Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIOKIMIA

“METABOLISME LIPID PADA TUBUH”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia

DosenPengampu: Rina Rahayu,M.Pd.

Disusun oleh : Kelompok 9

1. Nur Laela (1710303044)


2. Ainun Uli Nasukha (1710303060)
3. Umi Khoirunisa (1710303084)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

2019

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 3

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

2.1 Proses Transpor Lemak Pada Tubuh Manusia ............................................. 4

2.2 Proses Pembentukan Gliseraldehid 3 Fosfat Dari Gliserol .......................... 5

2.3 Proses Pembentukan Asetil Koa Dari Asam Lemak Melalui ß Oksidasi....10

2.4 Proses Oksidasi Asam Lemak Jenuh Dan Tak Jenuh................................. 12

BAB III SIMPULAN ............................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua bahan makanan seperti: glukosa, asam amino, dan asam lemak
dapat dimetabolisme menjadi sumber energi (ATP). Energi antara lain
berguna untuk aktivitas otot, sekresi kelenjar, memelihara membran potensial
sel saraf dan sel otot, sintesis substansi sel. Zat-zat lain yang berasal dari
protein berguna untuk pertumbuhan dan reparasi jaringan tubuh.Metabolisme
adalah seluruh reaksi biokimiawi yang terjadi di dalam sel tubuh makhluk
hidup. Metabolisme dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam proses
yaituanabolisme (penyusunan) dan katabolisme (penguraian). Anabolisme
adalah sintesis makromolekul seperti protein, polisakarida, dan asam nukleat
dari bahan-bahan yang kecil. Proses sintesis demikian tidak dapat berlangsung
tanpa adanya masukan energi. Secara langsung atau tidak langsung, ATP
merupakan sumber energi bagi semua aktifitas anabolik di dalam sel.
Metabolisme memerlukan keberadaan enzim agar prosesnya berjalan cepat.
Hasil proses metabolisme berupa energi dan zat-zat lain yang diperlukan oleh
tubuh.
Metabolisme lemak adalah proses internal untuk menghancurkan asam
lemak,merupakan bagian penting dari makanan, menjadi komponen-
komponen yang dapat digunakan. Asam lemak mempunyai fungsi untuk
membangun protein baru dan untuk menyimpan energi. Asam lemak akan
mengalami oksidasi yang disebut dengan oksidasi beta. Oksidasi beta
merupakan oksidasi utama bagi asam lemak karena pada proses oksidasi ini
akan menghasilkan asetil KoA dan energi dalam bentuk ATP. Terdapat juga
proses lipolisis yaitu proses pemecahan lemak menjadi asam lemak.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana proses transpor lemak pada tubuh manusia ?
1.2.2 Bagaimana proses pembentukan Gliseraldehid 3 fosfat dari gliserol ?
1.2.3 Bagaimana proses pembentukan Asetil KoA dari asam lemak melalui
ß oksidasi?
1.2.4 Apa yang membedakan proses oksidasi asam lemak jenuh dan tak
jenuh?
1.3 Tujuan Makalah
1.3.1 Untuk mengetahui proses transpor lemak pada tubuh manusia
1.3.2 Untuk mengetahui proses pembentukan Gliseraldehid 3 fosfat dari
gliserol
1.3.3 Untuk mengetahui proses pembentukan Asetil KoA dari asam lemak
melalui ß oksidasi
1.3.4 Untuk mengetahui perbedaan proses oksidasi asam lemak jenuh dan
tak jenuh

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Transpor Lemak


Pencernaan lemak terutama terjadi di dalam usus, karena dalam mulut dan
lambung tidak terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis lemak. Hasil
akhir proses pencernaan lemak ialah asam lemak, gliserol, monogliserida,
digliserida serta sisa trigliserida. Dalam darah, lemak diangkut dalam tiga
bentuk, yaitu berbentuk kilomikron, partikel lipoprotein yang sangat kecil, dan
bentuk asam lemak yang terikat dalam albumin. Kilomikron yang
menyebabkan darah tampak keruh, terdiri asam lemak 81 – 81%, protein 2%,
fosfolipid 7% dan kolesterol 9%. Kekeruhan akan hilang dan darah menjadi
jernih kembali apabila darah telah mengalir melalui beberapa organ tubuh atau
jaringan – jaringan, karena terjadinya proses hidrolisis lemak oleh enzim
lipoprotein lipase. Lipoprotein lipase terdapat dalam sebagian besar jaringan,
dan terdapat dalam jumlah banyak pada jaringan adiposa dan otot jantung.
Sebagian besar lemak yang diabsorpsi diangkut ke hati. Lemak diubah
menjadi fosfolipid yang kemudian diangkut ke organ – organ maupun jaringan
– jaringan tubuh (Poedjiadi & Supriyanti, 2012).

4
Di dalam retikulum endoplasma halus dari sel epitel usus, asam lemak
bebas bergabung dengan monogliserida membentuk trigliserida. Sintesis
potein di sel epitel berfungsi untuk mengemas trigliserida, fospolipit dan
kolesterol membentuk kilomikron.
Pada dasarnya kilomikron mengemulsi lemak sebelum masuk ke aliran
darah. Proses ini menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak usus halus
dalam upaya mengemulsi lemak makan selama proses pencernaan. Dalam
absorbsi trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol) yang terbentuk dalam
usus halus dikemas untuk diabsorbsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah.
Bahan bahan ini tergabung dengan protein yang khusus dan membentuk alat
angkut lipid yang dinamakan lipoprotein.
Tubuh membentuk empat macam lipoprotein, low dencity lipoprotein
(LDL), very low dencity lippoprotein (VLDL), dan high dencity lippoprotein
(HDL). Lipoprotein yang mengangkut lemak dari saluran cernakedalam tubuh
dinamakan kilomikron. Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus halus ke
dalam sistem limfe untuk kemudian melalui duktus torasikus di sepanjang
tulang belakang masuk ke dalam vena besar tengkuk dan seterusnya masuk ke
dalam aliran darah.

2.2 Proses Pembentukan Gliseraldehid 3 Fosfat dari Gliserol


2.2.1. Metabolisme lipid
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah
dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam
lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak
dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid.
Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta)
menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur
ini.

Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan


bagian non polar berada di sisi dalam

5
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut
dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut
emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel
ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida
(lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron.
Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan
bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah.
Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan
adiposa.

Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai


pengangkut trigliserida

Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adiposa


Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera
dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam
lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan
trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi.
Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan
menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan
lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut
ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan
disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA).
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan
adalah asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat
telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu
membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan

6
energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi
dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari
diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses
pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan
menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari
hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun
akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di
sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat
mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat
disimpan sebagai trigliserida. Beberapa lipid non gliserida disintesis
dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami kolesterogenesis menjadi
kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis
membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga
berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi
butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan
keton dapat menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang
dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat menyebabkan
kematian.

Ikhtisar metabolisme lipid

7
2.2.2. Metabolisme Gliserol
Hidrolisis lemak menghasilkan asam lemak dan gliserol. Asam
lemak akan mengalami beta-oksidasi menjadi asetil Co-A.
Selanjutnya, asetil Co-A akan memasuki daur atau siklus Krebs.
Sementara itu, gliserol akan diubah menjadi
senyawa fosfogliseraldehid (G3P) agar dapat memasuki reaksi
glikolisis.
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi
sumber energi. Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur
metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol
mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat.
Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk
dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur glikolisis.

Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol

Proses Pembentukan Gliseraldehid 3 fosfat dari gliserol


(Glikolisis)

2.2.2.1.Interkonversi Gliseraldehid-3-Phosphat dan Dihidroksiaseton


Phosphat
Dari 2 produk reaksi aldolase, hanya G-3-P yang dapat digunakan
sebagai substrat untuk tahap glikolisis selanjutnya. Agar
Dihidroksiaseton Phosphat juga dapat dimanfaatkan sebagai substrat,
dibutuhkan enzim Triose Phosphat Isomerase untuk mengubah
DHAP menjadi G-3-P( Trudy McKee, 2002: 239).

8
2.2.2.2.Oksidasi Gliseraldehid-3-Phosphat(G-3-P)
Pada tahap ini, G-3-P mengalami 2 reaksi yaitu oksidasi dan
phosphorilasi. Produk dari tahap ini adalah glicerat-1,3-bisphosphat.
Glicerat-1,3-bisphosphat memiliki energi ikatan yang besar, dan
dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan ATP( Trudy McKee, 2002:
240).

Gliseraldehid-3-phosphat dehidrogenase berfungsi sebagai katalis reaksi.


Gliseraldehid-3-phosphat dehidrogenase terdiri dari 4 subunit yang identik. Setiap
subunit memiliki sisi untuk berikatan dengan G-3-P dan satu sisi lagi untuk
berikatan dengan NAD+ pada sisi aktif. Dan lalu NADH meninggalkan sisi aktif
dan ditempati oleh NAD+. Barulah gliserat-3-bisphosphat terbentuk( Trudy
McKee, 2002: 240).

9
2.3 Proses Pembentukan Asetil KoA dari asam lemak melalui ß oksidasi
Oksidasi asam lemak terjadi di dalam mitokondria. Oksidasi asam lemak
bertujuan untuk menghasilkan ATP, serta berlangsung di mitokondria,
memerlukan NAD+ dan FAD, terjadi pada keadaan kelaparan dan DM. Reaksi
ini bila berlebihan menyebabkan ketoasidosis (Wulandari,2015).
Proses β-oksidasi adalah pemecahan 2 atom karbon sekaligus dari molekul
asil-KoA. Tahap reaksi ini meliputi aktifasi dalam hal ini melibatkan karnitin,
dehidrogenasi, hidratasi, dehidrogenasi dan tiolasi. Dalam Rusdiana (2004),
asam lemak bergabung dengan carnitin (derivat lysin) menembus membran
mitokondria mengalami β-oksidasi menghasilkan 2 karbon dengan
menghasilkan banyak energi. Beta oksidasi terjadi di hati dan jaringan lemak.
Oksidasi terjadi pada atom C kedua dari gugus karboksil (rantai C beta). Pada
setiap setiap oksidasi akan kehilangan 2 atom C untuk menghasilkan 1 mol
asetil Co-A. Sebagai perbandingan, katabolisme 1 mol asam lemak
(mengandung 6 atom C) menghasilkan 44 mol ATP, sedangkan 1 mol glukosa
(juga mengandung 6 atom C) hanya menghasilkan 36 mol ATP, berarti
oksidasi asam lemak menjadi energi sangat efisien. Jika asetil Co-A dari asam
piruvat mencukupi untuk sumber energi, maka asetil Co-A akan diubah
menjadi asam lemak sebagai cadangan sumber energi.
Secara Keseluruhan Proses Oksidasi beta berlangsung melalui 2 tahap.
Tahap pertama yaitu aktivasi asam lemak yang terjadi di dalam sitoplasma
menjadi Asil-KoA dikatalisis enzim tiokinase. Tahap kedua berlangsung
dalam mitokondria, serta terjadi pemindahan Asil-KoA dari sitoplasma ke
dalam mitokondria oleh “Sistem Transporter Karnitin” . Sistem Transporter
Karnitin, terdiri dari 3 enzim karnitin, yaitu enzim karnitin asil transferase
I(A), enzim karnitin asil transferase II (B), dan enzim karnitin asil karnitin
translokase (C).
Pada sistem transporter karnitin, asil lemak KoA akan berikatan dengan
karnitin untuk membentuk asil lemak kartitin yang kemudian menembus
membran mitokondria. Disalam mitokondria, asil lemak karnitin akan bereaksi
dengan koenzim A sehingga terbentuk asil lemak KoA dan karnitin kembali.
Karnitin kemudian keluar dari mitokondria untuk membawa asil lemak KoA
yang lainnya (Anonim, 2019).

10
Asil lemak KoA yang telah memasuki mitokondria kemudian akan
menjalani beta oksidasi melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Asil lemak KoA akan diubah menjadi enoil-KoA oleh enzim asil KoA
dehidrogenase. Pada reaksi ini FAD sebagai koenzim direduksi
menjadi FADH2.
2. Ikatan rangkap pada enoil-KoA dihidrasi menjadi hidroksiasil KoA
oleh enzim enoil KoA hidratase.
3. Hidroksiasil KoA dioksidasi menjadi ketoasil-KoA menggunakan
enzim β hidroksiasil KoA dehidrogenase. Pada reaksi ini NAD sebagai
koenzim direduksi menjadi NADH.
4. Reaksi tahap akhir dimana β hidroksiasil KoA bereaksi bebas
menghasilkan asetil KoA dan sisa asam lemak, reaksi tersebut karena
aktivasi enzim asetil KoA asiltransferase.
5. Asetil KoA akan lepas dan meninggalkan sisa asam lemak yang akan
dipotong lebih lanjut menjadi asetil KoA yang lain.

Secara singkat, proses β-oksidasi asam lemak adalah sebagai berikut :


Asam lemak + carnitin → Asetil Ko-A → ATP
Asetil KoA yang terbentuk pada oksidasi asam lemak akan memasuki daur
asam sitrat hanya jika pemecahan lemak dan karbohidrat terjadi secara
berimbang. Karena masuknya asetil KoA ke dalam daur asam sitrat tergantung
pada tersedianya oksaloasetat untuk pembentukan sitrat. Tetapi konsentrasi

11
oksaloasetat akan menurun jika karbohidrat tidak tersedia atau penggunaannya
tidak sebagaimana mestinya. Oksaloasetat dalam keadaan normal dibentuk
dari piruvat. Pada puasa atau diabetes, oksaloasetat dipakai untuk membentuk
glukosa pada jalur glukoneogenesis dan demikian tidak tersedia untuk
kondensasi dengan asetil KoA. Pada keadaan ini asetil KoA dialihkan
kepembentukan asetoasetat dan D-3- hidroksibutirat. Asetoasetat, D- 3-
hidroksibutirat dan Aseton disebut dengan zat keton (Poedjiadi, 2012).

2.4 Proses Oksidasi Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh


2.4.1. Oksidasi Lemak Jenuh
Lemak dalam tubuh tidak hanya berasal dari makanan yang
mengandung lemak, tetapi dapat pula berasal dari karbohidrat dan
protein. Hal ini dapat terjadi karena ada hubungan antara metabolisme
karbohdrat lemak dan protein atau asam amino. Asam lemak yang
terjadi pada proses hidrolisis lemak, mengalami proses oksidasi dan
menghasilkan asetil koenzim A.
Tahap – tahap reaksi yang terjadi, yaitu pembentukan heksanoil
KoA (reaksi 1); pembentukan senyawa tidak jenuh dengan cara
oksidasi (reaksi 2); hidrasi (reaksi 3); oksidasi (reaksi 4); dan
pemecahan menjadi asetil KoA dan butiril KoA, yang menghasilkan 2
molekul asetil KoA. Berikut tahapan reaksi yang berlangsung:
a. Pembentukan asil KoA dari asam lemak R – CH2CH2COOH
berlangsung dengan katalis enzim asil KoA sintetase atau disebut
jugatiokinase dalam dua tahap yaitu:

Mula – mula asam lemak bereaksi dengan ATP dan enzim


membentuk kompleks enzim-asiladenilat. Molekul asiladenilat
terdiri atas gugus asil yang berikatan dengan gugus fosfat pada
AMP. Molekul ATP dalam reaksi ini diubah menjadi AMP dan
pirofosfat. Kemudian asil AMP bereaksi dengan koenzim A
membentuk asil KoA. Pirofosfat dengan segera terhidrolisis
menjadi 2 gugus fosfat. Reaksi ini yang menyebabkan
pembentukan asil KoA berlangsung dengan baik.

12
b. Reaksi kedua ialah reaksi pembentukan enoil KoA dengan cara
oksidasi. Enzim asil KoA dehidrogenase berperan sebagai katalis
dalam reaksi ini. Koenzim yang dibutuhkan dalam reaksi ini adalah
FAD yang berperan sebagai akseptor hidrogen. Dua molekul ATP
dibentuk untuk tiap pasang elektron yang sitransportasikan dari
molekul FADH2 melalui transpor elektron.

c. Reaksi ketiga ini enzim enoil KoA hidratase merupakan katalis


yang menghasilkan L-hidroksiasil koenzim A. Reaksi ini ialah
reaksi hidrasi terhadap ikatan rangkap antara C-2 dan C-3

d. Reaksi keempat adaalah reaksi oksidasi yang mengubah


hidroksiasil koenzim A menjadi ketoasil koenzim A. Enzim L-
hidroksiasil koenzim A dehidrogenase merupakan katalis dalam
reaksi ini dan melibatkan NAD+ yang direduksi menjadi NADH.
Proses oksidasi kembali NADH ini melalui transpor elektron
membentuk tiga molekul ATP.

e. Tahap kelima adalah reaksi pemecahan ikatan C – C, sehingga


menghasilkan asetil koenzim A dan asil koenzim A yang
mempunyai jumlah atom C dua buah lebih pendek dari molekul
semula.

Asil koenzim A yang terbentuk pada reaksi tahap 5,


mengalami metabolisme labih lanjut melalui reaksi tahap 2 hingga
tahap 5 dan demikian seterusnya sampai rantai C pada asam lemak
terpecah menjadi molekul-molekul asetil koenzim A. Selanjutnya
asetil koenzim A dapat teroksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui
siklus asam strat atau digunakan untuk reaksi – reaksi yang
memerlukan asetil koenzim A.

13
Dari reaksi – reaksi tahap 1 sampai tahap 5, tampak bahwa
semua substrat adalah derivat dari asil koenzim A. Terbentuknya
asil koenzim A dari asam lemak memerlukan energi yang
diperoleh dari ATP. Perubahan ATP menjadi AMP berarti ada dua
buah ikatan fosfat berenergi tinggi yang digunakan untuk
membentuk asetil koenzim A. Semua enzim yang bekerja dalam
reaksi – reaksi tersebut terdapat pada mitokondria, sehingga energi
yang ditimbulkan dapat disimpan lebih efisien.
Energi yang dihasilkan dari asam heksanoat hingga
terbentuk CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat dapat dihitung
sebagai berikut:

Pada oksidasi glukosa dihasilkan 36 ikatan berenergi tinggi, jadi


asam lemak dengan jumlah atom C yang sama dengan glukosa,
menghasilkan energi lebih banyak.
Asam lemak yang mempunyai jumlah atom C genap (2n)
akan teroksidasi menjadi n molekul asetik koenzim A. Untuk asam
lemak yang mempunyai jumlah atom C ganjil, maka hasil
oksidasinya ialah beberapa molekul asetil koenzim A dan satu
molekul propionil koenzim A. Propionil koenzim A dapat diubah
menjadi suksinil koenzim melalui beberapa reaksi sebagai berikut.

Propionil koenzim A diubah menjadi D-metilmalonil koenzim A


dengan karboksilasi yang menggunakan HCO3- dan ATP. Propionil
koenzim A karboksilase adalah suatu enzim-biotin yang menjadi
katalis dalam reaksi tersebut. Kemudian isomer D dari
metilmalonil koenzim A segera membentuk isomer L dengan
katalis enzim metilmalonil KoA rasemase.

14
L-metilmalonil koenzim A ini pada reaksi berikutnya diubah
menjadi suksinil koenzim A, dengan enzim metilmalonil KoA
mutase sebagai katalis dan deoksiadenosilkobalamin sebagai
koenzim (vitamin B12).
2.4.2. Oksidasi Asam Lemak Tidak Jenuh
Seperti pada asam lemak jenuh, tahap pertama oksidasi asam
lemak tidak jenuh adalah pembentukan asil koenzim A. Selanjutnya
molekul asil koenzim A dari asam lemak tidak jenuh tersebut
mengalami pemecahan melalui proses 𝛽 oksidasi seperti molekul asam
lemak jenuh, hingga terbentuk senyawa sis – sis – asil KoA atau trans
– sis – asil KoA, yang tergantung pada letak ikatan rangkap pada
molekul tersebut. Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dari
proses oksidasi ini, akan diberikan contoh oksidasi asam linoleat.
Linoleil KoA yang terbentuk pada tahap pertama, kemudian
dipecah melalui proses 𝛽 oksidasi, sehingga menghasilkan 3 molekul
asetil KoA dan ∆3 sis - ∆6 –sis-dienoil KoA, yang oleh enzim
isomerase diubah menjadi ∆2-trans-∆6-dienoil KoA. Senyawa ini
kemudian mengalami proses 𝛼 oksidasi sehingga menghasilkan 2
molekul asetil KoA dan ∆2-sis-enoil KoA yang oleh enzim hidratase
diubah menjadi D(-) 𝛽 – hidroksiasil KoA dan seanjutnya mengalami
proses epimerase membentuk L(+) 𝛽 – hidroksiasil KoA. Senyawa ini
kemudian mengalami proses 𝛽 oksidasi dan dengan terbentuknya 4
molekul asetil KoA maka selesailah rangkaian reaksi kimia pada
proses oksidasi asam linoleat tersebut. Dari 1 molekul asam linoleat
terbentuk 9 molekul asetil KoA.

15
16
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Lemak dapat berfungsi sebagai sumber energi untuk proses metabolisme


tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari
makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak
sebagai cadangan energi. Proses transpor lemak...

Secara keseluruhan proses oksidasi beta berlangsung melalui 2 tahap.


Tahap pertama yaitu aktivasi asam lemak dan sistem transporter karnitin. Secara
singkat, proses β-oksidasi asam lemak adalah Asam lemak + carnitin → Asetil
Ko-A → ATP.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2019). Info Pendidikan dan Biologi : Beta(Β) Oksidasi Asam Lemak.
Sumber : https ://www.edubio.info/beta-oksidasi-asam-lemak. Diakses pada
Minggu, 24 Nopember 2019.

Poedjiadi, A. & Titin, S. (2012). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press

Wulandari, E. & Laifa, A. H. (2015). Integrasi Biokimia dalam Modul


Kedokteran: BAB XII Biokimia Metabolik & Endokrin. Hal. 208-241

18

Anda mungkin juga menyukai