Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KINERJA BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK


DAN PENDEKATAN DALAM PELAKSANAAN TUGAS
PIMPINAN BIROKRASI

MANAJEMEN PELAYANAN UMUM

Oleh:

Sekar Al Hayu Wulandari

ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS TERBUKA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Birokrasi merupakan struktur tatanan organisasi, bagan, pembagian kerja dan
hierarki yang terdapat pada sebuah lembaga yang penting untuk menjalankan tugas-
tugas agar lebih teratur, seperti contohnya pada pemerintahan, rumah sakit, sekolah,
militer dll. Birokrasi ini dimaksudkan sebagai suatu sistem otoritas yang ditetapkan
secara rasional oleh berbagai macam peraturan untuk mengorganisir pekerjaan yang
dilakukan oleh banyak orang. Dalam pelaksanaanya, birokrasi memiliki prosedur atau
aturan yang bersifat tetap, dan rantai komando yang berupa hirarki kewenangannya
mengalir dari “atas” ke “bawah”.

2. Rumusan Masalah

 Pengertian birokrasi
 Kinerja birokrasi pelayanan publik

3. Tujuan
1. Memenuhi tugas dalam Mata Kuliah manajemen pelayanan umum
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian birokrasi

Birokrasi merupakan struktur tatanan organisasi, bagan, pembagian kerja dan hierarki
yang terdapat pada sebuah lembaga yang penting untuk menjalankan tugas-tugas agar lebih
teratur, seperti contohnya pada pemerintahan, rumah sakit, sekolah, militer dll. Birokrasi ini
dimaksudkan sebagai suatu sistem otoritas yang ditetapkan secara rasional oleh berbagai
macam peraturan untuk mengorganisir pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang. Dalam
pelaksanaanya, birokrasi memiliki prosedur atau aturan yang bersifat tetap, dan rantai
komando yang berupa hirarki kewenangannya mengalir dari “atas” ke “bawah”.

Fungsi Birokrasi

 Melaksanakan pelayanan publik.


 Pelaksana pembangunan yang profesional.
 Perencana, pelaksana, dan pengawas kebijakan.
 Alat pemerintah untuk melayani kepentingan masyarakat dan bukan merupakan
bagian dari kekuatan politik (netral).

Ciri - Ciri Birokrasi

Birokrasi menurut Max Weber memiliki ciri-ciri seperti di bawah ini:

 Jabatan administratif yang terorganisir atau tersusun secara hirarkis


 Setiap jabatan memiliki wilayah kompetensinya sendiri.
 Pegawai negeri ditetapkan, dan tidak dipilih berdasarkan hasil kualifikasi teknik yang
ditunjukan melalui ijazah atau ujian.
 Pegawai negeri menerima gaji tetap sesuai dengan pangkat atau kedudukan yang
dimiliki.
 Pekerjaan adalah karir yang terbatas, atau pada intinya, yaitu pekerjaanya sebagai
pegawai negeri.
 Para pejabat tidak memiliki kantor tersendiri.
 Para pejabat berperan sebagai subjek yang melakukan pengontrolan, dan
pendisiplinan.
 Promosi diberikan berdasarkan pertimbangan kemampuan yang melebihi rata-rata.

Karakteristik Birokrasi

Menurut Max Weber, karakteristik birokrasi yang ideal adalah sebagai berikut:

 Kerja yang ketat pada peraturan


 Tugas yang bersifat khusus
 Kaku dan sederhana
 Diselenggarakan secara resmi
 Pengaturannya bersifat hirarki, atau dari atas ke bawah.
 Berorientasi terhadap logika
 Tersentralistis
 Taat dan patuh
 Disiplin
 Terstruktur atau sistematis
 Tidak pandang bulu.

2. Kinerja birokrasi pelayanan publik

Buruknya birokrasi tetap menjadi salah satu problem terbesar yang dihadapi Asia.
Political and Economic Risk Consultancy (PERC) yang berbasis di Hongkong meneliti
pendapat para eksekutif bisnis asing (expatriats), hasilnya birokrasi Indonesia dinilai
termasuk terburuk dan belum mengalami perbaikan berarti dibandingkan keadaan di tahun
1999, meskipun lebih baik dibanding keadaan Cina, Vietnam dan India.

Di tahun 2000, Indonesia memperoleh skor 8,0 atau tak bergerak dari skor 1999, dari
kisaran skor yang dimungkinkan, yakni nol untuk terbaik dan 10 untuk terburuk. Skor 8,0
atau jauh di bawah rata-rata ini diperoleh berdasarkan pengalaman dan persepsi expatriats
yang menjadi responden bahwa antara lain menurut mereka masih banyak pejabat tinggi
pemerintah Indonesia yang memanfaatkan posisi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan
orang terdekat. Para eksekutif bisnis yang disurvei PERC juga berpendapat, sebagian besar
negara di kawasan Asia masih perlu menekan hambatan birokrasi (red tape barriers). Mereka
juga mencatat beberapa kemajuan, terutama dengan tekanan terhadap birokrasi untuk
melakukan reformasi.
Reformasi menurut temuan PERC terjadi di beberapa negara Asia seperti Thailand
dan Korea Selatan. Peringkat Thailand dan Korea Selatan tahun 2000 membaik, meskipun di
bawah rata-rata, yakni masing-masing 6,5 dan 7,5 dari tahun lalu yang 8,14 dan 8,7. Tahun
lalu (1999), hasil penelitian PERC menempatkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat
korupsi tertinggi dan sarat kroniisme dengan skor 9,91 untuk korupsi dan 9,09 untuk
kroniisme dengan skala penilaian yang sama antara nol yang terbaik hingga sepuluh yang
terburuk. nformasi mengenai kinerja birokrasi publik terjadi karena kinerja belum dianggap
sebagai suatu hal yang penting oleh penierintah. Tidak tersedianya informasi mengenai
indikator kinerja birokrasi publik menjadi bukti dan ketidakseriusan pemerintah untuk
menjadikan kinerja pelayanan publik sebagai agenda kebijakan yang penting. Kinerja pejabat
birokrasi tidak pernah menjadi pertimbangan yang penting dalam mempromosikan pejabat
birokrasi. Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) yang selama ini dipergunakan untuk
menilai kinerja pejabat birokrasi sangat jauh relevansinya dengan indikator-indikator kinerja
yang sebenarnya. Akibatnya, para pejabat birokrasi tidak memiliki insentif untuk
menunjukkan kinerja sehingga kinerja birokrasi cenderung menjadi amat rendah.Pemerintah
terhadap birokrasi seringkali tidak ada hubungannya dengan kinerja birokasinya. misalnya,
dalam menentukan anggaran birokrasinya, pemerintah sama sekali idak mengaitkan anggaran
dengan kinerja birokrasi. Anggaran birokrasi publik selama ini lebih didasarkan atas input,
bukan cutput. Anggaran yang ditcrima oleh sebuah birokrasi publik lebih ditentukan oleh
kebutuhan, bukan oleh hasil yangakan diberikan oleh birokrasi itu pada masyarakatnya.
Akibatnya, dorongan untuk mewujudkan hasil dan kinerja cenderung rendah dalam
kehidupan birokrasi publik.Karena anggaran sening menjadi driving force dari perilaku
birokrasi dan para pejabatnya, mengaitkan anggaran yang diterima oleh sebuah birokrasi
publik dengan hasil atau kinerja bisa menjadi salah satu faktor yang mendorong perbaikan
kinerja birokrasi publik. Para pejabat birokrasi yang ingin memperoleh anggaran yang besar
menjadi terdorong untuk menunjukkan kmerja yang balk. Kalau ini dapat dilakukan, data dan
informasi mengenai kinerja birokrasi publik niscaya akan tersedia sehingga penilaian kinerja
birokrasi publik juga menjadi lebih mudah dilakukan. Faktor lain yang menyebabkan
terbatasnya informasi mengenai kinerja birokrasi publik adalah kompleksitas indikator
kinerja yang biasanya digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik. Berbeda dengan
swasta yang indikator kinerjanya relatif sederhana dan tersedia di pasar, indikator kinerja
birokrasi sering sangat kompleks. Hal ini terjadi karena birokrasi publik memiliki
stakeholders yang sangat banyak dan memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Perusahaan
bisnis memiliki stakeholders yang jauh lebih sedikit, pemilik dan konsumen, dan
kepentingannya relatif mudah dintegrasikan. Kepentingan utarna peinilik perusahaan ialah
selalu memperoleh keuntungan, sedangkan kepentingan utama konsuuen biasanya adalait
kualitas produk dan harga yang terjangkau.

3. PENDEKATAN DALAM PELAKSANAAN TUGAS PIMPINAN BIROKRASI

Pendekatan politik dalam organisasi publik menyatakan bahwa “Penetapan doktrin organisasi
(ortodoksi), dengan penekanan pada mekanika struktural, kurangnya pemahaman dalam
sistem konstitusi, perilaku institusional, dan taktis dan strategi menggunakan struktur
organisasi sebagai instrumen politik, posisi dan kekuasaan. Struktur Organisasi dalam
pendekatan politik Administrasi Publik diorganisir dengan nilai-nilai politik, yakni
representasi, responsif, dan akuntabilitas. Pendekatan politik menekankan perluasan dan
keuntungan pluralisme politik dengan Administrasi Publik. Secara Individu Pendekatan
politik terhadap Administrasi Publik cenderung mengagregasi individu-individu ke dalam
suatu kelompok masyarakat (sosial), ekonomi atau politik yang luas. Dalam Pandangan
Kognitif (sejarah pemikiran), Pendekatan politik memandang ilmu pengetahuan sebagai suatu
jalan yang sesuai dalam membangun atau mengembangkan pengetahuan aktual. Dalam hal
Pembiayaan/Anggaran (Budgeting) Perspektif politik Administrasi Publik memandang
pembiayaan atau anggaran sebagai politik dibandingkan bisnis dan dokumen-dokumen.
Pendekatan politik cenderung menyukai suatu model incremental dalam
pengambilan/pembuatan keputusan yang sering disebut dengan “muddling through”, yang
mengasumsikan bahwa pluralisme politik, keterbatasan rasionalisasi, dan tekanan waktu dan
sumberdaya pada para Administrator Publik merupakan kendala yang signifikan dalam
pengambilan atau pembuatan keputusan.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Buruknya birokrasi tetap menjadi salah satu problem terbesar yang dihadapi Asia.
Political and Economic Risk Consultancy (PERC) yang berbasis di Hongkong meneliti
pendapat para eksekutif bisnis asing (expatriats), hasilnya birokrasi Indonesia dinilai
termasuk terburuk dan belum mengalami perbaikan berarti dibandingkan keadaan di tahun
1999, meskipun lebih baik dibanding keadaan Cina, Vietnam dan India.

Di tahun 2000, Indonesia memperoleh skor 8,0 atau tak bergerak dari skor 1999, dari
kisaran skor yang dimungkinkan, yakni nol untuk terbaik dan 10 untuk terburuk. Skor 8,0
atau jauh di bawah rata-rata ini diperoleh berdasarkan pengalaman dan persepsi expatriats
yang menjadi responden bahwa antara lain menurut mereka masih banyak pejabat tinggi
pemerintah Indonesia yang memanfaatkan posisi mereka untuk memperkaya diri sendiri dan
orang terdekat. Para eksekutif bisnis yang disurvei PERC juga berpendapat, sebagian besar
negara di kawasan Asia masih perlu menekan hambatan birokrasi (red tape barriers). Mereka
juga mencatat beberapa kemajuan, terutama dengan tekanan terhadap birokrasi untuk
melakukan reformasi.

2. Saran

Telah selesailah makalah yang saya buat ini, makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka
oleh karena itu kami mengharapkan kepada Tutor Mata Kuliah ini untuk agar dapat
memberi kritik dan saran terhadap makalah yang telah saya buat ini. Semoga makalah
yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin
Sumber :

BMP MODUL IPEM4429

https://kebebasaninformasi.org/id/2010/10/26/kinerja-birokrasi-pelayanan-publik/

Anda mungkin juga menyukai