NIM
: STEVANI SOSELISA
: 201404023
PRODI/SMTR
: FARMASI/ V
DNA sebagai materi genetic yang selalu mengalami berbagai reaksi kimia dan selalu
melakukan kopi DNA. Perubahan struktur DNA ini disebut mutasi DNA yang dapat
terjadi pada saat proses replikasi DNA. Untuk menstabilkan hal tersebut maka DNA
memiliki kemampuan untuk memperbaiki (reparasi) kesalahan yang terjadi pada dirinya
sendiri. Jika mutasi DNA yang terjadi cukup banyak dan DNA tidak sempat untuk
memperbaiki (reparasi) dirinya sendiri maka akan terjadi kelainan ekspresi genetic
bahkan menyebabkan terjadinya penyakit genetik. Konsumsi makanan yang bergizi serta
istirahat yang cukup memungkinkan tubuh untuk dapat melakukan reparasi DNA.
DNA reparasi merupakan suatu mekanisme perbaikan DNA yang mengalami
kerusakan / kesalahan yang diakibatkan oleh proses metabolisme yang tidak normal,
radiasi dengan sinar UV, radiasi ion, radiasi dengan bahan kimia, atau karena adanya
kesalahan dalam replikasi DNA. Mekanisme perbaikan yang terdapat ditingkat selular
secara garis besar disesuaikan dengan jenis kerusakan yang tentu saja terkait erat dengan
jenis factor penyebabnya. Sel-sel menggunakan mekanisme-mekanisme perbaikan DNA
untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan pada sekuens basa molekul DNA. Kesalahan
dapat terjadi saat aktivitas selular normal, ataupun dinduksi. DNA merupakan sasaran
untuk berbagai kerusakan: baik eksternal agent maupun secara spontan.
Apabila ada kesalahan / kerusakan DNA, sel mempunyai dua pilihan :
1. Kesalahan tersebut diperbaiki dengan cara mengaktifkan DNA reparasi. Namun apabila
kesalahan yang ada sudah tidak mampu lagi ditanggulangi, sel memutuskan untuk
beralih ke pilihan kedua.
2. Apabila DNA tidak mampu diperbaiki lagi, akibat dari adanya kesalahan yang fatal maka
akan dimatikan daripada hidup membawa pengaruh yang buruk bagi lingkungan
sekelilingnya. Kemudian sel dengan DNA yang normal akan meneruskan perjalanan
untuk melengkapi siklus yang tersisa yaitu S (sintesis) G2 (Gap 2) dan M (Mitosis).
1
Proses perbaikan DNA itu harus melibatkan berbagai macam komponen, yang sangat
berperan penting dalam mekanisme perbaikan DNA tersebut. Komponen-komponen
yang terlibat dalam mekanisme perbaikan DNA dapat dijelaskan secara rinci pada
penjelasan berikut ini.
Komponen yang Terlibat dalam Proses DNA Reparasi
Reparasi
system
Base
excision
Nucleotid
exicion
Enzim/protein
Reparasi sistem
Enzim/protein
DNA glycosylase
AP Endonuklease
DNA Polymerase I
DNA ligase
UVrA,UVrB,UVrC
DNA polymerase I
DNA Ligase
mismatch
Dam metilase
MutS,MutL,MutH
Exonuclease
DNA Helicase II
SSB Protein
DNA plomerase III
DNA Ligase
tunggal tersebut untuk kembali menjadi bagian dari heliks utas ganda, dengan
perantaraan enzim DNA ligase.
3. Demage tolerance : Mentoleransi kesalahan.Hal ini dilakukan bila kesalahan tidak dapat
diperbaiki sehingga kesalahan terpaksa ditoleransi dan yang terotong adalah kedua
strand. Mekanisme ini adalah sebentuk replikasi rawan kesalahan (error-phone) yang
memprbaiki kerusakan-kerusakan pada DNA tanpa mengembalikan sekuens basa awal.
Tipe perbaikan ini bisa dipicu oleh kerusakan DNA dalam tingkat tinggi. Pada bakteri E.
Coli, system tersebut diatur oleh gen-gen recA dan umu yang dihipotesiskan mengubah
fidelitas (ketepatan) polymerase DNA setempat. Dalam rose situ, polymerase melakukan
replikasi melewati kerusakan DNA, sehingga memungkinkan sel untuk bertahan hidup
atau sintas. Jika sel tersebut berhasil sintas melalui seluruh kerusakan DNA, besar
kemungkinan sel itu mengandung satu atau lebih mutasi.
Ada 3 tipe demage removal yaitu :(a) Base excision reparasi, hanya 1 basa yang rusak
dan digantikan dengan yang lain. Basa-basa DNA dapat dirusak melalui deaminasi.
Tempat kerusakan basa tersebut dinamakan denganAbasic site atau AP site. Pada
E.coli enzim DNA glycosilase dapat mengenal AP site dan membuang basanya.
Kemudian AP endonuklease membuang AP site dan Nukleotida sekitarnya. Kekosongan
akan diisi dengan bantuan DNA Polymerase I dan DNA Ligase. DNA polymerase I
berperan didalam mensintesis atau menambahkan pasangan basa yang sesuai dengan
pasangannya.sedangkan DNA Ligase berperan dalam menyambungkan pasangan basa
yang telah disintesis oleh DNA polymerase I. (b)Nucleotide excision reparasi, adalah
memotong pada bagian / salah satu segmen DNA, dari DNA yang mengalami
kerusakan. Kerusakan nukleotida yang disebabkan oleh sinar UV, sehingga terjadi
kesalahan pirimidin dimer (kesalahan dua basa tetangga). Pada E. Coli terdapat protein
yang terlibat dalam proses pembuangan atau pemotongan DNA yang mengalami
kerusakan, protein tersebut adalah UVrA, UVrB, UVrC, setelah protein tersebut
mengenali kesalahan, maka nukleotida yang rusak tersebut dihilangkan (dipotong)
sehingga terjadi kekosongan pada segmen untaian nukleotida tersebut. Selanjutnya
untuk mengisi kekosongan tersebut maka RNA polymerase I mensintesis nukleotida
yang baru untuk dipasangkan pada segmen DNA yang mengalami kekosongan tadi,
tentu saja dengan bekerja sama dengan DNA ligase dalam proses penyambungan
3
segmen DNA tersebut. (c) Mismatch reparasi. Pada tahap ini yaitu memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang terjadi ketika DNA disalin. Selama replikasi DNA, DNA
polymerase sendirilah yang melakukan perbaikan salah pasang. Polimerase ini
mengoreksi setiap nukleotida terhadap cetakannya begitu nukleotida ditambahkan pada
untaian. Dalam rangka mencari nukleotida yang pasangannya tidak benar, polymerase
memindahkan nukleotida tersebut kemudian melanjutkan kembali sintesis, (tindakan ini
mirip dengan mengoreksi kesalahan pada pengolah kata dengan menggunakan tombol
delete dan kemudian menuliskan kata yang benar). Protein-protein lain selain DNA
polymerase juga melakukan perbaikan salah pasang. Para peneliti mempertegas
pentingnya protein-protein tersebut ketika mereka menemukan bahwa suatu cacat
herediter pada salah satu dari protein-protein ini terkait dengan salah satu bentuk dari
kanker usus besar. Rupanya cacat ini mengakibatkan kesalahan penyebab kanker yang
berakumulasi di dalam DNA. Pada intinya mekanisme perbaikan mismatch ini
mendeteksi terlebih dahulu pasangan basa yang tidak cocok (matched) atau tidak
berpasangan dengan benar. Kesalahan berpasangan basa atau mismatch dapat terjadi saat
replikasi ataupun rekombinasi DNA, dimana untuk memperbaiki basa yang tidak
berpasangan, terlebih dahulu harus diketahui pasangan basa mana yang mengalami
kesalahan basa pada untai DNA. Caranya segmen DNA yang membawa basa yang salah
dibuang, sehingga terdapat celah (gap) di dalam untai DNA. Selanjutnya dengan
bantuan enzim polymerase celah ini akan diisi oleh segmen baru yang membawa basa
yang telah diperbaiki, yang kemudian dilekatkan dengan bantuan enzim ligase.
2. REPLIKASI DNA
Pengertian Replikasi
Replikasi merupakan peristiwa sintesis DNA (autokatalisis) karena DNA
mampu mensisntesis diri sendiri. Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis
rantai nukleotida baru dari rantai nukleotida lama melalui proses menggunakan
komplementasi pasangan basa untuk menghasilkan suatu molekul DNA baru yang sama
dengan molekul DNA lama, proses yang terjadi tersebut dipengaruhi oleh enzim
helikase, enzim polimerase, dan ligase (Necel, 2009).
Replikasi DNA bersifat semikonservatif, yaitu kedua untai tunggal DNA
bertindak sebagai cetakan untuk pembuatan untai-untai DNA baru; seluruh untai
tunggal cetakan dipertahankan dan untai yang baru dibuat dari nukleotida-nukleotida
(Necel, 2009).
2
DNA cetakan, yaitu molekul DNA atau RNA yang akan direplikasi.
Molekul deoksiribonukleotida, yaitu dATP, dTTP, dCTP, dan dGTP. Deoksi
ribonukleotida terdiri atas tiga komponen yaitu basa purin atau pirimidin, gula 5-
5
6
replikasi DNA.
Enzim pembuka ikatan untaian induk, yaitu enzim helikase dan enzim girase.
Molekul protein yang menstabilkan untaian DNA yang sudah terbuka, yaitu protein
fragmen DNA
Model Replikasi
1) Model konservatif, yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi
sebagai cetakan untuk dua rantai DNA baru. Replikasi ini mempertahankan
molekul dari DNA lama dan membuat molekul DNA baru
2) Model semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru
disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-masing rantai DNA lama.
Akhirnya dihasilkan dua rantai DNA baru yang masing-masing mengandung satu
rantai cetakan molekul DNA lama dan satu rantai baru hasil sintesis (Desy, 2010).
3) Model dispersif, yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan
sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru. Oleh karena itu, hasil akhirnya
diperoleh rantai DNA lama dan baru yang tersebar pada rantai DNA lama dan baru.
Replikasi ini menghasilkan dua molekul DNA lama dan DNA baru yang saling
4
Tahapan pertama (inisiasi) dalam proses replikasi DNA terjadi adalah pemutusan
ikatan hidrogen antara basa-basa nitrogen dari dua untai yang antiparalel. Pemutusan
ikatan tersebut terjadi pada rantai yang kaya akan ikatan A-T. Hal tersebut dikarenakan
ikatan antara adenin dan timin yang hanya merupakan ikatan rangkap dua, sedangkan
pada ikatan antara sitosin dan guanin adalah ikatan rangkap tiga. Helikase adalah
enzim yang berfungsi untuk membuka untai ganda DNA. Titik awal dimana terjadinya
splitting disebut sebagai origin of replication. Struktur yang dihasilkan disebut dengan
Replication Fork.
Salah satu hal penting dalam tahapan replikasi DNA adalah pengikatan primase RNA
pada titik awal rantai induk 3-5. Primase RNA dapat menarik nukleotida RNA yang
berikatan dengan nukleotida DNA dari untai 3-5 dikarenakan ikatan hidrogen antar
basanya. Nukleotida RNA adalah primer (starter) untuk ikatan nukleotida DNA.
Tahapan elongasi berbeda untuk cetakan 5-3 dan 3-5, yaitu:
a. Cetakan 5-3
Cetakan 5-3 disebut sebagai leading strand karena DNA polimerase dapat
membaca cetakan dan secara kontinu menambah nukleotida(komplemen dari
cetakan nukleotida, sebagai contoh adenin berlawanan dengan timin).
b. Cetakan 3-5
Cetakan 3-5 tidak dapat dibaca dengan DNA polimerase . Replikasi dari
cetakan ini rumit dan DNA barunya disebut lagging strand. Pada lagging strand
RNA primase menambah lebih banyak RNA primer. DNA polimerase membaca
cetakan. Jarak antara dua RNA primer disebut sebagai fragmen Okazaki. RNA
primer penting untuk DNA polimerase berikatan dengan nukleotida pada bagian
4
ujung 3. Untai baru dielongasi dengan mengikat lebih banyak DNA nukleotida.
Pada lagging strand DNA Polimerase I - eksonuklease membaca fragmen dan
memindahkan RNA Primer. Jarak didekatkan dengan adanya pengaruh DNA
polymerase (menambahkan nukleotida komplementer pada jarak tersebut) dan DNA
Lagging strand ialah untaian DNA yang terletak pada sisi yang berseberangan
dengan leading strand pada garpu replikasi. Untaian ini disintesis dalam segmensegmen yang disebut fragmen Okazaki. Pada untaian ini, primase membentuk primer
RNA. DNA polimerase dengan demikian dapat menggunakan gugus OH 3' bebas pada
primer RNA tersebut untuk mensintesis DNA dengan arah 5'3'. Fragmen primer RNA
tersebut lalu disingkirkan (misalnya dengan RNase H dan DNA Polimerase I) dan
deoksiribonukleotida baru ditambahkan untuk mengisi celah yang tadinya ditempati
oleh RNA. DNA ligase lalu menyambungkan fragmen-fragmen Okazaki tersebut
sehingga sintesis lagging strand menjadi lengkap (Necel, 2009).
Garpu replikasi
Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork) ialah struktur yang
terbentuk ketika DNA bereplikasi. Garpu replikasi ini dibentuk akibat enzim helikase
yang memutus ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA, membuat
terbukanya untaian ganda tersebut menjadi dua cabang yang masing-masing terdiri dari
sebuah untaian tunggal DNA. Masingmasing cabang tersebut menjadi "cetakan" untuk
pembentukan dua untaian DNA baru berdasarkan urutan nukleotida komplementernya.
DNA
polimerase
membentuk
untaian
DNA
baru
dengan
memperpanjang
oligonukleotida (RNA) yang dibentuk oleh enzim primase dan disebut primer (Necel,
2009).
DNA polimerase membentuk untaian DNA baru dengan menambahkan
nukleotida dalam hal ini, deoksiribonukleotida ke ujung 3'-hidroksil bebas nukleotida
rantai DNA yang sedang tumbuh. Dengan kata lain, rantai DNA baru (DNA "anak")
disintesis dari arah 5'3', sedangkan DNA polimerase bergerak pada DNA "induk"
dengan arah 3'5'. Namun demikian, salah satu untaian DNA induk pada garpu
replikasi berorientasi 3'5', sementara untaian lainnya berorientasi 5'3', dan helikase
bergerak membuka untaian rangkap DNA dengan arah 5'3'. Oleh karena itu, replikasi
harus berlangsung pada kedua arah berlawanan tersebut (Necel, 2009).
5
EUKARIOT
Replikasi DNA terjadi
PROKARIOT
di Replikasi DNA terjadi di protoplasma
nukleus
Replikasi DNA terjadi pada Replikasi terjadi pada semua fase dalam siklus sel
fase S (fase sintesis) dalam
fase interfase pada siklus sel
Terdapat
5 macam DNA Terdapat 3 macam DNA polimerisasi yang terlibat
polimerisasi
yang
eukariot
replikasi Pergerakan garpu replikasi pada replikasi prokariot
pada
replikasi
Ekspresi gen adalah proses dimana informasi dari gen yang digunakan dalam sintesis produk gen
fungsional. Produk-produk ini seringkali protein, tetapi dalam non-protein coding gen seperti gen
rRNA atau gen tRNA, produk adalah RNA fungsional. Proses ekspresi gen digunakan oleh
semua kehidupan yang dikenal - eukariota (termasuk organisme multisel), prokariota (bakteri
dan archaea) dan virus - untuk menghasilkan mesin makromolekul untuk hidup.
Proses Ekspresi Gen dalam Organisme: Dalam istilah biologi molekuler kita kenal dengan istilah
Dogma Sentral Biologi Molekuler. Apakah itu? Dogma di sini adalah suatu kerangka kerja untuk
dapat memahami urutan transfer informasi antara biopolymer (DNA, RNA, protein) dengan cara
yang paling umum dalam organisme hidup. Sehingga secara garis besar, dogma sentral
maksudnya adalah semua informasi terdapat pada DNA, kemudian akan digunakan untuk
menghasilkan molekul RNA melalui transkripsi, dan sebagian informasi pada RNA tersebut akan
digunakan untuk menghasilkan protein melalui proses yang disebut translasi.
a. Transkripsi
9
Ini merupakan tahapan awal dalam proses sintesis protein yang nantinya proses tersebut akan
berlanjut pada ekspresi sifat-sifat genetik yang muncul sebagai fenotip. Dan untuk
mempelajari biologi molekuler tahap dasar yang harus kita ketahui adalah bagaimana
mekanisme sintesis protein sehingga dapat terekspresi sebagai fenotip. Transkripsi
merupakan proses sintesis molekul RNA pada DNA templat. Proses ini terjadi pada inti sel /
nukleus (Pada organisme eukariotik. Sedangkan pada organisme prokariotik berada di
sitoplasma karena tidak memiliki inti sel) tepatnya pada kromosom.
Komponen yang terlibat dalam proses transkripsi yaitu :
DNA templat (cetakan) yang terdiri atas basa nukleotida Adenin (A), Guanin (G), Timin
(T), Sitosin (S)
faktor-faktor transkripsi
kompleks
promoter
tertutup,
pembentukan
kompleks
promoter
terbuka,
11
1. Inisiasi
Pertama tRNA mengikat asam amino, dan ini menyebabkan acara diaktifkan atau tRNA
disebut
asilasi-amino. Amino-asilasi
proses
dikatalisis
oleh
enzim
tRNA
Replikasi: Proses replikasi DNA adalah proses pengandaan DNA dimana proses ini
diperlukan dalam pembelahan sel. Sebelum proses ekspresi gen, biasanya DNA
dilipatgandakan menjadi lebih banyak. Proses replikasi DNA pada dasarnya adalah 1
double stranded DNA dicopy menjadi 2 buah, dari 2 buah akan dicopy menjadi 4
buah. Jadi berawal dari denaturasi DNA yang akan membuka pilinan dari double stranded
menjadi single stranded. Kemudian dengan bantuan sebuah enzim yang disebut DNA
polimerase, DNA akan terikat DNA polimerase kemudian copy DNA terjadi. Melalui
prinsip replikasi DNA ini lah PCR (Polymerase Chain Reaction) dilakukan.
2. Transkripsi: Ini merupakan tahap awal dalam proses sintesis protein yang pada akhirnya
proses ini akan mengekspresi sifat-sifat genetik yang muncul sebagai fenotip. Dan untuk
mempelajari biologi molekuler tahap dasar yang perlu kita ketahui adalah bagaimana
mekanisme sintesis protein dapat dinyatakan sebagai sehingge fenotipe.
Transkripsi adalah sintesis molekul RNA dalam template DNA.Proses ini terjadi dalam
inti sel (nukleus) tepatnya pada kromosom. Komponen yang terlibat dalam proses
transkripsi yaitu: DNA template yang terdiri dari basa nukleotida Adenin (A), Guanin
(G), Timin (T), Sitosin (S); enzim polimerase RNA, faktor transkripsi, prekursor (bahan
yang ditambahkan sebagai diinduksi).
Hasil dari proses sintesis tiga jenis RNA, yaitu mRNA messeger RNA), tRNA (transfer
RNA), rRNA (RNA ribosomal).Sebelum itu saya akan menjelaskan terlebih dahulu
bagian utama dari gen. Gen terdiri atas: promoter, bagian struktural (terdiri dari gen yang
mengkode sifat yang akan diekspresikan), dan terminator
Sedangkan struktur RNA polimerase terdiri atas: beta, beta-prime, alpha, sigma. Pada
struktur beta dan beta-prime bertindak sebagai katalisator dalam transkripsi. struktur
Sigma untuk polimerase RNA holoenzim berlangsung hanya menempel promotor.Bagian
yang disebut enzim inti terdiri dari alfa, beta, dan beta-prime.
Tahapan dalam proses transkripsi pada dasarnya terdiri dari 3 tahap:
13
1.Inisiasi (pengawalan)
Transkripsi tidak dimulai di mana saja pada DNA, tapi di hulu (upstream) dari gen
promotor. Salah satu bagian terpenting dari promoter adalah kotak Pribnow (TATA
box). Inisiasi
dimulai
ketika
holoenzim
RNA
polimerase
menempel
pada
Gen tertentu membawa informasi yang dibutuhkan untuk membuat protein dan informasi
itulah yang disebut sebagai kode genetik. Dengan kata lain, kode genetik adalah cara
pengkodean urutan nukleotida pada DNA atau RNA utnuk menentukan urutan asam
amino pada saat sintesis protein. Informasi pada kode genetik ditentukan oleh basa
nitrogen pada rantai DNA yang akan menentukan susunan asam amino. Dalam tahun
1968 nirenberg, khorana dan Holley menerima hadiah nobel untuk penelitian mereka
yang sukses menciptakan kode-kode genetik yang hingga sekarang kita kenal. Seperti
kita ketahui asam amino dikenal ada 20 macam. Yang menjadi masalah bagaimana 4 basa
nitrogen ini dapat mengkode 20 macam asam amino yang diperlukan untuk mengontrol
semua aktifitas sel? Para peneliti melakukan penelitian pada bakteri E. Coli mula mula
digunakan basa nitrogen singlet maka diper oleh 4 asam amino saja yang dapat
14
diterjemahkan padahal ke 20 asam amino ini harus diterjemahkan semua agar protein
yang dihasilkan dapat digunakan, kemudian para ilmuwan mencobalagi dengan kodon
duplet dan baru dapat untuk menterjemahlkan 16 asam amino ini pun belum cukup juga.
Kemudian dicoba dengan triplet dan dapat menterjemahkan 64 asam amino hal ini tidak
mengapa sekalipun melebihi 20 asam amino toh dari 64 asam amino yang diterjemahkan
ada yang memilii simbul/fungsi yang sama diantaranya (kodon asam assparat(GAU dan
GAS) sama dengan asam asam tirosin(UAU,UAS) sama juga dengan triptopan(UGG)
bahkan ini sangat menguntungkan pada proses pembentukkan protein karena dapat
menggantikan asam amino yang kemungkinan rusan selain itu dari 20 asam amino
diantaranya ada yang berfungsi sebagai agen pemotong gen atau tidak dapat bersambung
lagi dengan doubel helix asam amino yang berfungsi sebagai agen pemotong gen
diantaranya (UAA,UAG,UGA) beberapa sifat dari kode triplet diantaranya :
1) kode genetik ini mempunyai banyak sinonim sehingga hampir setiap asam amino
dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon. Contoh semua kodon yang diawali
dengan SS memperinci prolin,(SSU,SSS,SSA dan SSG) semua kodon yang
diawali dengan AS memperinci treosin(ASU,ASS,ASA,ASG).
2) tidak tumpang tindih,artinya tiada satu basa tungggalpun yang dapat mengambil
bagian dalam pembentukan lebih dari satu kodon,sehingga 64 itu berbeda-beda
nukleotidanya.
3) kode genetik dapat mempunyai dua arti yaitu kodon yang sama dapat memperinci
lebih dari satu asam amino.
4) kode genetik itu ternyata universal
Tiap triplet yang mewakili informasi bagi suatu asam amino tertentu dinyatakan
sebagai kodon.Kode genetika bersifat degeneratif dikarenakan 18 dan 20 macam
asam amino ditentukan oleh lebih dari satu kodon, yang disebut kodon
sinonimus.Hanya metionin dan triptofan yang memiliki kodon tunggal.Kodon
sinonimus
mutasi.
Perubahan
sususan
genetik
menyebabkan
yang
tidak
beberapa
sempurna.
alasan
Mutasi
berikut:
spontan
dapat
ketidakstabilan
disebabkan
nukleotida,
oleh
kesalahan
(proofreading).
Namun,
kemungkinan
kesalahan
pasangan
pasangan
basa
basa
dalam
merupakan
satu
gen
penggantian
tunggal.
satu
Substitusi
nukleotida
dan
1) Euploid
eu = benar; ploid = unit) Makhluk hidup yang terjadi dari
perkembangbiakan secara kawin , pada umumnya bersifat diploid,
memiliki 2 perangkat kromosom atau 2 genom pada sel somatisnya
(2n kromosom).
2) Aneuploid
Alopoid adalah variasi jumlah kromosom yang diakibatkan adanya
pengurangan
atau
penambahan
satu
atau
sejumlah
kecil
sel-sel
anak
tanpa
kesalahan.
Akan
tetapi
adakalnya
18
diri,
pembelahansentromernya
mengalami
Enzim pemotong
Enzim penyambung
wahana
kloning
atau
vector
Contohnya
E.
coli
Bakteri
yang
telah
diinfeksi
Rekayasa
genetika Rekayasa
genetika
merupakan
suatu
cara
hidup
mempunyai
struktur
yang
sama,
sehingga
dapat
hidup
secara
turun-temurun.
Obyek
rekayasa
genetika
yang relatif baru ini. Sementara itu bidang lain, seperti ilmu pangan,
kedokteran hewan, pertanian (termasuk peternakan dan perikanan),
serta
teknik
lingkungan
juga
telah
melibatkan
ilmu
ini
untuk
penting
itu,
perkembangan
di
bidang
biostatistika,
4. Teknologi plasmid
Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalam sel bakteri
atau ragi di luar kromosomnya. Sifat-sifat plasmid, antara lain:
1) merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu;
2) dapat beraplikasi diri;
3) dapat berpindah ke sel bakteri lain;
4) sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk.
Karena sifat-sifat tersebut di atas plasmid digunakan sebagai vektor
atau pemindah gen ke dalam sel target.
5. Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penggabungan DNA-DNA dari sumber
yang berbeda. Tujuannya adalah untuk menyambungkan gen yang
ada di dalamnya. Oleh karena itu, rekombinasi DNA disebut juga
24
rekombinasi gen. Rekombinasi DNA dapat dilakukan karena alasanalasan sebagai berikut.
1. Pengertian Fermentasi
Kata fermentasi berasal dari Bahasa Latin yang berarti merebus . Arti kata dari Bahasa
Latin tersebut dapat dikaitkan atau kondisi cairan bergelembung atau mendidih.
Keadaan ini disebabkan adanya aktivitas ragi sepenuhnya ekstraksi buah-buahan atau
biji-bijian. Gelembung gelembung karbondioksida dihasilkan dari katabolisme
anaerobik terhadap kandungan gula.
dihubungkan atau karbohidrat, bahkan sampai sekarang pun masih sering digunakan.
Sepenuhnya hal arti fermentasi tersebut lebih luas lagi, menyangkut juga perombakan
protein dan lemak oleh aktivitas mikroorganisme. Dari uraian tersebut dapat disarikan
bahwa fermentasi mempunyai arti suatu proses terjadinya perubahan kimia sepenuhnya
suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat
juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai
bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir,
anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia
selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat
dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk
sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa
kelelahan pada otot.
2. Jenis-jenis fermentasi.
Fermentasi ada tiga, yaitu :
1) Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol
(etil alkohol) dan karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces
cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras.
Reaksi Kimia:
25
26
"Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan oleh sel otot untuk memproduksi
energi intensitas rendah selama periode di mana oksigen berlimpah. Pada keadaan rendah
oksigen, makhluk bertulang belakang (vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik"
yang lebih cepat tetapi kurang effisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan
menghasilkan ATP-nya 100 kali lebih cepat daripada oxidative phosphorylation.
Walaupun fermentasi sangat membantu dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk
bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik yang
kompleks. Sebagai contoh, pada manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu
menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit. Tahap akhir dari fermentasi adalah
konversi piruvat ke produk fermentasi akhir. Tahap ini tidak menghasilkan energi tetapi
sangat penting bagi sel anaerobik karena tahap ini meregenerasi nicotinamide adenine
dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis. Ia diperlukan untuk fungsi sel
normal karena glikolisis merupakan satu-satunya sumber ATP dalam kondisi anaerobik.
F. KULTUR JARINGAN TANAMAN
1.
2.
jaringan adalah teori sel oleh Schawann dan Scheleiden (1838) yang menyatakan sifat
totipotensi (total genetic potential) sel, yaitu bahwa setiap sel tanaman yang hidup
dilengkapi dengan informasi genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk
tumbuh dan berkembang menjadi tanaman utuh, jika kondisinya sesuai.
Manfaat Kultur Jaringan
1) Melestarikan sifat tanaman induk
2) Menghasilkan tanaman yang memiliki sifat sama
3) Menghasilkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat
4) Dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus
5) Dapat dijadikan sarana untuk melestarikan plasma nutfah
6) Untuk menciptakan varietas baru melalui rekayasa genetika. Sel yang telah
3.
5.
(dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal
3)
4)
5)
6)
10.000 planlet/bibit)
Bibit yang dihasilkan seragam
Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan
lingkungan lainnya
7) Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
8) Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa
6. Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan
a. Pemilihan dan Penyiapan Tanaman Induk Sumber Eksplan
Tanaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat dan
bebas dari hama dan penyakit. Tanaman indukan sumber eksplan tersebut harus
dikondisikan dan dipersiapkan secara khusus di rumah kaca atau greenhouse agar
eksplan yang akan dikulturkan sehat dan dapat tumbuh baik serta bebas dari sumber
kontaminan pada waktu dikulturkan secara in-vitro.
28
b. Inisiasi Kultur
Tujuan utama dari propagasi secara in-vitro tahap ini adalah pembuatan kultur dari
eksplan yang bebas mikroorganisme serta inisiasi pertumbuhan baru (Wetherell,
1976). ini mengusahakan kultur yang aseptik atau aksenik. Aseptik berarti bebas
dari mikroorganisme, sedangkan aksenik berarti bebas dari mikroorganisme yang
tidak diinginkan. Dalam tahap ini juga diharapkan bahwa eksplan yang dikulturkan
akan menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan memungkinkan dilakukannya
pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya paling kuat,untuk perbanyakan
(multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya (Wetherell, 1976).
c. Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di
tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga
sterail. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol
yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang
melakukan kultur jaringan juga harus steril.
d. Multiplikasi atau Perbanyakan Propagul
Tahap ini bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman yang
diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam keadaan tertentu
sehingga sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap berikutnya. Pada tahap ini,
perbanyakan dapat dilakukan dengan cara merangsang terjadinya pertumbuhan
tunas cabang dan percabangan aksiler atau merangsang terbentuknya tunas pucuk
tanaman secara adventif, baik secara langsung maupun melalui induksi kalus
terlebih dahulu. Seperti halnya dalam kultur fase inisiasi, di dalam media harus
terkandung mineral, gula, vitamin, dan hormon dengan perbandingan yang
dibutuhkan secara tepat (Wetherell, 1976). Hormon yang digunakan untuk
merangsang pembentukan tunas tersebut berasal dari golongan sitokinin seperti
BAP, 2-iP, kinetin, atau thidiadzuron (TDZ).
e. Pemanjangan Tunas, Induksi, dan Perkembangan Akar
Tujuan dari tahap ini adalah untuk membentuk akar dan pucuk tanaman yang cukup
kuat untuk dapat bertahan hidup sampai saat dipindahkan dari lingkungan in-vitro
ke lingkungan luar. Dalam tahap ini, kultur tanaman akan memperoleh
ketahanannya terhadap pengaruh lingkungan, sehingga siap untuk diaklimatisasikan
(Wetherell, 1976). Tunas-tunas yang dihasilkan pada tahap multiplikasi di
29
tinggi.
Macam-Macam Kultur Jaringan
1) Kultur meristem, menggunakan jaringan (akar, batang, daun) yang muda atau
meristematik
2) Kultur anter, menggunakan kepala sari sebagai eksplan
3) Kultur embrio, menggunakan embrio. Misalnya pada embrio kelapa kopyor yang
sulit dikembangbiakan secara alamiah
4) Kultur protoplas, menggunakan sel jaringan hidup sehingga eksplan tanpa dinding
5) Kultur kloroplas, menggunakan kloroplas. Kultur ini biasanya untuk memperbaiki
atau membuat varietas baru
6) Kultur polen, menggunakan serbuk sari sebagai eksplannya.
30