Anda di halaman 1dari 4

1. Bagaimanakah penyusunan APBD dilakukan Pemprov DKI Jakarta ?

Menurut Pasal 89 ayat (3) Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, setelah ada Nota Kesepakatan
tersebut di atas Tim Anggaran (TAPD) menyiapkan surat edaran kepala daerah tentang Pedoman
Penyusunan RKA-SKPD yang harus diterbitkan paling lambat awal bulan Agustus tahun anggaran
berjalan Pemprov DKI Jakarta memberikan tambahan anggaran kepada Satpol PP senilai Rp 516,01
miliar pada 2022 sehingga totalnya Rp 1,3 triliun. Sehingga penambahan anggaran itu digunakan
untuk gaji. Komisi A, mempertanyakan mengapa tambahan dana hibah lebih besar daripada dana
operasional. secara persentase itu kan 70% untuk gaji. Komisi A mengkritisi 25% untuk hibah,
sedangkan operasional 5 persen.

Pengaturan pada aspek perencanaan diarahkan agar seluruh proses penyusunan APBD semaksimal
mungkin dapat menunjukkan latar belakang pengambilan keputusan dalam penetapan arah
kebijakan umum, skala prioritas dan penetapan alokasi serta distribusi sumber daya dengan
melibatkan partisipasi masayarakat. Sementara itu, penyusunan anggaran dilakukan dengan tiga
pendekatan, yaitu pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM), pendekatan
anggaran terpadu, dan pendekatan anggaran kinerja.

Pendekatan KPJM adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan


keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran,
dengan mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya
yang dituangkan dalam prakiraan maju. Kerangka pengeluaran jangka menengah digunakan untuk
mencapai disiplin fiskal secara berkelanjutan. Gambaran jangka menengah diperlukan karena
rentang waktu anggaran satu tahun terlalu pendek untuk tujuan penyesuaian prioritas pengeluaran,
dan ketidakpastian terlalu besar bila perspektif anggaran dibuat dalam jangka panjang (di atas 5
tahun). Proyeksi pengeluaran jangka menengah juga diperlukan untuk menunjukkan arah perubahan
yang diinginkan. Dengan menggambarkan implikasi dari kebijakan tahun berjalan terhadap anggaran
tahun-tahun berikutnya, proyeksi pengeluaran multi tahun akan memungkinkan pemerintah untuk
dapat mengevaluasi biaya-efektivitas (kinerja) dari program yang dilaksanakan. Sedangkan pada
pendekatan anggaran tahunan yang murni, hubungan antara kebijakan sektoral dengan alokasi
anggaran biasanya lemah, dalam arti sumber daya yang diperlukan tidak cukup mendukung
kebijakan/program yang ditetapkan. Akan tetapi, harus dihindari perangkap dimana pendekatan
pemograman multi tahun ini dengan sendirinya membuka peluang terhadap peningkatan
pengeluaran yang tidak perlu atau tidak relevan.

2. Bagaimanakah proses penatausahaan keuangan daerah Pemprov DKI Jakarta ?


Dalam melalukan penatausahaan, bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran memiliki
peran penting dalam melaksanakan tugas-tugas kebendaharaan pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Pemprov DKI Jakarta. Bendahara penerimaan pada SKPD memiliki tugas
menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran atas penerimaan
yang menjadi tanggung jawabnya, menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan
pertanggungjawaban penerimaan.

Sedangkan Bendahara Pengeluaran memiliki tugas mengelola uang persediaan, menerima,


menyimpan, menatausahakan, dan membukukan uang dalam pengelolaannya,
melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan perintah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dibayarkan dan tugas lain
sesuai peraturan kepala daerah.

Laporan-laporan pendapatan, belanja serta kekayaan dan kewajiban daerah disusun berdasarkan
sistem akuntansi pemerintah daerah Pemprov DKI Jakarta. Pemerintah daerah menyusun sistem
akuntansi pemerintah daerah yang mengacu kepada standar akuntansi pemerintahan. Sistem
akuntansi inilah yang nantinya menghasilkan laporan keuangan daerah Pemprov DKI Jakarta.

3. Jelaskan pembinaan pengelolaan keuangan daerah bersifat umum dan teknis yang dilakukan
Pemprov DKI Jakarta serta bentuk-bentuk pengawasan keuangannya?

pembinaan pengelolaan keuangan daerah secara umum Pemprov DKI jakarta terdiri dari 8 (delapan)
aspek, yaitu:

1) Aspek pembagian urusan dengan fokus penataan wilayah dan pembangunan daerah dengan
sasaran percepatan penyelesaian batas desa.
2) Aspek kelembagaan daerah dengan fokus reformasi birokrasi dengan sasaran penataan
kelembagaan dan kepegawaian perangkat daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
3) Aspek kepegawaian pada perangkat daerah fokus pembangunan manusia dengan sasaran
penerapan jabatan fungsional Satpol PP, Pemadam Kebakaran dan P2UPD.
4) Aspek keuangan daerah dengan fokus transformasi ekonomi dengan sasaran antara lain
kebijakan peningkatan pendapatas asli daerah, kebijakan pengelolaan barang milik daerah,
kebijakan penerimaan daerah dari kontribusi BUMD dan fokus pembinaan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan desa dengan sasaran akuntabilitas pengelolaan
keuangan desa dan kelurahan (Provinsi ke Kabupaten/Kota).
5) Aspek pelayan publik di daerah dengan fokus peningkatan pelayanan publik dan kemudahan
berusaha dan investasi dengan sasaran penyederhanaan perizinan dan kemudahan
berusaha.
6) Aspek pembangunan daerah dengan fokus pembangunan infrastruktur/sarana dengan
sasaran integrasi sistem informasi pemerintahan daerah.
7) Kerjasama daerah dengan fokus transformasi ekonomi dengan sasaran kebijakan
peningkatan daya saing daerah melalui kerjasama pengembangan ekonomi.
8) Aspek kebijakan daerah dengan fokus penyederhanaan regulasi dengan sasaran harmonisasi
kebijakan atas Peraturan Daerah, Pajak Daerah, dan Retribusi Daerah dalam rangka
memberikan kemudahan investasi.

pembinaan pengelolaan keuangan daerah secara teknis terdiri dari 26 (dua puluh enam) urusan
penyelenggaraan pemerintah daerah Pemprov DKI jakarta, yaitu:

1) Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan


2) Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
3) Urusan Pemerintahan Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
4) Urusan Pemerintahan Bidang Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan
Masyarakat
5) Urusan Pemerintahan Bidang Sosial
6) Urusan Pemerintahan Bidang Tenaga Kerja
7) Urusan Pemerintahan Bidang Pernberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak
8) Urusan Pemerintahan Bidang Pangan
9) Urusan Pemerintahan Bidang Pertanahan
10) Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup
11) Urusan Pemerintahan Bidang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
12) Urusan Pemerintahan Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
13) Urusan Pemerintahan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
14) Urusan Pemerintahan Bidang Komunikasi dan Informatika
15) Urusan Pemerintahan Bidang Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah
16) Urusan Pemerintahan Bidang Penanaman Modal
17) Urusan Pemerintahan Bidang Kepemudaan dan Olah Raga
18) Urusan Pemerintahan Bidang Persandian
19) Urusan Pemerintahan Bidang Kearsipan
20) Urusan Pemerintahan Bidang Kelautan dan Perikanan
21) Urusan Pemerintahan Bidang Pariwisata
22) Urusan Pemerintahan Bidang Pertanian
23) Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan
24) Urusan Pemerintahan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
25) Urusan Pemerintahan Bidang Perindustrian
26) Urusan Pemerintahan Bidang Transmigrasi

Pembinaan umum dan teknis dilakukan dalam bentuk:

 Fasilitasi
 Konsultasi
 Pendidikan dan pelatihan
 Penelitian dan pengembangan  

Pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah merupakan usaha, tindakan dan kegiatan yang


ditujukan untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan daerah berjalan secara efisien dan efektif
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengawasan penyelenggaran pemerintahan daerah provinsi dilaksanakan oleh menteri,


untuk pengawasan umum dan menteri teknis/kepala lembaga pemerintah nonkementrian,
untuk pengawasan teknis. Sedangkan, untuk kabupaten/kota dilaksanakan oleh gubernur sebagai
Wakil Pemerintah Pusat. 

Bentuk-bentuk pengawasan keuangan daerah oleh Pemprov DKI Jakarta antara lain:
-Pengawasan oleh Inspektorat Daerah, yang meliputi pengawasan terhadap efisiensi, efektivitas, dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan keuangan daerah.
-Pengawasan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang meliputi pengawasan terhadap
kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam pengelolaan
keuangan daerah.
-Pengawasan oleh DPRD, yang meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran dan laporan
keuangan daerah serta tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksaan BPK dan Inspektorat Daerah.

Anda mungkin juga menyukai