Anda di halaman 1dari 3

Bahasaku, Identitasku

kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa yang satu, bahasa Indonesia
Ingatkah kita sebagai bangsa Indonesia dengan salah satu isi dari Sumpah Pemuda diatas?
Tinggal berapa hari lagi bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa Indonesia punah?
Baru baru ini diselenggarakan APEC CEO Summit di Bali International Convention
Center (BICC) di kawasan Nusa Dua, Bali (suara merdeka 6/10). Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, sebagai Presiden Republik Indonesia membuka acara tersebut dengan pidato
resmi yang menggunakan bahasa Asing (hukum.kompasiana.com). Tidak hanya itu,
Pelantikan Presiden Republik Indonesia yang berlangsung 20 oktober 2009 lalu, yang
langsung diikuti dengan pelantikan para menterinya selang beberapa hari kemudian. Dalam
rangka membekali para pembantunya tersebut, Presiden SBY dalam sidang kabinet
paripurna pertama periode kedua pemerintahannya Jumat (23/10/2009) lalu, memberi
slogan atau semboyan bagi para menterinya. Slogan pertama adalah Change and Continuity
(perubahan dan keberlanjutan), kedua adalah De-bottlenecking, Acceleration, and
Enhancement (penguraian hambatan, percepatan, dan peningkatan), dan ketiga Unity,
Together We Can (bersatu, bersama kita bisa)(blogdetik.com).
Mengingat UU tentang Bahasa yang diatur dalam UU No. 24 tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, terutama dalam Pasal 28
menyatakan Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam pidato resmi Presiden, Wakil
Presiden, dan pejabat negara yang lain yang disampaikan di dalam atau di luar negeri.
Maka kita harus bisa menaati undang undang tersebut dan menggunakan bahasa
Indonesia dengan benar. Tetapi, pada kenyataannya Presiden sebagai Kepala Negara
Indonesia saja tidak bangga dengan bahasa kenegaraannya. Apalagi saat penyampaian visi
dan misi saat menjabat menjadi kepala negara juga menggunakan bahasa Asing, padahal visi
misi itu untuk membangun negara Indonesia. Kalau kepala negara saja tidak bangga dengan
bahasa nasional/ kenegaraannya, bagaimana dengan rakyat rakyatnya? Apakah masih
perlu penggunaan bahasa Indonesia dalam pergaulan sehari hari? apakah masih perlu juga
terdapat pembelajaran bahasa Indonesia dalam pendidikan di Indonesia? dan apakah masih
perlu juga kita pertahankan bahasa pemersatu kita?
Memang banyak rakyat Indonesia yang mengerti bahasa Indonesia, tetapi sebagian
besar dari mereka tidak mengetahui kaidah dasar dan ketentuan dalam penggunaan bahasa
Indonesia secara benar. Bahasa sehari harinya memang bahasa Indonesia, tetapi
sebenarnya itu bukanlah Bahasa Indonesia, karena banyak kata serapan yang digabung ke
dalam Bahasa Indonesia tersebut, seperti Gue mau ngemall dulu, elo shopping dimana?,
sorry ya, please anterin aku, kayaknya bukan itu. Sejak ditetapkannya bahasa International
adalah bahasa Inggris, kurikulum di sekolah pun diganti dengan memperbanyak jam
pelajaran bahasa Inggris dari pada jam pelajaran Bahasa Indonesia, tak heran banyak anak
yang lebih pandai bahasa Inggrisnya dari pada bahasa Indonesianya. Banyak siswa siswi yang
memperoleh nilai mata pelajaran bahasa Inggris dengan sempurna, namun untuk pelajaran
bahasa Indonesia sendiri hanya 80 90 saja. Mereka menganggap menggunakan bahasa

Inggris itu lebih membanggakan dari pada menggunakan bahasa Indonesia. Alhasil timbullah
kata kata seperti diatas, Bahasa Indonesia dicampur dengan bahasa Inggris yang hasilnya
semakin rusak.
Pembelajaran di sekolah merupakan pembelajaran yang sangat berperan dalam
pribadi anak. Tetapi, telah diketahui bahwa banyak kurikulum pendidikan yang lebih
mengedepankan penggunaan bahasa Inggris dalam lingkungan sekolah, bahkan ada juga
sekolah yang mewajibkan siswanya untuk berbahasa Inggris saat pelajaran sekolah dimulai
sampai berakhirnya jam pelajaran. Ini menunjukkan kebanggaan kita terhadap bahasa
Indonesia telah meluntur, bahkan banyak generasi muda Indonesia sekarang tidak
mengetahui bahasa Indonesia itu seperti apa. Padahal generasi muda itu yang akan
membawa Indonesia ke zaman berikutnya, lalu bagaimana nasib bahasa Indonesia
selanjutnya? Ini adalah permasalahan yang sederhana tetapi pelik dalam penyelesaiannya.
Memang kita dianjurkan untuk bisa berbahasa Asing, tetapi tidak untuk meninggalkan
bahasa Indonesia. Kita lebih diwajibkan untuk mengerti dan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar dalam kehidupan sehari hari dan pergaulan kita di masyarakat. Maka
dari itu kurikulum sekolah yang mengedepankan pembelajaran bahasa Inggris lebih penting
itu harus sedikit dikurangi, dan diganti serta ditambahkan dengan pembelajaran bahasa
Indonesia, agar generasi muda dapat melestarikan dan mengerti kaidah bahasa Indonesia
yang sebenarnya. Jadi, bahasa Indonesia wajib dijadikan kurikulum mata pelajaran yang
utama dalam pendidikan serta wajib dijadikan mata ujian dalam berbagai bidang aspek
seperti UNAS, tes CPNS, tes SBMPTN, dan sebagainya. Agar generasi berikutnya tidak
menyepelekan bahasa Indonesia dan bangga terhadap bahasa Indonesia. Serta, mereka
akan sadar dan mengetahui pentingnya bahasa Indonesia, dan tidak akan seperti petinggi
negara zaman sekarang yang tidak bangga terhadap bahasa pemersatu bangsa ini, bahasa
Indonesia.
Sejenak, kita harus ingat bahasa Indonesia yang telah berjasa besar menyatukan
ribuan suku di Nusantara ini (yang memiliki bahasa daerahnya masing-masing), para pejuang
terdahulu juga sudah berusaha dan berupaya sekuat tenaga untuk menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa Nasional dan identitas negeri ini. Bahkan, Ir. Soekarno sebagai
Presiden Republik Indonesia yang pertama dan Soeharto sebagai Presiden Republik
Indonesia yang kedua dimanapun dan kapanpun Beliau menghadiri rapat baik Nasional
maupun Internasional selalu menggunakan bahasa Indonesia, karena Beliau bangga
terhadap bahasa Nasional, bahasa Indonesia. Mental ini harus kita tanamkan pada zaman
yang semakin rusak ini. Kita harus bangga dengan bahasa Indonesia. Selain alasan diatas,
juga karena hanya beberapa negara saja yang memiliki bahasa Nasional. Hebat bukan?
Negara Indonesia sebagai negara yang masih berkembang di dunia saja memiliki bahasa
Nasional sebagai identitas bangsanya, itu patut kita banggakan karena sedikit negara yang
ada di dunia ini memiliki bahasa Nasional. Kalau bahasa Indonesia sekarang tidak
dilestarikan dan dibanggakan, apa yang menjadikan ciri khas negara yang kita cintai ini?
Pembangunannya? Berasnya? Atau apa lagi?. Jelas di negara kita ini masih banyak
ketertinggalan, pembangunannya masih dibawah rata rata, kemiskinan masih melimpah,
beras yang menjadi makanan pokok pun kita masih membeli dari negara lain. Jadi, Jelaslah
sudah apa yang bisa kita banggakan dari negara kita ini yaitu bahasa Nasional kita, yakni
bahasa Indonesia.

Kenyataanya, saat ini para menteri dan presiden tidak bangga terhadap bahasa
Indonesia, mereka menganggap bahwa bahasa Asing lebih penting dari bahasa Indonesia.
Karena beliau beliau berfikir dengan bahasa Asing yang digunakannya akan lebih
memperbaiki nama Indonesia di mata negara lain, tetapi hal itu semakin membuat malu
negara yang kita cintai ini. Pemimpin negara saja sekarang sudah tidak mau menggunakan
bahasa Nasional kita. Mungkin pahlawan yang telah menghabiskan jiwa dan raganya untuk
membuat bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional kita sudah mengangis disana. Apakah
kita akan membuat mereka semakin menangis? TIDAK. kita harus lebih bangga terhadap
bahasa Indonesia, Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang bangga terhadap
kebudayaan dan bahasanya. Maka dari itu lestarikan dan gunakanlah bahasa kita, bahasa
Indonesia. Karena bahasa itu adalah murni bahasa kita dan identitas kita. Kita harus bisa
membanggakan para pahlawan yang telah berjuang untuk kita dan khususnya untuk
membanggakan negeri yang kita cinta ini.
Kalau tidak sekarang, kapan lagi?
Kalau bukan kita, siapa lagi?
( Anggun Nurus S. 03/XII IPA 6)

Anda mungkin juga menyukai