PEMBAHASAN
Enzim merupakan protein yang paling menonjol dan amat khusus, yang
memiliki aktivitas katalitik. Enzim mengkatalisis reaksi kimia yang spesifik tanpa
pembentukan produk samping dan berfungsi pada larutan encer pada suhu dan pH
normal. Tenaga katalitiknya jauh lebih besar daripada katalisator sintetik. Enzim
pengatur dapat mengenali berbagai isyarat metabolic dan mengubah kecepatan
katalitiknya sesuai dengan isyarat yang diterima. Sistem enzim terkoordinasi
dengan baik menghasilkan hubungan yang harmonis di antara sejumlah aktivitas
metabolik yang berbeda, yang diperlukan untuk menunjang kehidupan.
A. SIFAT-SIFAT ENZIM
Enzim merupakan suatu protein, aktivitas katalitiknya bergantung kepada
integritas strukturnya sebagai protein. Contohnya, jika kita mendidihkan enzim
dengan asam kuat atau diinkubasi dengan tripsin, aktivitas katalitiknya akan
hancur. Hal ini menunjukkan bahwa struktur kerangka primer protein enzim
dibutuhkan untuk aktivitasnya.
Enzim juga memiliki spesifikasi untuk mengkatalisis substrat tertentu.
Enzim memiliki berat molekul antara 12.000 sampai dengan lebih dari 1 juta
sehingga ukuran enzim sangat besar dibandingkan dengan substrat atau gugus
fungsional targetnya. Beberapa enzim hanya terdiri dari polipeptida tanpa
mengandung gugus kimiawi selain residu asam, amino. Tetapi, pada enzim lain
memerlukan komponen kimia untuk aktivitasnya, yaitu yang disebut kofaktor.
Kofaktor bisa berupa molekul anorganik, seperti Fe2+ , Mn2+, dan Zn2+, atau
molekul organik kompleks yang disebut koenzim. Kofaktor bisa terikat secara
lemah ataupun kuat. Jika kofaktor terikat secara kuat atau permanen, maka
3
Tabel koenzim
4
Tabel kofaktor
Contoh:
Katalis reaksi redoks, substrat yang satu tereduksi sedangkan yang lain
teroksidasi. Enzim dalam golongan ini terbagi ke dalam 2 bagian:
dehidrogenase dan oksidase.
1. Pembentukan aldehid dari alkohol. Enzim yang bekerja pada reaksi ini
adalah alkohol dehidrogenase
2. Pembentukan asam gliseral-3-fosfat (asam 3-fosfogliserat) dari
gliseraldehida-3-fosfat (3-fosfogliseral-dehida)
3. Pembentukan asam ketoglutarat dari asam glutamat. Enzim yang bekerja
pada reaksi ini adalah glutamat dehidrogenase
2. Pembentukan asam urat dari xantin. Enzim yang bekerja adalah xantin
oksidase
3. Reaksi oksidasi asam-asam amino. Enzim yang bekerja adalah asam amino
oksidase
4. Pembentukan asam glioksilat dari glisin. Enzim yang bekerja adalah glisin
oksidase.
H
- -
R1 C COO + R2 C COO
NH3+ O
Transaminase
H
R1 C COO- + R2 C COO-
O NH3+
1. Metiltransferase
Bekerja pada reaksi pembentukan kreatin dari asam guanidino asetat
2. Hidroksimetiltransferase
Bekerja pada reaksi pembentukan glisin dari serin
3. Karboksiltransferase
4. Asiltransferase
5. Aminotrasferase/transaminase
COO COO
HC NH3+ + C O C O + HC NH3+
Bekerja pada reaksi pemindahan gugus amino dari suatu asam amino ke
senyawa lain.
1. Esterase
Memecah ikatan ester dengan cara hidrolisis. Contoh: memecah etil
butirat menjadi etanol dan asam butirat.
2. Lipase
Memecah ikatan ester pada lemak menjadi asam lemak dan gliserol
3. Fosfatase
8
5. Amniopeptidase
6. Karboksipeptidase
7. Pepsin
8. Tripsin
9. Kimotripsin
O O O
-
R-C – C-O R-C – H +
+ H
+ CO2
Contoh:
1. Dekarboksilase
Piruvat dekarboksilase: enzim yang bekerja pada reaksi
dekarboksilase asam piruvat dan menghasilkan aldehid.
2. Aldolase
10
Contoh:
1. Ribulosafosfat epimerase
Katalis bagi reaksi epimerisasi ribulosa (ribulosa-5-fosfat diubah
menjadi xilulosa-5-fosfat)
2. Glukosafosfat Isomerase
Katalis bagi reaksi isomerisasi glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa-6-
fosfat.
12
Contoh:
1. Glutamin sintetase
Terdapat dalam otak dan hati. Katalis dalam reaksi pembentukan
glutamin dari asam glutamat.
2. Piruvat karboksilase
13
Molekul merah
merupakan
substrat dan
daerah dengan
warna merah
merupakan sisi
aktif
Diusulkan oleh Emil Fisher pada tahun 1894, yang menyatakan bahwa
bentuk molekul substrat dengan sisi aktif enzim serupa dengan anak kunci
dengan kuncinya sisi aktif enzim tertentu mempunyai bentuk tertentu yang
20
hanya sesuai dengan substrat tertentu, seperti gembok cocok dengan anak
kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Jika enzim
mengalami denaturasi karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga
substrat tidak sesuai lagi. Perubahan PH juga mempengaruhi dengan hal
yang sama.
Diusulkan pada tahun 1958 oleh Daniel E. Koshland, Jr. yang menyatakan
bahwa terikatnya substrat menyebabkan perubahan konfirmasi pada bagian
sisi aktif enzim. Menurut teori ini, enzim tidak merupakan struktur yang
spesifik melainkan struktur yang fleksibel. Bentuk sisi aktif enzim hanya
menyerupai substrar. Ketika substrar melekat pada sisi aktif enzim, sisi aktif
enzim berubah bentuk untuk menyerupai substrat. Menurut teori ini, sisi
aktif enzim lebih fleksibel menyesuaikan struktur substrat. Ikatan antara
enzim dengan substrat dapat berubah menyesuaikan dengan substrar.
21
a. Suhu
b. Konsentrasi enzim
Kecepatan reaksi berbanding lurus dengan kadar enzim, karena pada awal
reaksi belum terjadi produk yang dikehendaki.
E + S ↔ [E-S]
- Pada kondisi tertentu
E + S ↔ [E-S] ↔ E + P
E + S ↔ [E-S] ↔ E + P
v1 = k1 [E][S]
v-1 = k-1 [E][P]
k1 [E][S] S
K= -- = ------- = -
k-1 [E][P] P
Pada K tersebut ternyata kadar enzim tidak ada pengaruhnya pada kecepatan
enzimatis. kadar enzim mempunyai pengaruh hanya pada kecepatan reaksi
awal suatu reaksi yang dikatalisis enzim dan besarnya kecepatan reaksi
berbanding lurus dengan kadar enzim Kecepatan awal, V0, dari reaksi yang
dikatalisis enzim tergantung jumlah substrat dan konsentrasi enzim. Pada
konsentrasi enzim yang rendah, keseimbangan dicapai lebih lama dibanding
pada konsentrasi tinggi, tapi posisi keseimbangan akhirnya sama. Kecepatan
reaksi enzim tergantung konsentrasi substrat dan enzim. Terdapat kurva yang
menunjukan peningkatan konsentrasi enzim, di mana terdapat substrat awal
23
yang cukup untuk memenuhi enzim pada semua level. Kecepatan awal
dipercepat dua kali pada saat konsentrasi enzim diperbesar dua kali.
Pengembangan persamaan kecepatan ini,yang dikenal dengan persamaan
Michaelis-Menten membutuhkan 3 dasar asumsi berdasar persamaan:
k1
k3
k2
24
c. Konsentrasi substrat
E + S ↔ [E-S]
Kompleks ES lalu terurai dalam reaksi dapat balik kedua yang lebih lambat
menghasilkan produk (P) dan enzim bebas (E)
25
[E-S] ↔ P + E
Reaksi kedua tersebut merupakan tahap yang membatasi kecepatan.
Kecepatan keseluruhan reaksi enzimatik harus seimbang dengan konsentrasi
komplek enzim-substrat (ES). Kecepatan reaksi ini menjadi maksimum jika
semua enzim terdapat sebagai kompleks ES dan konsentrasi enzim bebas (E)
menjadi sangat kecil. Keadaan ini akan tercapai pada konsentrasi substrat
tinggi.
I
E S I
I
I
Compete for S I
Inhibitor active site Different site
E + S →←
ES→ E + P E + S →←
ES→ E + P E + S →←
ES→ E + P
+ + + +
Equation and Description
I I I I
↓↑ ↓↑ ↓ ↑ ↓↑
EI EI+ S →EIS EIS
[I] binds to free [E] only, [I] binds to free [E] or [ES] [I] binds to [ES] complex
and competes with [S]; only, increasing [S] favors
complex; Increasing [S] can
increasing [S] overcomes
not overcome [I] inhibition. the inhibition by [I].
Inhibition by [I].
I
Two parallel
Intersect lines
at Y axis 1/ Vmax 1/Vmax
Intersect 1/Vmax
at X axis
c. Inhibitor un competitif
Dalam hal ini, inhibitor hanya akan berikatan dengan enzim substrat
kompleks.
34
DAFTAR PUSTAKA