Chris
Adhiyanto
Tahap
modikasi
pra-mRNA
Tahap
modikasi
pra-mRNA
mRNA
mRNA
atau
pre-mRNA,
sblm
dilepaskan
ke
sitoplasma,
hrs
mengalami
modikasi.
Slm
pemprosesan,
kedua
ujung
transkrip
akan
digan?.
Ujung
5
(pertama)
akan
ditutup
dg
nukleo?da
guanin
(G)
(me?l
guanosin)membentuk
suatu
topi
(cap)
dg
proses
yg
disebut
capping.
Ujung
3
(terakhir)
akan
mengalami
poliadenilasi
dg
ditambahkan
ekor
poli
(A)
yg
tdd
30
200
nukleo?da
adenin
Fungsi
penutupan
ujung
5
adalah
melindungi
mRNA
dari
degradasi
o/
enzim
hidroli?k
dan
mjd
tanda
agar
stlh
dilepaskan
ke
sitoplasma,
ribosom
dapat
mengenali.
Fungsi
penutupan
ujung
3
adalah
juga
melindungi
mRNA
dari
degradasi
enzim
hidroli?k
dan
membantu
ribosom
melekat
padanya
serta
mempermudah
pengiriman
mRNA
dari
nukleus.
Pada
eukariota,
bagian-bagian
tertentu
dari
molekul
pra-mRNA
akan
dipotong-
potong,
dan
bagian-bagian
sisanya
akan
disambung
mjd
satu
kembali
(sambung-
tempel
atau
splicing)
Tahap
modikasi
pra-mRNA
mRNA
Tahap
modikasi
pra-mRNA
Pada
gambar
di
atas
tampak
bahwa
urutan
nukleo?da
mRNA
yg
dihslkan
sama
dg
DNA-nya,
namun
dari
urutan
nukleo?da
yg
panjang
tsb,
kira-kira
hanya
dibutuhkan
sekitar
1200
nukleo?da
utk
mengkode
protein.
Ini
berar?
sbgn
bsr
transkrip
RNA
memiliki
nukleo?da
bukan
pengkode
dan
tdk
akan
ditranslasikan
(intron)
dan
nukleo?da
yg
akan
diekspresikan
(ekson)
mjd
asam
amino.
Sebelum
pra-mRNA
mjd
mRNA,
maka
daerah
yg
tdk
akan
diekspresikan
(intron)
hrs
dibuang,
dan
daerah-daerah
ekson
akan
disatukan
mjd
kesatuan
mRNA
yg
utuh
yg
siap
dilepaskan
ke
sitoplasma.
Molekul
protein
yang
berperan
dlm
penyambungan
ekson-ekson
tsb
adalah
snRNP
(small
nuclear
ribonucleoprotein)
dan
suatu
protein
lain
yang
mbtk
kompleks
molekul
spliosom.
Tahap
modikasi
pra-mRNA
spilcing
mRNA
Tahap
modikasi
pra-mRNA
Dalam
spliosom,
transkrip
RNA
akan
dipotong
untuk
melepaskan
intron
dan
menyambungkan
ekson
mjd
satu.
Stlh
ekson-ekson
mjd
satu,
spliosom
akan
pecah
dan
melepaskan
mRNA
yg
hanya
mengandung
ekson.
Pd
prokariot,
tdk
ditemukan
adanya
spliosom,
penyambungan
mRNA
melibatkan
suatu
enzim
ribozim.
Fungsi
dari
intron
dalam
suatu
molekul
RNA
adalah
sbg
regulator
(pengatur).
Intron
juga
berperan
dalam
evolusi
dari
protein.
Gen
yg
memiliki
intron
mempunyai
probabilitas
pindah
silang
di
antara
dua
alel
suatu
gen
yg
?nggi
shg
dpt
mhslkan
suatu
protein
yg
baru
dg
fungsi
yang
baru
juga.
Setelah
modikasi
mRNA
selesai,
maka
mRNA
(kadang
disebut
mRNA
yg
matang/
mature
mRNA)
akan
siap
ditranslasikan
di
ribosom
Translasi
:
Sintesis
Protein
Translasi
adalah
suatu
mekanisme
utk
sintesis
protein
dibawah
arahan
mRNA.
Selama
proses
ini,
urutan
nukleo?da
dari
mRNA
akan
diterjemahkan
dalam
urutan
asam
amino-
asam
amino
dari
protein.
Pada
proses
translasi
melibatkan
sejumlah
besar
reaksi
kimia,
penambahan
asam
nukleat
dan
protein.
Salah
satu
yg
terlibat
dalam
prs
ini
adalah
ribosom.
Ribosom
merupakan
mesin
dasar
dalam
proses
translasi.
Sejumlah
besar
ribosom
terlibat
dalam
katalis
reaksi
berantai
suatu
asam
amino
menjadi
protein,
sesuai
dengan
urutan
spesik
dari
mRNA
Translasi
:
Sintesis
Protein
3
tahap
dalam
transkripsi
:
inisiasi,
elongasi
dan
terminasi
mRNA
yg
mengandung
kode
gene?k
akan
diterjemahkan
membentuk
suatu
protein
yg
diinginkan.
Molekul
yg
berperan
dalam
penterjemah
ini
adalah
tRNA
(transfer
RNA)
Molekul
tRNA
tdk
semuanya
sama.
Kunci
utk
mentranslasi
pesan
gene?k
mjd
urutan
AA
spesik
adalah
se?ap
mol
tRNA
menjembatani
kodon
mRNA
tertentu
dg
AA
tertentu.
Translasi : Sintesis Protein
Pengenalan kodon-antikodon
Kodon mRNA harus dikenal oleh anti-kodon yang ada pada tRNA
Satu tRNA dapat mengenal lebih dari satu kodon
Molekul tRNA jg ditranskripsi dr cetakan DNA (spt RNA tipe lain)
Tiap molekul tRNA dpt digunakan berulang kali
Molekul tRNA tdd untai tunggal dg pjg hanya tdd 80 nukleotida
(mRNA tdd ratusan nukleotida)
Untai ini membentuk struktur 3-D yg diperkuat oleh interaksi antara
bgn yg berbd dari rantai nukleotida
Basa nukleotida di daerah tertentunya akan mbtk ik hidrogen dg
basa komplementernya
Secara 2-D, bentuknya spt daun semanggi, dimana salah satu ujung
yang menonjol merupakan daerah antikodon (triplet basa khusus
yang dpt terikat dg kodon mRNA spesifik), sdgkan ujung lain, yaitu
ujung 3-nya mrpkan tempat pelekatan asam amino
Tempat
pelekatan
asam
amino
Ikatan
hidrogen
Translasi
:
Sintesis
Protein
Lengkung
an?kodon
dibaca
dari
3
5
Tirosin
(tyr)
Lengkung
kodon
dibaca
dari
5
3
Translasi : Sintesis Protein
tRNA
Satu
tRNA
dpt
digunakan
utk
lbh
dari
1
kodon
mRNA
yg
menentukan
suatu
AA.
Kemampuan
ini
disbbkan
aturan
pemasangan-basa
antara
basa
ke?ga
suatu
kodon
dan
basa
yg
terkait
dg
an?kodon
tRNA
tdk
seketat
aturan
untuk
kodon-kodon
DNA
dan
mRNA.
Basa
U
dari
an?kodon
tRNA
dpt
berpasangan
dg
basa
A
atau
G
di
posisi
ke?ga
dari
kodon
mRNA
Aturan
pemasangan
basa
ini
disebut
aturan
wobel
(wobble)
Basa
serbaguna
an?kodon
tRNA
adalah
I
(inosin),
pada
posisi
wobel,
yg
dpt
berpasangan
dg
basa
U,
C
dan
A
dari
kodon
mRNA.
Jk
an?kodon
tRNA
tdd
dr
basa
CCI,
maka
dapat
mengikat
diri
pd
kodon-
kodon
GGU,
GGC
dan
GGA,
yg
semuanya
merupakan
kode
untuk
asam
amino
glisin.
Wobbling pada posisi ketiga
Sebelum
tjd
pengikatan
antara
kodon
dan
an?kodon,
harus
didahului
oleh
pengikatan
antara
tRNA
dan
AA.
tRNA
yg
nan?nya
akan
mengikatkan
diri
pd
kodon
mRNA
yg
menentukan
AA
tertentu,
harus
hanya
membawa
AA
tersebut
ke
ribosom.
Pengikatan
AA
dg
tRNA
dibantu
oleh
aminoasil-tRNA
sintetase.
Tdpt
20
mcm
enzim
ini
dlm
sel
dan
satu
enzim
utk
?ap
asam
amino.
Tempat
ak?f
dari
enzim
ini
hanya
cocok
untuk
kombinasi
AA
dan
tRNA
tertentu.
Jadi
hanya
AA
X
yg
dpt
ditempelkan
ke
tRNA
X
oleh
enzim
aminoasil-tRNA
sintetase
X.
Secara
singkat
reaksi
ini
dpt
dituliskan
sbb
aminoasil-tRNA
sintetase
tRNA
+
Asam
amino
+
ATP
tRNA-Asam
amino
+
AMP
Proses penggabungan AA
spesifik ke tRNA :
1. Tempat aktif enzim
mengikat AA spesifik dan
molekul ATP
2. ATP kehilangan 2 ggs
fosfat dan bergab dg aa
sbg AMP (adenosin
mono fosfat)
3. tRNA berikatan kovalen
dg AA, menggantikan
AMP di tempat aktif
4. Enzim melepaskan
tRNA-aminoasil dan siap
ke ribosom.
Translasi
:
Sintesis
Protein
Ribosom
Pd
thp
elongasi,
kodon
mRNA
pd
situs
A-ribosom
akan
membentuk
ikatan
hidrogen
dg
an?kodon
dari
tRNA-AA
yg
sesuai
utk
kodon
mRNA.
Pd
prs
ini
juga
dibutuhkan
energi
yg
diperoleh
dr
hidrolisis
GTP.
Molekul
rRNA
subunit
besar
akan
ber?ndak
sbg
ribozim
utk
mengkatalisis
pbtkan
ik
pep?da
yg
menghub.kan
AA
di
tRNA
situs
P
dan
AA
di
tRNA
situs
A.
Pada
prs
ini
juga
dipengaruhi
oleh
eEFs
(eukaryo?c
Elonga?on
Factors)
dan
GTP
Pada
tahap
penggabungan
ik
pep?da
tRNA
situs
P
dg
tRNA
situs
A,
akan
diiku?
dg
pemisahan
AA
yg
terikat
pd
tRNA
yg
ada
di
situs
P.
tRNA
dari
situs
P
akan
bergeser
ke
situs
E
(gambar
tdk
tampak)
dan
akan
sgr
dilepaskan
dari
ribosom.
Pada
prs
pergerakan
ini
jg
diperlukan
energi
dr
hidrolisis
GTP.
Pergerakan
mRNA
tetap
dari
5
3
Proses
perpanjangan
atau
elongasi
akan
terus
berlanjut
hingga
ribosom
menemukan
kodon
akhir/berhen?
(stop
codon)
Proses
elongasi
masih
berlanjut
Translasi
:
Sintesis
Protein
Terminasi
Jika
kodon
akhir
atau
kodon
stop
mRNA
yaitu
dg
urutan
nukleo?da
UAG/
UAA/UGA
telah
berada
di
situs
A
ribosom,
maka
proses
elongasi/perpanjangan
akan
berhen?.
Kodon
ini
?dak
ada
an?kodonnya
di
tRNA.
Kodon
stop
ini
akan
dikenali
oleh
protein
faktor
pelepas
(eRFs/eukaryo?c
release
factors)
Terminasi
dan
pelepasan
protein
Seper?
telah
dijelaskan
di
slide
sebelumnya,
adanya
faktor
terminasi
akan
menghen?kan
proses
elongasi.
Proses
ini
juga
diiku?
dengan
pelepasan
protein
atau
polipep?da
dari
tRNA
di
situs
P.
Dengan
berakhirnya
proses
ini,
maka
siklus
akan
kembali
ke
kondisi
awal
yaitu
inisiasi.
Pascatranslasi
Rantai
polipep?da
(protein)
yg
dihslkan
di
ribosom
dpt
mengalami
2
perlakuan,
yaitu
langsung
dilepaskan
ke
sitosol
atau
dilepaskan
ke
re?kulum
endoplasma
kasar
(rough
endoplasmic
re?culum)
utk
mengalami
proses
lainnya.
Saat
rantai
polipep?da
(protein)
keluar
dari
ribosom,
maka
residu
asam
amino
di
ujung
terminal-N
dan
akan
mengalami
pelipatan
mbtk
struktur
3-D
Polipep?da
yg
msh
belum
sempurna
ini
disbt
nascent
protein
dan
akan
mengalami
modikasi
dimana
me?onin
di
ujung
terminal-N
akan
dilepaskan
dari
rantai
polipep?da
dg
bantuan
enzim
protease
Modikasi
ini
tdk
hanya
utk
pemutusan
me?onin
di
ujung
terminal-
N,
namun
jg
dpt
dg
penambahan
ggs
fungsional
tertentu
agar
struktur
dan
fungsi
protein
yg
dihslkan
sesuai
dg
yg
diinginkan.
Pd
proses
pelipatan
ini,
ada
juga
protein
lain
yg
berperan
dalam
mencegah
terjadinya
interaksi
yg
?dak
diharapkan
dan
membawanya
ke
tempat
yg
diinginkan.
Protein
tsb
dinamakan
chaperon.
Pascatranslasi
Bbrp
protein
yg
memiliki
residu
AA
hidrofobik
di
ujung
terminal-N,
akan
dibawa
ke
RER.
Mekanismenya
dimulai
dari
sinyal
yg
dihslkan
dari
residu
AA
hidrofobik
(tdd
20-25
AA)
rantai
polipep?da
nascent
(yg
msh
blm
meninggalkan
ribosom)
yang
akan
ditangkap
oleh
SRP
(signal
recogni?on
par?cle).
SRP
kemudian
berikatan
dg
ribosom,
polipep?da
akan
msk
ke
dlm
RER,
sekaligus
prs
translasi
msh
berlangsung
hingga
prs
translasi
berhen?.
Saat
di
dalam
RER,
pep?dase
akan
memutuskan
residu
AA
yg
bekerja
sbg
pengirim
sinyal
dari
rantai
polipep?da
nascent,
kemudian
stlh
sintesis
polipep?da
selesai
maka
akan
dilepaskan
dan
melakukan
penyusunan
struktur
3-D
Protein
pascatranslasi
Mutasi
Mutasi
adalah
perubahan
pd
urutan
nukleo?da
pd
molekul
DNA
atau
akibat
kesalahan
selama
replikasi
yg
tdk
dpt
diperbaiki..
Perubahan
awal
tdk
pd
template
pada
molekul
DNA,
namun
pd
anak
molekul
DNA,
shg
saat
anak
molekul
DNA
terpisah
dan
melakukan
penggandaan
akan
menimbulkan
perbedaan
dg
molekul
induk
pertamanya.
Perubahan
basa
dpt
tjd
sbg
perubahan
transisi
dan
transversi.
Perubahan
transisi
contohnya
suatu
pirimidin
berubah
menjadi
pirimidin
lain
(T
C)
atau
suatu
purin
mjd
purin
lain
(A
G)
Perubahan
transversi
contohnya
suatu
pirimidin
berubah
menjadi
purin
atau
sebaliknya
Bila
suatu
urutan
nukleo?da
dari
gen
mengandung
mutasi
ditranskripsi
ke
dalam
suatu
molekul
RNA,
maka
molekul
RNA
ini
kelak
akan
mempunyai
perubahan
basa
pelengkap
pd
tempat
yg
sesuai
ini.
Mutasi
Perubahan
satu
basa
pd
mRNA
dpt
menimbulkan
bbrp
efek
bila
ditranslasikan
ke
dlm
protein
atau
tdk
menimbulkan
efek.
Mutasi
dpt
kelompokkan
dlm
1. Mutasi
??k
(point
muta?on)
tjd
bila
hanya
satu
basa
pd
DNA
yg
mengalami
perubahan
dan
mengakibatkan
perubahan
satu
basa
pd
kodon
mRNA
2. Mutasi
insersi/sisipan
tjd
bila
satu
atau
lebih
nukleo?da
ditambahkan
ke
DNA.
Bila
insersi
tdk
menimbulkan
kodon
stop,
dpt
dihslkan
prot
dg
jmlh
AA
lbh
dr
normal.
3. Mutasi
delesi/penghilangan
tjd
bila
satu
atau
lbh
nukleo?da
dikeluarkan
dari
DNA.
Bila
delesi
tdk
mempengaruhi
kodon
start
atau
kodon
stop,
dpt
dihslkan
prot
dg
jmlh
AA
lbh
sdkt
dr
normal
4. Mutasi
fargmeshie/pergeseran
tjd
bila
jmlh
nukleo?da
yg
diinsersikan
atau
didelesikan
bukan
kelipatan
3
shg
tjd
pergeseran
kerangka.
Mutasi
??k
dpt
dibg
mjd
:
1. silent
muta?on
apabila
mutasi
tsb
tdk
mempengaruhi
urutan
AA
protein.
Cth
perubahan
CGA
mjd
CGG.
Kedua
kodon
ini
adalah
menentukan
AA
arginin.
2. missense
muta?on
bila
mutasi
menyebabkan
1
AA
digan?kan
oleh
1
AA
lain.
Cth
perubahan
kodon
CGA
utk
arginin
dengan
CCA
utk
prolin.
3. nonsense
muta?on
bila
mutasi
ini
menyebabkan
penghenteian
sintesis
polipep?da
lebih
awal
dari
seharusnya.
Cth
perubahan
kodon
CGA
utk
arginin
dengan
kodon
UGA
yang
merupakan
kodon
stop
Mutasi
Normal
Pro
Gln
Trp
Ser
Arg
His
wild
type
5..
CCA
CAG
UGG
AGU
CGA
CAU
U..3
Mutasi
5..
CCA
CAG
UGG
AAG
UCG
ACA
U
..3
Frameshi*
Pro
Gln
Trp
Lys
Ser
Thr
Insersi/delesi
3
nukleo?da
Met
Phe
Gly
Kodon
stop
wild
type
5..AUG
UUU
GGC
UAA
..3
Mutasi
5..AUG
AAG
UUU
GGC
UAA
..3
Met
Lys
Phe
Gly
Kodon
stop
Manfaat
teknik
DNA
Teknologi
DNA
akan
memungkinkan
para
pakar
Biokimia-Biologi
Molekular
untuk
peneli?an
yang
ditujukan
untuk
memproduksi
senyawa
atau
organisme
baru
yang
bermanfaat
bagi
kesejahteraan
umat
manusia.
Salah
satu
pemanfaat
teknik
ini
adalah
untuk
membuat
vaksin,
forensik,
an?bio?ka
jenis
baru,
produk
pangan
jenis
baru
dan
lain-lain.
Teknik
DNA
rekombinan
Teknik
dasar
dalam
DNA
rekombinan
yg
hrs
dimiliki,
bila
kita
ingin
mempelajari
pemanfaatan
DNA
dlm
dunia
kesehatan-
medis
adalah
:
1. Teknik
utk
memperoleh
fragmen
DNA
2. Teknik
utk
mengiden?kasi
urutan
DNA
3. Teknik
utk
mengamplikasi
urutan
DNA
Teknik
utk
memperoleh
fragmen
DNA
1. Mempelajari
mengenai
fragmen
restriksi
2. Mempelajari
mengenai
RT
DNA
(reverse
transcriptase)
3. Mempelajari
sintesis
DNA
scr
kimia.
Fragmen
restriksi
Enzim
restriksi
suatu
endonuklease
yang
dpt
memotong
DNA
di
lokasi-lokasi
tertentu
Di
alam,
enzim
ini
bergn
utk
melindungi
bakteri
thdp
DNA
asing
spt
virus
atau
bakteri
lain.
Enzim
ini
sangat
spesik
dalam
mengenali
urutan
nukleo?da
pendek
dalam
molekul
DNA.
Molekul
DNA
yg
terpotong
akan
mhslkan
fragmen2.
Fragmen
restriksi
ini
berupa
fragmen
DNA
untai
ganda,
dan
ujung-
ujung
fragmen
tsb
disebut
ujung
lengket.
Dengan
bantuan
DNA
ligase,
fragmen
molekul
DNA
A
dapat
ditempelkan
dengan
fragmen
molekul
DNA
B.
Pengetahuan
mengenai
hal
ini
sering
digunakan
dalam
membuat
DNA
rekombinan
(menggabungkan
urutan
DNA
menjadi
kombinasi
baru)
atau
chimeric
(DNA
rekombinan
in
vitro)
Fragmen
restriksi
5
...G
A
A
T
T
C
..3
EcoRI
3
...C
T
T
A
A
G
..5
5
...G
A
A
T
T
C
..3
3
...C
T
T
A
A
G
..5
UJUNG
LENGKET/
STICKY
5
...C
C
C
G
G
G
..3
SmaI
3
...G
G
G
C
C
C
..5
5
...C
C
C
G
G
G
..3
3
...G
G
G
C
C
C
..5
UJUNG
TUMPUL/
BLUNT
RT
DNA
(reverse
transcriptase
DNA)
mRNA
yg
dihslkan
dr
prs
transkripsi
suatu
gen,
dpt
digunakan
utk
membuat
DNA
baru.
DNA
yang
diperoleh
dinamakan
cDNA/
salinan
DNA/
copy
DNA.
Pd
prs
ini
diperlukan
suatu
enzim
yang
dinamakan
reverse
transcriptase
yg
dpt
membalikan
reaksi
dari
DNA
mRNA
(prs
transkripsi
biasa)
mjd
mRNA
DNA
DNA
yang
dihslkan
melalui
proses
ini
tdk
memiliki
intron
spt
DNA
pada
umumnya.
Sintesis
DNA
scr
kimia
Makin
majunya
teknologi
terutama
di
bidang
bioteknologi,
kini
kita
dapat
membuat
DNA
sintesis
menggunakan
mesin
otoma?s.
Hasil
yg
diperoleh
adalah
fragmen
DNA
dalam
bentuk
tunggal,
dg
panjang
hingga
100
nukleo?da,
tergantung
permintaan
peneli?.
Fragmen
DNA
ini
banyak
digunakan
dlm
proses
iden?kasi,
amplikasi
gen
dll
Fragmen
ini
biasanya
disebut
primer
atau
probe
(primer
yang
diberi
zat
berpendar)
Teknik
iden?kasi
urutan
DNA
Hal
awal
yg
hrs
dilakukan
adalah
merancang
primer
atau
probe.
Primer
yg
kita
rancang
harus
komplementer
dg
DNA
yg
kita
miliki.
Hal
kedua
yg
hrs
kita
siapkan
adalah
elektroforesis
gel.
Gel
elektroforesis
adalah
suatu
teknik
yg
menggunakan
medan
listrik
utk
memisahkan
molekul
berdsrkan
ukuran.
Krn
DNA
mengandung
ggs
fosfat
yg
bermuatan
nega?f,
di
dlm
medan
listrik,
DNA
akan
bergerak
menuju
elektroda
posi?f.
Fragmen
DNA
yg
pdk,
lbh
cpt
bermigrasi
mll
pori-pori
drpd
yg
pjg,
shg
pemisahan
dilandasi
kpd
pjg
fragmen.
Hal
ke?ga
adalah
deteksi
urutan
DNA
spesik
dg
memindahkannya
ke
kertas
nitroselulusa.
Teknik
yg
digunakan
dinamakan
Southern
blot.
DNA
yg
tdk
diinginkan
?dak
akan
dipindahkan
ke
kertas
nitroselulosa
Teknik
iden?kasi
urutan
DNA
Penemuan
Frederick
Sanger,
sangat
membantu
kita
dlm
melakukan
penentuan
urutan
nukleo?da
pd
untai
DNA.
Prinsip
dasar
teknik
ini
menggunakan
sistem
Amplikasi
urutan
DNA
Utk
melakukan
peneli?an
DNA,
isolasi
DNA
yg
kita
peroleh
harus
dlm
jumlah
yg
cukup.
Jk
jumlahnya
sangat
sedikit
atau
sedikit,
maka
harus
dilakukan
perbanyakan
DNA
(amplikasi
DNA).
Pengklonan
DNA
mrpkan
teknik
yg
pertama
kali
dilakukan
utk
memperbanyak
DNA.
Pd
teknik
ini,
fragmen
DNA
yg
diinginkan
di
sisipkan
ke
plasmid
(vektor
pembawa
yg
tdd
DNA).
Plasmid
chimeric
(mengandung
DNA
plasmid
dan
DNA
sisipan)
ditransformasikan
ke
dalam
sel
bakteri
utuh.
Saat
bakteri
membelah,
otoma?s
DNA
chimeric
juga
ikut
membelah.
Amplikasi
urutan
DNA
Teknik
lain
adalah
menggunakan
PCR
(polymarese
chains
reac?on)
atau
teknik
reaksi
polimerasi
berantai.
Metoda
ini
lebih
mudah
dan
cepat
dalam
memperoleh
DNA
anakan
shg
sering
digunakan
dlm
pemeriksaan
klinis
maupun
forensik.
Pd
teknik
ini
hanya
diperlukan
sedikit
sampel
DNA
namun
anakan
DNA
yg
diperoleh
sangat
banyak.
Amplikasi
urutan
DNA
PCR
Langkah-langkah
dlm
PCR
melipu?
:
1. Isolasi
sampel
DNA.
DNA
dpt
diperoleh
dari
sel
yg
berin?.
Untuk
memperolehnya,
kita
harus
melakukan
pemecahan
membran
sel
dan
membran
in?
shg
DNA
keluar
dari
sel.
Tahap
ini
dinamakan
tahap
isolasi
DNA/
preparasi
DNA
2. DNA
yang
kita
inginkan
kita
masukkan
dlm
sebuah
tabung
kecil
(tube).
3. Dalam
tabung,
kita
juga
menambahkan
primer
(DNA
sinte?k
yg
urutannya
telah
kita
rancang
dahulu
dan
bersifat
komplementer/
saling
melengkapi
thdp
urutan
DNA
pendek
pd
satu
untai
DNA
yg
diamplikasi),
keempat
deoksiribo-
nukleosida
trifosfat
(dATP,
dGTP,
dCTP,
dTTP
dNTP),
DNA
polimerase,
larutan
ka?on-anion
4. Tabung
kemudian
di
taruh
dalam
mesin
PCR.
Prinsip
teknik
dasar
PCR
adalah
perlakukan
pemanasan
dan
pendinginan
yg
berulang,
hingga
jumlah
DNA
yang
kita
inginkan
tercapai.
Umumnya
siklus
yg
dilakukan
sebanyak
20
siklus
(pemanasan-pendinginan)
untuk
memperoleh
DNA
>
1
jt.
Prinsip
PCR
PCR
Pemanfaatan
teknik
DNA
Dengan
mengetahui
teknik
DNA,
maka
kita
dapat
melakukan
:
1. Diagnosis
suatu
penyakit
2. Pembuatan
obat
atau
vaksin
3. Mengetahui
silsilah
keluarga
atau
suku/ras
4. Membantu
dalam
proses
penyidikan
suatu
?ndak
kejahatan
Diagnosis
suatu
penyakit
Polimorsme
adalah
suatu
kondisi
dimana
terjadi
adanya
variasi
dalam
urutan
DNA.
Adanya
mutasi
??k,
subs?tusi
satu
basa
dg
basa
lain
menyebabkan
adanya
variasi
urutan
DNA
Polimorsme
dpt
tdj
di
dlm
daerah
pengkode
gen
(yg
akan
diterjemahkan)
maupun
daerah
yg
bukan
daerah
pengkode
gen.
Deteksi
polimorsme
dpt
digunakan
utk
mendeteksi
:
1. Polimorsme
panjang
fragmen
menggunakan
enzim
restriksi
(RFLP)
2. Adanya
mutasi
dg
menggunakan
probe
oligonukleo?da
spesik
3. Adanya
mutasi
dg
menggunakan
PCR
4. Adanya
mutasi
pd
daerah
yang
sangat
variabel
(VNTR)
Restriksi
polimorsme
panjang
fragmen
(RFLP)
Bila
ada
mutasi
??k
di
satu
daerah
restriksi
DNA,
maka
enzim
restriksi
akan
memotong
molekul
DNA
di
daerah
restriksi
lain.
Akibatnya,
fragmen
restriksi
yg
dihslkan
lbh
besar
utk
molekul
DNA
yg
termutasi
dibdgkan
molekul
DNA
normal.
Jk
mutasi
menyebabkan
munculnya
daerah
restriksi
baru
yg
tdk
ada
diindividu
normal,
akan
mybbkan
fragmen
restriksinya
akan
lbh
pdk
drpd
normal.
Variasi
pjg
fragmen
res?ksi
dikenal
sbg
panjang
fragmen
restriksi
polimorsme
/
RFLP
(
restric?on
fragment
length
polymorphism)
Kadang,
mutasi
jd
ditempat
restriksi
yg
terletak
jauh
di
luar
daerah
regio
pengkode,
namun
daerah
tersebut
memiliki
hubungan
yg
erat
dg
gen
abnormal
yg
menyebabkan
penyakit.
Pemeriksaan
RFLP
dpt
digunakan
utk
:
1. Mencari
adanya
variasi
DNA
SNPs
(single
nucleo?de
polymorphsms)
dan
VNTR
(variable
number
of
tandem
repeats)
2. Mencari
kromosom
dari
orang
tua
ke
keturunannya
3. Diagnosis
prenatal
Gen
normal
Hb
-
C
C
T
G
A
G
G
tempat
Mst
II
Gen
Hb
sabit
-
C
C
T
G
T
G
G
Tdk
tdpt
tempat
restriksi
di
globin-B
sel
sabit
Mst
II
Mst
II
Mst
II
gen
globin-B
Gen
normal
1,1
kb
Ket
:
Psn
A
kedua
alelnya
tdk
Gen
sabit
1,3
kb
mmlk
tmpt
utk
MstII
(+
bln
sabit)
pasien
A
pasien
B
kontrol
normal
kontrol
sabit
Psn
B,
1
alelnya
mmlk
tmpt
Mst
II
dan
1
alel
lain
tdk
ada
tmpt
Mst
II
(senya
pembawa/
carrier)
1.3
kb
1.1
kb
RFLP
utk
suatu
penyakit
keturunan
Deteksi
menggunakan
probe
Kadang
mutasi
tjd
tdk
di
area
restriksi,
shg
perlu
dikembangkan
teknik
lain
Deteksi
ini
mggnkan
probe
nuklo?da
utk
alel
yg
komplementer
dg
urutan
DNA
pendek
yg
termutasi.
Region
yg
diduga
termutasi
akan
diperbanyak
oleh
PCR,
lalu
dipindahkan
ke
kertas
nitroselulosa
(slot
blojng).
Kmdn
kertas
diberi
probe
normal
dan
mutan.
Ada
tdknya
mutasi
akan
diketahui
apakah
tjd
komplemen
atau
tdk
antara
DNA
termutasi
dg
probe.
Deteksi
dg
PCR
Bila
urutan
DNA
termutasi
sdh
diketahui,
mk
dpt
disintesis
sbh
oligonukleo?da
yg
komplementer
dg
regio
tsb.
Oligonukleo?da
ini
hanya
akan
mbtk
psg
basa
dg
DNA
yg
diperoleh
dr
individu
yg
mengalami
mutasi
Tlh
banyak
diproduksi
oligonukleo?da
khusus
utk
suatu
urutan
DNA
termutasi
dan
digunakan
sbg
primer.
Bila
sampel
DNA
ssorg
yg
diduga
mengalami
mutasi
dan
diamplikasi
mggnkan
primer
termutasi
serta
membentuk
komplemen,
mk
hslnya
dpt
diama?
mggnkan
stlh
dielektroforesis.
Deteksi
utk
daerah
yg
variable
Pd
manusia,
srg
ditemukan
daerah
urutan
yg
mengalami
pengulangan
lebih
dari
satu
kali
dalam
lokus
gen.
Daerah
tsb
dinamakan
regio
hipervariabel
(variable
number
of
tandem
repeats)
atau
daerah
yg
mengalami
banyak
pengulangan.
Enzim
restriksik
akan
mengenali
daerah
yg
mengapit
regio
VNTR.
Fragmen
yg
diperoleh
dr
pencernaan
enzim
restriksi
?ap
individu
berbeda
satu
sama
lain,
tergantung
pd
jumlah
ulangan.
Pola
fragmen
yg
khas
ini
memiliki
keakuratan
yg
sama
dg
sidik
jari
dan
dpt
digunakan
utk
iden?kasi
individu.
Teknik
fragmen
restriksi
ini
disebut
sidik
jari
DNA
DNA
ngerprin?ng,
dan
banyak
digunakan
utk
analisis
forensik.
Hubungan
kekeluargaan
jg
dpt
ditentukan
oleh
teknik
ini,
krn
individu
yg
memiliki
hubungan
erat
scr
gene?k,
akan
memiliki
pola
fragmen
sidik
jari
DNA
yg
lbh
serupa
daripd
individu
yg
hubungan
gene?knya
jauh.
Pd
kembar
monozigot,
pola
sidik
DNAnya
akan
100
%
iden?k.
EcoRI
EcoRI
VNTR
Fragmen
EcoRI
dr
3
individu
:
Individu
I
Individu
II
Individu
III
6
3
12
9
15
18
I
II
III
18
15
12
9
6
3
Sidik
DNA
utk
forensik
Sidik
DNA
utk
kasus
kejahatan
Suspect
C
is
(+)
Pemanfaat
teknik
DNA
rekombinan
utk
pengobatan
dan
pencegahan