Anda di halaman 1dari 4

Tugas Pengantar Ilmu Hukum

Sesi 3 semester 2

1. Law as a tool of social engineering dapat diartikan sebagai sarana


yang ditujukan untuk mengubah perilaku warga masyarakat, sesuai
dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi, kondisi
hukum di Indonesia saat ini sering mengalami permasalahan, yaitu
hukum-hukum tertentu yang telah dibentuk dan diterapkan ternyata
tidak efektif.
Permasalahan ini dapat terjadi apabila seluruh lapisan
masyarakat memiliki pengetahuan yang sangat terbatas
tentang sifat-sifat hukum sehingga hukum yang telah dibentuk,
dipergunakan untuk mencari kepuasan pribadi dan menindas
rakyat lemah. Tak jarang terjadinya jual-beli hukum yang
dilakukan oleh oknum-oknum yang memiliki jabatan, kekayaan
dan kekuasaan seperti peradilan diskriminatif atau rekayasa
proses-hasil peradilan. Istilah tumpul ke atas tajam ke bawah
adalah gambaran yang tepat mengenai kondisi hukum yang
terjadi di Indonesia.
2. Adagium ini mengungkapkan konsep filosofi Cicero yang
menyatakan bahwa hukum tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.
Proses terbentuknya hukum berawal dari kebiasaan yang secara
terus menerus dilakukan oleh masyarakat sehingga kebiasaan
tersebut membentuk suatu aturan baku yang harus ditaati. Karena
dalam masyarakat tidak selalu damai, tentunya kerap terjadi
gesekan-gesekan dalam masyarakat yang menimbulkan konflik. Dari
sinilah lahir hukum beserta sanksinya dalam masyarakat yang
dibentuk dalam suatu struktur atas kesepakatan bersama yang
mengatur hubungan antar masyarakat. Sanksi yang biasa diterapkan
dalam masyarakat adalah sanksi sosial karena sanksi sosial dianggap
sangat efektif untuk membuat orang jera dan tidak melakukannya
lagi.
Hukum yang dibentuk dalam masyarakat bersifat luwes. Luwes
berarti hukum yang ada dalam masyarakat dapat disesuaikan
dengan kondisi dan situasi yang dialami oleh masyarakat.
Seperti kasus nenek Minah tersebut, hukum yang pantas
diberlakukan kepada nenek Minah bukanlah hukum yang harus
dibawa ke pengadilan. Dan sanksi yang pantas terhadap beliau
adalah sanksi sosial saja yang mana cukup memadai dengan
menceramahinya. Nenek Minah juga telah mengakui perbuatan
salahnya dan meminta maaf serta berjanji tidak akan
mengulangi lagi. Disinilah seharusnya letak keluwesan hukum
tersebut sehingga menjadi dasar lahirnya keadilan dalam
masyarakat.
3. Konsep The Rule of Law pada kasus nenek Minah.
a. Keadilan (gerechtigheit)
Hukum adalah alat untuk menegakkan keadilan dan
menciptakan kesejahteraan sosial. Tanpa keadilan, hukum akan
terperosok menjadi alat pembenar kesewenang-wenangan
mayoritas atau pihak penguasa terhadap minoritas. Hal inilah
yang terjadi dalam kasus nenek Minah. Tidak ada keadilan yang
dirasakan oleh masyarakat, khususnya oleh kaum minoritas.
Dikarenakan kerugian 3 buah kakao yang dipetik, tanpa dengan
ada niat untuk menyembunyikan atau menjualnya, dengan
hukuman 1 bulan 15 hari yang didapatkan oleh nenek Minah
sangat tidak seimbang dan tidak adil. Seharusnya hakim
memberikan jalan lain seperti mediasi antara nenek Minah
dengan perusahaan perkebunan dimana dia bekerja. Dari
praktik hukum tersebut seakan memberi gambaran bahwa di
indonesia hukum belum begitu memberikan ruang terhadap
penilaian moral dalam memberikan putusan hukum.
b. Kemanfaatan (zweckmaerten)
Pada prinsipnya, tujuan hukum itu hanyalah untuk menciptakan
kemanfaatan atau kebahagiaan masyarakat. Hukum semata-
mata dibentuk untuk memberikan kemanfaatan atau
kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi sebanyak-banyaknya
lapisan masyarakat. Akan tetapi, melihat kasus tersebut,
kemanfaatan yang didapat oleh kedua pihak sangat tidak
sebanding dan lebih banyak kemudharatannya. Karena dengan
divonis bersalah secara resmi terhadap nenek Minah
mengundang keberatan di kalangan masyarakat, sehingga
menimbulkan keresahan publik terhadap praktik hukum di
Indonesia yang dapat menyebabkan menurunnya kepercayaan
publik terhadap Pemerintah dan tidak tercapainya tujuan dari
hukum untuk menciptakan kemanfaatan atau kebahagiaan
untuk Masyarakat.
c. Kepastian hukum (rechtssicherkeit)
Kepastian hukum adalah ketika suatu peraturan dibuat dan
diundangkan secara pasti karena mengatur secara jelas dan
logis. Jelas dalam artian tidak menimbulkan keragu-raguan dan
logis dalam artian ia menjadi suatu sistem norma dengan
norma lain sehingga tidak berbenturan atau menimbulkan
konflik norma. Menyangkut dengan kasus nenek Minah,
putusan hukum bahwa nenek Minah dijatuhi hukuman selama
1 bulan 15 hari justru menyebabkan konflik norma yang ada
dalam masyarakat dan menimbulkan keraguan masyarakat
terhadap penegakan hukum dan kepastian hukum di Indonesia.

Sekian terimakasih 🙏

Nama: Fajar Syafrudin


Nim : 043903381
Dosen : Megawati Atiyatunnajah
Mata kuliah: Pengantar Ilmu Hukum

Anda mungkin juga menyukai