1. Data Subjektif
Mengalami nyeri lutut berat
2. Data Objektif
SrCr 1,6 g/dL (Normal 0,7-1,3 mg/dL pria)
Menandakan risiko penyakit kardiovaskular. Pada kondisi penyakit diabetes,
hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peningkatan kreatinin sebagai
penanda mulai terganggunya fungsi ginjal akibat komplikasi penyakit tersebut
H. Pylori (-)
3. Diagnosis
Osteoathritis
4. Problem Klinis Pasien
Pasien membutuhkan terapi OAINS untuk mengobati osteoathritis, akan tetapi harus dipilih
pengobatan yang aman untuk penyakit gastritif erosif yang diderita pasien. Selain itu, perlu dipilih obat yang
cocok karena pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus.
DRUG RALATED PROBLEM
Ketidaktepatan obat, obat tidak efektif : tidak ada
Indikasi yang belum ditangani : ostheoatritis
Ketidaktepatan indikasi : tidak ada
Pasien memerlukan obat tambahan : obat untuk mengobati
gastritis erosive akibat penggunaan NSAID
Pasien menerima obat yang tidak diperlukan : tidak ada
Ketidaktepatan regimen obat : tidak ada
Adanya interaksi obat : tidak ada
ASUHAN KEFARMASIAN
2. Deskripsi Obat
Tujuan Pengobatan Obat Dosis Cara
Penggunaan
Osteoathritis Celecoxib 200 mg dalam sehari Oral, pada saat
(Gol. Inhibitor selektif COX-2) sebagai dosis tunggal makan
atau terbagi kedalam
dua dosis
Pengobatan Gastritif erosif dan terapi Lansoprazol 15-30 mg 1x1 selama Oral, 30 menit
pemeliharaan akibat efek samping NSAID (Gol. Inhibitor Pompa Proton) 4 minggu, dilanjutkan sebelum makan
lagi selama 4 minggu
jika tidak sembuh
sepenuhnya.
Pengobatan Hipertensi Bisoprolol 2,5 mg 1x1 Oral, setelah
(Gol. Beta Bloker) makan
Pengobatan DM Metformin 500 mg 3x1 Oral, pada
(Gol. Biguanid) saat makan
Antagonis histamin H2
Antasida
Tripel terapy
Kombinasi 2 antibiotik + IPP selama 1 minggu
Metronidazole 400 mg + klaritromisisn 500mg + omeprazole 20 mg.
Amoxicillin 1 g + klaritromisisn 500mg + omeprazole 20 mg 2 x 1.
Quadrupole terapy ;
Kalau tripel terapy tidak efektif
Omeprazol 2 x 20 mg, bismutsubsalisilat 4 x 120 mg + metronidazole 3 x 500 mg dan tetrasiklin 4x 500 mg selama 1-
2 minggu.
KASUS 4
Pasien wanita usia 44 tahun, mengeluh rasa sakit tidak enak di perut. Napas
terasa sesak, kembung dan lemas. Pasien pernah diendoskopi dan hasil negatif
H-Pylori, dan tidak ada ulkus. Pasien didiagnosa dyspepsia dengan kondisi
gastrointestinal function disorder, diberikan resep dengan obat sbb :
1. Prevacid 20 mg
2. Disflatyl 40 mg
3. Sesden 30 mg
4. Enzyplex 1
Jelaskan pendapat tentang obat yang diberikan, dan edukasi yang diberikan
kepada pasien.
DYSPEPSIA
Obat ini sudah tepat diberikan pada pasien karena golongan penghambat PPI ini merupakan
penghabat sekresi asam lambung yang lebih kuat dan efektif dibanding dengan AH2. PPI
mencegah pengeluaran asam lambung dari sel kanalikuli sehingga menyebabkan
pengurangan rasa sakit pada pasien tukak lambung.
Disflatyl (mengandung Dimetilpolisiloksan)
Untuk penderita dengan penimbunan gas dalam saluran cerna (kembung) akibat
metabolisme makanan. Dimetilpolisiloksan (DMPS) atau simethicone (baca: simetikon)
merupakan anti foaming agen yang dapat mencegah terbentuknya gelembung-gelembung
yang dicetuskan oleh asam lambung dalam lambung dan usus 12 jari.
Menghilangkan perasaan penuh dan tertekan pada perut bagian atas. Karena tegangan
dalam usus, usus dapat mendorong diafragma ke atas secara mekanis, menyebabkan
gangguan-gangguan terhadap jantung dan sesak napas (gastrocardiac syndrome).
Meteorismus setelah operasi atau pada penderita rawat inap (meteorismus: perut kembung
yang disebabkan karena pengumpulan gas yang berlebihan dalam lambung dan usus).
Pada penderita dengan gangguan fungsi hati.
Untuk premedikasi dengan X-ray dan sebelum gastroscopy.
obat ini tergolong aman diberikan selama masih dalam dosis yang normal karena obat ini
merupakan obat bebas dan bisa didapakan di apotek tanpa resep dokter. Merupakan anti
flatulen yang aman karena tidak ada efek samping dengan penggunaan Dimetilpolisiloksan
(DMPS), tidak mengandung antasida sehingga kerja anti foamingnya (anti gelembung)
bekerja lebih efektif. Sebab, penambahan antasida dapat menyebabkan terjadinya
konstipasi atau diare dan dapat menyebabkan terjadinya interaksi dengan obat-obat lainnya.
Sesden (timepidium bromide)
mengobati nyeri spasme otot halus yang disebabkan gastritis, tukak lambung, duodenum, ulkus
peptikum, pankreatitis, penyakit kandung dan duktus empedu, intestinitis, litangiuria. Injeksi :
pemeriksaan saluran cerna dan saluran genito-uretral.
efek samping : konstipasi, kelelahan, palpitasi, gangguan GI, hipersensitif dan disuria.
obat ini tidak perlu diberikan pada pasien, karena pasien tidak mengalami nyeri pada perutnya.
Enzyplex , Merupakan obat yang terdiri dari beberapa kombinasi obat seperti :
Enzim Amilase 10.000 satuan/unit
Enzim Protease 9.000 satuan /unit
Enzim Lipase 240 satuan /unit
Dimethylpolysiloxane 25 mg
Desoxycholic acid 30 mg
Vitamin B1 (thiamin) 10 mg
Vitamin B2 (riboflavin) 5 mg
Vitamin B3 (niacinaimde) 10 mg
Vitamin B6 (piridoxin) 5 mg
Vitamin B12 (cianocobalamin) 5 mcg
Ca Pantothenate 5 mg.
Enzyplex dapat digunakan untuk mengatasi kondisi-kondisi gangguan pencernaan dengan gejala seperti perut kembung, sering bersendawa,
rasa penuh pada perut, mual-mual, nyeri uluhati, sering buang gas (kentut), sembelit dan sebagainya.Peran pentingnya yaitu membantu
mencerna makanan di dalam lambung dan usus halus. Jika suatu ketika jumlah enzim ini tidak mencukupi atau tidak bekerja dengan optimal,
maka proses pencernaan bisa terganggu dan akhirnya timbullah masalah-masalah seperti kembung, sering bersendawa, sering kentut, perut
terasa penuh mual muntah dan sebagainya.
namun diketahui bahwa enzyplex ternyata diketahui positif mengandung DNA babi, maka dari itu dapat diganti dengan domperidone apabila
pasien sering mengalami mual . Domperidone yang berfungsi sebagai anti emetik untuk menghilangkan mual dan muntah bila terjadi karena
beberaa etiologi mual muntah antara lain gangguan saluran cerna terutama pada lambung, gastroenteritis, peradangan bila terjadi. Kelebihan
obat ini dibandingkan obat mual muntah lainnya adlah sedikit meyeabkan efek sedasi karena tidak menembus saar darah-otak.
EDUKASI YANG DIBERIKAN PADA PASIEN
Menerapkan hidup sehat seperti olahraga teratur serta mengkonsumsi makanan yang seimbang. Makan secara
benar, hindari makan – makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas dan asam.
Makan dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai. Mengunyah makanan sampai
benar – benar lumat dan Minum air putih yang banyak atau dapat digantikan dengan minuman ber-ion.
Mengubah pola hidup seperti pad pola makan sedikit-sedikit tapi sering, hindari makan dalam porsi bersar
Setelah makan, tunggu 2-3 jam sebelum berbaring. Hindari makan terlalu larut malam.
Makanan pedas, makanan yang memiliki banyak asam ( tomat, jeruk dll), da kopi dapat membuat dispepsia lebih
buruk pada beberapa pasien.
Bila lambung terasa nyeri karena terlambat makan, jangan langsung makan – makanan berat misalnya nasi, tapi
digantikan dengan makanan ringan seperti crackers.
Meminum obat sesuai dengan anjuran dokter.
Hindari untuk meminum alkohol,karena alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam lambung
serta dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
Hindari untuk merokok, karena dapat mengganggu kerja lapisan pelindung lambung.
Hindari stress