Anda di halaman 1dari 2

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan multikulturalisme dalam era Globalisasi!

Berikan contoh
konkret!

Jawab :

Multikulturalisme modern Didalam era globalisasi bersifat terbuka dan melihat keluar.
Multikulturalisme tidak hanya berarti beragamnya kelompok etnis dalam sebuah Negara, tetapi juga
seluruh kelompok etnis yang beragam diluar batas-batas Negara, termasuk didalamnya seseorang
dapat memiliki kesadaran multikultur adalah hasil perkembangan pribadi seseorang yang bangga
terhadap budayanya, namun dapat menghargai budaya lain dalam ikatan komunitas yang lebih luas.
Kebanggaan memiliki dan mengembangkan budaya komunitasnya sendiri, namun demikian dia akan
hidup berdampingan secara damai, bahkan saling bekerja sama dan saling menghormati dengan
anggota kelompok lain yang berbeda budaya.

Contohnya :

- Banyaknya remaja di Indonesia


yang bergaya hidup modern dan menyukai budaya negeri luar.

- Budaya musik DJ, yang berasal dari negara asing atau negara lain, yang masuk negara Indonesia,
sehingga masuk di Indonesia, maka orang Indonesia ada yang mengikutinya. Maka musik DJ di
Indonesia ada dan berkembang. Sehingga menambah ragam budaya musik di Indonesia.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan stereotipe, berikan contohnya!

Jawab :

Stereotipe berasal dari bahasa latin yaitu stereot yang artinya kaku dan tipos yang artinya kesan.
Stereotip adalah sebuah keyakinan positif ataupun negatif yang dipegang terhadap suatu kelompok
sosial tertentu.

Definisi stereotip adalah seputar pandangan yang ada di dalam kehidupan masyarakat mengenai
penggolongan suatu kelompok terhadap suatu simbol dengan sangkaan bahwa semua hal tersebut
adalah sama, sehingga ia memandang negatif pada masyarakat lainnya.

Adapun pengertian stereotip menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Miller, Stereotip mengandung dua konotasi, yaitu kekakuan (rigidity) dan salinan atau kesamaan
(duplication or sameness), dan ketika diaplikasikan kepada orang, stereotip merupakan sesuatu yang
kaku, dan stereotip tersebut menunjuk atau mengecap kepada semua orang yang dituju dengan
karakteristik yang sama.

Warnaen, Stereotip merupakan kategori khusus tentang keyakinan yang mengaitkan golongan-
golongan etnis dengan atribut- atribut pribadi.

Contoh :

- Masih banyak stereotip masyarakat konservatif yang berpikir bahwa perempuan tidak perlu belajar
tinggi-tinggi, menikah saja.
- Oknum polisi lalu lintas yang menerima uang sogokan ketika masyarakat terkena tilang melahirkan
stereotip baru di masyarakat bahwa semua polisi beragama sama jika melihat persoalan uang.

- Stereotip masyarakat Indonesia yang awam melihat orang-orang Timur ialah orang-orang yang
kasar, keras, dan kejam.

https://dosensosiologi.com/contoh-stereotip/

3. Jelaskan arti kesetaraan menurut Bikhu Parekh, berikan contohnya?

Jawab :
Sebagai makhluk kultural, manusia memiliki beberapa kemampuan dan kebutuhan yang
sama, tetapi perbedaan kultural yang dimiliki, membentuk dan menyusun kemampuan dan
kebutuhan setiap manusia secara berbeda dan bahkan, dapat membuat kebutuhan dan
kemampuan baru yang berbeda. Manusia adalah makhluk yang sama tapi juga berbeda.
Oleh karena itu, manusia harus diperlakukan setara karena dua karakteristik sebagai
makhluk sama dan sebagai makhluk yang berbeda. Maka kesetaraan bukan berarti
keseragaman perlakuan, tetapi lebih kepada interaksi antara keseragaman dan perbedaan.
Multikulturalisme dapat disebut sebagai paham tentang “kesetaraan dalam perbedaan”
(Bikhu Parekh 2008: 322) atau “kesetaraan dalam keberagaman”. Bisa disimpulkan menurut
bikhu parekh, suatu persamaan derajat dalam perbedaan yang ada di masyarakat.
Contohnya :
- Di Indonesia, setiap hari besar agama dijadikan sebagai hari libur nasional, untuk
menghormati pemeluk agama yang bersangkutan.
- Menghargai dan menghormati antar umat beragama
- Kesetaraan mendapatkan Pendidikan yang layak terlepas dari dia berasal dari agama,
status sosial dan kebudayaan yang berbeda namun sama-sama memiliki hak untuk
mendapatkan Pendidikan yang pantas.
- Orang yang berasal suku Jawa, Bali, dan Madura yang berada dalam satu organisasi yang sama.
Mereka tidak mempermasalahkan latar belakang suku yang dimiliki karena memiliki tujuan bersama
untuk dicapai dalam organisasi tersebut.

Sumber : Hertati Suandi, dkk. Edisi 2. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai