Anda di halaman 1dari 22

INTERAKSI OBAT ANTI JAMUR

KELOMPOK 5

ANISA MAHDIYA G70117


ANDI TENDRI ABENG G
70117001
TIKA SURYANINGSIH G70117
WIDYA VITASARI G70117
PENDAHULUAN

Jamur merupakan salah satu organisme yang tidak


memiliki kelas tersendiri, tidak ditempatkan sebagai kelas
tumbuhan maupun kelas hewani. Sebagian besar jamur
adalah saprofilik yang berperan sebagai pengurai bahan
organik, peragian makanan dan produksi antibiotika.
OBAT ANTI JAMUR

Obat anti jamur juga disebut dengan obat antimikotin ,


dipakai untuk mengobati dua jenis infeksi jamur yaitu
infeksi jamur superficial pada kulit atau selaput lendir
imfeksi jamur sistemik pada paru-paru atau sistem saraf
pusat
• Infeksi jamur atau mikosis dapat dikelompokkan menjadi dua:
a) mikosis superfisial yang terdiri dari infeksi dermatofit dengan
bagian infeksi pada kulit, kuku, rambut, dan infeksi mukokutan
dengan bagian infeksi pada selaput lendir.
b) mikosis sistemik yang terdapat pada jaringan dan organ yang
lebih dalam
PENGGOLONGAN OBAT ANTI JAMUR

GOLONGAN
GOLONGAN AZOL
GOLONGAN POLIEN GOLONGAN ALILAMIN EKINOKANDIN GOLONGAN LAIN

AMFOTERISIN B IMIDAZOL TRIAZOL THIAZOL TERBINAFIN ANIDULAFUNGIN Benzoic acid


NISTATIN AMOROLFIN CASPOFUNGIN Ciclopirox
CANDICIDIN Bifonazole Albaconazole Abafungin BUTENAFINE MICAFUNGIN Flucytosine
FILIPIN Butoconazole Efinaconazole Haloprogin
HAMYCIN Clotrimazole Epoxiconazole Griseofulvin
NATAMYCIN Econazole Fluconazole Tolnaftate
RIMOCIDIN
Fenticonazole Isavuconazole Undecylenic acid
Isoconazole Itraconazole Crystal violet

Ketoconazole Posaconazole Balsam of Peru


Luliconazole Propiconazole
Miconazole Ravuconazole
Omoconazole Terconazole
Oxiconazole Voriconazole
Sertaconazole
Sulconazole
Tioconazole
GOLONGAN POLIEN

1. amfoterisin B
Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi jamur
berupa koksidioidomikosis,parakoksidioidomikosis,
aspergilosis, kromoblastomikosis, dan kandidiosis.
• Interaksi obat ini yaitu :
1. Amikasin, siklosporin, Gentamisin, paromomycin,
pentamidine, Streptomycin, Vancomycin :
meningkatkan risiko kerusakan ginjal
2. Dexamethasone, Furosemide, hidroklorotiazide,
Hydrocortisone, Prednisolone : Meningkatkan risiko
hipokalemia
3. Digoxin : ampulhoterisin B meningkatkan risiko
keracunan digoxin 4) Fluconazole : melawan kerja
ampulhoterisin B.
GOLONGAN AZOL

1. ketokonazol
Obat ini Efektif untuk histoplasmosis paru, tulang,
sendi, dan jaringan lemak. Efektif pula untuk
kriptokokus nonmeningeal, parakoksidioidomikosis,
dermatomikosis, kandidiasis ( mukokutan, vaginal,
oral).
Interaksi obatnya :
Pemberian ketokonazol bersama dengan obat yang
menginduksi enzim mikrosom hati (rifampisin, isoniazid,
fenitoin) dapat menurunkan kadar ketokonazol. Sebaliknya,
ketokonazol dapat meningkatkan kadar obat yang
dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 sitokrom P450
(siklosporin, warfarin, midazolam, indinavir ).
2. KLOTRIMAZOL
Klotrimazol mempunyai efek antijamur
dan antibakteri dengan mekanisme kerja
mirip mikonazol dan secara topikal
digunakan untuk pengobatan tinea pedis,
kruris dan korporis yang disebabkan
oleht. Rubrum, T. Mentagrophytes,
E.Floccosum dan M. Canis dan untuk
tinea versikolor. Juga untuk infeksi kulit
dan vulvovaginitis yang disebabkan oleh
C. Albicans.
Mekanisme kerja obat: menghambat
pertumbuhan jamur dengan meningkatkan
permeabilitas sel membran jamur.

Interaksi obat: klotrimasol dapat meningkatkan


efek dari benzodiazepine, kalsium-channel
bloker, cisapride, siklosporin, mesoridazine,
mirtazapine, nateglinide, nefazodone, pimozide.
3. MIKONAZOL

Mikonazol menghambat aktifitas jamur trycophyton,


epidermophyton, microsporum, candida dan malassezia
furfur. Mikonazol in vitro efektif terhadapa bakteri gram
positif.

Mekanisme kerja obat: inhibisi biosintesis ergosterol,


merusak membran dinding sel jamur yang selanjutnya akan
meningkatkan permeabilitas, sehingga menyebabkan
hilangnya nutrisi sel
Interaksi obat: : inhibitor lemah dari CYP2C9.
Obat dimetabolisme oleh enzim mikrosomal
hepatik . obat dimetabolisme oleh CYP2C9:
mungkin meningkat konsentrasi plasma.
DERIVAT TRIAZOL
1. Flukonazol
FDA flukonazol efektif untuk mengatasi kandidiasis oral atau
esophageal, criptococcal meningitis dan pada penelitian lain
dinyatakan efektif pada sporotrikosis (limfokutaneus dan
visceral).

Mekanisme kerja obat :


Flukonazol merupakan inhibitor cytochrome p-450 sterol c-14
alpha-demethylation (biosintesis ergosterol) jamur yang
sangat selektif.
Interaksi obat: kadar plasma fenitoin dan
sulfonilurea akan meningkat pada pemakaian
bersama flukonazol, sebaliknya akan terjadi
penurunan kadar plasma warfarin dan
siklosporin. Flukonazol berguna untuk mencegah
relaps meningitis yang disebabkan cryptococcus
pada pasien AIDS setelah pengobatan dengan
amfoterisin B.
GOLONGAN ALILAMIN

1. Terbinafin

Aktivitas antijamur: terbinafin merupakan anti jamur yang


berspektrum luas. Efektif terhadap dermatofit yang bersifat
fungisidal dan fungistatik untuk candida albican, s tetapi
bersifat fungisidal terhadap candida parapsilosis. Terbinafin
juga efektif terhadap aspergillosis sp., Blastomyces
dermatitidis, histoplasma capsulatum, sporothrix schenxkii
dan beberapa dermatiaceous moulds.
Mekanisme kerja obat: terbinafin menghambat kerja enzim
squalene epoxidase (enzim yang berfungsi sebagai katalis
untuk merubah squalene-2,3 epoxide) pada membran sel
jamur sehingga menghambat sintesis ergosterol (merupakan
komponen sterol yang utama pada membran plasma sel
jamur).

Interaksi obat: konsentrasi terbinafin akan menurun jika


diberikan bersama rifampisin. Namun kadar dalam darah
dapat meningkat apabila diberikan bersama simetidin yang
merupakan suatu inhibitor sitokrim P-450.
GOLONGAN EKINOKANDIN
1. Anidulafungin

Aktivitas antijamur:
Anindulafungin merupakan kelompok ekinokandin
yang telah disetujui FDA tahun 2006 untuk
penatalaksanaan kandidiasis esophagus, peritonitis
dan abses intraabdomen disebabkan kandida.
Mekanisme kerja obat: inhibitor nonkompetitif dari synthase
1,3- beta - D - glucan menghasilkan pembentukan berkurang
dari 1,3- beta - glukan - D , sebuah polisakarida penting yang
terdiri dari 30 % sampai 60 % dari dinding sel candida ( absen
dalam sel mamalia ) ; menurun konten glukan mengarah ke
ketidakstabilan osmotik dan lisis seluler

Interaksi obat: saccharomyces boulardii : agen antijamur (


sistemik , oral ) dapat mengurangi efek terapi dari
saccharomyces boulardii . hindari kombinasi
GOLONGAN LAIN

1. Flusitosin
Flusitosin efektif terhadap candida sp., Cryptococcus neoformans,
cladophialophora carrionii, fonsecaea sp., Phialophora verrucosa.

2. Griseofulvin
Griseofulvin mempunyai aktifitas spektrum yang terbatas hanya
untuk spesies epidermophyton flocossum, microsporum sp., Dan
trichophyton sp., Yang merupakan penyebab infeksi jamur pada
kulit, rambut kuku. Griseofulvin tidak efektif terhadap kandidiasis
kutaneus dan pitiriasis versikolor.
Interaksi obat: - dengan obat lain : efek sitokrom P450:
induksi CYP1A2 (lemah), 2C8/9 (lemah), 3A4 (lemah);
meningkatkan efek/toksisitas : toksisitas ditingkatkan dengan
etanol, dapat menyebabkan takikardi dan flushing
(kemerahan); menurunkan efek : barbiturat dapat
menurunkan kadar griseofulvin. Menurunkan aktivitas
warfarin. Menurunkan efektivitas kontrasepsi oral. Dengan
makanan : konsentrasi griseofulvin dapat meningkat jika
digunakan bersama makanan , terutama makanan yang
mengandung lemak tinggi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai