Anda di halaman 1dari 3

Tugas Tutorial 2

Mata Kuliah “KEPEMIMPINAN”

Nama : MUNTASIR
NIM : 030693539

1. Jelaskan juga bagaimana kiat manajemen bagi pemimpin yang sedang mengalami krisis

Jawaban
Krisis merupakan suatu hal yang tidak bisa kita hindari di dunia kerja. Krisis bisa datang dan
pergi semau mereka untuk menguji seberapa kuat pertahanan kita. Ini mungkin memang
kejadian yang tidak menyenangkan bagi banyak orang. Namun, sadar atau tidak, krisis
mendorong kita untuk melatih diri dan belajar lebih banyak tentang diri kita dan bisnis yang
kita miliki. Berikut alah kiat manajemen yang bisa pemimpin lakukan dalam menanganani
krisis di organisasinya :
a. Menjadi Visioner
Di dalam dunia kerja, bukan hanya tantangan yang akan kita hadapi, namun juga
beberapa keuntungan lainnya yang dapat diraih setelah menghadapi semua ujian tersebut.
Penting bagi kita untuk menjadi seorang yang visioner agar kita dapat memvisualisasikan
masa depan karier atau bisnis. 
b. Memimpin dengan rasa empati
Beberapa krisis yang terjadi perlu dikelola dengan perasaan empati yang tinggi. Apabila
kita menghadapi setiap permasalahan dan krisis yang ada tanpa rasa empati maka
semuanya akan semakin kacau balau. Sebagai contoh, jika perusahaan rekan pembaca
tersangkut masalah dan itu memang kesalahan dari perusahaan Anda, maka solusi ampuh
yang paling tepat adalah meminta maaf dengan setulus hati kepada pihak yang dirugikan. 
c. Jangan selalu mengindari resiko
Kebanyakan para perusahaan dan bisnis yang sedang mengalami krisis atau membuat
suatu kesalahan, mereka memiliki divisi hubungan masyarakat (humas) yang sangat
defensif untuk membela dan menutup-nutupi kesalahan yang telah diperbuat oleh
perusahaan mereka. Mereka menutupinya dengan sangat baik. Bahkan, tidak sedikit
perusahaan yang mencoba ‘menutup mulut’ dari para klien agar tidak membeberkan
permasalahan yang ada kepada awak media. 
d. Mengambil tindakan yang cepat dan tepat
Apabila krisis terjadi karena kesalahpahaman dari pelanggan atau pelanggan sudah
terpengaruh dengan kesan-kesan buruk terhadap perusahaan Anda, yang sudah terlanjur
tersebar di media sosial, maka jangan khawatir. Ada cara lain yang dapat rekan-rekan
Career Advice lakukan dalam hal ini yaitu, dengan membuat acara atau dukungan-
dukungan lainnya yang dapat mengubah pandangan para pelanggan terhadap perusahaan
dan bisnis rekan pembaca.  
e. Tetap Tenang
Meskipun di poin sebelumnya kami menyarankan rekan-rekan Career Advice untuk
mengambil tindakan secara cepat dan tepat. Namun dalam mengambil tindakan, kita juga
perlu bersikap tenang. Tujuannya, agar tindakan yang kita ambil bukanlah cerminan dari
sikap gegabah kita. Saat keadaan kritis datang menghampiri kita, jangan langsung
mengambil tindakan di lima menit pertama. Luangkanlah waktu untuk berpikir selama 15
hingga 20 menit, berpikir dengan tenang sampai kita bisa mencari solusi terbaik untuk
menyelesaikan keadaan kritis tersebut. 
Sumber : https://www.studilmu.com/blogs/details/5-cara-manajemen-krisis-ala-pemimpin-
hebat

2. Coba jelaskan secara teoritis dengan konsep kepemimpinan transformasional dan contoh
disekitar anda dalam prakteknya.

Jawaban
Model kepemimpinan transformasional merupakan model yang relatif baru dalam studi-studi
kepemimpinan. Model ini dianggap sebagai model yang terbaik dalam menjelaskan
karakteristik pemimpin. Konsep kepemimpinan transformasional mengintegrasikan ide-ide
yang dikembangkan dalam pendekatan watak, gaya dan kontingensi. Burns (1978)
merupakan salah satu penggagas yang secara eksplisit mendefinisikan kepemimpinan
transformasional. Menurutnya, untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
model kepemimpinan transformasional, model ini perlu dipertentangkan dengan model
kepemimpinan transaksional.
Suatu organisasi, dimana pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan
transformasional memiliki peran dimana pemimpin akan meningkatkan sumber daya
manusia dan berusaha akan memberikan reaksi yang akan menimbulkan semangat dan
kinerja para pengikut yang tinggi. Hal tersebut dapat terjadi apabila seorang pemimpin
memberikan contoh gaya kepemimpinan yang baik dan patut untuk ditiru. 
Kepemimpinan transformasional berusaha untuk menginspirasi kinerja yang luar biasa. Gaya
kepemimpinan transformasional memiliki berbagai cara untuk memberikan motivasi kepada
pengikutnya agar dapat meningkatkan kinerja pengikutnya dengan cara memberikan
dorongan yang lebih kepada pengikut, memberikan contoh untuk lebih mementingkan
kelompok dari pada individu untuk kebaikan bersama, dan memberikan fasilitas kepada
pengikut untuk lebih semangat dalam bekerja.
Sebagai contoh Bupati Merangin Al Haris merupakan salah satu kepala daerah yang melek
media sosial. Ia aktif di sejumlah jejaring sosial seperti Facebook dan Instagram. Karena
terlalu aktif, Al Haris sempat dikritik karena gayanya yang dianggap terlalu santai. Ia
dianggap sering mencampuradukkan persoalan pribadi dan jabatan publik di akun media
sosialnya. Hal itu terlihat dalam setiap pembaruan informasi di akun pribadinya di beberapa
situs jejaring social
Al Haris merupakan salah satu contoh pemimpin yang masuk dalam kepemimpinan
transformasional karena beliau adalah individu yang inovatif dan bisa merangsang serta
mengispirasikan pengikutnya, baik untuk mencapai sesuatu yang tidak biasa dan, dalam
prosesnya, mengembangkan kapasitas kepemimpinannya sendiri. Beliu pun memberdayakan
para pengikut dengan cara menselaraskan tujuan yang lebih besar individual para pengikut,
pemimpin, kelompok, dan organisasi.

Sumber :
https://www.kompasiana.com/fajaria98559/5b66c01a5a676f187c5a2627/penerapan-gaya-
kepemimpinan-transformasional-dan-transaksional-dalam-organisasi

3. Jelaskan  dua kecenderungan gaya atau karakter pemimpin dalam melakukan perannya
sebagai pemimpin.

Jawaban
Dua kecenderungan gaya kepemimpinan dalam melakukan perannya sebagai pemimpin
adalah sebagai berikut :
a. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya Kepemimpinan Demokratis menempatkan manusia sebagai faktor terpenting dalam
kepemimpinan yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan
dengan anggota organisasi. Dengan gaya kepemimpinan demokratis tersebut
diimplementasikan nilai-nilai demokratis dalam pemimpin dapat dicapai, diantaranya :
1) Mengakui dan menghargai hak manusia sebagai mahluk individual.
2) Memberikan hak dan kesempatan yang sama pada setiap individu sebagai mahluk
sosial dalam mengekspresikan diri.
3) Memberikan hak dan kesempatan yang sama pada setiap individu untuk
mengembangkan kemampuannya.
4) Menumbuhkan dan mengembangkan kehidupan bersama dalam kebersamaan melalui
kerjasama yang saling mengakui.
5) Memberikan perlakuan yang sama pada setiap individu.
6) Memikul kewajiban dan tanggung jawab yang sama dalam menggunak hak masing-
masing untuk mewujudkan kehidupan bersama yang harmonis.
Sumber : Modul 5 KB 1 APDU 4334

b. Gaya Kepemimpinan Otoriter


Gaya Kepemimpinan Otoriter dilaksanakan dengan kekuasaan berada pada satu orang
atau sekelompok kecil orang, yang diantara mereka selalu ada seseorang yang
menempatkan diri sebagai yang paling berkuasa. Pemimpin tertinggi bertindak sebagai
penguasa dilingkungan organisasinya. Dampak dari kepemimpinan otoriter yang
dilaksanakan pada titik ekstrim pada kehidupan organisasi adalah sebagai berikut :
1) Anggota organisasi cenderung pasif, bekerja menunggu perintah, tidak berani
mengambil keputusan dalam memecahkan masalah mesikpun masalah yang sangat
kecil/ sepele.
2) Anggota organisasi tidak ikut berpatisipasi aktif bukan karena tidak memiliki
kemampuan tetapi enggan menyampaikan inisiatif karena merasa tidak dihargai dan
bahkan dinilai sebagai pembangkang yang dapat merugikan dirinya.
3) Kepemimpinan otoriter mematikan inisiatif, kreativitas dan lain-lain.
4) Pemimpin otoriter tidak membina dan tidak mengembangkan potensi kepemimpinan
anggota organisasinya.
5) Disiplin, rajin dalam bekerja, dan bersedia bekerja keras serta kepatuhan dilakukan
secara paksa.
6) Secara diam-diam muncul kelompok penentang yang menunggu kesempatan untuk
melawan.
7) Pemimpin cenderung akan kehabisan inisitiaf, kreativitas dan gagasan sedangkan
anggota organisasi tidak diberikan kesempatan untuk membantu.
8) Tidak ada rapat, musyawarah dan diskusi dalam bekerja.
9) Disiplin diterapkan secara ketat dan kaku.
10) Pemimpin tidak menyukai perubahan, berbaikan dan perkembangan organisasi.
11) Pemimpin tidak menyukai dan berusaha menghalangi terbentuknya organisasi pekerja
yang dibentuk oleh anggota organisasi.

Sumber : Modul 5 KB 2 APDU 4334

Anda mungkin juga menyukai