Anda di halaman 1dari 3

PEMANFAATAN DAN KHASIAT BIJI BUAH PALA

Pala merupakan salah satu jenis tanaman yang digunakan dalam industri makanan,
farmasi, dan kosmetik. Yang tumbuh di daerah tropis pada ketinggian di bawah 700 m dari
permukaan laut, beriklim lembab dan panas, curah hujan 2.000-3500 mm tanpa mengalami
periode musim kering secara nyata. Morfologi dari tumbuhan Pala (Myristica fragrans Houtt)
yaitu pohon yang mempunyai tinggi 15-20 m, berdiameter 30-45 cm yang hidup di Indonesia
dan India bagian barat. Merupakan tumbuhan berumah dua (dioceious) sehingga dikenal
pohon jantan dan pohon betina, daunnya berbentuk elips langsing, buahnya lonjong,
berwarna kuning, berdaging, beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging
buahnya, Bila masak maka, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus
fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji warna coklat. Buah pala terdiri
dari 77,9% daging buah, 5,1% tempurung dan 17% biji. Komposisi dari buah pala sendiri
terdiri atas daging buah, biji (nuts), minyak pala (nutmeg oil), lemak pala (oleoresin), dan
minyak atsiri (volatile) yang terdiri atas terpenoid dan senyawa aromatik. Biji dan fuli yang
berasal dari buah yang cukup tua dimanfaatkan sebagai rempah, sedangkan yang berasal dari
buah yang muda dimanfaatkan sebagai bahan baku minyak pala karena kandungan minyak
atsirinya yang jauh lebih tinggi daripada biji yang berasal dari buah yang tua. Pada buah
muda(umur 4-5 bulan) kadar minyak atsiri berkisar antara 8-17% atau rata-rata 12%.
Komposisi kimia atau kandungan yang terdapat dalam Pala menurut Leung dalam
Rismunandar (1990) biji pala mengandung minyak atsiri sekitar 2-16% dengan rata-rata 10%
dan fixed oil (minyak lemak) sekitar 25-40%, karbohidrat sekitar 30% dan protein sekitar 6%.
Setiap 100 gram daging buah pala mengandung air sekitar 10 gram, protein 7 gram, lemak 33
gram, minyak yang menguap (minyak atsiri) dengan komponen utama monoterpen
hidrokarbon (61-88% seperti alpha pinene, beta pinene, sabinene, dsb), asam monoterpenes
(5-15%), aromatik eter (2-18% seperti myristicin, elemicin, safrole).
Pemanfaatan tumbuhan pala ini dalam bidang farmasi yaitu biji pala karminaive yaitu
memperlancar pembuangan gas dari perut, atau biasa disebut dengan peluruh angin, dan
bersifat pula sebagai stomakik (yang menyembuhkan berbagai gangguan perut), stimulan,
spasmolitikum (menyembuhkan kejang perut), dan antiemetik (anti mual). Sedangkan
menurut Chevallier, pala berkhasiat juga untuk mengurangi flatulensi(perut kembung),
meningkatkan daya cerna, mengobati maag, menghentikan muntah, mulas, diare, disentri.
Selain itu dapat juga berfungsi sebagai obat antirematik dan nyeri haid. Dalam kandungan
minyak atsiri yang meliputi pinen, sabinen, kamfen, miristican, elemisin, isoelemisin,
eugenol, isoeugenol, metoksieugenol, safrol, dimerik polipropanoat, lignan, dan neolignan.
Eugenol merupakan komponen utama yang bersifat menghambat peroksidasi lemak dan
menigkatkan aktivitas enzim seperti dismutase superoksidase, katalase, glutation peroksidase,
glutamin transferase, dan glukose-6-fosfat dehidrogenase. Ekstrak kloroform pala juga
mempunyai kemampuan untuk meningkatkan ion-ion Na dan Cl dalam jarngan yang
menyebabkan aktivitas antidiare. Sedangkan ekstrak petroleum eter buah pala mempuyai
aktivitas antibakteri terhadap beberapa spesies Shigela dan E. coli.
Pemanfaatan pala dalam bidang farmasi terutama di Indonesia, biasanya banyak
dipelajari dan digunakan dalam bidang farmasi bahan alam. Yang pada proses pembuatan
atau peracikannya masih sangat sederhana dan tradisional, yang biasa disebut dengan jamu.
Peracikan atau pembuatan jamu dari buah pala ini antara lain, Pala yang digunakan sebagai
obat nyeri haid yaitu dengan menggunakan bahan sendok teh pala yang telah dihaluskan, 2
cm kunyit, 6 butir ketumbar, dan 1 buah cengkeh serta satu gelas air, yang cara
pengolahannya adalah dengan mencampurkan semua bahan dan direbus dengan api kecil

sampai airnya menguap dan tinggal setengah, kemudian disaring dan diminum langsung
selagi hangat. Selanjutnya untuk peracikan obat sebagai obat insomnia adalah dengan
menggunakan bahan 1 sendok biji pala, satu gelas susu segar, satu sendok teh madu, satu
sendok teh pala halus dan sendok teh gula batu. Yang cara pengolahannya adalah dengan
cara merebuskan susu segar terlebih dahulu hingga benar-benar mendidih, setelah mendidih
susu diangkat dan dicampur dengan pala, madu dan guka batu. Diaduk dan disaring, serta
langsung diminum selagi masih hangat. Untuk Pemanfaatan selanjutnya yaitu digunakan
untuk mengatasi rasa mual dan muntah, cara pembuatannya dengan menyeduh satu sendok
teh pala halus dengan sendok teh garam halus dalam satu gelas air hangat, diaduk hingga
rata dan diminum selagi masih hangat, diminum beserta ampasnya. Selanjutnya pala juga
berkhasiat sebagai obat untuk meringankan gejala maagh, masuk angin dan cegukan caranya
yaitu dengan menggunakan 100 ml air hangat yang dicampur dengan 1 sendok teh pala halus
dan 2 sendok teh bubuk buah pisang batu. Dan diminun beserta ampasnya selagi masih
hangat, pengobatan diulang sampai sembuh. Pemanfaatan selanjutnya yaitu untuk
menyembuhkan suara parau, yang cara pembuatannya dengan mencampus 2 sendok makan
pala jalus dengan 2 sendok makan jahe parut, satu sendok teh cengkeh halus dan 3 tetes
minyak kayu putih. Semua bahan dicampurkan sempai terbentuk adonan yang menyerupai
pasta. Sediaan ini dioleskan pada leher seperti memakai masker, dan dibiarkan meresap
selama 3 jam. Pala juga berkhasiat untuk anti rematik, caranya yaitu dengan mandi
menggunakan sabun pala secara teratur dan digosok pada bagian yang sakit dengan balsam
pala. Kedua bahan ini sudah tersebar di apotek atau toko obat.
Disisi lain, selain cara peracikan, pembuatan, serta pemanfaatan pala dalam bidang
tradisional atau jamu, pala juga dapat dikembangkan dalam bidang industri obat yang besar
seperti yang terjadi akhir-akhir ini, pemanfaatan minyak atsiri pala digunakan sebagai bahan
baku dalam pembuatan aromaterapi. Menurut penelitian disebutkan bahwa komponen utama
pala dan fulli yaitu myristicin, elemicin, dan isoelemicin dalam aromaterapi bersifat
menghilangkan strees. Selain itu kandungan dari minyak atsiri pala dapat digunakan sebagai
antioksidan ampuh, evaluasi terhadap karakteristik antioksidan dari biji pala telah diteliti oleh
Jukic dan teman-teman (2006) dengan pembanding BHT, asam askorbat dan -tokoferol.
Hasil penelitian menunujukkan bahwa minyak atsiri biji pala mempunyai sifat antioksidan
yang kuat. Aktivitas antioksidan tersebut disebabkan sinergisme di antara komponenkomponen minyak atsiri tersebut.
Selain pemanfaatan untuk obat-obatan yang digunakan secara oral maupun topikal
yang bertujuan untuk menyembuhkan rasa sakit baik penggunaannya melalu mulut atau
hanya dipermukaan kulit. Pala juga dapat digunakan sebagai gelatin yang berfungsi sebagai
cangkang kapsul. Gelatin pala ini terbuat dari komponen-komponen air atau sari buah, flavor,
gula dan gelatin, yang berasal dari daging buah. Kenapa yang digunakan adalah daging buah?
Karena daging buah mempunyai kadar air yang tinggi serta mempunyai rasa khas, yang
dalam pembuatan obat dapat digunakan sebagai corrigen saporis atau untuk menutupi rasa
dan bau khas yang terdapat dalam obat.
Pala tidak sepenuhnya digunakan dalam pengobatan, tumbuhan ini juga dapat
mengakibatkan keracunan, menyebabkan kantuk, dan sebagainya. Senyawa aromatik
myristicin, elemivin, dan safrole sebesar 2-18% yang terdapat pada biji dan bunga pala
bersifat merangsang halusinasi yang mempunyai aktivitas narkotik, selain itu senyawa ini
juga beracun karena dengan memakan maksimum 5 gram bubuk atau minyak pala akan
mengakibatkan keracunan yang ditandai dengan muntah, kepala pusing, dan mulut kering.
Minyak pala dianjurkan pemakaian hanya sekitar dosis 0,08%, karena dalam dosis tinggi
tersebut akan menyebabkan keracunan. Minyak ini dalam dosis tinggi dapat mematikan
serangga(insektisida), antijamur(fungisida), dan antibakteri.

Daftar pustaka
bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/jki/article/download/1298/692 diakses pada 16 November
2014.
Jukic, M., O. Politeo and M. Milos. 2006. Chemical composition and antioxidant effect of
free volatile aglycones from nutmeg (Myristica fragrans Houtt.) compared to its essential oil.
Croatia Chemica Acta CCACAA 79(2):209-214.
http://203.176.181.70/publikasi/p3242051.pdf diakses pada 16 November 2014.
http://artikel.co/15/khasiat-buah-pala-bagi-kesehatan.html pada 16 November 2014.
http://pascapanen.litbang.deptan.go.id/assets/media/publikasi/juknis_pala.pdf diakses pada 16
November 2014.

NAMA

: ANGGUN NURUS SHOLIKHAH

NIM

: M0614005

JURUSAN

: S1 FARMASI

Anda mungkin juga menyukai