Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : MUHRIM

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042850185

Kode/Nama Mata Kuliah : SISTEM POLITIK INDONESIA

Kode/Nama UPBJJ : 18 / PALEMBANG

Masa Ujian : 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. 1. Orde Baru

Masa Orde Baru merupakan masa yang diharapkan dapat membawa Indonesia menjadi lebih mandiri dan baik.
Akan tetapi rupanya pemerintah berpendapat lain, seperti terbukti dari undang–undang No.14 Tahun 1970 tentang
ketentuan–ketentuan pokok kekuasaan kehakiman yang menggantikan Undang–Undang No.19 Tahun 1964.
Melihat pasal 26 Undang–Undang No. 14 Tahun 1970 yang mengatur hak Mahkamah Agung untuk menguji dan
menyatakan tidak sah semua peraturan perundangan dari tingkat yang lebih rendah dari undang – undang, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa pedoman kita dalam hal ini adalah sesuai dengan pasal 130 Undang undang dasar
RIS dan pasal 95 Undang–Undang Dasar Sementara 1950 bahwa “ Undang – Undang tidak dapat di ganggu
gugat”. Berarti hanya Undang–Undang Dasar dan Ketetapan MPR(S) yang dapat memberi ketentuan apakah
Mahkamah Agung berhak menguji undang–undang atau tidak. Pemilihan anggota Yudikatif dilakukan oleh
Mahkamah Agung dan Mahdep. StatusKetua Mahkamah Agung sudah tidak menjadi menteri.

2. Reformasi
Kekuasaan kehakiman di Indonesia banyak mengalami perubahan sejak masa Reformasi. Amandemen ketiga
UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 10 November 2001, mengenai bab kekuasaan kehakiman BAB IX
memuat beberapa perubahan (Pasal 24A, 24B, 24C) amandemen menyebutkan penyelenggaraan kekuasaan
kehakiman terdiri atas Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung bertugas untuk menguji
peraturan perundangan dibawah UU terhadap UU. Sedangkan Mahkamah Konstitusi (MK). Mempunyai
kewenangan menguji UU terhadap UUD45. Mahkamah Konstitusi (MK) berwenang untuk: Pertama, mengadili
pada tingkat pertama dan terakhir yang keputusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap UUD
1945 (Judicial Review), memutuskan sengketa kewenangan lembaga Negara, memutuskan pembubaran partai
politk, memutuskan perselisihan tentang pemilihan umum. Kedua, memberikan putusan pemakzulan
(impeachment) atau menurunkan Presiden dan/atau wakil presieden aras permintaan DPR karena melakukan
pelanggaran berupa pengkhianatan terhadap Negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat, atau perbuatan
yang tercela.

Mahkamah Agung (MA). Kewenangannya adalah menyelenggarakan kekuasaan peradilan yang berada
dilingkunan peradilan umum, militer, agama, dan tata usaha Negara. MA berwenang mengadili pada tingkat
kasasi. Calon Hakim diajukan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan, dan ditetapkan
sebagai Hakim Agung oleh Presiden.. Mahkamah Agung bisa Memberikan putusan pemakzulan (impeachment)
Presiden dan/atau wakil presieden aras permintaan DPR karena melakukan pelanggaran berupa pengkhianatan
terhadap Negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat, atau perbuatan tercela. kedudukan Yudikatif,
Eksekutif, Legislatif sama, jadi peran Yudikatif tidak bisa dipengaruhi oleh Eksekutif atau Legislatif, Yudikatif
berdiri sendiri tanpa campur tangan pihak lain.
2. pada masa era desentralisasi Pengantar Pelaksanaan konsep desentralisasi dan otonomi daerah telah berlangsung lama
bahkan sejak sebelum kemerdekaan, dan mencapai puncaknya pada era reformasi dengan dikeluarkannya Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan yang kemudian direvisi masing-masing menjadi Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004. Walaupun demikian, penerapan konsep desentralisasi dan otonomi daerah di
Indonesia sampai saat ini dianggap masih belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Masih ditemukan banyak
kelemahan dalam pelaksanaannya, baik dari kelengkapan regulasi, kesiapan pemerintah daerah, maupun penerimaan
masyarakat sendiri.
Akan tetapi Melalui desentralisasi, kesejahteraan masyarakat di daerah akan lebih cepat terwujud karena pemerintah
daerah akan lebih fleksibel bertindak dalam respons perubahan lingkungan dan kebutuhan masyarakat di daerah.
Desentralisasi juga lebih melibatkan partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan ketimbang menunggu keputusan
dari pemerintah pusat.

Hal ini ditunjukkan dari desentralisasi yang hanya menguntungkan elit dan penguasa lokal, desentralisasi merupakan
sebuah gurita neoliberal, desentralisasi pelayanan publik yang kurang berkarakter, desentralisasi tanpa efisiensi
kelembagaan, desentralisasi menyuburkan korupsi di daerah.

Jika di kaitkan dengan pendapat Menurut Grindle, desentralisasi diyakini akan menghasilkan pengambilan keputusan
yang lebih responsif, makaindonesia tidak bisa mengunakan desentralilasi dengan baik, dari penjelasan di atas Indonesia
tidak cocok mengunakan desentralilasi meskipun sudah ada sejak sebelum kemerdekaan.

3. Isu terorisme adalah isu yang sedang dan sudah menjadi sorotan dunia internasional saat ini, Isu ini mulai menyebar
setelah adanya penyerangan terhadap gedung WTC di Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001. Tindakan-
tindakan tersebut tidak hanya berdampak pada negara yang masih terjajah pada masa modern ini, tapi juga berdampak
pada stabilitas sistem politik negara-negara lainnya.

Di Indonesia, terjadi demo di berbagai daerah. Banyak tuntutan yang ada seperti melakukan tindakan boikot terhadap
produk-produk Amerika dan bahkan sampai meminta untuk memutus hubungan diplomasi dengan Amerika.

Lalu apakah aksi teror yang terjadi tersebut mengganggu kestabilitasan Indonesia dan mengacaukan sistem politik
Indonesia? Jawabannya adalah Benar, karena sistem politik Indonesia yang terdiri dari beberapa sistem yang menjalani
fungsinya masing-masing. Namun ketika satu kepincangan terjadi dalam subsistem Indonesia, maka keseluruhan
subsistem atau sistem tadi mengalami gangguan. Dalam kaitannya dengan masalah terorisme, kepincangan yang terjadi
adalah dibidang pertahanan

Itulah tujuan utama dari terorisme yaitu menghancurkan pertahan yang ada pada Indonesia terutama membuat
melemahnya pertahan Indonesia, denagn demekian perekonomian negara Indonesia akan sangat melemah dan
menurun, dalam bidang politikpun Ketika adanya terorisme semua bidang akan kacau balaua tau aturan menjadi tidak
karuan,semuanya jadi berantakan,

Maka Indonesia sellu siap siaga dalam melalkuan pemberantasan terorisme, meskipun pelaku di tangkap dan di hukum
mati akan tetapi paham yang mereka anutakan tetap hidup, akan sulit untuk menghilangkan terorisme yang sudah ada
di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai