelitian Eksperimental
Laboratorium. Proses ekstraksi dilakukan dengan pelarut etanol 96% yang telah
didestilasi. Selanjutnya, ekstrak etanol daun cemperai difraksinasi menggunakan
n-heksan untuk memisahkan senyawa yang bersifat non polar. Selanjutnya,
ekstrak etanol dipisahkan menggunakan kolom Kromatografi Grafitasi (KG)
dengan beberapa eluen, antara lain n-heksan : etil asetat, etil asetat : metanol.
Kemudian masing-masing fraksi yang diperoleh diuji KLT. Dari beberpa fraksi
dipilih fraksi yang potensial dengan mempertimbangkan jumlah noda yang lebih
sedikit dan potensi pembentukan kristal dari fraksi tersebut. Fraksi terpilih
dilakukan rekristalisasi secara berulang-ulang sehingga diperoleh hasil KLT yang
menunjukkan satu noda, untuk menandakan kemurnian senyawa. Kristal murni
yang didapatkan dari hasil isolasi dilakukan uji titik leleh menggunakan alat
Fisher Johns, selanjutnya dikarakterisasi dengan spektroskopi IR dan NMR. Uji
aktivitas antijamur terhadap senyawa murni dilakukan secara in vitro dengan
metode difusi cakram.
Sedangkan pengujian in silico dilakukan dengan mempersiapkan protein
yang telah diambil di situs data bank protein (www.pdb.org) dengan kode akses
1AI9 untuk C. albicans, selanjutnya disiapkan ligan senyawa yang akan diuji dan
dilakukan validasi metode dengan melakukan docking antara protein dan ligan
standarnya dengan syarat nilai RMSD yang dihasilkan harus < 2 Å menggunakan
perangkat lunak Discovery studio® 3.1. Kemudian dilakukan docking antara
protein dan ligan senyawa. Analisis hasil dilakukan dengan melihat ikatan kimia
yang terbentuk dan membandingkan energi -eDOCKER yang dihasilkan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Terpadu Fakultas MIPA
dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) selama kurang lebih 9
bulan.

8
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rotary evaporator,
seperangkat alat kolom kromatografi, peralatan destilasi, spektrometer IR,
spektrometer NMR, timbangan, neraca analitik, desikator, perangkat lunak
Discovery Studio® 3.1 software (Accelrys, San Diego, USA), laminar flow,
inkubator, neraca digital, jarum ose, dan peralatan gelas yang biasa digunakan di
laboratorium sesuai dengan prosedur kerja.
3.3.2 Bahan
Sampel yang digunakan adalah simplisia daun cemperai (C.manillana
(Blume) Merr). Bahan yang digunakan adalah pelarut etanol teknis untuk
maserasi, pelarut n-heksan, etil asetat, metanol untuk pengoloman dan uji KLT,
plat KLT, silika gel, H2SO4 2 N, pereaksi Mayer, pereaksi Dragendroff, logam
Mg, CH3COOH anhidrat, H2SO4 pekat, HCl pekat, FeCl3 1 % , kloroform,
aquadest, Saboraud Dextrose Agar (SDA), dimethylsulfoxida (DMSO), aquades,
Candida albicans, ketokonazole (kontrol positif antijamur), Kristal protein
1AI9.pdb diperoleh dari Protein Data Bank (http://www.rcsb.org)

3.4 Prosedur Penelitian


3.4.1 Prosedur Keselamatan Kerja
Prosedur keselamatan pada penelitian ini dapat dibagi dalam dua bagian
yaitu prosedur keselamatan saat pengambilan sampel di lapangan dan saat analisis
di laboratorium. Prosedur keselamatan pada saat pengambilan sampel di lapangan
adalah dengan melakukan perencanaan pengambilan sampel dengan survey ke
lokasi sebelum dilakukan sampling. Setelah melakukan survey di lapangan
peneliti dapat mengetahui peralatan keselamatan apa saja yang harus dibawa ke
lokasi pengambilan sampel. Beberapa peralatan untuk keselamatan kerja di
lapangan yang di bawa antara lain masker dan sarung tangan.
Prosedur keselamatan untuk analisis di laboratorium yang harus
diperhatikan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Pemahaman Material Safety Data Sheet (MSDS)

9
Pemahaman MSDS dari masing-masing zat yang digunakan bertujuan untuk
mengetahui informasi mengenai sifat-sifat fisika maupun kimia dari suatu zat,
pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja, hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan dan penanganan zat tersebut.
2. Pemakaian Alat Keselamatan Kerja
Alat keselamatan kerja yang sangat penting untuk diperhatikan dan digunakan
yaitu :
a. Alat Pelindung Diri (APD), seperti jas laboratorium, sepatu safety, sarung
tangan, kaca mata pelindung dan masker/respirator, perlengkapan P3K.
b. Alat pemadam kebakaran seperti Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

3.4.2 Prosedur Kerja Penelitian


3.4.2.1 Preparasi sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun cemperai
(C.manillana (Blume) Merr). Daun cemperai diperoleh dari pasar Panam Ujung,
Pekanbaru. Identifikasi sampel dilakukan di Laboratorium Botani Universitas
Riau. Daun cemperai dibersihkan, dipotong dan dikering anginkan selama 10 hari.
Kemudian dihaluskan menggunakan blender hingga diperoleh simplisia daun
cemperai.
3.4.2.2 Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan metoda maserasi, menggunakan pelarut etanol
96% yang telah didestilasi. Sebanyak ± 1 kg simplisia kering daun cemperai
dimasukkan ke dalam botol gelap dan dimaserasi dengan etanol 96% selama
3 x 24 jam pada suhu kamar dengan sesekali dilakukan pengadukan. Setelah itu,
dilanjutkan penyaringan untuk memisahkan maserat dari residu. Maserat yang
dihasilkan kemudian diuapkan pelarutnya dengan menggunakan alat rotary
evaporator. Maserasi dilakukaan kembali secara berulang-ulang setiap 1 x 24 jam,
sehingga diperoleh ekstrak kental etanol C.manillana.
Ekstrak kental etanol C.manillana difraksinasi dengan 25 ml n-heksan
menggunakan corong pisah sehingga terbentuk dua lapisan, bawah (etanol) dan
atas (n-heksan). Lapisan n-heksan dipisahkan dari lapisan etanol. Dilakukan
pengulangan fraksinasi dengan n-heksan sampai diperoleh lapisan etanol

10
berwarna kecoklatan. Kemudian lapisan etanol dipekatkan dengan menggunakan
rotary evaporator.
3.4.2.3 Uji Fitokimia
Simplisia daun cemperai sebanyak 5 gr ditambahkan 5 ml etanol,
dipanaskan ± 10 menit, ditambahkan 5 ml air suling dan 5 ml kloroform lalu
dikocok kuat dan dibiarkan beberapa saat sampai terbentuk 2 lapisan. Lapisan air
digunakan untuk uji senyawa flavonoid, fenolik dan saponin. Lapisan kloroform
digunakan untuk uji senyawa terpenoid dan steroid.
a. Uji Flavonoid
Beberapa tetes lapisan air pada tabung reaksi ditambah 1-2 butir logam Mg
dan beberapa tetes HCl pekat. Terbentuknya warna jingga, merah muda sampai
merah tua, menandakan adanya senyawa flavonoid.
b. Uji Fenolik
Beberapa tetes lapisan air pada tabung reaksi ditambah 1–2 tetes larutan
FeCl3 1%. Terbentuknya warna coklat kehitaman, menandakan adanya senyawa
fenolik.
c. Uji Saponin
Lapisan air dimasukan dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml dan dikocok.
Terbentuknya busa yang bertahan selama 5 menit, menandakan adanya senyawa
saponin.
d. Uji Terpenoid dan Steroid
Lapisan kloroform disaring melalui pipet yang berisi norit. Hasil saringan di
pipet 2–3 tetes dan dibiarkan mengering pada plat tetes. Setelah kering
ditambahkan pereaksi Liebermann-Burchard (2 tetes CH3COOH anhidrat dan 2
tetes H2SO4 pekat). Terbentuknya warna merah, menandakan adanya senyawa
terpenoid dan warna hijau-biru menandakan adanya senyawa steroid.
e. Uji alkaloid
Simplisia daun cemperai sebanyak 5 gram ditambah sedikit silika dan digerus
dalam lumpang porselen. Ditambahkan 10 ml larutan kloroform beramoniak 0,05
M, diaduk kemudian disaring. Ditambahkan 1 ml H 2SO4 2 N ke dalam tabung
reaksi, kocok selama 2 menit, biarkan hingga terbentuk dua lapisan dan terjadi
pemisahan. Diambil lapisan asam dan ditambahkan 1-2 tetes pereaksi Mayer atau

11
pereaksi Dragendorff, jika terbentuk endapan putih dengan pereaksi Mayer atau
warna jingga dengan pereaksi Dragendorff menunjukkan hasil yang positif untuk
senyawa alkaloid.
3.4.2.4 Pemisahan dan Pemurnian Senyawa Hasil Isolasi
3.4.2.4.1 Kromatografi Kolom Gravitasi
Untuk memisahkan senyawa-senyawa yang ada dalam ekstrak kental
etanol daun cemperai dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom
gravitasi yang berukuran 2,5 cm x 30 cm yang akan diisi dengan silika gel 60 (70-
230 mesh), sehingga ketinggian silika 13,5 cm. Adsorben dibuat bubur terlebih
dahulu dengan cara menggerus 3,87 gr ekstrak etanol dan dicampur dengan 1,5
sdt silika gel kemudian dimasukkan ke dalam kolom dan dielusi dengan metode
Step Gradient Polarity (SGP) yaitu metode elusi dimana pelarut ditingkatkan
kepolarannya secara bertahap dalam berbagai perbandingan dengan menggunakan
pelarut n-heksan, perbandingan n-heksan : etilasetat, sampai perbandingan
etilasetat : metanol. Siluet yang keluar ditampung dalam botol vial berdasarkan
warna yang terbentuk dari masing-masing eluat dan diidentifikasi secara KLT.
3.4.2.4.2 Pemurnian Senyawa Hasil Isolasi
Setelah didapat komponen berupa kristal atau padatan senyawa yang
belum murni maka dilakukan rekristalisasi untuk menghilangkan pengotor
sehingga didapatkan kristal yang murni. Rekristalisasi dilakukan dengan cara
dingin yaitu menggunakan pelarut yang tidak dapat melarutkan padatan atau
kristal. Rekristalisasi dilakukan secara berulang-ulang hingga pelarut pencuci
berwarna bening.
3.4.2.4.3 Uji kemurnian senyawa hasil isolasi
Uji kemurnian dengan melihat titik leleh dilakukan menggunakan alat
penentu titik leleh yaitu Fisher Jhon Melting Point Apparatus. Pembacaan titik
leleh dimulai saat kristal mulai meleleh sampai habis meleleh semuanya. Jika
selisih harga titik lelehnya kecil atau sama dengan 2 °C, maka senyawa tersebut
sudah murni.

12
3.4.2.5 Uji Aktivitas Antijamur Secara In Vitro
3.4.2.5.1 Sterilisasi Alat
Alat tahan panas, bahan dan medium yang akan digunakan untuk
penelitian disterilisasi menggunakan autoclav selama 15 menit pada suhu 121 °C
dan tekanan 1 atm. Sebelumnya, alat-alat dicuci bersih, dikeringkan dan
dibungkus dengan kertas. Alat yang tidak tahan panas disterilkan dengan
menggunakan alkohol.
3.4.2.5.2 Pembuatan Media Saboraud Dextrose Agar (SDA)
Sebanyak 6,5 g serbuk medium Saboraud Dextose Agar (SDA), dilarutkan
dalam 100 mL aquadest dalam erlenmeyer dan dipanaskan sampai larut hingga
mendidih. Masukkan sebanyak 10 mL pada masing-masing tabung reaksi ditutup
dengan kain kasa dan kapas disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 °C selama
15 menit (Astuti et al., 2010).
3.4.2.5.3 Peremajaan Jamur
Media SDA dipanaskan di atas hotplate sampai mencair, kemudian
dituangkan ke dalam 3 buah tabung reaksi, kemudian diletakkan dalam keadaan
miring pada suhu 40 0C dibiarkan memadat. Selanjutnya koloni jamur diambil dari
biakan murni yang tersedia, dilakukan secara aseptis dengan jarum ose dan
digoreskan pada media agar lalu diinkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam.
3.4.2.5.4 Pembuatan Larutan Sampel
Kristal senyawa murni dari daun cemperai (Champereia manillana
(Blume) Merr dibuat dalam konsentrasi 20%, 30%, 50%. Kontrol negatif
digunakan DMSO dan kontrol positif menggunakan ketokonazole.
3.4.2.5.5 Pengujian Mikrobiologis
Pengujian daya hambat dari kristal senyawa murni daun cemperai
(C.manillana (Blume) Merr) terhadap pertumbuhan jamur C.albicans dilakukan
dengan metode difusi menggunakan kertas cakram.. Dimasukkan 20 mL larutan
SDA yang berisi biakan jamur ke dalam cawan petri yang telah disterilisasi.
Kertas cakram (diameter 6 mm) direndam dalam larutan sampel dengan variasi
konsentrasi sampel 20%, 30%, 50% (dilakukan secara duplo), sebagai senyawa
pembanding digunakan DMSO (kontrol negatif) dan ketokanzol (kontrol positif)
selama 15 menit dan dikeringkan. Kertas cakram ditempatkan pada permukaan

13
media yang telah memadat. Media yang telah diisi sediaan uji kemudian
diinkubasi pada suhu 37 °C selama 24 jam, selanjutnya dilakukan pengamatan dan
pengukuran diameter zona hambat yang terbentuk menggunakan jangka sorong
(Atikah, 2013).
3.4.2.5.7 Analisis Data
Data diameter zona hambat dihitung secara manual, kemudian diolah
secara komputerisasi menggunakan Microsoft Excel untuk mencari rata-rata
diameter zona hambat tersebut menggunakan rumus :
Keterangan:
DT 1 = Diameter penghambat pertama
DT 2 = Diameter penghambat kedua

3.4.2.6 Uji Aktivitas Antijamur Secara In Silico


3.4.2.6.1 Persiapan Protein Target
Proses docking dimulai dari mempersiapkan kristal protein dengan
aktivitas sebagai antijamur. Struktur protein 3 dimensi diambil dari situs bank
protein (www.pdb.org). Sebelum melakukan proses docking, protein 1AI9.pdb
harus dipersiapkan terlebih dahulu. Kemudian persiapan pertama diakukan dengan
cara memilih satu rantai (chain) yang ada pada protein target kemudian
membersihkkan protein dari residunya. Proses ini menggunakan perangkat lunak
Chimera®1.10. Residu yang dibuang yaitu gugus H2O dan ligan standar yang
terdapat pada kristal protein tersebut. Setelah protein bebas dari residu, kemudian
dilanjutkan persiapan kedua yaitu memilih “macromolekul” kemudian “prepare
protein” menggunakan perangkat lunak Discovery studio ®v.16. Protein akan
otomatis di prepare dengan menambahkan atom hidrogen, menambahkan muatan
atom, serta memperbaiki ikatan atom yang rusak akibat pelepasan ligan standar.
3.4.2.6.2 Persiapan Ligan
Senyawa uji yang akan dilakukan proses docking disebut sebagai “ligan”.
Sebelum melakukan proses docking, ligan ini juga harus dilakukan persiapan yang
bertujuan untuk mendapatkan konformasi ligan yang paling stabil, menambahkan
muatan (charge) pada setiap atom penyusun ligan, menambahkan atom hidrogen
pada ligan, dan meminimalisasi energi. Persiapan ligan ini dilakukan

14
menggunakan perangkat lunak Discovery studio ®v.16.. dengan memilih “small
molecul” kemudian “prepare”. Hasil prepare kemudian dlanjutkan dengan
memilih “minimize all”.
3.4.2.6.3 Proses Docking
Sebelum melakukan proses docking, terlebih dahulu dilakukan
pembentukan koordinat (grid) tempat terjadinya proses docking antara protein
dengan ligan. Di dalam perangkat lunak Discovery studio ®v.16, koordinat
docking dibuat dengan cara copy ligan standar dan paste pada protein yang sudah
dipersiapkan, lalu dipilih menu grid, maka koordinat docking akan terbentuk
secara otomatis. Biasanya, jari-jari koordinat ini sebesar 9-10 Å, tergantung pada
besar ukuran ligan standarnya. Proses docking pertama kali dilakukan dengan
ligan standarnya dan harus mendapatkan nilai Root Mean Square Deviation
(RMSD) kecil dari 2 Å. Hal ini berfungsi sebagai validasi metode docking yang
akan digunakan. Jika syarat ini terpenuhi maka proses docking senyawa usulan
dengan protein target dapat dilakukan. Selama proses docking, protein target
dijadikan rigid (kaku) sedangkan ligan dijadikan fleksibel untuk berikatan dengan
sisi aktif dari protein.
3.4.2.6.4 Analisis Docking
Hasil proses docking dibuka menggunakan perangkat lunak Discovery
studio 4.5 visualizer, lalu dipilih menu ligand interaction, maka secara otomatis
energi dan binding site antara ligan dan residu asam amino akan muncul. Interaksi
yang muncul dapat berupa ikatan hidrogen dan ikatan phi, dengan masing-masing
ikatan dibedakan dari warna ikatan yang terbentuk. Ikatan hidrogen biasanya
berwarna hijau, sedangkan ikatan phi berwarna merah muda. Sementara itu, di
dalam program Discovery studio, energi binding antara ligan dan protein dapat
dilihat dalam bentuk energi –cDOCKER.
3.5 Jaminan Mutu
3.5.1 Jaminan Mutu Alat dan Instrumen
Tabel 3.1 Jaminan Mutu Alat dan Instrumen
Tanggal Lab. Kode Faktor Merek
Nama alat
kalibrasi Kalibrator kalibrasi koreksi
UPT PSMB LK-153- Iwaki Te-
Gelas ukur ±0,18 ml
19-11-2014 Disperindag IDN 32
10 ml
Prov. Riau

15
UPT PSMB LK-153- Shimadzu
Neraca
18-11-2014 Disperindag IDN - 220
analitik
Prov. Riau
UPT PSMB LBK-INS-
Beaker
19-11-2014 Disperindag 010 - Pyrex
glass
Prov. Riau
UPT PSMB
Cawan petri 19-11-2014 Disperindag LBK-INS- - Normax
Prov. Riau 010
UPT PSMB
Tabung 19-11-2014 LBK-INS- - Pyrex
Disperindag
reaksi 010
Prov. Riau
UPT PSMB
Inkubator 20-10-2016 LBK-INS- - Memmert
Disperindag
010
Prov. Riau
UPT PSMB
Rotary 18-11-2014 1,980 Buchr
Disperindag KAN-064
evaporator Prov. Riau
UPT PSMB ± 1,98
Termometer 18-11-2014 Disperindag KAN-064 HI
Prov. Riau °C
Mikropipet 19-11-2014 UPT PSMB LBK-INS-
Mastha
Disperindag 010 -
Prov. Riau

3.5.2 Jaminan Mutu Bahan Kimia dan Reagen


Tabel 3.2 Jaminan Mutu Bahan Kimia dan Reagen
Nama Bahan Spesifikasi Merek
Etanol Larutan Merck
Metanol Larutan Merck
Etil Asetat Larutan Merck
n-heksan Larutan Merck
Silika gel Padatan Merck
Plat KLT Padatan Merck
Saboraud Dextrose Padatan Merck KgaA
Agar
NaCl Padatan Pudak

16
BAB IV
HASIL SEMENTARA

4.1 Hasil
4.1.1 Ekstraksi
Hasil proses esktraksi daun cemperai dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Ekstraksi Daun Cemperai
No Sampel Berat Ekstrak (g) Rendemen (%)
1 Daun cemperai basah 2000
Simplisia kering daun
2 1000 50
cemperai
3 Ekstrak etanol 15,62 1,562
Fraksinasi ekstrak
4 3,87 0,387
etanol dengan n-heksan

4.1.2 Uji Fitokimia


Uji fitokimia dilakukan untuk menentukan golongan senyawa dari ekstrak
etanol daun cemperai (C.manillana (Blume) Merr).
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Fituokimia Ekstrak Daun Cemperai
No Gol. Senyawa Pereaksi Hasil
1 Alkaloid Dragendroff (-)
2 Alkaloid Mayer (-)
3 Flavonoid Sianidin test (+)
4 Fenolik FeCl3 (+)
5 Tanin FeCl3 (+)
6 Saponin H2O (-)

17
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, S., Al-Rehaily, A. J., Alam, P., Alqahtani, A. S., Hidayatullah, S.,
Rehman, M. T., Mothana, R. A., Abbas, S. S., Khan, M. U., Khalid, J. M.,
dan Siddiqui, N. A. 2019. Antidiabetic, Antioxidant, Molecular Docking and
HPTLC Analysis of Miquelianin Isolated from Euphorbia schimperi C.
Presl. Saudi Pharmaceutical Journal. 27: 655-663.
Amarowicz R. 2009. Squalene : a natural antioxidant. European Journal Lipid
Science Technology.111 : 411-412.
Atikah, N. 2013. Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum
Americanum L) Terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans.
Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Astuti, I.Y., Hartanti, D., dan Aminiati, A.2010. Peningkatan Aktivitas Antijamur
Candida Albicans Salep Minyak Atsiri Daun Sirih (Piper Bettle Linn.)
Melalui Pembentukan Kompleks Inklusi Dengan E-Siklodekstrin. Majalah
Obat Tradisional. 15(3) : 94-99.
Bhuyan, D.J., Vuong, Q.V., Chalmers, A.C., van Altena, I.A., Bowyer, M.C., dan
Scarlett, C.J. 2017. Development of the ultrasonic conditions as an
advanced technique for extraction of phenolic compouns from Eucalyptus
robusta. Separation Science and Technology. 5(2) : 100-112.
Chew, B. P., Brown, C. M., Park, J. S., Mixter, P. F. 2003. Dietary Lutein Inhibits
Mouse Mammary Tumor Growth by Regulating Angiogenesis and
Apoptosis. Anticancer Research. 23(4) : 3333–3339.
Dinata, D. I., Suryatno, H., Musfiroh, I., dan Suherman, S.E. 2014. Simulasi
Docking Molekuler Senyawa Xanthorrrhizol sebagai Antiinflamasi terhadap
enzim COX-1 dan COX-2. IJPST. 1(1) : 10-14.
Hilma, R., Gustina, N., Nurlaili, S. 2019. Isolation, Characterization, In Vitro And
In Silico Antidiabetic Activity Of Bioactive Compound Of Katemas Leaves
(Euphorbia Heterophylla, L.). Advances In Engineering Research.
International conference of CELSciTech 2019-Science and Technology
track (ICCELST-ST 2019). 190 : 100-105.
Kurniawan, J.A. 2009. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Rimpang Binahong
(Anredera cordifolia (Tenore) Steen) terhadap Jamur Candida albicans serta
Skrining Fitokimianya. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Kusbandari, A., dan Susanti, H. 2017. Kandungan Beta Karoten Dan Aktivitas
Penangkapan Radikal Bebas Terhadap Dpph (1,1 Difenil 2-Pikrilhidrazil)
Ekstrak Buah Blewah (Cucumis Melo Var. Cantalupensis L) Secara
Spektrofotometri Uv-Visibel. Jurnal Farmasi Sains Dan Komunitas. 14(1) :
37-42.
Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida. Karya
Ilmiah. FMIPA, Universitas Sumatera Utara. Medan.
Nasab, R.R., dan Susanti, H. 2017. Kandungan Beta Karoten dan Aktivitas
Penangkapan Radikal Bebas Terhadap Dpph (1,1 Difenil 2-Pikrihidrazil)

18
Ekstrak Buah Blewah (Cucumis Melo Var. Cantalupensis L) Secara
Spektrofotometri Uv-Visibel. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas. 14(1) :
37-42.
Oktaviani, M., dan Fadila. 2018. Uji aktivitas antijamur sari buah belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap jamur candida albicans. Jurnal
Katalisator. 3(2) : 125-133.
Pranoto, E.N., Ma’ruf, W.F., dan Pringgenies, D. 2012. Kajian aktivitas bioaktif
ekstrak teripang pasir (Holothuria scabra) terhadap jamur Candida
albicans. Jurnal Perikanan. 1(2) : 1-8.
Pratama, F. R. M. 2016. Akar Kuning (Arcangelisia Flava) Sebagai Inhibitor
EGFR : Kajian In Silico. Formagazine. 3(1) : 6-12.
Ragasa, Y.C., Antonio S. V., Ulep, R.A., Brkljača, R., dan Urban, S. 2015.
Chemical Constituents of Champereia manillana (Blume) Merrill. Der
Pharmacia Lettre. 7(7) : 256-261.
Rahayu, T., dan Rahayu T. 2009. Uji antijamur kombucha coffe terhadap Candida
albicans dan Tricophyton mentagrophytes. Jurnal Penelitian Sains &
Teknologi. 10(1) : 10-17.
Saputra, D. 2020. Uji Aktivitas Antibakteri dan Antijamur Senyawa Fischerianoid
B Daun Katemas (Euphorbia heteroptylla L.) Secara In Vitro dan In Silico.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Riau. Pekanbaru.
Soemiati, A., dan Elya, B. 2002. Uji pendahuluan efek kombinasi antijamur infus
daun sirih (Piper betle L.), kulit buah delima (Punica granatum L.), dan
rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) terhadap jamur Candida
albicans. Makara, Seri Sains. 6(3) : 149-154.
Suharna, S. 2012. Studi In Silico Senyawa Turunan Flavonoid Terhadap
Penghambatan Enzim Tirosinase. Skripsi. UIN Alauddin Makassar.
Syahri, J., Yuanita, E., Nurohmah, B.A., Armunanto, R., dan Purwono, B. 2017.
Chalcone Anlogue As Potent Anti-Malarial Compounds Against
Plasmodium Falciparum, Synthesis, Biogical Evaluation, and Docking
Simulation Study. Asian Pacific Journal Of Tropical Biomedicine. 7(8) :
675-679.
Utami, E.R. 2002. Antibiotika, resistensi, dan rasionalitas terapi. Jurnal Sainstis.
1(1) : 124-138.
Wardaniati, I., dan Herli, A. M. 2018. Studi molecular docking senyawa golongan
flavonol sebagai antibakteri. Journal Of Pharmacy &amp; Science. 1(2):
20-27.
World Health Organization. 2009. Laboratory for diagnosis of fungal
opportunistic infections in HIV/AIDS patients. WHO Press. Geneva.
Switzerland.
Yusob, Y. M. 2004. Komposisi pemakanan dan potensi chempereia manillana
(blume) merr sebagai bahan ubatan herbal. Skripsi. Universiti Putra
Malaysia. Malaysia.

19
Zuchrian, R.M. 2010. Penambatan Molekuler Beberapa Senyawa Xanton dari
Tanaman Gracinia Mangostana Linn. Pada Enzim Plasmepsin dan
Reduktase Protein Pembawa Enoil Asil Plasmodium Falciparum. Skripsi.
Universitas Indonesia.

20
LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Kerja Penelitian


1. Persiapan Sampel

Daun cemperai Dibersihkan dan


diperoleh dari pasar dipotong kecil-kecil
panam halus

Setelah daun benalu


Dikering anginkan dalam
jengkol kering kemudian
ruangan agar tidak terkena
dihaluskan hingga
sinar matahari secara
diperoleh serbuk kering
langsung
daun cemperai sebanyak
1000gr.

Siap untuk diekstrak


dengan pelarut
etanol
2. Skema Kerja Ekstraksi dan Isolasi

1000 gr ekstrak kering daun


cemperai

- Dimasukkan ke dalam botol gelap


- Dimaserasi dengan pelarut etanol
- Disaring

Filtrat Residu

Rotary evaporator

Ekstrak kental
etanol 15 gr

21
Difraksinasi dengan 25 ml n-heksan
menggunakan corong pisah

Etanol n-
heksan
Rotary
evaporator

Ekstrak kental etanol 3,87 gr

Kromatografi Kolom Gravitasi


(KKG)

F1 F2 F3 F4 F5 F6 Fn

KL KL KL KL KL KL KL

Mana fraksi yang dipilih, di rekristalisasi, dikarakterisasi dan diuji in-vitro dan in-
silico?

3. Uji Aktivitas Antijamur

22
a. Sterilisasi Alat

Alat-alat dicuci bersih, dikeringkan dan


dibungkus dengan kerta. Alat yang tidak tahan
panas dikeringkan dengan menggunakan alkohol

Alat tahan panas, bahan dan medium yang akan digunakan


untuk penelitian disterilisasi menggunakan autoklav
selama 15 menit pada suhu 121 0C

b. Pembuatan Media Saboraud Dextrose Agar (SDA) dan Media Saboraud


Dexrose Borth (SDB)
- 6,5 gr SDA dilarutkan dalam
100 mL aquades
- 3 gr SDB dilarutkan dalam Dipanaskan sampai
100 mL aquades mendidih

Didiamkan dan disterilkan di


dalam autoklaf selama 15 menit
pada suhu 121 0C

c. Peremajaan Biakan Jamur Candida albicans

Media SDA dipanaskan di atas


hotplate sampai mencair, Diletakkan dalam keadaan
kemudan dituangke dalam 3 miring dengan suhu 40 0C
tabung reaksi dibiarkan memadat

Digoreskan pada media Koloni jamur diambil dari


agar miring laludiinkubasi biakan murni yang tersedia,
pada suhu 37 0C selama 24 dilakukan secara septis dengan
jam jarum ose

d. Uji Daya Hambat Sampel Terhadap Jamur Candida albicans

23
Medium SDA sebanyak 20 ml Dicelupkan swab steril
dituangkan ke dalam cawan ke dalam inokulum
petri steril dan biarkan sambil diletakkan
mengeras melalui dindig tabung

Diletakkan kertas cakram


Swab yang telah mengandung
steril yang telah direndam
inokulum kemudian digoreskan
dengan senyawa murni
secara merata ke seluruh
dengan berbagai
permukaan media SDA
konsentrasi

Kontrol positif
Cakram
Diinkubasi yang digunakan
diletakkan di
pada suhu 37 adalah ketokanzol
atas permukaan 0
C selama 24 dan kontrol negatif
media
yang digunakan
menggunakan
adalah DMSO 10 %

4. Skema Uji Aktivitas Antijamur Secara In Silico

24
25

Anda mungkin juga menyukai