KELOMPOK 5
GOLONGAN
GOLONGAN AZOL
GOLONGAN POLIEN GOLONGAN ALILAMIN EKINOKANDIN GOLONGAN LAIN
1. amfoterisin B
Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi jamur
berupa koksidioidomikosis,parakoksidioidomikosis,
aspergilosis, kromoblastomikosis, dan kandidiosis.
• Interaksi obat ini yaitu :
1. Amikasin, siklosporin, Gentamisin, paromomycin,
pentamidine, Streptomycin, Vancomycin :
meningkatkan risiko kerusakan ginjal
2. Dexamethasone, Furosemide, hidroklorotiazide,
Hydrocortisone, Prednisolone : Meningkatkan risiko
hipokalemia
3. Digoxin : ampulhoterisin B meningkatkan risiko
keracunan digoxin 4) Fluconazole : melawan kerja
ampulhoterisin B.
GOLONGAN AZOL
1. ketokonazol
Obat ini Efektif untuk histoplasmosis paru, tulang,
sendi, dan jaringan lemak. Efektif pula untuk
kriptokokus nonmeningeal, parakoksidioidomikosis,
dermatomikosis, kandidiasis ( mukokutan, vaginal,
oral).
Interaksi obatnya :
Pemberian ketokonazol bersama dengan obat yang
menginduksi enzim mikrosom hati (rifampisin, isoniazid,
fenitoin) dapat menurunkan kadar ketokonazol. Sebaliknya,
ketokonazol dapat meningkatkan kadar obat yang
dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 sitokrom P450
(siklosporin, warfarin, midazolam, indinavir ).
2. KLOTRIMAZOL
Klotrimazol mempunyai efek antijamur
dan antibakteri dengan mekanisme kerja
mirip mikonazol dan secara topikal
digunakan untuk pengobatan tinea pedis,
kruris dan korporis yang disebabkan
oleht. Rubrum, T. Mentagrophytes,
E.Floccosum dan M. Canis dan untuk
tinea versikolor. Juga untuk infeksi kulit
dan vulvovaginitis yang disebabkan oleh
C. Albicans.
Mekanisme kerja obat: menghambat
pertumbuhan jamur dengan meningkatkan
permeabilitas sel membran jamur.
1. Terbinafin
Aktivitas antijamur:
Anindulafungin merupakan kelompok ekinokandin
yang telah disetujui FDA tahun 2006 untuk
penatalaksanaan kandidiasis esophagus, peritonitis
dan abses intraabdomen disebabkan kandida.
Mekanisme kerja obat: inhibitor nonkompetitif dari synthase
1,3- beta - D - glucan menghasilkan pembentukan berkurang
dari 1,3- beta - glukan - D , sebuah polisakarida penting yang
terdiri dari 30 % sampai 60 % dari dinding sel candida ( absen
dalam sel mamalia ) ; menurun konten glukan mengarah ke
ketidakstabilan osmotik dan lisis seluler
1. Flusitosin
Flusitosin efektif terhadap candida sp., Cryptococcus neoformans,
cladophialophora carrionii, fonsecaea sp., Phialophora verrucosa.
2. Griseofulvin
Griseofulvin mempunyai aktifitas spektrum yang terbatas hanya
untuk spesies epidermophyton flocossum, microsporum sp., Dan
trichophyton sp., Yang merupakan penyebab infeksi jamur pada
kulit, rambut kuku. Griseofulvin tidak efektif terhadap kandidiasis
kutaneus dan pitiriasis versikolor.
Interaksi obat: - dengan obat lain : efek sitokrom P450:
induksi CYP1A2 (lemah), 2C8/9 (lemah), 3A4 (lemah);
meningkatkan efek/toksisitas : toksisitas ditingkatkan dengan
etanol, dapat menyebabkan takikardi dan flushing
(kemerahan); menurunkan efek : barbiturat dapat
menurunkan kadar griseofulvin. Menurunkan aktivitas
warfarin. Menurunkan efektivitas kontrasepsi oral. Dengan
makanan : konsentrasi griseofulvin dapat meningkat jika
digunakan bersama makanan , terutama makanan yang
mengandung lemak tinggi
TERIMA KASIH