Anda di halaman 1dari 9

“ assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh”.

Selamat pagi tutor dan rekan tuton sekalian.


Berikut ini jawaban saya pada diskusi. 4 organisasi dan manajemen

Teori klasik
Teori muncul pada kira-kira tahun 1930, sewaktu dunia dilanda resesi yang hebat. Latar
belakang teori ini adalah sebagaiketidakpuasan terhadap efek yang ditimbulkanoleh penerpan
manajemen klasik pada perusahaan-perusahaan yang mengangap manusia sebagai sebuah
mesin dalam proses produksi.

Teori klasik menganggap bahwa manusia yang bekerja paa proses produksiharus dianggap
sebagai orang yang mempunyai perasaan disamping menggunakan pikirannya. Sebagai
manusia, mereka mempunyai hak dan kewajiban serta bertanggung jawab. Oleh sebab itu
manusia tidak dapat disamakan dengan mesin dalam bekerja.

Sebagi manusia yang mempunya perasaan mereka ingin menyampaikan keluhan dan apa yang
dirasakannya kepada orang lain dan saling berinteraksi dengan orang lain. Dalam organisasi
formal hal ini tidk mendapat tempatnya sehingga mereka mencari tempat pelarian yaitu dengan
membentuk ogansasi informal yang dapat menampung kebutuhan spiritual meeka sehingga
terpenuhi kepuasan hatinya. Jadi tidak semua hal yang dapat ditampung oleh orgnaisasi formal
dan yang tidak tertampung ini dapat ditampung oleh organisasi informal. oleh sebab itu
organisasi informal dapat melakukan fungsinya baik yang positif yaitu memperkuat organisasi
formal maupun yang negatif merongrong organisasi formal.

Pendekatan Neoklasik atau Human Relation Movement menitikberatkan pandangan pada


hubungan yang bersifat interpersonal atau informal dalam organisasi. Teori ini berorientasi
pada unsure kemanusiaan (personal oriented), sehingga yang diutamakan dalam organisasi
ialah kepuasan kerja manusia. Dalam hal ini manusia harus dianggap sebagai orang yang
mempunyai perasaan dan pikiran yang digunakannya dalam bekerja dan bukan sebagai mesin.
Oleh karna itu unsur kemanusiaan penting diterapkan dalam organisasi karena manusia dapat
membuat segala sesuatunya bergerak dan berubah secara dinamis dalam organisasi.

Teori Modern
Teori organisasi dan manajemen berkembang secara terus menrus. Peneltian ilmiah dan usaha
koseptualisasi dilakukan sehingga timbullah teori-teori baru dalam organisasi dan manajemen.
pada tahun belakangan ini muncul suatu pendekatan yang ingin menyatukan perbedaan-
perbedaan pandangan pada teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu teori modern
yang dikemukakan para ahli pada tahun lima puluhan. Teori Modern memandang bahwa
bagaimanapun juga dalam organisasi diperlukan kedua pendekatan tersebut diatas baik formal
maupun informal. Teori Modern ini juga disebut analisis sistem organisasi yang mempunyai ide
dasar bahwa organisasi terdiri dari semua elemen baik organisasi secara keseluruhan maupun
komponen-komponennya.
Disamping itu Teori Modern memandang organisasi sebagai sistem adaptif yang harus
menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungannya karna orgnisasi dan lingkungan saling
tergantung satu sama lain Jadi dalam teori sistem yang ditekankan ialah interaksi dinamis
antara komponen-komponen organisasi sendiri dan diantara organisasi dan lingkungannya.

Selanjutnya Teori System dan Contigency ternyata kurang efektif lagi dalam menyongsong abad
kedupuluh satu yang ditanda oelh era globalisasi yaitu bebas berdagang diantara negara.
Dampak globalisasi ini ditandai dengan cepatnya terjadi perubahan lingkungan khususnya
selara masyarakat sehingga perusahaan penuh ketidakpastian dan mengjadapi kompetisi ketat.
Untuk itu diperlukan struktur organisasi yang lincah yang mampu mengantisipasi perubahan
lingkungan dengan cepat dan dapat menciptakan efisiensi dan efektivitas tinggi yaitu model
T.Form Organization yang dikembangkan pada tahun 1997.
“Assalamua’alaikum” selamat pagi Tutor dan rekan Tuton
berikut ini tanggapan saya pada diskusi. 4 Adm.Pertanahan

Menurut saya, persoalan mendasar Pelaksanaan Reformasi Agraria di Indonesia adalah


ketersedian data dan informasi yang akurat tentang lahan dan kependudukan. Informasi
tentang lahan tersebut terutama berkaitan dengan struktur penguasaan, pemilikan dan
pengusahaan lahan serta lembaga yang terkait dengan keberadaan lahan tersebut.

Maraknya sengketa masalah tanah terutama perkebunan dengan masyarakat salah satunya
dipicu oleh keputusan pejabat publik dalam menetapkan Hak Guna Usaha perkebunan.
Keputusan pejabat publik tersebut dianggap seringkali tidak adil terhadap hak-hak masyarakat,
sehingga berdampak terjadilah konflik. Faktor lain yang menjadi pemicu permaslahan karena
masifnya perluasan lahan perkebunan sawit di Indonesia, tentunya ini akibat dari konsesi-
konsesi perkebunan yang menjadi kebijakan pejabat publik.

sekian dan terimakasih


“Assalamua’alaikum” selamat pagi Tutor dan rekan Tuton
berikut ini tanggapan saya pada diskusi. 3 Kepemimpinan

Teori Kepemimpinan klasik.

Kepemimpinan menurut teori Sifat (Trai Theory).


Salah satu pendekatan dalam mempelajari kepemimpinan adalah berdasarkan sifat/cirri.
pendekatan ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari pemimpin. dasar dari pendekatan
inilah adalah bahwa beberapa orang merupakan pemimpin alamiah yang dianugerahi beberapa
ciri/sifat yang tidak dipunyai orang lain.
Hakikat teori sifat menunjuk pada sejumlah atribut individual, seperti aspek-aspek kepribadian,
temperaman, kebutuhan, motivasi, dan lain-lain. Ciri kepribadian adalah watak yang relatif
stabil dalam berprilaku dengan suatu cara tertentu, misalnya rasa percaya diri, kedewasaan
emosional, dan tingkat energi.

konsepsi awal tentang teori kepemimpinan berdasarkan sifat/ciri dapat ditelusuri kembali pada
zaman Yunani kuno dan zaman Romawi. Pada waktu itu, orang percaya bahwa pemimpin itu
dilahirkan, bukan dibuat. Seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin maka akan jadi
pemimpin, terlepas apakah ia mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin.

Teori Kepemimpinan sifat/ciri didasarkan pada pemikiran bahwa keberhasilan pemimpin


ditentukan oleh adanya kelebihan sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin itu sendiri, berupa
sifat-sifat fisik, kemamuan atau kepribadian.

(sumber ADPU 4334)

Teori Kepemimpinan Kontemporer


1. Teori Atribusi Kepemimpinan

Teori atribusi kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata merupakan


suatu atribusi yang dibuat orang atau seorang pemimpin mengenai individu-individu lain yang
menjadi bawahannya.
Beberapa teori atribusi yang hingga saat ini masih diakui oleh banyak orang yaitu :
a. Teori Penyimpulan Terkait (Correspondensi Inference), yakni perilaku orang lain merupakan
sumber informasi yang kaya.
b. Teori sumber perhatian dalam kesadaran (Conscious Attentional Resources) bahwa proses
persepsi terjadi dalam kognisi orang yang melakukan persepsi (pengamatan).
c. Teori atribusi internal dan eksternal dikemukakan oleh Kelly & Micella, 1980 yaitu teori yang
berfokus pada akal sehat.

2.Kepemimpinan Kharismatik

Karisma merupakan sebuah atribusi yang berasal dari proses interaktif antara pemimpin dan
para pengikut. Atribut-atribut karisma antara lain rasa percaya diri, keyakinan yang kuat, sikap
tenang, kemampuan berbicara dan yang lebih penting adalah bahwa atribut-atribut dan visi
pemimpin tersebut relevan dengan kebutuhan para pengikut.
Berbagai teori tentang kepemimpinan karismatik telah dibahas dalam kegiatan belajar ini. Teori
kepemimpinan karismatik dari House menekankan kepada identifikasi pribadi, pembangkitan
motivasi oleh pemimpin dan pengaruh pemimpin terhadap tujuan- tujuan dan rasa percaya diri
para pengikut. Teori atribusi tentang karisma lebih menekankan kepada identifikasi pribadi
sebagai proses utama mempengaruhi dan internalisasi sebagai proses sekunder. Teori konsep
diri sendiri menekankan internalisasi nilai, identifikasi sosial dan pengaruh pimpinan terhadap
kemampuan diri dengan hanya memberi peran yang sedikit terhadap identifikasi pribadi.
Sementara itu, teori penularan sosial menjelaskan bahwa perilaku para pengikut dipengaruhi
oleh pemimpin tersebut mungkin melalui identifikasi pribadi dan para pengikut lainnya
dipengaruhi melalui proses penularan sosial. Pada sisi lain, penjelasan psikoanalitis tentang
karisma memberikan kejelasan kepada kita bahwa pengaruh dari pemimpin berasal dari
identifikasi pribadi dengan pemimpin tersebut.

Karisma merupakan sebuah fenomena. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh
seorang pemimpin karismatik untuk merutinisasi karisma walaupun sukar untuk dilaksanakan.
Kepemimpinan karismatik memiliki dampak positif maupun negatif terhadap para pengikut dan
organisasi.

3. Kepemimpinan Trnasformasional

Pemimpin pentransformasi (transforming leaders) mencoba menimbulkan kesadaran para


pengikut dengan mengarahkannya kepada cita-cita dan nilai-nilai moral yang lebih tinggi.

Burns dan Bass telah menjelaskan kepemimpinan transformasional dalam organisasi dan
membedakan kepemimpinan transformasional, karismatik dan transaksional. Pemimpin
transformasional membuat para pengikut menjadi lebih peka terhadap nilai dan pentingnya
pekerjaan, mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi dan
menyebabkan para pengikut lebih mementingkan organisasi. Hasilnya adalah para pengikut
merasa adanya kepercayaan dan rasa hormat terhadap pemimpin tersebut, serta termotivasi
untuk melakukan sesuatu melebihi dari yang diharapkan darinya. Efek-efek transformasional
dicapai dengan menggunakan karisma, kepemimpinan inspirasional, perhatian yang
diindividualisasi serta stimulasi intelektual.

Hasil penelitian Bennis dan Nanus, Tichy dan Devanna telah memberikan suatu kejelasan
tentang cara pemimpin transformasional mengubah budaya dan strategi-strategi sebuah
organisasi. Pada umumnya, para pemimpin transformasional memformulasikan sebuah visi,
mengembangkan sebuah komitmen terhadapnya, melaksanakan strategi-strategi untuk
mencapai visi tersebut, dan menanamkan nilai-nilai baru.

(Sumber : hardjasapoetra.blogspot.com)
Pak Bonar menunjukan perilaku seorang pemimpin kategori consideration yang cenderung
mengarah kepada kepentingan bawahan.
Pak Biner menunjukan perilaku seorang pemimpin kategori initiating structure yang cenderung
lebih mementingkan organisasi daripada bawahannya.
“Assalamua’alaikum” selamat pagi Tutor dan rekan Tuton
berikut ini tanggapan saya pada diskusi. 3 Kepemimpinan

Teori Kepemimpinan klasik.


1. Kepemimpinan menurut teori Sifat (Trai Theory).
Salah satu pendekatan dalam mempelajari kepemimpinan adalah berdasarkan sifat/cirri.
pendekatan ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari pemimpin. dasar dari pendekatan
inilah adalah bahwa beberapa orang merupakan pemimpin alamiah yang dianugerahi beberapa
ciri/sifat yang tidak dipunyai orang lain.
Hakikat teori sifat menunjuk pada sejumlah atribut individual, seperti aspek-aspek kepribadian,
temperaman, kebutuhan, motivasi, dan lain-lain. Ciri kepribadian adalah watak yang relatif
stabil dalam berprilaku dengan suatu cara tertentu, misalnya rasa percaya diri, kedewasaan
emosional, dan tingkat energi.
konsepsi awal tentang teori kepemimpinan berdasarkan sifat/ciri dapat ditelusuri kembali pada
zaman Yunani kuno dan zaman Romawi. Pada waktu itu, orang percaya bahwa pemimpin itu
dilahirkan, bukan dibuat. Seseorang yang dilahirkan sebagai pemimpin maka akan jadi
pemimpin, terlepas apakah ia mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin.
Teori Kepemimpinan sifat/ciri didasarkan pada pemikiran bahwa keberhasilan pemimpin
ditentukan oleh adanya kelebihan sifat-sifat yang dimiliki oleh pemimpin itu sendiri, berupa
sifat-sifat fisik, kemamuan atau kepribadian.

2. Kepemimpinan Karismatik

Kepemimpinan Karismatik ada masa lalu, karisma merupakan bidang dari para peneliti yang
mempelajari kepemimpinan politik dan kepemimpinan dari gerakangerakan sosial atau sekte
agama. Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir ini, para peneliti mulai tertarik untuk
mempelajari kepemimpinan karismatik. Kebanyakan teori mengenai kepemimpinan karismatik
tidak cukup memberi keterangan tentang proses yang dengan proses itu para pemimpin
karismatik mampu mempengaruhi para pengikut dan memotivasinya untuk mengorbankan
kepentingan mereka sendiri demi kepentingan organisasi. Berbagai teori tentang kepemimpinan
karismatik memberi sejumlah penjelasan tentang proses-proses mempengaruhi dari seorang
pemimpin karisma. Teori-teori lainnya memberikan penekanan pada kesetiaan dan kepatuhan
sebagai indikator utama dari pengaruh pemimpin karismatik. Teori-teori mengenai pemimpin
karismatik juga berbeda dalam deskripsinya dengan perilaku kepemimpinan karismatik. Namun
demikian, kebanyakan teori tentang kepemimpinan karismatik setuju bahwa para pemimpin
karismatik lebih besar kemungkinannya akan muncul bilamana suatu organisasi berada dalam
keadaan stres dan transisi.

Teori Kepemimpinan Karismatik

1. Teori Kepemimpinan Karismatik House


Teori kepemimpinan karismatik dari House didasarkan atas hasil-hasil penemuan dari berbagai
disiplin ilmu sosial. House mengidentifikasi bagaimana pemimpin karismatik berperilaku,
bagaimana ia berbeda dari orang lain, dan dalam kondisi bagaimana ia berkembang. House
juga memasukkan ciri-ciri, perilaku, pengaruh, serta kondisi situasional dari seorang pemimpin

2. Teori Atribusi tentang Karisma


Teori ini dikembangkan oleh Conger dan Kanungo. Teori ini didasarkan atas asumsi bahwa
karisma adalah sebuah fenomena atribusi (attributional phenomenon).

3. Teori Konsep Diri tentang Kepemimpinan Karismatik


Teori ini diformulasikan oleh Shamir, House, dan Arthur (1993). Teori ini dibangun berdasar
teori tentang kepemimpinan karismatik yang dikembangkan oleh House. Beberapa indikator
tentang karisma termasuk afeksi para pengikut terhadap pemimpin, keterlibatan emosional
dalam misi kelompok atau organisasi, keyakinan para pengikut tentang kontribusi terhadap
keberhasilan misi serta komitmen terhadap tujuan kinerja yang tinggi, masih tetap sama
dengan teori yang dikembangkan House. Namun demikian, dalam teori ini pemimpin karismatik
menggunakan sejumlah proses motivasional yang sebelumnya tidak dimasukkan ke dalam teori
House.

3. Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku (Behavioral Theory)

studi tentang kepemimpinan sejak dulu telah banyak menarik perhatian para ahli. Pada tahun
1950-an para peneliti dan teoritis berusaha mencari pendekatan lain sebagai reaksi terhadap
teori kepemimpinan berdasarkan ciri. Para peneliti dan teoritis mulai memberikan perhatian
yang seksama terhadap perilaku pemimpin. Melalui berbagai penelitian dan eksperimen tentang
perilaku pemimpin diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
hakikat kepemimpinan yang pada gilirannya menunjukkan perbedaan-perbedaan yang
mencolok antara kepemimpinan berdasarkan ciri dengan kepemimpinan berdasarkan perilaku.

Teori Kepemimpinan Kontemporer


1. Teori Atribusi Kepemimpinan
Teori atribusi kepemimpinan ini mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata merupakan
suatu atribusi yang dibuat orang atau seorang pemimpin mengenai individu-individu lain yang
menjadi bawahannya. Pengertian atribusi sendiri adalah sifat yang menjadi ciri khas suatu
benda atau orang atau dapat pula diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang atau
seorang pemimpin mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang lain atau bawahan. Selain
itu, atribusi juga merupakan sebuah teori kognitif yang digunakan untuk menjelaskan
bagaimana seorang manajer atau pemimpin menginterpretasikan informasi mengenai kinerja
seorang bawahan dan memutuskan bagaimana akan bereaksi terhadap bawahan tersebut.

Kecenderungan manusia untuk selalu berupaya guna mengetahui apa yang ada dibalik gejala
yang ditangkap dengan indera, persepsi sosial merupakan penjelasan yang ada di balik perilaku
itu dan dikenal sebagai atribusi. Dengan demikian, atribusi merupakan proses sehingga dapat
diketahui sebab dan motif perilaku seseorang. Bila diamati beberapa pemahaman di atas, relatif
mempunyai pengertian yang sama sehingga dapat dipahami atribusi merupakan
1. suatu proses,
2. mencari kejelasan sebab-sebab,
3. menginterpretasikan
4. memutuskan.

Beberapa teori atribusi yang hingga saat ini masih diakui oleh banyak orang sebagai berikut.

. Teori Penyimpulan Terkait (Correspondensi Inference), yakni perilaku orang lain merupakan
sumber informasi yang kaya. Kemudian dari hasil penelitian Jones & Davis (1965) dan Jones
McGillis (1976) sebelum penelitian Malloy & Albriht, menemukakan bahwa hal-hal khusus yang
perlu diamati untuk lebih menjelaskan atribusi sebagai berikut. a. Perilaku yang timbul karena
kemampuan orang itu sendiri, contoh: kasir yang cemberut atau satpam yang tersenyum. b.
Perilaku yang membuahkan hasil yang tidak lazim, misal pria tampan yang mau dengan
seorang wanita yang gendut, jelek, dan miskin. c. Perilaku yang tidak biasa, contoh: seorang
pelayan toko menunjukkan toko lain yang merupakan saingannya kepada pelanggannya. 3.30
Kepemimpinan

2. Teori sumber perhatian dalam kesadaran (conscious attentional resources) bahwa proses
persepsi terjadi dalam kognisi orang yang melakukan persepsi (pengamatan). Menurut Gilbert
dan kawan-kawan (1988), atribusi kesadaran ini harus melewati tiga tahapan yaitu
a. kategorisasi;
b. karakterisasi;
c. koreksi.

3. Teori atribusi internal dan eksternal dikemukakan oleh Kelly & Micella 1980, yaitu teori yang
berfokus pada akal sehat. Menurut teori ini, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, apakah suatu
perilaku beratribusi internal atau eksternal, yaitu
a. konsensus;
b. konsistensi;
c. distingsi atau kekhususan.

2. Kepemimpinan Transformasional
Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional dicetuskan oleh Burns (1978). Munculnya
kepemimpinan ini dipicu oleh kebutuhan untuk mengubah cara-cara dalam menjaga
kelangsungan hidup organisasi. Kepemimpinan transformasional menekankan kepada proses
membangun komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para
pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Kepemimpinan, pada dasarnya merupakan sebuah proses hubungan sekelompok orang,
hubungan antara pemimpin dengan para pengikut. Menurut Burns (1978:440), kepemimpinan
adalah proses antarhubungan yang berkembang di mana pemimpin secara terus-menerus
membangkitkan tanggapan-tanggapan motivasional dari para pengikut dan memodifikasi
perilaku para pengikut pada saat mereka menghadapi tanggapan atau perlawanan, dalam
sebuah proses dan arus balik yang tidak pernah berhenti. Ide tentang Teori Kepemimpinan
Transformasional atau Transformational Leadership Theory diawali oleh James MacGregor
Burns (1979) dalam bukunya yang berjudul Leadership. Dalam buku tersebut, Burns
menggunakan istilah transforming leadership, sedangkan istilah kepemimpinan transformasional
(transformational leadership) dikemukakan oleh M. Bass (1985) dalam bukunya yang berjudul
Leadership and performance beyond expectations. Bass memformulasikan konsep

Anda mungkin juga menyukai