Definisi Translasi
Translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA
menjadi rangkaian asam–asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Pada
translasi hanya molekul mRNA yang ditranslasi, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi.
Molekul mRNA merupakan transkrip (salinan) urutan DNA yang menyusun suatu gen dalam
bentuk ORF (open reading frame, kerangka baca terbuka). Model rRNA adalah salah satu molekul
penyusun ribosom, yakni organel tempat berlangsungnya sintesis protein, sedangkan tRNA adalah
Suatu ORF (open reading frame, kerangka baca terbuka) dicirikan oleh :
1. Kodon inisiasi translasi, yaitu urutan ATG ( pada DNA ) atau AUG ( pada mRNA )
3. Kodon terminasi translasi, yaitu TAA ( UAA pada mRNA ), TAG ( UAG pada mRNA ),
Perlu diingat bahwa pada RNA tidak ada basa thymine ( T ) melainkan dalam bentuk uracil (U)
Kodon (kode genetik) adalah urutan nukleotida yang terdiri atas 3 nukleotida berurutan
(triplet codon) yang menyandi suatu asam amino tertentu, misalnya ATG (AUG pada mRNA)
mengkode asam amino metionin. Kodon inisiasi translasi merupakan kodon untuk asam amino
metionin yang mengawali struktur suatu polipeptida (protein) yaitu khusus pada sel eukariotik.
Translasi berlangsung di dalam ribosom yang ada di dalam sitoplasma. Ribosom disusun
oleh molekul-molekul rRNA dan beberapa macam protein. Ribosom tersusun atas dua subunit
yaitu subunit kecil dan subunit besar. Pada sel eukariotik subunit kecil berukuran 40S sedangkan
subunit besar berukuran 60S, tetapi sebagai suatu kesatuan, ribosom eukariot mempunyai
mRNA yang matang) telah selesai dilakukan. Berbeda dengan sel prokariot, dimana proses
translasi sudah dimulai sebelum proses transkripsi selesai dilakukan. Perbedaan ini disebabkan
oleh struktur sel eukariot lebih kompleks karena sudah ada pembagian ruang dan sudah ada inti
sel yang jelas. DNA genom terletak di dalam inti sel sehingga terpisah dari komponen sel yang
lain.
Ada tiga komponen penting yang harus ada dalam suatu proses translasi, yaitu :
2. Ribosom
4. Enzim-enzim
B. Tujuan Translasi
Translasi bertujuan untuk membentuk protein dari asam-asam amino spesifik dan akan
membentuk rangkaian protein yang berbeda pula. Translasi yang umumnya dikenal sebagai
biosintesis protein adalah suatu proses pembacaan dari mRNA hasil dari transkripsi DNA hingga
perubahan dari rangkaian RNA menjadi suatu rangkaian protein dari asam-asam amino yang
Bila dibandingkan dengan transkripsi, translasi merupakan proses yang lebih rumit karena
melibatkan fungsi berbagai makromolekul. Oleh karena kebanyakan di antara makromolekul ini
terdapat dalam jumlah besar di dalam sel, maka sistem translasi menjadi bagian utama mesin
metabolisme pada tiap sel. Makromolekul yang harus berperan dalam proses translasi meliputi:
1. Lebih dari 50 polipeptida serta 3 hingga 5 molekul RNA di dalam tiap ribosom.
2. Sekurang-kurangnya 20 macam enzim aminoasil-tRNA sintetase yang akan mengaktifkan
asam amino.
4. Sedikitnya 9 protein terlarut yang terlibat dalam inisiasi, elongasi, dan terminasi
polipeptida.
. Ribosom
Translasi atau pada hakekatnya sintesis protein, berlangsung di dalam ribosom, suatu
struktur organel yang banyak terdapat di dalam sitoplasma. Ribosom terdiri atas dua sub unit, besar
dan kecil, yang akan menyatu selama inisiasi translasi dan terpisah ketika translasi telah selesai.
Ukuran ribosom sering dinyatakan atas dasar laju pengendapannya selama sentrifugasi sebagai
satuan yang disebut satuan Svedberg (S). Pada kebanyakan prokariot ribosom mempunyai ukuran
dinamakan sisi aminoasil (sisi A) dan sisi peptidil (sisi P). Molekul aminoasil-tRNA yang baru
memasuki ribosom akan terikat di sisi A, sedangkan molekul tRNA yang membawa rantai
Gambaran penting sintesis protein adalah bahwa proses ini berlangsung dengan arah tertentu
sebagai berikut:
1. Molekul mRNA ditranslasi dengan arah 5’à 3’, tetapi tidak dari ujung 5’ hingga ujung 3’.
2. Polipeptida disintesis dari ujung asam amino ke ujung karboksil dengan menambahkan
asam-asam amino satu demi satu ke ujung karboksil. Sebagai contoh, sintesis protein yang
Sejumlah besar komponen dibutuhkan untuk sintesis rantai polipeptida. Komponen ini meliputi
semua asam amino yang ditemukan dalam produk akhir, mRNA yang harus ditranslasikan, tRNA
ribosom fungsional, sumber energi dan enzim, serta faktor-faktor protein yang dibutuhkan untuk
1. Asam amino
Semua asam amino yang akhirnya muncul di dalam protein yang berbentuk harus tersedia saat
sintesis protein. Jika satu asam amino hilang, asam amino tersebut akan tersedia dalam jumlah
terbatas di dalam sel sehingga translasi akan berhenti pada kodon yang menentukan asam amino
tersersebut.
Setidaknya satu jenis tRNA spesifik dibutuhkan untuk setiap asam amino. Pada manusia
terdapat sdikitnya 50 jenis tRNA. Karena hanya ada 20 asam amino berbeda yang umumnya
dibawa oleh tRNA, beberapa asam amino mempunyai lebih dari satu molekul tRNA yang spesifik.
Setiap molekul tRNA mempunyai satu tempat perlekatan untuk setiap asam amino spesifik
di ujung 3 nya. Gugus karboksil asam amino berada dalam ikatan ester dengan gugus
3’hidroksil pada bagian ribosa adenosin nukleotida di ujung 3’tRNA. Asam amino yang
b. Antikodon
Setiap molekul tRNA juga mengandung rangkaian nukleotida tiga-basa-antikodon-yang
mengenali kodon spesifik pada mRNA. Kodon ini menentukan insersi dalam rantai peptida
asam amino.
3. Aminoasil-tRNA sintetase
Famili enzim ini dibutuhkan untuk melekatkan asam amino pada tRNA yang sesuai. Setiap
anggota famili enzim ini mengenali asam amino yang spesifik dan tRNA yang berhubungan
dengan asam amino tersebut. Karena itu, enzim-enzim ini mengimplementasikan kode genetik
karena enzim ini bertindak sebagai kamus molekular yang dapat membaca kode 3-huruf asam
nukleat dan kode 20-huruf asam amino. Setiap aminoasil-tRNA sintetase mengatalisasi reaksi dua-
tahap yang menghasilkan perlekatan kovalen gugus karboksil dari asam amino ke ujung -3’tRNA
yang sesuai. Keseluruhan reaksi ini membutuhkan ATP, yang diuraikan menjadi AMP dan Ppi.
mRNA khusus yang dibutuhkan sebagai cetakan untuk sintesa rantai polipeptida yang
Ribosom adalah kompleks protein an rRNA yang besar. Ribosom terdiri dari 2 subunit-1
besar dan 1 kecil yang ukuran relatifnya diberikan sesuai koefisien sedimen.
a. RNA Ribosom
mengandung 4 molekul rRNA. rRNA mempunyai regio struktur sekunder luas yang
Protein ribosom terdapat dalam jumlah yang cukup banyak di dalam ribosom eukariotik
dibanding di dalam ribosom prokariotik. Protein ini berperan pada struktur dan fungsi
aminoasil-tRNA yang datang sesuai arahan kodon yang kini menempati tempat ini.
Kodon ini menentukan asam amino berikutnya yang akan ditambahkan ke dalam rantai
polipeptida yang sedang tumbuh. Tempat P kodon ditempati oleh peptidil-tRNA. tRNA
ini membawa rantai asam amino yang telah disintesis. Tempat E di isi oleh tRNA
Di dalam sel eukariotik, ribosom terdapat”bebas” dalam sitosol atau berada berdekatan
6. Faktor protein
Faktor inisiasi, elegasi dan terminasi (pelepasan) dibutuhkan untuk sintesis peptida.
Beberapa faktor protein ini melaksanakan fungsi katalis, sementara faktor lainnya
Pemutusan empat ikatan berenergi tinggi dibutuhkan untuk penambahan satu asam amino
Ada beberapa perbedaan tahapan dalam hal proses iniasi translasi antara prokariot dan
eukariot. Pada eukariot, kodon inisiasi adalah metionin (bukan formil metionin seperti pada
prokariot) tetapi tRNA yang melakukan inisiasi berbeda dari tRNA yang menambahkan metionin
pada bagian dalam polipeptida. Molekul tRNA inisiator disebut tRNAiMet. selain itu, pada
eukariot tidak ada sekuens Shine-delgarno seperti yang ada pada prokariot. Fungsi sekuens inu,
yang akan menuntun ribosom untuk menemukan kodon inisasi. Dilakukan oleh struktur tudung
Ribosom bersama-sama dengan tRNAiMet dapat menemukan kodon awal dengan cara
berikatan dengan ujung 5’ (cap), kemudian melakukan pelarikan (scanning) transkip ke arah hilir
( dengan arah 5’ => 3 ‘) sampai menemukan kodon awal (AUG). Menurut model scanning tersebut,
ribosom memulai translasi pada waktu menjumpai sekuens AUG yang pertama kali. Meskipun
demikiaan, penelitian pada 699 mRNA eukariot menunjukkan bahwa sekitar 5-10% AUG yang
pertama bukanlah kodon inisiasi. Pada kasus semacam ini, ribosom akan melewati satu atau dua
AUG sebelum melakukan inisiasi translasi. Sekuens AUG yang dikenali sebagai codon inisiasi
adalah sekuens yang terletak pada sekuens konsensus CCRCCAUGG (R : adalah purin :A atau
G). Pengenalan sukens AUG sebagai kodon inisiasi banyak ditentukan oleh tRNA Met. Perubahan
antikodon pada tRNA Met menyebabkan dikenalinya kodon lain sebagai kodon inisiasi.
Pada eukariot, faktor inisiasi translasi yang diperlukan adalah eIF – 1, -2, -3, -5, dan – 6
(huruf e adalah singkatan dari eukariot) . faktor eIF-3 mengubah subunit kecil ribosom eukariot
(40S) menjadi suatu bentuk yang siap untuk menerima amioasli – tRNA pertama. Setelah amino
– asli tRNA yang pertama melekat, dengan bantuan eIF-2, terbentuklah kompleks 40S.
Selanjutnya, dengan bantuan eIF-4, mRNA melekat ke kompleks 43S membentuk kompleks 40S.
Akhirnya , faktor eIF -5 membantu subunit besar (60S) untuk melekat pada kompleks 40S
sehingga dihasilkan komplek 80S yang siap untuk melakukan translasi MRNA. Faktor eIF-6
adalah suatu faktor anti asosiasi yang mencegah subunit 60S untuk berasosiasi dengan subunit 40S
sebelum terbentuk kompleks inisiasi. Faktor eIF – 4F adalah suatu faktor yang melekat pada
struktur tudung pada ujung 5. Faktor ini terdiri atas 3 bagian, yaitu eIF-4F, eIF-4A, dan eIF – 4G.
Bersama sama dengan eIF- 4E, eIF-3 dan poly[A] – binding protein, faktor eIF-4G menarik
Eukariot yang mempunyai situs pengikatan ribosom, maka pengikatan awal subunit kecil
ribosom terjadi pada ujung 5′ mRNA dan kemudian melakukan pergeseran posisi (scanning)
sampai mencapai kodon inisiasi. Proses ini memerlukan banyak faktor inisiasi dan beberapa faktor
Struktur ini terdiri dari subunit 40S ribosom, ‘ternary complex' yang tersusun dari faktor
inisiasi eIF‐2 yang terikat tRNAMet inisiator, molekul GTP, dan tiga faktor eIF‐1, eIF‐1A,
eIF‐3. Seperti pada bakteria, tRNA inisiator ini tidak mengenali kodon internal 5′‐AUG‐3′.
b. Kompleks pre‐inisiasi selanjutnya bergabung dengan ujung 5′ the mRNA. Tahap ini
eIF‐4F, yang terdiri dari faktor inisiasi eIF‐4A, eIF‐4E dan eIF‐4G. Faktor inisiasi eIF‐4G
berfungsi sebagai jembatan antara eIF‐4E (yang terikat pada tudung) dan eIF‐3 (yang
terikat pada kompleks pre‐inisiasi) (Hentze, 1997). Hasil dari tahap ini adalah kompleks
pre‐inisiasi menjadi terikat pada daerah ujung 5′ mRNA. Pengikatan ini juga dipengaruhi
oleh ekor poli (A) ujung 3′ mRNA. Interaksi ini diduga dimediasi oleh protein PADP
c. Setelah kompleks pre‐inisiasi mengikat ujung mRNA, kompleks ini sekarang disebut
sepanjang mRNA sampai mencapai kodon inisiasi. Daerah yang harus dipindai (scanning)
ini, disebut daerah leader mRNA eukariotik, panjangnya dapat beberapa puluh, atau
bahkan ratusan nukleotida dan seringkali mengandung daerah yang membentuk struktur
tusuk konde (hairpins) dan struktur pasangan basa lain. Ada dugaan, struktur tersebut
dihilangkan oleh kombinasi faktor inisisiasi eIF‐4A dan eIF‐4B. Faktor inisiasi eIF‐4A,
dan mungkin juga eIF‐4B, mempunyai aktivitas helikase yang dapat memutuskan ikatan
Kodon inisiasi, yang biasanya 5′‐AUG‐3′ pada eukariot, dapat dikenali sebab urutan ini
d. Ketika kompleks inisiasi telah menduduki kodon inisiasi, subunit besar ribosom akan
mengikat kompleks inisiasi ini. Seperti pada bakteria, tahap ini memerlukan hidrolisis GTP
dan pelepasan faktor‐faktor inisiasi. Faktor inisiasi terakhir yang terlibat pada tahap ini
adalah eIF‐5 (yang membantu pelepasan faktor‐faktor inisiasi lain) dan eIF‐6 (yang
bergabung dengan subunit besar yang tidak terikat dan mencegah untuk menempel pada
mempunyai mekanisme yang serupa pada prokariot dan eukariot. Proses pemanjangan terjadi
2) Pemindahan rantai polipeptida yang tumbuh dari tRNA yang ada pada sisi P ke arah sisi A
3) Translokasi ribosom sepanjang mRNA ke posisi kodon selanjutnya yang ada disisi A
Didalam kompleks ribosom, molekul fMet- tRNA Met menempati sisi P(peptidid). Sisi lain
pada ribosom, yaitu sis A (aminoasli), masih kosong pada saat awal sintesis protein. Molekul
tRNA pertama tersebut (fMet- tRNA Met ), berikatan dengan kodon AUG (atau GUG) pada mRNA
melalui antikodon nya. Tahap selanjutnya adalah penyisipan aminoasil –tRNA pada sisi A. Macam
tRNA (serta asam amino yang dibawa) yang masuk pada sisi A tersebut tergantung pada kodon
yang terletak pada sisa A. Penyisipan aminoasil – tRNA yang masuk ke posisi A tersebut dilakukan
oleh suatu protein yang disebut faktor pemanjangan Tu( elongation factor Tu, EF-Tu). Penyisipan
Setelah sisi P dan A terisi, maka tahap selanjutnya adalah pembentukan ikatan peptodil
yang dikatalisis oleh enzim peptidil transferase. Molekul fMet- tRNA Met , yang ada pada sisi P
hanya berisi tRNA yang ksoong, sedangkan sisi A berisi dipeptidil –TrNA. Selanjutnya terjadi
proses translokasi yaitu pemindahan dipeptidil –tRNA dari sisi A ke sisi P, sedangkan molekul
tRNA kosong yang tadinya menempati sisi P ditranslokasi ke sisi E (exit). Pada proses translokasi
ini mRNA bergerak sepanjang tiga nukleotida sehingga kodon berikuitnya terletak pada posisi A
untuk menunggu masuknya aminoasil – tRNA berikutnya. Proses translokasi memerlukan GTP
dan faktor pemanjangan G ( elongation factor G, EF-G). Skema proses pemanjangan polipeptida
Proses pemanjangan polipeptida berlangsung sangat cepat. Pada E.Coli ketiga tahapan
proses untuk menambahkan satu asam amino ke polipeptida yangs edasng tumbuh memerlukan
waktu sekitar 0,05 detik. Dengan demikian sintesi polipeptida yang terdiri atas 300 asam amino
Ribosom membaca kodon – kodon pada mRNA dari ujung 5’ => 3’. Hasil proses translasi
adalah molekul polipeptida yang mempunyai ujung amino dan ujung karboksil. Ujung amino
adalah ujung pertama kali disinetsi dan merupakan hasilm penerjemahan kodon yang terletak pada
ujung 5’ pada mRNA , sedangkan ujung yang terakhir disintesi adalah gugus karboksil. Ujung
karboiksil merupakan hasil penerjemahan kodon yang terletak pada ujung 3’ pada mRNA . oleh
karena itu, sintesis protein berl;angsung dari ujung amino ke ujung karbiksil.
Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon terminasi (UAA, UGA,
UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom. Dalam keadaan normal tidak ada
aminoasil –tRNA yang membawa asam amino sesuai dengan ketiga kodon tersebut. Oleh karena
itu jika ribosom mencapai salah satu dari ketiga kodon terminasi tersebut, maka proses translasi
berakhir. Pada E.coli , ketiga sinyal penghentian proses translasi tersebut dikenali oleh sutau
protein, yang disebut release factor (RF), misalnya RF1 yang mengenali kodon UAA atau UAG,
atau RF2 yang mengenali kodon UAA atau UGA. Sebaliknya , pada eukariot hanya ada satu
release factor yaitu eRF, yang mengenali ketiga kodon terminasi tersebut. Penempelan protein RF
pada kolon terminasi tersebut mengaktifkan enzim peptidil tranferase yang menghidrolisis ikatan
antara polipeptida dengan tRNA pada sisi P dan menyebabkan tRNA yang kososng tersebut
selanjutnya mengalami translokasi ke sis E. Polipeptida yang sudah dipotong dari tRNA tersebut
selanjutnya lepas dari ribosom. Setelah itu , sub unit 30S dan sub unit 50S akan terdisosiasi
sehingga dapat digunakan untuk proses sintesis protein berikut nya. Secara umum proses translasi
pada eukariotik berlangsung dengan mekanisme serupa dengan yang terjadi pada prokarotik.
Proses pemanjangan polipeptida dapat dihambat oleh suatu antibiotik yang disebut
puromisin. Antibiotik ini mempunyai struktur yang mirip dengan suatu aminoasil-tRNA sehingga
dapat melekat pada sisi A ribosom. Jika puromisin melekat pada sisi A, maka selanjutnya
antibiotik itu dapat membentuk ikan peptida dengan peptida yang ada pada sisi P dan
menghasilkan peptidil puromisin. Peptidil puromisin tidak dapat melekat kuat pada ribosom
sehingga akhirnya terlepas. Hal itu menyebabkan terjadinya terminasi translasi secara prematur.
Mekanisme inilahyang menyebabkan puromisin dapat membunuh bakteri dan sel lainnya.
Antibiotik lainnya yang menghambat translasi dengan cara berikatan pada ribosom adalah
Tahap terminasi merupakan tahap akhir dari proses translasi. Terminasi merupakan proses
a. Ketika suatu ribosom mencapai suatu kodon terminasi pada untai mRNA, tempat A pada
ribosom itu menerima suatu protein yang disebut factor pelepas sebagai ganti tRNA
b. Faktor pelepas menghidrolisis ikatan antara tRNA di dalam tempat P dan asam amino terakhir
Pada proses translasi mRNA eukariota berumur lebih panjang (jam) dibanding mRNA
prokariota (menit). Pada ujung 5’ mRNA eukariota ditambahkan ‘tudung’ yaitu 7-metilguanosin.
Fungsi tudung ini adalah untuk efisiensi translasi. mRNA eukariota mempunyai urutan pengenal
5’-ACCAUGG disekitar kodon inisiasi AUG. Urutan ini disebut urutan Kozak (Marilyn Kozak).
Pada prosesnya tidak memerlukan amino acid formylmethionine pada waktu inisiasi, tetapi kodon
startnya tetap AUG, sehingga tRNA awal adalah tRNA-met. Faktor protein untuk inisiasi, elongasi
dan terminasi sama dengan pada prokariota, tetapi jumlah yang diperlukan lebih banyak. Pada
menyalurkan proein yang baru disintesis ke dalam saluran yang ada pada RE. Lain halnya dengan
Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon terminasi (UAA, UGA,
UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom. Pada E. coli ketiga sinyal
penghentian proses translasi tersebut dikenali oleh suatu protein yang disebut release factor (RF).
Penempelan RF pada kodon terminasi tersebut mengaktifkan enzim peptidil transferase yang
menghidrolisis ikatan antara polipeptida dng tRNA pada sisi P dan menyebabkan tRNA yang
kosong mengalami translokasi ke sisi E (exit). Setelah proses translasi berakhir, proses selanjutnya
adalah protein tersebut akan diekspresikan oleh tubuh kita dalam bentuk fenotip.
Proses translasi berlangsung melalui tiga tahapan yaitu; inisiasi, elongasi dan terminasi.
Sebelum inisiasi translasi dilakukan, diperlukan molekul tRNA (aminoasil tRNA) yang berfungsi
membawa asam amino spesifik. Oleh karena itu ada sekitar 20 macam tRNA yang masing masing
membawa asam amino spesifik, karena di alam ada sekitar 20 asam amino yang menyusun protein
alami. Masing-masing asam amino dikaitkan pada tRNA yang spesifik melalui proses yang disebut
asam amino dilakukan pada residu adenosin (A). Asam amino dikaitkan pada tRNA melalui ikatan
ester antara gugus karboksilnya dan gugus hidroksil 2’atau 3’ yang ada pada adenosin paling
ujung. Reaksi pengikatan tersebut dilakukan oleh enzim aminoasil tRNA sintase melalui dua
tahapan reaksi. Reaksi pertama adalah aktivitas asam amino dengan menggunakan ATP sebagai
sumber energi dan mneghasilkan aminoasil AMP. Selanjutnya energi pada aminoasil AMP (yang
berupa AMP) digunakan untuk memindahkan gugus asam amino ke tRNA sehingga dihasilkan
aminoasil tRNA.
Selain pengikatan asam amino pada tRNA, tahapan pra-inisiasi lainnya adalah diasosiasi
ribosom menjadi dua sub unit, yaitu subunit besar dan sub unti kecil, karena pembentukan
kompleks insiasi berlangsung pada sub unit kecil. Pada E.Coli, pemisahan ribosom menjadi dua
sub unit dibantu oleh dua faktor inisiasi (Initiation Factor, IF). Sebenarnya faktor
inisiasi E.Coli ada tiga (IF-1, IF-2 dan IF-3) namun yang terlibat dalam diasosiasi ribosom hanya
IF-1 dan IF-3. Dalam hal ini, IF-1 mendorong terjadinya diasosiasi ribosom sedangkan IF-3
mengikat sub unit kecil untuk mencegah supaya subunit tersebut tidak berasosiasi kembali dengan
subunit besar.
Tahap pertama dalam proses translasi pada prokariot adalah penggabungan mRNA, subunit 30S
kompleks ini memerlukan GTP (guanosis tripospat) dan beberapa protein yang disebut faktor
inisiasi (IF). IF-3 secara sendirian dapat berikatan dengan 30S, tetapi ikatan tersebut distabilkan
oleh IF-1 dan IF-2. Ketiga faktor inisiasi tersebut berikatan dengan subunit 30S secara berdekatan
pada daerah dekat ujung 3’ 16S rRNA. Setelah ketiganya berikatan, mRNA dan amino asil tRNA
yang pertama akan bergabung dengan rangkaian tersebut secara acak. Pada prokariot, asam amino
pertama yang digabungkan adalah N-Formil metionin (fMet). Selain itu juga diketahui bahwa
pada E.Coli ada dua macam tRNA yang dapat membawa metionin, yaitu tRNAfMet yang dapat
membawa metionin tetapi metionin tidak diformulasi, dan tRNAfMet yang membawa metionin
yang dapat diformulasi. Molekul tRNAfMet inilah yang berperanan dalam inisiasi translasi. Dalam
proses inisiasi, IF-3 berperanan terutama dalam pengikatan mRNA pada ribosom 30S, sedangkan
IF-2 berperanan dalam mengikatkan fMet-tRNAfMet pada kompleks inisiasi 30S. Dalam proses
pengikatan tersebut juga diperlukan GTP tetapi GTP tersebut tidak dihidrolisis. Kompleks inisiasi
30S yang lengkap terdiri atas ribosom ditambah masing-masing satu molekul fMet-tRNAfMet ,
Ikatan antara subunit 30S dengan kodon inisiasi pada mRNA ditentukan oleh pasangan basa
antara sekuens yang disebut sekuens yang disebut sekuens Shine-Dalgaro (SD) dengan sekuens
komplementer pada ujung 3’ 16S rRNA. Sekuens SD (AGGAGG) terletak disebalah hulu kodon
inisiasi dan sekuens inilah yang dikenal sebagai tempat pengikatan ribosom (ribosom binding
site). Perlu diingat bahwa gen-gen pada prokariot umumnya diorganisasikan secara polisistronik.
Masing-masing gen mempunyai kodon inisiasi translasi dan tempat pengikatan ribosom sendiri
sehingga ribosom berikatan dengan bagian inisiasi pada masing-masing gen dalam polisistron.
Setelah kompleks inisiasi 30S terbentuk, selanjutnya subunit 50S bergabung dan membentuk
kompleks inisiasi 70S. Pada pembentukan kompleks ini, IF-1 dan IF-3 terlepas dari kompleks.
Pebentukan kompleks ini digunkan dilakukan dengan menggunakan energi hasil hidrolisis GTP
yang terjadi pada waktu IF-2 terlepas dari kompleks. Hidrolisis GTP tersebut tidak mendorong
pengikatan ribosom subunit 50S, melainkan mendorong pelepasan IF-2 yang dapat menghambat
pembentukan kompleks inisiasi 30S yang lain. Setelah tahapan ini, terbentuk kompleks inisiasi
Secara garis besar,tahapan inisiasi translasi pada prokariot adalah sebagai berikut:
a. Diasosiasi ribosom 70S menjadi subunit 50S dan 30S dengan menggunkan
faktor IF-1
30S
polipeptida.
yang sama. Pada tahap elongasi terjadi penempelan sub unit besar pada sub unit kecil
metionin.
b. Tempat kedua adalah tempat A (aminoasil) yang terletak pada kodon ke dua dan
kosong.
Proses elongasi terjadi saat tRNA dengan antikodon dan asam amino yang tepat masuk ke
tempat A. Akibatnya kedua tempat di ribosom terisi, lalu terjadi ikatan peptide antara kedua asam
amino. Ikatan tRNA dengan Nformil metionin lalu lepas, sehingga kedua asam amino yang
berangkai berada pada tempat A. Ribosom kemudian bergeser sehingga asam amino-asam amino-
tRNA berada pada tempat P dan tempat A menjadi kosong. Selanjutnya tRNA dengan antikodon
yang tepat dengan kodon ketiga akan masuk ke tempat A, dan proses berlanjut seperti sebelumnya.
2) Pemindahan rantai polipeptida yang tumbuh dari tRNA yang ada pada sisi P kearah sisi A
tRNA yang membawa asam amino yang salah akan ditolak memasuki situs A. EF‐Tu
merupakan protein G yang mengikat molekul GTP, suatu molekul sumber energi. Pada eukariot,
faktor elongasi yang setara dengan EF‐Tu adalah eEF‐1, yang merupakan kompleks yang terdiri
3) Translokasi ribosom sepanjang mRNA ke posisi kodon selanjutnya yang ada di sisi A.
Ribosom bergeser sepanjang tiga nukleotida (satu kodon), kodon berikutnya memasuki
situsA
tRNA deasetilasi (yang tidak mengikat asam amino) bergeser memasuki situs E (exit
EF‐Gpada bakteria dan eEF‐2 pada eukariot. Jadi dengan terjadinya proses elongasi ini
menyebabkan susunan asam amino menjadi lengkap sesuai dengan cetakannya, banyaknya asam
amino yang dibentuk sesuai dengan jumlah kodon pada informasi genetik di mRNA
Tahap terminasi merupakan tahap akhir dari proses translasi. Terminasi merupakan proses
a. Ketika suatu ribosom mencapai suatu kodon terminasi pada untai mRNA, tempat A pada
ribosom itu menerima suatu protein yang disebut factor pelepas sebagai ganti tRNA
b. Faktor pelepas menghidrolisis ikatan antara tRNA di dalam tempat P dan asam amino
terakhir dan rantai polipeptida. Polipeptida ini kemudian dilepaskan dari ribosom
Pada proses translasi mRNA eukariota berumur lebih panjang (jam) dibanding mRNA
Struktur RE memungkinkan ribosom menyalurkan proein yang baru disintesis ke dalam saluran
yang ada pada RE. Lain halnya dengan prokariot yang tidak mempunyai ER.
Translasi akan berakhir pada waktu salah satu dari ketiga kodon terminasi (UAA, UGA,
UAG) yang ada pada mRNA mencapai posisi A pada ribosom. Pada E. coli ketiga sinyal
penghentian proses translasi tersebut dikenali oleh suatu protein yang disebut release factor (RF).
Penempelan RF pada kodon terminasi tersebut mengaktifkan enzim peptidil transferase yang
menghidrolisis ikatan antara polipeptida dng tRNA pada sisi P dan menyebabkan tRNA yang
kosong mengalami translokasi ke sisi E (exit). Setelah proses translasi berakhir, proses selanjutnya
adalah protein tersebut akan diekspresikan oleh tubuh kita dalam bentuk fenotip
Soal Essay
Elogansi merupakan proses pemanjangan polipeptida yang secara umum mempunyai mekanisme
yang serupa pada prokariot dan eukariot.Proses tersebut terjadi 3 tahapan, sebutkan!
Jawab :
2. Pemindahan rantai polipeptida yang tumbuh dari tRNA yang ada pada sisi P ke arah sisi A
3. Translokasi ribosom sepanjang mRNA ke posisi kodon selanjutnya yang ada di sisi A