Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sukma Rusdiansyah

NIM : 020526646
Mata kuliah : ADPU4337 Usaha-usaha Milik Negara dan Daerah

Tugas.1
Kerjakan Tugas Berikut :
SEBUTKAN DAN JELASKAN:
1. Bagaimanakah Bentuk dan karakteristik Badan usaha milik negara dan daerah !

Jawaban
1. Badan Usaha berbentuk Badan Hukum
Karakteristik suatu badan hukum yaitu terdapat pemisahan kekayaan pemilik dengan
kekayaan badan usaha, sehingga pemilik hanya bertanggung jawab sebatas  harta yang
dimilikinya. 
Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum terdiri dari :
(1)     Perseroan Terbatas (“PT”)
Memiliki ketentuan minimal modal dasar, dalam UU 40/2007 minimum modal dasar PT
yaitu Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Minimal 25% dari modal dasar telah
disetorkan ke dalam PT;
Pemegang Saham hanya bertanggung jawab sebatas saham yang dimilikinya;
Berdasarkan peraturan perundang-undangan tertentu diwajibkan agar suatu badan usaha
berbentuk PT.
 (2) Yayasan
Bergerak di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota;
Kekayaan Yayasan dipisahkan dengan kekayaan pendiri yayasan.
(3)     Koperasi
Beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
berdasar atas asas kekeluargaan.
Sifat keanggotaan koperasi yaitu sukarela bahwa tidak ada paksaan untuk menjadi
anggota koperasi dan terbuka bahwa tidak ada pengecualian untuk menjadi anggota
koperasi.

2. Badan Usaha bukan berbentuk Badan Hukum


Lain halnya dengan badan usaha yang bukan berbentuk badan hukum, pada bentuk badan
usaha ini, tidak terdapat pemisahan antara kekayaan badan usaha dengan kekayaan
pemiliknya.
Badan usaha bukan berbentuk badan hukum terdiri dari:
(1)     Persekutuan Perdata
Suatu perjanjian di mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan
sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi
karenanya;
Para sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas Persekutuan Perdata.
(2)     Firma
Suatu Perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di bawah nama bersama;
Para anggota memiliki tanggung jawab renteng terhadap Firma.
(3)     Persekutuan Komanditer (“CV”)
Terdiri dari Pesero Aktif dan Pesero Pasif/komanditer.
Pesero Aktif bertanggung jawab sampai dengan harta pribadi, sedangkan pesero pasif
hanya bertanggung jawab sebesar modal yang telah disetorkan ke dalam CV.  

BERIKAN ANALISIS:
Apakah masyarakat telah menikmati   Sumber Daya Alam yang dikelola BUMN/D,  ?
sesuai dengan UUD pasal 33,  cabang-cabang  produksi  yang  menguasai  hajat  hidup 
orang banyak,  kemudian  bumi,  air,  dan  kekayaan  alam  yang  terkandung  di
dalamnya.  Itu  juga  harus  dikuasai  oleh  negara  untuk  sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
Apakah telah benar-benar dapat mensejahterakan Rakyat ?? silahkan analisis dari
keadaan saat ini, menurut pendapat saudara sendiri.
Dalam pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk
semua, di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran
masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu ekonomi disusun
sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan
itu adalah koperasi. Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi semua
orang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hidup orang
banyak harus dikuasai negara. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh ke tangan orang seorang yang
berkuasa dan rakyat yang banyak ditindasnya. Hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat
hidup orang banyak boleh ada di tangan orang seorang. Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Meskipun telah terjadi
amandemen terhadap UUD 45, khususnya ketentuan pasal 33 yang berkaitan dengan konsep
“Penguasaan Negara”, demikian pula penafsiran atas ketentuan tersebut berdasarkan Keputusan
mahkamah Konstitusi berkaitan dengan UU no 22 tahun 2001 tentang Migas, namun penafsiran
pasal 33 berkaitan dengan konsep “penguasaan Negara” tetap belum tuntas, baik dari sisi jabaran
maupun parameter yang dapat digunakan. Ketidak jelasan pemahaman konsep “penguasaan
Negara” tersebut telah menimbulkan persoalan pada tataran implementasinya, terutama dikaitkan
dengan konsep lainnya yang tak dapat dipisahkan yaitu: “penting bagi Negara”; “menguasai
hajat hidup orang banyak”; serta “untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Akibatnya
terdapat kesulitan untuk mengukur sejauh mana amanat konstitusi tersebut telah dilaksanakan
oleh Negara melalui Pemerintah. Atas dasar kesimpulan di atas, maka perlu ditempuh langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Memperjelas penafsiran “penguasaan Negara” baik dari aspek jabaran makna maupun
parameter yang dapat digunakan untuk mengukur pelaksanaannya, terutama dikaitkan dengan
konsep-konsep: “yang penting bagi Negara”, “menguasai hajat hidup orang banyak”; serta
“untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” melalui suatu penelitian yang lebih komprehensif.
2. Memanfaatkan hasil penelitian tersebut untuk mendukung langkah implementasinya agar ada
kepastian, baik dalam pengaturan lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan maupun
dalam implementasi di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai