Anda di halaman 1dari 26

Metabolisme Karbohidrat |1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh manusia terdiri dari jutaan sel-sel, dimana masing-masing sel
membutuhkan energy untuk kehidupannya. Energy tersebut berasal dari
makanan, terutama zat karbohidrat. Karbohidrat merupakan senyawa yang
terbentuk dari molekul karbon (C), hydrogen (H) dan oksigen (O). Sebagai
salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energy di
dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan
energy sebesar 4 kkal dan energy hasil proses oksidasi (pembakaran)
karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan
fungsi-fungsinya. Seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga
untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja.
Semua organisme hidup mentransformasi energy yang diambil dari
sekelilingnya. Energy ini dibutuhkan untuk sintesis makromolekul yang akan
digunakan untuk pertumbuhan dan diferensiasi organism tersebut.
Transformasi ini dicapai melalui reaksi sejumlah besar enzim yang
mengkatalisis jaringan kompleks kumpulan reaksi kimia yang dikenal sebagai
metabolisme (Yohanis, 2009:1).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan metabolisme?
2. Bagaimana proses metabolisme karbohidrat?
3. Bagaimana siklus asam sitrat?
4. Apa yang dimaksud dengan glikolisis?
5. Bagaimana tahapan pada metabolisme glukogen?
Metabolisme Karbohidrat |2

1.3 Tujuan Makalah


1. Memahami arti metabolisme
2. Memahami proses metabolisme karbohidrat
3. Mengetahui siklus asam sitrat
4. Memahami tentang glikolisis
5. Memahami tahapan metabolisme glukogen

1.4 Manfaat Makalah


Agar mahasiswa dan mahasisiwi dapat memahami tentang metabolisme
karbohidrat.
Metabolisme Karbohidrat |3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metabolisme
2.1.1 Pengertian Metabolisme
Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh
makhluk hidup. Proses metabolisme adalah pertukaran zat atau organisme
dengan lingkungannya. Istilah Metabolisme berasal dari bahasa Yunani,
yaitu dari kata metabole yang berarti perubahan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa metabolisme adalah makhluk hidup mendapat, mengolah dan
mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan
hidupnya. Metabolisme terbagi atas beberapa jenis berdasarkan dua arah
lintasan metabolic antara lain sebagai berikut:
 Katabolisme adalah penguraian suatu zat ke partikel yang lebih kecil
untuk diubah menjadi energi 
 Anabolisme adalah reaksi untuk merangkai senyawa organik yang berasal
dari molekul-molekul tertentu untuk diserap oleh tubuh.

2.1.2 Proses Metabolisme


Dalam tubuh terdapat 3 proses metabolisme yang utama antara lain
sebagai berikut:
a. Proses Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme berlangsung dalam organisme secara mekanis dan
kimiawi. Metabolisme terdiri dari dua proses yaitu anabolisme sebagai
pembentukan molekul dan katabolisme sebagai penguraian molekul.
Proses metabolisme karbohidrat, Makanan dicerna, kemudian karbohidrat
mengalami proses hidrolisis atau penguraian dengan menggunakan
molekul air yang mengurai polisakarida menjadi monosakarida. Disaat
makanan dikunyah, makanan akan bercampur air liur yang mengandung
enzim ptialin (suatu a amilase yang disekresikan oleh kelenjar parotis di
Metabolisme Karbohidrat |4

dalam mulut). Enzim ini menghidrolisis pati (salah satu polisakarida)


menjadi maltosa dan gugus glukosa kecil dengan terdiri dari 3-9 molekul
glukosa. Makanan dalam waku singkat berada dalam mulut dengan
terdapat tidak lebih 3-5% dari pati yang telah terhidrolisis sewaktu
makanan ditelan. 

Ptialin dapat berlangsung terus menerus memecah makanan


menjadi maltosa selama 1 jam setelah makanan memasuki lambung disaat
isi lambung bercampur dengan zat yang disekresikan oleh lambung. Pada
akhirnya aktivitas ptialin dihambat oleh zat asam yang diekskresikan oleh
lambung. Hal tersebut dapat terjadi karena ptialin merupakan enzim
amilase yang tidak aktif pada PH medium turun dibawah 4,0. Setelah
makan dikosongkan dari lambung dan masuk ke duodenum (usu dua belas
jari), makanan kemudian akan bercampur dengan getah pankreas. Pati
yang belum dipecah akan dicerna oleh amilase yang berfungsi sama
dengan a-amilase pada air liur yaitu sebagai pemecah pati menajdi maltosa
dan polimer glukosa kecil lainnya. Namun, pati umumnya hampir
sepenuhnya di ubah menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil sebelum
melewati lambung. Hasil akhir proses pencernaan adalah glukosa,
fruktosa, galaktosa, manosa dan monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa
kemudian diabsorpsi melalui dinding usus dibawah ke hati oleh darah.
Metabolisme Karbohidrat |5

b. Proses Metabolisme Protein 

Protein makanan, sebagian besar ada pada daging dan sayur-


sayuran. Protein dicerna didalam lambung menggunakan enzim pepsin
yang aktif pada pH 2-3. Pepsin dapat mencerna semua jenis protein dalam
makanan yang mencerna kolagen. Kolagen adalah bahan dasar yang utama
dalam jaringan ikat pada kulit dan tulang rawan. Mulai dari proses
pencernaan protein, pepsin meliputi 10-30% dari pencernaan protein total.
Pada proses ini, pemecahan protein merupakan proses hidrolisis pada
rantai polipeptida. 
Proses pencernaan protein sebagian besar terjadi di usus dengan
bentuk yang telah beruah yaitu proteosa, pepton, dan polipeptida besar.
Setelah memasuki usus, produk-produk yang telah pecah sebagian besar
akan bercampur dengan enzim pankreas dibawah pengaruh enzim
proteolitik seperti tripsin, kimotripsin, dan peptidase. Baik tripsin maupun
kimotripsin memecah molekul protein menjadi polipeptida kecil.
Kemudian peptidase melepas asam-asam amino.
Asam amino yang ada didalam darah bersumber dari penyerapan
melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel, dan hasil protein
sintetis asam amino dalam sel, dan hasil sintetis asam amino dalam sel.
Asam amino yang disentetis dalam sel maupun yang dihasilkan dari proses
penguraian protein dalam hati kemudian dibawah darah untuk digunakan
dalam jaringan. Pada hal ini, hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi
asam amino dalam darah. 
Kelebihan protein tidak disimpan dalam tubuh, melainkan akan
dirombak dalam hati menjadi senyawa yang mengandung unsur N, seperti
NH3 (amonia) dan NH4OH (amonium hidroksida), serta senyawa yang
tidak mengandung unur N. Senyawa mengandung unsur N disentesis
Metabolisme Karbohidrat |6

menjadi urea. Pembentukan urea yang berlangsung dalam hati karena sel-
sel hati dapat menghasilkan enzim arginase. Urea yang dihasilkan tidak
dibutuhkan oleh tubuh, sehingga diangkut bersama zat-zat lainnya menuju
ginjal, lalu dikeluarkan melalui urin. Sebaliknya terjadi, pada senyawa
yang tidak mengandung unsur N disentetis kembali menjadi bahan baku
karbodihdrat dan lemak, sehingga dapat dioksidasi dalam tubuh agar
menghasilkan energi. 

c. Proses Metabolisme Lemak

Pencernaan lemak terjadi dalam usus, karena usus mengandung


enzim lipase. Proses metabolisme lemak adalah lemak keluar dari
lambung, masuk ke usus dengan menimbulkan ransangan terhadap
hormon kolesistokinin. Hormon ini menyebabkan kantung empedu
berkontraksi dengan mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus dua belas
jari (duodenum). Dalam empedu terdapat garam empedu berperan
mengemulsikan lemak. Emulsi lemak adalah pemecahan lemak yang
berukuran besar menjadi butiran lemak berukuran lebih kecil. Lemak
berukuran lebih kecil adalah trigeliserida yang teremulsi berperan
memudahkan hidrolisis lemak oleh lipase dari hasil pankreas. Lipase
pankreas akan menghidrolisis lemak teremulsi menjadi campuran asam
lemak dan monogliserida (gliserida tnggal). Pengeluaran cairan pankreas
dirancang oleh hormon sekretin yang berperan dalam meningkatkan
jumlah senyawa penghantar listrik (elektrolik) dan cairan pankreas serta
Metabolisme Karbohidrat |7

pankreoenzim dengan peran merangsang pengeluaran enzim-enzim dalam


cairan pankreas. 
Sekitar 70% absorpsi hasil pencernaan lemak terjadi dalam usus
halus. Asam lemak dan monogliserida di absorpsi melalui sel-sel mukosa
yang terdapat pada dinding usus, kemudian keduanya diubah kembali
menjadi lemak trigliserida berbentuk partikel-partikel kecil. Jaringan
lemak saat dibutuhkan, timbunan lemak kemudian diangkut menuju hati.
Proses metabolisme memiliki fungsi bagi makhluk hidup antara
lain sebagai berikut: 
 Untuk mendapatkan energi kimia berupa ATP, hasil dari degradasi zat-
zat makanan kaya energi yang berasal dari lingkungan 
 Sebagai pengubah molekul zat-zat makanan (nutrisi) menjadi
perkursor unit pembangun bagi biomolekul sel
 Sebagai penyusun unit-unit pembangun menjadi protein, asam nukleat,
lipida, polisakarida, dan komponen sel lain. 
 Sebagai pembentuk dan perombak biomolekul

2.2 Metabolisme Karbohidrat


Karbohidrat tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan, senyawa ini
memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. Glukosa adalah
kakrbohidrat terpenting, kebanyakan karbohidrat dalam makanan diserap
kedalam aliran darah sebagai glukosa yang dibentuk melalui hidrolisis pati
dan disakarida, dan gula lain diubah menjadi glukosa dihati. Glukosa menjadi
prekursor untuk sintesis semua karbohidrat termasuk glukogen untuk
penyimpanan, ribosa dan deoksiribosa dalam aam nukleat, galaktosa untuk
sintesis laktosa dalam susu dalam glikolipid, dan sebagai kombinasi dengan
protein dalam glikoprotein dan proteoglikan penyakit terkait metabolisme
karbohidrat antara lain diabetes mellitus, galaktosemia penyakit penimbunan
glukogen dan intoleransi laktosa. Berdasarkan gugus gula penyusunnya,
karbohidrat terbagi atas:
1. Monosakarida(C6H12O6)
Monosakarida adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
Metabolisme Karbohidrat |8

karbohidrat yang lebih sederhana monosakarida diklasifikasikan sebaggai


triosa, tetrosa, pentosa, heksosa atau heptosa . Contoh dari monosakarida
adalah heksosa,  glukosa, fruktosa, galaktosa, monosa, ribose (penyusun
RNA) dan deoksiribosa(penyusun DNA).

2. Disakarida(C12H22O11)
Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua gugus gula.Sama
seperti monosakarrida, sifatnyapun mudah larut dalam air.Contoh dari
Disakarida adalah laktosa(gabungan antara glukosa dan
galaktosa),sukrosa(gabungan antara glukosa dan fruktosa) dan
maltosa(gabungan antara dua glukosa).

3. Polisakarida(C6H11O5)

Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari 10 unit


monosakarida, contohnya pati dan dekstrin yang mungkin merupakan
polimer linier atau bercabang polisakarida kadang – kadang
diklarifikasikan sebagai heksoson tergantung pada identitas monosakarida
pembentuknya. Polisakarida non pati, zat ini tidak dicerna oleh enzim
manusia dan merupakan komponen utama serat dalam makanan contohnya
selulosa dan inulin.

4. Oligosakarida

Oligosakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh


monosakarida. Sebagian besar oligosakarida tidak dicerna oleh enzim
dalam tubuh manusia.

Polisakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari banyak gugus


gula,dan rata-rata terdiridari lebih 10 gugus gula.Pada umumnya
polisakarida tidak berasa atau pahit,dan sifatnyasukar larut dalam air.
Contohnya dari polisakarida adalah amilum yang terdiri dari 60-300gugus
gula berupa glukosa,glikogen atau gula otot yang tersusun dari 12-16
Metabolisme Karbohidrat |9

gugus gula,danselulosa,pektin,lignin,serta kitin yang tersusun dari ratusan


bahkan ribuan gugus guladengan tambahan senyawa lainnya.

2.2.1 Fungsi Karbohidrat


1. Sebagai sumber energi utama
2. Berperan penting dalam proses metabolisme,menjaga keseimbangan
asam dan basa dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel,jaringan,serta
organ tubuh
3. Membantu proses pencernaan makanan dalam prose pencernaan,

Jadi, pengertian metabolisme karbohidrat adalah suatu proses reaksi


secara mekanis dan kimiawi karbohidrat di dalam tubuh makhluk hidup.
(Reece-Mitchell, 2002:90).

2.2.2 Energi yang dihasilkan pada Metabolisme Karbohidrat


Metabolisme merupakan modifikasi senyawa kimia secara
biokimia di dalam organisme dan sel. Metabolisme mencakup sintesis
(anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks
yang biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim.
Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam sel, tanpa
metabolisme makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
Pada glikolisis aerob, energi ysng dihasilkan terinci sebagai
berikut:

 Hasil tingkat substrat                                                  : +4P


 Hasil oksidasi respirasi                                                : +6P
 Jumlah                                                                         : 4P+6P = 10P
 Dikurangi untuk aktivasi glukosa dan fruktosa 6P     : -2
 Hasil akhir                                                                   : 10P-2P = 8P
Metabolisme Karbohidrat | 10

Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai


berikut:

 Hasil tingkat substrat                                                  : +4P


 Hasil oksidasi respirasi                                                : +0P
 Jumlah                                                                         : 4P+0P = 4P
 Dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P     : -2P
 Hasil akhir                                                                   : 4P-2P = 2P

Pada siklus asam sitrat, energi yang dihasilkan terinci sebagai


berikut:

1. Tiga molekul NADH, menghasilkan                           : 3 X 3P = 9P


2. Satu molekul FADH2, menghasilkan                          : 1 X 2P= 2P
3. Pada tingkat substrat                                                   : 1P

Jumlah                                                                         : 12p

Satu siklus krebs  akan menghasilkan energi 3P+3P+1P+2P+3P = 2P

Apabila dihubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat, dan siklus krebs


akan dapat kita itung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan
menghasilkan energi dengan rincian sebagai berikut:

1. Glikolisis                                                                   : 8P
2. Oksidasi piruvat (2X3P)                                           : 6P
3. Siklus krebs (2X12P) : 24P

Jumlah : 38P
Metabolisme Karbohidrat | 11

2.3 Siklus Asam Sitrat


Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi di mitokondria yang
mengoksidasi gugus asetil pada asetil-KoA dan mereduksi koenzim yang
terreoksidasi melalui rantai transpor elektron yang berhubungan dengan
pembentukan ATP.
Siklus Asam Sitrat adalah jalur bersama terakhir untuk oksidasi
karbohidrat, lipid, dan protein karena glukosa, asam lemak, dan sebagian
besar asam amino dimetabolisme menjadi asetil-KoA atau zat-zat antara
siklus ini. Siklus ini juga berperan sentral dalam glukoneogenesis,
lipogenesis, dan interkonversi asam-asam amino. Banyak proses ini
berlangsung disebagian besar jaringan, tetapi hati adalah satu-satunya
jaringan tempat semuanya berlangsung dengan tingkat yang signifikan. Jadi
akibat yang timbul akan parah jika, contohnya, sejumlah sel hati rusak,
seperti pada hepatitis akut atau diganti oleh jaringan ikat (seperti pada
sirosis). Beberapa efej genetik pada aenzim-enzim siklus asam sitrat yang
pernah dilaporkan menyebabkan kerusakan saraf berat karena sangat
terganggunya pembentukan ATP di sistem saraf pusat.
Hiperamonemia, seperti yang terjadi pada penyakit hati tingkat lanjut,
menyebabkan hilangnya kesadaran, koma, dan konvulsi akibat aktivitas siklus
asam sitrat yang terganggu, menyebabkan berkurangnya pembentukan ATP.
Amonia menguras zat-zat antara dalam siklus asam sitrat (dengan mengambil
a-ketoglitarat untuk pembentukan glutamat dan glutamin) dan juga
menghambat dekarboksilasi oksidatif a-ketoglutarat.
Dalam SparkNote pada Siklus Asam Sitrat, juga disebut Siklus Krebs,
kami akan menjemput di mana kita tinggalkan di bagian terakhir dengan
produk glikolisis aerobik, piruvat.  Ketika oksigen hadir, piruvat bergerak
keluar dari sitosol yang glikolisis berlangsung dan melintasi membran ke
matriks mitokondria.  Di sana, sebelum memasuki siklus asam sitrat yang
tepat, piruvat mengalami tahap transisi, di mana dua pyruvates diubah
menjadi asetil-koenzim dua A (asetil-KoA), dua molekul karbon dioksida,
dan dua NADH.  Kemudian, selama rangkaian delapan reaksi yang
membentuk siklus asam sitrat, dua molekul asetil-KoA dioksidasi,
Metabolisme Karbohidrat | 12

menghasilkan dua molekul karbon dioksida lebih dan 2 ATP.  Karbon


dioksida yang dihasilkan dalam kedua proses adalah karbon dioksida kita
keluarkan ketika kita bernapas.
Siklus asam sitrat, atau siklus Krebs, merupakan pusat metabolisme,
karena pada tahap ini sebagian besar karbohidrat, lipid, dan protein
terdegradasi oleh oksidasi.  Salah satu ciri yang menandai siklus asam sitrat
adalah bahwa hal itu tidak hanya memiliki fungsi degradatif.  Sejumlah
koenzim yang sangat penting diproduksi dalam reaksi siklus itu.  Koenzim ini
pergi untuk fosforilasi oksidatif, mengakibatkan hasil besar 32 ATP.  Aspek
lain yang menarik dari siklus asam sitrat adalah status sebagai "siklus": yang
productof akhir siklus, oksaloasetat, adalah molekul yang diperlukan untuk
reaksi pertama dari siklus dengan asetil-KoA.
Kita akan mulai pembahasan kita dengan melihat konversi piruvat ke
asetil-KoA, bahan awal dari siklus asam sitrat. Berikutnya , kita akan
mengikuti delapan reaksi siklus asam sitrat yang pada akhirnya mengarah
pada produksi oksaloasetat dan koenzim berbagai yang pergi untuk digunakan
dalam fosforilasi oksidatif.
Metabolisme Karbohidrat | 13

Berikut adalah gambaran ringkas siklus asam sitrat:


 Senyawa C4 (oksaloasetat) berkondensasi dengan senyawa C2 membentuk
senyawa C6 (asam trikarboksilat / sitrat). Reaksi dikatalisis oleh enzim
sitrat sintase.
 Sitrat mengalami isomerisasi menjadi isomer sitrat. Reaksi dikatalisis oleh
enzim sitrat akotase.
 Isomer sitrat kemudian mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi
senyawa C5 (α-ketoglutarat). Reaksi dikatalisis oleh enzim isositrat
dehidrogenase dan menghasilkan NADH dan CO2.
 Senyawa ini mengalami dekarboksilasi oksidatif lagi menjadi senyawa C 4
(suksinil ko-A. Reaksi dikatalisis oleh enzim α-ketoglutarat
dehidrogenase dan menghasilkan NADH dan CO2.
 Senyawa C4 (suksinil ko-A) lalu dipecah menjadi suksinat (C 4). Reaksi
dikatalisis oleh enzim suksinil koA sintase. Menghasilkan senyawa fosfat
berenergi tinggi (GTP).
 Suksinat (C4) dioksidasi menjadi fumarat (C4). Reaksi dikatalisis oleh
enzim suksinat dehidrogenase dan menghasilkan FADH2.
 Fumarat (C4) mengalami hidrasi menjadi malat (C4). Reaksi dikatalisis
oleh enzim fumarase.
 Akhirnya malat (C4) dioksidasi menghasilkan kembali oksaloasetat (C4).
Reaksi dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase dan menghasilkan
NADH.

2.3.1 Siklus Asam Sitrat Menghasilkan Substrat Untuk Rantai Repiratorik


Siklus diawali dengan reaksi antara gugus asetil pada asetil-KoA dan
asam dikarboksilat empat-karbon oksaloasetat yang membentuk asam
trikarboksilat enam karbon, yaitu sitrat. Pada reaksi-reaksi berikutnya,
terjadi pembebasan dua molekul CO2 dan pembentukan ulang oksaloasetat.

Hanya sejumlah kecil oksoloasetat yang dibutuhkan untuk


mengoksidasi asetil-KoA alam jumlah besar. Senyawa ini dapat dianggap
memiliki peran katalik karena dibentuk kembali pada akhir siklus.
Metabolisme Karbohidrat | 14

Siklus asam sitrat adalah bagian integral dari proses penyediaan energi
bebas dalam jumlah besar yang dibebaskan selama oksidasi bahan bakar
terjadi. Selama oksidasi asetil-KoA, koenzim-koenzim mengalami reduksi
dan kemudian direoksidasi di rantai respiratorik yang dikaitkan dengan
pembentukan ATP.proses ini bersifat aerob yang memerlukan oksigen
sebagai oksidan terakhir dari koenzim-koenzim yang tereduksi. Enzim-
enzim pada silklus asam sitrat terletak di matriks mitokondria, baik
bebas maupun terikat pada membran dalam mitokondria serta membran
krista, tempat enzim dan koenzim rantai respiratorik berada.

2.3.2 Vitamin Berperan penting dalam siklus asam sitrat


Vitamin B merupakan faktor esensial dalam siklus asam sitrat sehingga
juga penting dalam metabolisme penghasil energi:
1. Riboflavin dalam bentuk flavin adenin dinukleotida (FAD), suatu
kofaktor untuk suksinat dehidrogenase
2. Niasin, dalam bentuk nikotinamid adenin dinukleotida (NAD) akseptor
elektron untuk isositrat dehidrogenase, a-ketoglutarat dehidrogenase,
dan malat dehidrogenase
3. Tiamin (Vitamin B1) sebagai tiamin difosfat, k
4. oenzim untuk dekarboksilasi dalam reaksi a-kateglutarat dehidrogenase
5. Asam Pantotenat, sebagai bagian dari koenzim A, kofaktor yang
melekat pada residu asam karboksilat “aktif”, misalnya asetil-KoA dan
suksinil-KoA.

2.4 Glikolisis
Glikolisis merupakan proses pengubahan glukosa menjadi dua molekul
asam piruvat dengan menghasilkan ATP dan NADH. Glikolisis terjadi pada
sel mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan melalui 10 tahap reaksi. Proses ini
terjadi di sitoplasma dengan bantuan 10 jenis enzim yang berbeda.
Metabolisme Karbohidrat | 15

Glukosa dalam sel dapat mengalami berbagai jalur metabolisme, baik


disimpan, diubah menjadi energi, ataupun diubah menjadi molekul lain.
Apabila terjadi kelebihan gula dalam darah, glukosa akan disimpan dalam otot
atau hati dalam bentuk glikogen. Apabila sel-sel tubuh sedang aktif
membelah, glukosa akan diubah menjadi gula pentosa yang penting dalam
sintesis DNA dan RNA. Dan ketika tubuh membutuhkan energi, glukosa akan
diproses untuk menghasilkan energi melalui tahapan glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, siklus krebs, dan transfer elektron. tahapan-tahapan tersebut dapat
terjadi apabila terdapat oksigen dalam jaringan sehingga prosesnya disebut
respirasi aerob (menghasilkan energi dengan adanya oksigen). Glikolisis
merupakan tahapan pertama dari proses respirasi aerob untuk menghasilkan
energi dalam bentuk ATP.
ATP yang dihasilkan dalam glikolisis akan digunakan untuk berbagai
proses yang membutuhkan energi, karena ATP merupakan molekul
penyimpan energi. Sedangkan NADH nantinya akan menjalani proses transfer
elektron untuk menghasilkan ATP. Sebuah molekul NADH dalam transfer
elektron akan menghasilkan tiga molekul ATP.
Dalam tahap awalnya, proses glikolisis membutuhkan dua ATP sebagai
sumber energi. Namun dalam tahap selanjutnya, glikolisis akan menghasilkan
ATP yang dapat digunakan untuk membayar hutang ATP yang telah
digunakan tadi dan masih ada sisa ATP yang dapat digunakan untuk fungsi
yang lain. Jadi dalam glikolisis, terjadi surplus ATP, lebih banyak ATP yang
dihasilkan daripada yang digunakan dalam proses tersebut.
Metabolisme Karbohidrat | 16

Alur langkah glikolisis adalah sebagai berikut:


Tahap pertama, glukosa akan diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh
enzim hexokinase. Tahap ini membutuhkan energi dari ATP (adenosin
trifosfat). ATP yang telah melepaskan energi yang disimpannya akan berubah
menjadi ADP.

1. Glukosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 6-fosfat yang dikatalisis


oleh enzim fosfohexosa isomerase.
2. Fruktosa 6-fosfat akan diubah menjadi fruktosa 1,6-bifosfat, reaksi ini
dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase. Dalam reaksi ini dibutuhkan
energi dari ATP.
3. Fruktosa 1,6-bifosfat (6 atom C) akan dipecah menjadi gliseraldehida 3-
fosfat (3 atom C) dan dihidroksi aseton fosfat (3 atom C). Reaksi tersebut
dikatalisis oleh enzim aldolase.
4. Satu molekul dihidroksi aseton fosfat yang terbentuk akan diubah menjadi
gliseraldehida 3-fosfat oleh enzim triosa fosfat isomerase. Enzim tersebut
Metabolisme Karbohidrat | 17

bekerja bolak-balik, artinya dapat pula mengubah gliseraldehida 3-fosfat


menjadi dihdroksi aseton fosfat.
5. Gliseraldehida 3-fosfat kemudian akan diubah menjadi 1,3-bifosfogliserat
oleh enzim gliseraldehida 3-fosfat dehidrogenase. Pada reaksi ini akan
terbentuk NADH.
6. 1,3 bifosfogliserat akan diubah menjadi 3-fosfogliserat oleh enzim
fosfogliserat kinase. Para reaaksi ini akan dilepaskan energi dalam bentuk
ATP.
7. 3-fosfogliserat akan diubah menjadi 2-fosfogliserat oleh enzim
fosfogliserat mutase.
8. 2-fosfogliserat akan diubah menjadi fosfoenol piruvat oleh enzim enolase.
9. Fosfoenolpiruvat akan diubah menjadi piruvat yang dikatalisis oleh enzim
piruvat kinase. Dalam tahap ini juga dihasilkan energi dalam bentuk ATP.
Yang perlu diperhatikan adalah pada langkah ke-6 hingga ke-10. Langkah-
langkah tersebut terjadi dua kali karena terbentuk dua gliseraldehida 3-
fosfat dari pemecahan fruktosa 1,6-bifosfat. Oleh karena itu dua molekul
gliseraldehida 3-fosfat masing-masing akan menjalani langkah 6 hingga 10
tersebut.

Jadi hasil total glikolisis adalah 2 molekul asam piruvat dengan 2 ATP
dan 2 NADH. Molekul ATP yang terbentuk sebenarnya ada 4, namun 2
ATP telah digunakan untuk membayar hutang ATP yang telah dipakai
pada tahap reaksi pertama dan ketiga.

Dalam keadaan terdapat oksigen, asam piruvat akan masuk tahap


dekarboksilasi oksidatif dan siklus krebs untuk membentuk energi lebih
lanjut. Namun ketika tidak tersedia oksigen, piruvat akan menjalani proses
fermentasi homolaktat atau fermentasi alkohol. Kedua jenis fermentasi
tersebut merupakan proses menghasilkan energi tanpa kehadiran oksigen
sehingga disebut respirasi anaerob.

Fermentasi homolaktat terjadi pada mikroorganisme dan hewan. Hasil


akhir proses ini adalah asam laktat yang akan tertimbun dalam jaringan
Metabolisme Karbohidrat | 18

dan menyebabkan munculnya rasa lelah. Saat seorang berolahraga dengan


keras, kebutuhan oksigennya tidak tercukupi dengan pernapasannya. Maka
jaringan tidak dapat menjalani respirasi aerob sehingga yang terjadi adalah
fermentasi homo laktat. Asam laktat yang tertimbun menyababkan otot
terasa lelah saat berolahraga. Asam laktat akan diubah kembali menjadi
glukosa di dalam hati namun memerlukan proses yang agak lambat.

Sedangkan fermentasi alkohol terjadi pada yeast, atau jamur bersel


satu yang biasanya digunakan untuk membuat anggur. Yeast akan
mengubah piruvat menjadi alkohol yang dilepaskan ke lingkungan yang
dimanfaatkan oleh manusia untuk membuat minuman. 

2.5 Metabolisme Glikogen


Metabolisme glikogen terjadi di dalam jaringan terutama hati dan otot,
biasanya 12 – 18 jam setelah berpuasa simpanan glikogen di hari akan habis.
Ada 2 peristiwa yang menyangkut metabilisme glikogen, yaitu:
1. Glikogenesis yaitu pembentukan glikogen
Proses ini menyangkut proses fosforilasi dari glukoasa menjadi
glukosa 6 – PO4, kemudian berubah menjadi glukosa 1 – PO4. Setelah itu
glukosa 1 – PO4 bereaksi dengan UTP (Uridin Trifosfat) membentuk
UDPG (Uridin Difosfat Glukosa). Melalui bantuan enzim glikogen
sintetase akan membentuk glikogen.
2. Glikogenolisis yaitu proses pemecahan glikogen menjadi glukosa
Pada proses ini glikogen akan berdegradasi langsung menjadi
glukosa 1 – PO4 dengan bantuan enzim glikogen fosforilase, kemudian
glukosa 1 – PO4 diubah menjadi glukosa 6 – PO4 dan berakhir dengan
pembentukan glukosa.
Adapun hormon – hormon yang mengatur metabolisme glikogen
antara lain:
1. Insulin
Fungsinya yaitu mempercepat penggunaan glukosa oleh jaringan
sehingga glukosa cepat hilang dari dalam darah untuk produksi
Metabolisme Karbohidrat | 19

energy, glikogen, lemak. Jadi, hormone ini berperan dalam proses


glikogenesis.

2. Efinefrin dan Glukagon


Fungsineya yaitu menstimulir glikogen fosforilase dan menekan
glikogen sintetase menyebaban penurunan simpanan glikogen dan
mempertinggi glukosa darah, sehingga berperan pada proses
glikogenolisis.

Proses pembentukan glikogen ringkasnya sebagai berikut :

1. Tahap pertama adalah pembentukan glukosa-6-fosfat dari glukosa,


dengan bantuan enzim glukokinase dan mendapat tambahan energi
dari ATP dan fosfat.
Metabolisme Karbohidrat | 20

2. Glukosa-6-fosfat dengan enzim glukomutase menjadi glukosa-1-


fosfat.
3. Glukosa-1-fosfat bereaksi dengan UTP (Uridin Tri Phospat)
dikatalisis oleh uridil transferase menghasilkan uridin difosfat
glukosa (UDP-glukosa) dan pirofosfat (PPi).
4. Tahap terakhir terjadi kondensasi antara UDP-glukosa dengan
glukosa nomor satu dalam rantai glikogen primer menghasilkan
rantai glikogen baru dengan tambahan satu unit glukosa.

 Glukosa 6-fosfat dan glukosa 1-fosfat merupakan senyawa antara


dalam proses glikogenesis atau pembentukan glikogen dari glukosa.
 Proses kebalikannya, penguraian glikogen menjadi glukosa yang
disebut glikogenolisis juga melibatkan terjadinya kedua senyawa
antara tersebut tetapi dengan jalur yang berbeda seperti digambarkan
pada Gambar dibawah.
 Senyawa antara UDP-glukosa (Glukosa Uridin Difosfat) terjadi pada
jalur pembentukan tetapi tidak pada jalur penguraian glikogen.
Demikian pula enzim yang berperan dalam kedua jalur tersebut juga
berbeda.

2.6 Transfer Elektron


Transfer elektron atau transpor elektron merupakan proses produksi ATP
(energi) dari NADH dan FADH2 yang dihasilkan dalam glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs. Transfer elektron terjadi di
membran dalam mitokondria, yang dibantu oleh kelompok-kelompok protein
yang terdapat pada membran tersebut. Proses ini disebut juga dengan
fosforilasi oksidatif dan ditemukan pada tahun 1948 oleh Eugene Kennedy
dan Albert Lehninger.
Energi yang diperlukan untuk aktivitas setiap sel tubuh tersimpan dalam
bentuk ATP yang dihasilkan melalui respirasi aerob maupun respirasi
anaerob. Respirasi aerob merupakan proses pemecahan glukosa menghasilkan
energi dengan adanya oksigen yang akan menghasilkan sisa air dan
Metabolisme Karbohidrat | 21

karbondioksida. Sedangkan repirasi anaerob merupakan pemecahan glukosa


menghasilkan energi tanpa adanya oksigen dengan hasil akhir berupa asam
laktat (pada hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme) dan alkohol (pada jamur
bersel satu / yeast).
Energi yang dihasilkan dari respirasi aerob lebih banyak (36 / 38 ATP)
dibandingkan energi yang dihasilkan melalui respirasi anaerob (2 ATP). Oleh
karena itu, tubuh selalu mengutamakan terjadinya respirasi aerob
dibandingkan anaerob. Respirasi aerob terjadi melalui empat tahapan yaitu
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan transfer elektron.
Transfer elektron merupakan tahapan terakhir dari respirasi aerob yang
nantinya akan menghasilkan ATP dan H2O sebagai hasil akhirnya. Dalam
transfer elektron, oksigen berperan sebagai penerima elektron terakhir yang
nantinya akan membentuk H2O yang akan dikeluarkan dari sel.
Disebut dengan transfer elektron karena dalam prosesnya terjadi transfer
elektron dari satu protein ke protein yang lain. Elektron yang ditransfer
berasal dari NADH dan FADH2 yang telah terbentuk sebelumnya.  Elektron
akan ditransfer dari tingkat energi tinggi menuju tingkat energi yang lebih
rendah sehingga akan melepaskan energi yang akan digunakan untuk
membentuk ATP.
Pada membran dalam mitokondria terdapat komplek protein I, komplek
protein II, ubiquinon (Q), komplek protein III, sitokrom c (cyt c), dan
komplek protein IV. Elektron akan ditransfer ke masing-masing protein
tersebut untuk membentuk ATP. Sedangkan molekul O 2 akan berperan
sebagai penerima elekron terakhir yang nantinya akan berubah menjadi H2O. 
ATP akan dihasilkan oleh enzim ATP sintase melalui proses yang disebut
kemiosmosis.
Metabolisme Karbohidrat | 22

Tahapan transfer elektron adalah sebagai berikut:

1. NADH akan melepaskan elektronnya (e-) kepada komplek protein I. Peristiwa


ini membebaskan energi yang memicu dipompanya H+ dari matriks
mitokondria menuju ruang antar membran. NADH yang telah kehilangan
elektron akan berubah menjadi NAD+.
2. Elektron akan diteruskan kepada ubiquinon.
3. Kemudian elektron diteruskan pada komplek protein III. Hal ini akan memicu
dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran.
4. Elektron akan diteruskan kepada sitokrom c.
5. Elektron akan diteruskan kepada komplek protein IV. Hal ini juga akan
memicu dipompanya H+  keluar menuju ruang antar membran.
6. Elektron kemudian akan diterima oleh molekul oksigen, yang kemudian
berikatan dengan 2 ion H+  membentuk H2O.
7. Bila dihitung, transfer elektron dari bermacam-macam protein tadi memicu
dipompanya 3 H+  keluar menuju ruang antar membran. H+  atau proton
tersebut akan kembali menuju matriks mitokondria melalui enzim yang
disebut ATP sintase.
8. Lewatnya H+  pada ATP sintase akan memicu enzim tersebut membentuk ATP
secara bersamaan. Karena terdapat 3 H+  yang masuk kembali ke dalam
matriks, maka terbentuklah 3 molekul ATP.
Metabolisme Karbohidrat | 23

9. Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP sintase tersebut dinamakan dengan
kemiosmosis.

Proses transfer elektron berasal dari molekul NADH, FADH 2  akan mentransfer
elektronnya bukan kepada komplek protein I, namun pada komplek protein II.
Transfer pada komplak protein II tidak memicu dipompanya H +  keluar menuju
ruang antar membran. Setelah dari komplek protein II, elektron akan ditangkap
oleh ubiquinon dan proses selanjutnya sama dengan transfer elektron dari NADH.
Jadi pada transfer elektron yang berasal dari FADH2 , hanya terjadi 2 kali
pemompaan H+  keluar menuju ruang antar mebran. Oleh sebab itu dalam proses
kemiosmosis hanya terbentuk 2 molekul ATP saja.
Satu NADH yang menjalani transfer elektron akan menghasilkan 3
molekul ATP. Sedangkan satu molekul FADH2 yang menjalani transfer elektron
akan menghasilkan 2 molekul ATP.
Transfer elektron merupakan akhir dari respirasi aerob molekul glukosa.
Respirasi ini akan menghasilkan energi sebanyak 36 / 38 ATP dengan hasil akhir
berupa CO2 dan H2O yang akan dikeluarkan dari tubuh sebagai zat sisa respirasi.
Satu molekul glukosa dengan 6 atom C, ketika mengalami respirasi aerob akan
melepaskan 6 molekul CO2. Karbondioksida tersebut dibebaskan pada tahap
dekarboksilasi oksidatif dan siklus krebs.
Metabolisme Karbohidrat | 24

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metabolisme karbohidrat yaitu proses yang terdiri dari dua
cakupan yakni reaksi pemecahan atau katabolisme dan reaksi
pembentukan atau anabolisme.
Tahapan metabolisme terdiri atas beberapa bagian yakni glikolisis,
oksidasi piruvat ke asetil-KoA, glikogenesis, glikogenolisis, hexose
monophosphate shunt dan terakhir adalah Glukoneogenesis.
Glikolisis merupakan reaksi tahap pertama secara aerob (cukup
oksigen) yang berlangsung dalam mitokondria.
Proses glikogenesis adalah proses pembentukan glikogen dari
glukosa kemudian disimpan dalam hati dan otot. Sedangkan,
glikogenolisis yaitu pembentukan glukosa dari glikogen yang mana
glukosa tersebut sebagai sumber energi.
Siklus asam sitrat (siklus krebs) adalah serangkaian reaksi kimia
dalam sel, yaitu pada mitokondria, yang berlangsung secara berurutan dan
berulang, bertujuan mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O dan
sejumlah energy.
Metabolisme karbohidrat dapat mensintesis molekul untuk
menjaga homoestatis dan mengubah molekul dari bentuk satu kebentuk
yang lain, serta dapat mengatur keseimbangan energy dalam tubuh.
Metabolisme karbohidrat juga berperan untuk menjaga tubuh dari
kerusakan system tubuh yang parah.
Satu NADH yang menjalani transfer elektron akan menghasilkan 3
molekul ATP. Sedangkan satu molekul FADH 2 yang menjalani transfer
elektron akan menghasilkan 2 molekul ATP.
Transfer elektron merupakan akhir dari respirasi aerob molekul
glukosa. Respirasi ini akan menghasilkan energi sebanyak 36 / 38 ATP
dengan hasil akhir berupa CO2 dan H2O yang akan dikeluarkan dari tubuh
Metabolisme Karbohidrat | 25

sebagai zat sisa respirasi. Satu molekul glukosa dengan 6 atom C, ketika
mengalami respirasi aerob akan melepaskan 6 molekul CO2.
Karbondioksida tersebut dibebaskan pada tahap dekarboksilasi oksidatif
dan siklus krebs.

3.2 Saran
Demikian atas apa yang dapat penulis sampaikan, mungkin makalah ini
belum sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar lebih baik dimasa yang akan datang.
Metabolisme Karbohidrat | 26

DAFTAR PUSTAKA

1. Murray, Robert K. 2014.Biokimia Harper.Edisi 29.Jakarta:EGC


2. http://umilailatulhabibah.blogspot.co.id/p/blog-page.html
3. https://www.google.com/search?hl=in-ID&source=android-
browser&q=proses+transpor+elektron+pada+Metabolisme+karbohidrat&s
pell=1&sa=X&ved=OahUKEwi7KD75-
TSAhXMPo8KHbOdAE4QBQgVKAA&biw=360&bih=519#xxri=o

Anda mungkin juga menyukai