Anda di halaman 1dari 3

1.

dari konteks pemerintahan daerah, jelaskan apakah peran Pemerintah Provinsi Jatim
di atas, tersebut merefleksikan dari sistem Sentralisasi, atau Dekonsentrasi atau
Desentralisasi, atau Tugas Pembantuan (pilih salah satu dan berikan alasannya)!
Jawab :
Berdasarkan peran Pemerintah Provinsi Jatim penerapaan Sistem desentralisasi lah
yang cocok karena sesuai dengan Pasal 18, 18A, dan 18B UUD 1945
penyelenggaraan pemerintahannya tidak diselenggarakan secara sentralisasi, tetapi
desentralisasi. Dalam pasal-pasal tersebut ditegaskan bahwa pemerintah terdiri atas
pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang diatur dengan undang-undang. Sejalan
dengan keharusan membentuk pemerintahan daerah dalam sistem administrasi negara
Indonesia maka sejak proklamasi kemerdekaan sampai sekarang negara Indonesia
telah mengeluarkan Undang-undang tentang Pemerintahan Daerah: Undang-undang
Nomor 22 Tahun 1948, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1957, Undang-undang
Nomor 18 Tahun 1965, Undang-undang Nomor 4 Tahun 1974, dan terakhir Undang-
undang Nomor 22 Tahun 1999 dan UU No.32 Tahun 2004. Melalui undang-undang
tersebut bangsa Indonesia menyelenggarakan pemerintahan daerah dalam sistem
administrasi pemerintahannya. Jadi Sistem desentralisasi adalah sistem di mana
kekuasaan dan tanggung jawab dalam pengambilan kebijakan dan pelaksanaan
program pemerintah diberikan kepada pemerintah daerah yang lebih dekat dengan
masyarakat. Dalam sistem desentralisasi, pemerintah pusat tetap memiliki peran
dalam mengatur dan mengawasi pelaksanaan program pemerintah di daerah, namun
pemerintah daerah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengambil
keputusan dan mengelola sumber daya di daerahnya sendiri.
Agar lebih mantap mari kita tinjau beberapa definisi tentang desentralisasi. Henry
Maddick (1963) menjelaskan bahwa desentralisasi adalah penyerahan kekuasaan
secara hukum untuk menangani bidangbidang/fungsi-fungsi tertentu kepada daerah
otonom. Sedangkan Rondinelli, Nellis, dan Chema (1983) mengemukakan bahwa
desentralisasi merupakan penciptaan atau penguatan, baik keuangan maupun hukum,
pada unit-unit pemerintahan subnasional yang penyelenggaraannya secara substansial
berada di luar kontrol langsung pemerintah pusat. Setelah daerah mendapatkan
penyerahan wewenang politik dan administrasi dari Pemerintah maka urusan yang
diserahkan tersebut menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. Untuk itu,
pembiayaan penyelenggaraan desentralisasi bersumber dari APBD. Pemerintah
Daerah mempertanggungjawabkan penggunaan APBD kepada rakyat Daerah yang
bersangkutan.
2. Jelaskan konsep mana yang lebih tepat antara konsep pemerintah daerah atau konsep
pemerintahan daerah terkait aktifitas kerjasama yang dijalankan Pemprov Jatim
dengan pihak BSI tersebut ?
Jawab :

Menurut saya konsep yang lebih tepat adalah Konsep Pemerintahan daerah terkait aktifitas
Kerjasama antar Pemprov Jatim dengan pihak BSI merupakan upaya yang dilakukan oleh dua
atau lebih daerah untuk mencapai tujuan bersama sesuai dengan kebutuhan bersama. Dalam
konteks pengembangan wilayah atau program kewilayahan, kerjasama antar daerah bertujuan
untuk mencapai sinergi antar daerah dalam mengatasi kesenjangan antar wilayah melalui
perencanaan pembangunan daerah dan implementasi pengembangan wilayah yang sinergis
dan selaras. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui berbagai bentuk kerjasama antar daerah
dengan tata cara kerjasama yang sesuai dengan arahan kebijakan dan ketentuan peraturan
perundangan yang ada.

Salah satu kewenangan yang terdesentralisasi dalam kerangka otonomi daerah adalah peluang
untuk melakukan kerjasama baik dalam negeri maupun luar negeri. Hal inilah yang menjadi
pedoman bagi Pemerintah Pemprov Jatim dan merupakan bagian dari upaya Pemerintah
Pemprov Jatim yang sejalan dengan perubahan paradigma dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah, dimana yang menjadi arus utama salah satunya adalah kolaborasi dan
sharing best practices yang bertujuan untuk kemajuan bersama, percepatan dan pemerataan
pembangunan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat, melalui peningkatan kerja sama
teknis antar daerah, baik itu kerjasama dalam negeri maupun kerjasama luar negeri.

Salah satu strategi yang dapat ditempuh disini adalah dengan mengembangkan pola-pola
partisipasi, kerjasama, dan kemitraan dalam penyelenggaraan suatu urusan dan/atau
kewenangan tertentu. Selain karena alasan keterbatasan sumber daya, urgensi
penyelenggaraan kerjasama juga didorong oleh adanya perkembangan dinamika kehidupan
masyarakat yang semakin tinggi. Sebagai akibat dari dinamika masyarakat yang tinggi tadi,
interaksi masyarakat di bidang-bidang ekonomi,sosial, maupun kepemerintahan tidak lagi
berlangsung pada lingkup suatu daerah otonom saja, melainkan telah melebar hingga
melewati batas wilayah daerah yang bersangkutan.
3. Bagaimanakah karakteristik hubungan antara pemerintah pusat dan daerah dan
bagaimana prakteknya saat ini, berdasarkan UUD 1945 dan UU No 23/2014 tentang
Pemerintahan Daerah?

Jawab :

Setelah dilakukan penelaahan terhadap Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah dapat diketahui beberapa pokok dalam undang-undang tersebut.
Pertama, perumus dan pelaksana undang-undang berusaha menyeimbangkan kontekstualitas
dan eksistensi pemerintah daerah lebih prudent atau sebaliknya kembali dalam skema shadow
sentralisasi. Hal ini didukung dalam Pasal 9 menyebutkan urusan pemerintahan dibagi
menjadi 3 (tiga) yang terdiri atas urusan pemerintahan absolut, konkuren, dan umum. Bentuk
negara kesatuan (unitary state) diartikan sebagai penyeragaman daripada perbedaan. Kedua,
lebih digunakannya konsep otonomi daerah melalui sistem rumah tangga materiil daripada
sistem rumah tanggal formal dan nyata (riil). Sehingga, dengan dekonsentrasi maka suatu
sistem pemerintah memiliki kewenangan luas dalam melaksanakan isu strategis di daerah.
Ketiga, pemerintah pusat dengan provinsi diberikan kewenangan besar untuk mengawasi
kotamadya atau kabupaten. Provinsi yang sebelumnya memiliki daya tawar lemah dan
terbatas, diperkuat dengan penambahan fungsi dan kewenangan kepada gubernur. Keempat,
efisiensi dan efektifitas lebih diutamakan dengan menggerus otonomi daerah yang luas, nyata
dan bertanggung jawab. Prinsip-prinsip demokrasi, peran-serta masyarakat, pemerataan dan
keadilan, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah terabaikan.

Sumber Referensi :
- Modul ADPU4440/Modul 1&2

- ut.ac.id

- http://jurnal.unpad.ac.id

Anda mungkin juga menyukai