Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

KEPERAWATAN MATERNITAS

“UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN


TERSIER PADA SISTEM REPRODUKSI”

DOSEN PENGAMPU: HINDYAH IKE S, S.Kep.,Ns.,M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:

1. AHMAD MUWAFIQ SURYANA (213210013)


2. CITRA KUSUMA NINDYA PUTRI (213210021)
3. ISVINA DINANA (213210029)
4. SARI HIDAYATI (213210044)
5. RISMAWATI PUJI LESTARI (213210046)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

ITSKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

KELAS A SEMESTER 3

2022/2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Makalah : Upaya pencegahan prime,sekunder


dan tersier pada sistem reproduksi
2. Ketua Pembuat Makalah :
a. Nama Lengkap : Sari Hidayati
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Alamat E-mail : hdytsari@gmail.com
3. Anggota Kelompok Makalah : 5 Orang
4. Dosen Pembimbing :
a. Nama Lengkap : Anita Rahmawati.,S.Kep.Ns.M.Kep
b. No.Handphone : +62 812-1760-0366

Jombang, 21 September 2022

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Ketua Makalah

(.............................) (...........................)

Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah

(.................................................)

ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

‫س ِم هّٰللا ِ ال َّر ْحمٰ ِن ال َّر ِح ْي ِم‬


ْ

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa karya ilmiah yang
berjudul :

UPAYA PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN TERSIER PADA


SISTEM REPRODUKSI

1. Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa karya tulis tersebut diatas adalah


benar ditulis oleh kami dengan referensi yang dinyatakan dalam daftar
pustaka.

2. Menyatakan bahwa tulisan tersebut bukan merupakan hasil plagiat dengan cara
apapun yang tidak dibenarkan.

3. Menyatakan bersedia diberikan nilai E bila ternyata dikemudian hari karya


ilmiah tersebut ternyata hasil plagiat.

Jombang, 21 September 2022

Kami yang menyatakan :

6. AHMAD MUWAFIQ SURYANA (...........................)

7. CITRA KUSUMA NINDYA PUTRI (...........................)

8. ISVINA DINANA (...........................)

9. SARI HIDAYATI (...........................)

10. RISMAWATI PUJI LESTARI (...........................)

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Keperawatan Maternitas dengan judul
“Upaya-Upaya Pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier Pada Sistem
Reproduksi” tepat sesuai waktu yang telah ditentukan.

Pada kesempatan ini juga kami ucapkan terimakasih kepada dosen yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Dan tak lupa juga kami ucapkan
terimakasih kepapa pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya dalam pembuatan makalah ini.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan di kehidupan ini secara langsung.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.

Jombang, 17 September 2022

Penyusun

iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

DAFTAR ISI.........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2Tujuan Makalah................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................2

2.1 Pengertian Reproduksi.....................................................................................2

2.2 Hormon Reproduksi........................................................................................2

2.3 Penyakit Pada Sistem Reproduksi Pria............................................................4

2.4 Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita......................................................6

2.5 Upaya-Upaya Pencegahan Primer pada Sistem Reproduksi...........................7

2.6 Upaya-Upaya Pencegahan Sekunder pada Sistem Reproduksi.......................11

2.7 Upaya-Upaya Pencegahan Tersier pada Sistem Reproduksi...........................14

2.8 Exercise, kegel exercise, nutrisi, manajemen stres dan personal hygine........17

BAB III PENUTUP...............................................................................................25

3.1 Kesimpulan......................................................................................................25

3.2 Saran................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26

v
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat


kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai
bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di
hadapi oleh masyarakat kita saat ini. Semakin maju teknologi di bidang
kedokteran ,semakin banyak pula macam penyakit yang mendera masyarakat.
Hal ini tentu saja di pengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan
sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan
system reproduksi ICPD (1994) dalam Effendi (2009). Kesehatan reproduksi
pada remaja sangat perlu diperhatikan.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki
informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang
ada di sekitarnya, karena persoalan yang paling banyak di hadapi remaja yaitu
kesehatan reproduksi. Angka kejadian remaja melakukan hubungan seksual
sebelum menikah, kehamilan yang tidak diharapkan, angka pengguna
narkoba, angka pengidap PMS/HIV-AIDS, serta kasus-kasus aborsi
menunjukkan gejala yang cukup mengkhawatirkan (Effendi, 2009).

1.2 Tujuan Makalah

Tujuan pembuatan dari pembuatan makalah ini adalah tidak lain untuk
menambah pengetahuan kita mengenai Upaya-Upaya Pencegahan Primer,
Sekunder dan Tersier pada Sistem Reproduksi agar kita semua bisa
menghindari atau mencegah segala macam penyakit yang ada pada sistem
reproduksi.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Reproduksi

Reproduksi adalah salah satu dari sekian banyak ciri makhluk hidup. Ini
adalah proses saat makhluk hidup bisa menghasilkan keturunan dengan tujuan
supaya tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya. Tiap
jenis organisme memiliki sistem reproduksi yang berbeda-beda. Sistem
reproduksi pada manusia termasuk ke dalam kategori reproduksi sseksual.
Sistem reproduksi adalah kumpulan organ internal dan eksternal yang bekerja
bersama untuk tujuan prokreasi. Prokreasi sendiri adalah hubungan suami istri
yang bertujuan menghasilkan keturunan, sebagai generasi penerus.

2.2 Hormon Reproduksi

Hormon reproduksi adalah zat kimia yang membantu menjalankan fungsi


pada sistem reproduksi. Hormon reproduksi memiliki peranan penting dalam
proses kerja organ seksual hingga memiliki peranan dalam proses pembuahan.
Terdapat beberapa jenis hormon reproduksi yang dimiliki pria dan wanita,
yaitu:
1. Hormon Testosterone
Hormon testosterone merupakan salah satu hormon reproduksi pria yang
diproduksi di testis. Meski disebut sebagai hormon laki-laki namun wanita
juga memilikinya meski dalam jumlah yang sedikit.
1) Fungsi hormon ini pada pria adalah untuk proses produksi sperma,
mengendalikan gairah seksual, hingga kepadatan tulang hingga massa
otot.
2) Fungsi hormon ini pada wanita dapat menjaga kekuatan tulang, berperan
dalam gairah seksual, mengontrol suasana hati dan meringankan nyeri
2. Hormon Estrogen
Hormon estrogen adalah salah satu hormon reproduksi wanita yang
diproduksi di indung telur (ovarium). Fungsinya:

2
1) Untuk perubahan fisik ketika seorang remaja memasuki masa pubertas.
Mulai dari pertumbuhan payudara hingga siklus menstruasi.
2) Pada saat seorang wanita hamil, hormon ini juga diproduksi oleh plasenta
untuk membantu menjaga kesehatan ibu hamil.
3) Untuk mengatur proses metabolisme, di antaranya pertumbuhan tulang
dan kadar kolesterol.
Meski begitu, pria juga memiliki hormon ini walaupun jumlahnya lebih
sedikit. Hormon estrogen pada pria berperan dalam kesehatan sperma
3. Hormon Progesteron
Hormon progesteron adalah salah satu hormon reproduksi wanita.
Hormon ini diproduksi kelenjar adrenal dan ovarium. Funsinya:
1) Dalam proses kehamilan. Dalam hal ini, hormon progesteron akan
mempersiapkan dinding rahim (endometrium) untuk mengembangkan sel
telur yang telah dibuahi oleh sperma.
2) Untuk membantu melancarkan pemberian nutrisi ke janin melalui
pembuluh darah. Pada saat proses kehamilan, hormon progesteron akan
mendorong kelenjar untuk memproduksi ASI.
4. Luteinizing Hormone (LH)
Luteinizing hormone (LH) merupakan hormon reproduksi yang dimiliki
pada pria dan wanita. Hormon LH adalah hormon yang diproduksi oleh
kelenjar hipofisis. Hormon ini memiliki peran penting pada organ
reproduksi yakni ovarium pada wanita dan testis pada pria. Fungsinya:
1) Pada wanita, hormon ini untuk memicu pelepasan sel telur dari ovarium
dan mengontrol siklus menstruasi.
2) Pada pria, hormon ini akan merangsang produksinya testosterone yang
dapat memengaruhi tingkat produksi sperma pada pria.
5. Follicle Stimulating Hormone
Follicle stimulating hormone (FSH) merupakan hormon yang dimiliki pria
dan wanita. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak.
Fungsinya:

3
1) Pada wanita, hormon ini berperan dalam proses ovulasi dan membantu
mengatur siklus menstruasi. Hormon ini akan memengaruhi perubahan
fisik pada saat remaja memasuki masa pubertas. Hormon FSH berperan
terhadap proses pembentukan sel telur di ovarium.
2) Pada pria, hormon ini untuk produksi sperma. Hormon ini dibutuhkan sel
Sertoli di dalam testis untuk memproduksi protein pengikat androgen
untuk membentuk sperma yang sehat.
6. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH)
Hormon ini memiliki peran penting dalam kesuburan pria dan
wanita. Hormon GnRH diproduksi di bagian otak yang bernama
hipotalamus. Kadar hormon ini akan meningkat saat seseorang memasuki
masa pubertas.
Hormon GnRH akan memicu pelepasan hormon dari kelenjar
pituitary, yakni hormon FSH dan LH. Keduanya merupakan hormon yang
mengontrol produksi sel telur pada wanita dan produksi sperma pada pria.
7. Anti-Mullerian Hormone (AMH)
Anti-Mullerian Hormone (AMH) juga salah satu hormon yang
diproduksi oleh organ reproduksi baik pada pria dan wanita. Pada wanita,
hormon ini menggambarkan jumlah sel telur yang tersisa di dalam
ovarium wanita.
Kadar AMH di dalam darah berangsur menurun seiring
bertambahnya usia dan tidak akan lagi terdeteksi pada saat menopause.
Kadar AMH yang normal tidak memiliki nilai pasti namun sesuai dengan
usia.
Wanita dengan kadar AMH yang tinggi dapat menyebabkan
masalah sindrom ovarium polikistik atau yang dikenal dengan PCOS.
PCOS sendiri merupakan salah satu penyebab tersering pasangan suami
istri sulit mendapatkan keturunan.

2.3 Penyakit Pada Sistem Reproduksi Pria

4
Pria memiliki sistem reproduksi yang berada di luar dan di dalam tubuh.
Organ reproduksi pria yang terletak di luar tubuh meliputi penis, skrotum
(kantong zakar), dan testis.
Sedangkan organ reproduksi pria yang berada di dalam tubuh adalah
epididimis, saluran vas deferens, saluran kemih, vesikula seminalis (kantung
air mani), kelenjar prostat, dan kelenjar bulbourethral.
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat menyerang sistem reproduksi
pria:
1. Epididimitis
Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni
saluran di dalam skrotum yang menempel pada testis. Saluran ini berperan
untuk mengangkut serta menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis.
Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri, air mani
mengandung darah, nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta gangguan
kesuburan.
2. Orchitis
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria
yang cukup sering terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang
biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Orchitis bisa menyerang
salah satu testis maupun keduanya sekaligus.
Sama seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar
bengkak dan nyeri. Bila tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan
kemandulan dan penurunan produksi hormon testosteron.
3. Gangguan prostat
Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus
saluran kemih atau uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang
berfungsi untuk menyuburkan dan melindungi sperma.
Gangguan pada prostat dapat berupa peradangan prostat (prostatitis),
pembesaran prostat (BPH), atau kanker prostat.

4. Hipogonadisme

5
Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon
testosteron yang cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan
penurunan libido, gangguan produksi sperma dan fungsi organ-organ
reproduksi, serta infertilitas.
5. Masalah pada penis
Masalah pada penis tak jarang dikeluhkan oleh para pria. Beberapa
penyakit yang bisa menyerang organ reproduksi pria ini adalah disfungsi
ereksi, kelainan bentuk penis seperti hipospadia atau penis bengkok (penyakit
Peyronie), dan kanker penis.

2.4 Penyakit Pada Sistem Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ luar dan dalam. Organ


reproduksi wanita bagian dalam meliputi vagina, rahim, saluran telur (tuba
falopi), dan indung telur (ovarium). Sementara organ reproduksi wanita
bagian luar terdiri dari vulva, kelenjar Bartholin, dan klitoris.
Beberapa penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering terjadi adalah:
1. Endometriosis
Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar
adalah endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk
lapisan dalam dinding rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh.
Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium, bagian belakang rahim, usus,
atau bahkan di kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini akan
menyebabkan nyeri haid yang hebat, perdarahan menstruasi yang deras, nyeri
saat berhubungan seksual, serta sulit hamil.
2. Radang panggul
Penyakit kedua yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita
adalah radang panggul. Penyakit ini diakibatkan oleh bakteri penyebab infeksi
yang merambat masuk ke dalam panggul melalui vagina atau leher rahim.
Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum adalah penyakit
menular seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati dengan baik,

6
penyakit ini bisa menyebabkan nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya
saluran telur, infertilitas, dan kehamilan ektopik.
3. PCOS
PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi
kadar hormon wanita. Wanita yang menderita penyakit ini akan menghasilkan
hormon seks androgen dalam jumlah yang lebih banyak. Akibatnya, penderita
akan mengalami sulit hamil, serta menstruasi yang tidak teratur atau bahkan
tidak menstruasi sama sekali.
4. Miom
Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim.
Tumor pada miom terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem
reproduksi wanita ini sering menyerang wanita di usia produktif.
Gejalanya dapat berupa perdarahan dari vagina di luar masa haid, nyeri
panggul, kram atau nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin
pipis, serta nyeri saat berhubungan seksual.
5. Kanker pada organ reproduksi wanita
Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker
ginekologi. Beberapa jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker
mulut rahim, kanker ovarium, dan kanker vagina.
Selain beragam penyakit pada sistem reproduksi yang telah disebutkan di
atas, pria dan wanita juga bisa terkena penyakit menular seksual,
seperti herpes genital, HIV/AIDS, sifilis, dan gonorea. Penyakit ini ditularkan
dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual.
Penyakit pada sistem reproduksi, baik pada pria maupun wanita, bisa
menyebabkan kemandulan. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk selalu
menjaga kesehatan organ reproduksi dengan menjalani perilaku seks yang
aman dan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter untuk
mendeteksi penyakit-penyakit tertentu.

7
2.5 Upaya-Upaya Pencegahan Primer pada Sistem Reproduksi

Pencegahan primer adalah segala bentuk kegiatan yang dapat


menghentikan suatu penyakit sebelum terjadi dengan faktor risiko. Tahap
pencegahan primer diterapkan dalam fase pre pathogenesis yaitu pada
keadaan dimana proses penyakit belum terjadi.
Dalam fase ini meskipun proses penyakit belum mulai tapi ketiga
faktor utama untuk terjadinya penyakit, yaitu agent, host, dan environment
yang membentuk konsep segitiga epidemiologi selalu akan berinteraksi yang
satu dengan lainya dan selalu merupakan ancaman potensial untuk sewaktu-
waktu terjadinya stimulus yang memicu untuk mulainya terjadinya proses
penyakit dan masuk kedalam fase pathogenesis.
Untuk pencegahan primer masalah sistem reproduksi pada dewasa,
antara lain:
1. Pada Pria
1) Promosi Kesehatan
Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promosi kesehatan oleh
para ahli kesehatan. Menurut Machfoedz Ircham dalam bukunya,
Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan, usaha
untuk memepertinggi nilai kesehatan diantarnya:
a. Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun
kwantitas
a) Asupan makanan yang dimakan
b) Pengawasan terhadap makanan yang dimakan
b. Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan
c. Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
antara lain pelayanan kesehatan reproduksi dan pelayanan
Keluarga Berencana.
d. Pendidikan kesehatan pada masyarakat diantaranya:
 Konseling pranikah, saat hamil, persalinan dan menyusui
 Konseling mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi.
2) Spesific Protection

8
Secara umum yang dapat dilakukan pria, untuk mencegah
terjadinya masalah dalam sistem reproduksi:
a. Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin agar
kelainan dapat segera ditangani lebih awal.
b. Melindungi testis selama beraktifitas, misalnya dengan
tidak menggunakan pakaian teralu ketat sehingga testis
tidak kepanasan.
c. Mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas.
Temperatur yang sejuk diperlukan untuk perkembangan
sperma.
d. Menjalankan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi
makanan bergizi, cukup olahraga, menghindari penyakit
menular seksual, dan menciptakan ketenangan psikis.
e. Menghindari minuman berakohol dan rokok.
2. Pada Wanita
Pada wanita, pencegahan primer yang dapat dilakukan adalah dengan
cara:
1) Promosi Kesehatan
Pada promosi kesehatan ppeningkatan kesehatan, misalnya dengan
cara pendidikan kesehatan reproduksi tentang menghindari seks
bebas kanker serviks dan sebagainya.
2) Spesific Protection
a. Pencegahan HIV
Untuk menurunkan angka kasus HIV/AIDS di Indonesia, ada
rumus ABCDE yang selama ini disosialisasikan sebagai cara
pencegahan HIV/AIDS oleh Kementerian Kesehatan RI:
A (Abstinace): tidak berhubungan seks di luar nikah
B (Be faithful): saling setia pada pasangan
C (Condom): penggunaan kondom saat berhubungan seksual
D (Don’t use drugs): tidak memakai narkoba
E (Education): aktif mencari informasi yang benar

9
b. Pencegahan Kanker Payudara
Yaitu melalui upaya menghindarkan diri dari faktor risiko serta
melakukan pola hidup sehat. Termasuk juga dengan pemeriksaan
payudara sendiri alias SADARI.
Berikut langkah-langkah yang bisa kita ikuti saat melakukan
SADARI 7-10 hari setelah menstruasi:
1. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan
permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan
pada puting. Bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris?
Jangan cemas, itu biasa.
2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di
belakang kepala. dorong siku ke depan dan cermati payudara; dan
dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran
payudara.
3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke
depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke
depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada.
4. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri
memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari
tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh
bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas-
bawah, gerakan lingkaran dan gerakan lurus dari arah tepi
payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama
pada payudara kanan.
5. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari
puting. Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
6. Pada posisi tiduran, letakkan bantal di bawah pundak kanan.
Angkat lengan ke atas. Cermati payudara kanan dan lakukan tiga
pola gerakan seperti sebelumnya. Dengan menggunakan ujung
jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke sekitar
ketiak.

10
c. Pencegahan Vulvavaginitis
Yaitu dengan cara sebagai berikut:
a) Gunakan celana dalam bersih, tidak ketat dan kering.
b) Membersihkan diri setelah BAK atau BAB dengan air
bersih (gunakan air mengalir kalau sedang di toilet umum),
cara pembersihan dengan gerakan dari depan ke belakang.
c) Hindari penggunaan bahan kima atau parfum yang
biasanya terdapat pada sabun pembersih kewanitaan atau
sabun mandi.
d) Jangan menggunakan pembalut yang mengandung
perfume.
e) Jangan mengusap area vagina terlalu keras saat
membersihkannya.
d. Pencegahan Gonorrhea
Yaitu dengan cara sebagai berikut:
a) Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
b) Hindari kontak seksual dengan beberapa orang yang
memiliki resiko penyakit seksual menular (seperti pekerja
seks komersil)
c) Obati sedini mungkin patner yang sudah terkena infeksi
atau pastikan patner seksual bebas dari penyakit sebelum
berhubungan seksual
e. Pencegahan Sifilis
Dengan cara melakukan hubungan seksual secara aman, misalnya:
menggunakan kondom.
f. Pencegahan Herpes Genitalis
Cara untuk mencegahnya sama dengan penyakit menular seksual
lainnya. Kuncinya adalah dengan menjauhkan diri dari aktivitas
seksual atau membatasi hubungan seksual dengan hanya satu
orang yang bebas infeksi. Cara yang dapat dilakukan antara lain:
a) Gunakan kondom lateks selama setiap kontak seksua

11
b) Batasi jumlah pasangan seks
c) Hindari hubungan seksual jika pasangan terkena herpes di
daerah genital atau di mana pun
g. Pencegahan Kanker Serviks
a) Hindari bergati pasangan seksual lebih dari satu dan
berhubungan seks dibawah usia 20 karena secara fisik
seluruh organ intim dan yang terkait pada wanita baru
matang pada usia 21 tahun.
b) Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah
berhubungan seksual, dianjurkan untuk melakukan tes
HPV, Pap Smear, atau tes IVA, untuk mendeteksi
keberadaan Human Papilloma Virus (HPV), yang
merupakan biang keladi dari tercetusnya penyakit kanker
serviks.
c) Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau
anak-anak perempuan dan laki-laki yang ingin terbentengi
dari serangan virus HPV, bisa menjalani vaksinasi HPV.
Vaksin HPV dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18.
Dan dapat diberikan mulaidari usia 9-26 tahun, dalam
bentuk suntikan sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan). Dan
biayanya terbilang murah.
d) Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani
gaya hidup sehat (berolahraga)

2.6 Upaya-Upaya Pencegahan Sekunder pada Sistem Reproduksi

Pencegahan sekunder berfokus pada individu yang mengalami masalah


kesehatan atau penyakit, dan individu yang beresiko mengalami komplikasi
atau kondisi yang lebih buruk. Pencegahan sekunder terdiri dari teknik
skrining dan pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan
dengan cara menghindarkan atau menunda akibat yang timbul dari
perkembangan penyakit. Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang

12
mana sasaran utamanya adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau
yang terancam akan menderita penyakit tertentu.
Adapun tujuan pada pencegahan sekunder yaitu diagnosis dini dan
pengobatan yang tepat. Adapun beberapa pengobatan terhadap penyakit
masalah sistem reproduksi dapat melalui obat dan operasi. Pencegahan
sekunder merupakan pencegahan yang dilakaukan pada fase awal patogenik
yang bertujuan untuk:
1. Mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan
penyakit pada tahap ini
2. Mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit bila
penyakit ini merupakan penyakit menular
3. Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan
orang sakit serta untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan
hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.
Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang
terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau
diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat
tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.
Pencegahan sekunder terdiri dari:
1. Diagnosis dini dan pengobatan segera
Contohnya adalah pap smear, merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi
gejala kanker serviks secara dini. Dengan melakukan pemeriksaan pap smear
setiap tahun, jika ditemukan adanya kanker serviks baru pada tahap awal
sehingga kesempatan untuk sembuh lebih besar. Artinya semakin dini
penyakit kanker serviks diketahui maka semakin mudah menanganinya.
Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara mendeteksi
dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan maka segera
dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk memastikan diagnosa seperti
pemeriksaan biopsy, USG atau mamografi atau kolposcopy.Tujuan utama dari
usaha ini adalah:

13
 Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis
penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
 Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
 Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.
Beberapa usaha deteksi dini di antaranya:
a. Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan :
misalnya pemeriksaan darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta
segera memberikan pengobatan
b. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact
person) untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera
diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya
isolasi, desinfeksi dan sebagainya.
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal
gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan.
Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha
pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian
tenaga kesehatannya, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan
itu diberikan.
d. Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk
menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu
masalah kesehatan dan penyakit). Usaha ini merupakan lanjutan dari
usaha Early diagnosis And Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan
dan perawatan yang sempuran agar penderita sembuh kembali dan tidak
cacat ( tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka
dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat
tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan:
a. Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak
dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang
terlambat.

14
b. Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
c. Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
d. Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.
2. Pembatasan ketidakmampuan (disability limitation)
Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak
melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap
penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat
mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau mengalami ketidak
mampuan.
Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap
ini. Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi
mencegah terjadinya infertilitas

2.7 Upaya-Upaya Pencegahan Tersier pada Sistem Reproduksi

Pencegahan tersier dilakukan ketika terjadi kecacatan atau


ketidakmampuan yang permanen dan tidak dapat disembuhkan. Kegiatan ini
ditujukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi yang bertujuan membantu
klien mencapai tingkat fungsi setinggi mungkin, sesuai dengan keterbatasan
yang ada akibat penyakit atau kecacatan.
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama
dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha
rehabilitasi. Menurut Kodim dkk (2004), tujuan dari pencegahan tersier
adalah untuk mencegah komplikasi penyakit dan pengobatan, sesudah gejala
klinis berkembang dan diagnosis sudah ditegakkan. Pencegahan tersier
terhadap penyakit masalah sistem reproduksi dapat dengan melakukan
perawatan pasien hingga sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk
meminimalisir kecacatan akibat masalah tersebut. Pencegahan tersier adalah
Rehabilitasi. contoh: rehabilitasi pada penderita-penderita kanker ovarium,
kanker payudara dan lain sebagaiannya.

15
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang
menjadi cacat, untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang
diperlukan latihan tertentu. Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh
dari penyakit, kadang-kadang malu untuk kembali ke masyarakat. Sering
terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggoota
masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan
diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu
pendidikan kesehatan pada masyarakat. Pada pusat-pusat rehabilitasi misalnya
rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.
Rehabilitasi ini terdiri atas:
1. Rehabilitasi fisik yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan
fisik semaksimal-maksimalnya.
2. Rehabilitasi mental yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri
dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali
bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainankelainan
atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan
bimbingan kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat.
3. Rehabilitasi sosial vokasional yaitu agar bekas penderita menempati
suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang
semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak
mampuannya.
4. Rehabilitasi aesthesis yaitu usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan
untuk mengembalikan rasa keindahan walaupun kadang-kadang fungsi dari
alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan.
Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,
memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk
dapat mengerti dan memahami keadaan mereka (fisik, mental dan
kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuaian
dirinya dalam masyarakat, dalam keadaannya yang sekarang.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan
falsafah pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan yang sekarang ini.

16
Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga
masyarakat, bukan hanya berdasarkan belas kasihan semata-mata, melainkan
juga berdasarkan hak azasinya sebagai manusia.
Dari tingkatan-tingkatan tersebut seharusnya strategi pencegahan
berurutan mulai dari pencegahan primer sampai ke pencegahan tersier. Prinsip
mencegah lebih mudah dan lebih murah daripada mengobati masih menjadi
dasar mengapa pemilihan strategi pencegahan penyakit sebaiknya berurutan
dari primer menuju tersier.

2.8 Exercise, Kegel Exercise, Nutrisi dan Manajemen Stres

1. Exercise
Senam Hamil adalah suatu gerak atau olah tubuh yang
dilaksanakan oleh ibu hamil sehingga ibu tersebut menjadi siap baik fisik
maupun mental untuk menghadapi kehamilan dan persalinannya dengan
aman dan alami.( Hamilton P. ( 1995 )
Tujuan umum senam hamil
 Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat di jaga
kondisi otot-otot dan persediaan yang berperan dalam
mekanisme persalinan
 Mempertinggi kesehatan fisik dan serta pskis serta
kepercayaan diri sendiri dalam menghadapi persalinan.
 Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang
fisiologis
Tujuan khusus senam hamil
a. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot –otot dinding
perut,otot-otot dasar panggul,ligamen,dan jaringan serta fasia
yang berperan dalam mekanisme persalinan
b. Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan
dengan proses persalinan

17
c. Membentuk sikap tubuh yang prima,sehingga dapat membantu
mengatasi keluhan-keluhan,letak janin,dan mengurangi sesak
nafas.
d. Memperoleh cara kontraksi dan relaksasi yang sempurna
e. Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan
f. Dapat mengatur diri dalam ketenangan
2. Kegel Exercise
Senam kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul merupakan
terapi bagi wanita yang tidak mampu mengontrol keluarnya urin. Bagi
wanita yang tidak terlatih otot Panggulnya akan mengalami penurunan
uterus akibat melemahnya atau menipisnya otot Panggul.
Senam kegel adalah latihan kontraksi kecil yang terjadi di dalam
otot dasar panggul yang menguatkan uretra, kandung kemih, rahim, dan
dubur. Nama senam ini diambil dari penemunya Arnold Kegel, seorang
dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di Los Angeles sekitar
tahun 1950- an. Dokter Kegel seringkali melihat pasiennya yang sedang
dalam proses persalinan sering tidak dapat menahan keluarnya air seni
(ngompol).
Timbullah inisiatifnya untuk menemukan latihan agar pasiennya
tidak mengalami hal tersebut. Senam kegel atau senam yang juga disebut
sebagai senam seks ini adalah jenis senam yang sangat baik dilakukan
untuk membantu mengencangkan kembali organ intim kewanitaan. Senam
ini merupakan jenis senam yang sangat bagus dilakukan oleh para ibu-ibu
tertama bagi mereka yang sudah pernah melahirkan.
Wanita yang pernah melahirkan biasanya akan mengalami
pengenduran otot pada bagian panggula bagian bawah dan juga pada
bagian sekitar kewanitaan. Gerakan senam dalam senam kegel membuat
otot-otot di sekitar organ intim wanita akan semakin kembali kencang.
Selain itu gerakan senam kegel tentunya akan membuat seorang
wanita bisa menemukan kembali gairah cinta membara dan menggelora
serasa kembali berbulan madu lagi. Latihan senam kegel atau senam seks

18
biasanya dilakukan sebagai bagian dari latihan aerobik, yaitu sebagai
latihan senam lantai.
Senam ini banyak sekali melibatkan otot-otot pantan, perut,
panggul, dan otot dasar panggul. Tujuan Senam Kegel Tujuan
dilakukannya senam kegel yaitu
a. Untuk melatih atau menguatkan otot-otot dasar panggul (pelvic
floor muscle).
b. Untuk kesehatan hubungan sumi isteri senam ini juga sangat
berguna dalam orgasme wanita.
c. Untuk memperkuat otot-otot saluran kemih (berguna saat
proses persalinan agar tidak terjadi “ngompol”)
d. Memperkuat otot-otot vagina (memuaskan suaminya saat
berhubungan seks.
Manfaat Senam Kegel Senam Kegel awalnya ditujukan untuk
mengatasi inkotinensia (ketidakmampuan menahan pipis) pada wanita.
Inkontinensia bisa timbul paska persalinan atau sebab lainnya. Senam ini
bertujuan untuk melatih atau menguatkan otot-otot dasar panggul (pelvic
floor muscle).
Berikut ini adalah manfaat dari senam kegel untuk para ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas dan ibu-ibu setelah melahirkan. Ibu Hamil Dan
Bersalin
a. Dapat mencegah robeknya perineum
b. Mengurangi kemungkinan masalah urinasi seperti
inkontinensia paska persalinan
c. Mengurangi resiko terkena hemoroids (ambein)
d. Mempermudah proses persalinan (otot kuat dan terkendali)
e. Membantu atau mempercepat penyembuhan luka robekan
perineum (jika ada).
Ibu Setelah Melahirkan Membuat otot-otot di sekitar organ intim
wanita akan semakin kembali kencang. Cara Melakukan Senam Kegel

19
a. Teknik senam Kegel yang paling sederhana dan mudah
dilakukan adalah dengan seolah-olah menahan kencing (pada
wanita dan pria)
b. Kencangkan atau kontraksikan otot seperti menahan kencing,
pertahankan selama 5 detik, kemudian relaksasikan
(kendurkan)
c. Ulangi lagi latihan tersebut setidaknya lima kali berturut-turut
d. Secara bertahap tingkatkan lama menahan kencing 15-20 detik,
lakukanlah secara serial setidaknya 6-12 kali tiap latihan
3. Nutrisi Pada Ibu Hamil
Zat makanan sangat penting bagi ibu hamil karena berfungsi untuk
perkembangan dan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, kebutuhan akan
zat makanan harus selalu terpenuhi didalam tubuh ibu hamil karena janin
memerlukan gizi untuk perkembangan. Menurut Dr. Tina Wardani
Wisesa, kehamilan sangatlah memiliki arti yang sangat penting bagi
kehidupan perempuan karena dapat mempengaruhi kondisi fisiologis dan
kewajiban.
Dijelaskan, dalam masa kini akan terjadi penurunan nafsu makan
akibat faktor fisik maupun pisikis sering muncul diawal kehamilan. Untuk
mengatasi hal tersebut, sebaiknya ibu makan dalam jumlah kecil tetapi
sering. Makanan yang dimakan hendaknya tidak kekurangan dan juga
kelebihan. Namun, yang pasti haruslah banyak mengandung gizi dan
cukup mengandung vitamin dan mineral yang banyak diperlukan didalam
tubuh ibu hamil.
Kebutuhan gizi akan terus meningkat, terutama setelah memasuki
kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin
berlangsung sangat cepat dan berat badan 14 ibu pun naik turun dengan
cepat. Pada dua bulan terakhir kehamilan, otak bayi berkembang sangat
cepat, karena pada periode ini bayi memerlukan gizi untuk pengembangan
otak dan jaringan syaraf.

20
Hal yang harus diperhatikan, meskipun nafsu makan meningkat
yaitu tetap berpegang pada pola makan dengan gizi seimbang dengan
menghindari makanan yang berkalori tinggi. Ada beberapa jenis makanan
yang harus dihindari oleh ibu hamil, karena kemungkinan membawa bibit
penyakit atau parasit tertentu yang bisa membahayakan janin.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan nutrisi ibu
hamil yaitu :
a. Ibu harus makan teratur tiga kali sehari.
b. Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang
terdiri : makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-
buahan dan diusahakan minum susu 1 gelas setiap hari.
c. Menggunakan aneka ragam makanan yang ada.
d. Memilih berbagai macam bahan makanan yang segar.
Kegunaan makanan pada ibu hamil
 Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan.
 Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan
untuk sang ibu sendiri.
 Agar luka-luka persalinan cepat sembuh.
 Guna untuk mengadakan cadangan untuk masa laktasi.
4. Stress Management
Stress adalah suatu kondisi normal pada waktu menghadapi
perubahan dan ancaman dengan respon yang dapat adaptive. Stress
melibatkan perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat dialami sebagai
baik sebagai anxiousness (distress) atau pleasure (eustress). Tugas dari
tiap orang untuk menemukan nilai optimum dari stress stimulation, yang
menyegarkan dan energizing, dan dengan tetap mempertahankan tingkatan
relaksasi. Tiap orang harus juga mencari keseimbangan antara periode
stress dan ketenangan diri. Stress management 15 adalah usaha seseorang
untuk mencari cara yang paling sesuai dengan kondisinya untuk
mengurangi stress yang terjadi dalam dirinya.

21
Ada beberapa strategi atau metode untuk mengurangi stress.
Diantaranya adalah muscle relaxation exercises, meditational breathing,
suntikan pereda stress, dan prioritizing. Bagaimanapun juga, tidak semua
pendekatan untuk stress management ditujukan untuk mengurangi stress.
Jadi, semuanya tergantung dari kondisi masing-masing individu,
tingkatan stress yang ada dan kejadian yang melatarbelakangi stress-nya.
Dalam menghadapi stress, individu akan memberikan respon yang
berbeda-beda untuk mengatasinya. Dewasa ini proses ‘coping’ terhadap
stress menjadi pedoman untuk mengerti reaksi stress. Secara umum, stress
dapat diatasi dengan melakukan transaksi dengan lingkungan dimana
hubungan ini merupakan suatu proses yang dinamis.

5. Personal Hygiene

Personal hygiene merupakan pengetahuan, sikap, dan tindakan


proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit dan
melindungi diri dari ancaman penyakit. Hygiene genitalia pada wanita
merupakan suatu tindakan atau cara perawatan individu untuk memelihara
kebersihan dan menjaga kesehatan organ reproduksinya dalam upaya
mencapai kesejahteraan fisik dan psikisnya (Potter & Perry, 2006).
Tujuan hygiene pada alat reproduksi eksternal adalah untuk
menjaga kesehatan dan kebersihan vagina, membersihkan bekas keringat
dan bakteri yang ada di sekitar vulva dan luar vagina, mempertahankan
pH derajat keasaman vagina normal yaitu 3,5 sampai 4,5, mencegah
rangsangan tumbuhnya jamur, bakteri, dan protozoa, mencegah
munculnya keputihan dan penyakit reproduksi lainnya. Manfaat personal
hygiene pada alat reproduksi wanita untuk menjaga vagina dan daerah
sekitarnya tetap bersih dan nyaman, mencegah timbulnya keputihan, bau
tidak sedap, dan gatal-gatal (Wijayanti, 2009).

Indikator hygiene genitalia


a. Menjaga kebersihan alat kelamin luar

22
 Selalu menjaga kebersihan alat kelamin luar dengan cara mencukur
dan memotong rambut vagina yang terlampau tebal, karena disana
tempat tersembunyi kuman.
 Produk kosmetik pembersih dan pengharum vagina seharusnya tidak
digunakan karena jika digunakan sembarangan dapat membahayakan
kuman lactobacillus. Kuman ini berfungsi menjaga keasaman vagina
tetap pada pH 3,5 – 4,5. Dalam keadaan asam, vagina bisa
membersihkan diri secara alami dan melawan kumankuman abnormal.
 Hindari memakai bedak talk di sekitar vagina, tisu harum, atau tisu
toilet. Hal tersebut membuat vagina kerap iritasi karena jika tisu yang
digunakan untuk membersihkan vagina tertinggal maka dapat menjadi
benda asing yang mengakibatkan keputihan.
 Biasakan cebok setelah buang air. Untuk mencebok kelamin dari
depan ke arah belakang dan tidak menyentuh anus, dan mencebok
anus yang benar yaitu mencebok ke arah belakang, dan tidak
menyentuh kelamin. Ini akan menghindari masuknya kuman dari anus
ke kelamin.
b. Penggunaan celana dalam yang benar
 Gunakan celana dalam yang bahannya dari katun agar menyerap
keringat, hindari penggunaan bahan celana yang terbuat dari nilon atau
strait, dan jangan menggunakan celana dalam yang basah.
 Jangan memakai celana yang terlalu ketat, karena bisa menimbulkan
gesekan sehingga keadaan di sekitar menjadi panas dan lembab.
 Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari.
c. Menghindari tertularnya PMS
 Bila sudah melakukan hubungan seksual, biasakan membersihkan alat
kelamin sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
 Perhatikan kebersihan lingkungan. Keputihan juga bisa muncul lewat
air yang tidak bersih.
 Tidak tukar-menukar celana dalam dan handuk.

23
Faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene genitalia menurut
Potter & perry (2006) sebagai berikut :
a. Citra tubuh (body image)
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Citra tubuh ini mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene.
b. Status sosio ekonomi
Sumber daya seseorang yang mempengaruhi jenis dan tingkat
praktik kebersihan yang digunakan. Status sosio ekonomi yang rendah
akan mempengaruhi rendahnya tingkat personal hygiene karena
keterbatasan dalam pemenuhan peralatan kebersihan tubuh serta sarana
kebersihan.
c. Kondisi fisik
Seseorang yang menderita penyakit tertentu (misalnya kanker
tahap lanjut) atau yang menjalani operasi seringkali sulit untuk
melakukan praktik personal hygiene dengan baik akibat dari
keterbatasan fisik sehingga mengakibatkan kebersihan diri yang kurang
terjaga dengan baik.
d. Pengetahuan
Pengetahuan adalah salah satu faktor predisposing terbentuknya
perilaku pada remaja, yaitu faktor yang memotivasi. Faktor ini berasal
dari dalam diri seorang remaja yang menjadi alasan atau motivasi.
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik hygiene (Mokodongan, 2015).

24
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Reproduksi adalah salah satu dari sekian banyak ciri makhluk hidup.
Ini adalah proses saat makhluk hidup bisa menghasilkan keturunan dengan
tujuan supaya tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya.
Maka dari itu untuk menjaga kesehatan reproduksi ada beberapa upaya
yang bisa dilakukan diantaranya adalah upaya pencegahan secara
primer ,sekunder, dan tersier.
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat
menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi.
Pencegahan primer juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap
terjadinya suatu penyakit pada seseorang dengan faktor risiko
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran
utamanya adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam
akan menderita penyakit tertentu.
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan
utama dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha
rehabilitasi.

3.2 Saran

Kami harap pembaca membaca makalah ini sampai selesai agar dapat
memperoleh pengetahuan dan ilmu baru serta memahami lebih baik lagi
terutama tentang upaya-upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier pada
sistem reproduksi.

25
DAFTAR PUSTAKA
Novia Shinta. (2022). Makalah Upaya Pencegahan Primer, Sekunder, Dan
Tersier Pada Sistem Reproduksi. https://pdfcoffee.com/makalah-upaya-
pencegahan-primer-sekunder-dan-tersier-pada-sistem-reproduksi-5-pdf-
free.html. Akses: 17 September 2022

dr.RizalFadli.(2022).Reproduksi. https://www.halodoc.com/kesehatan/reproduksi.
Akses: 18 September 2022

Bimo Wijoseno. (2011). Prokreasi, Institusi, dan Rekreasi.


https://intisari.grid.id/amp/03114116/prokreasi-institusi-dan-rekreasi.
Akses: 18 September 2022

Bocah Indonesia. (2022). 7 Hormon Reproduksi Pada Wanita dan Pria.


https://bocahindonesia.com/hormon-reproduksi-pria-wanita/. Akses: 18
September 2022

N.K Satryaning Ayu. (2018). Hygiene Genitalia Wanita.


http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1072/3/BAB%20II.pdf. Akses:
18 September 2022

26

Anda mungkin juga menyukai