Makalah Ini Dibuat Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemerintahan Nasional
DISUSUN OLEH :
Kelompok 10
Kelas : IP 3C
Dosen Pengampu: Agus Fiadi S.IP, M.Si
A. Desentralisasi
1. Defenisi Desentralisasi
Desentralisasi adalah transformasi penyelenggaraan pemerintahan dari format
yang sentralistik (serba pusat) menjadi desentralisasi (serba daerah). Sedangkan
menurut UU RI No.32 Tahun 2004 Pasal 1 tentang pemerintahan daerah bahwa
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beberapa ahli juga
menyebutkan beberapa definisi terkait desentralisasi diantaranya :
• Menurut Smith desentralisasi merupakan pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab atau kekuasaan untuk menyelenggarakan sebagian atau
seluruh fungsi manajemen dan administrasi pemerintahan dari
pemerintah pusat dan lembaga-lembaganya; pejabat pemerintah atau
perusahaan yang bersifat semi otonom; kewenangan fungsional lingkup
regional atau daerah; lembaga non pemerintah atau lembaga swadaya
masyarakat.
• Menurut Rondenelli desentralisasi berarti pemindahan atau penyerahan
perencanaan, membuat keputusan atau otoritas manajemen dari
pemerintah pusat dan perwakilannya kepada organisasi lapangan, unit-
unit pemerintah yang lebih rendah, badan hukum publik, penguasa
wilayah luas maupun regional, para ahli fungsional, ataupun kepada
organisasi non pemerintah.
2
• Menurut Hendratno desentralisasi adalah penyerahan kekuasaan
pemerintahan dari pusat kepada daerah-daerah yang mengurus rumah
tangganya sendiri (daerah otonom). Penyerahan kewenangan kepada
daerah otonom berupa otonomi daerah ini adalah sebagai
penyelenggaraan pemerintahan daerah, dimana pemerintahan daerah
yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya.
2. Jenis Desentralisasi
Desentralisasi berdasarkan level atau tingkat kewenangan yang diberikan
kepada pemerintah daerah secara luas dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
a) Deconcentration : penyerahan sejumlah kewenangan atau tanggung jawab
administrasi kepada tingkatan yang lebih rendah dalam kementrian badan
pemerintah.
b) Delegation : perpindahan tanggung jawab fungsi-fungsi tertentu kepada
organisasi diluar struktur birokrasi regular dan hanya di kontrol oleh
pemerintah pusat secara tidak langsung.
c) Devolution : pembentukan dan penguatan unit-unit pemerintah secara
subnasional dengan aktivitas yang substansial berada dikantor pemerintah
pusat.
d) Privatization : memberikan semua tanggung jawab atau fungsi-fungsi
kepada organisasi non-pemerintah atau perusahaan swasta yang independen
dari pemerintah.
3
a) Desentralisasi Politik, desentralisasi yang berkaitan dengan peningkatan
kekuasaan kepada penduduk dan perwakilan politik mereka dalam
pembuatan keputusan publik.
b) Desentralisasi Administrasi, berupa pelimpahan kewenangan layanan
publik kepada pihak lain dalam struktur kelembagaan Negara.
c) Desentralisasi Fiskal, desentralisasi yang berkaitan dengan perbaikan
kinerja keuangan melalui peningkatan keputusan dalam menciptakan
penerimaan dan pengeluaran yang rasional.
d) Desentralisasi Ekonomi atau Pasar, desentralisasi untuk menciptakan
lingkungan yang lebih baik bagi dunia usaha dan menyediakan barang dan
jasa berdasarkan respon terhadap kebutuhan lokal dan mekanisme pasar.
3. Desentralisasi di Indonesia
Kebijakan desentralisasi di Indonesia diberlakukan berdasarkan
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah pada awal
Januari 2001. Sebagaimana diungkapkan Piliang dalam Noor (2012:61-62)
yang menjelaskan adanya UU No. 22 Tahun 1999, UU No. 25 Tahun 1999, dan
PP No. 105 Tahun 2000 serta pedoman yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri
di atas menunjukkan bahwa awal tahun 2001 merupakan landasan pacu bagi
terjadinya desentralisasi pemerintahan secara massif dan drastis, bahkan bisa
juga disebut sebagai sebuah lompatan yang luar biasa dalam tata kelola
pemerintahan di negara ini. Tentu saja perwujudan dari desentralisasi ini adalah
otonomi daerah, di mana dalam otonomi daerah ini pemerintah daerah memiliki
hak, wewenang, dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4
4. Daerah Otonom
Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-
batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5. Otonomi daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
a) Hak Otonomi Daerah
Dalam undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
diatur hak dan kewajiban daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah.
Berikut hak daerah dalam menjalankan otonomi daerah.
5
• Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
• Mengembangkan kehidupan demokrasi.
• Mewujudkan keadilan dan pemerataan
• Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan.
• Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan.
• Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak.
• Mengembangkan sistem jaminan sosial.
• Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah.
• Mengembangkan sumber daya produktif di daerah.
• Melestarikan lingkungan hidup.
• Mengelola administrasi kependudukan.
• Melestarikan nilai sosial budaya.
• Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai
dengan kewenangannya.
• Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
B. Dekonsentrasi
1. Definisi Dekonsentrasi
6
Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada
instansi vertikal di wilayah tertentu.
2. Dekonsentrasi di Indonesia
3. Tujuan Dekonsentrasi
C. Tugas Pembantuan
Tugas pembantuan adalah cerminan dari sistem dan prosedur penugasan
Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada
kabupaten/kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa
untuk menyelenggarakan urusan dekonsentrasi. Pemberian tugas pembantuan
dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan umum.
Sedangkan menurut UU RI No.32 Tahun 2004 Pasal 1 tentang pemerintahan
daerah bahwa Tugas pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah
7
dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta
dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
8
DAFTAR PUSTAKA
Andi Pitono. 2012. “Asas Dekonsentrasi dan Asas Tugas Pembantuan dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan.Jurnal Kebijakan Publik (Volume 3,
Nomor 1, Maret 2012).
Bagir Manan. 1994. Hubungan Antara Pusat dan Daerah Menurut UUD 1945,
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Hanif Nurcholis. 2005. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Jakarta : PT. Grasindo.