Anda di halaman 1dari 14

DESENTRALISAS

I DAN OTONOMI
DAERAH

KELOMPOK 4
Kholida Fitria : 12070520653
Miftahul Huda : 12070516376
Suci Iswandari : 12070520656
01
Pengertian
Desentralisasi
Pengertian Desentralisasi

Secara harfiah desentralisasi berasal Definisi menurut Undang-undang yang saat ini digunakan
dari dua penggalan kata bahasa Latin yaitu UU No. 23 Tahun 2014 Pasal 1 angka (8) bahwa
yakni: de=berarti lepas, centrum= desentralisasi dirumusakan sebagai penyerahan urusan
berarti pusat. makna harfiah dari pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah
desentralisasi adalah melepaskan diri otonom berdasarkan asas otonomi.
dari pusat. Dalam makna Desentralisasi merupakan simbol adanya kepercayaan
ketatanegaraan, desentralisasi adalah (trust) dari pemerintahan pusat kepada daerah. Hal itu
penyerahan kekuasaan pemerintahan sesuai dengan misi otonomi daerah yang dicanangkan
dari pusat kepada daerah-daerah (RDH. melalui Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014
Koesoemahatmadja, 1979). tentang Pemerintahan Daerah, yakni penguatan
masyarakat lokal dalam rangka peningkatan demokrasi,
baik di tingkat lokal ataupun nasional.
Pengertian Desentralisasi Menurut Para Ahli:

Henry Maddick (1963) Rondinelli (1983) Irawan Soejipto


Desentralisasi adalah Desentralisasi adalah penyerahan Desentralisasi adalah pelimpahan
penyerahan kekuasaan secara perencanaan, pembuatan keputusan, kewenangan pemerintah kepada
hukum untuk dapat menangani ataupun kewenangan administratif dari pihak lain untuk dilaksanakan.
bidang-bidang atau fungsi- pemerintah pusat kepada suatu Desentralisasi merupakan suatu
fungsi tertentu kepada daerah organisasi wilayah, satuan sistem yang digunakan dalam
otonom. administratif daerah, organisasi semi bidang pemerintahan merupakan
otonom, pemerintah daerah, ataupun kebalikan dari sentralisasi.
organisasi nonpemerintah atau lembaga
swadaya masyarakat.
Dari pengertian diatas, maka secara umum
dapat dijelaskan bahwa desentralisasi
mengandung beberapa hal yaitu:
• Adanya pelimpahan wewenang dan
urusan dari pemerintah pusat
• Adanya daerah-daerah yang menerima
pelimpahan wewenang dari penyerahan
urusan.
• Daerah-daerah tersebut mempunyai hak
dan kewajiban untuk mengurus dan
mngatur rumah tangganya sendiri.
• Kewenangan dari urusan yang
dilimpahkan adalah kewenangan dari
urusan rumah tangga daerah yang
bersangkutan.
02
Perumusan
Kebijakan Otonomi
Daerah
Perumusan kebijakan otonomi
daerah adalah proses yang melibatkan penentuan arah
dan tindakan pemerintah terkait pemberian
kewenangan kepada pemerintah daerah dalam
mengelola urusan-urusan pemerintahan di wilayahnya.
Lahirnya Undang-undang nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah kemudian
dianggap membawa semangat demokrasi didalamnya
karena memuat kebijakan Otonomi Daerah, yang akan
memberikan kewenangan yang luas kepada Daerah
untuk mengatur dan menata Rumah tangganya sendiri.
Artinya Undang-undang ini kemudian membawa dua
hal pokok dalam kehadirannya yakni adanya Otonomi
Daerah yang merupakan konsekuensi logis dari
dianutnya asas Desentralisasi, serta adanya jiwa
demokratis yang terkandung didalamnya.
Namun dalam pelaksanaan UU No.22
tahun 1999 masih ditemukan berbagai kekurangan
sehingga mengalami revisi dan digantikan dengan UU
No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan daerah.
1. Penentuan Tujuan Kebijakan
Kehadiran kebijakan Pemerintah pusat harus mengidentifikasi tujuan-tujuan yang
Otonomi Daerah yang diterapkan ingin dicapai melalui kebijakan otonomi daerah, seperti
melalui UU No. 32 Tahun 2004 peningkatan efisiensi pelayanan publik, pemberdayaan daerah,
diharapkan akan memberikan dan partisipasi masyarakat.
wewenang yang besar kepada Daerah
untuk mengatur wilayahnya sesuai 2. Penetapan Lingkup Otonomi
dengan aspirasi masyarakatnya.
Undang-undang ini dianggap berwatak Dalam langkah ini, ditentukan urusan-urusan pemerintahan
demokratis karena didalamnya memuat mana yang akan diserahkan kepada pemerintah daerah. Hal ini
aturan yang dianggap akan memberikan melibatkan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat
jalan bagi terjadinya proses dan daerah.
pemberdayaan bagi masyarakat di
daerah termasuk masyarakat Desa. 3. Pembagian Sumber Daya
Perumusan kebijakan otonomi
daerah melibatkan langkah-langkah Kebijakan harus mempertimbangkan alokasi dana dan aset
berikut: pemerintah antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
4. Pengaturan Hukum dan Administratif
Dalam perumusan kebijakan, perlu dibuat regulasi yang menentukan kerangka hukum dan
administratif yang akan mengatur pelaksanaan otonomi daerah. Ini termasuk pembuatan
peraturan perundang-undangan yang relevan.

5. Mengatur Mekanisme Pengawasan


Sistem pengawasan harus dirancang untuk memastikan bahwa pemerintah daerah
menjalankan kewenangan dengan baik, sesuai dengan aturan, dan berdasarkan prinsip
akuntabilitas.

6. Mendorong Partisipasi Masyarakat


Kebijakan harus mempertimbangkan alokasi dana dan aset pemerintah antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.

7. Evaluasi dan Penyesuaian


Kebijakan otonomi daerah harus dievaluasi secara berkala untuk memastikan pencapaian
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Jika diperlukan, perubahan atau penyesuaian
kebijakan harus dilakukan.
03
Kewenangan Daerah
Dalam Pelaksanaan
Otonomi Daerah
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 14 Ayat 1 mengatur berbagai urusan yang menjadi kewenangan pemerintah
daerah kabupaten/kota sebagai berikut.
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan
2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang
3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
4. Penyediaan sarana dan prasarana umum
5. Penanganan bidang kesehatan
6. Penyelenggaraan pendidikan
7. Penanggulangan masalah sosial
8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan
9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah
10. Pengendalian lingkungan hidup
11. Pelayanan pertanahan
12. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil
13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan
14. Pelayanan administrasi penanaman modal
15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya
16. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
Kewenangan pemerintah daerah provinsi sama dengan kewenangan pemerintah daerah kabupaten/kota, namun bedanya
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 13 Ayat 1.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

Urusan pemerintahan yang menjadi Urusan pemerintahan yang


kewenangan pemerintah daerah menjadi kewenangan daerah
provinsi: kabupaten/kota:

1. Urusan pemerintahan yang lokasinya 1. Urusan pemerintahan yang lokasinya


berada di lintas daerah kabupaten/kota. dalam daerah kabupaten/kota;
2. Urusan pemerintahan yang penggunanya 2. Urusan pemerintahan yang penggunanya
berada di lintas daerah kabupaten/kota. dalam daerah kabupaten/kota;
3. Urusan pemerintahan yang manfaat atau 3. Urusan pemerintahan yang manfaat
dampak negatifnya berada di lintas atau dampak negatifnya hanya dalam
daerah kabupaten/kota. daerah kabupaten/kota; dan/atau
4. Urusan pemerintahan yang penggunaan 4. Urusan pemerintahan yang penggunaan
sumber dayanya lebih efisien apabila sumberdayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh daerah provinsi. dilakukan oleh daerah kabupaten/kota.
Perbandingan UU No. 32 tahun 2004 dengan
UU No. 23 Tahun 2014
● Bahwa dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mengatur
hal yang sama yaitu urusan pemerintah serta kewenangannya, namun tidak tertera dengan jelas
pembagian antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah termasuk hak dan kewajiban
masing-masing.
● Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
menjelaskan bagian- bagian urusan pemerintahan dan kewenangan. Kewenangan yang terdapat
dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menggunakan
istilah kewenangan absolut, konkuren, dan umum.
● Kewenangan absolut yaitu adalah kewenangan yang dipegang penuh oleh pemerintah pusat
dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan absolut baik itu dapat dilimpahkan kepada
instansi vertikal ataupun melaksanakan sendiri urusan pemerintahannya.
● Kewenangan konkuren adalah kewenangan yang berisikan hak dan kewajiban dari urusan
pemerintahan yang diberikan kepada pemerintah daerah.
● Kewenangan umum adalah kewenangan yang dipegang oleh pemerintah pusat namun urusan
pemerintahan dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
Tertera dengan jelas pembagian hak dan kewajiban dari urusan pemerintahan dan kewenangan antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah .
Sekian
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai