Anda di halaman 1dari 23

SESI 1

1. Kapan konferensi Princeton dilaksanakan?

A. September 1952.
B. Agustus 1953.
C. September 1953.
D. Agustus 1952

2. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh metodologi ilmiah atau metode analisis ilmiah atau Scientific method of
analysis dikemukakan oleh . . .

A. Fred W. Riggs.
B. William J Siffin.
C. Ferrel Heady.
D. Nimrod Raphaeli

3. Membandingkan sistem administrasi negara dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan kecuali…..

A. Institusional.
B. Kronologis.
C. Emosional.
D. Silang budaya

4. Hakikat administrasi negara merupakan salah satu aspek administrasi yang menekankan pembahasan pada
bidang…..

A. Institusi.
B. Politik.
C. Negara.
D. Budaya

5. Menurut pendapat Nimrod Raphaeli setiap studi yang bersifat komparatif selalu menghadapi masalah
dalam…..

A. Tujuan dan metodologi.


B. Kemiskinan.
C. Tujuan.
D. Metodologi

DISKUSI 1

Perbandingan administrasi negara adalah ilmu yang masih baru, karena masih dalam proses dikembangkan secara
bertahap-tahap pengembangan sendiri berkaitan dengan administrasi negara yang awalnya masih dalam satu ikatan
Studi Pemerintahan sehingga Administrasi Negara Perbandingan Pemerintahan.

Studi Perbandingan Administrasi Negara menurut pendapat saya adalah studi untuk mencari atau menemukan
perbedaan atau kesamaan antara satu sistem atau sekelompok sistem, keberhasilan atau kegagalan sistem, sistem
jaman dulu dengan jaman sekarang, dan sistem dari negara satu dengan negara lain, itulah yang dikaitkan sebagai
pembanding dengan yang lainnya.

Awal mula pada tahun 1947 Robert E. Dahl, menyatakan sebagai lahirnya Administrasi Negara Perbandingan untuk
membuka mata pikiran dan memantapkan keyakinan tentang perlunya studi Adminitrasi Negara Perbandingan.
Kemudian tahun 1952 berlanjut dengan diselenggarakan konferensi Princenton sebagai suatu usaha untuk
mendudukkan Adminitrasi Negara Perbandingan sebagai disiplin ilmu.
Pada tahun 1957, William J. Siffin membuat karya tulis shingga pengembangan studi ini semakin meluas, dengan
meningkatnya karya tulis tentang studi ini.
Fred W. Riggs dan Ferrel Heady yang membuat iventarisasi kepustakaan yang selanjutnya dilakukan klarifikasi
sesuai kebutuhannya.

Beberapa penafsiran berkaitan apayang diperbandingkan, sebagai berikut:


a. Dilihat dari segi kronologisnya
contoh : Administrasi Negara Indonesia jaman Belanda dibandingkan dengan jaman Jepang.
b. Perbandingan institusional
contoh : sistem administrasi sipil dengan sistem administrasi militer di negara Indonesia
c. Perbandingan silang kebudayaan
contoh: sistem administrasi negara Arab dengan sistem administrasi negara Indonesia
Penafsiran perbandingan itu menunjukkan hubungan perbandingan administrasi negara dengan studi administrasi
negara karena sasaran perbandingan adminisrasi negara adalah sistem administrasi negara dengan basis komparatif.

Kebutuhan yang mendorong lahirnya studi Perbandingan Administrasi Negara , adalah:


a. Kebutuhan Praktis, agar program-program bantuan teknis dapat mencapai hasilnya.
b. Kebutuhan Teoritis, memberikan kedudukan ilmiah yang lebih tepat pada ilmu administrasi negara sebagai suatu
disiplin administrasi.
c. Administrasi Negara lebih mendasarkan diri pada aspek disiplin karena administrasi itu terpaku pada pengetahuan-
pengetahuan mengenai teknik dan proses maka upaya untuk dapat menampilkan prinsip-prinsip yang bersifat
universal.

Kegunaan Administrasi Negara Perbandingan, sebagai berikut:


a. Mencari / menemukan persamaan dan perbedaan dalam sistem administrasi negara
b. Berpikir konseptual mengenai perbandingan administrasi negara
c. Mempelajari bebrapa karakter-karakter yang terdapat dalam satu ataupun sekelompok sistem administrasi negara
d. Mendapat penjelasan apabila suatu sistem administrasi itu berhasil namun di negara lain gagal
e. Mengidentifikasi faktor-faktor budaya, politik, dan sosial yang mempengaruhi kegagalan atau keberhasilan
f. Menentukan perubahan-perubahan untuk menentukan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki
borokrasi
g. Menjelaskan perbedaan berkaitan perilaku birokrasi dan birokrat dalam lingkungan budaya dan negara yang
berbeda-beda.

Administrasi negara perbandingan dalam mencapai tujuannya mengadapi masalah-masalah. Masalah tersebut,
sebagai berikut:
a. Tujuan (apa perlunya diadakan studi Administrasi Negara Perbandingan)
b. Metodologi ( apa yang diperbandingkan)
c. Data ( apa yang diperlukan dan dikumpulkan)

SESI 2

1. Studi perbandingan sering kali menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan Validitas evidence,
Perlunya penyusunan hipotesis, Pembentukan teori yang bersifat umum, dan masalah-masalah lainnya
terkait aspek ilmu yang bersangkutan dikemukakan oleh

A. Max Weber.
B. Lucian.
C. Roethlisberger.
D. Gunnar Heckser

2. Tujuan studi perbandingan ialah memberikan penjelasan kerangka referensi yang dapat dipergunakan untuk
memberikan penjelasan menegenai perbedaan dan kesamaan dari objek yang diperbandingan merupakan
tujuan studi perbandingan menurut
A. Gunnar Heckser.
B. Eisenstadt.
C. Max Weber.
D. Roy Macridis

3. Hasil dari pembagian pekerjaan yang merupakan persyaratan untuk menyelesaikan proses kerjasama antara
manusia untuk mengatur lingkungan merupakan karakteristik struktur dari

A. Alokasi.
B. Hierarki.
C. Kualifikasi.
D. Kompetensi.
E. Diferensiasi/Spesialisasi

4. Cara menentukan ruang lingkup studi, yang dilakukan dengan jalan memanfaatkan secara perspektif, alat-
alat dan konsep yang dipergunkan oleh ahli sejarah, berasal dari pengertian dari ilmu

A. Politik.
B. Sejarah.
C. Administrasi.
D. Pengetahuan

5. Hasil dari pembagian pekerjaan yang merupakan syarat untuk penyelesaian proses kerj sama antara
manusia dengn tujuan komplek

A. Spesialisasi dalam pemerintahan.


B. Spesialisasi dalam lingkungan.
C. Spesialisasi dalam birokrasi.
D. Spesialisasi dalam organisasi

DISKUSI

Hubungan Administrasi Negara Perbandingan dengan Perbandingan Sistem Politik Bagian ini akan mengkaji
kedudukan dan hubungan antara pemerintah dan administrasi Negara dalam kerangka perbandingan antara Jerman
dan Indonesia, apakah terpisah atau menyatu, dalam empat area, yakni komponen cabang kekuasaan eksekutif,
implementasi peraturan perundangan, independensi pegawai negeri sipil dan pegawai publik, serta netralitas birokrasi
publik. Dari situ akan dipahami kemudian bagaimana suatu produk hukum yang mengatur prosedur administrasi itu
diberlakukan. bagai mana tanggapan saudara??

JAWABAN SAYA :

a. komponen cabang kekuasaan eksekutif

Di Indonesia, pemerintah menyatu dengan unsur pelaksananya, administrasi pemerintah atau aparat pemerintah
merambah, misalnya ke wilayah legislatif. Sekretariat Jenderal DPR dalam konteks ini dianggap sebagai. aparatur
pemerintah. Di wilayah yudikatif: Sekjen dan Kepaniteraan MK di Mahkamah Konstitusi adalah aparatur Pemerintah .
Dalam hal rincian tugas, fungsi, susunan dan tata kerja satuan organisasi misalnya di lingkungan Sekjen DPR
(legislatif) atau Mahkamah Konsitusi (yudikatif), Sekjen kedua lembaga tersebut harus mendapat persetujuan tertulis
dari Menteri Pendayagunaaan Aparatur Negara (eksekutif).

Pada wilayah eksekutif Jerman, pemerintah tidak menyatu. Pemerintah adalah entitas politik sebagai organ pembuat
kebijakan, sedangkan administrasi negara merupakan organ pelaksana. peranan seorang menteri itu misalnya ganda.
Pertama, ia adalah kepala administrasi negara sepanjang kementeriannya memiliki departemen. Kedua, seorang
menteri adalah corong dan wakil partai politiknya atau satu kelompok politik dalam persoalan-persoalan
pemerintahan.

b. Implementasi Undang-Undang

Implementasi suatu undang-undang di Indonesia memerlukan perincian pelaksanaan secara berjenjang menurut
hierarki tertentu hingga ke level teknis melalui peraturan pemerintah (PP), peraturan menteri (permen), petunjuk
teknis direktorat jenderal hingga surat keputusan direktur jenderal. Ketiadaan peraturan pelaksana sebagai rincian
peraturan perundangan di atasnya pada tataran praktek di Indonesia sering menyebabkan ketiadaan
pelaksanaan.amanat peraturan perundangan itu.

Suatu undang-undang di Jerman biasanya memuat peraturan yang sedemikian rinci sehingga begitu diterbitkan,
tanpa campur tangan pemerintah dan tanpa produk hukum rincian untuk pelaksanaan, administrasi negara dapat
secara langsung mengimplementasikannya. jenjang pelaksanaan UU di Jerman lebih ringkas dan cepat. Pada kasus
lain, peraturan/petunjuk teknis guna melaksanakan UU Perjalanan Federal (Pusat) dibuat oleh Kementerian Dalam
Negeri Federal yang mengatur perjalanan dalam negeri bersama Kementerian Luar Negeri yang mengatur perjalanan
ke luar negeri.

c. Independensi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Publik

Di Indonesia, setiap PNS mempunyai kewajiban untuk setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
Negara, dan Pemerintah. Tegasnya, Pegawai Negeri Republik Indonesia merupakan sumber daya pelaksana
penyelenggara pemerintahan negara yang tugasnya berkecimpung dalam lembaga-lembaga/dinas-dinas
pemerintahan.

Di Jerman, pengangkatan pegawai negeri itu berdasarkan keputusan administrasi negara, maka pengangkatan
pegawai publik dilakukan berdasarkan kontrak kerja. Dalam hal perselisihan kerja, Pengadilan Tata Usaha Negara
atau Pengadilan Administrasi menjadi pihak yang menangani kasus atas pegawai negeri ini, sedangkan kasus atas
pegawai publik diurus oleh Pengadilan Perselisihan/Urusan Kerja. Baik pegawai negeri maupun pegawai publik,
keduanya memperoleh tunjangan kesehatan dan tunjangan pensiun.

d. Netralitas Administrasi Negara

Netralitas Administrasi (sekaligus Lembaga Negara) Jerman itu tersiratkan dalam pernyataan keharusannya terikat
pada Undang-Undanng dan Hukum sesuai dengan Pasal 20 ayat 3 UUD Jerman. Ini berarti pegawai negerinya pun
harus mengabdi kepada rakyat, bukan kepada satu partai. Dalam rnenjalankan tugasnya pegawai negeri haruslah
netral dan adil. Segenap sikapnya haruslah berpihak kepada dan memperjuangkan tegaknya tatanan bebas-
demokratis.

Karena administrasi negara Jerman itu netral, maka di sana misalnya tidak dikenal KPU (Komisi Pemilihan Umum).
Pelaksanaan Pemilihan Umum legislatif dilaksanakan oleh lembaga negara yang bernama Badan Pusat Statistik
Federal (untuk tingkat nasional) dan Kantor Statitsik Daerah (untuk tingkat negara bagian). Badan Pusat Statistik
Federal dan Kantor Statitsik Daerah merupakan Verwaltung (Administrasi Negara.) yang tugasnya hanyalah
mengeksekusi UU Pemilu. Petunjuk Teknis/Pelaksanaannya dibuatkan oleh para perancang/pembuat UU.

Peran UU Prosedur Administrasi Negara

Tergantung pada wilayah hukum di mana UU Prosedur Administrasi Negara diberlakukan, UU yang akan
diberlakukan kepada publik harus melalui UU Prosedur Administrasi Negara. Dapat diistilahkan bahwa UU Prosedur
Administrasi Negara itu hukum materiil yang menjadi payung hukum. Karena itu, UU Prosedur Administrasi Negara
tidak berbeda dengan UU Pelayanan Publik.

UU Prosedur Administrasi Negara Jerman yang equivalen dengan RUU Administrasi Pemerintahan Indonesia saat ini
memiliki banyak peran, antara lain berfungsi sebagai subyektivisasi hubungan antara Negara dan masyarakat/individu
yang setiap individu tak boleh didegradasi menjadi obyek perbuatan negara serta berfungsi sebagai kelonggaran
bertindak bagi administrasi negara. Untuk mewujudkan peran tersebut, berbagai instrumen telah didesain.
Sebagaimana ditunjukkan pada tabel di bawah ini, tidak ada perbedaan signifikan antara instrumen yang
dipergunakan antara UU Prosednr Administrasi Jerman dan RUU Administrasi Pemerintahan Indonesia.
Dalam praktik administrasi Negara di Jerman, pemberlakuan UU Prosedur Administrasi Negara berfungsi dalam
perlindungan publik, perlindungan pegawai negeri dan tentara, serta memberi kejelasan bagi kelonggaran
administrasi negara untuk bertindak.

Peran dan manfaat yang diperoleh melalui pemberlakuan UU prosedur Administrasi Negara Jerman sebenarnya
sejalan dengan karakteristik tipe birokrasi Weber yang digunakan administrasi negara Jerman.

Karakteristik birokrasi yang dimaksud terdiri atas a) pembagian kerja, b) kejelasan wewenang, c)
terdokumentasi/tertulis, d) perintah/instruksi, e) keterikatan pada aturan hukum, dan f) keberadaan laskar pegawai
negeri yang telah tersosialisasi dan netral.

Sejalan dengan peran UU Prosedur Administrasi Negara, terdapat banyak keuntungan yang dihasilkan dari prinsip-
prinsip birokrasi Weber, sebagaimana disebutkan secara rinci antara lain berikut ini.
1.) Birokrasi menjadi instrumen penggunaan kekuasaan rasional.
2.) Struktur Birokrasi terlindungi dari perbuatan-perbuatan sewenang-wenang penguasa (pemerintah/pejabat politis)
3.) Birokrasi menjadi netral, karena umumnya birokrasi memperlakukan semua pihak sama.
4.) Birokrasi dapat melindungi segenap kehidupan bernegara dan bermasyarakat, misalnya bantuan fakir miskin,
tunjangan pensiun, keamanan, atau kerugian-kerugian segala jenis.
5.) Rasionaliasi Birokrasi lewat penanganan dan penuntasan berbagai masalah lewat skema baku alias tidak setiap
masalah diselesaikan setiap kali dan baru, hanya dalam hal problem-problem spesifik atau orang perorangan.
6.) Birokrasi menjadi efektif, sebab struktur birokrasi terpilah berdasar pembagian kerja dengan menggunakan
perangkat-perangkat yang tersedia.
7.) Birokrasi menjadi stabil dan berkesinambungan, misalnya profesionalitas serta jaminan pegawai negeri dan abdi
publik.
8.) Struktur hirakhis birokrasi dengan pembagian kerjanya mengarah kepada organisasi kerja yang efisien. Setiap
bagian memutuskan berdasarkan kewenangannya. Pembagian kerja itu mengatur kewenangan.
9.) Birokrasi menjadi seragam dan seksama, setiap keputusan dipertimbangkan sedemikian rupa sampai ditemukan
kepastian. Ketergesa-gesaan dapat menurunkan keputusan yang keliru.
10.) Kerja birokrasi menjadi nyaman, sebab semuanya sudah diatur berdasar¬kan peraturan perundang-undangan,
umpamanya lewat UU atau petunjuk teknis yang rinci.

SESI 3

1. Cara yang ditempuh yaitu melakukan penelitian sistem demi sistem maka sebenarnya belum
membandingkan karena belum ditemukan konsepnya merupakan pengertian dari

A. That was legalistic and formalistic.


B. That is failed to probe for enough.
C. That is was not genuinely comparative.
D. That is was preponderantly descriptive

2. Secara metodologis terdapat pendekatan-pendekatan dalam perbandingan administrasi negara yaitu,kecuali

A. Pendekatan silang budaya.


B. Pendekatan perilaku.
C. Pendekatan menurut Fred W. Riggs.
D. Pendekatan sosial

3. Masalah yang rumit dan peka karena oerilaku berkaitan erat sekali manusia yang merupakan makhluk yang
dinamis merupakan pengertian dari

A. Pendekatan personal.
B. Pendekatan budaya.
C. Pendekatan sosial.
D. Pendekatan perilaku
4. Pendekatan ideografis sering dikaitkan dengan pendekatan

A. Nonempris.
B. Nonekologis.
C. Integrasi.
D. Nomotetic

5. Pergeseran dari pendekatan ideografis menuju kepada pendekatan

A. Ekologis.
B. Homothetic.
C. Empiris.
D. Sosial

DISKUSI

Apa yang saudara pahami dari Metodologi Perbandingan, coba saudara jelaskan secara komprehensif

Metodologi Perbandingan adalah proses menemukan dan menentukan metode-metode pemahaman dalam
Perbandingan Administrasi Negara yang berkaitan dengan masalah data yang akan dikumpulkan untuk proses
perbandingan, berharap dapat diketemukannya perbedaan-perbedaan ataupun persamaan-persamaan serta hal-hal
yang bersifat khusus atau unik yang dapat dirumuskan secara generalisasi, berlaku secara universal, dan dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan penyusunan teori dan pemanfaatan dalam praktik, serta lebih lanjut untuk
kepentingan perkembagan ilmu pengetahuan.

Seiring berkembangnya studi atau penelitian di dalam Ilmu Perbandingan Administrasi Negara, dalam usaha
menemukan dan menentukan metode-metode yang baru. metode-metode baru ini cenderung, memandang
Administrasi Negara sebagai satu sistem di dalam keseluruhan sistem sosial yang saling mempengaruhi dengan
sistem-sistem lainnya, seperti sistem kebudayaan, sistem ekonomi, sistem-sistem komunikasi. Jadi, sistem
Administrasi Negara bukanlah sesuatu yang dipandang berdiri sendiri.

Berikut beberapa pendekatan yang dipergunakan dalam Perbandingan Administrasi Negara, sebagai berikut:

1. Pendekatan menurut Fred A. Riggs, bahwa terjadi perkembangan baru dalam metode perbandingan digambarkan
sebagai suatu pergeseran kearah pola baru. Pergeseran itu:
a. Pergeseran dari pendekatan normatif menuju kepada pendekatan empiris
b. Pergeseran dari pendekatan ideografis menuju kepada pendekatan nomotetik
c. Pergeseran dari pendekatan non-ekologis menuju kepada pendekatan ekologis

2. Pendekatan Perilaku, berkaitan erat dengan perilaku manusia, karena bersifat structural, kondisional, temporal, dan
spatial sehingga pendekatan perilaku sangat penting, artinya dukungan dati ilmu-ilmu sosial lainnya.

3. Pendekatan Silang Budaya sebagai alternative dalam metodologi penelitian perbandingan Administrasi Negara
setelah pengembangan dalam metode tradisional diketemukan berbagai kelemahan. Pendekatan ini mempergunakan
pendekatan yang bersifat ekologis dengan orientasi interkasi suatu sistem dengan lingkungannya.

4. Pendekatan Struktural dan Fungsional, semula dipergunakan pendekatan structural, yaitu sebagai pola tingkah
laku yang telah menjadi wajah yang baku dari suatu sistem sosial, kemudian untuk mengurangi atau menghilangkan
kelemahan-kelemahan pada pendekatan structural diketemukan pendekatan fungsional yang diartikan sebagai
sesuatu akibat dari pada struktur sepanjang itu mempengaruhi struktur yang lain atau keseluruhan sistem dimana
mereka merupakan bagiannya.

Bahwa mempelajari metodologi adalah erat kaitannya dengan perolehan data yang dikumpulkan untuk kepentingan
perbandingan. Dan untuk kepentingan perbandingan harus dapat memahami beberapa pendekatan-pendetan diatas.
Setelah dapat kita pahami pendetan-pendetan itu, kita dapat membandingkan karakteristik masing-masing yang adapt
menghasilkan rumusan untuk kepentingan penyusunan teori dan pemanfaatan dalam praktik serta perkembangan
ilmu perbandingan administrasi negara.

TUGAS 1

1. Cobabedakanantarapendekatanstruktural dan pendekatanfungsional!

Pendekatan structural, yaitu sebagai pola tingkah laku yang telah menjadi wadah yang baku dari suatu sistem sosial,
kemudian untuk mengurangi atau menghilangkan kelemahan-kelemahan pada pendekatan structural diketemukan
pendekatan fungsional.

Contoh: Biro pemerintahan adalah suatu struktur. Struktur tidak merupakan komposisi dari orang-orang dan benda
saja, tetapi pada tindakannya. Tidak meliputi keseluruhannya dengan tujuan atau kerja atau tugas daripada biro itu.

Sedangkan pendekatan fungsional yang diartikan sebagai sesuatu akibat dari pada struktur sepanjang itu
mempengaruhi struktur yang lain atau keseluruhan sistem dimana mereka merupakan bagiannya.

Contoh : Fungsi dari Biro sebagai pemasaran gandum mungkin memberikan fasilitas bagi penjualan gandum,
mengatur harga bagi jenis-jenis gandum yang berbeda, untuk menentukan standar kualitas, untuk menyimpan
gandum yang berlebihan. Efek dari aktivitas biro, berpengaruh pada pendapatan para petani, pembeli, penerimaan,
pemerintah, kestabilan politik, dan sebagainya. Jadi, funsi adalah pola ketidatergantungan diantara 2 atau lebih
struktur, hubungan antara beberapa variabel.

2. Jelaskansecarasingkatkeunggulan dan kelemahankeduaoendekatantersebut!

Pendekatan Struktural memiliki kelemahan dalam studi perbandingan politik, sebagai berikut:

a. Hanya membanding-bandingkan lembaga legislative, partai-partai politik, dll yang mungkin keberatan
berkaitan tidak memliki struktur yang sama atau struktur sama tetapi fungsinya berbeda.
b. Tidak cukup dipergunakan dengan hasil yang baik jika dipergunakan untuk negara-negara yang kondisinya
berbeda
c. Adanya gejala formalism di dalam negara-negara yang sedang berkembang/transisi, ketidaksamaan antara
apa yang formal kehendaki dengan bagaimana kenyataannya, bagaimana tingkah laku, perbuatan dan
tindakan dalam realitanya.

Maka dari itu kelemahan pendekatan structural, dikemukakan dengan pendekatan lain yaitu pendekatan fungsional.
Atas dasar fungsi-fungsi yang esensial yang mendasari dan menegakkan serta melangsukan hidupmnya di negara
tersebut, dengan sistem politiknya. Berikut fungsi-fungsi politik input dan output:

Golongan fungsi input :

a. Political socialization and recruitment : Pembentukan satuan-satuan politik


b. Interest articulation : Usaha untuk menemukan dan menyatukan kepentingan-kepentingan dalam masyarakat
yang perlu dimintakan perhatian kepada satuan-satuan politik
c. Interest aggregation : Pengolahan dan pembuatan sesuatu kepentingan dari berbagai kepentingan yang
dinayatakan, serta mengolah kepentingan mana yang memerlukan atau harus memperoleh perhatian
d. Political communication : Menyalurkan kepentingan-kepentingan ini melalui keputusan-keputusan, dan usaha
untuk memperoleh realisasinya.

Golongan fungsi output:

a. Rule marking:Pembuatan keputusan yang berupa norma yang harus dipatuhi


b. Rule Application: Menjalankan norma-norma itu, menerangkan dalam pelaksanaannya.
c. Rule Adjudication :Menilai hasil pelaksanaan norma-norma itu.

Dengan pendekatan fungsional dapat diatasi kelemahan-kelemahan dari pendekatan structural, studi fungsional dapat
mencakup sebanyak-banyaknya segi yang disoroti, kemudian metode ini berpengaruh kepada studi perbandingan
ilmu Administrasi negara.

SESI 4

1. Dilihat dari sudut hubungannya, jenis-jenis sitem meliputi . . .


A. Alamiah.
B. Terbuka.
C. Organik.
D. Konseptual

2. Gordon B. Darwis menyebutkan jenis-jenis sistem sebagai berikut, kecuali . . .

A. Sistem Organik.
B. Sistem Abstrak.
C. Sistem Fisik.
D. Sistem Deterministik

3. Salah satu tokoh pemikir dan pendukung teori struktural modern adalah . . .

A. Taylor.
B. Adam Smith.
C. Max Weber.
D. Tom Burns

4. Artikel Concepts of Culture and Organizational Analysis ditulis oleh…

A. T.J Sergiovannie.
B. Edgan Schein.
C. Kathleen.
D. Linda Smitchich

5. Sistem yang mampu menyesuaikan dengan lingkungan dinamakan sistem…

A. Supersistem.
B. Kerja.
C. Kerangka.
D. Adaptif

DISKUSI

Saudara sudah membaca Modul 4 dan didalamnya terdapat Model Proses Administrasi, silakan anda diskusikan
model administrasi seperti apa yang paling tepat untuk di terapkan pada suatu instansi seperti Kantor/Perusahaan?

Menurut saya model administrasi yang paling tepat untuk di terapkan pada suatu instansi seperti Kantor/Perusahaan
adalah model sistem karena mengandung keseluruhan yang kompleks atau terorganisasi, suatu himpunan atau
perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu keseluruhan yang kompleks atau utuh.

Pada model sistem, proses administrasi mengambarkan bahwa tuntutan, dukungan, dan sumber sebagai suatu
masukan (input). Lingkungan sebagai situasi tertentu yang dirumuskan sebagai politik. Sistem politik adalah saling
ketergantungan antara struktur dan proses antara struktur dan proses suatu kelompok yang berfungsi
mengalokasikan nilai-nilai yang otoritatif dari suatu sistem, dan alokasi-alokasi ini dinyatakan sebagai public policy.
Public policy sebagai suatu hasil (output) sari suatu sistem politik.

Dengan model sistem adanya saling umpan balik dan berkaitan, menunjukkan sifat berpikir secara sistem, dan hasil
penerapnnya lebih objektif dan tepat dengan teknik-teknik pemecahan masalah, model simulasi dan sistem informasi
mempergunakan computer, sebagai hasil peningkatan mekanisme control sistem organisasi. Kemungkinan untuk
merencanakan dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan secara lebih efektif.
SESI 5

1. Aspek-aspek lingkungan dibawah ini yang terdiri dari tantangan alam, kecuali . . .

A. Demografi.
B. Geologi.
C. Topografi.
D. Sumber daya air

2. Artikel yang isinya mengemukakan ada enam faktor ekologi dari sistem administrasi negara merupakan
karangan dari . . .

A. Felix A. Nigro.
B. John Gaus.
C. Ferrel Heady.
D. Fred W. Riggs

3. Dibawah ini yang tidak termasuk kedalam ciri-ciri administrasi negara adalah . . .

A. Memiliki tujuan.
B. Adanya kelompok manusia.
C. Kerja sama.
D. Mengutamakan kepentingan pribadi

4. Ciri atau sifat-model “Sala” yang benar dibawah ini, kecuali.....

A. Tumpang tindih.
B. Heterogenitas.
C. Formalisme.
D. Homogenitas

5. Pernyataan manakah yang benar terkait ciri masyarakat Industria dibawah ini.......

A. Norma particularistic.
B. Norma universalistic.
C. Yang menonjol adalah norma Astrictive.
D. Pembagian kerja statis

6. Organisasi sekunder biasanya menonjol dalam masyarakat......

A. Agraria.
B. Prismatik.
C. Sala.
D. Industria

DISKUSI

Coba anda diskusikan, apa yang anda ketahui tentang Ekologi Administrasi dan Model Dalam Administrasi Negara.?

JAWABAN SAYA :

Berkaitan dengan studi Administrasi Negara prinsip teori ekologi dianalogikan administrasi negara sebagai organisme
mempunyai hubungan pengaruh timbal balik dengan lingkungan hidupnya.

Pendorong utama dikembangkannya Ekologi administrasi negara sebagai cabang baru Ilmu administrasi negara
adalah Prof.Riggs pada tahun 50.an memberikan pendapat di berbagai lingkungan masyarakat ilmiah tentang
lingkungan yang selanjutnya dibukukan dengan judul The Ecology of Puclic Administration.

Mempelajari ekologi administrasi negara dapat diketahui ciri-ciri suatu sistem administrasi dari suatu masyarakat,
bangsa ataupun negara tertentu dan selanjutnya dapat dipahami pula mengapa suatu bangsa, masyarakat ataupun
negara telah tumbuh dan berkembang suatu sistem administrasi negara tertentu.
Pengkajian perbandingan yang memusatkan perhatian kepada faktor-faktor persamaan serta perbedaan-perbedaan
yang secara langsung maupun tidak langsung mepengaruhi konsisi suatu masyarakat, bangsa, atupun negara
tertentu maka dapat menyusun dan mengebangkan suatu sistem administrasi negara yang cocok dengan kondisi
masyarakat, bangsa dan negara yang bersangkutan.

Lingkungan hidup adalah keadaan sekitarrr yang melingkupi atau mengelilingi suatu organisasi hidup atau suatu
kehidupan. Lingkungan ini pada dasarnya mempunyai berbagai aspek yang perlu dikaji aspek-aspek apa kiranya
yang relevan bagi suatu Sistem Administrasi Negara.

Aspek-aspek yang dimaksud, sebagai berikut:


a. Tantangan alam, meliputi:

 a) Iklim/Agroklimat
 b) Topografi
 c) Geologi dan kesesuian tanah
 d) Sumber daya air

b. Politik, meliputi:

 a) Ideology
 b) Kepemimpinan negara

c. Ekonomi

 a) Laju pertumbuhan inflasi


 b) Laju pertumbuhan ekonomi
 c) Pemerataan pendapatan
 d) Tata niaga

d. Sosial

 a) Demografi
 b) Pengangguran
 c) Urbanisasi
 d) Masalah rasial
 e) Brain drain
 f) Kekurangan gizi
 g) Kemeralatan
 h) Keterbelakangan dalam pendidikan

e. Budaya/agama/adat/tradisi/estetika

 a) Masalah kasta/golongan

f. Pengembangan ilmu dan teknologi


g. Keamanan
h. Sekutu dan saingan usaha
i. Hal-hal khusus

 a) Pencemaran lingkungan
 b) Krisis energy
 c) Krisis pangan
 d) Hubungan antarnegara adikuasa

Ekologi Administrasi Negara Indonesia ini dipergunakan model keseimbangan dari Prof. Fred. W. Riggs, dengan
mepertimbangkan faktor-raktor fisik/alamiah serta faktor sosial/kemasyarakatan yang penekannya pada aspek
ideology, politik, ekonomi,sosial budaya dan militer/hankam, sebagai faktor ekologi.

Menurut Fred. W. Riggs berkaitan Model dalam perbandingan Administrasi Negara bahwa suatu model menunjuk
kepada suatu susunan dari symbol-simbok dan aturan-aturab pelaksanaan yang kita bayangkan sebagai mempunyai
pasangan dengan dunia kenyataan untuk mempelajari Sitem Administrasi Negara sedang berkembang maka adanya
suatu model khususnya pada negara yang sedang berkembang maka adanya suatu model itu sangat diperlukan
karena dengan model karena dengan yang kita pergunakan akan memberikan kepada kita gambaran cirri-ciri
masyarakat yang bersangkutan dan selanjutnya akan dilakukan telaah terhadap dampak sistem Administrasi Negara.

Dari segi teori yang dipergunakan ada model yang bersifat deskriptif dan model yang bersifat menjelaskn atau
explanatory. Dari segi keperluan analisis matematis dikenal model econis, analogis dan simoblis dan model lainnya
adalah model formal dan model substantive yang semula dikemukakan dalam studi ekonomi dan lebih lanjut
diterapkan pula dalam studi ekologi Administrasi Negara.

Model masyarakat agraris adalah masyarakat yang terbelakang atau setidak-tidaknya masyarakat yang sedang
berkembang, sedangkan model masyarakat industria negara yng berkembang atau maju dalam bidang ekonomi dan
teknologi.

Model prismatic dan model sala yaitu salah satu model yang menjelaskan secara tegas masyarakat campuran antara
satu model yang campuran yang prosesnya digunakan untuk mempelajari masyarakat-masyarakat yang tradisional
atau primitive dan model tipe refracted yang digunakan untuk melakukan analisis tentang pemerintahan dalam
masyarakat yang sudah berkemabng dalam perindustrian.

Model birokrasi Max Weber, mengemukakan ciri-ciri utama dari struktur birokrasi di dalam tipe idealnya, yaitu sebagai
berikut.
a. Prinsip pembagian kerja
b. Struktur hierarkis
c. Aturan dan Prosedur
d. Prinsip netral (tidak memihak
e. Penempatan didasarkan atas karier)
f. Birokrasi murni

Model-model tersebut, akan memudahkan kita dalam melakukan penelitian-penelitian studi perbandingan dalam ilmu
Administrasi Negara. Melalui analisis kita dapat menemukan faktor-faktor apa yag unik dari hasil penelitian tersebut
sehingga pada tahapan berikutnya akan sangat bermanfaat bagi penelitian lainnya.

TUGAS 2

1. Sebutkanartipentingekologiadministrasidalamsistemadministrasinegara!

Pentingnya ekologi administrasi dalam sistem administrasi negara adalah lembaga-lembaga administrasi akan
lebih mudah dipahami jika dilakukan dengan mengidentifikasi mengenai kekuatan yang melingkarinya, lembaga-
lembaga dan kondisi yang membentuk dan mempengaruhinya. Mendorong untuk mempelajari hubungan pengaruh
timbal balik antara sistem dan pranata-pranata administrasi negara dengan lingkungannya yaitu lingkungan
masyarakat, bangsa serta negara yang sedang berkembang. Dari sisi lain perlu adanya nya pengkajian
perbandingan, agar tercapai usaha penyerpunaan sistem dan pranata administrasi negara-negara yang sedang
berkembang.
Mempelajari ekologi administrasi negara dapat diketahui ciri-ciri suatu sistem administrasi dari suatu masyarakat,
bangsa ataupun negara tertentu dan selanjutnya dapat dipahami pula mengapa suatu bangsa, masyarakat ataupun
negara telah tumbuh dan berkembang suatu sistem administrasi negara tertentu. Pengkajian perbandingan yang
memusatkan perhatian kepada faktor-faktor persamaan serta perbedaan-perbedaan yang secara langsung maupun
tidak langsung mepengaruhi kondisi suatu masyarakat, bangsa, atupun negara tertentu maka dapat menyusun dan
mengembangkan suatu sistem administrasi negara yang sedang berkembang dan cocok dengan kondisi masyarakat,
bangsa dan negara yang bersangkutan, dengan memanfaatkan suatu model yang relevan.

Ekologi Administrasi Negara Indonesia ini dipergunakan model keseimbangan dari Prof. Fred. W. Riggs, dengan
mepertimbangkan faktor-raktor fisik/alamiah serta faktor sosial/kemasyarakatan yang penekannya pada aspek
ideology, politik, ekonomi,sosial budaya dan militer/hankam, sebagai faktor ekologi.

2. Apakah yang andaketahuitentangbirokrasi? dansebutkankarakteristikdari model birokrasi Weber!

Menurut saya birokrasi adalah upaya-upaya negara harus memberi pelayanan terbaik pada masyarakat
dengan membuat sistem-sistem aturan yang berlaku sehingga meningkatkan kinerja masyarakat, kelompok,
dan organisasi.. Birokrasi berperan penting dalam sosial masyarakat.

Menurut Fred. W. Riggs berkaitan Model dalam perbandingan Administrasi Negara bahwa suatu model menunjuk
kepada suatu susunan dari symbol-simbol dan aturan-aturan pelaksanaan yang kita bayangkan sebagai mempunyai
pasangan dengan dunia kenyataan untuk mempelajari Sitem Administrasi Negara sedang berkembang maka adanya
suatu model khususnya pada negara yang sedang berkembang maka adanya suatu model itu sangat diperlukan
karena dengan model karena dengan yang kita pergunakan akan memberikan kepada kita gambaran ciri-ciri
masyarakat yang bersangkutan dan selanjutnya akan dilakukan telaah terhadap dampak sistem Administrasi Negara.

Salah satunya Model birokrasi Max Weber, mengemukakan ciri-ciri utama dari struktur birokrasi di dalam tipe
idealnya, yaitu sebagai berikut.

a. Prinsip pembagian kerja


b. Struktur hierarkis
c. Aturan dan Prosedur
d. Prinsip netral (tidak memihak)
e. Penempatan didasarkan atas karier)
f. Birokrasi murni

Model-model tersebut, akan memudahkan kita dalam melakukan penelitian-penelitian studi perbandingan dalam ilmu
Administrasi Negara. Melalui analisis kita dapat menemukan faktor-faktor apa yag unik dari hasil penelitian tersebut
sehingga pada tahapan berikutnya akan sangat bermanfaat bagi penelitian lainnya.

Weber tidak mendefinisikan secara utuh tentang birokrasi tetapi dari ciri-ciri yang dikemukakan pada berbagai
kesempatannya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. “Birokrasi adalah suatu badan administratif tentang
pejabat yang diangkat, dan membentuk hubungan kolektif bagi golongan pejabat itu sebagai suatu kelompok
tertentu yang berbeda, yang pekerjaan dan pengaruhnya dapat dilihat dalam organisasi tertentu, khususnya
menurut prosedur pengangkatannya”.

Dengan demikian, berarti bahwa dalam konsep umum tentang birokrasi Weber, bukan hanya terdiri dari gagasan
tertentu tentang kelompok, tetapi juga gagasan tentang bentuk-bentuk tindakan yang berbeda dalam kelompok
tertentu itu.

Weber mengemukakan karakteristik birokrasi sebagai berikut:

1. Para anggota staf menjalankan tugas secara impersonal.


Hal ini dimaksudkan para anggota organisasi di birokrasi secara pribadi bebas bekerja, tidak ada keterikatan
hubungan antaranggota keluarga baik itu bawahan maupun atasan.

2. Ada hierarki jabatan yang jelas.


Birokrasi bekerja dalam suatu struktur organisasi yang tersusun secara hierarkis (berjenjang), di mana setiap jenjang
sudah ditetapkan bidang tugasnya masing-masing. Setiap jenjang adalah bagian dari sistem organisasi secara
keseluruhan, yang diisi oleh pejabat-pejabat dengan tugas dan fungsi masing-masing yang dapat dipisahkan secara
jelas antara tugas pejabat yang satu dengan pejabat yang lain.
3. Fungsi-fungsi jabatan ditentukan secara rinci.
Maksudnya adalah atasan mempunyai hak untuk memerintah dan diberi wewenang untuk mengatur bawahan dan
diatur secara tertulis sebagai peraturan organisasi. Fungsi-fungsi jabatan harus terurai secara jelas dan rinci sehingga
tidak ada pekerjaan yang terbengkalai karena tidak tertera dalam uraian tugas masing-masing pejabat yang
menduduki posisi tertentu.

4. Para pejabat diangkat berdasarkan suatu kontrak.


Maksudnya adalah para pejabat yang disebut sebagai birokrat adalah tidak selamanya akan menjadi birokrat karena
ada batas waktu yang di Indonesia lazim disebut waktu pensiun pada batas usia tertentu. Untuk pejabat struktural
pensiun pada usia 56 tahun, dan untuk tenaga fungsional pensiun pada usia 65. Ketentuan-ketentuan itu adalah
ikatan kontrak yang harus dijalani oleh seorang birokrat sampai akhir masa tugasnya.

5. Mereka dipilih berdasarkan kualifikasi profesional.


Artinya bahwa untuk pengangkatan seseorang pejabat harus didasarkan pada kebutuhan organisasi Bila organisasi
membutuhkan ahli di bidang manajemen keuangan, misalnya, harus diisi pejabat yang berpengetahuan keuangan,
membutuhkan keterampilan di bidang teknik sipil harus dicarikan insinyur teknik sipil dan seterusnya.

6. Gaji diberikan atas dasar peraturan umum yang telah ditetapkan.


Gaji berjenjang menurut kedudukan dalam hierarki organisasi. Pejabat dapat menempati posnya, dan dalam
keadaan-keadaan tertentu ia dapat diberhentikan atau dimutasikan.

7. Pos jabatan adalah lapangan kerjanya sendiri atau lapangan kerja pokoknya.
Maksudnya adalah pejabat itu seharusnya menekuni dan bekerja dengan sungguh-sungguh agar tujuan organisasi
tercapai secara optimal dan efisien.

8. Terdapat jenjang karier, di mana promosi dimungkinkan berdasarkan senioritas maupun keahlian (merit) dan
menurut pertimbangan keunggulan (superior).
Dalam organisasi, manusia adalah sebagai penggerak jalannya organisasi dan sekaligus pelaksana tercapainya
tujuan organisasi. Berbagai cara untuk menggerakkan semangat kerja mereka adalah dengan diaturnya jenjang karier
yang jelas dan
persyaratan-persyaratan promosi yang jelas sehingga apabila ada seorang pejabat naik pangkat atau jabatan, selalu
didasarkan pada hasil penilaian yang objektif.

9. Sering terjadi penempatan jabatan yang tidak sesuai dengan kompetensinya.


Maksudnya adalah sering terjadi bahwa jabatan diisi oleh orang-orang yang tidak cocok dengan keahliannya. Oleh
karena itu,, orang-orang yang mempunyai otoritas hendaknya dapat menempatkan orang-orang dalam organisasi
sesuai dengan profesinya, bakatnya, dan sesuai pula dengan yang dikehendaki orang yang menjabat tersebut.

10. Tunduk pada sistem disiplin dan kontrol yang seragam.


Artinya, bahwa para anggota organisasi birokrasi harus tunduk pada aturan yang ada, bekerja berdasarkan aturan
(regulasi) yang berlaku.

SESI 6

1. Restrukturisasi memiliki makna

A. Penataan Ulang.
B. Membangun.
C. Reformasi.
D. Rekontruksi

2. Friedrich dan T. Cole dalam pandangannya mengatakan bahwa keberadaan birokrasi sebenarnya terdapat
….

A. Hanya dalam organisasi modern.


B. Di dalam konteks pemerintah daerah.
C. Dalam keadaan tidak pernah stabil.
D. Di dalam maupun di luar organisasi pemerintahan

3. Yang termasuk ciri administrasi birokratik antara lain adalah ….

A. Struktur organisasi non formal.


B. Kerja tidak tetap.
C. Non keahlian.
D. Impersonalitas

4. Sesuai dengan konsep birokrasi sebagai organisasi, maka agar pekerjaan tidak menyimpang diperlukan
adanya ….

A. Hasil kegiatan.
B. Anggaran.
C. Kelompok kerja.
D. Standar kerja

5. Menurut Weber, birokrasi tidak sama dengan demokrasi, di mana demokrasi adalah merupakan perwujudan
orang-orang yang menjadi pejabat yang

A. Diangkat oleh pejabat.


B. Ditunjuk oleh pimpinan.
C. Dipilih oleh orang banyak.
D. Memiliki kewenangan sehingga dapat mengangkat dirinya sendiri

DISKUSI

Pada kali ini (Modul 6) tentunya saudarasudah membaca masalah Birokrasi Sebagai Arahan Perbandingan
Administrasi Negara, apa yang saudara ketahui dan cobasaudara bandingkan dengan birokrasi dinegara lain berikan
salah satu contoh.....

JAWABAN SAYA :

Birokrasi Sebagai Arahan Perbandingan Administrasi Negara

Birokrasi adalah pencapaian kemajuan setiap bidang tugas kenegaraan yang mencakup hajat masyarakat (rakyat),
dalam kaitannya menuju masyarakat adil dan makmur merupakan beban berat badan administrasi.

Birokrasi dipandang penggerak roda pemerintahan yang mengelola institusi-institusi kenegaraan mulai dari tingkat
teratas hingga terendah, pada kenyataannya dapat berfungsi baik berkat keuletan unsure-unsure manusianya selaku
birokrat-birokrat berprestasi kerja.

Sedangkan administrasi negara itu akan dipengaruhi secara langsung oleh lingkungannya sehingga terbentuk suatu
sistem administrasi negara. Pengaruh faktor lingkungan terhadap suatu sistem administrasi negara aka merupakan
cirri dari tipe birokrasi tersebut. Berkaitan dengan kehidupan administrasi negara itu terangkai kegiatan-kegiatan yang
berkesinambungan maka dipastikan terdapat masukan keluaran dan akan terjadi pula umpan balik yang terpisahkan.

Jadi, birokrasi merupakan badan administrasi, setelah dengan memperlajari perbedaan-perbedaan, persamaan-
persamaannya melalui berbagai macam pendekatan ataupun penelitian maka diperoleh suatu gambaran tentang
kehidupan birokrasi itu yang dapat dijadikan perbandingan dalam rangka meperdalam studi perbandingan
administrasi negara.

Contoh perbandingan birokrasi di negara Indonesia dengan negara Yordania sebagai berikut:

a. Indonesia merupakan negara kesatuan yang menjalankan pemerintahan republik presidensial multipartai yang
demokratis. Konstitusi Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)
yang pada era reformasi mengalami empat kali amendemen sehingga membawa perubahan besar pada kekuasaan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Salah satu perubahan utama adalah pendelegasian kekuasaan dan wewenang
kepada berbagai entitas regional sambil tetap menjadi negara kesatuan.
Kekuasaan eksekutif dipegang oleh presiden yang dibantu oleh wakil presiden dan kabinet. Presiden Indonesia
merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan, sekaligus panglima tertinggi Tentara Nasional Indonesia.
Presiden dan wakil presiden dapat menjabat selama lima tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa
jabatan. Mereka memimpin Kabinet Indonesia Maju yang terdiri atas 34 menteri dan sejumlah pejabat setingkat
menteri.
Lembaga perwakilan tertinggi yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), yang berwenang mengubah dan
menetapkan konstitusi, serta melantik dan memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden. Lembaga ini berbentuk
bikameral yang terdiri dari 575 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang berasal dari partai politik, ditambah
dengan 136 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang merupakan wakil provinsi dari jalur independen. Anggota
DPR dan DPD dipilih melalui pemilihan umum dengan masa jabatan lima tahun. Fungsi yang dijalankan oleh DPR
yaitu legislasi (membentuk undang-undang), anggaran (membahas dan menyetujui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara), dan pengawasan (mengawasi kinerja pemerintah), sedangkan DPD merupakan lembaga legislatif
yang lebih dikhususkan pada pengelolaan daerah.
Kekuasaan kehakiman dijalankan oleh Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK). Sementara itu,
Komisi Yudisial mengawasi kinerja para hakim.

b. Yordania merupakan negara kecil berbentuk Monarki konstitusional, Raja memegang kekuasaan eksekutif,
legislative, maupun yudikatif. Kekuasaan raja sangat besar sekali yaitu dapat membubarkan Dewan Nasional, dapat
membubarkan Dewan Mentri, dan dapat mengubah keputusan Mahkamah Pengadilan. Negara ini menjalankan
syariat Islam, walaupun ada warga negara yang tidak menjalankan agama Islam (tidak beragama Islam).
Kerajaan Hasyim Yordania suatu negara merdeka berdaulat dan bebas. Agamnya adalah agama Islam.
Rakyat Yordania tidak dapat memilih kepala negaranya sendiri dan tidak dapat memilih anggota Dewan Orang
Terkemuka. Bahwa demokrasi yang dijalankan di negara Yordania dipengaruhi oleh kepentingan Raja. Raja dapat
mengangkat seluruh anggota Dewan Terkemuka yang menjadi bagian dari Majeis Nasional.
Majelis Nasional tidak dapat menjatuhkan Raja sebagai Kepala Pemerintahan.
Sistem Demokrasi Kontitusional di Yordania masih sangat terbatas karena rakyat hanya dapat memilih anggota DPR
yang menjadi bagian dari Majelis Nasional.
Pengaruh kekuasaan Raja pada administrasi negaranya pun besar pula walaupun di negara Yordania didapati partai
politik yang lebih dari satu partai, namun social control di negara ini tidak berjalan efektif.
Top public administrator tidak terletak pada Perdana Menteri, tetapi terletak di tangan Raja, Perdana menteri
berfungsi sebagai Upper Middle Public Administrator.
Yordania tidak menganut asas teori Trias Politica sebagai Monstesquieu karena Raja sebagai pemimpin eksekutif ikut
mengatur kekuasaan Legislatif, yaitu dalam ikut membuat undang-undang dan dalam kekuasaan Yudikatif ikut
menguatkan atau membatalkan keputusan Mahkamah Pengadilan.

SESI 7

1. Memberi petunjuk dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dalam masyarakat
merupakan fungsi pancasila sebagai......

A. Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.


B. Perjanjian luhur bangsa Indonesia.
C. Tujuan yang dicapai bangsa Indonesia.
D. Pandangan hidup bangsa Indonesia

2. Kekuasaaan Negara yang tertinggi berada di tangan.........


A. Presiden.
B. MPR.
C. DPRD.
D. DPR

3. Pemerintah pusat memiliki peran legitimate untuk mengalokasikan sumber daya dan dana yang ada demi
keseimbangan dan pemerataan daerah yangmerupakan salah satu fungsi pemerintah pusat.....

A. Fungsi Stabilisasi.
B. Fungsi koordinasi.
C. Fungsi Alokasi.
D. Fungsi Evaluasi

4. Mendukung sistem swa organisasi yang dikembangkan oleh satuan-satua organisasi berskala manusia dan
komunitas swadaya merupakan model pembangunan........

A. Berpusat pada masyarakat.


B. Berorientasi pada pertumbuhan.
C. Kebutuhan dasar.
D. Ekonomi

5. Paradigma pembangunan yang memberi peran kepada individu bukan sebgai subjek, tetapi uga aktor.
Pendapata ini dikemukakan oleh......

A. Guy Myrdal.
B. Guy Grun dan David Korten.
C. Gerald Caedin.
D. George II

DISKUSI

Rekan -rekan mahasiswa yang berbahagia, kita sudah memasuki inisasi 7 dan pada inisasi ini kita membahas
Pengembangan Paradigma Sistem Administrasi Negara di Indonesia, dan saya yakin rekan-rekan sudah membaca
hal tersebut, coba anda diskusikan bagimana sejarah perkembangan paradigma sistem administrasi negara kita.

JAWABAN:

Administrasi merupakan bidang studi yang mempelajari atau menelaah fenomena kerja sama manusia secara
organisasional; dan sifatnya universal. Sedangkan sebagai seni, administrasi merupakan praktik dari kegiatan
manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama; Sebagai seni, administrasi telah memperlihatkan
eksistensinya sejak adanya peradaban manusia. Piramida Cheops, suatu bangunan raksasa sebagai hasil karya
arsitek Mesir Kuno kira-kira Tahun 3000 sebelum Masehi, merupakan salah satu bukti sudah dilaksanakannya
administrasi dalam praktik pada masa pra sejarah. Piramida tersebut terdiri dari jutaan batu yang tersusun rapi. Jelas
ini dikerjakan dengan melibatkan ratusan ribu tenaga kerja, memerlukan perencanaan yang matang,
pengorganisasian, koordinasi, leadership dan fungsi-fungsi manajerial lainnya. Inilah salah satu bukti bahwa
administrasi dan manajemen dalam praktik sudah ada sejak beribu abad sebelum Masehi.
Bagaimana dengan hasil karya administrasi di Indonesia? Hasil karya seniadministrasi di Indonesia dapat dibuktikan
dengan adanya Candi Borobudurdan candi-candi lainnya, Masjid Demak, Masjid Agung Banten, dan Gereja Ayam di
dekat Gedung Bappenas.
Buku SANKRI (2003) menegaskan pentingnya studi dan peran administrasi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara pada zaman modern, antara lain disebabkan oleh kebutuhan dan kenyataan sebagai
berikut.
1. Dalam kehidupan masyarakat modern, pola kehidupan di berbagai bidang berkembang berdasarkan kerja sama
yang terorganisasi.
2. Pola kehidupan yang terorganisasi tersebut berkaitan dengan pola kehidupan modern dan cara berpikir serta
bekerja secara rasional.
3. Cara berpikir dan bekerja secara rasional menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
4. Cara berpikir modern dan bekerja secara rasional tersebut dimaksudkan untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi
kerja dalam pencapaian tujuan.
5. Berpikir dan bekerja sama secara rasional dengan teknologi modern dan dengan pola kehidupan berorganisasi ke
arah terwujudnya efisiensi dan efektivitas itu memerlukan administrasi.

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda peran administrasi negara masih sangat terbatas, terutama sebagai alat
untuk menjaga keamanan dan ketertiban hukum bagi usaha pengumpulan sumber daya dari bumi Indonesia (waktu
itu disebut sebagai Hindia Belanda) untuk kepentingan pemerintah dan rakyat Belanda. Mulai Tahun 1920-an, ruang
lingkup administrasi negara pemerintahan kolonial mengalami sedikit perubahan karena pengaruh kebijakan etika
oleh pemerintahan Belanda yang merasa mempunyai kewajiban morel untuk memberi pelayanan kepada warga
pribumi sebagai imbalan terhadap eksploitasi sumber daya Indonesia oleh Belanda selama lebih dari 300 Tahun.
Pelayanan masyarakat oleh pemerintah kolonial ini sangat terbatas jenisnya dan penduduk pribumi yang memperoleh
akses adalah sangat terbatas jumlahnya terutama pada kelompok elit seperti keluarga bangsawan dan pegawai
pemerintah kolonial Belanda. Sistem pemerintah kolonial Belanda tidak langsung berhubungan dengan penduduk
pribumi, tetapi melalui kolaborasi dengan penguasa pribumi, dan pada akhir abad ke-19 pemerintah kolonial mulai
membentuk aparatur khusus yang terdiri dari pejabat pribumi yang berada di bawah sistem dan pengawasan para
pejabat pemerintahan kolonial yang terdiri dari orang Belanda. Aparatur pribumi ini disebut sebagai pangreh praja
(Sutherland, 1979).Dalam masa penjajahan kolonial Belanda selama 3 setengah abad, administrasi negara lebih
dipandang sebagai ilmu pengetahuan, jadi dalam pengertian modern seperti sekarang ini, belumlah dikenal.
Administrasi negara pada waktu itu hanya diartikan dalam pengertiannya yang sempit, yaitu sebagai kegiatan tata
usaha, dengan istilah administratif dalam bahasa Belanda. Dalam istilah tersebut, pada masa itu diartikan sebagai
kegiatan- kegiatan tata usaha, arsip, ekspedisi, korespondensi, registrasi dan semacamnya. Secara akademik
administrasi negara pada waktu itu hanya dimasukkan implisit ke dalam ilmu pemerintahan (bestuurkunde), ilmu
negara (staatkunde), hukum tata negara (staatsrech) dan sebagainya.

Pada masa pendudukan balatentara Jepang selama tiga setengah Tahun, administrasi negara di Indonesia
mengalami kehancuran karena para birokrat bangsa Belanda secara sengaja disingkirkan, di sisi lain pegawai yang
berasal dari bangsa Indonesia belum siap dan tidak diberi kesempatan mengisi posisi yang ditinggalkan oleh orang
Belanda, sedangkan orang Jepang sendiri yang mengisi posisi Belanda mempunyai misi lain, yaitu untuk membantu
memenangkan balatentara Jepang dalam perang Dunia ke-2. Dengan kata lain, Jepang tidak berminat untuk
menggunakan administrasi negara yang ada untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat Indonesia. Pada masa
penjajahan balatentara Jepang yang berlangsung singkat tersebut (1942-1945), tidak terpikirkan tentang pentingnya
penerapan ilmu administrasi. Namun, perlu dicatat bahwa pemerintah penjajah Jepang pada waktu itu sempat pula
menerapkan administrasi dalam praktik, antara lain mulai diterapkannya sistem tata pemerintahan baru dengan
mengorganisasi rukun-rukun kampung. Secara lebih nyata. Asaco adalah istilah untuk Rukun kampung. Asaco dibagi-
bagi kedalam Kumico, yaitu rukun-rukun tetangga. Hal itu dapat dipandang sebagai rintisan diterapkannya sistem
Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga (RT) dan Dusun, seperti yang kita terapkan sekarang. Begitu juga organisasi
pertahanan sipil yang lebih dikenal dengan Hansip dalam tata pemerintahan mulai kita kenal pada masa penjajahan
Jepang dengan nama Sie Nen Dan. Kursus-kursus ketata-prajaan mulai diadakan pula. Namun, kesemuanya adalah
untuk alat penjajahan, bukan untuk tujuan pengembangan disiplin ilmu administrasi negara.

Kedaulatan negara Republik Indonesia pada Tahun 1949, pada Tahun-Tahun selanjutnya, misalnya periode Tahun
1950-1959, Indonesia masuk pada suatu sistem yang lain dengan apa yang digariskan dalam UUD 1945. Indonesia
pada kurun waktu
1950-1959 melaksanakan konsep multi partai yang bertolak dari paham liberalisme parlementer. Pengaruhnya
terhadap pembangunan sistem administrasi negara ternyata tidak kondusif. Beberapa implikasi negative tersebut
adalah berikut ini.
1. Silih bergantinya kabinet yang menyebabkan inkonsistensi dan inkontinuitas pelaksanaan roda pembangunan baik
ditinjau dari sisi perumusan kebijakan maupun operasionalnya.
2. Perangkat administratif sebagai pelaksana kegiatan pembangunan tidak stabil, hal ini diakibatkan oleh kuatnya
hegemoni partai yang larut dan menyetir pengaturan jalannya sistem administrasi negara.
3. Pegawai negeri diseret dalam kegiatan dan orientasi politik dari partai- partai yang berkuasa, jadi pegawai negeri
pada saat itu tidak netral.
4. Organisasi-organisasi pemerintahan menjadi perebutan dan ajang pertarungan politik sehingga tidak dapat
melaksanakan tugas, fungsi dan kewenangannya.
5. Kriteria yang dipergunakan untuk menilai keberhasilan pegawai negeri melaksanakan tugasnya, bukan prestasi
kerja dan sistem karier

Pada kurun waktu 1950-1959, situasi dan kondisinya tidak mendorong pertumbuhan dan pengembangan sistem
administrasi negara sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945. Perlu diketahui pada kurun waktu inilah, pemerintah
membentuk Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun
1957 pada Tanggal 5 Mei 1957.

Perkembangan administrasi negara di Indonesia selanjutnya mengarah pada pembedaan antara administrasi negara
yang mengurus kegiatan rutin pelayanan masyarakat dengan administrasi pembangunan yang mengurusi proyek-
proyek pembangunan terutama pembangunan fisik. Prioritas pembiayaan ditekankan pada administrasi
pembangunan. Sedangkan kegiatan administrasi negara yang bersifat rutin kurang mendapat perhatian.

Menurut Djabar (2003), apabila aspek manajerial dalam administrasi negara membahas manusia secara detail baik
fisik, mental maupun spiritualnya maka aspek legal dalam administrasi negara, memberikan orientasi keadilan dalam
pencapaian tujuan negara melalui pemerintahannya.
Tanpa orientasi keadilan, rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi, dan pembayar pajak yang setia, akan
merasa dicederai, dan tak mempercayai lagi para pemimpin dan wakilnya baik dalam lembaga eksekutif, legislative
maupun judikatif. Harus disadari bahwa di setiap usaha penyempurnaan administrasi negara dapat mempengaruhi
kepentingan banyak pihak (stakeholders). Oleh karena itu, dalam setiap pembuatan kebijakan publik harus
diperhitungkan dampaknya termasuk dampak yang tidak diinginkan (externalities).

Dari kurun waktu pertama penerapan administrasi negara yang kental diwarnai oleh nuansa politik dapat ditarik
pelajaran betapa pentingnya dimensi ekonomi oleh karena pengaruh belum majunya pembangunan negara, menjadi
penghambat pengembangan sumber daya manusia secara utuh. Pada gilirannya keterlambatan pengembangan
sumber daya manusia yang kodratnya memerlukan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasarnya, seperti sandang,
pangan, papan, menghambat pula pengembangan daya pikir, nalar dan pemahamannya akan makna pentingnya
inisiatif, kreasi serta inovasi untuk mendapatkan terobosan-terobosan teknologi bagi pembangunan administrasi
negara.

Jika dicermati, berbagai kasus dalam proses pengembangan sistem administrasi negara, seperti keterlambatan
pengembangan sumber daya manusia di awal masa kemerdekaan, ternyata mendapatkan jawaban pada fase kedua
pembangunan nasional, yaitu antara Tahun 1970-an sampai akhir Tahun 1990 an, sekalipun belum dilaksanakan
secara terfokus. Fenomena pembangunan pada fase kedua tersebut sangat diwarnai oleh pembangunan fisik,
infrastruktur-infrastruktur perekonomian, sosial dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat.

 Era 70 an sampai 90 an pembangunan nasional sudah berlandaskan pada prinsip-prinsip managerial, legal, dan
judisial. Seperti tampak dalam Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan sistem
pembangunan nasional berdasar Repelita (rencana pembangunan lima Tahun) di hampir semua sektor
pembangunan. Hasil yang telah diperoleh bangsa ini dalam kurun waktu tiga dasawarsa tersebut sungguh luar biasa
manfaatnya dan sekaligus dampaknya baik positif maupun negatif terhadap tahap-tahap pembangunan nasional
selanjutnya. Dengan pembenahan-pembenahan di bidang politik, pemerintahan Orde Baru telah berhasil menyusun
suatu sistem administrasi negara yang mampu mendorong terciptanya sinergi antara legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Meskipun terciptanya sinergi antara legislatif terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah telah menimbulkan ekses
terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang akhirnya menjadikan birokrasi pemerintahan dengan tanpa beban
melanggar etika-etika politik, ekonomi dan manajemen. Sukses pembangunan nasional hanya terasa di pusat saja
yang akhirnya menimbulkan kecemburuan daerah-daerah yang merasa kurang diperhatikan.

Pada gilirannya kecemburuan-kecemburuan tersebut sukar dikendalikan sehingga ketika tercetus daerah yang
merupakan lisensi pembenaran bagi upaya-upaya daerah melalui proses demokratisasi, oleh daerah dijadikan
peluang sebagai kesempatan terbaik untuk membangun daerahnya, meningkatkan kualitas sumber daya aparaturnya,
sekalipun bersamaan dengan itu muncul berbagai permasalahan yang sesungguhnya tidak seharusnya terjadi.

Kemajuan dalam perekonomian bangsa Indonesia di era 70 an sampai 90an telah menciptakan tantangan baru dalam
pembangunan nasional di Indonesia. Tantangan-tantangan tersebut berbeda ciri-ciri dan sifatnya dibandingkan
dengan tantangan-tantangan di era pembangunan pada awal kemerdekaan. Tantangan yang dihadapi adalah
ketidakmampuan birokrasi pemerintahan dalam menciptakan kepemerintahan yang baik (good governance).
Tantangan ini bercirikan moral dan etika, bukan fisik.
Tantangan ini timbul bukan karena pengaruh ketiadaan sarana dan prasarana pembangunan, seperti pada era awal
kemerdekaan, tetapi karena kelemahan manusia dalam mengelola dirinya sendiri. Jadi, pembangunan nasional pada
masa ini, yaitu yang bersifat lintas sektoral di hampir semua dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, tampaknya masih

Di era reformasi, bangsa dan negara kita ditentang dengan adanya dampak perubahan paradigma berpikir dalam
pembangunan nasional. Ada tantangan terhadap penegakan supremasi hukum. Ada tantangan pemerataan
kesejahteraan sosial.

Permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh penyelenggara administrasi negara mencakup masalah internal dan
eksternal. Kendala internal meliputi masih adanya ketidakpastian hukum dan peraturan, sistem pengelolaan sumber
daya, dan masalah keamanan. Tantangan dan permasalahan eksternal meliputi lemahnya perekonomian global,
tingginya dan tidak stabilnya harga minyak dunia, meningkatnya persaingan dalam menarik investasi asing. Semua
hal tersebut menjadi faktor yang sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat dan tingkat kesempatan
kerja. Guna memulihkan kegiatan ekonomi Indonesia sekaligus menghadapi tantangan dan permasalahan tersebut
maka sistem administrasi negara perlu terus dilakukan dan diarahkan pada program peningkatan produktivitas secara
terintegrasi, komprehensif dan sinergis baik oleh pemerintah daerah dan sektor), dunia usaha dan masyarakat,
dengan program pengembangan budaya produktif, etos kerja, manajemen, inovasi dan teknologi. Tingkat daya saing
dan produktivitas nasional masih rendah jika dibandingkan dengan tingkat daya saing dan produktivitas negara lain,
seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Pada kenyataannya negara-negara tersebut aktif
melakukan gerakan produktivitas secara serius yang didukung penuh oleh pemerintahnya, antara lain dengan
membentuk lembaga produktivitas nasional yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden atau Perdana
Menteri sehingga lembaga tersebut memiliki akses operasional secara luas ke masyarakat, perusahaan, dan
pemerintah. Dengan dibentuknya salah satu sistem administrasi negara, yaitu Lembaga Produktivitas Nasional (LPN)
melalui Perpres No. 50 Tahun 2005, diharapkan lembaga ini dapat mempercepat action plan gerakan peningkatan
produktivitas yang dapat dilakukan secara nyata dan komprehensif di seluruh sektor pembangunan nasional.
Di sinilah kita sampai pada makna hakiki perlunya penyelenggara sistem administrasi negara yang berkemampuan
dan matang dalam bertindak. Tindakan yang harus dilakukan oleh penyelenggara administrasi negara dalam
meningkatkan produktivitas tersebut adalah menjalankan prinsip- prinsip good governance, seperti transparency,
responsiveness, accountability, dan equity.

TUGAS 3

1. Sebut dan jelaskan dimensi-dimensi nilai SANKRI sebagai sistem penyelenggaraan kebijakan negara!

Dimensi-dimensi SANKRI:

a) Falsafah Negara
a. Pancasila, Falsafah Bangsa dalam Bernegara

Dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 terdapat rumusan mengenai landasan falsafah negara Republik
Indonesia yang disebut Pancasila, terdiri dari lima sila sebagai berikut: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keseluruhan sila tersebut
merupakan nilai-nilai yang hakiki, termanifestasikan dalam simbol-simbol kehidupan bangsa, menandai realita sosial
masyarakat bangsa di seluruh
wilayah negara, menjadi nilai pemersatu kehidupannya sebagai bangsa, serta sebagai pandangan hidup bangsa dan
falsafah negara atau falsafah dalam bernegara.

b. Akulturasi Pancasila dalam Penyelenggaraan Negara

Dari sudut disiplin dan sistem administrasi negara efektivitas aktualisasi nilai-nilai Pancasila ditandai dengan adanya
konsistensi perilaku individu dan institusi dalam penyelenggaraan negara yang dimanifestasikan dalam sistem dan
proses pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik, dan dibuktikan dengan kinerja yang dicapai atau yang dirasakan
masyarakat. Dalam menerjemahkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, para
penyelenggara negara dalam pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik haruslah dilandasi dan memanifestasikan
ke lima nilai itu secara utuh dan berkeseimbangan. Untuk itu diperlukan komitmen dan kompetensi yang tinggi, dan
didasari serta dihikmati keimanan dan ketakwaan.
Berkaitan dengan Etika administrasi negara yaitu Pancasila akan bermakna nyata jika dalam implementasinya
berfungsi sebagai the living ideology, sebagai ideologi yang
hidup dan nyata, dengan cara:
1) Nilai-nilai Pancasila harus tercermin dalam tingkah laku penyelenggara dan warga negara.
2) Menjiwai dan terefleksi dalam setiap kebijakan administrasi negara, baik dalam interaksi politik, ekonomi, budaya,
dan lainnya.
3) Dilaksanakan secara murni dan konsekuen serta taat asas, sehingga menjadi culture of our own yaitu budaya yang
melekat pada perilaku kita (publik).

4) Harus dihindari praktik administrasi negara yang memperlihatkan gejala- gejala yang bertentangan dengan nilai-
nilai Pancasila, seperti terlalu berorientasi pada kekuasaan, orientasi materialisme yang serakah, neo feodalisme dan
primordialisme, budaya santai, ketimpangan mencolok, dan rasa rendah diri sebagai warga negara.
5) Diperlukan kepemimpinan yang berwawasan luas, mau melayani publik secara prima sehingga dalam
penyelenggaraan sistem administrasi negara bertolak untuk mewujudkan pelayanan publik, pemberdayaan
masyarakat, dan akselerasi pembangunan

b) Cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia dalam bernegara telah digariskan oleh para pendiri Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Cita-cita dan tujuan tersebut berpangkal dari dan bersesuaian dengan nilai-nilai kemanusiaan
dan peradaban yang luhur yang terkandung dalam falsafah negara, bersifat hakiki dan universal. Sebab itu, berlaku
sepanjang masa; dan upaya untuk mencapainya tidak akan berhenti. Cita-cita dan tujuan bangsa dalam bernegara itu
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Cita-cita bangsa
dalam bernegara yang
tersurat pada Pembukaan UUD 1945 tersebut berbunyi, “negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur”; dan yang merupakan tujuan bernegara adalah “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial”.
c) Bentuk dan sistem pemerintahan negara

Dimensi-dimensi nilai SANKRI juga terkandung dalam bentuk dan sistem pemerintahan negara yang ditetapkan dan
tertuang dalam Pasal 1 UUD 1945. Di dalamnya tercantum dengan jelas bentuk dan sistem pemerintahan negara
Indonesia adalah menganut bentuk negara kesatuan serta negara yang kedaulatannya ada di tangan rakyat
(demokrasi) sebagai sistem pemerintahan negaranya.

1. Negara Kesatuan
Para pendiri republik ini, secara historis telah memutuskan pilihan mengenai bentuk negara untuk Indonesia Merdeka
yang menurut pandangan mereka pada saat itu telah sesuai dan dapat mendukung perjuangan mencapai tujuan dan
cita-cita Indonesia Merdeka. Pertimbangan-pertimbangan yang melandasi pemilihan bentuk negara tersebut banyak
dilandasi oleh dimensi- dimensi sosiokultural bangsa, geografis, kemakmuran dan pemerataan hasil pembangunan,
pluralisme, kedaulatan rakyat, integrasi nasional, kekuasaan pemerintah pusat, serta pertimbangan masalah
sentralisasi dan desentralisasi.

2. Negara Hukum
Sistem pemerintahan negara Indonesia telah dicantumkan dengan jelas dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang
Dasar 1945. Di dalam pasal tersebut tercantum pernyataan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum.
Pernyataan dalam pasal tersebut dapat dipahami bahwa Indonesia dalam penyelenggaraan negaranya tidak
berdasarkan atas kekuasaan belaka. Negara, termasuk di dalamnya pemerintah dan lembaga-lembaga negara yang
lain dalam melaksanakan tindakan apa pun harus dilandasi hukum atau harus dipertanggungjawabkan secara hukum.
Tekanan pada hukum di sini
dihadapkan sebagai lawan dari kekuasaan.

3. Negara Demokrasi
Telaahan mengenai bentuk negara demokrasi, perlu memperhatikan kembali prinsip pokok pada suatu bentuk negara
yang dalam penyelenggaraan pemerintahannya selalu memperdulikan peran dan hak-hak rakyatnya. Dengan
demikian, dalam negara demokrasi dimungkinkan adanya bentuk yang menggambarkan suatu ruang maupun
mekanisme yang menjadi jalan bagi terwujudnya kehendak publik.

d) Etika dalam bernegara,


1. melaksanakan sepenuhnya Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
2. mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara;
3. menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. menaati semua peraturan perundang-undang yang berlaku dalam melaksanakan tugas;
5. akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan;
6. tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam melaksanakan setiap kebijakan program pemerintah;
7. menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara secara efisien dan efektif;
8. tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar.

e) Kompetensi, Dalam hal ini, kompetensi ataupun kecakapan yang perlu dimiliki sebagaimana dikatakan oleh
(Nugroho:2000) adalah:
1) Kompetensi Sistem. Dalam arti apakah lembaga-lembaga dalam suatu negara telah berjalan sebagaimana
mestinya, baik lembaga negara maupun non negara. Dalam kompetensi sistem seharusnya tidak perlu ada dominasi
dari salah satu lembaga negara baik itu pemerintah dalam hal ini presiden maupun lembaga-lembaga negara lainnya.
2) Kompetensi Sosial. Kompetensi ini menyangkut kompetensi elit politik dan masyarakat. Dalam hal ini kompetensi
lembaga-lembaga masyarakat menyangkut kompetensi lembaga politik peserta pemilu, lembaga sosial
kemasyarakatan, dan lembaga ekonomi dan lembaga pers.
3) Wujud kompetensi yang ketiga adalah kompetensi lembaga ekonomi. Hal ini menyangkut kompetensi para pelaku
ekonomi Indonesia seperti BUMN, swasta, maupun koperasi. Isu-isu seperti krisis manajemen dan masalah-masalah
kepemimpinan menyentuh kompetensi dalam lembaga- lembaga perekonomian masih banyak yang menyangkut
perangkat sumber daya manusia (humanware) yang harus disediakan. Tidak hanya dalam lembaga-lembaga
ekonomi, krisis manajemen dan kepemimpinan sebagaimana tersebut di atas, juga masih terlihat pada semua
lembaga
baik lembaga negara, lembaga politik maupun lembaga sosial. Dampak dari krisis tersebut membuat masing-masing
lembaga kehilangan kemampuan dalam meletakkan visi strategis dan efektivitas pengelolaan teknis operasional.
Momentum untuk menjadi yang terbaik, bukan saja di dalam negeri tetapi dalam lingkungan yang lebih luas
(worldclass) akan semakin sulit dicapai. (https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/ADPU4230-M1.pdf)

2. Jelaskanmenurutpendapatsaudaramengenai model pembangunannasional yang berorientasipertumbuhandan


model pembangunankebutuhandasardisertaidengancontohnya!

a. Model pembangunan nasional berorientasi pertumbuhan yang mengarah kepada peningkatan perekonomian
masyarakat melalui pengembangan sumber daya manusia.

Contoh: Kegiatan khusus yang berhubungan dengan perbaikan mutu sumber daya manusia, terutama ditujukan untuk
mempercepat Sasaran Pembangunan Milenium (MDG) dalam target kesehatan dan pendidikan.

Peningkatanan kapasitas masyarakat dan pemerintah setempat melalui pelatihan dan diseminasi informasi untuk
pengembangan keterampilan usaha dan praktik tata kelola pemerintahan di tingkat lokal. 

b. Model pembangunan kebutuhan dasar yang berfokus kepada kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat sebagai
bentuk pengetasan kemiskinan serta karakteristik yang harus diterapkan dalam model pembangunan kebutuhan
dasar.

Contoh: Pembangunan infrastruktur sosial dan ekonomi dasar dan perbaikan (melalui metode padat karya), seperti
jalan, jembatan, fasilitas air, dan sanitasi.

Penyediaan sumber daya modal dan finansial melalui dana bergulir dan kredit mikro bagi kaum miskin guna
mengembangkan ekonomi setempat.

SESI 8

1. Kekuasaan Yudikatif di Amerika Serikat dipegang oleh.....

A. Mahkamah Konstitusi.
B. Presiden.
C. Komisi Yudisial.
D. Mahkamah Agung

2. Berapa lama kekuasaan eksekutif oleh presiden dan wakil presiden di Amerika Serikat......
A. 6 tahun.
B. 3 tahun.
C. 5 tahun.
D. 4 tahun

3. Di Negara Jepang kabinet sebagai wakil pemerintahan dalam melaksanakankekuasannya secara bersama-
sama bertanggungjawab kepada.....

A. Perdana Menteri.
B. Presiden.
C. Dewan Negara. .
D. Dewan Keamanan

4. Pemilihan senat di Amerika Serikat dilakukan oleh…

A. Badan yudikatif.
B. Badan eksekutif.
C. Badan legislatif.
D. DPR

5. Pemilihan anggota DPR di Amerika Serikat diselenggarakan setiap…

A. 6 tahun.
B. 3 tahun.
C. 5 tahun.
D. 4 tahun

DISKUSI

Apa yang anda ketahui masalah Sistem Administrasi di Negara Berkembang dan di Negara Maju, coba anda
diskusikan, dan berikan contohnya

JAWABAN SAYA :

Sistem Administrasi di Negara Berkembang, negara-negara yang sedang membangun mempunyai kebutuhan untuk
mengembangkan lembaga dan pranata sosial, politik, dan ekonominya sehingga pembangunan tersebut sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. di negara- negara berkembang pendapatan per kapita penduduk lebih rendah,
pertumbuhan penduduk yang tinggi memerlukan ketersediaan sumber daya alam yang besar pula. Jika sumber daya
alam dan jumlah penduduk tidak seimbang maka yang terjadiadalah kehidupan penduduk yang kurang sejahtera.
Inilah yang terjadi di negara berkembang, bahkan negara miskin. Kegiatan ekonomi penduduk lebih banyak terserap
di sektor pertanian termasuk perkebunan dan perikanan sebagai nelayan. Angka harapan hidup warganya rata-rata di
bawah 60 tahun. Hal ini tentu saja berkaitan dengan tingkat pelayanan kesehatan dan taraf ekonomi yang ada.
Sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah di sektor pertanian. Pemanfaatan lahan sebagian besar
digunakan untuk sawah, perkebunan, tambak,dan hutan. Umumnya lahan yang tersedia masih luas dan termasuk
negara agraris,contohnya Vietnam yang 80% penduduknya bekerja di bidang pertanian. Banyak peralatan yang
masih nonlistrik, artinya masih dijalankan secara manual tradisional.
Contoh negara berkembang:Indonesia, Malaysia, Filipina, Afrika Selatan, Argentina, Brasil, Kroasia, Vietnam, dll

Sistem Administrasi di Negara Maju, Administrasi semakin berkembang dengan menekankan bahwa perekonomian
suatu negara akan bisa kuat apabila kegiatan administrasi dan manajemen dilaksanakan dengan baik. Kedudukan
negara mengusahakan maksimasi persedian-persediaan materil. Dampak dinamik terhadap pemikiran- pemikiran
administrasi dari job centered menjadi human centered atau orientasi produktivitas menjadi orientasi pengembangan
SDM. Negara maju adalah negara yang menikmati standar hidupyang relatif tinggi melalui teknologi tinggi dan
ekonomi yang merata. Di negara-negara maju pendapatan penduduk per kapita tinggi, pertumbuhan penduduk
sangat kecil. Umumnya orang tua hanyamenginginkan jumlah anak sedikit 1% atau ( 1 anak atau 2 saja), selain itu
angka kematian di negaramaju lebih besar daripada angka kelahiran, kesempatan kerja lebih terbuka dan beragam
daripada di negara berkembang. Industri di negara maju sangat berkembang, hal ini memungkinkan kegiatan
penduduk banyak terkait dengan kegiatan industri ini, pelayanan kesehatan dan taraf ekonomi baik sehingga
menyebabkan penduduknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Membaiknya kesehatan dan perkembangan
tubuh menjadikan tingkat harapan hidup yang lebih baik pula.Di negara maju angka harapan hidup warganya sekitar
60 tahun ke atas. Sebagian besar penduduknya bekerja disektor industri yang sangat beragam, seperti industri
elektronik, mesin-mesin, dansebagainya. Hampir semua peralatan sudah menggunakan listrik dan komputerisasi
sehingga pekerjaan di berbagai sektor dapat dilakukan secara cepat, tepat, efektif, dan efisien.
Contoh negara maju: Swiss, Irlandia, Hong Kong, Islandia, Jerman, Swedia, Australia, Belanda, dll.

Anda mungkin juga menyukai