Anda di halaman 1dari 25

PAPER BIOKIMIA VETERINER II

METABOLISME LIPID

1. R.sa Sagita Maryunema 2209511002


2. Patricia Khansa Lunansiswo 2209511006
3. Wilia Lara Ervantira 2209511013
4. Gamaliel Kurnia Senduk 2209511018
5. Fasya Nabila 2209511121
6. Suci Ramadhani 2209511040
7. Agung Febrian 2209511042
8. Clarieshandra Saskianing 2209511068
Setyoastuti
9. Wayan Gita Prasanthy 2209511095
10 Ni Nyoman Yesi Ariani Parastuti 2209511131
.
11. Ulya Auwabi 2209511140

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

JIMBARAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metabolisme lipid merupakan sebuah proses biokimia yang terjadi di tubuh untuk
merubah lemak yang ada di dalam tubuh menjadi sumber energi, lipid atau lemak adalah
salah satu komponen yang dibutuhkan untuk proses kimiawi dalam tubuh. Lipid bertindak
sebagai bahan dasar pembuatan hormon, sumber energi ini memiliki peran sebagai komponen
struktural membran sel. Lipid sendiri berperan dalam membantu proses pencernaan dan
bersumber dari makanan yang dikonsumsi serta akan disintesis dalam hati.
Lemak juga terdiri dari gliserol dan juga asam lemak. Asam lemak adalah komponen
utama lemak, sedangkan gliserol adalah molekul yang berfungsi untuk menjadi kerangka
dalam mengikat tiga asam lemak yang masuk ke dalam tubuh dan membentuk trigliserida.
Trigliserida yaitu jenis lemak tubuh yang digunakan untuk menyimpan dan memberi energi
dalam otot.
Selain berfungsi untuk membentuk trigliserida, pencernaan dan absorbsi lemak,
metabolisme lipid juga melibatkan beberapa tahan penting, yaitu transport lemak, oksidasi
lemak, dan sintesis lipid. Selain itu juga berperan dalam pengaturan suhu tubuh, transportasi
vitamin larut lemak, dan pengaturan metabolisme glukosa.
Selain berperan penting, metabolisme lipid juga memiliki gangguannya sendiri,
namun gangguan ini dapat menyebabkan berbagai kondisi kesehatan, yaitu seperti
hiperlipidemia (tingkat lemak darah yang tinggi), obesitas, diabetes tipe 2 dan juga penyakit
jantung. Gangguan pada metabolisme lipid juga dapat dihindari dengan pengaturan pola
makan sehat dan gaya hidup aktif.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dituliskan pada paper ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Metabolisme Lipid?
2. Apa fungsi dari Metabolisme Lipid?
3. Bagaimana mekanisme Metabolisme dan transport lemak?
4. Bagaimana proses terjadinya Oksidasi β (Beta) dan Sintesis Asam Lemak?
5. Apa itu Badan keton dan kolesterol?
6. Apa saja gangguan klinis pada metabolisme lipid?
7. Bagaimana proses terjadinya pemecah asam lemak?
8. Apa itu Sintesis Asam Lemak dan bagaimana proses itu terjadi?
9. Apa itu Malonil KoA dan bagaimana proses itu terjadi?
10. Bagaimana proses terjadinya metabolisme asam lemak tak jenuh?
11. Bagaimana penerapan aplikasi LDL dan HDL?

1.3 Tujuan
Tujuan dengan ditulisnya pada paper ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami pengertian dari Metabolisme Lipid.
2. Mengetahui fungsi dari Metabolisme Lipid.
3. Mengetahui mekanisme Metabolisme dan transport lemak.
4. Mengetahui proses terjadinya Oksidasi β (Beta) dan Sintesis Asam Lemak.
5. Mengetahui Badan keton dan kolesterol.
6. Mengetahui gangguan klinis pada metabolisme lipid.
7. Mengetahui proses terjadinya pemecah asam lemak.
8. Memahami dan mengetahui proses yang terjadi pada Sintesis Asam Lemak.
9. Memahami dan mengetahui proses yang terjadi pada Malonil KoA.
10. Mengetahui proses terjadinya metabolisme asam lemak tak jenuh.
11. Mengetahui penerapan aplikasi LDL dan HDL.

1.4 Manfaat
Manfaat dengan ditulisnya pada paper ini adalah:
1. Untuk memahami materi yang terkait dengan metabolisme lipid.
2. Untuk mengetahui proses yang terjadi pada metabolisme lipid.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metabolisme Lipid

Metabolisme lipid adalah sintesis dan degradasi lipid dalam sel, yang melibatkan pemecahan
atau penyimpanan lemak untuk energi. Lemak ini diperoleh dari mengonsumsi makanan dan
menyerapnya atau disintesis oleh hati hewan. Metabolisme lipid sering dianggap sebagai proses
pencernaan dan penyerapan lemak makanan namun, ada dua cara organisme dapat menggunakan
lemak untuk mendapatkan energi yaitu lemak yang dikonsumsi dan lemak penyimpanan.vertebrata
dan manusia menggunakan kedua metode penggunaan lemak sebagai sumber energi untuk organ
seperti jantung supaya tetap berfungsi. Karena lipid adalah molekul hidrofobik, lipid perlu dilarutkan
sebelum metabolisme dimulai. Metabolisme lipid sering dimulai dengan hidrolisis yang terjadi
dengan bantuan berbagai enzim dalam sistem pencernaan. Metabolisme lipid terjadi juga pada
tumbuhan, meskipun prosesnya berbeda dibandingkan dengan hewan.

2.2 Fungsi Metabolisme Lipid

Lipid memiliki banyak fungsi biologis, yakni menyimpan energi dan berfungsi
sebagai komponen membran seluler dan lipoprotein. Hanya saja, kebanyakan bentuk lipid
atau lemak merupakan molekul kompleks yang harus menjalani proses metabolisme sebelum
digunakan. Metabolisme lipid memungkinkan organ tubuh untuk menggunakan energi atau
menyimpan energi pada adiposa atau lemak tubuh. Organ-organ tubuh, seperti jantung,
limpa, otak, dan lainnya, menggunakan energi-energi tersebut supaya tetap berfungsi dengan
baik.

2.3 Metabolisme dan transport lemak


Sebagian besar lipid yang ditemukan di dalam tubuh termasuk kategori asam lemak
da triasilgliserol (TAG); gliserol fosfolipid dan sphingolipid;eikosanoid, garam empedu, dan
hormon steroid; dan vitamin yang larut dalam lemak. Sistem transportasi lipid melibatkan

Gambar 1.1 Tinjauan ukuran dan


struktur lipoprotein.
lipoprotein, yang memiliki peran berbeda dalam membawa makanan,lipid disintesis melalui
mekanisme de novo di hati, dan untuk transport kolesterol terbalik.
 kilomikron : Transportasi lipid makanan
Asam lemak yang disimpan sebagai TAG, berfungsi sebagai bahan bakar,
menyediakan sumber energi utama bagi tubuh. TAG adalah lipid makanan utama yang
dicerna di lumen usus. Produk pencernaan awal, asam lemak bebas dan 2-monoacylglycerol,
diubah kembali menjadi TAG dalam sel epitel usus, kemudian dikemas dalam lipoprotein
yang dikenal sebagai kilomikron, dan disekresikan ke dalam getah bening.
Kilomikron adalah lipoprotein terbesar dan mengandung kolesterol dan vitamin yang
larut dalam lemak, selain komponen utama TAG makanan. Apoprotein utama yang terkait
dengan kilomikron saat meninggalkan sel usus adalah ApoB-48. (Apoprotein B-48 secara
struktural dan genetik berkaitan dengan apoprotein B-100 yang disintesis di hati yang
berfungsi sebagai protein utama VLDL). Protein transfer microsomal (MTP) membantu
pembuatan protein apoB-48 ke kilomikron sebelum kilomikron yang baru lahir disekresikan.
Kilomikron yang baru lahir disekresikan oleh sel epitel usus ke dalam chyle sistem
limfatik dan masuk ke darah melalui saluran toraks. Kilomikron yang baru lahir mulai
memasuki darah dalam satu hingga dua jam setelah dimulainya makan; saat makanan dicerna
dan diserap, mereka terus memasuki darah selama berjam-jam. Pematangan kilomikron

Gambar 1.2 Pengangkutan lipid makanan melalui


kilomikron.
terjadi dalam sirkulasi karena menerima apoprotein tambahan dari high-density lipoprotein
(HDL).

HDL terutama mentransfer apoprotein E dan CII ke kilomikron yang baru lahir. ApoE
dikenali oleh reseptor membran, dan interaksi ini memungkinkan lipoprotein pembawa apoE
memasuki sel-sel ini melalui endositosis; begitu berada di dalam sel, partikel dipecah melalui
proses yang dimediasi oleh lisosom. ApoCII bertindak sebagai aktivator lipoprotein lipase
(LPL), enzim pada sel endotel kapiler, yang mencerna TAG kilomikron dan VLDL dalam
darah.
Nasib kilomikron TAG yang diangkut oleh kilomikron dihidrolisis oleh lipoprotein
lipase (LPL), enzim yang terdapat pada sel endotel yang melapisi dinding kapiler. ApoCII
pada kilomikron akan berinteraksi dengan LPL dan mengaktifkan enzim. Insulin merangsang
sintesis dan sekresi LPL sehingga setelah makan, ketika kadar trigliserida meningkat dalam
sirkulasi, LPL diregulasi (melalui pelepasan insulin) untuk memfasilitasi hidrolisis asam
lemak dari trigliserida. Oleh karena itu, LPL adiposa lebih aktif setelah makan, ketika kadar
kilomikron meningkat dalam darah. Asam lemak yang dilepaskan dari TAG oleh LPL
akhirnya dikemas ulang di jaringan adiposa dan disimpan sebagai TAG di dalam jaringan.
Bagian dari kilomikron yang tersisa dalam darah setelah aksi LPL dikenal sebagai sisa
kilomikron. Sisanya telah mengembalikan (atau kehilangan) banyak molekul apoC yang
terikat pada kilomikron dewasa, memperlihatkan apoE. Sisa sisa berikatan dengan reseptor
apoE pada hepatosit, dan diambil melalui proses endositosis. Lisosom menyatu dengan
vesikel endositik, dan sisa-sisa kilomikron didegradasi oleh enzim lisosom. Produk yang
dilepaskan melalui proses degradasi ini (misalnya asam amino, asam lemak, kolesterol, dll.)
dapat didaur ulang di dalam sel.

 VLDL: Pengangkutan TAG dan kolesterol yang disintesis oleh hati


Lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) diproduksi di hati, terutama dari

Gambar 1.3 Pengangkutan TAG dari sintesis de


novo menggunakan VLDL.
lipogenesis. Lipogenesis adalah proses stimulasi insulin dimana kelebihan glukosa diubah
menjadi asam lemak yang kemudian diesterifikasi menjadi gliserol untuk membentuk TAG.
TAG yang diproduksi di retikulum endoplasma halus hati dikemas dengan kolesterol,
fosfolipid, dan protein (disintesis di retikulum endoplasma kasar) untuk membentuk VLDL.
Terlepas dari asal awalnya, VLDL dan kilomikron sangat mirip sehubungan dengan maturasi
dan aktivitas. Partikel VLDL memperoleh apoB-100 melalui reaksi yang dimediasi MTP
sebelum dilepaskan ke sirkulasi.
Dalam sirkulasi, VLDL juga berinteraksi dengan HDL dan memperoleh ApoCII dan
ApoE (gambar 1.3). Seperti kilomikron, VLDL juga dihidrolisis oleh lipoprotein lipase
(LPL), dan asam lemak yang dilepaskan dapat diambil oleh otot dan jaringan lain untuk
dioksidasi. Setelah makan, asam lemak ini juga diambil oleh jaringan adiposa dan disimpan
sebagai TAG. Singkatnya, proses transpor lipid diet versus de novo memiliki banyak
kesamaan.

Meskipun VLDL dan kilomikron memiliki peran serupa di dalam sel, penting untuk
membuatnya berbeda. Perbandingan antara pengangkutan lipid eksogen dan lipid endogen
diilustrasikan pada (Gambar 1.4). Karena asam lemak yang disimpan dalam jaringan adiposa
berasal dari kilomikron dan VLDL, kami menghasilkan simpanan lemak utama kami baik
dari lemak makanan (yang diangkut oleh kilomikron) dan gula makanan (yang dapat
disintesis menjadi TAG dan dikemas menjadi VLDL). Kelebihan protein makanan juga dapat
digunakan untuk menghasilkan asam lemak untuk sintesis VLDL. Secara klinis, triasilgliserol
terukur (dalam kondisi puasa) sebagian besar akan mencerminkan kontribusi VLDL.
 Nasib VLDL

Gambar 1.4 Perbandingan peran kilomikron


dan VLDL dalam transpor lipid.
Sama seperti konversi kilomikron menjadi sisa-sisa kilomikron, LPL mengubah
VLDL menjadi lipoprotein densitas menengah (IDL). IDL, memiliki kandungan TAG yang
relatif rendah, diambil oleh hati melalui endositosis, dan lisosom terdegradasi seperti yang
dibahas di atas. IDL juga dapat diubah menjadi low-density lipoprotein (LDL) dengan
mencerna TAG lebih lanjut. Endositosis LDL terjadi di jaringan perifer (dan hati) dan
merupakan sarana utama transportasi kolesterol dan pengiriman ke jaringan perifer. LDL
diambil oleh jaringan perifer akan membantu meningkatkan jumlah kolesterol intraseluler.
 HDL: Pengangkutan kolesterol terbalik
Fungsi utama high-density lipoprotein (HDL) adalah untuk mengangkut kelebihan
kolesterol yang diperoleh dari jaringan perifer ke hati. HDL juga memiliki peran lain yang
tidak terpisahkan dengan transportasi lipid seperti pertukaran protein dan lipid dengan
kilomikron dan VLDL. Partikel HDL dapat dibuat melalui beberapa mekanisme, namun,
HDL yang baru lahir terutama disekresikan dari hati dan usus sebagai partikel yang relatif
kecil yang cangkangnya, seperti lipoprotein lainnya, mengandung fosfolipid, kolesterol

Gambar 1.5 Interaksi kilomikron dan VLDL


dengan HDL dalam sirkulasi.
bebas, dan berbagai apoprotein, khususnya apoAI, apoAII, apoCI, dan apoCII. Tingkat
triasilgliserol atau ester kolesterol yang sangat rendah ditemukan di inti berongga HDL versi
awal atau baru lahir ini.

HDL juga dapat dihasilkan melalui pertunasan apoA dari kilomikron dan partikel
VLDL atau dari apoAI bebas, yang dapat dilepaskan dari lipoprotein lain yang bersirkulasi.
Dalam hal ini, apoAI memperoleh kolesterol dan fosfolipid dari lipoprotein lain dan
membran sel, membentuk partikel HDL yang mirip nascent di dalam sirkulasi.
 Nasib HDL
Dalam proses pematangan, partikel HDL yang baru lahir mengakumulasi fosfolipid
dan kolesterol dari sel yang melapisi pembuluh darah. Karena inti berongga sentral dari HDL
yang baru lahir secara progresif terisi dengan ester kolesterol, HDL mengambil bentuk yang
lebih bulat untuk akhirnya membentuk partikel HDL yang matang. Manfaat utama dari
partikel HDL berasal dari kemampuan mereka untuk menghilangkan kolesterol dari sel-sel
sarat kolesterol dan mengembalikan kolesterol ke hati, sebuah proses yang dikenal sebagai
transportasi kolesterol terbalik. Ini sangat bermanfaat dalam jaringan pembuluh darah;
dengan mengurangi kadar kolesterol seluler di ruang subintimal, kemungkinan sel busa
(makrofag sarat lipid yang menelan kolesterol LDL teroksidasi) akan terbentuk di dalam
dinding pembuluh darah berkurang.
Pengangkutan kolesterol terbalik membutuhkan pergerakan kolesterol dari simpanan
seluler ke partikel lipoprotein. Sel mengandung protein ABCA1 (protein kaset pengikat ATP
1) yang menggunakan hidrolisis ATP untuk memindahkan kolesterol dari selebaran dalam
membran ke selebaran luar. Setelah kolesterol mencapai selebaran membran luar, partikel
HDL dapat menerimanya. Untuk menjebak kolesterol di dalam inti HDL, partikel HDL
memperoleh enzim lecithin-cholesterol acyltransferase (LCAT) dari sirkulasi (gambar 1.5).
LCAT mengkatalisis transfer asam lemak dari posisi 2 lesitin (fosfatidilkolin) dalam
cangkang fosfolipid partikel ke gugus 3-hidroksil kolesterol, membentuk ester kolesterol.
Ester kolesterol membentuk inti dari partikel HDL dan tidak lagi bebas untuk kembali
ke sel. Partikel HDL dewasa dapat berikatan dengan reseptor spesifik pada hepatosit (seperti
reseptor apoE), tetapi cara utama pembersihan HDL dari darah adalah melalui
pengambilannya oleh reseptor pemulung SR-B1. Reseptor ini terdapat pada banyak jenis sel,
dan begitu partikel HDL terikat pada reseptor, kolesterol dan ester kolesterolnya ditransfer ke
dalam sel. Ketika kolesterol dan esternya habis, partikel HDL berdisosiasi dari reseptor SR-
B1 dan masuk kembali ke sirkulasi.
 Interaksi HDL dengan partikel lain
Seperti disebutkan sebelumnya, HDL memainkan peran kunci dalam pematangan
kilomikron dan VLDL. Pertama, HDL mentransfer apoE dan apoCII ke kilomikron dan ke
VLDL. ApoCII merangsang degradasi TAG kilomikron dan VLDL dengan mengaktifkan
LPL. Setelah pencernaan kilomikron dan TAG VLDL, apoE dan apoCII ditransfer kembali
ke HDL.
Kunci interaksi yang dimiliki HDL dengan VLDL memungkinkan redistribusi
kolesterol antara dua lipoprotein. Ketika HDL memperoleh kolesterol bebas dari membran
sel, HDL mengangkut kolesterol bebas dan ester kolesterol langsung ke hati atau dapat
menukar kolesterolnya dengan TAG dalam interaksi dengan VLDL. Protein transfer
kolesterol esterase (CETP) berada dalam sirkulasi dan menukar TAG dari VLDL dengan
ester kolesterol dari HDL. Semakin besar konsentrasi lipoprotein kaya triasilgliserol dalam
darah, semakin besar kecepatan pertukaran ini.
Jalur pertukaran CETP sebagian dapat menjelaskan pengamatan bahwa setiap kali
lipoprotein kaya triasilgliserol hadir dalam darah dalam konsentrasi tinggi, jumlah kolesterol
mencapai hati melalui VLDL yang diperkaya kolesterol dan sisa-sisa VLDL meningkat
(gambar 6.10), dan konsisten dengan pengurangan proporsional dalam jumlah total kolesterol
dan ester kolesterol yang ditransfer langsung ke hati melalui HDL.

 Endositosis yang dimediasi reseptor lipoprotein

Gambar 1.6 Serapan LDL dan regulasi sintesis


kolesterol.

Saat VLDL matang menjadi LDL, lipoprotein ini dapat diambil melalui interaksi
ApoB100 dengan reseptor LDL pada permukaan sel. Reseptor LDL ditemukan di lubang
berlapis clathrin di dalam membran sel sel target. Setelah interaksi ligan reseptor, membran
plasma di sekitar kompleks reseptor-LDL berinvaginasi dan berfusi untuk membentuk
vesikel endositik. Vesikel ini kemudian bergabung dengan lisosom, dan ester kolesterol LDL
dihidrolisis menjadi kolesterol bebas, yang dengan cepat diesterifikasi ulang melalui aksi
ACAT. Re- esterifikasi cepat ini diperlukan untuk menghindari efek merusak dari kadar
kolesterol bebas yang tinggi pada membran sel. Sintesis reseptor LDL itu sendiri diatur oleh
penghambatan umpan balik seiring dengan peningkatan kadar kolesterol intraseluler. Satu
kemungkinan mekanisme untuk regulasi umpan balik ini melibatkan satu atau lebih SREBP.

Protein atau kofaktor yang diperlukan untuk ekspresi penuh gen yang mengkode
reseptor LDL juga mampu merasakan konsentrasi kolesterol (dan turunannya) di dalam sel.
Ketika kadar sterol tinggi, proses yang mengarah pada pengikatan SREBP ke SRE gen ini
ditekan. Tingkat sintesis dari mRNA untuk reseptor LDL berkurang dalam keadaan ini. Ini,
pada gilirannya, secara tepat mengurangi jumlah kolesterol yang dapat memasuki sel-sel kaya
kolesterol ini melalui endositosis yang dimediasi reseptor (pengaturan sintesis reseptor).
Ketika kadar kolesterol intraseluler menurun, proses ini dibalik, dan sel bertindak untuk
meningkatkan kadar kolesterolnya. Kedua sintesis kolesterol dari asetil-KoA dan sintesis
reseptor LDL distimulasi. Peningkatan jumlah reseptor (up-regulasi sintesis reseptor)
menghasilkan peningkatan penyerapan kolesterol LDL dari darah, dengan penurunan kadar
kolesterol LDL selanjutnya. Pada saat yang sama, kumpulan kolesterol seluler terisi kembali.

2.4 Oksidasi β (Beta)


1. Oksidasi β (Beta)
Saat tubuh dalam keadaan lapar/puasa dan tidak ada asupan makanan, tubuh mampu
menggunakan lemak sebagai sumber energi menggantikan karbohidrat. Lemak-lemak di
dalam tubuh akan dipecah menjadi asam lemak yang selanjutnya akan didegradasi melalui
oksidasi α (alfa) dan oksidasi β (beta). Ada beberapa jenis lemak, diantaranya adalah asam
lemak, gliserida dan fosfogliserida. Asam lemak mempunyai rentang ukuran sebesar C12
hingga C24. Terdapat 2 jenis asam lemak, yakni:
 Asam Lemak Jenuh Asam lemak jenuh atau saturated fatty acid tidak mempunyai ikatan
rangkap pada rantainya.
 Asam Lemak Tak Jenuh Asam lemak tak jenuh atau unsaturated fatty acid mempunyai
satu atau lebih ikatan rangkap pada rantainya
Oksidasi α akan memecah asam lemak menjadi molekul dengan 1 atom C, sedangkan
oksidasi β memecah asam lemak menjadi molekul dengan 2 atom C. 4 Ibid. 5 Oksidasi β
merupakan jalur utama dari degradasi asam lemak.
Langkah-langkah reaksi beta oksidasi adalah:
 Proses dehidrogenasi asil lemak-KoA dengan enzim asilKoA dehidrogenase
menghasilkan senyawa enoil-KoA. Pada reaksi ini FAD sebagai koenzim direduksi
menjadi FADH2.
 Ikatan rangkap pada enoil-KoA dihidrasi menjadi hidroksiasil-KoA oleh enzim enoil Ko-
A hidratase.
 Hidroksiasil Ko-A dioksidasi menjadi ketoasil-KoA menggunakan enzim β hidroksiasil-
KoA dehidrogenase. Pada reaksi ini NAD sebagai koenzim direduksi menjadi NADH.
 Reaksi tahap akhir dimana β hidroksiasil-KoA bereaksi dengan KoA bebas menghasilkan
asetil-KoA dan sisa asam lemak, reaksi tersebut karena aktivitas enzim asetilKoA
asiltransferase.
 Asetil-KoA akan lepas dan meninggalkan sisa asam lemak yang akan dipotong-potong
lebih lanjut menjadi asetil-KoA yang lain.

Oksidasi beta adalah proses pemecahan asam lemak menjadi asetil KoA, yang akan
diproses lebih lanjut menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Proses pemecahan/degradasi
asam lemak pada eukariotik terjadi di mitokondria, jadi asam lemak yang ada di sitoplasma
harus dibawa ke mitokondria dulu agar dapat berlangsung oksidasi beta. Asam lemak yang
terdapat pada sitoplasma harus diaktivasi terlebih dahulu menjadi asil lemak-KoA sebelum
masuk mitokondria. Asil lemak-KoA tidak dapat begitu saja menembus membran
mitokondria, molekul tersebut harus dibawa oleh pembawa (karier) yang disebut karnitin.
Asil lemak-KoA akan berikatan dengan karnitin membentuk asil lemak karnitin dan
menembus membrane mitokondria. Di dalam mitokondria, asil lemak kornitin akan bereaksi
dengan koenzim A sehingga terbentuk asil lemak KoA dan karnitin kembali. Karnitin
kemudian akan keluar mitokondria untuk membawa asil lemak-KoA yang lainnya.

2.5 Badan keton dan kolesterol


a. Badan keton
1. Pengertian badan keton
Keton disebut juga badan keton atau ketone bodies yang terbentuk selama proses
katabolisme asam lemak yang terjadi di hati. Badan keton merupakan produk dari hasil
metabolisme lemak (Mundt & Shanahan, 2016). Keton akan dibentuk ketika terjadi
kekurangan atau defisiensi karbohidrat dan tidak terbentuknya energi dari glukosa. Ketika
tubuh mengalami gangguan metabolisme, terutama gangguan metabolisme karbohidrat maka
tubuh akan menggunakan simpanan asam lemak dan protein sebagai bahan bakar untuk
menghasilkan energi (Riswanto, 2010). Keton beredar di dalam darah melalui pembuluh
darah dan diedarkan menuju organ-organ penting seperti otak dan otot sebagai energi
pengganti. Badan keton merupakan sumber energi bagi otot dan otak, terutama saat puasa
lama (Diana, 2007). Pada kondisi normal, jumlah keton yang dapat diukur tidak tampak di
dalam urine karena semua lemak yang dimetabolisme dipecah sempurna menjadi karbon
dioksida dalam air (Susan, 2017). Keton bersifat asam oleh karena itu tubuh akan
menghasilkan basa sebagai buffer untuk mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh.
Ketika keton digunakan oleh tubuh terus-menerus sebagai energi, suatu saat hal tersebut akan
menyebabkan cadangan basa tubuh habis dan dapat menimbulkan ketoasidosis serta
penurunan pH darah yang bisa mengancam nyawa. Kadar pH darah normal berkisar antara
7,35 – 7,45, darah seseorang dinilai terlalu asam apabila pH kurang dari 7,35 yang dinamakan
asidosis.

2. Sintesis badan keton


Pada keadaan normal, keton diproduksi oleh hati sebagai katabolisme asam lemak.
Ketika tubuh tidak memiliki cukup glukosa, hati akan mengubah lemak menjadi aseton
sebagai bahan bakar otot. Kurangnya asupan glukosa sebagai pembentukan energi di dalam
tubuh menyebabkan asam lemak bekerja sebagai pengganti metabolisme karbohidrat dan
menyebabkan peningkatan keton dalam urine dan darah (John dkk, 2011).
Sistem badan keton terjadi apabila kadar asam lemak dalam darah meningkat, yaitu
selama berpuasa, kelaparan atau akibat makan tinggi lemak rendah karbohidrat (Ruby, 2014).
Ketika kadar asam lemak dalam darah meningkat, asam lemak akan masuk ke dalam sel hati.
Di dalam mitokondria hati terjadi proses oksidasi-β yang menghasilkan asetil Ko-A,
Nikotinamida Adenosin Dinukleotida Hidrogen (NADH) dan Adenosin Trifosfat (ATP).
Pada keadaan berpuasa atau diet tinggi lemak rendah karbohidrat, glucagon atau
insulin meningkat dan hati mensintesis glukosa melalui proses gluekoneogenesis di sitosol.
NADH yang dihasilkan oleh oksidasi-β membantu mendorong oksaloasetat menjadi malat.
Dengan demikian, sedikit oksaloasetat yang tersedia untuk reaksi yang dikatalisis oleh sitrat
sintase dan terjadi penimbunan asetil Ko-A.
Gambar 1.7 Ketogenesis.

Dua molekul asetil Ko-A bereaksi untuk membentuk asetoasetil Ko-A melalui
pembalikan reaksi tiolase. Asetil Ko-A lain berekasi dengan asetoasetil Ko-A menghasilkan
3-hidroksi-3- metilglutaril Ko-A (HMG-KoA) dan membebaskan koenzim A yang tidak
mengalami asilisasi. Enzim yang mengkatalisis reaksi ini adalah HMG Ko-A sintetase.
Enzim ini terinduksi sewaktu puasa dan dihambat oleh salah satu produknya yaitu KoASH.
Dalam reaksi selanjutnya HMG-KoA liase memutuskan HMG-KoA untuk membentuk asetil
Ko-A dan asetoasetat (Marks, 2006). Saat kondisi produksi berlebih, asam asetoasetat
terakumulasi di atas kadar normal dan bagiannya diubah menjadi dua badan keton lainnya.
Asam asetoasetat dapat dikonversi menjadi aseton dan adanya karbondioksida akan
membentuk asam beta hidroksibutirat, ketiga senyawa tersebut disebut benda keton. Hal ini
menyebabkan siklus Kreb bekerja lebih maksimal karena sebagian besar asetil KoA
mengalami peningkatan, maka mitokondria mulai mengaktifkan ketogenesis. Ketogenensis
terjadi akibat ketosis yang memanjang sehingga menyebabkan terjadinya gangguan tubuh
seperti ketonemia dan ketonuria (Robert R, 2002). Ketonemia adalan badan keton yang
dilepaskan di dalam darah, sedangkan ketonuria merupakan terjadinya badan keton dalam
darah yang melebihi nilai ambang batas ginjal yang kemudian diekskresikan ke dalam urine.

Gambar 1.8 Sintesis badan keton.


Badan keton terdiri dari asam asetoasetat (asam diasetat) 20%, asam β-hidroksibutirat
78% dan aseton 2%. Asam asetoasetat adalah keton pertama yang terbentuk dari asetil KoA
dan jenis keton lainnya terbentuk dari asam asetoasetat. Asam hidroksibutirat dibentuk oleh
reduksi reversible dan aseton dibentuk oleh dekarboksilasi spontan yang lambat. Asam
asetoasetat dan asamhidsroksibutirat normal sebagai bahan bakar pernapasan dan merupakan
sumber energi yang penting. Pada keadaan normal sejumlah kecil keton hadir di darah, aseton
< 2,0 mg/dl, asam asetoasetat < 1 mg/dl dan asam β-hidroksibutirat 0,21-2,81 mg/dl. pada
keadaan normal, keton dibentuk di hati kemudian dimetabolisme sepenuhnya, saat terbentuk
keton yang berlebih maka tubuh akan mengeluarkan sisa metabolisme melalui urine. Asam
asetoasetat dan aseton yang mengalami peningkatan disebut ketosis. Ketosis yang terjadi di
dalam urine disebut ketonuria (Riswanto, 2010).

b. Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu komponen lemak selain trigliserida, fosfolipid, dan asam
lemak bebas. Sebagaimana zat gizi yang lain, lemak juga sangat berguna bagi tubuh. Menurut
dr John Gullota, ketua AMA Therapeutics Committee, sebagaimana dikutip "Good Health &
Medicine", kolesterol berfungsi membentuk dinding sel (membran sel) dalam tubuh. Selain
itu juga berperan penting dalam produksi hormon seks, vitamin D, serta untuk fungsi otak
dan saraf. Manusia rata-rata membutuhkan 1.100 miligram kolesterol per hari untuk
memelihara membran sel dan fungsi fisiologis lain (Anisa, 2009).
Kolesterol merupakan precursor dari semua steroid lain di tubuh seperti
kortikostoroid, hormon sex, asam empedu dan vitamin D. Kolesterol adalah produk
metabolisme hewan dan karenanya terdapat dalam makanan yang berasal dari hewan seperti
daging, hati, otak dan kuning telur. Sebagian besar kolesterol tubuh berasal dari sintesis (kira-
kira 700 mg/hari) dan sisanya berasal dari makanan. Kebanyakan sel dalam tubuh dapat
mensin tesis kolesterol, walaupun sebagian besar kolesterol disintesis dalam hati (Murray et
al., 2000). Kolesterol merupakan lipid amphipathic dan sebagai komponen essensial dari
stmktur membran dan lapisan luar dari lipoprolein plasma. Kolesterol terdapat dalam jaringan
dan lipoprotein plasma sebagai kolesterol bebas atau berikatan dengan asam lemak rantai
panjang sebagai kolesterol ester. Jaringan kolesterol disintesis dari acetyl CoA dan
dieliminasi dari tubuh sebagai kolesterol atau garam empedu lipoprotein mentransport
kolesterol bebas dalam sirkulasi, agar terjadi keseimbangan kolesterol pada lipoprotein dan
membran.
Sintesis kolesterol terdiri atas beberapa tahap dan acetyl CoA merupakan sumber
atom karbon, sintesis kolesterol dimulai dengan pembentukan mevalonat dari acetyl CoA.
Dua molekul acetyl CoA berkondensasi membentuk acetoacetyl CoA yang dikatalisasi oleh
enzim thiolase. Kemudian acetoacelyl CoA berkondensasi dengan molekul acetyl CoA
membentuk β hydroxyl β methyl glutaryl-CoA (HMG-CoA) yang kemudian dikonversi
menjadi mevalonat yang dikatalisasi oleh enzim HMG-CoA reductase. HMG-CoA
merupakan perantara penting dalam biosintesis kolesterol. Dari mevalonat dibentuk
isoprenoid dengan cara decarboxylasi (membuang CO2). Kemudian enam unit isoprenoid
berkondensasi membentuk skualan dan dari skualan dibentuk induk steroid lanosterol dan
setelah beberapa langkah termasuk pembuangan 3 gugus methyl dibentuk kolesterol (Murray
et al., 2000; Geoffrey et al.,1995).
Kolesterol dalam makanan diserap dari usus dan bersama dengan lipid lain termasuk
kolesterol yang disintesis dalam usus diinkorporasikan ke dalam chylomicron dan VLDL.
Setelah chyiloinikron melepaskan triglyserida dalam jaringan adiposa, sisa kilomikron akan
membawa kolesterol ke hati. Hati juga membentuk kolesterol. Sebagian kolesterol hati
dieksresikan dalam empedu dalam bentuk bebas maupun sebagai asam empedu. Sisa
kolesterol akan menjadi satu dengan VLDL. VLDL yang dibentuk dihati mengangkut
kolesterol ke dalam plasma Pada manusia kolesterol total plasma adalah sekitar 200 mg/ dl,
meningkat dengan bertambahnya umur dan bervariasi diantara individu. VLDL yang
mengandung kolesterol di metabolisme menjadi IDL dan LDL.
LDL kemudian masuk kedalam sel jaringan ekstrahepatik dengan cara endositosis.
Molekul LDL berikatan dengan reseptor pada membran sel dan interaksi ini memicu
endositosis LDL. Vesikel yang mengandung LDL bergabung dengan lisosom dan enzim
lisosom menghidrolisisester-ester kolesterol yang terdapat pada inti LDL. Kolesterol bebas
yang terbentuk masuk ke sitoplasma dan menghambat sintesis kolesterol, menghambat
pembentukan reseptor LDL, sebagian dirubah menjadi ester kolesterol dalam alat golgi dan
berdifusi dalam membran sel. Dari membran sei, kolesterol diambil oleh HDL dan diubah
menjadi ester kolesterol dan bergerak ke inti HDL, meninggalkan permukaan lipoprotein
bebas untuk menerima lebih banyak kolesterol. Kenaikan kolesterol intrasel menghambat
sintesis kolesterol dalam sel dan mengurangi suplai reseptor HDL yang baru sehingga intake
sel dikurangi. Sebagian dari kolesterol HDL dapat dipindahkan ke VLDL dan kilomikron dan
diolah kembali. Semua kolesterol yang dibuang dari tubuh harus memasuki hati dan dieksresi
dalam empedu baik sebagai kolesterol maupun sebagai asam kolat dalam garam empedu
(Murray et al., 2000:Geoffrey et al., 1995). Banyak penyelidik mendapatkankorelasi antara
kadar lipid serum dengan insidens atherosklerosis pada manusia. Darilipid-lipid serum,
kolesterol paling seringdi khususkan penting dalam hubungan ini. Pada penyakit arterial
dapat ditemukan kelainan seperti: kadar VLDL meninggi dengan kadar LDL kolesterol
normal, kadar LDL kolesterol meninggi dengan VLDL normal, kadar VL DL dan LDL
meninggi, hubungan terbalik kadar HDL dengan penyakit Jantung koroner. Beberapa ahli
berpendapat hubungan yang paling prediktif adalah rasio kolesterol LDL/HDL (Murray et al.,
2000).

2.6 Gangguan Klinis


Metabolisme lipid adalah proses kompleks yang melibatkan produksi, transportasi dan
penggunaan lemak untuk energi. Gangguan klinis metabolisme lipid ini merujuk pada
berbagai kondisi medis yang mempengaruhi pengolahan, transportasi, atau penggunaan
lemak dalam tubuh. Ada beberapa contoh gangguan klinis yang terkait dengan metabolisme
lipid, hal ini masih bersifat umum yaitu:
1. Hiperlipidemia: kondisi medis yang ditandai dengan tingginya kadar lipid (lemak)
dalam darah. Lemak dalam darah ini dapat menyebabkan kolesterol dan trigliserida.
Penyakit ini adalah faktor dari risiko utama bagi penyakit kardiovaskular seperti
penyakit jantung dan stroke. Penyakit ini terjadi karena beberapa faktor yaitu genetik,
gaya hidup tak sehat dan penyakit tertentu yaitu diabetes melitus atau hipotiroidisme.
Hiperlipidemia juga dapat berkembang dengan faktor kurangnya aktivitas fisik,
obesitas dan konsumsi alkohol berlebih. Penanganannya melibatkan dari gaya hidup
sehat, menjaga pola makan, berolahraga, menghindari kebiasaan merokok. Namun
bisa juga menggunakan obat dengan resep dokter.
2. Hiperkolesterolemia familial: adalah penyakit yang diwariskan secara genetik dan
juga memiliki tanda tingginya kadar kolesterol di darah sejak lahir. Kondisi tersebut
bisa terjadi dikarenakan adanya mutasi pada gen yang terkait dengan metabolisme
kolesterol.
3. Hypertriglyceridemia familial: merupakan penyakit hiperlipidemia, dimana penyakit
ini memiliki tanda kadar trigliserida dalam darah sejak lahir ataupun usia dini.
4. Sindrom Metabolik: termasuk obesitas abdominal yang merupakan kombinasi faktor
resiko kesehatan. Sindrom metabolik ini biasanya meningkatkan resiko penyakit
jantung, diabetes tipe 2 dan juga stroke.
5. Xantomatosis: terjadinya penumpukan xanthoma, hingga adanya timbunan lemak
kuning di kulit hingga organ dalam tubuh. Biasanya penyakit ini menjadi pertanda
dari kelainan metabolisme lipid dan hiperlipidemia.
6. Defisiensi enzim: merupakan kelainan genetik yang membuat kekurangan enzim yang
memiliki peran di metabolisme lipid. Dimana bia menghambat pemecah trigliserida di
dalam darah yang bisa menyebabkan hipertrigliseridemia.
7. Hypoalphalipoproteinemia: kadar kolesterol HDL lebih rendah pada umumnya di
dalam darah. Penyakit ini bisa meningkatkan resiko penyakit jantung.
8. Displimedia: gangguan yang menyebabkan ketidak seimbangnya kadar lemak di
darah, dimana termasuk naiknya kolesterol total, kolesterol LDL/trigliserida, hingga
penurunan kadar kolesterol HDL. gangguan ini bisa menaikan resiko penyakit
jantung.
Namun untuk mendapatkan diagnosis terbaik, kita penting untuk mendapatkannya
dari dokter atau ahli gizi yang baik jika adanya gangguan klinis metabolisme lipid. Gangguan
ini terhubung pada evaluasi menyeluruh, hal ini termasuk anamnesis, pemeriksaan fisik dan
tes lab untuk menentukan jenis serta gangguan yang kita alami, setelah itu melakukan
perawatan yang terbaik untuk mengatasi gangguan tersebut.

2.7 Pemecah asam lemak


Pemecah asam lemak adalah enzim yang bertanggung jawab untuk menguraikan atau
memecah asam lemak menjadi komponen-komponen yang lebih sederhana. Enzim ini disebut
lipase.
Lipase adalah jenis enzim yang diproduksi di berbagai organisme, termasuk manusia.
Di tubuh manusia, lipase diproduksi di pankreas dan kelenjar saliva. Fungsinya adalah untuk
memecah lemak yang dikonsumsi dalam makanan menjadi asam lemak dan gliserol, sehingga
dapat diserap oleh tubuh.
Asam lemak sendiri adalah molekul-molekul lemak yang terdiri dari rantai karbon
yang terkait dengan atom hidrogen. Mereka memiliki berbagai fungsi dalam tubuh, termasuk
sebagai sumber energi, penyusun membran sel, dan sebagai bahan baku untuk sintesis
hormon dan zat-zat lainnya.
Proses pemecahan asam lemak oleh lipase terjadi dalam saluran pencernaan. Setelah
makanan mengandung lemak masuk ke perut, lipase dilepaskan dalam jumlah yang lebih
besar oleh pankreas ke dalam usus halus. Di sana, lipase bekerja dengan bantuan empedu,
yang diproduksi oleh hati, untuk mengemulsi lemak menjadi partikel-partikel kecil yang
disebut micelles. Micelles ini kemudian dapat diserap oleh dinding usus halus dan digunakan
oleh tubuh.
Pemecah asam lemak atau lipase juga hadir dalam bentuk suplemen enzim yang dapat
digunakan untuk membantu pencernaan lemak bagi mereka yang memiliki gangguan
pencernaan, seperti pankreatitis atau gangguan malabsorpsi lemak.

2.8 Sintesis Asam Lemak


Sintesis de novo adalah pembentukan asam lemak (palmitat) dari asetil KoA Asetil-
KoA ini berasal dari glikolisis dan dari katabolisme asam-asam amino. Sintesis de novo
terjadi terutama di dalam hati untuk kemudian sebagian besar diangkut dan disimpan dalam
jaringan lemak dalam bentuk trigliserida. Sintesis terjadi terutama di dalam hati untuk
kemudian sebagian besar diangkut dan disimpan dalam jaringan lemak dalam bentuk
trigliserid
Proses ini terjadi di sitosol, sedangkan asetil-KoA yang merupakan bahan dasarnya, terbentuk
dari piruvat di dalam mitokondria Asetil-KoA keluar dari mitokondria dengan jalan
membentuk sitrat setelah bereaksi dengan oksaloasetat. Reaksi ini adalah sebagian dari siklus
TCA (tricarboxylicacid acid).
Enzim yang mengkatalisis biosintesis asam lemak merupakan enzim kompleks yang terdiri
dari tujuh protein. Tahapan Sintesis Asam Lemak sebagai berikut:
1) Pengangkutan asetil-KoA ke dalam sitoplasma Asetil-KoA yang terdapat dalam
mitokondria berasal dari tiga sumber yaitu, dekarboksilasi asam piruvat, degradasi asam
amino dan, β-oksidasi asam lemak. Senyawa beratom C dua buah diatas tidak dapat
keluar menembus dinding mitokondria untuk menuju ke Sitosol tempat berlangsungnya
sintesis asam lemak.
2) Pengubahan asetil-KoA menjadi malonil-KoA Satuan yang memperpanjang rantai pada
biosentesis asam lemak adalah malonil-KoA. Pembentukan senyawa ini dikatalisis oleh
enzim asetil-KoA karboksilase yang membutuhkan biotin, CO2 dan ATP.
3) Transfer gugus asil ke kompeks enzim Senyawa yang bertindak sebagai pemula rantai
asam lemak adalah asetil-KoA. Senyawa aktif yang beratom C sebanyak dua buah ini di
kait oleh ACP yang selanjutnya di tempelkan ke enzim β-ketoasil-ACP sintas.
4) Gugus malonil terikat pada ACP Malonil-KoA, yang dibentuk melalui reaksi
karboksilasi asetil-KoA, selanjutnya di kait oleh ACP. Malonil-S-KoA +HS-ACP,
malonil-S-ACP+KoA-SH dengan bantuan ACPmalonil transferase.
5) Reaksi kondensasi Setelah kedua gugus yang akan bereaksi yaitu asetil dan malonil
berada pada kompleks enzim maka terjadilah reaksi kondensasi
6) Dehidrasi Senyawa yang terbentuk pada reaksi reduksi di atas didehidrasi pada tahap ini.
Senyawa yang terbentuk tidak 18 jenuh pada atom C α dan β, ikatan gandanya adalah
trans dan dinamakan asil-S-ACP tak jenuh.
7) Reaksi reduksi kedua Enzim enoil-ACP reduktase (NADPH) mereduksi krotonil-SACP
menjadi butiril-S-ACP. Senyawa yang masih tetap terkait pada kompleks melalui kait 4’
fosfopantenin kemudian dipindahkan ke enzim sintase. Oleh karena itu maka ACP
menjadi bebas dan dapat mengkait malonil-KoA berikutnya.

2.9 Malonil KoA


Satuan yang memperpanjang rantai pada biosintesis asam lemak adalah malonil-KoA.
Pembentukan senyawa ini dikatalisis oleh enzim asetil-KoA Pembentukan senyawa ini
dikatalisis oleh enzim asetil-KoA kaboksilase yang membutuhkan biotin, CO2 dan ATP.13
Malonil-KoA, yang dibentuk melalui reaksi karboksilasi asetil-KoA, selanjutnya dikait oleh
ACP. Malonil-S-KoA +HS-ACP malonil-S-ACP+KoA-SH dengan bantuan ACP-malonil
transferase.
Proses sintesis de novo meliputi pembentukan malonil KoA. Urutan proses dari
sintesis de novo adalah:
 Pembentukan malonil-KoA. Malonil-KoA adalah senyawa yang diperlukan sebagai
penambah 2-atom C pada sintesis de novo. Malonil-KoA disentisis dari asetil- KoA,
yang mengalami karboksilasi dengan katalisis asetil-KoA karboksilase. Reaksi ini
memerlukan energi yang diperoleh dari ATP.
 Síntesis palmitat dari asetil-KoA. Di sini, asetil-KoA berfungsi sebagai ‖primer‖ untuk
sintesis lemak. Keseluruhan reaksinya dikatalisis oleh sejumlah enzim yang bergabung
dalam komplek sintetase asam lemak. Komplek ini berupa dimer yang terdiri 2 monomer
identik. Tiap monomernya tersusun atas rangkaian peptide yang terdiri atas 7 aktivitas
enzim yang di bagian ujungnya terdapat suatu protein pengikat gugus asil (Acyl Carrier
Protein = ACP). Palmitat itu kemudian dapat diesterifikasi membentuk trigliserida atau
fosfolipida atau kolesterol ester. Sebagian lagi membentuk asam lemak baru dengan
pemanjangan rantai, desaturasi atau gabungan keduanya (kedua proses-proses ini
palmitat harus diaktifkan terlebih dahulu, oleh enzim tiokinase, menjadi palmitil-KoA).
2.10 Metabolisme asam lemak tak jenuh

2.10.1 Pengertian asam lemak tak jenuh


Asam lemak tidak jenuh merupakan jenis asam lemak yang hanya memiliki satu
ikatan tunggal dan satu ikatan rangkap pada molekulnya. Pada umumnya, asam lemak tak
jenuh dibagi menjadi dua jenis yaitu Asam Lemak tak jenuh tunggal (Mono Unsaturated
Fatty Acid/MUFA) dan Asam Lemak tak jenuh ganda Asam Lemak tak jenuh jamak (Poly
Unsaturated Fatty Acid/PUFA). Asam lemak tak jenuh tunggal merupakan jenis asam lemak
yang mempunyai 1 (satu) ikatan rangkap pada rantai atom karbon. Asam lemak ini tergolong
dalam asam lemak rantai panjang (LCFA), yang kebanyakan ditemukan dalam minyak
zaitun, minyak kedelai, minyak kacang tanah, minyak biji kapas, dan kanola (Sartika, 2008).
Salah satu bentuk dari asam lemak tak jenuh adalah asam oleat. Asam oleat merupakan lemak
baik yang bermanfaat bagi tubuh yaitu untuk menurunkan kadar kolesterol dan juga memiliki
kemampuan untuk meningkatkan kolesterol HDL yang dapat menurunkan risiko terjadinya
penyakit jantung (Aisyah dkk, 2019). Contoh lain dari asam lemak tak jenuh adalah asam
nervonat yang bermanfaat untuk kesehatan otak, asam palmitoleat yang bermanfaat
menurunkan risiko terjadinya penyakit Non-Alcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD) melalui
perannya yaitu menurunkan lipogenesis di hati (Aisyah dkk, 2019).
Asam lemak tak jenuh jamak (PUFA) adalah asam lemak yang mengandung dua atau
lebih ikatan rangkap dan mempunyai titik leleh yang lebih rendah dibanding MUFA. Kacang
dan biji-bijian merupakan sumber alami dari PUFA. PUFA (asam lemak arakhidonat, linoleat
dan linolenat) antara lain berperan penting dalam transpor dan metabolisme lemak, fungsi
imun, mempertahankan fungsi dan integritas membran sel. Asam lemak omega3 dapat
membersihkan plasma dari lipoprotein kilomikron dan kemungkinan juga dari VLDL (Very
Low-Density Lipoprotein), serta menurunkan produksi trigliserida dan apolipoprotein β (beta)
di dalam hati. Selain berperanan dalam pencegahan penyakit jantung koroner dan artritis,
asam lemak omega-3 dianggap penting untuk memfungsikan otak dan retina secara baik
(Aisyah dkk, 2019).
2.10.2 Metabolisme asam lemak tak jenuh
Dalam tubuh, asam lemak jenuh, selain diperoleh dari makanan, juga dapat disintesis
dari asam lemak jenuh. Proses dikatalisis oleh serangkaian enzim yang dikenal sebagai sistem
desaturasi asam lemak, yang terdapat pada mikrosom. Ikatan rangkap yang pertama selalu
terbentuk di antara atom C-9 dan atom C-10. Pada mammalia sistem enzim desaturasi hanya
bekerja pada asam-asam lemak dengan 16 atau atom C. Asam lemak monoenoat
(monounsaturated: asam lemak dengan 1 ikatan rangkap) tersebut selanjutnya dapat pula
disintesis, dengan sistem enzim yang sama, menjadi asam lemak polienoat, dengan
penambahan satu atau beberapa ikatan rangkap lagi.
Ikatan rangkap kedua dan seterusnya tersebut, pada hewan selain terbentuk kearah
gugus karboksil, dengan jarak 3 atom C dari ikatan rangkap yang sebelumnya (pada tumbuh-
tumbuhan, penambahan ikatan rangkap dapat terjadi karah gugus karboksil maupun kearah
atom C-Ȧ). Akibatnya, selalu terbentuk asam polienoat dengan pola sbb: CH3 .......- C = C -
C – C = C -..... COOH. Ikatan rangkap yang terbentuk juga selalu dalam konfigurasi cis.
Dengan kombinasi antara proses desaturasi dan pemanjangan rantai dapat terbentuk berbagai
asam polienoat dengan panjang rantai yang berbeda-beda. Contoh: sistem nomeklatur
(pemberian nama) asam-asam lemak. Asam-asam lemak dari suatu seri pada desaturasi dan
pemanjangan rantai selalu menghasilkan asamasam lemak dari seri yang sama. Sebaliknya,
asam-asam lemak dari seri yang satu tidak dapat berubah menjadi asarn-asam lemak dari seri
yang lain. Karena mammalia hanya dapat mensintesis asam lemak jenuh dengan jumlah atom
C > 16, dan karena ikatan-ikatan rangkap berikutnya selalu terbentuk ke arah gugus
karboksil, maka mammalia tidak dapat mensintesis asam-asam lemak dari seri Ȧ < 7.

2.11 Aplikasi LDL dan HDL


LDL (Low-Density Lipoprotein) dan HDL (High-Density Lipoprotein) adalah dua
jenis lipoprotein yang berperan penting dalam metabolisme lipid, khususnya dalam
transportasi dan pengaturan kolesterol dalam tubuh.

2.11.1 LDL (Low-Density Lipoprotein):


LDL sering disebut sebagai "kolesterol jahat" karena dapat menyebabkan
penumpukan plak di dinding arteri jika terjadi peningkatan yang berlebihan. Fungsi utama
LDL adalah mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan tubuh, termasuk ke sel-sel yang
membutuhkan kolesterol untuk membangun membran sel dan sintesis hormon. Namun, jika
konsentrasi LDL dalam darah terlalu tinggi atau jika partikel LDL mengalami modifikasi
oksidatif, mereka dapat menumpuk di dinding arteri dan menyebabkan aterosklerosis
(pengerasan arteri) yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
2.11.2 HDL (High-Density Lipoprotein):
HDL sering disebut sebagai "kolesterol baik" karena memiliki efek protektif terhadap
kesehatan kardiovaskular. HDL membantu mengangkut kolesterol berlebih dari jaringan
tubuh, termasuk dari plak di dinding arteri, dan membawa kembali ke hati untuk pengeluaran
atau pengubahan ulang. Selain itu, HDL memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan
antitrombotik yang membantu melindungi dinding arteri dari kerusakan dan mengurangi
risiko terjadinya peradangan dan pembekuan darah yang berlebihan.
Dalam metabolisme lipid, peran LDL dan HDL sangat penting untuk menjaga
keseimbangan kolesterol dalam tubuh. Kolesterol merupakan molekul penting dalam banyak
proses biologis, tetapi konsentrasi yang tinggi dalam darah dapat menjadi faktor risiko untuk
penyakit kardiovaskular. Dalam keadaan normal, hati mengatur jumlah dan jenis lipoprotein
yang diproduksi berdasarkan kebutuhan tubuh. Jika terjadi ketidakseimbangan antara LDL
dan HDL, seperti peningkatan LDL atau penurunan HDL, risiko terjadinya aterosklerosis dan
penyakit jantung dapat meningkat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metabolisme lipid adalah proses biokimia dalam tubuh berupa pemecahan atau
penyimpanan lemak untuk energi. Lemak ini berasal dari makanan yang telah dikonsumsi
dan disintesis oleh hati hewan. Metabolisme lipid berfungsi untuk memungkinkan organ-
organ tubuh untuk menggunakan energi atau menyimpan energi pada adiposa atau lemak
tubuh. Proses dari metabolisme lipid berlangsung dalam beberapa tahap yaitu penyerapan
lipid, mobilisasi lipid, oksidasi lipid, sintesis lipid, dan transpor lipid. Pada proses
metabolisme lipid terdapat enzim yang berperan dalam memecah asam lemak menjadi
komponen-komponen yang lebih sederhana yaitu lipase. Proses metabolisme menghasilkan
keton yang beredar di dalam darah melalui pembuluh darah dan diedarkan menuju organ-
organ penting seperti otak dan otot sebagai energi pengganti Pada proses oksidasi lipid asam
lemak yang dihasilkan pada proses lipolisis masuk ke dalam mitokondria dan mengalami
oksidasi yang merubahnya menjadi ATP. Selanjutnya proses sintesis asam lemak yang terjadi
di hati yang kemudian sebagian besar lemak diangkut dan disimpan dalam jaringan lemak
dalam bentuk trigliserida. Kemudian terdapat lipoprotein yang berperan dalam transportasi
lipid. Lipoprotein terdiri atas LDL (Low-Density Lipoprotein) dan HDL (High-Density
Lipoprotein). LDL berperan dalam pengangkutan kolesterol dari hati ke jaringan tubuh,
termasuk ke sel-sel yang membutuhkan kolesterol untuk membangun membran sel dan
sintesis hormon dan HDL berperan dalam mengangkut kolesterol berlebih dari jaringan
tubuh, termasuk dari plak di dinding arteri, dan membawa kembali ke hati untuk pengeluaran
atau pengubahan ulang.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan paper ini, oleh
karena itu apabila terdapat kritik dan saran terhadap penulisan paper ini akan kami terima
dengan senang hati demi kebaikan penulisan paper ini. Semoga adanya informasi dalam
paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran
Hewan dalam mengetahui bagaimana mekanisme dari metabolisme lipid.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, N. F., Aisyah, N., Kusuma, T. S., & Widyanto, R. M. (2019, September). Profil
Asam Lemak Jenuh Dan Tak Jenuh serta Kandungan Kolesterol Nugget Daging
Kelinci New Zealand White (Oryctolagus cuniculus). Jurnal AL-AZHAR INDONESIA
SERI SAINS DAN TEKNOLOGI, 5(2), 92-100.
Sartika, R. A. D. (2008, Februari 4). Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam
Lemak Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 2(4), 154-
160.
Wahjuni, S. (2013). METABOLISME BIOKIMIA. Udayana University Press.
Ferrier, D. R., ed. Lippincott Illustrated Reviews: Biochemistry, 7th ed. Philadelphia:Wolters
Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins, 2017, Chapter 15: Metabolism of
Dietary Lipids, Chapter 18: Cholesterol and Steroid Metabolism.
Le, T., and V. Bhushan. First Aid for the USMLE Step 1, 29th ed. New York: McGraw Hill
Education, 2018, 92–94.
Lieberman, M., and A. Peet, eds. Marks' Basic Medical Biochemistry: A Clinical Approach,
5th ed. Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins, 2018,
Chapter 29: Digestion and Transport of Dietary Lipids, Chapter 32: Cholesterol
Absorption: Synthesis, Metabolism and Fate Section.
http://etheses.uin-malang.ac.id/972/5/07620016%20Bab%202.pdf. Diakses pada
Kamis 15 Juni 2023.
Siregar, F. A., Makmur, T. 2020. Metabolisme Lipid Dalam Tubuh. Jurnal Inovasi
Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera
Utara. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/8652/4/4.%20Chapter2.doc.pdf. Diakses
pada Kamis, 15 Juni 2023.
Maharani, dkk. 2022. Makalah Metabolisme Lemak dan Sintesis Asam Lemak. Fakultas
Teknologi Kesehatan dan Sains ITKES Muhammadiyah Sidrap.

Anda mungkin juga menyukai