Anda di halaman 1dari 2

Konsep Sistem Ekonomi Pancasila mulai dikembangkan lebih serius sejak Seminar

Nasional di Universitas Gadjah Mada tahun 1980. Pada waktu itu Ekonomi Pancasila tidak
sekadar dimaknai sebagai sebuah Sistem Ekonomi, seperti konsep Sistem Ekonomi Pancasila-
nya Emil Salim (1966), melainkan mulai digagas sebagai sebuah ilmu ekonomi (alternatif).
Ekonomi Pancasila yang dikembangkan oleh pakar-pakar ekonomi (terutama dari UGM) pada
waktu itu merupakan refleksi kritis terhadap sistem dan ilmu ekonomi yang “keliru”, serta mulai
menyimpang dari jati diri dan realitas sosial-ekonomi bangsa (rakyat) Indonesia.
Sistem Ekonomi Pancasila digali berdasar pemikiran bahwa Sistem Ekonomi sangat
terkait dengan ideologi, sistem nilai dan sosial-budaya (kelembagaan) masyarakat di mana sistem
itu dikembangkan. Sistem ekonomi pancasila adalah sistem ekonomi yang berasaskan nilai
dan moral Pancasila. Sistem ekonomi ini menjadi identitas perekonomian Indonesia. Sebutan
lain dari sistem ekonomi Pancasila adalah sistem demokrasi ekonomi. Di sini istilah
demokrasi ekonomi dan ekonomi Pancasila akan digunakan bergantian. Keduanya
dimaknai dalam arti yang mirip satu sama lain.
Konsep pemikiran ekonomi Pancasila dari Ginanjar Kartasasmita (1997) adalah:
a. Ekonomi Pancasila tidak semata-mata bersifat materialistis, karena berlandaskan keimanan
dan ketakwaan yang timbul dari pengakuan kita pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Keimanan
dan ketakwaan menjadi landasan spiritual, moral, dan etik bagi penyelenggaraan ekonomi
dan Pembangunan
b. Ekonimi Pancasila semata-mata bersifat materialistis, karena berdasarkan pada keimanan
dan ketakwaan yang timbul pada pengakuan kita pada ketuhanan yang maha esa.
c. Ekonomi Pancasila, dengan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,menghormati martabat
kemanusiaan serta hak dan kewajiban asasi manusia.
d. Ekonomi Pancasila mengakar di bumi Indonesia. sila persatuan Indonesia mengamanatkan
kesatuan ekonomi sebagai penjabaran wawasan nusantara di bidang ekonomi.
e. Ekonomi Pancasila di kelola dalam sebuah sistem demokrasi yang dalam UUD 1945 secara
eksplist disebut demokrasi ekonomi.
f. Nilai-nilai dasar kelima menunjukkan batapa seluruh upaya pembangunan kita, seluruh
upaya untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi dikaitkan dengan pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya kemakmuran yang berkeadilan
bagi seluruh rakyat Indonesia dalam sistem ekonomi yang disusun sebagai usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan.

Sistem ekonomi liberal adalah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan pada
masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi. Prinsip ini memperlihatkan adanya keperluan
untuk mencari keuntungan pribadi tanpa mementingkan kepentingan orang lain. Dalam ciri ciri
Sistem ekonomi liberal, pemerintah tidak memiliki hak untuk melarang masyarakatnya
mempunyai alat produksi sendiri yang dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya.
Sistem ekonomi liberalis memiliki kelebihan dalam hal pasar yakni sebagai berikut :
a. Mengembangkan inisiatif dan kreasi pada masyarakat untuk mengatur kegiatan
perekonomian untuk mencapai tujuannya.
b. Menciptakan dan meningkatkan persaingan di antara sesame untuk bisa maju dan meraih
keuntungan maksimal.
Selain ada keuntungan, ada juga beberapa kelemahan daripada sistem ekonomi liberal, yakni:
a. Terjadinya persaingan bebas yang memungkinkan terjadinya penyelewengan dan korupsi
di berbagai sekor.
b. Terjadinya semboyan yang tidak baik yakni dimana masyarakat yang kaya semakin kaya,
yang miskin semakin miskin.
c. Adanya monopoli pasar.
Dari kedua penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Ekonomi Pancasila berorientasi
pada rakyat kebanyakan yang bertujuan untuk mensejahterahakan masayarakata banyak,
sedangkan sistem ekonomi liberal hanya menguntungkan individu-individu atau golongan-
golongan tertentu dengan mengabaikan kepentingan umum.

Sumber:
1. http://repository.ut.ac.id/3957/1/ESPA4314-M1.pdf
2. BMP ADPU4437, MODUL 1

Anda mungkin juga menyukai