Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NANDA SAPUTRA

NIM : 048071561

MATA KULIAH : PENGANTAR SOSIOLOGI


1. Analisis Masalah Penyekapan dan Pembunuhan oleh Oknum Anggota TNI

Masalah penyekapan dan pembunuhan yang dilakukan oleh oknum anggota TNI dapat
dianalisis menggunakan teori perilaku. Salah satu teori yang relevan adalah teori perilaku
devian.

Teori Perilaku Devian

Teori perilaku devian menjelaskan mengapa individu melakukan tindakan yang melanggar
norma-norma sosial. Dalam kasus ini, oknum anggota TNI melakukan tindakan penyekapan
dan pembunuhan, yang jelas melanggar hukum dan norma-norma sosial.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku devian oknum anggota TNI dalam kasus ini
adalah:

 Faktor Individu: Oknum anggota TNI yang melakukan tindakan tersebut mungkin
memiliki karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilakunya. Misalnya, mereka
mungkin memiliki masalah psikologis atau gangguan kepribadian yang mempengaruhi
kemampuan mereka untuk mengendalikan emosi dan bertindak dengan rasional.
 Faktor Sosial: Lingkungan sosial di mana oknum anggota TNI berada juga dapat
mempengaruhi perilaku mereka. Misalnya, budaya korupsi atau kekerasan yang ada di
lingkungan mereka dapat mempengaruhi norma dan nilai yang mereka anut.
 Faktor Organisasi: Struktur organisasi TNI dan budaya yang ada di dalamnya juga dapat
mempengaruhi perilaku oknum anggota TNI. Misalnya, jika terdapat budaya yang
membenarkan atau memfasilitasi tindakan kekerasan atau penyalahgunaan kekuasaan,
oknum anggota TNI mungkin merasa bahwa tindakan mereka tidak akan mendapatkan
konsekuensi yang serius.

Implikasi dan Solusi:

 Kasus ini menunjukkan adanya masalah serius dalam organisasi TNI yang perlu
ditangani. Beberapa implikasi dan solusi yang dapat diambil adalah:
 Penegakan Hukum: Oknum anggota TNI yang terlibat dalam tindakan penyekapan dan
pembunuhan harus diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Ini akan menunjukkan
bahwa tidak ada toleransi terhadap tindakan melanggar hukum, bahkan jika dilakukan
oleh anggota TNI.
 Reformasi Organisasi: Organisasi TNI perlu melakukan reformasi untuk mengatasi
masalah perilaku devian. Ini dapat melibatkan perubahan dalam budaya organisasi,
peningkatan pengawasan internal, dan peningkatan pelatihan etika dan profesionalisme.
 Pendidikan dan Pelatihan: Pendidikan dan pelatihan yang lebih baik tentang hak asasi
manusia, etika, dan tanggung jawab sosial harus diberikan kepada anggota TNI. Ini
akan membantu mengubah norma dan nilai yang ada di dalam organisasi.
 Keterlibatan Masyarakat: Masyarakat juga perlu terlibat dalam mengatasi masalah ini.
Masyarakat harus melaporkan tindakan melanggar hukum yang dilakukan oleh oknum
anggota TNI dan mendukung penegakan hukum yang adil.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, diharapkan masalah perilaku devian oleh oknum
anggota TNI dapat dikurangi dan organisasi TNI dapat menjadi lebih profesional dan
bertanggung jawab.

2. Selain melalui persidangan/hukum, menurut Anda, ada kah sanksi lain yang patut
diterapkan pada kejahatan yang dilakukan oleh oknum aparat pertahanan negara
seperti TNI dan POLRI? Kaitkan dengan materi control sosial

Jawaban:

Selain melalui proses hukum, penerapan sanksi administrative dan etika professional
merupakan aspek control sosial yang penting. Institusi seperti TNI dan POLRI harus memiliki
mekanisme internal yang efektif untuk menanggapi dan memberikan sanksi terhadap
anggotanya yang terlibat dalam kejahatan, sangksi administratif, sperti pemecatan atau
penonaktifan, dapat menjadi langkah efektif untuk memastikan akutabilitas internal.

3. Berikan analisis Anda mengenai dampak dari perilaku menyimpang atau


kejahatan yang dilakukan oknum TNI tersebut terhadap institusi tempat mereka
bekerja. Apakah akan merusak tatanan sosial yang selama ini ada pada institusi
tersebut?

Jawaban:

Perilaku menyimpang atau kejahatan yang dilakukan oleh oknum TNI dapat memiliki dampak
serius pada institusi tersebut. Selain merusak reputasi dan kepercayaan masyarakat terhadap
institusi, hal ini juga dapat mengganggu disiplin jangka Panjang, jika tidak ditangani dengan
baik, dapat merusak tatanan sosial dan nilai-nilai yang menjadi dasar dari institusi tersebut,
mengancam keberlanjutan dan kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, penanganan kasus
seperti ini perlu melibatkan upaya serius dalam menjaga integritass dan moralitas institusi
terkait.

Anda mungkin juga menyukai