Anda di halaman 1dari 7

TUGAS FARMAKOTERAPI

“STUDI KASUS”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4

1. I PUTU SANJAYA G 701 17 029


2. ELGA OBLIVIA JANIMO G 701 17 025
3. GRATSELA DENALIA BESA G 701 17 135
4. FARIDA ABDUL RASUL G 701 17 090
5. ALDY PUTRA G 701 16 135

KELAS E

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KASUS 1

Tipe A  RA

Bapak TK datang dengan keluhan nyeri sendi di lutut kiri dan kanan
sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS) sampai tidak bisa berjalan.
Keluhan dikatakan oleh pasien pertama kali dirasakan sejak 2 bulan SMRS,
semakin hari semakin memberat dan parah sejak 2 hari SMRS. Selain itu
nyeri sendi juga dirasakan di pergelangan tangan dan jari-jari tangan kanan
dan kiri terutama pada ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Selanjutnya nyeri
dirasakan pula dikedua lutut pasien yang semakin memberat dari hari kehari,
dimana pasien masih bisa menahan dan beraktivitas seperti biasa hingga nyeri
yang dirasakan menjadi kemerahan dan bengkak sehingga tidak bisa berjalan.
Kemudian pasien juga merasakan nyeri di sendi-sendi seluruh badan. Pasien
juga mengeluhkan lemas sejak 1 hari SMRS.

Riwayat pengobatan. Pasien sempat memeriksakan diri ke dokter


klinik sebanyak 3 kali. Saat diperiksa kadar asam uratnya dinyatakan normal
dan diberikan berbagai macam obat mulai dari obat oral dan suntik namun
pasien mengatakan lupa merk obatnya. Ketika obat habis, pasien memeriksa
kembali keluhannya yang tidak membaik ke dokter lainnya. Pasien juga
membeli obat-obatan sendiri seperti tablet penambah stamina dan
parasetamol. Karena merasa lemas sejak satu hari SMRS, pagi hari SMRS,
pasien meminum tablet penambah stamina. Bagaimana SOAP nya?

Jawab :

1. Subjektif
 Nyeri sendi di lutut kiri dan kanan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit
(SMRS) sampai tidak bisa berjalan
 Nyeri dirasakan sejak 2 bulan SMRS
 Semakin hari nyeri semakin memberat dan parah sejak 2 hari SMRS
 Nyeri sendi di pergelangan tangan
 Nyeri sendi di jari-jari tangan kanan dan kiri terutama pada ibu jari
 Nyeri sendi di jari telunjuk dan jari tengah
 Nyeri dirasakan dikedua lutut pasien hingga nyeri yang dirasakan menjadi
kemerahan dan bengkak sehingga tidak bisa berjalan
 Nyeri di sendi-sendi seluruh badan
 Lemas sejak 1 hari SMRS.

2. Objektif
Kadar asam uratnya dinyatakan normal (kadar asam urat normal yaitu: pada pria
5,1±1,0 mg/ dL; pada wanita adalah 4,0±1,0 mg/ dL [Sunkureddi et al, 2006])

3. Assement
Problem Subjektif Objektif Terapi DRPs
Medik
Nyeri  Nyeri sendi di Kadar  Obat 1. Pasien memiliki
sendi lutut kiri dan asam oral dan daya ingatan
kanan sejak 2 uratnya suntik yang kurang
hari sebelum dinyatakan  Tablet baik sehingga,
masuk rumah normal penamb penentuan tata
sakit (SMRS) ah laksana terapi
Sampai tidak stamina setelahnya
bisa berjalan dan menjadi lebih
 Dirasakan paraseta sulit.
sejak 2 bulan mol. 2. Adanya selfcare
SMRS medikasi berupa
 Semakin hari obat penambah
semakin stamina dan
memberat dan obat analgesik
parah sejak 2 yang belum
hari SMRS disepakati
 Nyeri sendi di bersama dengan
pergelangan oleh dokter atau
tangan apoteker
 Nyeri sendi di sebelumnya
jari-jari
tangan kanan
dan kiri
terutama pada
ibu jari
 Nyeri sendi di
jari telunjuk
dan jari
tengah
 Nyeri
dirasakan
dikedua lutut
pasien hingga
nyeri yang
dirasakan
menjadi
kemerahan
dan bengkak
sehingga tidak
bisa berjalan
 Nyeri di
sendi-sendi
seluruh badan
 Lemas sejak 1
hari SMRS.

4. Plan
Rekomenasi terapi :
 Pemilihan terapi ditujukan kepada obat Leflunomid, dimana obat ini
mempunyai efikasi yang mirip dengan Metotrexat (Schuna, 2008).
 Dosis pemeliharaan biasa 20 mg / hari dapat diturunkan menjadi 10 mg /
hari dalam kasus intoleransi GI, keluhan kerontokan rambut, atau
toksisitas terkait dosis lainnya
 Namun, perlunya dilakukan monitoring efek samping berupa toksisitas
hati, keracunan sumsum tulang sehingga harus dimonitoring secara
berkala.
KASUS 2

Tipe B  Gout akut

 Bapak SA adalah seorang pengusaha berusia 50 thn. Datang ke dokter spesialis


penyakit dalam dengan keluhan tiba-tiba kaki kanan nya bengkak terasa nyeri
sangat hebat sampai kakinya tidak bisa di angkat bapak mengaku punya
mempunyai riwayat hipertensi tidak terkontrol dengan meminum Lisinopril 1x1
sejak 10 tahun yang lalu, kemudian 1 bulan terakhir obat hipertensi nya digantikan
dan meminum dengan rutin Furosemid 1x 20 mg dan cadesartan 1 x 8 mg.

Hasil pemeriksaan :

TD : 120/80 mmHg,

Suhu : 38oC

FN : 100 x/ menit

FR : 15 x/ menit

Asam urat : 9 mg/dl

Bagaimana SOAP nya?

Jawab :

Bapak SA, 50 tahun,

1. Subjektif
 Lemas sejak 1 hari SMRS.
 Kaki kanan bengkak terasa nyeri sangat hebat sampai kakinya tidak bisa di
angka

2. Objektif
 TD : 120/80 mmHg,
 Suhu : 38oC
 FN : 100 x/ menit
 FR : 15 x/ menit
 Asam urat : 9 mg/dl
3. Assement/ Evaluasi
Problem Subjektif Objektif Terapi DRPs
Medik
Hipertensi  Lemas TD :120/80 mmHg  Lisinopril
tidak sejak 1 hari Suhu : 38oC 1x1 sejak
terkontrol SMRS. FN : 100 x/ menit 10 tahun
 Kaki kanan FR : 15 x/ menit yang lalu
bengkak Asam urat : 9 mg/dl  1 bulan
terasa nyeri terakhir
sangat obat
hebat Hipertensi
sampai nya
kakinya digantikan
tidak bisa dan
di angkat meminum
dengan
rutin
Furosemid
1x 20 mg
 Cadesartan
1 x 8 mg.
 Penggunaan obat diuretik merupakan faktor resiko yang signifikan untuk
perkembangan artritis gout. Obat diuretik dapat menyebabkan peningkatan
reabsorpsi asam urat dalam ginjal, sehingga menyebabkan hiperurisemia.
Dosis rendah aspirin, umumnya diresepkan untuk kardioprotektif, juga
meningkatkan kadar asam urat sedikit pada pasien usia lanjut. Hiperurisemia
juga terdeteksi pada pasien yang memakai pirazinamid, etambutol, dan niasin
(Weaver, 2008).
 Hiperurisemia asiptomatik biasanya tidak membutuhkan pengobatan.
Serangan akut artritis gout diobati dengan obat-obatan antiinflamasi
nonsteroid atau kolkisin. Obat-obat ini diberikan dalam dosis tinggi atau dosis
penuh untuk mengurangi peradangan akut sendi (Carter, 2006).
 Kolkisin oral merupakan salah satu obat pilihan utama ketika terjadi serangan
gout artritis akut, akan tetapi pemberian obat ini tidak dianjurkan pada
penderita yang onset serangannya telah lebih dari 36 jam. Pemberian kolkisin
dimulai dengan loading dosis sebesar 1,2 mg dan diikuti dengan 0,6 mg satu
jam kemudian sebagai profilaksis diberikan 12 jam kemudian dan dilanjutkan
sampai serangan artritis gout akut berhenti dan dosis maksimal kolkisin 2 mg
per hari (Khanna et al, 2012).
 Pemilihan kortikosteroid sebagai terapi inisial serangan gout artritis akut
direkomendasikan untuk mempertimbangkan jumlah sendi yang terserang.
Satu atau dua sendi kecil yang terserang sebaiknya menggunakan
kortikosteroid oral, namun jika sendi yang terserang adalah sendi besar,
disarankan pemberian kortikosteroid intraartikular. Kortikosteroid oral dapat
diberikan seperti prednison 0,5 mg/kg/hari dengan lama pemberian 5 sampai
10 hari atau2 sampai 5 hari dengan dosis penuh kemudian ditappering off
selama 7 sampai 10 hari (Khanna et al, 2012).

4. Plan Terapi
Serangan akut gout arthritis dapat diterapi dengan obat anti inflamasi nonsteroid
(NSAID) dosistinggi jangka pendek.
Rencana terapi:
 obat-obatan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau kolkisin

Anda mungkin juga menyukai