Anda di halaman 1dari 3

Bernardus Sulaeman <> 047987022 <> T1 <> ISIP4212

Pertanyaan:

Aksi demonstrasi yang merusak fasilitas umum tersebut tentu melanggar undang-undang (UU) yang
mengatur tentang demonstrasi..

a. Telusuri secara online peraturan perUUan tersebut. Sebutkan UU tersebut dan pasalnya serta
jelaskan isi dari UU yang mengatur mengenai demonstrasi tersebut?

b.Urutkan peraturan perUUan tersebut dari peraturan yang tertinggi (UUD 1945) sampai dengan
peraturan pelaksananya?

c. Beri kesimpulan (argumentasi Anda)!

Jawaban :

a. Kebebasan untuk berpendapat merupakan salah satu hak asasi manusia (HAM) yang dijamin oleh
konstitusi. Maka dari itu Negara wajib untuk memenuhi dan melindungi hak dari warga negara
tersbut.

Pasal 28 UUD 1945 berbunyi, “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan


pikirn dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.” Selain itu ada
juga terdapat pada Pasal 28E ayat 3 yang berbunyi, “Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.” Jaminan dan perlindungan terhadap
kebebasan berpendapat dalam UU Nomer 39 Tahun 1999 tetang Hak Asasi Manusia. Kebebasan
berpendapat tertuang dalam Pasal 23 Ayat 2 dan Pasal 25.

Menurut Pasal 23 Ayat 2, dijelaskan bahwa setiap orang bebas untuk mempunyai,
mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan dan ataupun
tulisan, melalui media cetak maupun eektronik, dengan memperjatikan nilai agama, kesusilaan,
ketertiban, kepentingan umum, dan keutuhan bangsa.

Sementara itu pada Pasal 25 menegaskan bahwa setiap orang berhak untuk menyampaikan
pendapat di muka umum, termasuk hak untuk mogok sesuai dengan ketentuan perraturan
perundang-undangan yang berlaku. Kemudian untuk kebebasan berpendapat di muka umum,
diatur secara khusus dalam UU No.9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Mengemukakan
Berpendapat di muka umum.

Pasal 19 Ayat (3) KIHSP, menjelaskan bahwa pelaksanaan kebebasan berekspresi ini
menimbukan kewajiban dan tanggung jawab khusus dan oleh karenanya dapat dikenai
pembatasan tertentu, tetapi hal ini hanya dapat dilakukan sesuai dengan hukum dan sepanjang
diperlukan untuk menghormati haka tau nama baik orang lain; dan melindungi keamanan nasional
atau ketertiban umum atau kesehatan atau moral publik.

Pasal 20 KHISP menyatakan bahwa : Segala Propaganda untuk perang harus dilarang oleh
hukum; dan Segala Advokasi yang menganjurkan kebencian atas dasar kebangsaaan, rasa tau
agama yang merupakan hasutan untuk melakukan diskriminasi, permusuhan, atau kekerasan harus
dilarang oleh hukum.

b. Hierarki Peraturan Perundang – undangan Indonesia

1. Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

3. Undang – Undang / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang

4. Peraturan Pemerintah

5. Peraturan Presiden

6. Peraturan Daerah / Provinsi

7. Peraturan Daerah Kabupaten / Kota

Urutannya :

Pasal 28 UUD 1945

UU Nomer 39 Tahun 1999

UU Nomer 9 Tahun 1998

KHISP (Konvenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik) Pasal 19 dan Pasal 20

c. Kesimpulannya :

Sebagai negara demokrasi, Indonesia telah menjamin kemerdekaan untuk mengemukakan


pendapat di muka umum melalui peraturan perundang-undangan. Kebebasan berpendapat atau
yang sering disebut dengan istilah Freedom of Speech yang berasal dari kata bebas (Kebebasan)
yang berarti suatu keadaan bebas atau kemerdekaan. Sedangkan berpendapat mempunyai makna
yaitu ide atau gagasan seseorang tentang sesuatu, sehingga dapat disimpulkan bahwa kebebasan
berpendapat merupakan suatu kemerdekaan bagi seseorang untuk mengeluarkan ide atau gagasan
tentang sesuatu. Indonesia adalah Negara Huku, sehingga segala sesuatunya harus dalam
kehidupan harus diatur dengan hukum termasuk didalamnya kebebasan berpendapat. Di Indonesia
semua orang dapat mengemukakan pendapat atau berekspresi secara lisan maupun tulisan, namun
tidak boleh menyakiti atau merugikan orang lain dan yang terpenting harus dapat dipertanggung
jawabkan sesuai aturan hukum yang berlaku. Tata cara menyampaikan pendapat di muka umum
diatur dalam Pasan 10 UU No.9 Tahun 1988, yaitu Penyampaian pendapat di muka umum wajib
diberitahukan secara tertulis kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pemberitahuan secara
tertulis tersebut disampaikan oleh yang bersangkutan, pemimpin, atau penanggung jawab
kelompok. Pemberritahuan disampaikan selambat-lamnatnya 3x24 jam sebelum kegiatan dimulai.
Kejadian perusakan pada saat demonstrasi Omnibuslaw Oktober 2020 terjadi karena adanya
kepentingan dari pihak tertentu yang sengaja menggunakan situasi tersebut. Melihat kenyataan di
lapangan maka demontrasi perlu didesign ulang agar aspirasi bisa disampaikan dengan baik dan
bermartabat serta tidak terjadi anarkhi baik secara fisik maupun pernyataan dan aparat keamanan
didesign bisa mengamankan kegiatan unjuk rasa yang memperjuangkan kepentingan rakyat
sehingga terjadi harmoni antara pengunjuk rasa dengan aparat keamanan. Tindakan aparat
keamanan harus mengedepankan saling asah,asuh serta asih , Dan mestinya DPR segera merespon
cepat aspirasi tersebut, minimal bisa berdialog dengan rakyat yang diwakili. Sepanjang design
demontrasi masih seperti ini , maka pelanggaran masih terus terjadi dan aktivitas fisik lebih
mendominasi.

Sumber :

https://www.komnasham.go.id/files/1604630519snp-kebebasan-berekspresi-dan--$SF7YZ0Z.pdf

https://www.komnasham.go.id/files/1604630519snp-kebebasan-berekspresi-dan--$SF7YZ0Z.pdf

https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/45478/uu-no-9-tahun-1998

https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=16828

https://lbhpengayoman.unpar.ac.id/hak-kebebasan-berpendapat-di-indonesia-sebagai-upaya-
mencerdaskan-kehidupan-bangsa/

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/04/01000091/uu-yang-mengatur-kebebasan-
berpendapat#:~:text=Pasal%2028%20UUD%201945%20berbunyi,berkumpul%2C%20dan
%20mengeluarkan%20pendapat.%E2%80%9D

https://www.hukumonline.com/klinik/a/hierarki-peraturan-perundang-undangan-di-indonesia-cl4012

Anda mungkin juga menyukai