Disusun oleh :
1. Agus Poniman (144012128002)
2. Eliza Ferwanti (144012128016)
3. Rahma Novianti (144012128032)
4. Rina Vabella (144012128033)
5. Shela Puspita Sari (144012128037)
6. Salwa Sabita Tj (144012128049)
Kelompok : 6 (Enam)
Mata kuliah : Etika Keperawatan
Dosen Pengampu : Ns. Dessy Suswitha, S. Kep.,
M. Kes
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena atas berkat dan rahmat-
Nya yang telah diberikan, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang
berjudul “Role Play Informed Consent Perawat Dengan Pasien” dengan lancar
dan tepat waktu.
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen
Keperawatan. Dalam penyusunan makalah ini penulis melewati proses bimbingan
dengan dosen pembimbing/Fasilitator. Ucapan terima kasih penulis haturkan
kepada XXX selaku dosen pembimbing/Fasilitator yang telah memberikan
masukan serta bimbingan kepada penulis sehingga tersusunnya makalah ini.
Penulis berusaha menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin, tetapi suatu
karya tidaklah lepas dari sebuah kekurangan sehingga penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................6
2.3 Komunikasi...............................................................................................7
3.1 Kesimpulan.............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA………………………………….....….……………15
4
BAB I
PENDAHULUAN
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau
definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-
gejala atau fenomena-fenomena dengan menentukan hubungan spesifik
antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan,
menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori
dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam
penelitian.
Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk
menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan.
Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan
disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan,menjelaskan,
memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan
yang dilakukan.
Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek,
benda, suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan
persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. Kumpulan
beberapa konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami
membentuk suatu model atau kerangka konsep. Konsep dapat
dianalogikan sebagai batu bata dan papan untuk membangun sebuah
rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai kerangka konsep.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Nisya (2013), perawat adalah orang yang mengasuh dan merawat orang
lain yang mengalami masalah kesehatan.
Informed Consent teridiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti informasi
atau keterangan dan “consent” yang berarti persetujuan atau memberi izin. jadi
pengertian Informed Consent adalah suatu persetujuan yang diberikan setelah
mendapat informasi. Dengan demikian Informed Consent dapat di definisikan
sebagai pernyataan pasien atau yang sah mewakilinya yang isinya berupa
persetujuan atas rencana tindakan kedokteran yang diajukan oleh dokter setelah
menerima informasi yang cukup untuk dapat membuat persetujuan atau
penolakan. Persetujuan tindakan yang akan dilakukan oleh Dokter harus
dilakukan tanpa adanya unsur pemaksaan. Istilah Bahasa Indonesia Informed
Consent diterjemahkan sebagai persetujuan tindakan medik yang terdiri dari dua
suku kata Bahasa Inggris yaitu Inform yang bermakna Informasi dan consent
berarti persetujuan. Sehingga secara umum Informed Consent dapat diartikan
sebagai persetujuan yang diberikan oleh seorang pasien kepada dokter atas suatu
tindakan medik yang akan dilakukan, setelah mendapatkan informasi yang jelas
akan tindakan tersebut Informed Consent menurut Permenkes No.585 / Menkes /
Per / IX / 1989, Persetujuan Tindakan Medik adalah Persetujuan yang diberikan
oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang
akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
2.3 Komunikasi
1. Komunikasi Verbal
b. Perbendaharaan Kata
f. Humor
a. Metakomunikasi
b. Penampilan Personal
d. Ekspresi wajah
f. Sentuhan
1. Pengkajian
2. Diagnosis
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan pertimbangan sistematis dan standar dari tujuan yang dipilih
sebelumnya dibandingkan dengan penerapan prktik yang aktua dan tingkat asuhan
yang diberikan (Siswanto: 2005)
Baju Restrain
Pasien : Kenapa aku dibawa kesini mak? (Sembari membaca tulisan bertuliskan
RSJ) Rumah Sakit Jiwa , Aku kan nggak gendeng mak?
Keluarga : Mak cuma pengen kamu ketemu dokter karo perawat sebentar
cinta dan sejak itu juga, anak saya jadi sering ngamuk dan memukul orang sampai
meresahkan warga, jadi pak RT menyarankan saya untuk membawanya kesini
Perawat A bertanya pada pasien : Perkenalkan, nama saya perawat A, Nama mas
siapa? (Mengulurkan tangan dengan memberi senyum)
Perawat A: Ada apa di rumah?? Apa yang membuat mas sumanto marah dan
sering memukul orang?
Pasien : Lha aku kan cuma membela diri, (menoleh pada keluarga) sudah aku mau
pulang mak, aku ndak mau disini. (Berusaha berlalu)
Pasien : Muleh!!!! (dengan nada tinggi dan melotot, sambil memukul ibunya)
Tahap Orientasi
Perawat A berbicara pada keluarga : Mas, Ibu (pada keluarga) saya akan
melakukan pengamanan kepada mas sumanto, dengan cara menggunakan baju ini,
tangan mas sumanto akan terikat kebelakang agar mas sumanto tidak memukul
orang lagi. Ketika nanti mas sudah tidak memukul orang lagi maka akan saya
lepas. Cara ini tidak menyakitkan dan aman.
Perawat B : Ibu, perawat A tadi sudah menjelaskan tindakan yang akan kami
lakukan untuk mengamankan mas sumanto, bila ibu setuju tindakan itu dilakukan
silahkan ibu tanda tangan di lembar Inform Consent ini
Keluarga : Iya saya setuju saja yang penting anak saya sembuh
Perawat B : Baik ibu, kalau begitu kami akan melakukan tindakan restrain untuk
anak ibu
Pasien meraung – raung agresif sambil berkata “Aku nggak gila, kalian semua
yang gila”, satpam dan para perawat pun melakukan tahap kerja dalam
pemasangan restrain setelah mendapat persetujuan keluarga.
Tahap Kerja
Pegang pundak pasien dan tangan yang agresif, berjalan dibelakang pasien
dan tetap waspada
Setelah tindakan restrain dilakukan pasien mulai tenang dan perawat mulai
menyimpulkan kegiatan
Tahap Terminasi
Perawat A: Mas sumanto & ibu, ini merupakan metode restrain, ini metode kami
sebagai tenaga kesehatan untuk menenangkan mas sumanto agar mas sumanto
tidak memukul orang lagi. Jadi mas sumanto terutama ibu tidak perlu khawatir.
Perawat B: Nanti restrain ini akan dilepas, apabila mas sumanto tidak memukul
orang lagi. (Berbicara dengan sumanto)
Perawat B: Bu, sejenak saya akan mengajak ibu untuk melengkapi data – data mas
sumanto yang belum tuntas tadi.
Keluarga : Terima kasih, sudah membantu saya menangani anak saya, nanti kalau
anak saya mulai dirawat disini, saya titip
Perwat B: Iya bu, karena itu memang tugas kami, terima kasih juga atas
kepercayaan ibu pada kami.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawat tentang pengertian informed consent adalah suatu surat atau lembar
persetujuan yang diberikan pada saat sebelum operasi dan ditanda tangani oleh
pasien atau keluarga yang merupakan pengesahan dari mereka untuk dilakukan
tindakan medik kepadanya. Penanggung jawabnya adalah dokter, sebagai operator
yang melakukan tindakan medik atau operasi. Sedangkan yang menjadi hak – hak
pasien yang berkaitan dengan informed consent adalah mendapat informasi,
menerima ganti rugi bila merasa dirugikan, memilih dokter dan perawat,
mendapatkan pengobatan, serta menolak persetujuan tindakan. Pernyataan
perawat tentang informed consent tersebut menggambarkan bahwa informed
consent sudah dikenal dan diketahui oleh perawat. Sikap perawat dalam
melaksanakan peran advocate, counsellor dan consultant dalam pengajuan
informed consent belum sepenuhnya sesuai dengan kewenangan perawat. Perawat
masih melaksanakan tugas- tugas yang bukan kewenangannya, seperti
memberikan informasi mengenai suatu tindakan medik (operasi), memintakan
tanda tangan di lembar informed consent padahal pasien belum mengerti
informasi yang disampaikan dokter terkait tindakan medik yang akan diterima
pasien dan membiarkan pasien menjalani tindakan medik (operasi) meskipun
dokter belum menanda tangani lembar informed consent.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Sue Hinclalif. Kamus Keperawatan. Alih bahasa : Andri Hartono. Edisi bahasa
Indonesia : Yasmin Asih. Edisi 17. Jakarta. EGC, 1999
2. Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Alih bahasa :
Agung waluyo. Edisi ke – 8. Jakarta. EGC, 2001
3. R. Sjamsuhidayat dan Wim De Jong. 1998. Buku Ajar Bedah. Edisi revisi.
Jakarta. EGC, 2001
6. Jakarta. EGC, 1998 6. Hawari. Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. Edisi
pertama. Jakarta. FKUI, 2001
8. http://keperawatan-gun.blogspot.com/2007/07/informed-concent.html. Diakses
7 september 2009