SALURAN PENCERNAAN
B) Increased Attack
*Hyperacidity
*Pepsin
*NSAIDs
C) Weak Defense
*Helicobacter pylori
*Stress, drugs, smoking
Getah Lambung (Gastric Juice) dan
Hormon yang dihasilkan Lambung
1. Pepsinogen
Dihasilkan oleh sel Chief fundus dan korpus
2. Asam lambung (HCl)
Dihasilkan sel-sel Parietal (oktinsik) fundus dan
korpus
Berfungsi:
• Mengubah pepsinogen menjadi pepsin (enzim
pemecah protein)
• Mensterilkan makanan (pH = 1.5 – 2.5)
• Membuat kalsium dan besi menjadi lebih mudah
diserap dalam usus halus
…cont’d
3. Faktor intrinsik (protein) untuk penyerapan
vitamin B12, dihasilkan sel parietal (fundus dan
korpus)
4. Mukus dihasilkan sel Goblet pada antrum pilorik
Ketetangan
Lapisan dinding organ saluran cerna:
1. Mukosa
2. Submukosa
3. Muskularis eksterna = circular dan longitudinal
4. Serosa/perineum
Morfologi Helicobacter pylori
• Bentuk: spiral
• H. pylori: gram negatif → rod
about 3.5 micrometers long
and 0.6 micrometers wide
that thrives at 37°C (98.6°F)
in a neutral medium.
• pH sensitive
…cont’d
• Bersifat patogen
• Di lambung → menghasilkan karbondioksida, amonia
• Mempunyai enzim hidrogenase, oksidase, katalase dan
urease
• Bakteri menghasilkan sitotoksin yang dapat memecah
pertahanan mukus dan menempel di sel epitel lambung
atau duodenum
• Dengan menggunakan
barium sulfat dalam cairan
atau suspensi yang ditelan
(ketepatan kira-kira 80%).
Gambaran berupa
kawah, batas jelas disertai
lipatan mukosa teratur dari
pinggiran tukak. Apabila
permukaan pinggir tukak
tidak teratur dicurigai ganas.
b. Pemeriksaan Endoskopi
Keunggulan endoskopi dibanding radiologi adalah:
1. Dapat mendeteksi lesi kecil diameter < 0,5 cm.
2. Dapat melihat lesi yang tertutupi darah dengan penyemprotan air.
3. Dapat memastikan suatu tukak ganas atau jinak, dapat menentukan
adanya H. pylori sebagai penyebab tukak.
c. Invasive Test
Rapid Urea Test → test kemampuan Helicobacter
pylori untuk menghidrolisis urea.
Farmakologi
• Golongan Antasida
• Golongan histamine-2 receptor antagonist
• Golongan Proton pump inhibitor
• Golongan penghambat kerusakan mukus
Non-Farmakologi
1. Istirahat
• Secara umum pasien tukak dianjurkan pengobatan rawat jalan, bila
kurang berhasil atau ada komplikasi baru dianjurkan rawat inap.
2. Diet
• Makanan lunak, makanan yang mengandung susu, Cabai, dan
makanan mengandung asam dapat merangsang pengeluaran
asam.
3. Tidak merokok
• Merokok menghalangi penyembuhan tukak gaster kronik,
menghambat sekresi bikarbonat pankreas, menambah keasaman
bulbus duodeni, menambah refluks duodenogastrik akibat
relaksasi sfingter pilorus sekaligus meningkatkan kekambuhan
tukak
Farmakologi
1. Golongan Antasida
• Antasida digunakan untuk menghilangkan
keluhan rasa sakit
• Mekanisme kerjanya menetralkan asam lambung
secara lokal.
• Preparat yang mengandung magnesium akan
menyebabkan diare sedangkan alumunium
menyebabkan konstipasi dan kombinasi keduanya
saling menghilangkan pengaruh sehingga tidak
terjadi diare dan konstipasi
Farmakologi
2. Histamine-2 receptor antagonist
• Simetidin, ranitidin, famotidin, nizatidin
• Obat ini mengurangi sekresi asam lambung.
• Mekanisme kerjanya memblokir histamin pada
reseptor H2 sel pariental sehingga sel pariental
tidak terangsang mengeluarkan asam
lambung. Inhibisi ini bersifat reversibel
Farmakologi
3. Proton pump Inhibitor
• Omeprazol, lansoprazol, esomeprazol, rabeprazol,
pantoprazol
• Inhibitor pompa proton merupakan “prodrug”, yang
memerlukan aktivasi di lingkungan asam.
• Mekanisme kerjanya adalah memblokir kerja enzim
K+/H+ ATP-ase yang akan memecah K+/H+ ATP.
• Pemecahan K+/H+ ATP akan menghasilkan energi
yang digunakan untuk mengeluarkan asam dan
kanalikuli sel pariental kedalam lumen lambung
Farmakologi
4. Golongan Penghambat Kerusakan Mukus
a. Koloid Bismuth
• Mekanisme kerja melalui sitoprotektif membentuk
lapisan bersama protein pada dasar tukak dan
melindunginya terhadap rangsangan pepsin dan asam.
• Obat ini mempunyai efek penyembuhan hampir sama
dengan H2RA serta adanya efek bakterisidal terhadap
H. pylori sehingga kemungkinan relaps berkurang.
• Efek samping tinja berwarna kehitaman sehingga
timbul keraguan dengan perdarahan
Farmakologi
4. Golongan Penghambat Kerusakan Mukus
b. Sukralfat
• Pada kondisi adanya kerusakan yang disebabkan oleh asam, hidrolisis
protein mukosa yang diperantarai oleh pepsin turut berkontribusi
terhadap
• terjadinya erosi dan ulserasi mukosa.
• Protein ini dapat dihambat oleh polisakarida bersulfat.
• Selain menghambat hidrolisis protein mukosa oleh pepsin, sukralfat
juga memiliki efek sitoprotektif tambahan, yakni stimulasi produksi
lokal prostaglandin dan faktor pertumbuhan epidermal.
• Karena diaktivasi oleh asam, maka disarankan agar sukralfat
digunakan pada kondisi lambung kosong, satu jam sebelum makan.
Farmakologi
4. Golongan Penghambat Kerusakan Mukus
c. Analog Prostaglandin: Misoprostol
• Mekanisme kerjanya mengurangi sekresi asam
lambung, menambah sekresi mukus, sekresi
bikarbonat dan meningkatkan aliran darah
mukosa
Tata Laksana Tukak Lambung
REGIMEN TERAPI PUD
REGIMEN TERAPI PUD
REFLUKS GASTROESOFAGUS
Pengertian
• Refluks gastroesofagus adalah peristiwa masuknya isi lambung
ke dalam esofagus yang terjadi secara intermiten pada setiap
orang, terutama setelah makan.
Refluks gastroesofagus fisiologik
• Refluks yang terjadi tanpa menimbulkan gejala dan perubahan
histologik mukosa esofagus.
Refluks esofagitis
• Refluks yang Terjadi dengan perubahan histologik
Refluks simtomatis
• Refluks yang terjadi dengan Menimbulkan gejala tanpa
perubahan histologik dinding esofagus
Etilogi
Faktor yang menurunkan tekanan
sfingter esofagus bawah
• Coklat, obat-obatan (misalnya: aspirin), alkohol,
rokok, kehamilan
Faktor anatomi
• Pembedahan, obesitas, pengosongan lambung
yang terlambat.
Patofisiologi
• Episode refluks bervariasi tergantung kandungan isinya, volume,
lamanya, dan hubungannya dengan makan.
• Pada proses terjadinya refluks, sfingter esofagus bawah dalam
keadaan relaksasi atau melemah oleh peningkatan tekanan
intraabdominal sehingga terbentuk rongga diantara esofagus dan
lambung.
• Isi lambung mengalir atau terdorong kuat ke dalam esofagus.
• Jika isi lambung mencapai esofagus bagian proksimal dan sfingter
esofagus atas berkontraksi, maka isi lambung tersebut tetap
berada di esofagus dan peristaltik akan mengembalikannya ke
dalam lambung.
• Jika sfingter esofagus atas relaksasi sebagai respon terhadap
distensi esofagus maka isi lambung akan masuk ke faring, laring,
mulut atau nasofaring
Gejala
Rasa panas di dada (heart burn), terutama
post prandial heart burn
Nyeri dada substernal
Sendawa
Mual
Muntah
Cegukan
Disfagia
Odinofagia
Suara serak
DIAGNOSA
• Berdasarkan Guidelines for the Diagnosis and
Management of Gastroesophageal Reflux Disease
yang dikeluarkan oleh American College of
Gastroenterology tahun 1995 dan revisi tahun
2013, diagnosis GERD dapat ditegakkan
berdasarkan:
– Empirical Therapy
– Use of Endoscopy
– Ambulatory Reflux Monitoring
– Esophageal Manometry
PEMBAGIAN KONDISI GERD
Farmakologi
• Golongan histamine-2 receptor antagonist
• Golongan Proton pump inhibitor
• Prokinetik (metoclopramide): bekerja dengan meningkatkan sfingter
esophagus bagian bawah, peristaltic esophagus, dan emmpercepat
pengosongan lambung.
FARMAKOTERAPI
TATA
LAKSANA
GERD
CONTOH KASUS
Seorang pasien lelaki berinisial RN datang ke apotek
dengan membawa resep . Sebelumnya datang ke
dokter dengan keluhan sakit pada perutnya, sakit itu
muncul setiap kali dia selesai makan, dan kemaren
ketika BAB kotorannya bercampur darah. Untuk itu
dokter melakukan endoskopi untuk mengetahui
keadaan lambung pasien. Hasil pemeriksaan dokter
mendiagnosa pasien mengalami PUD disebabkan
oleh H. pilory. Pasien diberi resep:
CONTOH KASUS
Dr. Hidayat, Sp.D
No. SIP : 396/Sumsel/2010
Jl. Kol. Atmo No 45 Palembang
Palembang, 08 Januari 2018
R/ InpepsaFlash No.II
S. 3dd cth II
R/ Omeprazol 40 mg No.XV
S. 1dd caps I
R/ Flamints No. XX
S. Prn
CONTOH KASUS
Sejarah pengobatan: pasien selalu menggunakan
ponstan untuk menghilangkan rasa sakit yang
diderita.