Anda di halaman 1dari 2

Tugas 2 PTHI

1. Sumber hukum materiil dikatakan sebagai factor pembantu dalam pembentukan undang-
undang, karena merupakan sumber hukum yang menentukan isi suatu peraturan/kaidah hukum
yang mengikat semua orang, mempunyai pengaruh dalam pembuatan undang-undang,
mempengaruhi keputusan yang diambil hakim, dan mempengaruhi isi dari aturan-aturan
hukum/tempat dari mana hukum itu diambil.
Factor-faktor yang menentukan isi hukum dalam membantu pembentukannya diantaranya :
- Factor idiil , yakni beberapa patokan yang tetap tentang keadilan yang harus diaati oleh para
pembentuk undang-undang ataupun para pembentuk hukum lainnya dalam melaksanakan
tugasnya.
- Factor riil, yakni hal-hal yang benar-benar hidup di masyarakat dan merupakan petunjuk
hidup bagi masyarakat yang bersangkutan, seperti struktur ekonomi dan kebutuhan
masyarakat ; adat istiadat dan kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang menjadi pola
tingkah laku yang tetap ; keyakinan tentang agama dan kesusilaan ; serta berbagai gejala
dalam masyarakat.
2. Factor yang mendasari pembentukan hukum terkait wilayah perairan Indonesia :
- Karena Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki sumber
daya alam yang melimpah yang merupakan rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa bagi
seluruh bangsa dan Negara Indonesia, maka dari itu harus dikelola secara berkelanjutan
untuk memajukan kesejahteraan umum sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD Tahun
1945.
- Wilayah laut merupakan bagian terbesar dari wilayah Indonesia yang berada di posisi dan
nilai strategis dari berbagai aspek kehidupan yang mencakup ekonomi, politik,social
budaya, pertahanan dan keamanan yang merupakan modal dasar pembangunan
pembangunan nasional.
- Dalam mengelola sumber daya kelautan yang dimiliki dilakukan melalui sebuah kerangka
hukum untuk memberikan kepastian hukum dan manfaat bagi seluruh masyarakat sebgaia
Negara kepulauan nusantara ini.
- Sebagaimana yang tercantum 3 faktor diatas, maka di bentuklah undang-undang tentang
kelautan

Factor yang mendasari pembentuakn hukum pengaturan perikanan :

- Karena perairan Indonesia berada pada zona ekonomi eksklusif serta laut lepas yang
mengandung sumber daya ikan yang potensial dan sebagai lahan pembudidayaan ikan yang
merupakan berkah yang di berikan Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu perlu diperhatikan
kelestariannya untuk dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi keejahteraan dan kemakmuran
rakyat Indonesia.
- Dalam memanfaatkan sumber daya ikan masih belum memberikan peningkatan taraf hidup
yang berkelanjutan dan berkeadilan melalui pengelolaan perikanan, pengawasan, dan
system penegakan hukum yang optimal.
- UU No.31 Tahun 2004 tentang perikanan belum sepenuhnya mampu mengantisipasi
perkembangan teknologi dan kebutuhan hukum dalam rangka pengelolaan dan
pemanfaatan potensi sumber daya ikan.
- Berdasarkan 3 faktor diatas, maka dipertimbangkan untuk membentuk undang-undang
tentang perubahan atas UU No. 31 Tahun 2004 tentang perikanan.
3. Untuk berlakunya undang-undang diperlukan beberapa asas yakni,
- Asas tidak berlaku surut, yakni asas yang melarang keberlakuan surut dari suatu undang-
undang. Menurut Wirjono larangan keberlakuan surut ini bertujuan untuk menegakkan
kepastian hukum bagi penduduk, yang selayaknya ia harus tau perbuatan apa yang
merupakan tindak pidana atau tidak.
- Asas lex posterior derogate legi priori, yakni asas penafsiran hukum yang menyatakan
bahwa hukum yang terbaru ( lex posterior) mengesampingkan hukum yang lama (lex prior)
- Asas lex superior derogate legi prirori, yakni asas hukum yang menyatakan bahwa hukum
yang tinggi mengesampingkan hukum yang rendah, biasanya sebagai asas hierarki.
- Asas lex speciallis derogate legi generali , yakni asas hukum yang bermakna bahwa aturan
hukum yang khusus akan mengesampingkan aturan hukum yang umum.
- Asas undang-undang tidak dapat diganggu gugat, yakni berkaitan dengan materi muatan
undang-undang. Dalam hal ini materi undang-undang tidak dapat diuji oleh badan peradilan
(khususnya).
Asas yang terkandung pada artikel tersebut adalah asas lex posterior derogate legi priori dan
asas tidak berlaku surut.

Sumber referensi slideshare.net , https ://www.jogloabang.com , https ://jdih.jogjakota.go.id ,


Wikipedia.org , http ://anekamasalahhukum.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai