Anda di halaman 1dari 31

FARMAKOTERAPI

 KELOMPOK 11, KLS B


1. NIA FACHRUNNISA 11151020000086
2. FARIJAL ZAMZAMI K. 11151020000088
3. HABIBAH SABRINA H. 11151020000091
4. NURJANNATUN THAJRI 11151020000103
KASUS 1
IDENTITAS PASIEN
 Laki laki usia 67 tahun mempunyai riwayat gastritif erosif karena
penggunaan aspirin dua tahun yang lalu. Saat ini ia mengalami nyeri lutut
berat yang didiagnosis osteoathritis.
 Data laboratorium : SrCr 1,6 mg/dL dan negatif H. Pylori.
 Pasien ini membutuhkan terapi dengan OAINS.
 Riwayat penyakit dahulu: Hipertensi (+), Diabetes Melitus (+).
 Pengobatan sebelumnya: metformin 500mg 3x1, bisprolol 1x2,5, lasix
(furosemid) 40mg 1x1.
 Riwayat alergi: Tidak ada
 Apakah obat yang tepat diberikan pada pasien tersebut untuk mencegah
terulangnya pendarahan gastrointestinal?
PATOFISIOLOGI

 Gastritis merupakan peradangan (inflamasi) dari mukosa


lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Bahaya
penyakit gastritis jika dibiarkan terus menerus akan merusak
fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena
kanker lambung hingga menyebabkan kematian (Saydam,
2011)
TUJUAN PENGOBATAN
 Tujuan utama dalam pengobatan gastritis ialah menghilangkan
nyeri, menghilangkan inflamasi dan mencegah terjadinya ulkus
peptikum dan komplikasi. Berdasarkan patofisiologisnya terapi
farmakologi gastritis ditujukan untuk menekan faktor agresif (asam
lambung) dan memperkuat faktor defensif (ketahanan mukosa).
Sampai saat ini pengobatan ditujukan untuk mengurangi asam
lambung yakni dengan cara menetralkan asam lambung dan
mengurangi sekresi asam lambung. Selain itu, pengobatan gastritis
juga dilakukan dengan memperkuat mekanisme defensif mukosa
lambung dengan obat-obat sitoproteksi (Dipiro, 2008).
ASESMEN
1. Identitas Pasien
 Nama Pasien : Tanpa keterangan
 Umur Pasien : 67 tahun
 Alamat Pasien : Tanpa keterangan
 No. Telepon : Tanpa keterangan
2. Riwayat Penyakit
 Gastritif erosif
 Hipertensi
 Diabetes melitus
3. Riwayat Pengobatan
 Metformin 500mg 3x1
 Bisoprolol 1x2,5
 Lasix 40mg 1x1
4. Riwayat alergi
 Tidak ada
DATA KEBUTUHAN TERAPI OBAT PASIEN

1. Data Subjektif
 Mengalami nyeri lutut berat
2. Data Objektif
 SrCr 1,6 g/dL (Normal 0,7-1,3 mg/dL pria)
Menandakan risiko penyakit kardiovaskular. Pada kondisi penyakit diabetes,
hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peningkatan kreatinin sebagai
penanda mulai terganggunya fungsi ginjal akibat komplikasi penyakit tersebut
 H. Pylori (-)
3. Diagnosis
 Osteoathritis
4. Problem Klinis Pasien
Pasien membutuhkan terapi OAINS untuk mengobati osteoathritis, akan tetapi harus dipilih
pengobatan yang aman untuk penyakit gastritif erosif yang diderita pasien. Selain itu, perlu dipilih obat yang
cocok karena pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan diabetes melitus.
DRUG RALATED PROBLEM
 Ketidaktepatan obat, obat tidak efektif : tidak ada
 Indikasi yang belum ditangani : ostheoatritis
 Ketidaktepatan indikasi : tidak ada
 Pasien memerlukan obat tambahan : obat untuk mengobati
gastritis erosive akibat penggunaan NSAID
 Pasien menerima obat yang tidak diperlukan : tidak ada
 Ketidaktepatan regimen obat : tidak ada
 Adanya interaksi obat : tidak ada
ASUHAN KEFARMASIAN

Tujuan Pengobatan Obat Dosis Cara Mekanisme Efek Samping


Pemberian
Osteoathritis Celecoxib 200 mg dalam sehari Oral Dengan terblokirnya enzim COX-2 1. Bengkak
(Gol. Inhibitor sebagai dosis tunggal atau oleh celecoxib, maka otomatis pergelangan kaki
selektif COX-2) terbagi kedalam dua dosis penderita penyakit persendian 2. Sulit tidur
tidak akan merasakan rasa sakit 3. Pusing
sementara proses pemulihan 4. Diare
tetap berjalan 5. Infeksi saluran
kemih
6. Infeksi saluran
pernapasan
Pengobatan Gastritif Lansoprazol 15-30 mg 1x1 selama 4 Oral Lanzoprazole bekerja dengan cara 1. Diare
erosif dan terapi (Gol. Inhibitor minggu, dilanjutkan lagi mengurangi jumlah asam yang 2. Mual, kembung
pemeliharaan akibat Pompa Proton) selama 4 minggu jika tidak dihasilkan oleh dinding lambung 3. Konstipasi
efek samping NSAID sembuh sepenuhnya. 4. Sakit kepala atau
pusing.
5. Penurunn kadar
zat besi dalam
darah
ASUHAN KEFARMASIAN
Tujuan Obat Dosis Cara Pemberian Mekanisme Efek Samping
Pengobatan
Pengobatan Bisoprolol 2,5 mg Oral Mengurangi frekuensi detak jantung dan 1. Sakit kepala
Hipertensi (Gol. Beta 1x1 tekanan otot jantung saat berkontraksi 2. Jari tangan dan
Bloker) kaki terasa dingin
3. Detak jantung
lambat
4. Gangguan tidur
5. Sembelit
6. Mengantuk
Pengobatan Metformin 500 mg Oral menghambat proses glukoneogenesis dan 1. Penurunan nafsu
DM (Gol. 3x1 glikogenolisis, memperlambat penyerapan makan
Biguanid) glukosa pada usus, serta meningkatkan 2. Rasa logam dalam
sensitifitas insulin dalam tubuh mulut
3. Batuk dan suara
serak
4. Diare
5. Lemas dan
mengantuk
Pengobatan Lasix 40 mg Oral Menghambat reabsorpsi natrium dan klorida 1. diare
Gagal Ginjal (Gol. Diuretik 1x1 di bagian proksimal dari lingkaran ascending 2. sembelit
kuat) Henle 3. vertigo
4. penglihatan kabur
5. gatal atau ruam
KONSELING
1. Pengenalan penyakit kepada pasien
 Osteoarthritis adalah sebuah penyakit di mana sendi terasa nyeri dan kaku. Biasanya
terjadi pada lutut, paha dan tulang belakang dan sendi di tangan. Sendi terdiri dari tulang
rawan, substansi yang berperan menjadi bantal antar dua tulang.
 Pada OA, tulang rawan tidak dapat lagi menjadi bantal, sehingga kedua tulang akan
bergesekan saat bergerak, menyebabkan sendi menjadi bengkak dan nyeri. Pengapuran
sendi tidak dapat disembuhkan, namun menjaga berat badan dalam rentang normal serta
berolahraga teratur akan membantu menghambat terjadinya penyakit ini dan memperbaiki
fleksibilitas. Hindari aktivitas berat dan olahraga kontak fisik.
 Penyebabnya yaitu proses penuaan, trauma, obesitas, dan faktor lain. Osteoarthritis terjadi
saat tulang rawan di dalam sendi terkikis atau rusak akibat penuaan. Saat tulang rawan
rusak, tulang akan bergesekan saat Anda bergerak, sendi akan membengkak dan sangat
nyeri.
KONSELING

2. Deskripsi Obat
Tujuan Pengobatan Obat Dosis Cara
Penggunaan
Osteoathritis Celecoxib 200 mg dalam sehari Oral, pada saat
(Gol. Inhibitor selektif COX-2) sebagai dosis tunggal makan
atau terbagi kedalam
dua dosis
Pengobatan Gastritif erosif dan terapi Lansoprazol 15-30 mg 1x1 selama Oral, 30 menit
pemeliharaan akibat efek samping NSAID (Gol. Inhibitor Pompa Proton) 4 minggu, dilanjutkan sebelum makan
lagi selama 4 minggu
jika tidak sembuh
sepenuhnya.
Pengobatan Hipertensi Bisoprolol 2,5 mg 1x1 Oral, setelah
(Gol. Beta Bloker) makan
Pengobatan DM Metformin 500 mg 3x1 Oral, pada
(Gol. Biguanid) saat makan

Pengobatan Gagal Ginjal Lasix 40 mg 1x1 Oral, setelah


(Gol. Diuretik kuat) makan
KONSELING

3. Mekanisme kerja obat


Obat Mekanisme
Celecoxib Dengan terblokirnya enzim COX-2 oleh celecoxib, maka otomatis
penderita penyakit persendian tidak akan merasakan rasa sakit
sementara proses pemulihan tetap berjalan

Lansoprazol Lanzoprazole bekerja dengan cara mengurangi jumlah asam


yang dihasilkan oleh dinding lambung.

Bisoprolol Mengurangi frekuensi detak jantung dan tekanan otot jantung


saat berkontraksi
Metformin menghambat proses glukoneogenesis dan glikogenolisis,
memperlambat penyerapan glukosa pada usus, serta
meningkatkan sensitifitas insulin dalam tubuh

Lasix Menghambat reabsorpsi natrium dan klorida


di bagian proksimal dari lingkaran ascending Henle
KONSELING
4. Cara Penyimpanan Obat
 Obat disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung
dan tempat yang lembap
 Jangan dibekukan
 Perhatikan instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau
tanyakan pada apoteker Anda
 Jauhkan semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan
peliharaan
 Buang produk ini bila masa berlakunya telah habis atau bila sudah
tidak diperlukan lagi
KONSELING

5. Terapi non Farmakologi


 Menurunkan berat badan karena berat badan dapat meningkatkan beban
biomekanik pada bantalan beban sendi.
 Diet sehat seperti menghindari makanan yang berminyak, perbanyak
makanan berserat dan bergizi tinggi
 Hindari aktivitas yang dapat memicu tekanan pada sendi seperti menekuk
lutut secara berlebihan dapat memicu tekanan pada sendi
 Mandi Air hangat dapat membantu meringankan rasa sakit dan kekakuan

 Latihan olahraga sederhana seperti melakukan peregangan atau yoga


sederhana
MONITORING DAN EVALUASI
No Aspek yang dinilai Nilai
0 1 2
1. Memilih obat sesuai dengan keluhan atau kondisi klinis dan
karakteristik pasien
2 Menjelaskan cara penggunaan, lama pengobatan dan dosis
obat dengan baik dan benar sesuai dengan karakteristik
pasien (mempertimbangkan latar belakang pendidikan dan
pengetahuan penggunaan obat sebelumnya)
3. Menjelaskan manfaat (efek terapi) dan bagaimana cara
memantau efek terapi obat dengan baik dan benar
4. Menjelaskan efek samping dan bagaimana cara memantau
efek samping obat dengan baik dan benar
5. Menjelaskan/edukasi/motivasi dengan baik dan benar
tentang perilaku yang harus dilakukan atau ditinggalkan
sehingga diperoleh efek terapi obat maksmal dan efek
samping minimal
KASUS 2

 Seorang ibu 25 tahun dengan usia kehamilan 2 bulan anak


pertama mengeluh tidak enak pada perut, dan nyeri pada
bagian perut sebelah kiri serta mual muntah pada pagi hari
datang ke apotek dan minta diberikan obat untuk mengatasi
dispepsianya. Apa yang saudara sarankan pada pasien tersebut
apa sajakah obat yang aman untuk mengatasi dispepsia yang
untuk ibu hamil?
 Saran ; ibu hamil mulai dengan modifikasi gaya hidup.
 Pengobatan ; Antasida adalah pilihan kedua, jika modifikasi
gaya hidup tidak terlalu berhasil. Antasida dianggap obat yang
paling aman untuk mengatasi gastritis dan heartburn pada ibu
hamil karena hanya bersifat lokal. Obat pilihan ketiganya adalah
Ranitidine. Sedangkan Lansoprazole adalah obat pilihan
terakhir.
KASUS 3

 Pasien usia 55 tahun, didiagnosa positive H.Pylori. Hasil


endoskopi juga menunjukkan kronik inflamasi. Jelaskan
rekomendasi tatalaksana pengobatan dan target serta strategi
pengobatan pada pasien tersebut.
TATALAKSANA KASUS 3
Umum
 Meskipun penatalaksanaan dispepsia (uninvestigated) bersifat individual, pendekatan awal
yang bersifat cost-effective adalah pemeriksaan infeksi H.pylori dan mengobati infeksi
dengan eradikasi kuman bila hasil tes positip (test and treat approach). Bila tes H. pylori
negatip, terapi empirik dengan penekan asam lambung atau prokinetik yang
direkomendasikan, Bila keluhan menetap atau kambuh setelah 6 atau 8 minggu terapi
empirik, maka perlu dilakukan pemeriksaan endoskopi Pada tahun 1996,
 pernyataan konsensus dari AGA (American College of Gastroenterology) mengemukakan 3
opsi untuk menejemen dispepsia onset akut yang tidak disebabkan oleh OAINS yaitu
 (1) endoskopi terhadap semua pasien,
 (2) percobaan terapi emirik dengan obat antisekresi asam dan
 (3) tes serologi non-invasif terhadap infeksi H. pylori diikuti terapi antibakteri bila hasil tes
positip. Pilihan lain yang sudah mencoba adalah mencakup eradikasi empirik infeksi H. pylori
atau tes infeksi H. pylori dilanjutkan dengan pemeriksaan endoskopi bila hasil tes positip.
Pendekatan non-farmakologik
 Semua pasien dispepsia disarankan menghentikan merokok
dan, bila kondisi kesehatan memungkinkan, berhenti memakai
obat ulserogenik. Juga harus dihindari makanan dan faktor lain
yang mencetuskan keluhan. Perlu juga disarankan aktivitas
mengurangi stres seperti olah raga dan ralaksasi oleh karena
stres, depresi atau kecemasan juga dapat memperberat
keluhan dispepsia
Eradikasi H. pylori
 Eradikasi infeksi Helicobacter pylori (H. pylori)sangat dianjurkan pada pasien
tua dengan penyakit tukak peptik dan H. pylori positip, linfoma MALT
(Mucosal Associated Lymphoid Tisues), gastritis stadium lanjut, pasien
sesudah reseksi kanker lambung dini, atau lesi pretrialigna. Eradikasi H.
pylori dianjurkan pada pasien dengan keluhan dispepsia berat disertai
gastritis kronik aktif, serta metaplasma intestinal atau atrofi lambung.
 Pada pasien tua paduan obat triple therapies yang berbasis penghambat
pompa proton adalah sangat efektif dan dapat ditoleransi pasien.
 Sampai sejauh ini belum ada penelitian pada pasien usia lanjut untuk
mengevaluasi kemungkinan perbedaan usia mempengaruhi hasil terapi
eradikasi H. pylori?
 Pengobatan
 Antibiotik. Tukak lambung yang disebabkan oleh bakteri H. pylori akan ditangani dengan kombinasi dari beberapa
antibiotik amoxicillin, metronidazole, claritromycin adalah contoh antibiotik yang biasanya diresepkan oleh
dokter. Pasien akan diperiksa kembali untuk melihat keberadaan bakteri H. pylori empat minggu setelah
pengobatan dengan kombinasi antibiotik ini selesai. Jika bakteri tersebut masih tersisa, maka dokter akan
memberi antibiotik yang berbeda untuk menuntaskan pengobatan.
 Penghambat pompa proton

 Antagonis histamin H2

 Antasida

Tripel terapy
Kombinasi 2 antibiotik + IPP selama 1 minggu
Metronidazole 400 mg + klaritromisisn 500mg + omeprazole 20 mg.
Amoxicillin 1 g + klaritromisisn 500mg + omeprazole 20 mg 2 x 1.

Quadrupole terapy ;
Kalau tripel terapy tidak efektif
Omeprazol 2 x 20 mg, bismutsubsalisilat 4 x 120 mg + metronidazole 3 x 500 mg dan tetrasiklin 4x 500 mg selama 1-
2 minggu.
KASUS 4
 Pasien wanita usia 44 tahun, mengeluh rasa sakit tidak enak di perut. Napas
terasa sesak, kembung dan lemas. Pasien pernah diendoskopi dan hasil negatif
H-Pylori, dan tidak ada ulkus. Pasien didiagnosa dyspepsia dengan kondisi
gastrointestinal function disorder, diberikan resep dengan obat sbb :
 1. Prevacid 20 mg
 2. Disflatyl 40 mg
 3. Sesden 30 mg
 4. Enzyplex 1

 Jelaskan pendapat tentang obat yang diberikan, dan edukasi yang diberikan
kepada pasien.
DYSPEPSIA

 Sekumpulan gejala berupa nyeri, perasaan tidak enak pada


perut bagian atas yang menetap dan berulang disertai dengan
gejala lainnya seperti rasa penuh saat makan, cepat kenyang,
kembung, bersendawa, nafsu akan menurun, mual, muntah,
dan dada merasa panas.
 Prevacid ( lansoprazol)
Lansoprazole adalah obat yang digolongkan sebagai penghambat pompa proton/proton
pump inhibitor (PPI). Lansoprazole berfungsi sebagai obat untuk penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh kelebihan produksi asam lambung. Obat ini menekan sekresi asam
lambung dengan cara menghambat secara spesifik dan irreversibel sistem pompa asam
dalam mukosa lambung.
 Lansoprazole juga digunakan dalam pengobatan gastroesophageal reflux disease (GERD),
suatu penyakit dimana penderita mengalami sensasi terbakar pada area dada dan
kerongkongan yang disebabkan karena naiknya asam lambung yang mengakibatkan
terjadinya iritasi.
 obat ini juga berguna untuk menangani erosif esophagitis suatu kondisi dimana
kerongkongan (esophagus) mengalami peradangan karena iritasi asam lambung, infeksi
virus atau jamur, dan penggunaan alkohol serta obat-obatan tertentu.

Obat ini sudah tepat diberikan pada pasien karena golongan penghambat PPI ini merupakan
penghabat sekresi asam lambung yang lebih kuat dan efektif dibanding dengan AH2. PPI
mencegah pengeluaran asam lambung dari sel kanalikuli sehingga menyebabkan
pengurangan rasa sakit pada pasien tukak lambung.
 Disflatyl (mengandung Dimetilpolisiloksan)
 Untuk penderita dengan penimbunan gas dalam saluran cerna (kembung) akibat
metabolisme makanan. Dimetilpolisiloksan (DMPS) atau simethicone (baca: simetikon)
merupakan anti foaming agen yang dapat mencegah terbentuknya gelembung-gelembung
yang dicetuskan oleh asam lambung dalam lambung dan usus 12 jari.
 Menghilangkan perasaan penuh dan tertekan pada perut bagian atas. Karena tegangan
dalam usus, usus dapat mendorong diafragma ke atas secara mekanis, menyebabkan
gangguan-gangguan terhadap jantung dan sesak napas (gastrocardiac syndrome).
 Meteorismus setelah operasi atau pada penderita rawat inap (meteorismus: perut kembung
yang disebabkan karena pengumpulan gas yang berlebihan dalam lambung dan usus).
 Pada penderita dengan gangguan fungsi hati.
 Untuk premedikasi dengan X-ray dan sebelum gastroscopy.

obat ini tergolong aman diberikan selama masih dalam dosis yang normal karena obat ini
merupakan obat bebas dan bisa didapakan di apotek tanpa resep dokter. Merupakan anti
flatulen yang aman karena tidak ada efek samping dengan penggunaan Dimetilpolisiloksan
(DMPS), tidak mengandung antasida sehingga kerja anti foamingnya (anti gelembung)
bekerja lebih efektif. Sebab, penambahan antasida dapat menyebabkan terjadinya
konstipasi atau diare dan dapat menyebabkan terjadinya interaksi dengan obat-obat lainnya.
 Sesden (timepidium bromide)
mengobati nyeri spasme otot halus yang disebabkan gastritis, tukak lambung, duodenum, ulkus
peptikum, pankreatitis, penyakit kandung dan duktus empedu, intestinitis, litangiuria. Injeksi :
pemeriksaan saluran cerna dan saluran genito-uretral.
efek samping : konstipasi, kelelahan, palpitasi, gangguan GI, hipersensitif dan disuria.

obat ini tidak perlu diberikan pada pasien, karena pasien tidak mengalami nyeri pada perutnya.
 Enzyplex , Merupakan obat yang terdiri dari beberapa kombinasi obat seperti :
 Enzim Amilase 10.000 satuan/unit
 Enzim Protease 9.000 satuan /unit
 Enzim Lipase 240 satuan /unit
 Dimethylpolysiloxane 25 mg
 Desoxycholic acid 30 mg
 Vitamin B1 (thiamin) 10 mg
 Vitamin B2 (riboflavin) 5 mg
 Vitamin B3 (niacinaimde) 10 mg
 Vitamin B6 (piridoxin) 5 mg
 Vitamin B12 (cianocobalamin) 5 mcg
 Ca Pantothenate 5 mg.
Enzyplex dapat digunakan untuk mengatasi kondisi-kondisi gangguan pencernaan dengan gejala seperti perut kembung, sering bersendawa,
rasa penuh pada perut, mual-mual, nyeri uluhati, sering buang gas (kentut), sembelit dan sebagainya.Peran pentingnya yaitu membantu
mencerna makanan di dalam lambung dan usus halus. Jika suatu ketika jumlah enzim ini tidak mencukupi atau tidak bekerja dengan optimal,
maka proses pencernaan bisa terganggu dan akhirnya timbullah masalah-masalah seperti kembung, sering bersendawa, sering kentut, perut
terasa penuh mual muntah dan sebagainya.
namun diketahui bahwa enzyplex ternyata diketahui positif mengandung DNA babi, maka dari itu dapat diganti dengan domperidone apabila
pasien sering mengalami mual . Domperidone yang berfungsi sebagai anti emetik untuk menghilangkan mual dan muntah bila terjadi karena
beberaa etiologi mual muntah antara lain gangguan saluran cerna terutama pada lambung, gastroenteritis, peradangan bila terjadi. Kelebihan
obat ini dibandingkan obat mual muntah lainnya adlah sedikit meyeabkan efek sedasi karena tidak menembus saar darah-otak.
EDUKASI YANG DIBERIKAN PADA PASIEN

 Menerapkan hidup sehat seperti olahraga teratur serta mengkonsumsi makanan yang seimbang. Makan secara
benar, hindari makan – makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas dan asam.
 Makan dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai. Mengunyah makanan sampai
benar – benar lumat dan Minum air putih yang banyak atau dapat digantikan dengan minuman ber-ion.
 Mengubah pola hidup seperti pad pola makan sedikit-sedikit tapi sering, hindari makan dalam porsi bersar
 Setelah makan, tunggu 2-3 jam sebelum berbaring. Hindari makan terlalu larut malam.
 Makanan pedas, makanan yang memiliki banyak asam ( tomat, jeruk dll), da kopi dapat membuat dispepsia lebih
buruk pada beberapa pasien.
 Bila lambung terasa nyeri karena terlambat makan, jangan langsung makan – makanan berat misalnya nasi, tapi
digantikan dengan makanan ringan seperti crackers.
 Meminum obat sesuai dengan anjuran dokter.
 Hindari untuk meminum alkohol,karena alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam lambung
serta dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
 Hindari untuk merokok, karena dapat mengganggu kerja lapisan pelindung lambung.
 Hindari stress

Anda mungkin juga menyukai