Anda di halaman 1dari 49

HUBUNGAN PEMERINTAH

PUSAT DAN DAERAH

-Dave Danadiva Agusta Pereera (4)


-Desak Putu Diva Mayra Putri Purnawan (5)
-I Made Dhanya Dananjaya (9)
-Kadek Riana Dwiyanti (13)
-Valencia (22)
A.Desentralisasi atau otonomi daerah
dalam konteks NKRI

Kewenangan untuk mengatur daerah bukan berarti daerah memiliki


kebebasan untuk mengatur segala hal tanpa kendali,melainkan tetap dilakukan
dalam koridor aturan,dan rpinsip-prinsip yang telah disepakati oleh pemerintah
pusat dan daerah.

Berdasarkan Undang-Undang no.32 tahun 2004 tentang Pemerintah


Daerah,bahwa daerah berhak mengatur daerahnya dalam berbagai
bidang,kecuali bidang hukum (yustisi),agama,politik luar negeri,moneter dan
fiskal,serta pertahanan keamanan.
1.desentralisasi
Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda,
yaitu de yang berarti lepas, dan centerum yang berarti pusat. Dengan
demikian, desentralisasi adalah sesuatu hal yang terlepas dari pusat.
Pengertian desentralisasi menurut para pakar,antara lain sebagai
berikut:
a.Jha Mathur
Menurut Jha Mathur, desentralisasi merupakan aktivitas pelimpahan
kewenangan dari pemerintah pusat dengan cara dekonsentrasi pendelegasian
kantor wilayah atau pun dengan cara devolusi kepada pejabat daerah atau pun
badan-badan yang ada di daerah.
b.Sills
Menurut Sills, desentralisasi merupakan aktivitas penyerahan
wewenang dari tingkat pemerintahan yang lebih tinggi ke tingkat
pemerintahan yang lebih rendah, baik di bidang legislatif, administratif,
maupun yudikatif.
c.Salusu
Menurut Salusu,desentralisasi adalah kewenangan yang relatif
besar,terutama dalam aktivitas pembuatan berbagai macam keputusan
penting yang didelegasikan secara luas ke tingkat bawah dari organisasi
menggunakan mata rantai komando.
d.Soejipto
Menurut Soejipto,desentralisasi adalah pelimpahan kewenangan yang
dilakukan pemerintah kepada pihak lainnya untuk dilaksanakan.
Desentralisasi dapat diibaratkan sebagai suatu sistem pemerintahan yang
pelaksanaannya berkebalikan dngaen sistem sentralisasi.
e.United Nations
Menurut United Nations, desentralisasi merupakan sebuah proses
kewenangan yang dilakukan oleh pusat kepada daerah. Proses kewenangan ini
dilakukan melalui dua macam cara yaitu dengan cara devolusi kepada badan
otonomi daerah, dan dengan jalan delegasi kepada pejabat-pejabat yang ada
di daerah.
f.Mochtar Koesoemahatmadja
Menurut Koesoemahatmadja, desentralisasi dapat dibagi menjadi dua bentuk
yaitu dekonsentrasi dan desentralisasi ketatanegaraan / desentralisasi politik.

 Dekonsentrasi merupakan pelimpahan kekuasaan dari alat perlengkapan negara


di posisi yang tinggi kepada bawahannya sebagai upaya untuk melancarkan
pelaksanaan tugas pemerintah.

 Desentralisasi politik atau Desentralisasi ketatanegaraan merupakan


pelimpahan kekuasaan yang dijalankan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah sebagai upaya untuk meningkatkan keotonomian lingkungan daerah.
Desentralisasi ketatanegaraan dibagi menjadi 2 bentuk,yaitu :

a.Desentralisasi teritorial adalah pelimpahan kekuasaan untuk mengatur


dan mengurus rumah tangga daerah masing-masing (otonom)

b.Desentralisasi fungsional adalah pelimpahan kekuasaan untuk mengatur


dan mengurus sesuatu atau beberapa kepentingan tertentu
Kelebihan dan Kelemahan Desentralisasi

Kelebihan Kekurangan
1.Dapat melahirkan sosok manusia yang memiliki 1.Sulit dikontrol oleh pemerintah pusat
kebebasan berpikir 2.Kurang jelasnya pembatasan rinci kewenangan
2.Mampu memecahkan masalah secara antara pemerintah pusar,provonsi,daerah
mandiri,bekerja dan hidup dalam kelompok 3.Kemampuan keuangan daerah yang terbatas
kreatif penih inisiatif dan impati 4.Sumber daya manusia yang belum memadai
3.Memiliki keterampilan interpersonal yang memadai 5.Restrukturisasi kelembagaan daerah yang belum
4.Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara matang
luas 6.Pemerintah pusat secara psikologis kurang siap
untuk kehilangan otoritasnya
5.Mengakomodasi terwujudnya prinsip demokrasi
7.Terjadinya pemindahan borok-borok pengelolaan
6.Mengurangi biaya akibat alur birokrasi yang panjang pendidikan dari pusat ke daerah
sehingga daapt menigkatkan efisiensi
8.Belum optimalnya penerapan sanksi dan
7.Memberi peluang untuk memanfaatkan potensi penghargaan bagi sdm aparatur di daerah
daerah secara optimal 9.Korupsi pemindahan ladang korupsi dari pusat ke
8.Mengakomodasi kepentingan politik daerah
9.Mendorong kualitas produk yang lebih kompetitif 10.Konflik vertikal,horizontal,misalnya dalam
pelaksanaan pemilukada
10.Memperkuat demokrasi itu sendiri
2.Hakikat Otonomi Daerah
Secara etimologi, istilah "otonomi" berasal dari bahasa latin, autos yang
berarti sendiri, dan nomos yang berarti aturan. Berdasarkan etimologi tersebut,
otonomi dapat diartikan sebagai mengatur atau memerintah sendiri.
Selain itu,otonomi pun dapat diartikan sebagai “kebebasan atau
kemandirian,tetapi bukan kemerdekaan”.Artinya,kebebasan tersebut merupakan
wujud pemberian kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan.
Prinsip yang harus dipegang dalam pelaksanaan otonomi adalah mengatur dan
menyelenggarakan pemerintahan sendiri,baik dari segi keuangan,hukum,maupun
kepentingan khusus daerah.
Dengan kata lain,otonomi daerah merupakan kewenangan daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan Perundang-
undangan
Tujuan pemberian otonomi kepada daerah berorientasi kepada pembanguan
dalam arti luas,yang meliputi semua kehidupan dan penghidupan.Otonomi daerah
merupakan cara untuk melaksanakan pembagunan dengan sungguh-sungguh sebagai
sarana mewujudkan cita-cita bangsa.
Berdasarkan penjelasan tersebut,dapat diambil kesimpulan bahwa otonomi
daerah adalah sebagai berikut :

a.Perwujudan fungsi dan peran negara modern yang lebih menekankan pada
upaya memajukan kesejahteraan umum. peran demikian membawa
konsekuensi pada semakin luasnya campur tanga negara dalam mengatur dan
mengurus aktivitas warga negara demi pencapaian tujuan negara.

b.Hadirnya otonomi daerah dapat pula didekati dari sudut pandang


politik.Artinya,negara sebagai organisasi kekuasaan,didalmnya terdapat
lingkungan-lingkungan kekuasaan,baik pada tingkat suprastruktur
(pemerintah) maupun infrastruktur (lembaga masyarakat).

c.Dari perspektif manajemen pemerintahan negara modern,kewenangan yang


diberikan kepada daerah berupa keleluasan dan kemandirian untuk mengatur
serta mengurus urusan pemerintahannya
3.Landasan pelaksanaan otomoni
daerah
a.Asas Pemerintahan Daerah

1.Asas Sentralisasi adalah asas yang menyatakan bahwa penyelenggarakan pemerintahan terpusat
pada pemerintah pusat.
2.Asas Desentralisasi adalah asa yang menyatakan penyerahan sejumlah urusan pemerintahan dari
pemerintah pusat,atau pemerintahan daerah yang lebih tinggi kepada pemerintahan daerah yang
lebih rendah tingkatnya.
3.Asas Dekonsentrasi adalah asas yang menyatakan pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat
atau kepala wilayah atau kepala instansi yang tingkatnya lebih tinggi kepada pejabat-pejabatnya yang
tingkatnya lebih rendah.
4.Asas Tugas Pembantuan (Medebewind) adalah asas yang menyatakan tugas turut serta dalam
urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada pemerintah daerah dengan kewajiban
mempertanggungjawabkan kepada yang memberi tugas.
b.Asas Otonomi Daerah

1.Asas otonomi daerah didasarkan pada perubahan kedua UUD 1945 yang dapat dilihat pada Pasal
18 sampai dengan Pasal 18B.Prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan di daerah,yaitu :
a.Pemerintah daerah merupakan pemerintahan otonom dalam kesatuan Republik
Indonesia
b.Adanya otonomi luas dalam kemandirian dan kebebasan
daerah
c.Bentuk dan isi otonomi daerah tidak harus seragam
2.Berdasarkan Tap MPR No.XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan otonomi
daerah,Pengaturan,Pembagian,dan Pemandaatan SDN yang Berkeadilan.
3.Menindaklanjuti Tap MPR No. XV/MPR/1998 adalah UU RI No.22 tahun 1999 tentang
Pemerntah daerah yang kemudian diperbaiki menjadi UU No.32 tahun 2004,yaitu
a.Otonomi daerah adalah hak,wewenang,dan kewaiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus seniri urusan pemerintahannya
b.Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah
tertentu
c.Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kemampuan ekonomi,potensi
daerah,sosial budaya,sosial politik,jumlah pendudu,luas daerah dan pertimbangan
lainnya
d.Kewenangan daerah mencakup kewenangan dalam selurh bidang
pemerintahan,kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negri,pertahanan
keamanan,peradilan,moneter dan fikalo,agama serta kewenagan dalam bidang lain
yang meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian nasional
e.daerah berwenang mengelola SDN yang tersedia diwilayahnya
f.Kewenangan daerah diwilayah luar meliputi :
1.Ekspliotasi,konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayah laut
2.Pengaturan kepentingan administratif
3.Pengaturan tata ruang
4.Penegakkan hukum
5.Bantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara

Beberapa peraturan perundang-undangan yang pernah dan masih berlaku dalam


pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia :
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 tentang Komite Nasional Daerah (KND).
b. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah
c. Undang-Undang Negara Indonesia Timur Nomor 44 Tahun 1950 tentang Pemerintahan
Daerah Indonesia Timur.
d. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah
e. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.
4.Pelaksanaan otonomi daerah
a.Sistem Otonomi pokok
1.Sistem Otonomi Materiil
Antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah ada pembagian tugas (wewenang
dan tanggung jawab) yang secara jelas diatur dalam UU pembentukan daerah.
2.Sistem Otonomi Formal
Dalam pengertian sistem otonomi formal,tidak ada perbedaan sifat antara urusan
yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat dan urusan yang diatur oleh daerah-daerah
otonom.Artinya apapupan yang dilakukan oleh negara (pemerintah pusat) pada prinsipnya
dapat pula dilakukan oleh daerah-daerah otonom.
Dalam sistem etonomi formal ini,tidak secara langsung ditetapkan apa yang
termasuk rumah tnagga daerah otonom karena tugas dari daerah otonom tidak terperinci
didalam undang-undang pembentuknya.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi kendala terhadap pelaksanaan otonomi
formal :
a.Tingkat hasil guna dan daya guna sistem otonomi formal sangat
bergantung pada kreativitas dan aktivitas daerah otonom
b.Keterbatasan dalam hal keuangan daerah
c.Kemungkinan terjadi persoalan yang bersifat teknis.
Sistem otonomi formal di Indonesia tampak dari adanya ketentuan Pasal 10
Undang-undang NO.32 tahun 2004
Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangannnya,kecuali urusan peemrintahan yang oleh Undang-undang inin
ditentukan menjadi urusan pemerintahan meliputi :
a.Politik luar negri
b.pertahanan
c.keamanan
d.yustisi
e.moneter dan fiskal nasional
f.agama

Kewenangan daerah cukup luas dalam sistem otonomi formal karena


mencakup hampit seluruh bidang pemerintahan,kecuali hal dalam Psal 10 ayat (2)
Undang-Undang No.32 Tahun 2004.
3.Sistem Otonomi Riil
Sistem ini mengandung perpaduan dari sistem otonomi formal dan sistem
otonomi materiil.Sistem ini merupakan jalan tengah atau percampuran dari sistem
otonomi formal dan materiil sehingga dapat dikatakan sebagai sistem tersendiri.
Bagir Manan(tokoh umum tata negara) berpendapat bahwa sistem otonomi
riil mempunyai ciri-ciri khas yang membedakan dengan sistem otonomi formal atau
sistem otonomi materiil,yakni:
1.Menurut urusan pangkal yang ditetapkan pada saat
pembentukan suatu daerah otonom,memberikan kepastian mengenai urusan
rumah tangga daerah.
2.Di samping urusan-urusan rumah tangga yang ditetapkan
secara materil,daerah-daerah dalam rumah tangga riil dapat mengatur dan
mengurus semua urusan pemerintahan yang menurut pertimbangan penting
bagi daerahnhya.
Sistem otomoni riil terdapat dalam ketentuan pasal 6 ayat (1) UU NO.32
tahun 2004,yang menyatakan bahwa “daerah dapat dihapus dan digabungkan
dengan daerah lain apabila daerah yang bersangkutan tidak mampu
menyelenggarakan otonomi daerah”
b.Otonomi daerah
Otonomi daerah di indonesia berlaku menurut asas desentralisasi.Kewenangan
pemerintah yang diserahkan kepada daerah dalam rangka desentralisasi harus disertai dengan
penyerahan dan pengalihan pembiayaan,sarana dan prasarana,serta sumber daya manusia sesuai
dengan kewenangan yang diserahkan tersebut.
Pemerintahan daerah,terdiri atas DPRD beserta aparatnya sebagai lembaga legislatif
daerah.Kepala daerah beserta aparatnya sebagai lembaga eksekutif daerah.hasil dari amandemen
UUD 1945 lahirlah badan baru,yakni DPD yang berkedudukan dipusat

Peranan DPRD,Kepala Daerah,dan DPD :

1.Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD)


DPRD terdiri atas anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil
pemilihan umum.Jumlah anggota DPRD sekurang-kurangnya 35 orang dan sebanyak-banyaknya
100 orang.Masa jabatan anggota DPRD adalah 5 tahun dan berakhir bersamaan anggota DPRD
baru mengucapkan sumpah.Dalam UU No. 32 tahun 2004 mengatakan bahwa “Lembaga DPRD
merupakan lembaga perwakilan rakyat didaerah yang berfungsi sebagai wahana untuk
melaksanakan demokrasi Pancasila”
a.DPRD memiliki tiga fungsi, yaitu :
 Legislasi, berkaitan dengan pembentukan peraturan daerah
 Anggaran, Kewenangan dalam hal anggaran daerah(APBD)
 Pengawasan, Kewenangan mengontrol pelaksanaan perda dan peraturan lainnya serta
kebijakan pemerintah daerah.

b.Tugas dan wewenang DPRD menurut (pasal 42 UU RI no.32 tahun 2004) :


 Membentuk perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat persetujuan bersama

 Membahas dan menyetujui rancangan perda tentang APBD bersama kepala daerah
 Memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah
 Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintahan daerah terhadap rencana
perjanjian internasional didaerah
 Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional yang dilakukan oleh
pemerintahan daerah
 Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah
 Memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah lain
Adapun yang menjadi hak seorang anggota DPRD :
a.mengajukan rancangan Peraturan Daerah.
b. mengajukan pertanyaan.
c. menyampaikan usul dan pendapat.
d. memilih dan dipilih.
e. membela diri.
f. imunitas.
g. mengikuti orientasi dan pendalaman tugas.
h. protokoler. dan
i. keuangan dan administrasi.
Selain itu,kewajiban seorang anggota DPRD :
a.mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
b.mengamalkan Pancasila dan UUD NKRI tahun 1945 serta menaati segala peraturan
Perundangan-undangan
c.membina demokrasi dalam penyelenggaran Pemerintah Daerah
d.meningkatkan kesejahteraan rakyat di daerah berdasarkan demokrasi ekonomi
e.memperhatikan dan menyalurkan aspirasi,menerima keluhan,dan pengaduan masyarakat,serta
memfasilitasi tindak lanjut penyelesaiannya
2.Kepala Daerah
a.Kewajiban seorang kepala daerah :
1.Memegang teguh Pancasila dan UUD NKRI tahun 1945
2.Menghormati kedaulatan rakyat
3.Menegakkan seluruh Peraturan Perundang-undangan
4.Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat
5.Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat
b.Tugas seorang kepala daerah :
1.memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang
ditetapkan bersama DPRD
2.memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
3.menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan
rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta
menyusun dan menetapkan RKPD
4.menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang RPJPD dan
rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD, serta
menyusun dan menetapkan RKPD
5.mewakili Daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
c.Kewenangan Kepala Daerah :
1.mengajukan rancangan Perda;
2.menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama
DPRD
3.menetapkan Perkada dan keputusan kepala daerah;
4.mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang
sangat dibutuhkan oleh Daerah dan/atau masyarakat;
5.melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Kepala daerah dibantu oleh aparat kepala daerah,diantaranya :


a.Wakil kepala daerah yang meiliki tugas membantu kepala daerah
dalam melaksanakan kewajibannya,bertugas mengoordinasikan
kegiatan instansi pemerintah didaerah,dan melaksanakan tugas-tugas
yang diberikan oleh kepala daerah.
b.Perangkat daerah yang terdiri atas sekretariat daerah,dinas
daerah,dan lembaga teknis daerah lainnya sesuai kebutuhan daerah.
3.Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
DPD merupakan sebuah lembaga tinggi baru yang ada disistem
ketatanegaraan RI.Anggota DPD dipilih secara langsung oleh masyarakat
daerah,masing-masing provinsi diwakili oleh 4orang yang mewakili suara
terbanyak.Ketentuan tentang DPD ini daitur dalam Pasal 22C dan 22D UUD
NKRI tahun 1945.
Adapun tugas dan wewenang DPD,antara lain :
1.Mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang
yang berkaitan dengan otonomi daerah dan hubungan pusat
dengan daerah.
2.Mengusulkan rancangan undang-undang kepada DPR.
3.Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan
anggota BPK,secara tertulis sebelum dilaksanakan pemilihan.
4.Memberikan pertimbangan kepada DPR atas
rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja
negara serta rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
pajak,pendidikan, dan agama.
5.Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang mengenai otonomi daerah dan hubungan pusat dengan
daerah.
DPD berfungsi mengajukan usul,serat ikut membahas dan mengawasi
langung pelaksanaan UU tentang pemerintahan daerah yang berada dipusat.
5.Langkah-Langkah Aktif dalam Memecahkan Masalah
Berkenaan dengan Pelaksanaan Otonomi Daerah
Undang-undang No. 32 tahun 2004 telah mengamanatkan bahwa setiap
daerah dapat melakukan kerja samaantardaerah yang peraturannya dapat diatur
berdasarkan keputusan bersama,dengan tidak membebani masyarakat dan
daerah.
Daerah dapat melakukan kerja sama yang saling menguntungkan dengan
daerah lain dengan memperhatikan peraturan pusat,kerja sama tersebut
dilakukan dengan tidak menyangkut kewenangan pemerintah pusat.
Jika terjadi perselisihan antardaerah,penyelesaiaan dapat dilakukan oleh
pemerntah dengan cara musyawarah.Namun,jika dalam perselisihan antardaerah
terdapat salah satu pihak yang tidak menerima,pihak terkait dapat mengajukan
penyelesaian kepada Mahkamah Agung.
B.Kedudukan dan peran Pemerintah
Pusat
1.Pengertian Pemerintahan Pusat

Pemerintah pusat yaitu Presiden.Presiden merupakan lembaga negara


yang mempunyai kekuasaan pemerintahan.
Dalam menjalankan pemerintahan presiden diabntu oleh seorang wakil
presiden dan menteri.Untuk menjalankan pemerintahan yang diamanatkan
rakyat kepadanya,seorang presiden setelah dilantik kemudian membentuk
kabinet untuk menjalankan pemerintahan.
Kabinet adalah susunan para menteri sebagai penyelengaraan
pemerintahan ditingkat pusat.
2.KedudukanPemerintahan Pusat
Kedudukan pemerintah pusat mencakup politik luar
negri,pertahanan,keamanan,yustisi,moneter dan fiskal nasional,agama.Selain itu juga
meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan
nasional secara makro,pendayagunaan sda serta teknologi tinggi strategis,konservasi dan
standarisasi nasional.
Dalam UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah ditegaskan bahwa
penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara
pemerintah pusat dengan daerah otonom.Urusan pemerintah tersebut menyangkut
kelangsungan hidup bangsa dan negara secara keseluruhan,yakni urusan pemerintah yang
terdiri atas :
1.Politik Luar Negeri, dalam arti mengangkat pejabat diplomatik dan menunjuk
warga negara untuk duduk dalam jabatan lembaga internasional, menetapkan kebijakan
luar negeri.
2. Pertahanan, misalnya mendirikan dan membentuk angkatan bersenjata,
menyatakan damai dan perang, menyatakan negara atau sebagian wilayah negara dalam
keadaan bahaya.
3.Keamanan, misalnya mendirikan dan membentuk
kepolisian negara.
4.Moneter dan fiskal, misalnya mencetak uang dan
menentukan nilai mata uang, menetapkan kebijakan moneter.
5.Yustisi, misalnya mendirikan lembaga peradilan,
mengangkat hakim dan jaksa, mendirikan lembaga
pemasyarakatan.
6. Agama, misalnya menetapkan hari libur keagamaan
yang berlaku secara nasional.
Setiap urusan yang bersifat concurrent senantiasa ada bagian urusan yang menjadi
kewenangan pemerintah pusat,ada bagian yang diserahkan kepada provinsi,dan ada
bagian yang diserahkan kepada kabupaten/kota.
Untuk dapat mewujudkan pembagian kewenangan yang concurrent secara
proporsional antar pemerintah pusat,provinsi,kabupaten/kota,maka kriteria yang dapat
digunakan :
a.Kriteria Eksternalitas adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan
dengan mempertimbangkan dampak/akibat yang ditimbulkan dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan tersebut.
b.Kriteria Akuntabilitas adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan
dengan pertimbangan bahwa tingkat pemerintahan yang menangani sesuatu bagian
urusan
c.Kriteria efisiensi adalah pendekatan dalam pembagian urusan pemerintahan dengan
mempertimbangkan tersedianya sumber daya(personil,dana,dan peralatan) untuk
mendapatkan urusan
d.Keserasian hubungan adalah bahwa pengelolaan bagian urusan pemerintahan yang
dikerjakan oleh tingkat pemerintahan yang berbeda,bersifat saling berhubungan,saling
tergantung,dan saling mendukung sebagai satu kesatuan sistem.
3.Peran Pemerintah Pusat
a.Presiden
Presiden adalah lembaga yang mempuyai kekuasaan menjalankan
pemerintahan sesuai dengan UUD 1945.Presiden Indonesia mempunyai kedudukan
sebagai kepala negara.Tugas Presiden adalah menjalankan pemerintahannya sesuai
dgn UUD dan UU. Adalah tugas Presiden juga untuk memastikan apakah jajaran
pemerintahannya temasuk kepolisian dan kejaksaan telah patuh kepada UUD dan
UU itu.
Sebagai kepala pemerintahan,tugas dan wewernang presiden :
1. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.
2. Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk
menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.
3. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden.
4. Presiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah
disetujui bersama untuk menjadi undang-undang.
5. Anggota Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
Tugas dan wewenang presiden sebagai kepala negara :
1.Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi
atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara.
2. Presiden mengangkat duta dan konsul
3. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu
4. Fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara.
5. Negara menghormati dan memelihara bahasa
daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
b.Wakil Presiden
Tugas seorang wakil presiden adalah membantu presiden.Jika presiden
meninggal dunia,berhenti,diberhentikan,atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa kewajibannya maka wakil presiden menggantikannya
sampai dengan habis masa jabatannya.
a.Tugas Wakil Presiden :
1.mendampingi sang presiden jika presiden menjalankan tugas-
tugas kenegaraan di negara lain
2.membantu dan/ atau mewakili tugas presiden di bidang
kenegaraan dan pemerintahan.
b.Wewenang Wakil Presiden :
1.melaksanakan tugas teknis pemerintahan sehari-hari
2.menyusun agenda kerja kabinet dan menetapkan fokus atau
prioritas kegiatan pemerintahan yang pelaksanaannya
dipertanggungjawabkan kepada presiden.
3.Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.
c.Menteri

Menteri sering disebut sebagai pembantu presiden.Menteri membantu


presiden dalam menjalankan pemerintahan.Mentri dikelompokkan menjadi
3,yaitu : 1.Menteri negara koordinator(menko)
2.Menteri negara yang kementrian
3.Mentri non-kementerian dan pejabat tinggi negara setingkat menteri

a.Wewenang Menteri :
1.Mengkoordinasi pemberian pelayanan kerumahtanggaan dan
keprotokolan kepada Presiden dan Wakil Presiden.
2.Pelaksanaan tugas tertentu yang diberikan oleh Presiden;
3.Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
a.Tugas Menteri :
1.Mengikuti dan melakukan koordinasi
pelakanaan kebijaksanaan dan program yang
telah ditetakan di bidang tertentu yang menjadi
tanggung jawabnya.
2.Menampung dan mengusahakan penyelesaian
masalah-masalah yang timbul serta mengikuti
perkembangan keadaan dalam bidang yang
dikoordinasinya sehari-hari.
3.Melaksanakan koordinasi seerat-eratnya antara
berbagai Direkur Jenderal dan pimpinan
lembaga lainnya dalam penanganan masalah yang
memiliki sangkut paut dengan bidang
koordinasi Menteri Negara yang bersangkutan.
C.Kedudukan dan Peran Pemerintahan
Daerah
1.Pengertian Pemerintahan Daerah
Pasal 18 ayat 1,berbunyi : “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah- daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-
tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur
dengan undang-undang”
Definisi pemerintahan daerah di dalam UU No.32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah pasal 1 ayat (2) adalah : “Pemerintahan daerah adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintahan daerah dan DPRD menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam
sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”
Maka yang dimaksud dengan Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan
daerah otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi dimana
unsur penyelenggara pemerintahan adalah gubernur,bupati atau wali kota dan perangkat
daerah.
2.Kedudukan Pemerintah Daerah
Pemerintahan daerah adalah pelaksanaan fungsi pemerintahan daerah
yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan daerah,yaitu Pemerintah daerah dan
DPRD.Kepala daerah adalah Kepala Pemerintahan yang dipilih secara
demokratis .
Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat
yang persyaratan dan tata caranya ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan.
Susunan dan kedudukan DPRD yang mencakup keanggotaan, pimpinan,
fungsi, tugas, wewenang, hak, kewajiban, penggantian antar waktu, alat
kelengkapan, protokoler, keuangan, peraturan tata tertib, larangan dan sanksi,
diatur tersendiri didalam Undang-Undang mengenai Susunan dan Kedudukan
MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
Gubernur sebagai Kepala Daerah Provinsi berfungsi pula selaku wakil
Pemerintah di daerah dalam pengertian untuk menjembatani dan
memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi Pemerintah
termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan
pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan kota.
Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD
merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan
bersifat kemitraan. Kedudukan yang setara bermakna bahwa
di antara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki
kedudukan yang sama dan sejajar, artinya tidak saling
membawahi.
Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara
Pemerintah Daerah dan DPRD adalah sama-sama mitra
sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan
otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga
antar kedua lembaga itu membangun suatu hubungan kerja
yang sifatnya saling mendukung bukan merupakan
lawan ataupun pesaing satu sama lain dalam melaksanakan
fungsi masing-masing.
3.Peran Pemerintah Daerah
Pemerintah selaku pemegang kekuasaan eksekutif dibedakan dalam dua
pengertian yuridis, yakni:
1.Selaku alat kelengkapan negara yang bertindak
untuk dan atas nama negara yang kekuasaannya melekat pada
kedudukan seorang kepala negara.
2.Selaku pemegang kekuasaan tertinggi atas penyelenggaraan
pemerintahan atau selaku administrator negara (pejabat atau
badan atas usaha negara)
Pemerintah tidak lain adalah yang berhasil menopang klaim bahwa
perintahlah yang secara eksklusif berhak menggunakan kekuatan fisik untuk
memaksakan aturan-aturannya dalam suatu batas wilayah tertentu. Sedangkan
dalam pelaksanaan organisasi pemerintahan dibentuk birokrasi.
Tugas pokok pemerintahan adalah pelayanan yang membuahkan kemandirian,
pembangunan menciptakan kemakmuran. Sedangkan Birokrasi itu sendiri dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.Birokrasi patrimonial yang berfungsi berdasarkan nilai-nilai tradisional yang
tidak memisahkan antara tugas, wewenang, dan tanggung jawab dinas dengan
urusan pribadi pejabat.
2.Birokrasi modern (rasional) dicirikan dengan adanya spesialisasi, hukum,
pemisahan tugas dinas dan urusan pribadi.
Sekurangnya terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu aspek
penegakan demokrasi, aspek perubahan sistem politik, dan aspek perkembangan
teknologi informasi.
1. Aspek Penegakan Demokrasi: Prinsip demokrasi yang paling urgen
adalah meletakkan kekuasaan pada rakyat dan bukan pada penguasa
2. Aspek Perubahan Sistem Politik: Era reformasi saat ini sungguh
menghadapi persoalan kondisi mental, sikap dan perilaku politik warisan rezim
terdahulu Terutama dalam kerangka single majority Golongan Karya.
3. Aspek Perkembangan Teknologi Informasi: Kemajuan jaman dan
perubahan global telah menjadikan cara kerja suatu birokrasi dengan
menggunakan teknologi informasi. Cara demikian telah menciptakan “birokrasi
tanpa batas dan tanpa kertas”
Untuk fungsi legislasi sendiri, terdapat beberapa peraturan perundangan yang
mengatur pelaksanaan fungsi ini, antara lain:
1.Undang-Undang nomor 10 tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
2.Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 2004
tentang Pedoman Penyusunan Tata Tertib DPRD
Fungsi legislasi dari DPRD adalah bersama-sama dengan Kepala Daerah
membuat dan menetapkan Perda, yang berfungsi sebagai:
a.Perda sebagai arah pembangunan
Sebagai kebijakan publik tertinggi di daerah, Perda harus
menjadi acuan seluruh kebijakan publik yang dibuat termasuk didalamnya
sebagai acuan daerah dalam menyusun program pembangunan daerah
b. Perda sebagai Arah Pemerintahan di Daerah
Sesuai dengan Tap MPR Nomor XI tahun 1998 serta UU
Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan negara yang bersih dan
bebas dari KKN, maka ditetapkan asas-asas umum penyelenggaraan
negara yang baik (good governance).
Fungsi penganggaran memegang peranan yang sangat penting
dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, karena APBD yang dihasilkan
oleh fungsi penganggaran DPRD memiliki fungsi sebagai berikut:
1. APBD sebagai fungsi kebijakan fiscal
Sebagai cerminan kebijakan fiskal, APBD memiliki 3
(tiga) fungsi utama, yaitu:
a.Fungsi alokasi, Fungsi alokasi mengandung arti bahwa APBD
harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi
pengangguran, mengurangi pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
b.Fungsi distribusi, Fungsi distribusi mengandung arti bahwa
kebijakan APBD harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
c.Fungsi stabilisasi. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa
APBD merupakan alat untuk memelihara dan mengupayakan
keseimbangan fundamental perekonomian daerah
2. APBD sebagai fungsi investasi daerah
Dalam pandangan manajemen keuangan daerah, APBD
merupakan rencana investasi daerah yang dapat meningkatkan daya saing daerah
dan kesejahteraan rakyat.
3. APBD sebagai fungsi manajemen pemerintahan daerah
Sebagai fungsi manajemen pemerintahan daerah, APBD mempunyai
fungsi sebagai pedoman kerja, alat pengendalian (control), dan alat ukur kinerja
bagi pemerintah daerah.APBD memiliki fungsi perencanaan, otorisasi, dan
pengawasan. Dalam penjelasan PP Nomor 58/2005, fungsi perencanaan,
otorisasi, dan pengawasan didefinisikan sebagai berikut:
a.Fungsi perencanaan
b.Fungsi otorisasi
c.Fungsi pengawasan
D.Hubungan Struktural dan Fungsional
Pemerintah Pusat dan Daerah
1.Hubungan Pemerintahan Pusat dan Daerah
Hubungan pusat-daerah dapat diartikan sebagai hubungan kekuasaan
pemerintah pusat dan daerah sebagai konsekuensi dianutnya ases desentralisasi
dalam pemerintahan negara.Hubungan antara pusat dan daerah dalam
penyelenggaraan pemerintah :
a.Pemerintah Pusat yang mengatur hubungan antara pusat dan
daerah yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan yang bersifat
mengikat kedua belah pihak
b.Tanggung jawab akhir dari penyelenggaraan urusan-urusan
pemerintahan yang diserahkan kepada daerah
c.Peran pusat dalam kerangka otonomi daerah akan banyak
bersifat menentukan kebijakan makro,melakukan
supervisi,monitoring,evaluasi,kontrol,dan pemberdayaan sehingga daerah dapat
menjalankan otonominya secara optimal.
Sistem hubungan pusat dan daerah menurut Nimrod Raphaeli,yaitu :
a.Comprehensive Local Government System :pemerintah pusat banyak
sekali menyerahkan urusan dan wewenangnya kepada pemerintah daerah.
Pemerintah Daerah memiliki kekuasaan yang besar.
b.Partnership System : beberapa urusan yang jumlahnya cukup memadai
diserahkan oleh pusat kepada daerah, wewenang lain tetap di pusat.
c.Dual System : imbangan kekuasaan pusat dan daerah telah mulai lebih banyak
dimiliki pusat pada daerah yang bersangkutan.
c.Integrated Administrative System : Pusat mengatur secara langsung daerah
bersangkutan mengenai segala pelayanan teknis melalui koordinatornya yang
berada di daerah/wilayah.Lingkup hubungan pusat dan daerah antara lain
meliputi hubungan kewenangan,organisasi, keuangan, dan pengawasan.
2.Hubungan Pusat-Daerah Bidang Kewenangan
Dalam penyelenggaraan desentralisasi terdapat dua elemen penting,
yakni pembentukan daerah otonom dan penyerahan kekuasaan secara hukum
dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan
mengurus bagian-bagian tertentu urusan pemerintahan.Secara teoritis,
persebaran urusan pemerintahan kepada daerah dapat dibedakan dalam 3 (tiga)
ajaran rumah tangga berikut :
a. Ajaran formal
Di dalam ajaran rumah tangga formil (formele
huishoudingsleer), tidak ada perbedaan sifat urusan-urusan yang diselenggarakan
pemerintah pusat dan daerah otonom. Pada prinsipnya urusan yang dapat
dikerjakan oleh masyarakat hukum yang satu juga dapat dilakukan oleh
masyarakat yang lain.
Pembagian itu tidak karena materi yang diatur berbeda
sifatnya, tetapi semata-mata karena keyakinan bahwa kepentingan-kepentingan
daerah itu dapat lebih baik dan lebih berhasil diselenggarakan sendiri oleh setiap
daerah daripada oleh pemerintah pusat. Jadi, pertimbangan efisiensilah yang
menentukan pembagian tugas itu dan bukan disebabkan perbedaan sifat dari
urusan-urusan yang menjadi tanggung jawab masing-masing.
Walaupun keleluasaan pemerintah daerah dalam sistem rumah tangga
formil lebih besar, tetapi ada pembatasan, yaitu :
1. pemerintah daerah hanya boleh mengatur urusan sepanjang urusan itu
tidak atau belum diatur dengan undang-undang atau peraturan daerah yang lebih
tinggi tingkatannya.
2. Bila negara atau daerah yang lebih tinggi tingkatnya kemudian
mengatur sesuatu yang semula diatur oleh daerah yang lebih rendah, peraturan
daerah yang lebih rendah tersebut dinyatakan tidak berlaku.
3.Secara positif, sistem urusan rumah tangga formil sudah memenuhi
kriteria keleluasaan berprakarsa bagi daerah untuk mengembangkan otonomi
daerahnya. Namun pada sisi lain, sistem ini tidak atau kurang memberi
kesempatan kepada pemerintah pusat untuk mengambil inisiatif
menyeimbangkan kemajuan antara daerah yang kondisi dan potensinya tidak
sama.
b. Ajaran materiil
Dalam ajaran rumah tangga materiil (materiele
huishoudingsleer), antara pemerintah pusat dan daerah terdapat pembagian
tugas yang diperinci secara tegas di dalam peraturan perundang-undangan.
Kewenangan setiap daerah hanya meliputi tugas-tugas yang ditentukan satu per
satu secara nominatif. Jadi, apa yang tidak tercantum dalam rincian itu tidak
termasuk kepada urusan rumah tangga daerah. Daerah yang bersangkutan tidak
mempunyai kewenangan untuk mengatur kegiatan di luar yang sudah
ditetapkan.
Daerah tidak dapat melakukan sesuatu yang tidak termasuk dalam
undang-undang pembentukannya. Daerah tidak dapat secara leluasa bergerak
dan mengembangkan inisiatifnya, kecuali urusan-urusan yang sudah dipastikan
menjadi urusan rumah tangganya, menurut tingkatan dan ruang lingkup
pemerintahannya.
Dengan demikian, ajaran rumah tangga ini tidak mendorong daerah
untuk berprakarsa dan mengembangkan potensi wilayah di luar urusan yang
tercantum dalam undang-undang pembentukannya. Padahal, kebebasan untuk
berprakarsa, memilih alternatif dan mengambil keputusan justru merupakan
prinsip dasar dalam mengembangkan otonomi daerah.
c. Ajaran riil
Konsep rumah tangga riil bertitik tolak dari pemikiran yang
mendasarkan diri kepada keadaan dan faktor-faktor yang nyata untuk
mencapai keserasian antara tugas dengan kemampuan dan kekuatan, baik
yang ada pada daerah sendiri maupun di pusat.
Di dalam ajaran rumah tangga riil dianut kebijaksanaan bahwa setiap
undang-undang pembentukan daerah mencantumkan beberapa urusan
rumah tangga daerah yang dinyatakan sebagai modal pangkal dengan disertai
segala atributnya berupa kewenangan, personil, alat perlengkapan, dan
sumber pembiayaan.

Ada beberapa keuntungan apabila ajaran rumah tangga ini diterapkan,


yakni :
a. sistem ini memberikan kesempatan kepada daerah untuk menyesuaikan
pelaksanaan otonomi dengan daerahnya masing-masing;
b. sistem ini berlandaskan kepada faktor-faktor yang nyata di daerah dan
memperhatikan keadaan khusus daerah
c. sistem ini mengandung fleksibilitas tanpa mengurangi kepastian
bimbingan/pembinaan tanpa melepaskan pengawasan pusat
d. sistem ini memperhatikan pemerataan dan memelihara keseimbangan laju
pertumbuhan antar daerah.
3.Hubungan Pusat-Daerah Bidang Kelembagaan
Pada organisasi pemerintah, kegiatan yang dijalankan untuk
mencapai tujuan didasarkan pada kewenangan yang dimilikinya.
Organisasi pemerintah daerah di Indonesia pada masa lalu disusun
dengan dasar perhitungan :
a. adanya kewenangan pangkal yang diberikan kepada
daerah melalui undang-undang pembentukan daerah
otonom
b. adanya tambahan penyerahan urusan berdasarkan
pandangan pemerintah pusat;
c. adanya pemberian dana/anggaran yang diikuti dengan
pembentukan organisasi untuk menjalankan urusan dan
menggunakan dana (prinsip Function Follow Money).

Pada era desentralisasi sekarang ini, pemerintah daerah diberi


kebebasan yang luas untuk menyusun organisasinya sendiri. Secara
organisatoris, antara daerah provinsi dengan daerah kabupaten/kota
tidak memiliki hubungan yang bersifat hirarkis.Tetapi dilihat dari hirarki
kepentingan, maka kepentingan masyarakat yang lebih kecil tunduk pada
kepentingan bersama masyarakat yang lebih besar
4.Hubungan Keuangan Pusat- Daerah

Pemerintah daerah harus mempunyai sumber-sumber keuangan yang memadai


untuk membiayai penyelenggaraan otonominya. Kapasitas keuangan pemerintah daerah
akan menentukan kemampuan pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi-fungsinya
seperti melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, melaksanakan fungsi pembangunan
dan perlindungan masyarakat.
Kemampuan keuangan daerah ditentukan oleh ketersediaan sumber-sumber
pajak dan tingkat hasil)dari objek tersebut. Tingkat hasil pajak ditentukan oleh
sejauhmana sumber pajak responsif terhadap kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi
objek pengeluaran, seperti inflasi, pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi
yang pada gilirannya akan berkorelasi dengan tingkat pelayanan baik secara kuantitatif
maupun kualitatif.
Setiap daerah mempunyai potensi pendapatan yang berbeda karena perbedaan
kondisi ekonomi,sumber daya alam, besaran wilayah, tingkat pengangguran, dan besaran
penduduk (Davey,1989:41).
Ada beberapa model hubungan keuangan pusat- daerah yang dapat
digunakan, yaitu:
a. By Percentage : distribusi penerimaan ke daerah didasarkan pada
persentase tertentu
b. By Origin : distribusi penerimaan ke daerah didasarkan
menurut asal sumber penerimaan
c. By Formula : distribusi penerimaan kepada daerah didasarkan pada
suatu formula tertentu atau mempertimbangkan
faktor tertentu, seperti : jumlah penduduk, luas
wilayah.
5.Hubungan Pusat-Daerah Bidang Pengawasan
Pengawasan sebagai salah satu fungsi organik manajemen merupakan proses
kegiatan untuk memastikan dan menjamin bahwa tujuan, sasaran serta tugas-tugas
organisasi akan dan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana,
kebijaksanaan, instruksi dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dan yang
berlaku.
Hakikat pengawasan adalah untuk mencegah sedini mungkin terjadinya
penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan, kesalahan dan kegagalan
dalam pencapaian tujuan dan sasaran serta pelaksanaan tugas-tugas organisasi
Pemberian otonomi yang luas, nyata, dan bertanggungjawab kepada
daerah akan membawa konsekuensi perubahan pada pola dan sistem
pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Perubahan-perubahan juga
memberikan dampak pada unit-unit kerja pemerintah daerah, seperti tuntutan
pada pegawai/aparatur pemerintah daerah untuk lebih terbuka, transparan, dan
bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat.
Oleh karena itu, pemberian kewenangan dan keleluasaan (diskresi)
kepada daerah harus diikuti dengan pengawasan dan pengendalian yang kuat.Hal
ini dilakyukan untuk menghindari agar kewenangan tersebut tidak mengarah
kepada kedaulatan.Dengan demikian pembinaan dan pengawasan merupakan
salah satu media hubungan pusat-daerah

Anda mungkin juga menyukai