Anda di halaman 1dari 24

.

PENGERTIAN METABOLISME

Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semua makhluk
hidup, proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organism dengan
lingkungannya. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu “metabole” yang
berarti perubahan, dapat kita katakana bahwa makhluk hidup mendapat, mengolah dan
mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya.

Metabolisme Makanan

B.JENIS-JENIS METABOLISME

Metabolisme memiliki dua arah lintasan metabolic, yaitu :

 Katabolisme yang merupakan penguraian suatu zat menjadi partikel yang lebih
kecil untuk dijadikan energy.
 Anabolisme yang merupakan reaksi untuk merangkai senyawa organic dari
molekul molekul tertentu agar dapat diserap oleh tubuh.

C.PROSES METABOLISME

Didalam tubuh terjadi 3 proses metabolism utama yaitu :

1.Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme Karbohidrat

Metabolisme merupakan proses yang berlangsung dalam organisme,baik secara


mekanis maupun kimiawi.Metabolisme itu sendiri terdiri dari 2 proses
yaitu anabolisme(pembentukan molekul) dan Katabolisme(Penguraian
molekul).Pada proses pencernaan makanan,karbohidrat mengalami proses
hidrolisis(penguraian dengan menggunakan molekul air).Proses pencernaan
karbohidrat terjadi dengan menguraikan polisakarida menjadi monosakarida.

Ketika makanan dikunyah,makanan akan bercampur dengan air liur yang mengandung
enzim ptialin (suatu α amilase yang disekresikan oleh kelenjar parotis di dalam
mulut).Enzim ini menghidrolisis pati(salah satu polisakarida) menjadi maltosa dan
gugus glukosa kecil yang terdiri dari tiga sampai sembilan molekul glukosa.makanan
berada di mulut hanya dalam waktu yang singkat dan mungkin tidak lebih dari 3-5%
dari pati yang telah dihidrolisis pada saat makanan ditelan.
Pengertian, Proses, Dan Jenis – Jenis Metabolisme | Seperti telah disinggung di artikel
sebelumnya, mahkluk hidup melakukan metabolisme. Metabolisme merupakan salah satu ciri
mahkluk hidup. Nah, apakah metabolisme itu? Dan bagaimana prosesnya terjadi di dalam
tubuh mahkluk hidup? Untuk memahami tentang metabolisme, mari kita jelaskan satu persatu
secara rinci.

A. Pengertian Metabolisme

Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semua mahkluk hidup,
proses kimiawi tersebut dapat berupa penyusunan ataupun penguraian suatu zat tertentu agar
dapat diserap oleh tubuh. Dilihat sari kata pembentuknya, metabolisme berasal dari kata
“metabole’ yang artinya perubahan. Artinya mahkluk hidup mengolah dan mengubah suatu
zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya.

B. Jenis – jenis Metabolisme

1. Katabolisme, yaitu proses penguraian suatu zat menjadi partikel yang lebih kecil agar
dapat dirubah menjadi energy
2. Anabolisme, yaitu proses penyusunan senyawa organic dari molekul – molekul
tertentu agar dapat diserap oleh tubuh.

C. Proses Metabolisme

Pada tubuh mahkluk hidup terjadi 3 proses metabolisme, yaitu metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein. Berikut penjelasan lengkap dari ketiga proses tersebut.
1. Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme karbohidrat mencakupi sintesis (anabolisme), penguraian (katabolisme), dan
perubahan antarbentuk pada karbohidrat di dalam organisme. Bentuk karbohidrat terpenting
adalah glukosa, yaitu sejenis senyawa gula sederhana (monosakarida).
Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis yaitu suatu proses
penguraian dengan bantuan air. Proses pencernaan karbohidrat terjadi dengan menguraikan
polisakarisa menjdai monosakarida. Ketika makanan dikunyah, makanan akan bercampur
dengan air liur yang mengandung enzim ptialin. Enzim ptialin menghidrolisis pati menjadi
maltosa dan gugus glukosa kecil yang terdiri dari tiga sampai sembilan molekul glukosa.
Setelah makanan ditelan, makanan masuk ke lambung lalu bercampur dengan zat yang
disekresikan oleh lambung. Setelah itu makanan masuk ke duodenum. Makanan kemudian
bercampur dengan getah pancreas.
Hasil akhir dari pencernaan tersebut adalah glukosa, fruktosa, manosa, dan monosakarida
lainnya yang kemudian akan diabsorbsi melalui dinding usus dan di bawa ke hati oleh darah.

2. Metabolisme Lemak

Metabolisme lemak adalah proses dimana asam lemak dicerna, dipecah untuk menghasilkan
energy atau disimpan dalam tubuh manusia sebagai cadangan energy. Metabolisme lemak
terjadi di dalam usus karena usus mengandung enzim lipase.
Ketika makanan masuk ke dalam usus, terjadi kontraksii yang menrangsang keluarnya
hormon koleistokinin. Hormon ini menyebabkan kantung empedu berkontraksi sehingga
mengeluarkan cairan empedu. Empedu mengandung garam empedu yang berperan penting
dalam mengemulsi lemak menjadi butiran lemak yang berukuran lebih kecil. Hal ini
memudahkan proses hidrolisis lemak oleh lipas yang dihasilkan pancreas. Penyerapan
metabolisme lemak ini sebagian besar teradi di usus halus. Metabolisme lemak juga dapat
diangkut ke hati, sel – sel otot, atau sel – sel lemak, yang dapat digunakan sebagai energy
atau disimpan untuk energy cadangan.

3. Metabolisme Protein

Metabolisme protein merupakan proses fisik dan kimia baik yang mencakup pembentukan
asam amino menjadi protein (anabolisme) dan juga pemecahan protein menjadi asam amino
(katabolisme). Asam amino yang beredar melalui darah dan masuk ke jaringan tubuh, akan
disintesis kembali menjadi protein. Keseimbangan antara sintesis protein dan katabolisme ini
penting untuk mempertahankan fungsi sel yang normal.

Tahap awal metabollisme asam amino melibatkan pelepasan gugus amino, kemudian
perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Proses pelepasan gugus amino
meliputi transmisi dan deaminasi oksidatif. Transmisi yaitu proses katabolisme asam amino
yang melibatkan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Sedangakn
deaminasi oksidatif menggunakan dehidrogenese sebagai katalis.

Asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebih atau terjadi
kekurangan sumber energy lain, tubuh akan menggunakan asam amino sebagai sumber
energy. Tidak seperti karbohidrat dan lemak, asam amino memerlukan pelepasan gugus amin
yang berasal dari deaminasi nitrogen α-amino pada asam – asam amino.
Protein adalah produk yang dihasilkan dari ekspresi informasi genetic yang merupakan
polimer asam amino yang terikat satu sama lainnya dengan ikatan dalam sel hidup.

Demikian tadi penjesan lengkap mengenai penegertian, jenis dan proses metabolisme.
semoga bermanfaat.

Pengertian Metabolisme dan Proses Metabolisme|Metabolisme adalah suatu proses


kimiawi yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup. Proses metabolisme adalah pertukaran zat
atau organisme dengan lingkungannya. Istilah Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu
dari kata metabole yang berarti perubahan. Sehingga dapat dikatakan bahwa metabolisme
adalah makhluk hidup mendapat, mengolah dan mengubah suatu zat melalui proses kimiawi
untuk mempertahankan hidupnya. Metabolisme terbagi atas beberapa jenis berdasarkan dua
arah lintasan metabolic antara lain sebagai berikut...

A. Jenis-Jenis Metabolisme

 Katabolisme adalah penguraian suatu zat ke partikel yang lebih kecil untuk diubah
menjadi energi
 Anabolisme adalah reaksi untuk merangkai senyawa organik yang berasal dari
molekul-molekul tertentu untuk diserap oleh tubuh.

B. Proses Metabolisme

Dalam tubuh terdapat 3 proses metabolisme yang utama antara lain sebagai berikut...
1. Proses Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme berlangsung dalam organisme secara mekanis dan kimiawi. Metabolisme terdiri
dari dua proses yaitu anabolisme sebagai pembentukan molekul dan katabolisme sebagai
penguraian molekul. Proses metabolisme karbohidrat, Makanan dicerna, kemudian
karbohidrat mengalami proses hidrolisis atau penguraian dengan menggunakan molekul air
yang mengurai polisakarida menjadi monosakarida. Disaat makanan dikunyah, makanan akan
bercampur air liur yang mengandung enzim ptialin (suatu a amilase yang disekresikan oleh
kelenjar parotis di dalam mulut). Enzim ini menghidrolisis pati (salah satu polisakarida)
menjadi maltosa dan gugus glukosa kecil dengan terdiri dari 3-9 molekul glukosa. Makanan
dalam waku singkat berada dalam mulut dengan terdapat tidak lebih 3-5% dari pati yang
telah terhidrolisis sewaktu makanan ditelan.
Ptialin dapat berlangsung terus menerus memecah makanan menjadi maltosa selama 1 jam
setelah makanan memasuki lambung disaat isi lambung bercampur dengan zat yang
disekresikan oleh lambung. Pada akhirnya aktivitas ptialin dihambat oleh zat asam yang
diekskresikan oleh lambung. Hal tersebut dapat terjadi karena ptialin merupakan enzim
amilase yang tidak aktif pada PH medium turun dibawah 4,0. Setelah makan dikosongkan
dari lambung dan masuk ke duodenum (usu dua belas jari), makanan kemudian akan
bercampur dengan getah pankreas. Pati yang belum dipecah akan dicerna oleh amilase yang
berfungsi sama dengan a-amilase pada air liur yaitu sebagai pemecah pati menajdi maltosa
dan polimer glukosa kecil lainnya. Namun, pati umumnya hampir sepenuhnya di ubah
menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil sebelum melewati lambung. Hasil akhir proses
pencernaan adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa dan monosakarida lainnya. Senyawa-
senyawa kemudian diabsorpsi melalui dinding usus dibawah ke hati oleh darah.

2. Proses Metabolisme Protein

Protein makanan, sebagian besar ada pada daging dan sayur-sayuran. Protein dicerna didalam
lambung menggunakan enzim pepsin yang aktif pada pH 2-3. Pepsin dapat mencerna semua
jenis protein dalam makanan yang mencerna kolagen. Kolagen adalah bahan dasar yang
utama dalam jaringan ikat pada kulit dan tulang rawan. Mulai dari proses pencernaan protein,
pepsin meliputi 10-30% dari pencernaan protein total. Pada proses ini, pemecahan protein
merupakan proses hidrolisis pada rantai polipeptida.

Proses pencernaan protein sebagian besar terjadi di usus dengan bentuk yang telah beruah
yaitu proteosa, pepton, dan polipeptida besar. Setelah memasuki usus, produk-produk yang
telah pecah sebagian besar akan bercampur dengan enzim pankreas dibawah pengaruh enzim
proteolitik seperti tripsin, kimotripsin, dan peptidase. Baik tripsin maupun kimotripsin
memecah molekul protein menjadi polipeptida kecil. Kemudian peptidase melepas asam-
asam amino.

Asam amino yang ada didalam darah bersumber dari penyerapan melalui dinding usus, hasil
penguraian protein dalam sel, dan hasil protein sintetis asam amino dalam sel, dan hasil
sintetis asam amino dalam sel. Asam amino yang disentetis dalam sel maupun yang
dihasilkan dari proses penguraian protein dalam hati kemudian dibawah darah untuk
digunakan dalam jaringan. Pada hal ini, hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam
amino dalam darah.
Kelebihan protein tidak disimpan dalam tubuh, melainkan akan dirombak dalam hati menjadi
senyawa yang mengandung unsur N, seperti NH3 (amonia) dan NH4OH (amonium
hidroksida), serta senyawa yang tidak mengandung unur N. Senyawa mengandung unsur N
disentesis menjadi urea. Pembentukan urea yang berlangsung dalam hati karena sel-sel hati
dapat menghasilkan enzim arginase. Urea yang dihasilkan tidak dibutuhkan oleh tubuh,
sehingga diangkut bersama zat-zat lainnya menuju ginjal, lalu dikeluarkan melalui urin.
Sebaliknya terjadi, pada senyawa yang tidak mengandung unsur N disentetis kembali menjadi
bahan baku karbodihdrat dan lemak, sehingga dapat dioksidasi dalam tubuh agar
menghasilkan energi.

3. Proses Metabolisme Lemak

Pencernaan lemak terjadi dalam usus, karena usus mengandung enzim lipase. Proses
metabolisme lemak adalah lemak keluar dari lambung, masuk ke usus dengan menimbulkan
ransangan terhadap hormon kolesistokinin. Hormon ini menyebabkan kantung empedu
berkontraksi dengan mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus dua belas jari (duodenum).
Dalam empedu terdapat garam empedu berperan mengemulsikan lemak. Emulsi lemak
adalah pemecahan lemak yang berukuran besar menjadi butiran lemak berukuran lebih kecil.
Lemak berukuran lebih kecil adalah trigeliserida yang teremulsi berperan memudahkan
hidrolisis lemak oleh lipase dari hasil pankreas. Lipase pankreas akan menghidrolisis lemak
teremulsi menjadi campuran asam lemak dan monogliserida (gliserida tnggal). Pengeluaran
cairan pankreas dirancang oleh hormon sekretin yang berperan dalam meningkatkan jumlah
senyawa penghantar listrik (elektrolik) dan cairan pankreas serta pankreoenzim dengan peran
merangsang pengeluaran enzim-enzim dalam cairan pankreas.

Sekitar 70% absorpsi hasil pencernaan lemak terjadi dalam usus halus. Asam lemak dan
monogliserida di absorpsi melalui sel-sel mukosa yang terdapat pada dinding usus, kemudian
keduanya diubah kembali menjadi lemak trigliserida berbentuk partikel-partikel kecil.
Jaringan lemak saat dibutuhkan, timbunan lemak kemudian diangkut menuju hati.

C. Fungsi Proses Metabolisme

Proses metabolisme memiliki fungsi bagi makhluk hidup antara lain sebagai berikut...

 Untuk mendapatkan energi kimia berupa ATP, hasil dari degradasi zat-zat makanan
kaya energi yang berasal dari lingkungan
 Sebagai pengubah molekul zat-zat makanan (nutrisi) menjadi perkursor unit
pembangun bagi biomolekul sel
 Sebagai penyusun unit-unit pembangun menjadi protein, asam nukleat, lipida,
polisakarida, dan komponen sel lain.
 Sebagai pembentuk dan perombak biomolekul
Bab 23. Metabolisme (XII)

STANDAR KOMPETENSI :

Memahami pentingnya proses metabolisme pada organisme

KOMPETENSI DASAR :

2.1. Mendeskripsikan fungsi enzim dalam proses metabolisme

2.2. Mendeskripsikan proses katabolisme dan anabolisme karbohidrat

Apa yang akan dipelajari ?

2.1.1. menjelaskan pengertian metabolisme

2.1.2. Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim

2.1.3. Menceritakan kembali cara menguji kerja enzim

2.1.4. Menjelaskan fungsi enzim dalam metabolisme

2.1.5. Mengidentifikasi ciri-ciri enzim

2.2.1. Menjelaskan tahapan proses respirasi sel

2.2.2. Menjelaskan tempat terjadinya setiap tahapan respirasi sel

2.2.3. Mengidentifikasi enzim-enzim yang berperan dalam respirasi sel

2.2.4. Menghitung jumlah snergi yang diperoleh dalam respirasi aerob dan anaerob

2.2.5. Merakit alat pengamatan fermentasi gula

2.2.6. Menjelaskan cara melakukan pengamatan fermentasi gula

2.2.7. Menjelaskan hasil yang diperoleh dari respirasi aerob dan anaerob

2.2.8. Menuliskan hasil rancangan kegiatan fermentasi dengan bahan substitusi

2.2.9. Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan fotosintesis dan hasilnya

2.2.10. Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum

2.2.11. Menjelaskan tahapan reaksi fotosintesa, reaksi terang dan reaksi gelap pada

2.2.12. Menemukan tempat terjadinya reaksi terang dan reaksi gelap dan hasilnya.

2.2.13. Menemukan bakteri yang melakukan kemosintesa karbohidrat / senyawa kimia lain
2.2.14. Menemukan hasil-hasil kegiatan kemosintesa yang dilakukan bakteri

Pendahuluan

Pengertian Metabolisme :

metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala
aktivitas hidup yang bertujuan agar sel tersebut mampu untuk tetap bertahan hidup, tumbuh,
dan melakukan reproduksi. Semua sel penyusun tubuh makhluk hidup memerlukan energi
agar proses kehidupan dapat berlangsung. Sel-sel menyimpan energi kimia dalam bentuk
makanan kemudian mengubahnya dalam bentuk energi lain pada proses metabolisme.

Metabolisme dibedakan atas anabolisme dan katabolisme

Anabolisme adalah pembentukan molekul-molekul besar dari molekul-molekul kecil.


Misalnya pembentukan senyawa-senyawa seperti pati, selulosa, lemak, protein dan asam
nukleat. Pada peristiwa anabolisme memerlukan masukan energi.

Katabolisme adalah penguraian molekul-molekul besar menjadi molekul-molekul kecil, dan


prosesnya melepaskan energi. Contoh : respirasi, yaitu proses oksidasi gula menjadi H2O dan
CO2

Keterkaitan antara Anabolisme dan katabolisme

Karbohidrat menjadi salah satu komponen makanan yang kompleks. Komponen inilah yang
menjadi salah satu bahan dalam proses metabolisme. Karbohidrat merupakan senyawa yang
terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Senyawa biologis ini hanya terdapat
dalam jumlah 1% dari keseluruhan tubuh manusia, diolah dalam tubuh sebagai bahan
makanan, dicadangkan dalam bentuk glikogen dan digunakan sebagai bahan bakar sel, juga
dibutuhkan dalam pembentukan tulang rawan. Sumber karbohidrat yang paling banyak
berasal dari tumbuhan.

Dalam proses untuk menghasilkan energi, semua jenis karbohidrat yang dikonsumsi akan
masuk ke dalam sistem pencernaan dan juga usus halus, terkonversi menjadi glukosa untuk
kemudian diabsorpsi oleh aliran darah dan ditempatkan ke berbagai organ dan jaringan tubuh.
Molekul glukosa hasil konversi berbagai macam jenis karbohidrat inilah yang kemudian akan
berfungsi sebagai dasar pembentukan energi di dalam tubuh. Melalui berbagai tahapan dalam
proses metabolisme, sel-sel yang terdapat di dalam tubuh dapat mengoksidasi glukosa
menjadi CO2 & H2O dimana proses ini juga akan disertai dengan produksi energi. Proses
metabolisme glukosa yang terjadi di dalam tubuh ini akan memberikan kontribusi hampir
lebih dari 50% bagi ketersediaan energi. Di dalam tubuh, karbohidrat yang telah terkonversi
menjadi glukosa tidak hanya akan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi kontraksi otot
atau aktifitas fisik tubuh, namun glukosa juga akan berfungsi sebagai sumber energi bagi
sistem syaraf pusat termasuk juga untuk kerja otak. Selain itu, karbohidrat yang dikonsumsi
juga dapat tersimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati.
Glikogen otot merupakan salah satu sumber energi tubuh saat sedang berolahraga sedangkan
glikogen hati dapat berfungsi untuk membantu menjaga ketersediaan glukosa di dalam sel
darah dan sistem pusat syaraf (Irawan 2007).

Molekul-molekul yang terkait dengan proses metabolisme


1. ATP
merupakan molekul berenergi tinggi. Molekul ini merupakan ikatan adenosin yang mengikat
tiga gugusan pospat, dengan ikatan yang lemah / labil sehingga mudah melepaskan ikatan
pospatnya pada saat mengalami hidrolisis.

Reaksi metabolisme merupakan reaksi enzymatis yang melibatkan enzim

2. Enzim

adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang
terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein.
Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.

1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.


2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.

Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian diaktifkan dalam
lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen yang disintesis dalam pankreas,
diaktifkan dengan memecah salah satu peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif.
Bentuk enzim yang tidak aktif ini disebut zimogen.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya menyebabkan
enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang disebut
holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.

Kerja Enzim
ada 2 teori yang mengungkapkan cara kerja enzim yaitu:

1. Teori kunci dan anak kunci (Lock and key)


Teori ini dikemukakan oleh Emil Fisher yang menyatakan kerja enzim seperti kunci dan anak
kunci, melalui hidrolisis senyawa gula dengan enzim invertase, sebagai berikut:
1. Enzim memiliki sisi aktivasi, tempat melekat substrat
2. hubungan antara enzim dan substrat terjadi pada sisi aktivasi
3. Hubungan antara enzim dan substrat membentuk ikatan yang lemah

b. Hipothesis Koshland :

1. Enzim dan sisi aktifnya merupakan struktur yang secara fisik lebih fleksibel daripada
hypothesis Fischer.
2. Terjadi interaksi dinamis antara enzim dan substrat
3. Jika substrat berkombinasi dengan enzim, akan terjadi perubahan dalam struktur
(konformasi) sisi aktif enzim sehingga fungsi enzim berlangsung efektif.
4. Struktur molekul substrat juga berubah selama diinduksi sehingga kompleks enzim-substrat
lebih berfungsi.

Inhibitor
Merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim. Bersifat reversible dan irreversible.
Inhibitor reversible dibedakan menjadi inhibitor kompetitif dan nonkompetitif (Gambar 3.4B
)

a. Inhibitor kompetitif
Menghambat kerja enzim dengan menempati sisi aktif enzim. Inhibitor ini besaing dengan
substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Pengambatan bersifat reversibel (dapat
kembali seperti semula) dan dapat dihilangkan dengan menambah konsentrasi substrat.

Inhibitor kompetitif misalnya malonat dan oksalosuksinat, yang bersaing dengan substrat
untuk berikatan dengan enzim suksinat dehidrogenase, yaitu enzim yang bekerja pada
substrat oseli suksinat.

b. Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor ini biasanya berupa senyawa kimia yang tidak mirip dengan substrat dan berikatan
pada sisi selain sisi aktif enzim. Ikatan ini menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga
sisi aktif enzim tidak sesuai lagi dengan substratnya. Contohnya antibiotik penisilin
menghambat kerja enzim penyusun konsentrasi substrat. dinding sel bakteri. Inhibitor ini
bersifat reversible tetapi tidak dapat dihilangkan dengan menambahkan

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzim

 Konsentrasi substrat
 Konsentrasi enzim
 Suhu
 pH
 Aktivator dan inhibitor

I. KATABOLISME

1. Respirasi merupakan contoh peristiwa Katabolisme.

Respirasi merupakan oksidasi senyawa organik secara terkendali untuk membebaskan energi
bagi pemeliharaan dan perkembangan makhluk hidup.

Produk antara pada respirasi sel dipakai sebagai bahan dasar untuk metabolisme.

Berdasarkan kebutuhan terhadap tersedianya oksigen bebas, dibedakan :

a. Respirasi aerob : respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Oksigen merupakan


penerima hidrogen terakhir.

b. Respirasi anaerob : respirasi yang tidak membutuhkan oksigen bebas. Sebagai penerima
hidrogen terakhir bukan oksigen,tetapi senyawa lain seperti asam pyruvat, dan asetaldehid.
Respirasi sel secara aerob berlangsung melalui 4 tahap, yaitu :

 Glikolisis
 Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat
 Daur Krebs, dan
 Sistem Transfer Elektron

Glikolisis :

 Berlangsung di sitoplasma
 Berlangsung secara anaerob
 Mengubah satu molekul glukosa ( 6C ) menjadi dua molekul asam piruvat ( 3C )
 Untuk setiap molekul glukosa dihasilkan energi 2 ATP dan 2 NADH
 Dikenal sebagai Reaksi Embden dan Meyerhoff

Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat :

 Berlangsung pada matriks mitokondria

 Mengubah asam piruvat (3C) menjadi Asetil Ko-A (2C)

 Dihasilkan energi sebesar 2 ATP dan 2 NADH untuk setiap molekul glukosa

Siklus Krebs :

 Berlangsung pada matriks mitokondria

 Mengubah Asetil-KoA (2C) menjadi CO2 (senyawa berkarbon 1)

 Untuk setiap molekul Asetil-KoA dihasilkan 1 ATP, 1 FADH dan 2 NADH

Rantai Pengangkutan Elektron ;

 NADH2 dan FADH2 merupakan senyawa pereduksi yang menghasilkan ion hidrogen

 Melalui rantai respirasi, hidrogen dari NADH2 dan FADH2 yang dihasilkan pada proses
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif asam piruvat dan daur Krebs dilepaskan ke Oksigen
(sebagai penerima hidrogen terakhir) untuk membentuk H2O dengan melepas energi secara
bertahap.

 Satu molekul NADH2 akan menghasilkan 3 ATP, sedang satu molekul FADH2 menghasilkan 2
ATP.

Glikolisis :
Alternatif 1 : Bila tidak tersedia cukup oksigen, akan berlangsung respirasi anaerob /
fermentasi, seperti pada diagram/skema di bawah ini :

ALTERNATIF 2 : Jika tersedia Oksigen, asam piruvat akan memasuki Siklus Krebs
dan Sistem Transpor Elektron :
Substrat untuk respirasi tidak selalu dalam bentuk karbohidrat, tetapi bisa juga berupa protein
atau lemak. Perhatikan skema hubungan antara berbagai substrat tersebut dalam proses
respirasi aerob di bawah ini :

II. ANABOLISME
A. Fotosintesis merupakan salah satu contoh dari Anabolisme

Fotosintesis terjadi pada tumbuh-tumbuhan yang berklorofil. Fotosintesis merupakan proses


penyusunan zat organik dari zat-zat anorganik dengan menggunakan energi dari cahaya. Zat
organik yang terbentuk dalam proses fotosintesis berupa karbohidrat, dimana karbohidrat
tersebut dapat digunakan untuk membentuk zat-zat lain seperti protein dan lemak.

Reaksi umum dari fotosintesis dapat dituliskan sebagai :

cahaya

6 CO2 + 12 H2O C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2

klorofil

1. Komponen-komponen Esensial Fotosintesis :

Komponen yang mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis adalah bahan baku (CO2 dan
H2O), energi berupa cahaya, pigmen, molekul carrier enzim dan suhu yang tepat. Jika salah
satu dari komponen tersebut tidak ada, fotosintesis tidak dapat berlangsung, sehingga
komponen tersebut disebut komponen esensial.

a). Bahan Baku

CO2 dari udara masuk melalui stomata ke dalam jaringan spons daun dan segera
dipergunakan untuk proses fotosintesis. Air (H2O) merupakan bahan baku lain yang diperoleh
dari lingkungan. Pada tumbuhan tinggi, H2O diabsorbsi oleh akar dan diangkut ke daun
melalui berbagai sel dan jaringan.

b). Cahaya

Energi yang dipergunakan dalam fotosintesis adalah energi cahaya. Dari berbagai
penelitian diketahui bahwa energi dari cahaya matahari yang dipergunakan untuk fotosintesis
hanya 2% saja. Selebihnya dipantulkan, ditransmisikan atau diabsorbsi senagai panas.

Panjang gelombang dari berbagai spektrum sinar matahari tidak sama. Makin besar
panjang gelombang, makin kecil energi yang dikandungnya. Gelombang cahaya dari yang
terpanjang hingga terpendek adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Dalam
berbagai percobaan yang menggunakan obyek Chlorella, ternyata spektrum cahaya yang
palig banyak diserap klorofil untuk proses fotosintesis adalah spektrum merah dan biru ungu
(nila).

c). Pigmen

Dengan adanya sistem pigmen, tumbuhan hijau dapat mengabsorbsi energi cahaya dan
menggunakan cahaya ini untuk menghasilkan gula. Klorofil merupakan pigmen terpenting
dari tumbuhan yang melakukan fotosintesis

Ada bermacam-macam klorofil, yaitu klorofil a, b, c dan e. Klorofil a dan b terdapat pada
kloroplas tumbuhan tinggi, sedangkan klorofil yang lain terdapat pada jenis alga tertentu.
d). Suhu

Aktivitas fotosintesis dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Fotosintesis umumnya


berlangsung pada suhu antara 5 – 40o C. Kecepatan fotosintesis bertambah sampai maksimal
pada suhu 35o C dan setelah itu kecepatannya turun tajam. Penurunan ini dimungkinkan
karena enzim menjadi kurang aktif.

e). Molekul Carrier dan Enzim

Pada kloroplas, selain dari pigmen terdapat pula berbagai molekul carrier yang berfungsi
dalam transfer atom hidrogen, elektron dan transfer energi. Selain itu, pada kloroplas pun
terdapat bermacam-macam enzim untuk reaksi kimia fotosintesis.

1. 2. Penelitian tentang Fotosintesis

Beberapa percobaan yang dilakukan untuk mengetahui hasil-hasil yang diperoleh dari
fotosintesis, antara lain :

a). Percobaan Ingenhousz

Obyek yang digunakan adalah tumbuhan Hydrilla verticillata. Hasil dari percobaannya
disimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan gas, yang ternyata adalah oksigen.

b). Percobaan Engelmann

Obyek yang digunakan adalah ganggang Spirogyra dan bakteri thermo. Di bawah
mikroskop terlihat bakteri thermo berkumpul pada bagian kloroplas yang terkena cahaya
matahari (B) akibat banyaknya oksigen di daerah ini. Kesimpulan yang dapat ditarik oleh
Engelmann, yaitu bahwa fotosintesis membebaskan gas oksigen dan kloroplast yang
bertanggung jawab terhadap produksi oksigentersebut.

c). Percobaan Sacchs


Dalam percobaan ini, Sacchs membuktikan bahwa fotosintesis memerlukan cahaya,
berlangsung pada bagian yang berklorofil, sedang hasil akhir dari fotosintesis adalah zat
tepung (amylum). Percobaan ini didasari atas pengertian bahwa amylum, jika bereaksi
dengan iodium akan berwarna biru. Pada bagian daun yang ditutup dengan kertas timah
(tidak kena cahaya) tidak berwarna biru, berarti di daerah tersebut tidak berlangsug
fotosintesis.

3. Reaksi Fotosintesis

Fotosintesis merupakan proses pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia dalam
bentuk gula yang dihasilkan dari reduksi karbondioksida yang miskin energi. Fotosintesis
dapat dituliskan dengan persamaan reaksi sederhana :

6 CO2 + 12 H2O C6H12O6 + 6 H2O + 6 O2

Pada dasarnya proses fotosintesis terjadi dalam dua tahap, yaitu reaksi terang (reaksi
tergantung cahaya) dan reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya).

a). Reaksi Terang (Reaksi Tergantung Cahaya)

Reaksi pertama dalam fotosintesis memang tergantung adanya cahaya, sehingga disebut
sebagai reaksi terang. Sering reaksi ini disebut reaksi fotokimia / reaksi fotolisis / reaksi Hill,
prosesnya berlangsung di Grana.

Dalam reaksi terang terdapat dua pusat reaksi, yaitu fotosistem I (FS I) dan fotosistem II (FS
II). Pada FS I terdapat klorofil a.683 (kl A.683) dan karotenoid yang mampu menyerap energi
cahaya maksimum pada gelombang 700 nm (P 700), sedangkan untuk FS II dengan P 680
diserap oleh klorofil a 673 (kl A.673) dan klorofil b.

Jika kloroplast mendapat cahaya, maka electron dari klorofil pada kedua fotosistem akan
tereksitasi. Elektron kaya energi ini kemudian dipindahkan melalui akseptor-akseptor untuk
dimanfaatkan energinya.

1). Fotosistem I (FS I)


Elektron yang dikeluarkan dari FS I diteima oleh akseptor feredoksin sebagai akseptor
utama. Elektron ini lalu ditransfer ke NADP. Pada saat yang sama juga menerima ion H+
sehingga terbentuk nikotinamida adenin dinukleotid fosfat tereduksi (NADPH2).

NADP + 2 H+ + 2e NADPH2

2). Fotosistem II ( FS II )

Elektron dari FS II diterima oleh akseptor-akseptor elektron (plastoquinon, sitokrom dan


plastosianin) menuju FS I. Elektron ini digunakan untuk mengisi lubang pada FS I. Waktu
mengalir melaui ekseptor-akseptornya, elektron ini melepaskan energinya. Energi ini
digunakan untuk mensintesis ATP dari ADP dan Pi (fotofosforilasi)

ADP + Pi ATP

FS II yang telah kehilangan elektron ini akan segera diganti dari pemecahan air (fotolisis) :

2 H2O 2 H+ + 2 OH–

2 OH– 2 e + H2O + ½ O2

H2O 2 H+ + 2 e– + ½ O2

2 H2O 4 H+ + 4 e– + O2

Pada fotolisis terlihat bahwa O2 yang dibebaskan berasal dari dua molekul air ( 2 H2O ), Jadi
pada reaksi terang dihasilkan ATP, NADPH2 dan O2.

b). Reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya)

Reaksi gelap (reaksi tak tergantung cahaya / Reaksi Blackman) adalah suatu proses
fiksasi CO2 untuk membentuk glukosa dengan menggunakan energi yang dihasilkan oleh
reaksi terang. Reaksi ini terjadi di stroma pada kloroplas dan tidak memerlukan cahaya.
Reaksi biokimiawinya berlangsung melalui suatu siklus yang disebut siklus Calvin Benson.

PGAL yang terbentuk dalam reaksi gelap merupakan hasil berdih fotosintesis secara
keseluruhan. Untuk membentuk satu molekul glukosa diperlukan dua molekul PGAL dan ini
diperoleh dari mereduksi enam molekul CO2. Dengan mereduksi enam mulekul CO2, akan
dihasilkan 12 molekul PGAL. Dua molekul PGAL digunakan untuk membentuk glukosa,
sedangkan 10 molekul lainnya akan direduksi kembali melalui senyawa antara seperti
fruktosa 1,6 difosfst (FDP) dan glukosa 5-fosfat (G 5-P) untuk menghasilkan RuDP.

Untuk lebih jelasnya perhatikan skema fotosintesis, yang menunjukkan keterkaitan antara
reaksi terang dan reaksi gelap di bawah ini :
Keterangan :

hv : cahaya matahari

Kotak dalam adalah reaksi terang (reaksi tergantung cahaya)

Kotak luar adalah reaksi tak tergantung cahaya (siklus Calvin Benson)

Senyawa pertama yang ditemukan setelah pengikatan CO2 oleh RuDP adalah PGA ( asam
fosfogliserat ) yang terdiri atas 3 atom karbon. Oleh karenanya, tumbuhan yang melakukan
fotosintesis menggunakan cara ini disebut tumbuhan C3.

Fotosintesis melalui jalur C4 (Jalur metabolisme Hatch – Slack)

Terjadi pada tumbuhan golongan C4; yaitu tumbuhan tebu, jagung, berbagai rerumputan
(crabgrass, shorghum dan Bermuda grass) dan beberapa tumbuhan padang pasir. Tumbuhan
ini digolongkan ke dalam tumbuhan C4 karena senyawa pertama yang dijumpai setelah fiksasi
CO2 adalah asam oksaloasetat yang merupakan senyawa dengan 4 atom karbon.

Kelebihan Tumbuhan C4 dibanding


dengan C3

1. Membutuhkan lebih banyak ATP;


2. Sintesis glukosa berlangsung lebih cepat per satuan luas daun;
3. Berlangsung lebih efisien dalam keadaan intensitas cahaya yang tinggi;
4. Affinitas enzym fosfoenolpiruvat karboksilase terhadap CO2 lebih besar dibanding dengan
RuDP
5. Penambatan CO2 lebih efektif;
6. Proses fotosintesis berlangsung cukup baik dalam keadaan jumlah CO2 yang sangat sedikit di
udara.
7. Tumbuh lebih cepat.

2. KEMOSINTESIS

Kemosintesis terjadi pada beberapa jenis bakteri yang menggunakan energi dari reaksi kimia
anorganik sederhana untuk sintesa karbohidrat, dan menggunakan energi kimia dari luar
tubuh.

 Sumber karbon untuk kemosintesis berasal dari CO2.


 Bahan baku anorganik adalah air dan karbon dioksida.
 Sumber energi dari reaksi kimia (bukan dari cahaya).
 Energi diperoleh dari hasil oksidasi senyawa anorganik yang diserap dari lingkungan; Seperti
: hidrogen, hidrogen sulfida, sulfur (belerang), besi, amonia dan nitrit.

Beberapa organisme yang melakukan


kemosintesis :

1. Bakteri sulfur tidak berpigmen yang mengoksidasi sulfida menjadi sulfat :

 Menyerap (H2S) maupun S2 dari lingkungan


 Kedua senyawa tsb bergabung dengan oksigen dan menghasilkan energi yang digunakan
untuk membuat Karbohidrat
 Hasil samping berupa S2, bila bahan asalnya H2S dan ion sulfat (SO42-) bila asalnya S2

2. Bakteri besi yang mengoksidasi ferrohidroksida menjadi ferrihidroksida.

 Hidup di air tawar atau air asin yang mengandung senyawa besi terlarut.
 Bakteri menyerap senyawa besi terlarut dan menggabungkannya dengan oksigen sehingga
menjadi bentuk tidak larut dengan mengeluarkan energi.

3. Bakteri Nitrifikasi

 Tipe bakteri yang menggunakan amonia dan melepaskan ion nitrit. Contoh : Nitrosomonas
 Tipe bakteri yang menggunakan ion nitrit dan melepaskan ion nitrat : Nitrobakter

PERBANDINGAN ANTARA FOTOSINTESIS DAN KEMOSINTESIS

Bahan yang
Organisme Type proses Sumber energi Hasil
dipakai
Cahaya yang diabsorbsi Gula,
Tumbuhan hijau Fotosintesis CO2 , H2O
klorofil H2O, O2
Cahaya yang diabsorbsi Gula, H2O
Bakteri belerang hijau Fotosintesis CO2 , H2S
klorofil bakteri ,S
Cahaya yang diserap Gula,
Bakteri belerang ungu Fotosintesis CO2 , H2S, H2O
bakteriopurpurin H2SO4
Oksidasi ammonia menjadi Gula,
Bakteri Nitrifikasi Kemosintesis CO2 , H2O
nitrit H2O, O2
Gula,
Bakteri Nitrifikasi Kemosintesis CO2 , H2O Oksidasi nitrit menjadi nitrat
H2O, O2
Bakteri belerang tak Gula,
Kemosintesis CO2 , H2O Oksidasi H2S menjadi sulfat
berwarna H2O, O2
Gula,
Bakteri besi Kemosintesis CO2 , H2O Oksidasi ferro menjadi ferri
H2O, O2
3. Sintesis Lemak

 Terjadi di sitosol
 Lemak atau lipida adalah senyawa yang terdiri atas satu molekul gliserol (R–OH) dan tiga
molekul asam lemak ( R-COOH)
 Lemak penting sebagai komponen structural sel, khususnya membrane sel dan sebagai
bahan baker biologis. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, lemak dapat diperoleh dari
makanan dan dapat pula disintesis di dalam tubuh. Di dalam tubuh, lemak dapat disintesis
dari produk antara (intermediate product) pada proses respirasi, seperti PGAL dan asetil
KoA.
 Baik tumbuhan maupun hewan dapat mensintesis lemak dari karbohidrat, melalui tahap-
tahap :

1. Sintesis gliserol [ C3H5(OH)3 ]

2. Sintesis asam lemak

3. Penggabungan asam lemak dan gliserol.

gliserol + asam lemak = lemak + air

4. Sintesis Protein

 Terjadi di
ribosom
 Unit
penyusunnya adalah
asam amino
 Protein
(a) GLISEROL ( C3H8O3 ) merupakan polimer dari
asam amino yang
dihubungkan oleh
ikatan peptida
 Ikatan peptida
adalah ikatan yang
(b) Asam lemak (asam strearat, C17 H35 COOH) meng-hubungkan
antara gugus amine dari
satu asam amino dengan
gugus karboksil dari asam
amino yang lain.

ASAM AMINO
ESSENSIAL

 Yaitu asam amino


yang tidak dapat dibentuk
oleh tubuh;
(b) Asam lemak (asam stearat, C17H35COOH )  Yang termasuk ke
dalam golongan ini :

Arginin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin

ASAM AMINO NON ESENSIAL

 Yaitu asam amino yang dapat dibentuk oleh tubuh melalui senyawa antara respirasi.
 Yang termasuk golongan ini :

Alanin, asparagin, asam aspartat, sistein, asam glutamat, glutamin, glisin, prolin, serin
dan tirosin

Klasifikasi protein berdasar fungsi biologiknya

 Enzim, menkatalisis reaksi-reaksi biokimia


 Protein cadangan, disimpan sebagai cadangan makanan
 Protein transpor, mentranspor zat/unsur tertentu
 Protein kontraktil pada jaringan tertentu
 Protein pelindung, misalnya antibodi
 Toksin, merupakan racun
 Hormon,mengatur proses-proses hidup
 Protein struktural, penyusun struktur sel, jaringan, dan tubuh.

Anda mungkin juga menyukai