Anda di halaman 1dari 10

Bahaslah salah satu dari beberapa konsep strategi berikut.

1. manajemen kualitas,

2. reenguneering

3. Kaizen

4. benchmarking

5. balanced score card

Bahaslah dengan menggunakan literatur yang sesuai

Panjang tulisan antara 8 - 10 halaman

Huruf Time new Roman 12 pitch

Dilarang melakukan plagiasi

Saya akan memilih atau akan membahas point ke3 yaitu kaizen

pengertian kaizen

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) menggelar pra rakernas DJKN tahun 2021. Dalam salah satu
kegiatan tersebut, Direktur Jenderal Kekayaan Negara,Rionald Silaban menyampaikan harapan akan
banyaknya inovasi yang tercipta setelah dilaksanakan Rakernas tahun ini, dan juga menginginkan agar
ide-ide yang dihasilkan merupakan ide-ide yang implementatif, terukur serta hasil yang disampaikan
nantinya benar-benar research-based innovation. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati bahwa salah satu kunci untuk menjadi high income country ialah terus
meningkatkan kualitas SDM, inovasi serta terus meningkatkan produktivitas. Inovasi juga menjadi hal
penting bagi pemerintah untuk mencapai output dan outcome yang lebih optimal dan sebagai
penggerak daya saing dan pertumbuhan ekonomi.

Namun dalam pembuatan inovasi sendiri masih banyak yang kesulitan untuk memulainya. Hal ini
disebabkan karena kurang pahamnya langkah-langkah atau pendekatan dalam pembuatan inovasi.
Sering kali kita ingin membuat inovasi namun sulit untuk memunculkan ide-ide baru atau kita punya ide
namun sulit untuk merealisasikannya. Banyak juga pegawai yang sudah memulai inovasi namun tidak
terarah dan tidak sesuai dengan target/hasil yang diharapkan sehingga terkadang membuat pegawai
yang melakukan inovasi merasa ingin berhenti melakukan inovasi. Hal ini menjadi hambatan dalam
menciptakan budaya inovasi yang baik, oleh sebab itu diperlukan suatu konsep pembuatan inovasi yang
terstandar untuk dapat diterapkan secara maksimal.
Salah satu konsep yang ada dan dapat diterapkan dalam pembuatan inovasi yaitu konsep Kaizen. Kaizen
sendiri merupakn filosofi dan budaya yang berasal dari masyarakat Jepang berupa suatu cara berpikir
untuk perbaikan dan kemajuan secara terus menerus dalam kehidupan seseorang, keluarga, masyarakat
atau lingkungan pekerjaan. Kaizen dikenal juga dengan nama Continuous Improvement atau
perbaikan/peningkatan yang dilakukan secara terus menerus. Banyak perusahaan di dunia telah berhasil
menggunakan prinsip-prinsip kaizen untuk mendorong perbaikan di semua lini proses. Konsep kaizen
atau Continuous Improvement juga sering diarahkan oleh pimpinan-pimpinan dalam organisasi. Namun
demikian, dukungan legal terhadap perubahan secara terus menerus di lingkungan organisasi
hendaknya diikuti dengan disusunnya pedoman standar pembuatan perubahan atau inovasi. Dengan
adanya pedoman tersebut diharapkan terciptanya inovasi-inovasi yang terstandar dan berdasarkan
research-based innovation.

Dalam memaksimalkan penerapkan kaizen, perlu dipahami bahwa diperlukan sebuah pendekatan
metode yang terstruktur dan sistematis agar tercipta sebuah improvement atau inovasi yang optimal.
Metode yang dapat digunakan yaitu Plan, Do, Check, Action (PDCA). PDCA ini sebagai sarana menjamin
terlaksananya kesinambungan dari kaizen, serta menerapkan standarisasi guna mencapai kestabilan
proses dan berkaitan dengan pemeliharaan, sehingga memudahkan pembuat inovasi untuk membaca,
memahami dan memantau progres inovasi tersebut dan juga memudahkan bagi orang awam atau tim
analis untuk mempelajari proses pembuatan inovasi tersebut.

PDCA sesuai dengan singkatannya memiliki 4 tahapan yang terdiri dari Plan (Rencana), Do (melakukan),
Check (mengevaluasi), Action (tindak lanjut). Tahapan-tahapan tersebut menghasilkan suatu siklus tanpa
akhir dengan hasil integral pada setiap siklus yang dilakuka. Siklus ini yang menjadi inti dari konsep
kaizen yaitu continuous improvement. Pada masing-masing tahapan dapat dirinci kedalam beberapa
aktivitas. Aktivitas- aktivitas tersebut dikenal dengan nama 8 langkah untuk perbaikan.

Pada tahapan Plan (Rencana) terdiri dari 4 aktivitas yaitu menentukan tema, menetapkan target, analisis
faktor penyebab dan menemukan sumber penyebab, dan mencari ide-ide rencana perbaikan. Tahapan
ini merupakan tahapan awal yang menentukan untuk memulai inovasi karena diperlukan perencanaan
yang terperinci. Banyak yang kesulitan dalam memulai tahapan ini sehingga perlu penelaahan yang
dalam. Dalam aktivitas menentukan tema dapat dilakukan dengan membaca artikel, berdiskusi dengan
rekan kerja, atau berdiskusi atau mentoring dengan atasan. Kemudian kelompokan setiap kegiatan
berdasarkan lingkup pekerjaan, setelah itu daftarkan masalah-masalah yang muncul pada lingkup
pekerjaan tersebut. Untuk mengelompokan masalah-masalah tersebut kita dapat menganalisa dengan
sesuatu yang menyimpang dari keinginan, menyimpang dari target, menyimpang dari standar. kemudian
dari analisa tersebut buatlah prioritas yang secara signifikan berkontribusi terhadap target utama atau
yang memiliki benefit terbesar. Dalam menentukan prioritas dapat menggunakan hukum pareto (20:80),
histogram, dan grafik. Pada tahap ini jangan ragu untuk mendaftarkan masalah-masalah yang ada mulai
dari yang kecil sampai dengan yang besar.

Dalam aktivitas menetapkan target perbaikan kita bisa mengacu pada metode SMART. SMART ini
merupakan singkatan dari Spesific, Measurable, Achieveable, Relevant, dan Time Bound. Dengan
metode ini kita bisa ulas target perbaikan yang akan ditetapkan dengan pertimbangan seperti apa item
atau hal yang akan dievaluasi, berapa nilai yang akan dicapai, bagaimana item atau hal tersebut dapat
dicapai, apakah target itu relevan untuk dicapai, serta berapa lama target dapat dibutuhkan. Penetapan
target ini juga dapat berdasarkan target yang ditetapkan oleh organisasi, target pengguna layanan,
kondisi terbaik yang pernah dicapai, hasil analisa, kesepakatan bersama. Setelah target ditetapkan,
aktivitas selanjutnya adalah menganalisis faktor penyebab atau sumber/akar dari masalah yang muncul.
Dalam menentukan akar penyebab masalah yang muncul dapat menggunakan tools Fish Bone dan 5M
(Methode, Material, Man, Money, Machine). Pastikan setiap item sumber masalah yang dimunculkan
memiliki data dan fakta yang signifikan, berdasarkan pengalaman dalam menjalaninya, dan berdasarkan
diskusi dengan rekan kerja dan atasan atau pihak-pihak terkait. Setelah sumber masalah ditetapkan,
kemudian kita melanjutkan dengan aktivitas mencari ide-ide perbaikan. Fokuskan ide-ide perbaikan ini
untuk memecahkan masalah-masalah yang telah ditetapkan, sehingga dari ide-ide ini muncul sebuat
inovasi. Dalam mencari ide-ide perbaikan kita dapat berdiskusi dengan tim inovasi, rekan kerja, atasan
atau pihak terkait dengan ruang lingkup pekerjaan. Munculkan sebanyak mungkin ide-ide perbaikan.
Setelah itu tentukan 1 ide perbaikan yang memiliki dampak yang signifikan dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang ada serta memiliki biaya dan risiko yang rendah dalam mengimplementasikan ide
tersebut.

Pada tahapan Do (Melakukan) terdiri dari 1 aktivitas yaitu implementasi rencana perbaikan. Tahap ini
kita mulai mengerjakan berbagai hal yang telah direncanakan sebelumnya. Namun sebelum memulainya
kita perlu membuat pengertian bersama atau menyamakan persepsi terkait ruang lingkup, objek serta
hal-hal yang perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang telah ditentukan. Pastikan dalam
mengumpulkan data selalu menggunakan data yang valid. Pada tahap ini kita juga dapat menggunakan
pihak ketiga pada implementasi rencana perbaikan, namun perlu dilakukan monitoring secara berkala
progres yang berjalan agar sesuai dengan rencana dan target yang diharapkan. Perlu diingat bahwa
inovasi ini merupakan inovasi secara bertahap, sehingga tidak perlu terlalu memaksakan perbaikan
secara menyeluruh. Yang perlu kita perhatikan adalah kesesuaian rencana dengan implementasi
rencana perbaikan.

Pada tahapan check (Evaluasi) terdiri dari 1 aktivitas yaitu evaluasi hasil. Tahap ini kita mengevaluasi
hasil dari implementasi rencana perbaikan, kita dapat memeriksa hasil implementasi sedikitnya setelah
berjalan 2 bulan. Kemudian deskripsikan kondisi awal sebelum dilakukan inovasi dengan setelah
dilakukan inovasi. Pada tahap do dan check dapat dilakukan berulang kali sampai mendapatkan hasil
yang sempurna dan terhindar dari kesalahan yang berulang.

Pada tahap Action (Tindak Lanjut) terdiri dari 2 aktivitas yaitu Standarisasi dan Rencana perbaikan
selanjutnya. Aktivitas standarisasi diperlukan untuk mencegah masalah yang sama dapat kembali
terulang. Tanpa standar, dengan berjalannya waktu atau dengan cepatnya perputaran mutasi pegawai,
sedikit demi sedikit dapat kembali menggunakan cara yang lama. Standarisasi dapat dilakukan dengan
perubahan kebijakan, usulan SOP baru, dan juga dilakukannya pelatihan dan sosialisasi. Aktivitas yang
terakhir yaitu rencana perbaikan selanjutnya. Aktivitas ini lah yang menjadi inti dari konsep kaizen
karena setelah menentukan rencana perbaikan selanjutnya proses PDCA akan berulang kembali mulai
dari tahap awal lagi yaitu plan dan mengulang semua tahap secara berurutan dan sistematis sampai
dengan sistem atau tata kelola organiasi telah stabil dan mencapai peningkatan secara terus menerus.

Guna mengoptimalkan Konsep kaizen atau continuous improvement yang terstruktur dan sistematis
terhadapat penerapan budaya inovasi perlu adanya keterlibatan semua pihak terutama para top
manajemen. Top manajemen ini merupakan penentu warna dari sebuah organisasi serta penentu
keberhasilan dalam menciptakan lingkungan yang mendukung penerapkan budaya inovasi. Disamping
itu juga perlu adanya keterbukaan proses dengar pendapat terkait ide atau saran yang muncul serta
memberikan feedback yang membangun, sehingga menumbuhkan semangat dan motivasi para pegawai
dalam melaksanakan inovasi atau perbaikan secara terus menerus.

Manfaat Kaizen

Melalui pemilihan konsep Kaizen ini perusahaan akan diajarkan untuk memiliki mindset yang tidak cepat
untuk berpuas diri namun selalu membuat suatu perkembangan kecil yang berkelanjutan seperti,
meningkatkan produktivitas, menjaga keamanan fasilitas perusahaan, menjaga kualitas produk, hemat
biaya, komunikasi yang lebih baik, memotivasi para pekerja, kepuasaan pelanggan yang lebih tinggi

Prinsip Kaizen

Prinsip budaya kaizen, prinsip-prinsip budaya kaizen dalam suatu perusahaan menurut Wellington
(1998) seperti,

Jepang dikenal sebagai salah satu negara modern dan maju sejak pertengahan abad ke-20 sampai
sekarang. Berbagai keberhasilan tersebut menimbulkan kekaguman bangsa-bangsa lain di dunia,
termasuk di Indonesia. Dunia akademisi dan jurnalistik Indonesia sering mengutip contoh keberhasilan
Jepang dengan memberi opini ‘cultural determinism’ atau ‘budaya sebagai faktor penentu’. Menurut
anggapan itu, Jepang berhasil karena memiliki budaya unggul. Dari opini tersebut, lahirlah kesimpulan
bahwa jika bangsa lain (termasuk Indonesia) ingin maju seperti Jepang, maka yang perlu dipelajari
adalah budaya Jepang. Dalam Seikatsu Kaizen ini, pembaca diajak menelusuri perjalanan sejarah
modernisasi Jepang, yang dimulai pada tahun 1860-an. Kita akan melihat apa saja upaya-upaya yang
telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Jepang, sehingga berhasil mewujudkan negara yang
modern, sejahtera, dan maju dengan rakyat yang disiplin, rajin, produktif serta memiliki rasa tanggung
jawab sosial.

Fokus pada pelanggan,

Pandangan jangka panjang pada kebutuhan pelanggan merupakan fokus yang menjadi penopang Kaizen,
dimana di dalam Kaizen penting untuk melakukan segala secara absolut tanpa boleh diubah harus selalu
diarahkan pada kepuasaan pelanggan yang lebih besar dan sebuah perusahan harus menyediakan
produk mutu tinggi dan kepuasan yang tidak tertandingi

Melakukan Perbaikan Terus Menerus,

Memperbaiki terus menerus akan mencari acara untuk selalu memperbaiki dalam sebuah perusahaan
dan tidak berhenti setelah perbaikan berhasil diimplementasikan, dengan tujuan sebuah keberhasilan
yang dicapai akan menjadi patokan bagi pelaksanaan kegiatan perusahaan yang berorientasi pada suatu
profitabilitas akan tetapi standarisasi hari ini akan berubah sampai ada pekerja yang mampu untuk
menemukan sebuah cara baru yang lebih efektif dan juga efisien.

Mengakui Suatu Masalah Secara Terbuka,

Mengakui suatu masalah secara terbuka diman setiap perusahaan pasti memiliki masalah tersendiri
namun jika melakukan perkuat budaya yang mendukung secara tepat , konstruktif, tidak bersifat
konfrontasi dan juga tidak saling menyalahkan dan bahwa setiap tim kerja mendapatkan suara untuk
mengemukakan masalah yang terjadi secara terbuka

Mendorong keterbukaan,

Mendorong keterbukaan akan penerapan strategi kaizen ini cenderung kutang memilki peng kotak-
kotakan fungsional sehingga setiap karyawan memilki ruang yang lebih leluasa untuk berkomunikasi
yang membitikan komunikasi yang semakin hidup dan juga dapat mendorong sebuah keterbukaan

Menciptakan tim kerja

Penciptaan tim kerja dimana setiap individu dalam suatu perusahaan menjadi tim anggota tim kerja dan
pekerja akan selalu dikaitkan dengan tim lintas fungsional
Mengelola Proyek Melalui Tim Lintas Fungsional

Mengelola proyek melalui tim lintas fungsional, setiap keterampilan dan juga ide terbaik untuk
mengelola sebuah perusahaan dengan cara yang efisien dan di dalam hal yang menyangkut disiplin akan
ilmunya sendiri dan fungsi yang perlu terwakilkan oleh sebuah tim sejak awal akan dipengaruhi proyek-
proyek. Melalui hal tersebut sebuah keterampilan dalam mencari sebuah sumber tim untuk tim lintas
fungsional ada membayangkan terlebih dahulu.

Pengembangan Proses Hubungan yang Tepat

Pengembangan proses hubungan yang tepat dimana suatu faktor primer dalam Kaizen ini merupakan
penekanan pada proses manajemen sebuah perusahaan yang memperhatikan dan mendorong untuk
mencapai sasaran yang dituju dengan menja;in sebuah harmoni melalui komunikasi yang baik dimana
baik di antara para konsumen juga para pekerja.

Mengembangkan disiplin pribadi

Mengembakan dispilin, dimana penerapan disiplin pribadi alam menjadi perlu dengan tujuan untuk
pengendalian diri dan pada umumnya banyak orang yang belum siap untuk mengorbankan aspek lain
seperti (keluarga, sosial) untuk kepentingan perusahaan.

Memberikan Informasi kepada Setiap Pekerja

Memberikan informasi kepada setiap pekerja, dimana semua pekerja perusahaan perlu untuk mendapat
informasi yang tepat mengenai permasalahan yang ada pada perusahaan khususnya untuk pekerja
bidang pemasaran, ditujukan untuk setiap pekerja perusahaan dapat mampu untuk selalu berpikir untuk
memecahkan setiap masalah yang ada di dalam perusahaan.

Membuat Setiap Pekerja Menjadi Mampu

Membuat setiap pekerja menjadi mampu, dimana setiap pekerja di beri bekal akan keterampilan dan
juga peluang untuk menerapkan suatu informasi yang diberikan melalui pelatihan pada berbagai
keterampilan, dorongan, tanggung jawan dalam mengambil keputusan.

Faktor Kaizen

Berikut terdapat beberapa faktor yang memiliki pengaruh akan keberhasilan akan penerapan budaya
kaizen di dalam suatu perusahaan antara lain seperti,
Team Work, Personal Discipline, Improved morale (peningkatan moral), quality circle (kualitas
lingkaran), Suggestion for Improvement (saran untuk perbaikan),

Konsep Kaizen

Memiliki teknik manajemen yang memiliki penekanan pada suatu perbaikan kualitas secara
berkesinambungan yang melibatkan semua pihak dengan biaya yang rendah, berikut konsep-konsep
dari Kaizen yang dikenal dengan beberapa teknis seperti,

Konsep PDCA (plan, do, check, and action)

Pada langkah awal ini Kaizen menerapkan siklus dari PDCA yang terdiri dari plan, do, check, dan action
yang sebagai sarana yang menjamin terlaksananya kesinambungan dari Kaizen ini dan hal-hal ini akan
berguna dalam mewujudkan suatu kebijakan untuk memelihara dan memperbaiki serta menaikan
standar. Siklus dari PDCA ini menerapkan suatu perubahan yang berguna untuk meningkatkan suatu
proses yang merajuk pada fungsi dari perbaikan, dimana siklus dari PDCA ini menerapkan suatu
standarisasi yang berguna untuk mencapai suatu kestabilan dari proses dan keterkaitan dengan fungsi
pemeliharaan.

Konsep QCD (Quality, Cost, and Delivery)

Konsep yang kedua ini tidak boleh terlupakan karena terdiri dari quality, cost dan delivery atau mutu,
biaya, dan pelayanan. Kaizan membicarakan ketiga hal-hal tersebut, dimana miti merupakan nilai paling
utama dan kita ketahui bahwa kaizen berorientasi pada proses dimana prosesnya dianggap benar maka
hasil yang diperolehnya akan baik sama seperti dengan biaya kaizen yang dapat menekan biaya dari
produksi suatu produk juga dengan pelayanannya jika semua dapat dilakukan dengan benar maka segala
hal akan berjalan dengan lancar.

Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri)

Konsep 3M ini diciptakan dan dibentuk dengan tujuan mengurangi kelelahan, meningkatkan mutu,
mempersingkat waktu dan juga mengurangi efisiensi biaya. Kata Muda disini diartikan dengan
pengurangan pemborosan atau suatu kesia-siaan. Kata Mura disini didefinisikan dengan tidak rataan,
kekurangan dari stabilitas dan aliran. Ketidakrataan ini akan mendorong penciptaan mudan dan kegiatan
non-value added yang harus ditangani melalui penerapan pada prinsip-prinsip just in time (JIT) dan kata
Muri disini diartikan dengan mengurangi ketegangan.
Gerakan 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke)

Konsep pada gerakan 5S ini memiliki dasar pada proses perubahan sikap dengan menerapkan penataan,
kebersihan, dan kedisiplinan di tempat kerja konsep 5S yang terdiri dari seiri, seiton, seiso seiketsu, dan
shitsuke ini merupakan kebudayaan tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya
secara benar. 5S ini merupakan sarana yang efektif untuk meningkatkan mentalitas dasar dari pekerja
termasuk dari cara berpikir dan bertindak yang di dalam pelaksanaan kerja sehari-hari serta sikap yang
akan menunjukan penerapan pada sistem manajemen suatu perusahaan. Berikut penjelasan dari seiri,
seiton, seiso seiketsu, dan shitsuke seperti,

Seiri (ringkas), memiliki kuasa untuk mengatur segala sesuatu dengan memilah sesuai dengan acuan
dan prinsip tertentu dan hal ini memiliki arti untuk membedakan antara yang diperlukan dengan yang
tidak diperlukan serta membuang yang tidak diperlukan dan mencari hal-hal yang menyebabkan serta
menghilangkan hal-hal penyebab tersebut hingga tidak menemukan adanya penimbulan masalah

seiton,

Memiliki arti penyimpan barang di tempat yang tapt atau menata letak yang benar sehingga dapat
dipergunakan dalam keadaan yang mendesak. Hal ni juga menjadi cara untuk menghilangkan waktu
proses dari pencarian jika suatu hal disimpan di tempatnya demi mutu dan keamanan, hal ini diperlukan
tempat kerja yang tertata dan rapi

seiso,

Seiso memiliki arti membereskan barang-barang yang ada sehingga menjadi bersih. Hal ini memiliki arti
untuk membersihkan sampah, kotoran, dan benda-benda asing dan hal-hal lain yang membuat kotor
atau berantakan, melakukan pembersihan sebagai suatu bentuk memeriksa terhadap tempat kerja dan
jauh dari adanya cacat dan cela.

Seiketsu,
Seiketsu memiliki prinsip untuk selalu mengusahakan agar tempat kerja yang sudah baik dan selalu
terpelihara dimana tempat kerja yang terawat hal-hal seperti kerawanan dan penyimpangan dapat
cepat untuk terdeteksi dan dinilai sehingga berbagai masalah dapat dicegah dengan sedini mungkin

Shitsuke,

Nilai terakhir pada 5S ini adalah Shitsuke dimana merupakan metode yang biasa digunakan untuk
memotivasi para pekerja agar terus menerus melakukan dan ikut serta dalam suatu kegiatan perawatan
dan aktivitas perbaikan serta membuat pekerja menjadi terbiasa untuk menaati aturan.

Tahapan Pelaksanaan Kaizen

Kaizen merupakan suatu event atau agenda untuk melakukan improvement pada area-area tertentu
dan juga dengan sasaran tertentu, dimana dengan adanya Kaizen Event perlu adanya perencanaan pada
tempat dan juga waktu tertentu dengan tahapan dari pelaksanaan kaizen seperti berikut,

-Menentukan Masalah atau are

-Menentukan Tujuan dan Sasaran

-Membentuk Tim

-Memberikan Training tentang Kaizen

-Melakukan Pengukuran

-Melakukan Root Cause Analysis

-Melaksanakan Tindakan perbaikan

-Memeriksa Hasil
-Standarisasi

-Follow up atau penindak lanjutan

-Celebrate dan mengulang kembali siklus

Nah, itulah pengertian, manfaat, prinsip, faktor, konsep, dan tahapan pelaksanaan dari Kaizen yang
dapat membantu Grameds untuk lebih memahami serta memaknai metode kerja Kaizen. Melalui
pengertian, manfaat, prinsip, faktor, konsep, dan tahapan pelaksanaan dari Kaizen diharapkan Grameds
dapat memahami makna-makna yang ada . Berbagai buku mengenai metode Kaizen ini juga tersedia di
Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas kamu yang akan selalu siap sedia menyediakan berbagai buku
pilihan yang berkualitas serta bermanfaat. Semoga bermanfaat!

Anda mungkin juga menyukai