Anda di halaman 1dari 10

Pada tahun 2020, dunia dikejutkan oleh munculnya Pandemi Covid-19.

 
Organisasi sebagai sebuah sistem terbuka senantiasa  berhadapan dengan
dinamika    perubahan lingkungan, termasuk dengan Pandemi Covoid-19.

Analisislah, apa yang harus dilakukan organisasi untuk menghadapi Pandemi


Covid-19 dengan konsep dan teori yang disajikan pada Modul 1 sd 3 mata
kuliah ini.

KETENTUAN PENULISAN

Umum

1. Paper ditulis dalam 8-10 halaman


2. Jarak baris 1,5 spasi
3. Jangan terlambat upload tugas ya.
4. Setiap kutipan harus mencantumkan sumbernya (nama penulis dan tahun)
5. Tidak mengandung unsur plagiasi.

Format

1. Pendahuluan
2. Tujuan Penulisan
3. Kajian Teori (konsep yang digunakan)
4. Pembahasan
5. Kesimpulan
6. Daftar Pustaka
1.PENDAHULUAN

-kerap dijumpai di sekitar kita, mulai organisasi di sekolah seperti OSIS, BEM di kampus, serta organisasi
tingkat desa seperti Karang Taruna, hingga organisasi internasional antarnegara dunia seperti
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dengan banyaknya organisasi yang ada di dunia ini, mungkin kamu pernah atau sedang mengikuti suatu
organisasi tertentu.

Istilah organisasi memiliki dua arti umum. Pertama, mengacu pada suatu lembaga (institution) dan arti
kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai satu di antara dari fungsi manajemen.

Secara konsep, ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni istilah organizing sebagai kata benda
dan organizing (pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukan pada rangkaian aktivitas yang harus
dilakukan secara sistematis.

Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian, organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang
atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.

Sedangkan dalam arti umum, organisasi adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang bekerja
sama secara rasional serta sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk mencapai tujuan tertentu
memanfaatkan sumber daya yang ada di dalamnya.

-Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.

Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan
pulih tanpa penanganan khusus. Namun, sebagian orang akan mengalami sakit parah dan memerlukan
bantuan medis. Virus dapat menyebar dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi melalui partikel
cairan kecil ketika orang tersebut batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau bernapas. Partikel ini
dapat berupa droplet yang lebih besar dari saluran pernapasan hingga aerosol yang lebih kecil.

Anda dapat tertular saat menghirup udara yang mengandung virus jika berada di dekat orang yang
sudah terinfeksi COVID-19. Anda juga dapat tertular jika menyentuh mata, hidung, atau mulut
setelah menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi. Virus lebih mudah menyebar di dalam
ruangan dan di tempat ramai.
Sejak pandemi COVID-19, hampir semua aspek kehidupan dipaksa untuk menyesuaikan situasi, seperti
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Work From Home (WFH) yang ditujukan untuk
menurunkan risiko penyebaran virus. Sebelum mengetahui bagaimana cara penyebaran virus corona,
mari kita lihat bagaimana asal mula COVID-19 muncul.

Awal Mula COVID-19 Muncul


COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS CoV-2. Tiongkok tercatat sebagai
negara yang pertama kali menemukan kasus COVID-19 di dunia. Dilansir dari Kompaspedia (5/07/20),
Tiongkok melaporkan adanya penyakit jenis baru ini pada 31 Desember 2019 dan kantor WHO di
Tiongkok pun mendapat pemberitahuan mengenai penyakit pneumonia yang saat itu penyebabnya
tidak diketahui.

Pneumonia atau infeksi yang menyerang paru-paru ini dideteksi pertama kali di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, Tiongkok. Hanya dalam waktu beberapa minggu, terjadi peningkatan jumlah orang yang terkena
penyakit ini.

Pada 30 Januari 2020, WHO mengumumkan kondisi kesehatan darurat global. Kemudian 11 Februari
2020, WHO mengumumkan nama resmi virus korona tipe baru sebagai Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Sedangkan COVID-19 merupakan nama resmi untuk penyakit
yang ditimbulkan.

Bagaimana Penyebaran Virus Corona?


Peningkatan jumlah pasien yang terinfeksi disebabkan oleh bagaimana cara virus tersebut menyebar.
Melansir dari WHO, virus COVID-19 dapat menyebar melalui beberapa cara berikut:

1. Melalui Droplet
Droplet adalah cairan atau percikan air yang keluar dari saluran pernapasan ketika seseorang
batuk maupun bersin. Risiko penularan virus COVID-19 melalui droplet
akan meningkat drastis apabila seseorang tidak mengenakan masker. Namun ternyata, droplet
tidak hanya sebatas cairan yang dikeluarkan ketika bersin atau batuk, melainkan juga ketika
berbicara, bernyanyi, maupun tertawa.

2. Melalui Kontak Fisik


Kontak fisik seperti berjabat tangan adalah salah satu media penularan COVID-19, karena kita
tidak pernah tahu ada berapa banyak kuman, virus, maupun bakteri ditangan kita dan lawan
bicara. Makanya, sebisa mungkin hindari kontak fisik secara langsung.

Kalau kamu bingung, coba untuk mengganti model jabat tangan dengan gerakan Namaste, yaitu
gerakan mengatupkan kedua tangan di dada yang kerap digunakan saat melakukan olahraga
yoga.

3. Melalui Permukaan yang Terkontaminasi


Penularan virus COVID-19 bisa terjadi saat seseorang menyentuh barang yang mungkin saja
sudah terkontaminasi oleh droplet orang lain. Lalu, virus tersebut berpindah ke hidung, mulut,
atau mata dari sentuhan barang yang terkontaminasi tadi.

Inilah alasan pentingnya kita harus rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
setelah melakukan aktivitas apapun, termasuk menyentuh barang meski hanya sebentar saja.

Jika sedang di perjalanan, alangkah baiknya kamu persiapkan hand sanitizer dengan kandungan
alkohol minimal 60% dan tisu basah khusus untuk membunuh kuman, bakteri, serta virus di
tangan. Jangan lupa membawa disinfektan untuk membersihkan barang yang kamu bawa, ya!

4. Ruangan dengan Ventilasi Buruk


Ruangan tertutup dengan ventilasi yang kurang baik menjadi tempat nyaman untuk penyebaran
virus. Virus COVID-19 dapat menyebar secara cepat apabila seseorang terlalu lama berada di
dalam ruangan dengan ventilasi yang buruk. Maka dari itu, bukalah jendela ruangan dan biarkan
udara segar memenuhi ruangan untuk mengurangi risiko penularan.

5. Tempat Ramai
Menghindari tempat ramai menjadi satu dari sekian banyak upaya yang bisa
dilakukan untuk mengurangi penularan. Tempat yang dipenuhi oleh orang-orang berisiko tinggi
karena dapat memungkinkan terjadinya sentuhan fisik atau droplet yang beterbangan.

Menjaga jarak minimal 1 meter adalah langkah pencegahan yang bisa kamu lakukan ketika
sedang berada dalam situasi yang ramai.

Angka positif di Indonesia yang semakin tinggi diperparah dengan ketersediaan ruangan dan tempat
tidur di rumah sakit yang semakin menipis. Melihat hal tersebut, protokol kesehatan yang harus kita
lakukan tidak boleh terlewat sama sekali. Termasuk hindari kerumunan dan sebisa mungkin di rumah
saja.

Setelah mengetahui bagaimana cara penyebaran virus corona, yuk tetap jaga kesehatan dan terapkan
protokol kesehatan agar kamu dan orang terdekat terhindar dari virus COVID-19!

2.TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui dan menganalisis partisipasi organisasi dalam Penanganan

Pencegahan Covid-19.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis bentuk-bentuk partisipasi organisasi

dalam Penanganan Pencegahan Covid-19

3. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

partisipasi organisasi dalam Penanganan Pencegahan Covid-19.

3.KAJIAN TEORI (KONSEP YANG DIGUNAKAN)


1.1 Covid 19, peranan pemerintah dan masyarakat dalam menangani covid 19
“COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh Novel Coronavirus (2019- nCoV), jenis baru
coronavirus yang diidentifikasi untuk pertama kalinya di Wuhan, Cina, dinamai "penyakit coronavirus
2019" (COVID-19) - " CO "untuk corona," VI "untuk virus dan" D "untuk penyakit dalam bahasa Inggris”
(Dejongh, 2020). COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru
ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi
wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah
demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung
tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare, Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan
muncul secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap
merasa sehat. Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan
khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas.
Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orangorang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya
seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes, punya kemungkinan lebih besar
mengalami sakit lebih serius. Mereka yang mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas sebaiknya
mencari pertolongan medis. Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terjangkit virus ini.
COVID-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang
keluar saat orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan napas. Percikan-percikan ini
kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan-permukaan di sekitar. Orang yang menyentuh benda
atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya, dapat terjangkit COVID-19.
Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup percikan yang keluar dari batuk atau napas
orang yang terjangkit COVID-19. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1
meter dari orang yang sakit. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran
COVID-19 dan akan menyampaikan temuantemuan terbaru. (WHO, 2020).

1.2 peranan pemerintah dan masyarakat dalam menangani covid 19

1. Lebih disiplin dan memiliki etos kerja tinggi serta bisa lebih memahami hak dan kewajiban
sebagai individu di tengah organisasi maupun di tengah masyarakat.

2. Memiliki banyak pengetahuan karena sering berdiskusi baik dengan sesama anggota maupun
dengan masyarakat umum dan tentu saja tingkat kepercayaan diri jadi lebih meningkat karena
telah terlatih menghadapi banyak orang.

3. Memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kemanusiaan.

4. Bisa jadi lebih tenang dalam menyelesaikan permasalahan karena dalam organisasi sering
dihadapkan dengan persoalan dan cara memecahkannya.

Guna mempercepat penanganan pandemi Covid-19 di daerah, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian
mengeluarkan surat edaran yang mendorong kerja sama instansi pemerintah dengan Organisasi
Kemasyarakatan (ormas), termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat, dalam penanganan dampak
pandemi. Skema Swakelola Tipe III menjadi acuan dalam surat edaran tersebut.
Surat Edaran nomor 440/5538/SJ tentang Kemitraan Antara Pemerintah Daerah dengan Organisasi
Kemasyarakatan termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat dalam Rangka Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 di Daerah itu dikeluarkan pada 6 Oktober 2020. Penyebutan skema
Swakelola Tipe III dalam surat edaran itu menunjukkan komitmen pemerintah untuk melibatkan
berbagai pihak dalam penanganan dampak pandemi Covid-19. Swakelola Tipe III merupakan skema
pengadaan barang dan jasa pemerintah yang dilaksanakan dengan ormas yang mempunyai keahlian
teknis yang diperlukan pemerintah dan memenuhi persyaratan administrasi.

Mekanisme Swakelola Tipe III memiliki beberapa keunggulan dibandingkan cara pengadaan lain, baik
bagi lembaga pemerintah sebagai pemberi kontrak maupun lembaga nirlaba sebagai pelaksana. Dari sisi
lembaga pemerintah, Swakelola Tipe III memberikan kesempatan untuk mendapatkan keahlian-keahlian
spesifik yang dimiliki ormas dan tidak dapat disediakan oleh pihak swasta atau lembaga pemerintah
lainnya. Adapun bagi ormas, skema Swakelola Tipe III memberikan alternatif sumber pendanaan,
kesempatan untuk membangun portofolio sesuai bidang keahlian dan peluang untuk memengaruhi
kebijakan pemerintah agar lebih berpihak pada masyarakat miskin dan termarginalkan.

Keunggulan skema Swakelola Tipe III itu tentu sangat berguna dalam penanganan dampak Covid-19
sehingga menjadi acuan dalam surat edaran yang dikeluarkan Mendagri. Penggunaan skema Swakelola
Tipe III dalam surat edaran itu memiliki sejumlah tujuan, yakni untuk membantu pemerintah daerah
dalam meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan kesehatan dengan memberdayakan kompetensi
yang dimiliki oleh ormas, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pencegahan dan
penanganan Covid-l9, meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja pemerintah daerah dalam
penanganan Covid-19, memberikan kesempatan pada ormas termasuk LSM sebagai bentuk
pemberdayaan dalam percepatan penanganan Covid-19, serta meningkatkan kemampuan teknis
sumber daya manusia ormas dalam penanganan Covid-l9. “Dengan demikian upaya penanganan Covid-
19 dapat dipastikan sampai ke level terbawah,” kata Mendagri Tito Karnavian seperti dikutip Bisnis.com.

Sesuai dengan tujuan tersebut, ada beragam jenis barang dan jasa yang dapat disediakan oleh ormas.
Mengutip Surat Edaran Mendagri, barang dan jasa tersebut bisa berupa: penyelenggaraan
sosialisasi/penyuluhan mengenai pencegahan dan penanggulangan Covid-19; sensus, survei, pengolahan
data, perumusan kebijakan publik, dan pengujian laboratorium; pengembangan sistem, aplikasi, tata
kelola atau standar mutu kesehatan tertentu; pembuatan media sosialisasi tentang Covid-19, kondisi
terkini penanganan Covid-19, dan lain sebagainya.

4.PEMBAHASAN
Indonesia, salah satu negara terdampak Covid-19 diantara ratusan negara lainnya. Kondisi
turbulensi, semuanya serba tidak pasti, dan hal yang direncanakan rasanya tidak mungkin
dieksekusi. Dengan adanya masalah ini, INSPIRE Media TV mengadakan bincang-bincang
santai bersama Arif Rahman, SE., MCam., Ph.D. sebagai narasumber, yang notabenenya
merupakan seorang Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Bisnis dan Ekonomika
Universitas Islam Indonesia (FBE UII). Acara yang diselenggarakan secara daring pada Rabu
(29/7) ini bertajuk “Strategi Adaptasi dan Resiliensi Organisasi Menghadapi Pandemi“.
“Sepertinya tidak ada yang siap dengan kondisi pandemi saat ini. Bahkan, negara besar seperti
Amerika pun tidak siap karena semua serba mendadak,” ungkap Arif sebagai pembicara.
Menurutnya, situasi pandemi ini lebih mengerikan daripada krisis-krisis yang telah terjadi pada
masa-masa sebelumnya. Tidak hanya itu, sampai hari inipun pasien terdampak Covid-19 masih
terus bertambah. Hal ini juga yang menimbulkan keraguan, apakah sekarang Indonesia memang
sudah memasuki fase new normal atau justru sebenarnya masih dalam fase pandemi yang belum
usai?
Arif Rahman, SE., MCam., Ph.D. menuturkan bahwa strategi yang secara umum harusnya
diambil oleh masing-masing organisasi yaitu strategi survive demi keefisiensian perusahaan dan
pasti dibarengi dengan penyesuaian-penyesuaian internal.
“Organisasi saat ini perlu menyadarkan anggota mengenai sense of crisis. Hal ini dikarenakan
kita yang ada dalam organisasi ini merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu, harus bergandeng
bersama demi menemukan strategi yang tepat,” jelas Arif Rahman.
Dalam organisasi, saat ini sangat penting memiliki pemimpin yang kreatif dan visioner. Mereka
harus jeli dalam melihat peluang. Dapat dibuktikan dengan adanya diversifikasi dan inovasi agar
organisasi dapat bangkit dari keterpurukan.
Mengenai resiliensi organisasi, pemimpin dituntut untuk memiliki mindset yang bagus dalam
mempertahankan organisasi terkait dengan teori BCM (Business Continuity Management).
Sejalan dengan pemikiran Arif Rahman, ia menuturkan, “Pada BCM, organisasi membuat
rencana bagaimana sebuah bisnis melalui masa krisis. Dengan ini harus membuat planning dan
mengidentifikasi aset yang mana semuanya harus dikomunikasikan dengan pemangku
kepentingan”.   
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan menengah) sendiri hingga saat ini berkontribusi besar dengan
memiliki persentase 60% sumbangan bagi Indonesia. Maka dari itu, UMKM perlu didukung
penuh dengan mendorong mereka agar lebih fleksibel dan dapat memanfaatkan teknologi dengan
baik. Salah satu dukungan dari Universitas Islam Indonesia bagi UMKM dalam membantu
mereka untuk tetap survive dikala situasi yang tidak pasti yaitu dengan membangun
sebuah marketplace bernama “Warung Rakyat UII” yang mempertemukan antara pedagang-
pedagang kecil di Yogyakarta dengan para konsumen. 
“Pemerintah juga harus mengalokasikan dana dengan tepat dan beri kontribusi positif bagi
masyarakat dengan bentuk pelatihan,” tutupnya. (AMA/SSL)

Guna mempercepat penanganan pandemi Covid-19 di daerah, Menteri Dalam Negeri Tito
Karnavian mengeluarkan surat edaran yang mendorong kerja sama instansi pemerintah dengan
Organisasi Kemasyarakatan (ormas), termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat, dalam
penanganan dampak pandemi. Skema Swakelola Tipe III menjadi acuan dalam surat edaran
tersebut.

Surat Edaran nomor 440/5538/SJ tentang Kemitraan Antara Pemerintah Daerah dengan
Organisasi Kemasyarakatan termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Daerah itu dikeluarkan pada 6 Oktober
2020. Penyebutan skema Swakelola Tipe III dalam surat edaran itu menunjukkan komitmen
pemerintah untuk melibatkan berbagai pihak dalam penanganan dampak pandemi Covid-19.
Swakelola Tipe III merupakan skema pengadaan barang dan jasa pemerintah yang dilaksanakan
dengan ormas yang mempunyai keahlian teknis yang diperlukan pemerintah dan memenuhi
persyaratan administrasi.

Mekanisme Swakelola Tipe III memiliki beberapa keunggulan dibandingkan cara pengadaan
lain, baik bagi lembaga pemerintah sebagai pemberi kontrak maupun lembaga nirlaba sebagai
pelaksana. Dari sisi lembaga pemerintah, Swakelola Tipe III memberikan kesempatan untuk
mendapatkan keahlian-keahlian spesifik yang dimiliki ormas dan tidak dapat disediakan oleh
pihak swasta atau lembaga pemerintah lainnya. Adapun bagi ormas, skema Swakelola Tipe III
memberikan alternatif sumber pendanaan, kesempatan untuk membangun portofolio sesuai
bidang keahlian dan peluang untuk memengaruhi kebijakan pemerintah agar lebih berpihak pada
masyarakat miskin dan termarginalkan.

Keunggulan skema Swakelola Tipe III itu tentu sangat berguna dalam penanganan dampak
Covid-19 sehingga menjadi acuan dalam surat edaran yang dikeluarkan Mendagri. Penggunaan
skema Swakelola Tipe III dalam surat edaran itu memiliki sejumlah tujuan, yakni untuk
membantu pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas dan jangkauan layanan kesehatan
dengan memberdayakan kompetensi yang dimiliki oleh ormas, meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam proses pencegahan dan penanganan Covid-l9, meningkatkan efektivitas dan
efisiensi kinerja pemerintah daerah dalam penanganan Covid-19, memberikan kesempatan pada
ormas termasuk LSM sebagai bentuk pemberdayaan dalam percepatan penanganan Covid-19,
serta meningkatkan kemampuan teknis sumber daya manusia ormas dalam penanganan Covid-l9.
“Dengan demikian upaya penanganan Covid-19 dapat dipastikan sampai ke level terbawah,” kata
Mendagri Tito Karnavian seperti dikutip Bisnis.com.

Sesuai dengan tujuan tersebut, ada beragam jenis barang dan jasa yang dapat disediakan oleh
ormas. Mengutip Surat Edaran Mendagri, barang dan jasa tersebut bisa berupa: penyelenggaraan
sosialisasi/penyuluhan mengenai pencegahan dan penanggulangan Covid-19; sensus, survei,
pengolahan data, perumusan kebijakan publik, dan pengujian laboratorium; pengembangan
sistem, aplikasi, tata kelola atau standar mutu kesehatan tertentu; pembuatan media sosialisasi
tentang Covid-19, kondisi terkini penanganan Covid-19, dan lain sebagainya.
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat

a. Partisipasi buah pikiran

b. Partisipasi tenaga, yang diberikan partisipan dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau
pembangunan Desa, pertolongan bagi orang lain dan sebagainya.

c. Partisipasi harta benda, yang diberikan orang dalam berbagai kegiatan untuk perbaikan atau
pembangunan Desa, pertolongan bagi orang lain yang biasanya berupa uang, makanan dan
sebagainya.

d. Partisipasi keterampilan dan kemahiran. e. Partisipasi sosial yang diberikan orang sebagai
tanda keguyuban.

Berdasarkan cara keterlibatannya

a. Partisipasi langsung Yaitu keterlibatan seseorang, kelompok maupun masyarakat dalam


berperan aktif, baik itu menyediakan tenaga pada proses pembangunan, maupun memberikan
kontribusi pemikiran serta mengikuti saat pembuatan rancangan kegiatan pembangunan.

b. Partisipasi tidak langsung Yaitu partisipasi yang dimana seseorang mewakilkan hak
berpartisipasinya kepada orang lain yang bisa mewakilinya dalam aktifitas partisipatif.

5.Kesimpulan
Berdasarkan dari apa yang telah dibahas, saya menarik kesimpulan dan menjadikannya beberapa poin,
sebagai berikut :  Aplikasikan bagaimana cara pencegahan penyebaran COVID-19 dalam kehidupan
sehari-hari.  Hindari kontak langsung dengan orang lain, dan usahakan agar tidak keluar rumah kecuali
di saat yang genting.  COVID-19 adalah virus yang merusak sistem pernapasan dan dapat menyebabkan
beberapa komplikasi akibat infeksinya hingga kematian.  Jangan terlalu merasa tertekan dan terbebani
selama masa pandemi wabah ini, karena yang dibutuhkan adalah kuatnya sistem imun atau
metabolisme tubuh dan dapat meningkatkan imun denngan olahraga serta makan makanan yang sehat

SUMBER:

1.modul

2.pengembangan diri

3. https://www.ksi-indonesia.org/id/wawasan/detail/2270-penanganan-pandemi-covid-19-bersama-
ormas
4. https://www.bola.com/ragam/read/4555498/pengertian-organisasi-unsur-ciri-bentuk-dan-jenisnya-
yang-perlu-diketahui

5. https://www.antaranews.com/berita/2580701/peran-organisasi-masyarakat-sipil-dalam-penanganan-
covid-19

6. https://www.merdeka.com/jabar/manfaat-organisasi-berikut-pengertian-dan-jenisnya-kln.html

7. https://fecon.uii.ac.id/2020/07/hadapi-pandemi-organisasi-perlu-bangun-strategi/

Anda mungkin juga menyukai