DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 (KELAS III C KEPERAWATAN)
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, dengan membuka pintu hati dan pikiran penulis sehingga penulisan
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca maupun
penulis. Dalam pembuatan makalah ini penulis telah banyak dibantu oleh berbagai
pihak dan pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dorongan moril dan materil
kepada penulis.
2. Bapak Ns. Sari Indah Kesuma, M.Kep selaku dosen pembimbing mata
3. Serta semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa penulis sebutkan
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang
bersifat membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi nantinya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PENUTUP
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
oleh masyarakat kita saat ini. Semakin maju teknologi di bidang kedokteran semakin
banyak pula macam penyakit yang mendera masyarakat. Hal ini tentu saja di
pengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri. Semenjak umat manusia
menghuni planet bumi ini sebenarnya mereka sudah sering kali menghadapi masalah
kesehatan serta bahaya kematian yang disebabkan oleh faktor lingkungan hidup yang
ada di sekitar mereka. Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar
dapat kemampuan yang melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai
bila masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk
yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat. Upaya kesehatan Ibu
dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak
situasi gawat darurat dari aspek nonklinis terkait kehamilan dan persalinan. Sistem
1
kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk
sejahtera fisik, mental maupun sosial dan bukan sekedar terbebas dari penyakit atau
menyangkut proses, fungsi dan sistim reproduksi pada seluruh tahap kehidupan.
Kanker atau keganasan adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan dan
yang disebabkan pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh tidak normal (tumbuh sangat
Sunaryati merupakan penyakit yang ditandai pembelahan sel tidak terkendali dan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel
Kanker atau tumor ganas terjadi akibat adanya pertumbuhan sel-sel jaringan
tubuh yang tidak normal, disebabkan neoplasia, displasia, dan hiperplasia. Neoplasia
adalah kondisi sel yang terdapat pada jaringan berproliferasi secara tidak normal dan
2
invasif, dysplasia yaitu kondisi sel yang tidak berkembang normal dengan indikasi
adanya perubahan pada nucleus (inti sel), hyperplasia merupakan kondisi sel normal
penyakit yang disebabkan pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak
Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut,
yaitu :
1.3 TUJUAN
Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang upaya pencegahan primer, sekunder dan tersier pada sistem
reproduksi. Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan upaya pencegahan primer pada
sistem reproduksi.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan upaya pencegahan tersier pada
sistem reproduksi.
3
1.4 MANFAAT
reproduksi.
reproduksi.
reproduksi.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer
juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada
seseorang dengan faktor risiko. Tahap pencegahan primer diterapkan dalam fase
prepathogenesis yaitu pada keadaan dimana proses penyakit belum terjadi atau belum
mulai (Prabowo, 2019). Dalam fase ini meskipun proses penyakit belum mulai tapi
ketiga faktor utama untuk terjadinya penyakit, yaitu agent, host dan environment
yang membentuk konsep segitiga epidemiologi selalu akan berinteraksi yang satu
penyakit dan masuk kedalam fase pathogenesis. Untuk pencegahan primer masalah
1. PADA PRIA
A. PROMOSI KESEHATAN
Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promosi kesehatan oleh para ahli
hal ini dikarenakan makna yang terkandung dalam istilah Promotion Of Health disini
olahraga teratur, dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat, tidak terserang
5
penyakit. Namun demikian, bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada
tentang Promotion Of Health menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dan
pendidikan kesehatan (Health Education) kepada individu dan masyarakat. Usaha ini
2019).
diantaranya :
6
B. SPESIFIC PROTECTION
umum yang dapat dilakukan pria, untuk mencegah terjadinya masalah dalam sistem
reproduksi. Berikut ini cara yang dapat dilakukan mencegah dan melindungi system
psikis.
2. PADA WANITA
Pada wanita, pencegahan primer yang dapat dilakukan adalah dengan promosi
seks bebas kanker serviks, dan sebagainya (Febriana, 2018). Untuk specific
7
A. PENCEGAHAN HIV
Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV kedalam tubuh ialah melalui
hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang
terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode
perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang
Pencegahan untuk mengurangi terjadi HIV/AIDS adalah dengan teknik yaitu A-B-C.
sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya. C (Condom) jika cara
menghindarkan diri dari faktor risiko serta melakukan pola hidup sehat. Termasuk
b. Membersihkan diri setelah buang air kecil atau buang air besar dengan air
c. Hindari penggunaan bahan kima atau parfum yang biasanya terdapat pada
8
e. Jangan mengusap area vagina terlalu keras saat membersihkannya.
D. PENCEGAHAN GONORRHEA
b. Hindari kontak seksual dengan beberapa orang yang memiliki resiko penyakit
c. Obati sedini mungkin patner yang sudah terkena infeksi atau pastikan patner
E. PENCEGAHAN SIFILIS
Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat dicegah dengan
kondom.
9
F. PENCEGAHAN HERPES GENITALIS
Cara untuk mencegah herpes genital adalah sama dengan yang untuk
terinfeksi dengan HSV, yang sangat menular, pada waktu lesiada. Cara terbaik untuk
mencegah infeksi adalah menjauhkan diri dari aktivitas seksual atau membatasi
hubungan seksual dengan hanya satu orang yang bebas infeksi. Cara yang dapat
a. Gunakan atau pasangan anda gunakan sebuah kondom lateks selama setiap
kontak seksual.
a. Bila mungkin, hindari faktor resiko yaitu bergati pasangan seksual lebih dari
satu dan berhubungan seks dibawah usia 20 karena secara fisik seluruh organ
intim dan yang terkait pada wanita baru matang pada usia 21 tahun.
b. Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah berhubungan
seksual, dianjurkan untuk melakukan tes HPV, Pap Smear, atau tes IVA,
c. Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau anak-anak perempuan
dan laki-laki yang ingin terbentengi dari serangan virus HPV, bisa menjalani
vaksinasi HPV. Vaksin HPV dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18.
Dan dapat diberikan mulai dari usia 9-26 tahun, dalam bentuk suntikan
10
sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan). Dan biayanya pun terbilang murah.
d. Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani gaya hidup sehat
(berolahraga).
adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita
penyakit tertentu. Adapun tujuan pada pencegahan sekunder yaitu diagnosis dini dan
penyakit masalah sistem reproduksi dapat melalui obat dan operasi. Pencegahan
sekunder merupakan pencegahan yang dilakukan pada fase awal patogenik yang
bertujuan untuk :
Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati
11
A. DIAGNOSIS DINI DAN PENGOBATAN SEGERA
gejala kanker serviks secara dini. Dengan melakukan pemeriksaan papsmear setiap
tahun, jika ditemukan adanya kanker serviks baru pada tahap awal sehingga
kesempatan untuk sembuh lebih besar. Artinya semakin dini penyakit kanker serviks
IVA, sadari sebagai cara mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini
diagnose seperti pemeriksaan biopsy, USG atau mamografi atau kolposcopy. Tujuan
memberikan pengobatan.
12
f. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala
penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu
masalah kesehatan dan penyakit). Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha
perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat
(tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar
kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh yang cacat
menyebabkan :
1. Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat sembuh
13
pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari
Menurut Kodim dkk (2004), tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah
komplikasi penyakit dan pengobatan, sesudah gejala klinis berkembang dan diagnosis
dapat dengan melakukan perawatan pasien hingga sembuh serta melakukan terapi-
kanker payudara dan lain sebagaiannya. Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu,
Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang
malu untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau
menerima mereka sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas
pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi
14
a. Rehabilitasi fisik
maksimalnya.
b. Rehabilitasi mental
perorangan dan social secara memuaskan. Sering kali bersamaan dengan terjadinya
cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental. Untuk hal ini
masyarakat.
d. Rehabilitasi aesthesis
keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuh yaitu sendiri tidak dapat
memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat
dalam keadaannya yang sekarang. Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat
adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan yang
sekarang ini. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga
15
masyarakat, bukan hanya berdasarkan belas kasihan semata-mata, melainkan. Juga
pencegahan tersier. Prinsip mencegah lebih mudah dan lebih murah dari pada
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
primer, sekunder dan tersier dalam sistem reproduksi dapat disimpulkan bahwa
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer
juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada
seseorang dengan faktor risiko. Tahap pencegahan primer diterapkan dalam fase
prepathogenesis yaitu pada keadaan dimana proses penyakit belum terjadi atau belum
adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita
penyakit tertentu. Adapun tujuan pada pencegahan sekunder yaitu diagnosis dini dan
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari
Menurut Kodim dkk (2004), tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah
komplikasi penyakit dan pengobatan, sesudah gejala klinis berkembang dan diagnosis
dapat dengan melakukan perawatan pasien hingga sembuh serta melakukan terapi-
17
adalah Rehabilitasi, contoh:rehabilitasi pada penderita-penderita kanker ovarium,
kanker payudara dan lain sebagaiannya. Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu,
3.2 SARAN
pencegahan primer, sekunder dan tersier dalam sistem reproduksi. Menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber dan
18
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, lilik marifatul. 2019. Keperawatan Maternitas (aplikasi praktik klinik) edisi
Ernawati ,dkk. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans
Info Media.
Keliat, B.A. 2018. Proses keperawatan kesehatan Maternitas :Edisi 2. Jakarta : EGC
Stuart, G. W. 2020. Buku Saku Keperawatan Maternitas Edisi 5. Alih bahasa. Jakarta
: EGC
19