Anda di halaman 1dari 23

STABILITAS BAHAN DAN SEDIAAN FARMASI

“LEMBAR DISKUSI KELOMPOK”

Dosen : Prof. Dr. Teti Indrawati, MS. Apt.

DISUSUN OLEH :

 Kelompok 1  Kelompok 7

 Kelompok 2  Kelompok 8

 Kelompok 3  Kelompok 9

 Kelompok 4  Kelompok 10

 Kelompok 5  Kelompok 11

 Kelompok 6

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2021
STABILITAS SEDIAAN SALEP LUKA BAKAR

Kelompok 1

Tuti Herawati. N 16334037

Ulfah Istiqomah 16334083

Godwin Pargaulan S 16334085

Rutini Susi Elawati 16334097

Petanyaan untuk kelompok stabilitas sediaan luka bakar.

1. Penanya : Amir Syaifulloh Ardiyanto (17334004) - Kelompok 2

Apa saja yg membuat sediaan luka bakar itu sendiri tidak stabil ?

Jawab :

Ada dua hal yang menyebabkan ketidakstabilan obat, yang pertama itu adalah stabilitas
dari bahan obat dan bahan pembantu, termasuk struktur kimia masing-masing bahan dan
sifat kimia fisika dari masing-masing bahan. Yang kedua adalah faktor-faktor luar,
seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan udara, yang mampu menginduksi atau
mempercepat reaksi degradasi bahan. Skala kualitas yang penting untuk menilai
kestabilan suatu bahan obat adalah kandungan bahan aktif, keadaan galenik, termasuk
sifat yang terlihat secara sensorik, secara miktobiologis, toksikologis, dan aktivitas
terapetis bahan itu sendiri.

2. Penanya : Rina Sinaga (17334018) - Kelompok 3

Yang di maksud sediaan stabil itu apa ?

Jawab :

Sediaan salep yang stabil yaitu sediaan yang masih berada dalam batas yang dapat
diterima selama masa periode penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat dan
karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat. Adanya zat aktif
diperkirakan mempengaruhi kestabilan fisik dari setiap formula salep yang dibuat
3. Penanya : Rini Aryati (18334005) - Kelompok 4

Tes apa yg dapat dilakukan untuk stabilitas sediaan luka bakar ?

Jawab :

yaitu dengan mengamati perubahan konsentrasi pada suhu tinggi. Dengan


membandingkan dua harga K pada temperature yang berbeda dapat dihitung energi
aktivasinya sehingga K pada suhu kamarpun dapat dihitung.
STABILITAS SEDIAAN GRANUL EFFERVESCENT

Kelompok 2

Amir Syaifuloh Ardiyanto 17334004

RahmiYuni 17334006

Devi Cristy 17334012

Iis Sumiyati Nur Aripin 17334014

Diskusi :

1. Penanya : Zella Silfiyani (17334025) – Kelompok 3

Kenapa stabilitas sediaan granul effervescent vitamin C harus dalam keadaan kering?

Jawab :

Karena vitamin C stabil dalam keadaan kering. Jika stabilitas sediaan dilakukan dengan
tidak kering, maka terjadi reaksi asam dan karbonatnya akan menyebabkan produk
menjadi tidak stabil secara fisik dan terurai. Dan juga untuk mencegah terjadinya reaksi
kimia, stabil di udara, dan dalam larutan cepat teroksidasi.

2. Penanya : Rifqoh Rahmadani (17334037) – Kelompok 3

Kenapa granul effervescent harus dikemas secara khusus ?

Jawab :

Pengemasan granul effervescent harus memiliki penutup rapat. Wadah juga dilengkapi
dilapisi juga dengan alumunium foil untuk melindungi dari pengaruh udara lembab dan
cahaya matahari.

3. Penanya : Alma Ramadani Vendianti (18334003) – Kelompok 4

Kenapa granul effervescent harus segera diminum ketika sudah larut? (Kelompok 4)
Jawab; karena ketika granul dilarutkan dan gas CO2 sudah keluar semua pada saat
dilarutkan jika tidak langsung diminum maka zat pada natrium bikarbonat akan tidak
stabil lagi. serta tujuan dalam bentuk granul effervescent yang dapat memebrikan rasa
segar ketika dikonsumsi akan hilang jika tidak langsung dikonsumi setelah dilarutkan.

4. Penanya : Windi Diana Sari (18334006) – Kelompok 5

Bagaimana cara kerja dipercepat pada stabilitas granul effervescent? (Kelompok 5)

Jawab:

Dilakukan dengan cara sampel dalam sachet kedap udara ditempatkan pada beberapa
suhu yang berbeda, yaitu dipercepat (40°C), suhu kamar (25°C) dan suhu sejuk (15°C).
Simpan selama 2 bulan, setiap 2 minggu dilakukan pengujian penampilan fisik (warna,
rasa dan aroma) dan setiap bulan dilakukan uji kadar polifenol dan vitamin C.
Kelompok 3

Stabilitas Injeksi Penisilin

Nama: Rina Sinaga (17334018)

Zella Silfiyani (17334025)

Rifqoh Rahmadani (17334037)

Nadya Nabilla (17334038)

1. Penanya : Diana Pratiwi (17334004) – Kelompok 4


Apakah penisilin hanya diberikan secara parenteral?
Jawaban:
Ya, penisillin hanya diberikan secara parenteral. Apabila dibuat dalam sediaan oral
benzilpenisillin dirusak oleh asam lambung dan juga absorpsinya rendah didalam usus.

2. Penanya : Irmaini Syaputri (17334039) – Kelompok 4


Bagaimana stabilitas injeksi penicillin setelah pencampuran ?
Jawaban :
Stabilitas injeksi penicillin setelah pencampuran adalah 8 jam dalam NS (NaCl 0,9%) dalam
suhu kamar 25℃, 2 hari dalam suhu 4℃, < 1 jam dalam D5W.

3. Penanya : Puspita Eka Rahayu (18334007) – Kelompok 5


Mengapa kemampuan obat menurut lebih cepat pada suhu yang tinggi dan mengapa dalam
keadaan kering bisa tahan lama ?
Jawaban:
Penicillin umumnya inaktif dengan adanya panas, pH basa atau asam, zat pengoksidasi,
alcohol,glikol, dan ion logam seperti tembaga, merkuri atau seng. Penisilin yang tersedia
saat ini, mengalami pembelahan pada setiap titik inti penisilin, termasuk cincin β-laktam,
sehingga aktivitas antibakterinya hilang. Penyebab utama inaktifasi penisilin adalah
hidrolisis pada cincin β-lactam. Penyebab hidrolisis dan degradasi produk bisa bervariasi
dan umumnya dipengaruhi pH./ Penisilin.

4. Penanya : Devi Putri Rosmawati (18334017) – Kelompok 6


Reaksi apa yang terjadi pada injeksi penisilin jika berada dalam ph netral atau konstan?
Jawaban:
Reaksi yang terjadi pada suhu dan pH yang konstan adalah urutan pertama yang terjadi pada
penisilin dan berbanding lurus dengan konsentrasi ion hidroksil. Benzylpenicillin lebih
reaktif terhadap alkali daripada β-laktam sederhana, hidrolisis oleh ikatan sulfur pada cincin
β-laktam dan/atau membentuk gabungan cincin β-laktam dengan cincin lima (furanosa).
STABILITAS SEDIAAN OBAT TETES MATA
Kelompok 4
Irmaini Syaputri 17334039
Alma Ramadani Vendianti 18334003
Diana Pratiwi 18334004
Rini Aryati 18334005

Pertanyaan

1) Penanya : Wahida Aulia Zain (18334008) – Kelompok 5


Kenapa ed tetes mata berbeda saat sediaan tetes mata sesudah dan sebelum dibuka?
Jawab : Obat tetes mata hanya bisa digunakan maksimum 30 hari setelah segel
penutupnya dibuka, karena stabilitas sediaan obat tetes mata sangat
dipengaruhi oleh sterilitas sediaan, jika segel dari kemasan obat sudah dibuka
maka bakteri akan mudah masuk dalam obat sehingga obat tersebut tidak steril
lagi.

2) Penanya : Tri Wahyu Cahyantini (18334011) – Kelompok 5


Bagaimana jenis wadah untuk sediaan tetes mata agar stabil ?
Jawab : Saat ini wadah untuk larutan mata yang berupa gelas telah digantikan oleh wadah
plastik feksibel terbuat dari polietilen atau polipropilen dengan built-in dropper.

3) Penanya : Fajrinnisa (18334016) – Kelompok 6


Kenapa pada pembuatan tetes mata harus dalam bentuk isotonis?
Jawab : Karena jika tidak isotonis tetes mata dapat menyebabkan iritasi pada mata.
Sediaan tetes mata sebaiknya dibuat mendekati isotonis agar dapat diterima 
tanpa rasa nyeri dan tidak dapat menyebabkan keluarnya air mata, yang
dapat mencuci keluar bahan obatnya.

4) Penanya : Daniel Januarto (18334770) – Kelompok 7


Apakah viskositas mempengaruhi stabilitas ?
Jawab : Viskositas itu tidak mempengaruhi stabilitas sediaan, karena viskositas hanya
berfungsi untuk memperlama masa kerja sediaan tetes mata. Viskositas
diperlukan agar larutan obat tidak cepat dihilangkan oleh air mata serta dapat
memperpanjang lama kontak dengan kornea, dengan demikian dapat mencapai
hasil terapi yang besar.
Stabilitas Salep Kloramfenikol

Kelompok 5 :

Windi Diana Sari (18334006)

Puspita Eka Rahayu (18334007)

Wahida Aulia Zain (18334008)

Tri Wahyu Cahyantini (18334011)

Penanya Kelompok 5 :

1. Penanya : Anggit Melvina (18334011) - Kelompok 6


Q : Apa Sterilisasi yang digunakan pada sediaan salep Kloramfenikol ?
A : Sterilisasi yang digunakan pada sediaan salep Kloramfenikol adalah sterilisasi aseptis
yaitu sterilisasi yang dilakukan secara satu perrsatu dari bahan sediaan sampai dengan
wadah. dilakukan di dalam LAF (Laminar Air Flow)

2. Penanya : Rachmadina Fahira (18334020) – Kelompok 6


Q : Apakah semua basis salep stabil untuk sediaan salep kloramfenikol ?
A : stabilitas dari basis salep kloramfenikol paling stabil dalam basis yang mengandung
lemak bulu domba disbanding etil alkohol.

3. Penanya : Ira Rianti (18334021) – Kelompok 7


Q : Sediaan Salep Kloramfenikol stabil tahan berapa lama ya dan pada sebaiknya pada
suhu berapa?
A : Menurut Reynolds (1982), sediaan kloramfenikol stabil selama 2 tahun jika disimpan
pada suhu 20o-25oC. Dan sebaiknya disimpan pada penyimpanan yang terbebas dari
cahaya matahari langsung.

4. Penanya : Fitria Febri Evadeni (19334730) – Kelompok 8


Q : Berapa max tahun periode jangka waktu kadaluarsa pada sediaan salep
Kloramfenikol?
A : Menurut Handbook of Stability Testing Pharmaceutical Periode tanggal kedaluwarsa
harus dimulai pada saat pembuatan lot, waktunya yaitu 5 tahun.
STABILITAS SEDIAAN KRIM VITAMIN C

Kelompok 6

Anggit Melvina 18334012

Fajrinnisa 18334016

Devi Putri Rosmawati 18334017

Rachmadina Fahira 18334020

Petanyaan untuk kelompok stabilitas krim vitamin C.

1. Penanya : : Ira Rianti (18334021) - Kelompok 7

Apakah krim vitamin c bila sudah berubah warna menjadi kecoklatan masih aman
digunakan kemuka?

Jawab : Sudah tidak boleh digunakan lagi,sebaiknya dibuang saja karena  perubahan
warna kuning kecokelatan pada krim adalah tanda kandungan L-Ascorbic acid dalam
vitamin C sudah berkurang. L-Ascorbic Acid adalah bentuk murni dari vitamin C, zat ini
sangat sulit untuk dibuat stabil. Setelah terpapar udara, panas, atau cahaya, tingkat
efektivitas zat L-Ascorbic acid perlahan menghilang sehingga manfaat pun tidak
didapatkan.

2. Penanya : Tedy Ria Atmaja 19334729 – Kelompok 8

Mengapa umur daya simpan pada krim berbeda apabila dengan wadah pot terbuka dan
dengan tube?

Jawab : Karena krim dengan wadah pot terbuka lebih mudah teroksidasi,terpapar udara
dikarenan pemakaiannya yg sering dibuka tutup sehingga pada pembuatan harus
digunakan antioksidan. Berbeda dengan wadah tube yang minim sekali terkena udara
atau teroksidasi mengingat bentuk kemasannya yang kecil kontak dengan udara sehingga
memiliki umur simpan yang lebih lama dibandingkan dengan wadah pot.
3. Penanya : Sri Lestari (20334701) – Kelompok 9

Apa yang harus digunakan untuk menghindari terjadinya oksidasi pada krim vitamin c
serta wadah apa yg harus digunakan?

Jawab : Pada pembuatan bisa ditambahkan vitamin e,karena vitamin e memiliki


kemampuan untuk melindungi membran dari radikal bebas dari ultraviolet oleh cahaya
matahari. Wadah yang harus digunakan adalah wadah gelap agar terhindar terkena
langsung oleh cahaya matahari.
Tugas Diskusi (Stabilitas Bahan dan Sediaan Farmasi)

– Semester Ganjil 2020/2021 - S1 Farmasi ISTN –

Kelompok :7
Anggota : Ira Rianty (18334021)

Daniel Januarto (18334770)

Tugas : Stabilitas Sediaan Suapensi Amoksisilin


Mata Kuliah : Stabilitas Bahan dan Sediaan Farmasi
Kelas :K
Dosen : Prof. Dr. Teti Indrawati, MSi. Apt

PERTANYAAN

1. Penanya : Ryska Amalia (19334757) – Kelompok 8


Bagaimana cara mencegah sedimentasi pada sediaan suspensi amoksisilin ?
Jawab : Cara yang dilakukan selama ini bisa dengan sistem suspensi dry syrup pada
suspensi amoksisilin, dikarenakan pada antibiotik masih sulit stabil pada suspensi, atau
dengan konsep flokulasi, terpisahnya dua fase tersebut lebih cepat, namun endapan dari
flokulasi dapat didispersikan kembali

2. Penanya : Martha Rosmala Dewi (19334762) – Kelompok 9


Berapa lama kestabilan suspensi amoksisilin setelah diencerkan dengan air &
mengapa tidak stabil setelah melewati waktu yg ditetapkan ?
Jawab : Suspensi dapat dikatakan stabil jika komponen dipertahankan setidaknya 90%
dari konsentrasi label. Amoksisilin ditemukan stabil selama 5 hari dari konsentrasi yang
tertera pada label yakni selama 7 hari
Tidak stabil dikarenakan kondisi penyimpanan, dan faktor eksternal lain seperti suhu,
cahaya, dan udara (oksigen)maupun kondisi wadah yang tidak kedap udara
3. Penanya : Riko Rikardo (20334706) – Kelompok 10
Mengapa pada suspensi menggunakan amoksisilin trihidrat dibandingkan
anhidrat ?
Jawab : Dikarenakan amoksisilin trihidrat lebih stabil dibandingkan anhidrat, walaupun
hanya maksimal 5 hari setelah direkonstitusi pada dry syrup suspensi amoksisilin dan
mudah terdispersi secara merata dengan bantuan suspending agent
STABILITAS INJEKSI LARUTAN AMPISILIN

Kelompok 8

Tedy Ria Atmaja (19334729)


Fitria Febri Evadeni (19334730)
Ryska Amalia (19334757)

DISKUSI KELOMPOK 8 – STABILITAS INJEKSI LARUTAN AMPISILIN

1. Penanya : Putri Triwijaya (20334702) - Kelompok 9


Mengapa ampisillin peka sekali dengan cairan yang mengandung dekstrose?
Jawab :
Karena interaksi ampisilin dengan dekstrose akan mengakibatkan efek katalitik dan
menghidrolisis obat.

2. Penanya : Khoirrifani Putriatama (20334740) – Kelompok 10


Bagaimanakah stabilitas sediaan injeksi ampisilin pada tahap penyimpanan sehingga aman
untuk digunakan?
Jawab :
Stabilitas sediaan injeksi ampisilin adalah kurang dari 6 bulan jika disimpan di dalam suhu
antara 15 – 30oC. Namun, setelah mengalami pencampuran obat, kestabilan injeksi ampisilin
berkurang menjadi kurang dari 76 hari dan harus disimpan dalam wadah rapat di lemari
pendingin dengan suhu 2-8oC. Saat disimpan dalam suhu ruang, kestabilan injeksi ampisilin
turun menjadi kurang dari 7 hari.

3. Penanya : Andika Sumagurio (20334746) - Kelompok


Cara Menanggulangi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan sediaan injeksi
ampisillin contohnya faktor kemasan jelaskan tentang faktor kemasan?
Jawab :
Faktor Kemasan → Untuk menangulangi faktor ini, injeksi ampisilin dikemas di dalam
wadah gelas transparan dengan penandaan yang jelas
DISKUSI KELOMPOK 9

STABILITAS INJEKSI VITAMIN B12

Kelompok 9

Martha Rosmala Dewi (19334762)


Sri Lestari (20334701)
Putri Triwijaya (20334702)

Pertanyaan:

1. Penanya : Tuti Herwati Naibaho (16334037) - Kelompok 1


Dalam injeksi Vitamin B12 ini, pelarut apa yang digunakan? Dan apa dasar pemilihan
pelarut sediaan ini?

2. Penanya : Haryadhi (20334742) – Kelompok 10


Salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas Vitamin B12 adalah suhu, bagaimana
pengaruh suhu terhadap kestabilan Vitamin B12?

3. Penanya : Fadlilatunnisa (20334750) - Kelompok 11


Dalam larutan yang mengandung Vitamin B Kompleks, kerusakan Thiamin HCL dapat
menyebabkan kerusakan Sianokobalamin. Bagaimana cara menanggulanginya?

Jawaban Diskusi:

1. Kelompok 1
Dalam injeksi Vitamin B12 digunakan pelarut aqua pro injeksi, dasar pemilihan pelarut
obat suntik adalah berdasarkan kelarutannya. Kelarutan Vitamin B12 adalah mudah larut
dalam air dan juga Vitamin B12 ini stabil dalam larutan netral.

2. Kelompok 10
Vitamin B12 stabil pada suhu kamar dan akan rusak pada suhu 140-150oC.
Sianocobalamin mengandung sianida dalam jumlah sedikit, pada suhu 140-150 oC
Sianokobalamin akan melepas ikatan sianida menghasilkan hidroksokobalamin yang
merupakan bentuk aktif biologis vitamin B12

3. Kelompok 11
Kerusakan Sianocobalamin yang disebabkan oleh rusaknya thiamin HCL dalam Vitamin
B kompleks dapat ditanggulangi dengan penambahan ion Fe (Feri Klorida) konsentrasi
rendah yang dapat melindungi produk tanpa mempengaruhi stabilitas.
STABILITAS FARMASI (K)

STABILITAS KRIM KLORAMFENIKOL

DISKUSI KELOMPOK 10

Kelompok 10:

Riko Rikardo 20334706

Khoirrifani Putriatama 20334740

Haryadhi 20334742

Pertanyaan :

1. Penanya : Fadlilatunnisa (20334750) – Kelompok 11


Apa penyebab terjadinya degradasi krim kloramfenikol? (Kelompok 11)
Jawab :

Penyebab utama terjadinya degradasi kloramfenikol dalam media air adalah pemecahan
hidrolitik pada lingkaran amida. Laju reaksinya berlangsung di bawah orde pertama dan
tidak tergantung pada kekuatan ionik media

2. Penanya : Ulfah Istiqomah (16334083) – Kelompok 1


Bagaimana cara mengatasi hidrolosis krim kloramfenikol yg berhubungan dengan
temperatur atau suhu?
Jawab :

Untuk mengatasi hidrolisis yang berhubungan dengan temperature dapat dicegah dengan
menggunakan wadah tertutup rapat yang baik untuk Kloramfenikol sesuai yang tertera
pada Farmakope Indonesia VI. Selain itu harus memperhatikan dan menjaga lingkungan
sekitar daerah penyimpanan agar suhu tetap pada suhu kamar yaitu 250 C-300 C.
Selanjutnya untuk menjaga kestabilan dapat diberikan zat pendapar.

3. Penanya : Rutini Susi Elawati (16334097) – Kelompok 1


Dalam pembuatan krim kloramfenikol, jenis metode uji stabilitas yang mana untuk
menentukan masa kadaluarsa dari sediaan ?
Jawab :
Uji stabilitas dilakukan dengan metode uji stabilitas dipercepat, yaitu penyimpanan
sediaan dalam berbagai suhu (suhu kamar, tinggi, rendah)

4. Penanya : Rahmi Yuni (17334006) – Kelompok 2


Apa saja metode-metode yang dapat digunakan untuk menentukan stabilitas krim
Kloramfenikol ?
Jawab :

Elevated Temperature, elevated humidities, cycling test, centrifugal test


STABILITAS SEDIAAN SUSPENSI AMPICILLIN

Kelompok 11 :

Fadlilatunnisa 20334750

Andika sumagurio 20334746

DISKUSI :

1. Penanya : Godwin Pargaulan Siahaan (16334085) – Kelompok 1


Setelah sediaan suspensi ampicillin dibuka berapa lama waktu yang dibutuhan agar
sediaan tetap stabil ?
Jawab : Suspensi ampisillin hanya bisa digunakan maksimum 7-10 hari setelah
dilarutkan. Sirup kering yang sudah dilarutkan melebihi waktu yang ditentukan bisa
menyebabkan efektivitas obat menurun, tumbuh bakteri dan mikroorganisme lainnya
pada obat.

2. Penanya : Nadya Nabilla (17334038) – Kelompok 3


Apa manfaat dari uji stabilitas ?
Jawab : Uji stabilitas dimaksudkan untuk menjamin kualitas produk yang telah
diluluskan dan beredar di pasaran. Uji stabilitas yang dilakukan bermanfaat untuk
mengetahui pengaruh faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban terhadap
parameter–parameter stabilitas produk seperti kadar zat aktif.

3. Penanya : Devi Cristy (17334012) – Kelompok 2


Bagaimana stabilitas ampicillin dalam larutan ?
Jawab : Stabilitas ampisilin dalam larutan juga dipengaruhi oleh konsentrasi. Kenaikan
konsentrasi obat akan mengakibatkan kenaikan kecepatan degradasi ampisilin. Ampisilin
merupakan autokatalisator dalam reaksi yang terjadi antara gugus nukleofilik pada rantai
samping molekul ampisilin yang satu dengan cincin B-laktam dari molekul ampisilin
yang berdekatan. Pada konsentrasi yang lebih besar kemungkinan terjadi reaksi tersebut
lebih besar dibandingkan dengan larutan encer.

4. Penanya : Iis Sumiyati Nur Aripin (17334014) – Kelompok 2

Bagaimana cara membedakan sediaan yang mengalami kerusakan dan sediaan yang stabil
?

Jawab : Untuk mengetahui sediaan yang mengalami kerusakan maupun sediaan yang
stabil pada umumnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik secara pengujian
tertentu ataupun pengamatan secara visual. Kerusakan pada sediaan suspensi bisa dilihat
dari perubahan organoleptik (rasa, bau, dan warna) juga terlihat ketika ada perubahan
suhu maka terjadi pertumbuhan Kristal pada sediaan suspensi dan juga memperlambat
penimbunan partikel (memperkecil laju endap zat terdispersi) serta menjaga homogenitas
dari pertikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas
suspensi.

Disarankan untuk para konsumen untuk memperhatikan cara penggunaan dan  


penyimpanan obat. Untuk sediaan suspensi dilakukan pengocokan terlebih dahulu agar
sediaan homogen. Untuk penyimpanan sediaan suspensi disimpan pada tempat yang
kering dan tidak terpapar cahaya matahari secara langsung. Sebelum mengkonsumsi obat,
pasien harus melihat kondisi obat terlebih dahulu dengan melakukan pengecekan secara
visual dan memperhatikan tanggal kadaluarsa.

Anda mungkin juga menyukai