Anda di halaman 1dari 4

1

1. Menurut Saudara bagaimana kaitan asas-asas etis dalam pemerintahan


dengan kasus di kota Malang tahun 2018 yang melibatkan hampir seluruh
anggota DPRD.

Berikut merupakan asas etis pokok dalam administrasi pemerintahan:

a. Pertanggungjawaban, etis ini menyangkut hasrat petugas untuk merasa


memikul kewajiban dan memiliki ikatan kuat dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan. Setiap administrator harus memiliki asas etis ini dengan menjalankan
kewajibannya dengan sepenuh kemampuan dan memuaskan para pihak.

b. Pengabdian, asas etis ini merupakan hasrat keras untuk menjalankan tugas
dengan seluruh kemampuan fisik dan pikirannya tanpa pamrih dan jauh dari hal-
hal yang bersifat pribadi. Pengabdian ini bisa dibilang sebagai loyalitas.

c. Kesetiaan, asas etis ini adalah kesadaran aparatur untuk patuh pada bangsa,
negara, peraturan, tugas, dan perintah atasan demi tercapainya cita-cita bersama
yang sudah ditetapkan.

d. Kepekaan, asas ini mencerminkan kemampuan aparatur dalam


memperhatikan

perkembangan dan situasi yang berubah dalam kehidupan masyarakat seiring


dengan berjalannya waktu serta diiringi dengan usaha untuk menyesuaikan diri

dengan sebaik-baiknya.

e. Persamaan, asas ini bertujuan untuk mengabdi kepada rakyat dan melayani
kepentingan umum tanpa membeda-bedakan unsur apapun.

f. Kepantasan, asas ini mengacu pada suatu hal yang sepatutnya menurut
pertimbangan moral dan nilai etis yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.

Sebanyak 41 dari 45 anggota DPRD Kota Malang terjerat kasus korupsi yang
ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jika dikaitkan dengan asas
etis dalam pemerintahan, kasus di kota Malang ini dinilai melanggar asas etis
pokok tersebut.
2

Berikut uraian kaitan asas etis dengan kasus yang menyangkut hampir seluruh
DPRD kota Malang:

a. Pertanggungjawaban, dalam kasus ini para anggota DPRD kota Malang dinilai
tidak memiliki rasa yang kuat dalam memikul pekerjaan, akhirnya muncul praktik-
praktik suap dengan alasan menambah semangat dalam memikul pekerjaan
tersebut.

b. Pengabdian, asas etis ini dilanggar yang menyebabkan adanya pamrih


terhadap pekerjaan yang dilakukan DPRD kota Malang. Hal ini yang mendasari
munculnya praktik suap dalam pembahasan APBD yang menyeret hampir seluruh
anggota DPRD Malang

c. Kesetiaan, DPRD kota Malang juga dinilai tidak memiliki kesetiaan terhadap
bangsa dan negara karena mereka lebih memikirkan pribadinya masing-masing.
Tidak adanya kesetiaan ini justru membuka peluang adanya persengkongkolan
para pihak mengambil manfaat untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

d. Kepekaan, para anggota DPRD yang terjerat kasus hukum tersebut dinilai tidak
memiliki kepekaan terhadap perkembangan lingkungan. Mereka masih memakai
budaya birokrasi lama yang cenderung ke arah KKN, padahal dewasa ini sudah
dibentuk KPK dan Undang-undang pendukungnya demi menciptakan birokrasi
yang bebas dari praktik KKN.

e. Tidak adanya prinsip persamaan, artinya para anggota DPRD kota Malang tidak
bekerja atas dasar pengabian dan tidak berorientasi kepada kepentingan umum.

f. DPRD kota Malang juga tidak menerapkan asas kepantasan yang pada akhirnya
mengabaikan pertimbangan moral dan nilai etis yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat.

2. Mungkin Saudara pernah mendengar pejabat negara dilarang menerima


parcel lebaran baik dari anak buah maupun dari mitra ataupun pengusaha.
Setujukah Anda dengan pernyataan tersebut? Berikan alasannya.
3

Saya sangat setuju apabila pejabat negara dilarang menerima parcel lebaran baik
dari anak buah maupun dari mitra/pengusaha. Hal ini dikarenakan penerimaan
parcel merupakan salah satu bentuk kecil dari praktik KKN yang biasa dikenal
dengan gratifikasi. Penerimaan gratifikasi tersebut dapat menimbulkan konflik
kepentingan, bertentangan dengan peraturan/kode etik, dan memiliki risiko
sanksi pidana. Selain itu, menerima parcel ataupun bingkisan lebaran juga
mencederai asas etis pokok dalam administrasi pemerintahan yang berujung
pada berkurangnya integritas para pejabat negara.

3. Menurut pendapat Saudara, siapa yang paling bertanggungjawab


menegakkan etika jabatan dalam pemerintahan.

Saya berpendapat bahwa yang bertanggungjawab menegakkan etika jabatan


dalam pemerintahan sebenarnya adalah masing-masing individu atau masing-
masing pejabat itu sendiri. Hal ini dikarenakan pelanggaran terhadap etika
jabatan pada umumnya bersumber dari tidak adanya integritas para pejabat itu
sendiri. Pelanggaran etika jabatan ini juga dilatarbelakangi oleh watak pribadi
dalam kehidupan sehari-harinya seperti egois yang tinggi, keserakahan, tindakan
yang memanfaatkan kekuasaan, dan lain sebagainya yang cenderung berorientasi
pada kepentingan pribadi atau keluarga. Dengan demikian, Badan Kepegawaian
Negara perlu memperbaiki pola negatif ini dengan memberikan pelatihan
pengembangan demi mewujudkan para pejabat pemerintahan yang memiliki
integritas tinggi. BKN juga dinilai perlu melakukan asesmen yang ketat guna
mencari kandidat pejabat pemerintahan berikutnya agar pola negatif ini tidak
diturunkan dikemudian hari dan kedepannya para pejabat pemerintahan
merupakan orang-orang terpilih yang memiliki integritas tinggi.
4

Sumber : Gie, The Liang. 2014. Etika Administrasi Pemerintahan (Edisi 3).
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai