UNIVERSITAS TIDAR
2019
1
DAFTAR ISI
2.3 Proses Pembentukan Asetil Koa Dari Asam Lemak Melalui ß Oksidasi....10
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Di dalam retikulum endoplasma halus dari sel epitel usus, asam lemak
bebas bergabung dengan monogliserida membentuk trigliserida. Sintesis
potein di sel epitel berfungsi untuk mengemas trigliserida, fospolipit dan
kolesterol membentuk kilomikron.
Pada dasarnya kilomikron mengemulsi lemak sebelum masuk ke aliran
darah. Proses ini menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak usus halus
dalam upaya mengemulsi lemak makan selama proses pencernaan. Dalam
absorbsi trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol) yang terbentuk dalam
usus halus dikemas untuk diabsorbsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah.
Bahan bahan ini tergabung dengan protein yang khusus dan membentuk alat
angkut lipid yang dinamakan lipoprotein.
Tubuh membentuk empat macam lipoprotein, low dencity lipoprotein
(LDL), very low dencity lippoprotein (VLDL), dan high dencity lippoprotein
(HDL). Lipoprotein yang mengangkut lemak dari saluran cernakedalam tubuh
dinamakan kilomikron. Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus halus ke
dalam sistem limfe untuk kemudian melalui duktus torasikus di sepanjang
tulang belakang masuk ke dalam vena besar tengkuk dan seterusnya masuk ke
dalam aliran darah.
5
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut
dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut
emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel
ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida
(lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron.
Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan
bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah.
Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan
adiposa.
6
energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi
dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari
diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses
pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan
menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari
hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun
akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di
sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat
mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat
disimpan sebagai trigliserida. Beberapa lipid non gliserida disintesis
dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami kolesterogenesis menjadi
kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis
membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga
berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi
butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan
keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang
dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan
kematian.
7
2.2.2. Metabolisme Gliserol
Hidrolisis lemak menghasilkan asam lemak dan gliserol. Asam
lemak akan mengalami beta-oksidasi menjadi asetil Co-A.
Selanjutnya, asetil Co-A akan memasuki daur atau siklus Krebs.
Sementara itu, gliserol akan diubah menjadi
senyawa fosfogliseraldehid (G3P) agar dapat memasuki reaksi
glikolisis.
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi
sumber energi. Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur
metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol
mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat.
Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk
dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur glikolisis.
8
2.2.2.2.Oksidasi Gliseraldehid-3-Phosphat(G-3-P)
Pada tahap ini, G-3-P mengalami 2 reaksi yaitu oksidasi dan
phosphorilasi. Produk dari tahap ini adalah glicerat-1,3-bisphosphat.
Glicerat-1,3-bisphosphat memiliki energi ikatan yang besar, dan
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan ATP( Trudy McKee, 2002:
240).
9
2.3 Proses Pembentukan Asetil KoA dari asam lemak melalui ß oksidasi
Oksidasi asam lemak terjadi di dalam mitokondria. Oksidasi asam lemak
bertujuan untuk menghasilkan ATP, serta berlangsung di mitokondria,
memerlukan NAD+ dan FAD, terjadi pada keadaan kelaparan dan DM. Reaksi
ini bila berlebihan menyebabkan ketoasidosis (Wulandari,2015).
Proses β-oksidasi adalah pemecahan 2 atom karbon sekaligus dari molekul
asil-KoA. Tahap reaksi ini meliputi aktifasi dalam hal ini melibatkan karnitin,
dehidrogenasi, hidratasi, dehidrogenasi dan tiolasi. Dalam Rusdiana (2004),
asam lemak bergabung dengan carnitin (derivat lysin) menembus membran
mitokondria mengalami β-oksidasi menghasilkan 2 karbon dengan
menghasilkan banyak energi. Beta oksidasi terjadi di hati dan jaringan lemak.
Oksidasi terjadi pada atom C kedua dari gugus karboksil (rantai C beta). Pada
setiap setiap oksidasi akan kehilangan 2 atom C untuk menghasilkan 1 mol
asetil Co-A. Sebagai perbandingan, katabolisme 1 mol asam lemak
(mengandung 6 atom C) menghasilkan 44 mol ATP, sedangkan 1 mol glukosa
(juga mengandung 6 atom C) hanya menghasilkan 36 mol ATP, berarti
oksidasi asam lemak menjadi energi sangat efisien. Jika asetil Co-A dari asam
piruvat mencukupi untuk sumber energi, maka asetil Co-A akan diubah
menjadi asam lemak sebagai cadangan sumber energi.
Secara Keseluruhan Proses Oksidasi beta berlangsung melalui 2 tahap.
Tahap pertama yaitu aktivasi asam lemak yang terjadi di dalam sitoplasma
menjadi Asil-KoA dikatalisis enzim tiokinase. Tahap kedua berlangsung
dalam mitokondria, serta terjadi pemindahan Asil-KoA dari sitoplasma ke
dalam mitokondria oleh “Sistem Transporter Karnitin” . Sistem Transporter
Karnitin, terdiri dari 3 enzim karnitin, yaitu enzim karnitin asil transferase
I(A), enzim karnitin asil transferase II (B), dan enzim karnitin asil karnitin
translokase (C).
Pada sistem transporter karnitin, asil lemak KoA akan berikatan dengan
karnitin untuk membentuk asil lemak kartitin yang kemudian menembus
membran mitokondria. Disalam mitokondria, asil lemak karnitin akan bereaksi
dengan koenzim A sehingga terbentuk asil lemak KoA dan karnitin kembali.
Karnitin kemudian keluar dari mitokondria untuk membawa asil lemak KoA
yang lainnya (Anonim, 2019).
10
Asil lemak KoA yang telah memasuki mitokondria kemudian akan
menjalani beta oksidasi melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Asil lemak KoA akan diubah menjadi enoil-KoA oleh enzim asil KoA
dehidrogenase. Pada reaksi ini FAD sebagai koenzim direduksi
menjadi FADH2.
2. Ikatan rangkap pada enoil-KoA dihidrasi menjadi hidroksiasil KoA
oleh enzim enoil KoA hidratase.
3. Hidroksiasil KoA dioksidasi menjadi ketoasil-KoA menggunakan
enzim β hidroksiasil KoA dehidrogenase. Pada reaksi ini NAD sebagai
koenzim direduksi menjadi NADH.
4. Reaksi tahap akhir dimana β hidroksiasil KoA bereaksi bebas
menghasilkan asetil KoA dan sisa asam lemak, reaksi tersebut karena
aktivasi enzim asetil KoA asiltransferase.
5. Asetil KoA akan lepas dan meninggalkan sisa asam lemak yang akan
dipotong lebih lanjut menjadi asetil KoA yang lain.
11
oksaloasetat akan menurun jika karbohidrat tidak tersedia atau penggunaannya
tidak sebagaimana mestinya. Oksaloasetat dalam keadaan normal dibentuk
dari piruvat. Pada puasa atau diabetes, oksaloasetat dipakai untuk membentuk
glukosa pada jalur glukoneogenesis dan demikian tidak tersedia untuk
kondensasi dengan asetil KoA. Pada keadaan ini asetil KoA dialihkan
kepembentukan asetoasetat dan D-3- hidroksibutirat. Asetoasetat, D- 3-
hidroksibutirat dan Aseton disebut dengan zat keton (Poedjiadi, 2012).
12
b. Reaksi kedua ialah reaksi pembentukan enoil KoA dengan cara
oksidasi. Enzim asil KoA dehidrogenase berperan sebagai katalis
dalam reaksi ini. Koenzim yang dibutuhkan dalam reaksi ini adalah
FAD yang berperan sebagai akseptor hidrogen. Dua molekul ATP
dibentuk untuk tiap pasang elektron yang sitransportasikan dari
molekul FADH2 melalui transpor elektron.
13
Dari reaksi – reaksi tahap 1 sampai tahap 5, tampak bahwa
semua substrat adalah derivat dari asil koenzim A. Terbentuknya
asil koenzim A dari asam lemak memerlukan energi yang
diperoleh dari ATP. Perubahan ATP menjadi AMP berarti ada dua
buah ikatan fosfat berenergi tinggi yang digunakan untuk
membentuk asetil koenzim A. Semua enzim yang bekerja dalam
reaksi – reaksi tersebut terdapat pada mitokondria, sehingga energi
yang ditimbulkan dapat disimpan lebih efisien.
Energi yang dihasilkan dari asam heksanoat hingga
terbentuk CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat dapat dihitung
sebagai berikut:
14
L-metilmalonil koenzim A ini pada reaksi berikutnya diubah
menjadi suksinil koenzim A, dengan enzim metilmalonil KoA
mutase sebagai katalis dan deoksiadenosilkobalamin sebagai
koenzim (vitamin B12).
2.4.2. Oksidasi Asam Lemak Tidak Jenuh
Seperti pada asam lemak jenuh, tahap pertama oksidasi asam
lemak tidak jenuh adalah pembentukan asil koenzim A. Selanjutnya
molekul asil koenzim A dari asam lemak tidak jenuh tersebut
mengalami pemecahan melalui proses 𝛽 oksidasi seperti molekul asam
lemak jenuh, hingga terbentuk senyawa sis – sis – asil KoA atau trans
– sis – asil KoA, yang tergantung pada letak ikatan rangkap pada
molekul tersebut. Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dari
proses oksidasi ini, akan diberikan contoh oksidasi asam linoleat.
Linoleil KoA yang terbentuk pada tahap pertama, kemudian
dipecah melalui proses 𝛽 oksidasi, sehingga menghasilkan 3 molekul
asetil KoA dan ∆3 sis - ∆6 –sis-dienoil KoA, yang oleh enzim
isomerase diubah menjadi ∆2-trans-∆6-dienoil KoA. Senyawa ini
kemudian mengalami proses 𝛼 oksidasi sehingga menghasilkan 2
molekul asetil KoA dan ∆2-sis-enoil KoA yang oleh enzim hidratase
diubah menjadi D(-) 𝛽 – hidroksiasil KoA dan seanjutnya mengalami
proses epimerase membentuk L(+) 𝛽 – hidroksiasil KoA. Senyawa ini
kemudian mengalami proses 𝛽 oksidasi dan dengan terbentuknya 4
molekul asetil KoA maka selesailah rangkaian reaksi kimia pada
proses oksidasi asam linoleat tersebut. Dari 1 molekul asam linoleat
terbentuk 9 molekul asetil KoA.
15
16
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2019). Info Pendidikan dan Biologi : Beta(Β) Oksidasi Asam Lemak.
Sumber : https ://www.edubio.info/beta-oksidasi-asam-lemak. Diakses pada
Minggu, 24 Nopember 2019.
18