Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FARMAKOLOGI-TOKSIKOLOGI III

“ANTIBIOTIK TETRASIKLIN”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
1. SITTI MARWAH NUR G 701 17 035
2. NILUH AGNES KADOENA G 701 17 132
3. SULTANTRI TALANDA G701 17 007
4. FARIDA ABD RASUL G701 17 090
5. FADRIANI G701 17 165
6. REYNOL MOHAMAD G701 17 217
7. SRI ROZANTI A G701 15 022
8. VANDA K. KAMBODJI G701 17
9. SASMITA G701 16 217

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayahnya makalah ini dapat dibuat. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi-Toksikologi III Tidak lupa diucapkan terimakasih
kepada dosen pengampun matakuliah ini, teman-teman dan keluarga yang selalu mendukung
dalam menyelesaikan makalah.
Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini dan hasil dari makalah
terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Sehingga saya sangat membuka bagi siapa pun
yang ingin memberikan kritik dan saran yang membangun bagi saya. Saya berharap dengan
selesainya makalah Farmakologi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembacanya, amin

Palu, 02 0ktober 2019

Kelompok II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................

I.1 LatarBelakang ..............................................................................................

I.2 RumusanMasalah.........................................................................................

I.3 Tujuan ..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................

II.1 Sejarah Tetrasiklin ......................................................................................

II.2 Biosintesis Tetrasiklin .................................................................................

II.3 Sifat, Sintesis Dan Mekanisme Kerja Tetrasiklin ........................................

II.4 Penyakit yang dapat Disembuhkan dengan Tetrasiklin ...............................

II.5 Efek Samping...............................................................................................

II.6 Sediaan yang Beredar Dipasaran dan Penggunaannya pada Ibu Hamil ......

BAB III PENUTUP ..................................................................................................

III.1 Kesimpulan .................................................................................................

III.2 Saran ...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tetrasiklin (INN) adalah antibiotic polipektida spectrum luas yang diproduksi dari
genus Streptomyces dari actinobacteria. Tetrasiklin umunya digunakan untuk mengobati
jerawat (acne vulgaris), kolera, brucellosis, pes atau sampar, malaria dan sifilis.

Para tetrasiklin adalah suatu keluarga besar antibiotik yang ditemukan sebagai
produk alami oleh Benjamin Minge Duggar dan pertama kali dijelaskan pada 1948.Di
bawah Yellapragada Subbarao , Benjamin Duggar membuat penemuan pertama dunia
antibiotik tetrasiklin, Aureomycin , pada tahun 1945.

Tetrasiklin dijual dengan beberapa nama dagang seperti Sumycin, Terramycin,


Tetracyn, Panmycin, dan lain-lain. Actisite adalah jenis tetrasiklin periodontal yang
berbentuk seperti benang serat digunakan dalam aplikasi kedokteran gigi. Tetrasiklin
juga digunakan untuk menghasilkan beberapa senyawa turunan semi-sintetik yang
dikenal sebagai antibiotic tetrasiklin. Tetrasiklin umunya digunakan untuk pengobatan
manusia. Namu tetrasiklin juga sering digunakan untuk pemgobatan hewan
contohnyaunggas. Tetrasiklin termasuk antibiotic dengan spectrum luas karena
menghambat pertumbuhan hampir semua bakteri Gram positif maupun negative.

I.2 RumusanMasalah

1. Bagaimana sejarah tetrasiklin


2. Bagaimana Biosintesis Tetrasiklin
3. Bagaimana Sifat, Sintesis Dan Mekanisme Kerja Tetrasiklin
4. Apa saja Penyakit yang dapat Disembuhkan dengan Tetrasiklin
5. Bagaimana Efek Samping dari Tetrasiklin
6. Bagaimana bentuk Sediaan yang Beredar Dipasaran dan Penggunaannya pada Ibu
Hamil

I.3 Tujuan

1. Mengetahui sejarah Tertrasiklin


2. Mengetahui Biosintesis Tertrasiklin
3. Mengetahui Sifat, Sintesis Dan Mekanisme Kerja Tetrasiklin
4. Mengetahui Apa saja Penyakit yang dapat Disembuhkan dengan Tetrasiklin
5. Mengetahui Efek Samping dari Tetrasiklin
6. Mengetahui bentuk Sediaan yang Beredar Dipasaran dan Penggunaannya pada Ibu
Hamil.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Tetrasiklin
Sejak zaman dahulu orang kuno telah mempraktekkan fitoterapi dengan jalan
mencoba−coba. Orang Yunani dan Aztec (Mexico)menggunakan masing masing pakis
pria (filix mas) dan minyakchenopodi untuk membasmi cacing dalam usus. Orang
Hindusudah beribu−ribu tahun lalu mengobati lepra dengan minyakchaulmogra dan di
China serta di Pulau Mentawai (SumateraBarat) sejak dahulu borok diobati dengan
menggunakanjamur−jamur tertentu sebagai pelopor antibiotika. China danVietnam
sejak dua ribu tahun lalu menggunakan tanamanqinghaosu (mengandung artemisin)
untuk mengobati malaria,sedangkan suku−suku Indian di Amerika Selatan
memanfaatkankulit pohon kina. Pada abad ke-16 air raksa (merkuti) mulaidigunakan
sebagai kemoterapetikum pertama terhadap sifilis (Tjay& Rahardja, 2010).

Pada 1948, senyawa tetrasilin semula diperolah dari Streptomyces


aureofaciens (klortetrasiklin) dan Streptomyces rimosus (oksitetrasiklin).
Setelah 1960, zat induk tetrasiklin mulai dibuat seluruhnya secara sintetik,
yang kemudian disusul oleh derivat oksi- dan -klor serta senyawa beraksi
panjang doksisiklin dan minosiklin.

Klortetrasiklin (aureomisin) adalah anggota pertama dari golongan


tetrasiklin yang pertama kali ditemukan Benjamin minge dugar. Anggota
kedua yaitu oksitetrasiklin (terramisin) ditemukan oleh Finlay dan sejawat
diisolasi dari Streptomyces rimosus. Struktur senyawa berhasil dielusidasi
pada tahun 1950 oleh Robert Woodward (dari Universitas Harvard). Dua
tahun setelahnya, dia bekerjasama dengan Lloyd Conover (dari Pfizer) untuk
memproduksi tetrasiklin secara sintesis dan dipatenkan tahun 1955.

Rumus Struktur:
2.2 Biosistesis Tetrasiklin
Tetrasiklin adalah senyawa-senyawa yang termasuk golongan poliketida.
Percobaan- percobaan menunjukkan bahwa tertrasiklin berasal dari delapan unit malonil-
koenzim A, seperti ditunjukkan oleh gambar.

Sebagaimana ditunjukkan oleh gambar, malonamoil-koenzim A bertindak sebagai


inisiator untuk polimerisasi delapan molekul malonil-koenzim A menghasilkan suatu
poliketida-amida yang linier. Poliketida-amida ini selanjutnya direka menghasilkan
tetrasiklin, melalui serentetan reaksi sederhana dan berlangsung secara bertahap. Melalui
rangkaian reaksi ini, dihasilkan senyawa-senyawa antara yang utama, seperti pretetramid
dan 6- metilpretetramid, yang mengandung semua atom karbon yang diperlukan pada
hasil-hasil akhir.

Tetrasiklindarideret 6-dimetil, seperti 6-demetiltetrasiklin dan 7-kloro-6-


deametiltetrasiklin, diturunkan dari pretetramid. Sedangkan, tetrasiklin, deret 7-
klorotetrasiklin, danderet 5-hidrositetrasiklin diturunkan dari 6-metilpretetramid.
Biosintesis tetrasiklin bermula dari karboksilasi asetil-KoA membentuk malonil-
KoA dengan enzim asetil-KoA karboksilase. Malonil-KoA kemudian bereaksi dengan 2-
oksosuksinamat menghasilkan malonamoil-KoA. 2-oksosuksinamat merupakan hasil
dari transaminasi asparagin dengan enzim asamokso-asparagin transaminase.
Malonamoil-KoA kemudian dikonversi lebih lanjut menjadi 4-hidroksi-6-
metilpretetramida melalui 6- metilpretetramida. Senyawa inilah yang akan diubah
menjadi 4-dedimethylamino-4-okso- anhidrotetrasiklin, yang merupakan intermediat
dalam menghasilkan klorotetrasiklin dan tetrasiklin.

2.3 Sifat, Sintesis Dan Mekanisme Kerja Tetrasiklin


1. Sifat Tetrasiklin
Sifat kimiawi tetrasiklin. Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air,
tetapi bentuk garam natrium atau garam HCl-nya mudah larut. Dalam keadaan
kering, bentuk basa dangaram HCl tetrasiklin bersifat relatif stabil. Dalam larutan,
kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat berkurang potensinya. Golongan
tetrasiklin adalah suatu senyawa yang bersifat amfoter sehingga dapat membentuk
garam baik dengan asam maupun basa. Sifat basa tetrasiklin disebabkan oleh adanya
radikal dimetilamino yang terdapat didalam struktur kimia tetrasiklin, sedangkan sifat
asamnya disebabkan oleh adanya radikal hidroksi fenolik.Tetrasiklin harus disimpan
di tempat yang kering, terlindung dari cahaya. Tetrasiklin apabila bereaksi dengan
logam bervalensi 2 dan 3 (Ca, Mg, Fe ) maka akan membentuk kompleks yang
inaktif sehingga tetrasiklin tidak boleh diminum bersama dengan susu dan obat-obat
antasida. Obat ini dalam bentuk kering bersifat stabil, tidak demikian halnya bila
antibiotika ini berada dalam larutan air. Untuk tetrasiklin sediaan basah perlu
ditambahkan buffer. Dalam larutan tetrasiklin yang biasa digunakan untuk injeksi
mengandung buffer dengan pelarut propylen glikol pada pH 7,5, dapat tahan 1 tahun
pada suhu kamar sampai 45˚C. Bila pH lebih tinggi dari 7,5 maka tingkat kestabilan
tetrasiklin akan menurun.

2. Sintesa Tetrasiklin
Struktur molekul senyawa-senyawa tetrasiklin bukanlah tergolong sederhana,
oleh karenaitu sintesa tetrasiklin melibatkan berbagai jenis reaksi organik. Kesulitan
utama dalam mensintesa molekul tetrasiklin yaitu terletak pada cincin A. Hal ini
dikarenakan pada setiapatom karbon dari cincin ini mengandung sedikitnya satu
subtituen. Disamping itu, tiga dari enam atom karbon asimetri dalam molekul
tetrasiklin yang paling banyak tersubtitusi, seperti oksitetrasiklin terdapat juga pada
cincin A. Sehingga untuk menghasilkan satu isomer optic yang aktif, bebas dari
isomer-isomer lainnya memerlukan pendekatan yang berhati-hati. Sintesa tetrasiklin
dimulai dengan sintesa suatu senyawa antara trisiklik yang sudahmengandung cincin
B, C, dan D dari molekul tetrasiklin dengan menggunakan reaksi DielsAlder. Sintesa
ini diikuti oleh pengubahan-pengubahan terhadap gugus-gugus fungsi menghasilkan
suatu senyawa antara baru, yaitu suatu diendiolon. Dimana senyawa antara diendiolon
ini dapat dimodifikasi unsur-unsur yang diperlukan untuk membentuk cincin A dalam
molekul tetrasiklin.

3. Mekanisme kerja
Ada 2 proses masuknya antibiotik ke dalam ribosom bakteri gram negatif;
pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem
transport aktif. Setelah masukmaka antibiotik berikatan dengan ribosom 30S dan
menghalangi masuknya tRNA-asam amino pada lokasi asam amino. Tetrasiklin
termasuk ke dalam golongan antibiotik aminoglikosida seperti eritromisin. Cara
kerjanya adalah menghambat atau menginhibisi sintesis protein pada bakteri dengan
cara mengganggu fungsi subunit 30S ribosom.

2.4 Penyakit yang dapat Disembuhkan dengan Tetrasiklin


Beberapa penyakit infeksi bakteri yang dapat diobati dengan tetracycline adalah:

 Jerawat
 Gonore
 Sifilis
 Anthrax
 Infeksi saluran pencernaan
 Infeksi saluran kemih
 Infeksi saluran pernapasan
 Infeksi gigi
 Infeksi mata
Selain untuk mengobati penyakit infeksi bakteri, tetracycline juga bermanfaat untuk
malaria dan diduga bermanfaat mengatasi penyakit rheumatoid arthritis.
MANFAAT

Tetracycline adalah obat dengan fungsi untuk mengobati berbagai macam infeksi,
termasuk jerawat. Tetracycline tergolong sebagai antibiotik yang bekerja menghentikan
pertumbuhan bakteri.

2.5 Efek Samping

Beberapa efek samping yang mungkin dapat muncul setelah menggunakan


tetracycline hcl, antara lain adalah:

 Mual dan muntah.


 Nyeri ulu hati dan diare.
 Hilangnya nafsu makan.
 Bercak putih di dalam mulut atau bibir.
 Lidah membengkak dan sulit menelan.
 Rektum atau area genital membengkak.
 Gatal di bagian vagina.

Selain itu, tetracycline hcl juga mungkin menyebabkan efek samping yang lebih serius.
Segera hubungi dokter untuk penanganan darurat jika mengalami efek samping sebagai
berikut:

 Kulit terasa sangat gatal, mengelupas, dan muncul ruam kemerahan pada kulit.
 Demam dan menggigil.
 Nyeri di beberapa bagian tubuh.
 Kulit menguning atau menjadi mudah memar dan berdarah.
 Muncul gejala alergi, seperti sulit bernapas dan pembengkakan di wajah, bibir, lidah,
atau tenggorokan.

2.6 Sediaan yang Beredar Dipasaran dan Penggunaannya pada Ibu Hamil

1. Sediaan di pasaran
• Tetrasikin - Tetrasiklin dipasaran dalam bentuk kapsul dengan kandungan 250 mg
dan 500 mg. Juga ada yang dalam bentuk buffer untuk mengurangi efek sampingnya
mengritasi lambung
• Doksisiklin - Doksisiklin di pasaran tersedia dalam bentuk sediaan tablet dan kapsul
dengan kanduungan 50 mg dan 100 mg

• Oksitetrasiklin - Oksitetrasiklin di pasaran tersedia dalam bentuk sediaan kapsul 250


mg dan vial 50 mg/ml untuk injeksi

• Minosiklin - Minosiklin dipasaran dalam bentuk kapsul dengan kandungan 50 mg


dan 100 mg

Mekanisme Kerja Tetrasiklin


• Golongan Tetrasiklin termasuk antibiotika yang bersifat bakteriostatik dan bekerja
dengan jalan menghambat sintesis protein kuman.
• Golongan Tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling
sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotika Tetrasiklin ke dalam ribosom
bakteri gram negatif; pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik,
kedua ialah sistem transportasi aktif.
• Setelah antibiotika Tetrasiklin masuk ke dalam ribosom bakteri, maka antibiotika
Tetrasiklin berikatan dengan ribosom 30s dan menghalangi masuknya komplek
tRNAasam amino pada lokasi asam amino, sehingga bakteri tidak dapat
berkembang biak.
• Hanya mikroba yang cepat membelah yang dipengaruhi antibiotika Tetrasiklin.
• Spektrum antibakteri: gram +, gram -, aerob, anaerob, spiroket, mikroplasma,
riketsia, klamidia, legionela, protozoa tertentu (spektrum luas)
“Umumnya tetrasiklin berupa kristal kuning yang amfoter.”

Penggunaan Klinik Tetrasiklin


• Tetrasikin - Tetrasiklin terutama digunakan untuk pengobatan acne vulgaris dan
rosacea. Tetrasikin juga dapat digunakan untuk pengobatan infeksi pada saluran
pernafasan, sinus, telinga bagian tengah, saluran kemih, usus dua belas jari dan
juga Gonore.
• Doksisiklin - Kegunaan Doksisiklin selain seperti Tetrasiklin juga digunakan untuk
pencegahan pada infeksi Antraks. Dan digunakan untuk pengobatan dan
pencegahan Malaria, serta perawatan infeksi Kaki Gajah.
• Oksitetrasiklin - Oksitetrasiklin berguna dalam pengobatan infeksi karena Ricketsia
dan Klamidia, pada saluran nafas, saluran cerna, kulit dan jaringan lunak dan
infeksi karena hubungan kelamin.
• Minosiklin - Minosiklin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri seperti
Pneumonia dan infeksi saluran nafas lain, jerawat dan infeksi kulit, kelamin dan
saluran kemih. Minosiklin juga dapat membunuh bakteri dari hidung dan
tenggorokan anda yang dapat menyebabkan meningitis.

FARMAKOKINETIK
a) Absorpsi:
 Umumnya 30-80% tetrasiklin diabsorpsi dari sal.cerna sebagian besar di
lambung dan usus halus bagian atas.
 Adanya makanan akan mengganggu absorpsi gol.tetrasiklin.
 Doksisiklin dan minosiklin diabsorpsi lebih banyak yaitu 90% dan absorpsinya
tidak dipengaruhi makanan.
 Absorpsi berbagai tetrasiklin dihambat oleh suasana basa dan pembentukan
senyawa khelat (antasida, dan zat besi).
 Tetrasiklin sebaiknya diberikan sebelum makan atau 2 jam setelah makan

b) Distribusi:
 Dalam cairan serebrospinal kadar gol tetrasiklin hanya 1020%, penetrasi pada
bagian tubuh lain baik.
 Tetrasiklin tertimbun dalam hati, limpa, sumsum tulang dan gigi.
 Gol tetrasiklin dapat melewati barier plasenta dan terdapat dalam ASI.

c) Ekskresi:
 Gol.tetrasiklin diekskresi melalui urin dengan filtrasi glomerulus dan melalui
empedu.
 Pada pemberian oral 20-55% tetrasiklin diekskresi melalui urin.

Indikasi
Bruselosis, batuk rejan, pneumonia, demam yang disebabkan oleh Rickettsia, infeksi
saluran kemih, bronkitis kronik. Psittacosis dan Lymphogranuloma inguinale. Juga
untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus dan
Streptococcus pada penderita yang peka terhadap penisilin, disentri amuba, frambosia,
gonore dan tahap tertentu pada sifilis.

gol.tetrasiklin dibagi menjadi 3 kelompok


• Tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin Kelompok ini absorpsinya tidak
lengkap dengan waktu paruh 6-12 jam.
• Dimetiklortetrasiklin Absorpsinya lebih baik , waktu paruh 16 jam,cukup diberikan
dengan dosis 150 mg peroral setiap 6 jam.
• Doksisiklin dan minosiklin Absorpsinya 90%, waktu paruh 17-20 jam, cukup
diberikan sehari 1 atau 2 kali 100mg

Efek Samping
• Iritasi lambung pada pemberian oral (Gangguan gastrointestinal seperti: anoreksia,
pyrosis, vomiting, flatulen dan diare )
• Tromboflebitis pada pemberian injeksi (IV)
• Tetrasiklin terikat pada jaringan tulang yang sedang tumbuh dan membentuk
kompleks. Pertumbuhan tulang akan terhambat sementara pada janin sampai anak tiga
tahun
• Pada gigi susu atau gigi tetap, Tetrasiklin dapat merubah warna secara permanen
dan cenderung mengalami karies
• Dapat menimbulkan superinfeksi oleh kuman resisten dan jamur, dengan gejala
adalah diare akibat terganggunya keseimbangan flora normal dalam usus (pada
penggunaan lama)
• Reaksi hipersensitif seperti: urtikaria, edema, angioneurotik, atau anafilaksis
• Jarang terjadi seperti: anemia hemolitik, trombositopenia,neutropenia dan
eosinofilia.

Interaksi Obat Tetrasiklin


• Absorbsi Tetrasiklin dihambat oleh antasida, susu, Koloidal bismuth, Fenobarbital,
Fenitoin dan Karbamazepin sehingga mengurangi kadar dalam darah karena
metabolismenya dipercepat.
• Tetrasiklin dapat mempengaruhi kerja Penisilin dan Antioagulan (memperpanjang
kerja antikoagulan seperti kumarin).

RESISTENSI
• Bakteri memproduksi protein pompa yang akan mengeluarkan obat dari dalam sel
bakteri
• Resistensi satu jenis tetrasiklin disertai resistensi tetrasiklin lainnya, kecuali
minosiklin pada resistensi S. aureus dan dosisiklin pada resistensi B. Fragilis
• Bakteri yang sudah resisten adalah - Streptococcus beta hemoliticus - E.coli -
Pseudomonas aeroginosae - Streptomyses pneumoniae - Staphyllococus aureus -
Sebagian N.gonorrhoeae

2. PENGGUNAAN UNTUK IBU HAMIl

Pada tahun 1980, Food and Drug Administration membagi obat-obat yang
diberikan selama masa kehamilan menjadi 5 kategori yaitu kategori A, B,C, D, dan X.

KategoriA : obat-obat yang menurut penelitian terkontrol tidak menimbulkan risiko


pada janin
KategoriB : untuk obat-obat yang berdasarkan penelitian pada hewan dan manusia
tidak menunjukkan risiko yang bermakna. Termasuk disini adalah:
1. Dari penelitian pada hewan tidak menunjukkan risiko, tetapi belum
ada penelitian pada manusia mengenai hal tersebut
2. Dari penelitian pada hewan menunjukkan adanya risiko, tetapi dari
hasil penelitian yang terkontrol pada manusia menunjukkan tidak
adanya risiko
KategoriC : untuk obat-obat yang belum didukung penelitian mendukung, baik pada
hewan maupun pada manusia atau obat-obat yang menunjukkan efek
merugikan pada penelitian hewan tetapi belum ada penelitian pada
manusia
KategoriD : untukobat-obat yang terbukti berisiko pada janin tetapi manfaatnya jauh
lebih besar
KategoriX : untuk obat-obat yang terbukti mempunyai risiko terhadap janin dan
risiko itu lebih besar daripada manfaatnya.

Tetrasiklin termasuk kedalam kategori D sehingga tidak disarankan untuk


digunakan selama masa kehamilan.Tetrasiklin bersifat larut lemak sehingga dapat
dengan mudah berdifusi melewati plasen tamasuk kesirkulasi janin lewat vena
umbilikal. Sekitar 40-60% darah yang masuk melalui vena umbilikal akan masuk
kehati janin, sisanya akan langsung masuk kesirkulasi umum janin. Apabila tetrasiklin
diberikan selama masa kehamilan, maka obat akan tersimpan dalam gigi sang janin
dan mengakibatkan pemudaranwarna, dan displasia enamel. Tetrasiklin membentuk
kompleks yang stabil dengan kalsium pada tulang dan gigi yang baruterbentuk.Hal ini
mengakibatkan tetrasiklin tersimpan dalam tulang dan menyebabkan kelainan bentuk
atau hambatan pertumbuhan tulang pada janin.

Hati dan ginjal mengeksresi tetrasiklin dengan eliminasi melalui urin dan
feses. Sebagian besar tetrasiklin yang diekskresi melalui empedu akan direabsorbsi
kembali. Hal ini menyebabkan keberadaan tetrasiklin yang lama dalam
tubuh.Tetrasiklin dapat tersimpan dalam jumlah besar di hati, limpa, sumsum tulang,
tulang dan gigi.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pada 1948, senyawa tetrasilin semula diperolah dari Streptomyces aureofaciens


(klortetrasiklin) dan Streptomyces rimosus (oksitetrasiklin). Setelah 1960, zat induk
tetrasiklin mulai dibuat seluruhnya secara sintetik.
2. Sifat kimiawi tetrasiklin. Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air,
tetapi bentuk garam natrium atau garam HCl-nya mudah larut. Dalam keadaan
kering, bentuk basa dangaram HCl tetrasiklin bersifat relatif stabil.
3. Tetrasiklin termasuk ke dalam golongan antibiotik aminoglikosida seperti eritromisin.
Cara kerjanya adalah menghambat atau menginhibisi sintesis protein pada bakteri
dengan cara mengganggu fungsi subunit 30S ribosom.
4. Tetrasiklin termasuk kedalam kategori D sehingga tidak disarankan untuk digunakan
selama masa kehamilan.Tetrasiklin bersifat larut lemak sehingga dapat dengan mudah
berdifusi melewati plasen tamasuk kesirkulasi janin lewat vena umbilical.

3.2.Saran
Makalah ini jauh dari kesempurnaan karena akan ditemukan banyak kelemahan
atau bahkan kekeliruan, baik dalam kepenulisan ataupun penyajian. Oleh karena itu,
penulis berharap adanya masukan dari para pembaca sehingga kedepan mampu lebih
baik dalam penyelesaiannya.
Daftar pustaka

Grossman, E. R.; Walchek, A.; Freedman, H. (1971-3). "Tetracyclines and permanent teeth:
the relation between dose and tooth color" . Pediatrics. 47 (3): 567–570. ISSN 0031-
4005 . PMID 4993997 .

Kline JM, Wietholter JP, Klin VT, Confer J, 2012, Pediatric Antibiotic Use: A Focused
Review of Fluoroquinolones and Tetracyclines, U.S. Pharmacist, 37(8):56-59.
Radji MR, 2014, Mekanisme aksi molekuler dan kemoterapi, EGC penerbit buku kedokteran,
Jakarta.

Tjay,, Tan, Hoan. Obat-obat penting : khasiat, penggunaan, dan efek-efek sampingnya (edisi
ke-Edisi ketujuh, cetakan pertama). Jakarta. ISBN 9786020264806. OCLC 921141574
.hal 85

Anda mungkin juga menyukai