OLEH :
KELOMPOK VI
DOSEN PEMBIMBING
Ns. Lili Fajria, S.Kep, M, Biomed
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan Kanker Payudara”.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang terlibat sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga
bimbingan, bantuan dan petunjuk yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah
SWT. Amiin ya rabbal ‘alamin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna. Oleh karena itu, penulis
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dan mengarahkan kepada
perbaikan. Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pikiran untuk perkembangan
pendidikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis Penyakit Carsinoma Mammae............................................. 3
2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Payudara ............................................................. 3
2.1.2 Defenisi Carsinoma Mammae ................................................................. 4
2.1.3 Etiologi .................................................................................................... 5
2.1.4 Manifestasi Klinis ................................................................................... 5
2.1.5 Stadium, Sistem TNM, dan Jalur Penyebaran ........................................ 9
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik ................................................. 10
2.1.7 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan .............................................. 11
2.1.8 Komplikasi .............................................................................................. 12
2.1.9 WOC (Terlampir)
2.2 Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan Carsinoma Mammae
2.2.1 Pengkajian ............................................................................................... 13
2.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang .................................................................. 13
2.2.3 Riwayat Kesehatan Dahulu ..................................................................... 13
2.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga .................................................................. 13
2.2.5 Pemeriksaan Fisik ................................................................................... 13
2.2.6 Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon .................................................. 14
2.2.7 Perumusan Diagnosa NANDA, NOC dan NIC ...................................... 16
BAB III : KASUS
3.1 Pengkajian Data Klinis ..................................................................................... 21
3.2 Riwayat Kesehatan ........................................................................................... 21
3.3 Pemeriksaan Fisik ............................................................................................ 22
3.4 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................... 24
3
3.5 Terapi Obat ....................................................................................................... 24
3.6 Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon ........................................................... 25
3.7 Perumusan Diagnosa NANDA, NOC dan NIC ............................................... 28
BAB IV : ANALISA DATA
4.1 Analisa Data ..................................................................................................... 32
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 33
5.2 Saran ................................................................................................................. 33
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 34
LAMPIRAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakekatnya keperawatan memandang manusia sebagai makhluk
yang unik secara biopsikososio spiritual dan kultural. Dan sebagai makhluk
biologis, manusia yang tersusun dari berbagai sistem dan fungsi organ telah
diciptakan begitu sempurna. Organ-organ yang ada dalam tubuh diharapkan
dapat berfungsi dengan baik. Organ tersebut akan mempengaruhi tubuh secara
keseluruhan, termasuk jika salah satu organ kurang atau tidak dapat berfungsi
seperti biasanya.
Dan sejalan dengan hal tersebut, pelayanan kesehatan dan keperawatan
di rumah sakit juga mengalami perkembangan akibat meningkatnya tuntutan
kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang prima, apalagi dengan adanya
pergeseran-pergeseran nilai budaya yang menyebabkan perubahan pada pola
hidup yang berdampak terhadap munculnya berbagai jenis penyakit, termasuk
carcinoma mammae (kanker payudara).
Kanker payudara merupakan salah satu kanker berbahaya yang sudah
banyak menimbulkan korban. Di Indonesia kanker payudara menduduki
peringkat kedua setelah kanker leher rahim yang paling banyak menyerang
wanita Indonesia. Kanker payudara merupakan penyebab kematian nomor dua
untuk perempuan di Indonesia. Padahal,kanker payudara adalah salah satu
jenis kanker yang dapat dideteksi dini. Namun, tingkat kesadaran masyarakat
yang rendah menyebabkan tingginya tingkat stadium pasien kanker payudara
di Indonesia. Insiden kanker payudara pada dekade terakhir memperlihatkan
kecenderungan meningkat. Tingginya angka kejadian ini yang menuntut
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat untuk memberikan asuhan
perawatan yang prima untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih buruk
terhadap klien.
1
1.1 Tujuan
1.1.1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep umum dari kanker payudara
1.1.2 Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan
kanker payudara
1.1.3 Mahasiswa mampu menganalisa kondisi yang terjadi pada pasien kanker
payudara dengan teori yang telah didapat.
2
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Landasan Teoritis Penyakit Carcinoma Mammae
2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Payudara
2.1.1.1 Anatomi Payudara
3
Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n.
interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri diurus saraf simpatik. Ada
beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis
dan mati rasa pasca bedah, yakni n. intercostalis dan n. kutaneus brakius
medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan
atas.
Penyaliran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian
lagi ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan
adapula penyaliran yang ke kelenjar interpectoralis. Pada aksila terdapat rata-
rata 50 buah kelenjar getah bening yang berada disepanjang arteri dan vena
brakialis.
Jalur limfe lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain
menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke
aksila kontralateral, ke m. rectus abdominis lewat ligamentum falsiparum
hepatis ke hati, pleura dan payudara kontralateral.
2.1.1.2 Fisiologi Payudara
Payudara merupakan kelenjar tubuloalveolar yang bercabang-cabang,
terdiri atas 15-20 lobus yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lemak. Tiap
lobus mempunyai duktus ekskretorius masing-masing yang akan bermuara
pada puting susu, disebut duktus laktiferus, yang dilapisi epitel kuboid selapis
yang rendah, lalu ke duktus alveolaris yang dilapisi epitel kuboid berlapis,
kemudian bermuara ke duktus laktiferus yang berakhir pada putting susu.
Ada 3 hal fisiologik yang mempengaruhi payudara, yaitu :
a) Pertumbuhan dan involusi berhubungan dengan usia
b) Pertumbuhan berhubungan dengan siklus haid
c) Perubahan karena kehamilan dan laktasi.
4
Ca mammae adalah sel mammaeyang mengalami proliferasi dan
diferensiasi abnormal serta tumbuh secara otonom, menyebabkan infiltrasi ke
jaringan sekitar sambil merusak dan menyebar ke bagian tubuh lain.
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara
yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk
benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker
bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada
kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel
kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik
T, 2005)
2.1.3 Etiologi
Sebagian besar kanker payudara terjadi tanpa penyebab yang jelas,
walaupun diketahui terdapat beberapa factor predisposisi, yaitu :
a. Paparan estrogen : terutama apabila tidak ditandingi oleh progesterone,
menjelaskan hubungan kanker payudara dengan menstruasi yang mulai
pada usia lebih muda, menopausue yang terlambat dan nuliparitas.
b. Riwayat keluarga dan pribadi : 10% dari kanker payudara ditentukan secara
genetis dalam kaitannya dengan gen BRCA-2, p53, dan A-T. adanya
riwayat kanker payudara, endometrium, atau kanker ovarium
mengindikasikan adanya peningkatan resiko yang ditentukan secara
genetik. Adanya riwayat penyakit payudara jinak dan radiasi dada juga
merupakan faktor risiko.
c. Konsumsi lemak tinggi dan status sosio ekonomi.
2.1.4 Manifestasi Klinis
1. Tanda Dini
a. Benjolan tunggal tanpa yang agak keras dengan batas kurang jelas
b. Benjolan biasanya terjadi pada mammae sebelah kiri bagian
kuadran lateral atas
c. Kelainan mammografi tanpa kelainan pada palpasi
5
2. Tanda Lama
6
b) Klasifikasi Stadium TNM (PERABOI,2003)
T = ukuran primer tumor.
Ukuran T secara klinis, radiologis, dan mikroskopis adalah
sama. Nilai T dalam cm, nilai paling kecil dibulatkan ke
angka 0,1 cm.
Tx : Tumor primer tidak dapat dnilai.
To : Tidak terdapat tumor primer.
Tis : Karsinoma in situ.
Tis(DCIS): Ductal Carcinoma In Situ.
Tis(LCIS): Lobular Carcinoma In Situ.
Tis(Paget’s): Penyakit Paget pada putting tanpa adanya tumor.
Catatan : Penyakit Paget dengan adanya tumor dikelompokkan
sesuai dengan ukurantumornya.
T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2cm atau
kurang.
T1mic : Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang.
T1a : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm.
T1b : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm.
T1c : Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm.
T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 cm
sampai 5 cm.
T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm.
T4 : Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke
dinding dada atau kulit.
T4a : Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis.
T4b : Edema (termasuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit pada
kulit yang terbatas pada 1 payudara.
T4c : Mencakup kedua hal di atas.
T4d : Metastasis karsinomatosa.
N = kelenjar getah bening regional.
7
Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya).
N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.
N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yang mobil.
N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir,
berkonglomerasi, atau adanya pembesaran kgb ke
mamaria interna ipsilateral (klinis) tanpa adanya
metastasis ke kgb aksila.
N2a : Metastasis pada kgb aksila terfiksir atau
berkonglomerasi atau melekat ke struktur lain.
N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral
secara klinis dan tidak terdapat metastasis pada kgb aksila.
N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan
atau tanpa metastasis kgb aksila atau klinis terdapat
metastasis pada kgb aksila; atau metastasis pada kgb
supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa metastasis
pada kgb aksila/mamaria interna.
N3a : Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral.
N3b : Metastasis ke kgb mamaria interna dan kgb aksila.
N3c : Metastasis ke kgb supraklavikula.
Catatan : Terdeteksi secara klinis; terdeteksi dengan pemeriksaan
fisik atau secara imaging (di luar limfoscintigrafi).
M = metastasis jauh.
Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai.
M0 : Tidak terdapat metastasis jauh.
M1 : Terdapat metastasis jauh.
c) Jalur Penyebaran
Invasi lokal
Kanker mammae sebagian besar timbul dari epitel duktus
kelenjar. Tumor pada mulanya menjalar dalam duktus, lalu
8
menginvasi dinding duktus dan ke sekitarnya, ke anterior mengenai
kulit, posterior ke otot pektoralis hingga ke dinding toraks.
Metastasis kelenjar limfe regional
Metastasis tersering karsinoma mammae adalah ke kelenjar
limfe aksilar. Data di China menunjukkan: mendekati 60% pasien
kanker mammae pada konsultasi awal menderita metastasis
kelenjar limfe aksilar. Semakin lanjut stadiumnya, diferensiasi sel
kanker makin buruk, angka metastasis makin tinggi. Kelenjar
limfe mammaria interna juga merupakan jalur metastasis yang
penting. Menurut observasi klinik patologik, bila tumor di sisi medial
dan kelenjar limfe aksilar positif, angka metastasis kelenjar limfe
mammaria interna adalah 50%; jika kelenjar limfe aksilar
negative, angka metastasis adalah 15%. Karena vasa limfatik dalam
kelenjar mammae saling beranastomosis, ada sebagian lesi
walaupun terletak di sisi lateral, juga mungkin bermetastasis ke
kelenjar limfe mammaria interna. Metastasis di kelenjar limfe
aksilar maupun kelenjar limfe mammaria interna dapat lebih lanjut
bermetastasis ke kelenjar limfe supraklavikular.
Metastasis hematogen
Sel kanker dapat melalui saluran limfatik akhirnya masuk ke
pembuluh darah, juga dapat langsung menginvasi masuk pembuluh
darah (melalui vena kava atau sistem vena interkostal-vertebral)
hingga timbul metastasis hematogen. Hasil autopsy menunjukkan
lokasi tersering metastasis adalah paru, tulang, hati, pleura, dan
adrenal.
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Pemeriksaan ini harus dilakukan setiap bulan oleh semua wanita
berusia mulai dari 20 tahun. Pemeriksaan ini meliputi inspeksi dan
palpasi payudara pada posisi berdiri dan berbaring. Pemeriksaan yang
9
cermat akan memakan waktu 20 sampai 30 menit. Komponen
pemeriksaan ini meliputi inspeksi payudara didepan cermin, palpasi
seluruh area payudara menggunakan bantalan jari dengan tekanan
berbeda-beda, dalam pola yang spesifik dan gerakkan yang sesuai denga
pola tersebut.
2. Mammografi
Pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara,
hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker pada wanita yang tidak
menunjukkan gejala.
3. Ultrasonografi
Biasanya digunakanuntuk membedakan tumor sulit dengan kista
4. CT-Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carcinoma payudara
pada organ lain.
5. Sistologi Biopsi Aspirasi Jarum Halus
6. Pemeriksaan Hematologi
Dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran
darah dengan sedimental dan sentrifugis darah.
2.1.7 Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
1. Pengobatan Lokal Ca Mammae
1) Bedah Kuratif
Bedah kuratif didasarkan pada stadium kilinis ca mammae,
karakteristik histologik tumor, pertimbangan lain seperti umur dan
status kesehatan. Pada kuratif terdiri dari bedah radikal (halsted),
bedah radikal yang diubah (patey), dan bedah konservatif meliputi
eksisi luas, diseksi aksila dan penyinaran
2) Bedah Paliatif
10
3) Radioterapi
Radioterapi pada kanker mammae basanya digunakan pada
terapi kuratif dengan mempertahankan mammae dan sebagai terapi
tambahan atau terapi paliatif.
2. Pengobatan Sistemik Ca Mammae
1) Kemoterapi
Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila
ada penyebaran secara sistemik dan juga sebagai terapi ajuvan.
Kemoterapi diberikan pada klien yang ditemukan metastasis disebuah
atau beberapa kelenjar pada pemeriksaan histologi pasca bedah
mastektomi. Tujuananya adalah untuk menghancurkan mikrometastasi
didalam tubuh.
2) Terapi Hormonal
Biasanya diberikan sebelum kemoterapi, karena efek terapinya
lebih lama dan efek sampingnya kurang, tetapi tidak semua kanker
mammae peka terhadap terapi hormonal. Terapi estrogen bloker
diresepkan apabila pada tubuh tersebut reseptor estrogennya positif,
artinya pertumbuhan tumor distimulasi oleh estrogen. Contoh estrogen
adalah Tamoxifen (Nolvadex), Ralaxifene (Evista).
3) Imunoterapi
Trstuzumab (herceptin), terapi antibody monoklonal pertama
yang di rekomendasikan untuk karsinoma mammae. Beberapa tumor
menghasilkan protein HER-2 secara berlebihan. Trstuzumab
menghambat efek protein merangsang pertumbuhan sel kanker.
2.1.8 Komplikasi
1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darah
kapiler (penyebaran limfogen dan hematogen), penyebaran hematogen
dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sumsum tulang, otak dan
saraf.
11
2. Gangguan neurovaskuler
3. Fibrosis payudara
2.1.9 WOC (Terlampir)
12
2.2 Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan Carsinoma Mammae
2.2.1 Pengkajian
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Suku/Bangsa :
Agama :
Tanggal Masuk :
No. Rekam Medis :
2.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak dan nyeri.
2.2.3 Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian
dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
2.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker
serviks.
2.2.5 Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat
dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital
dibagian posterior.
13
2. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu
berminyak.
3. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
5. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
6. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
8. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling,
ulserasi atau tanda-tanda radang.
9. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
10. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
14
5. Kognitif dan Persepsi
Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
6. Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
7. Persepsi dan Konsep Diri
Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan
akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan
kehilangan haknya sebagai wanita normal.
8. Peran dan Hubungan
Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam
melakukan perannya dalam berinteraksi social.
9. Reproduksi dan Seksual
Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada
tingkat kepuasan.
10. Koping dan Toleransi Stress
Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan
keputus asaan.
11. Nilai dan Keyakinan
Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan
lapang dada.
15
2.2.7 Perumusan Diagnosa NANDA, NOC, dan NIC
NANDA NOC NIC
Nyeri (kronik) b.d proses penyakit Kontrol nyeri Manajemen nyeri
(penekanan/kerusakan jaringan Definisi : Tindakan pribadi untuk Definisi :
syaraf, infiltrasi sistem suplay mengontrol nyeri. Penanggulangan nyeri atau penurunan
syaraf, obstruksi jalur syaraf, Indikator: nyeri sampai tingkat kenyamanan yang
inflamasi), Mengenali faktor penyebab dapat diterima oleh pasien.
Defenisi : Pengalaman emosional Mengenali onset (lamanya sakit) Aktivitas :
dan sensori yang tidak Menggunakan metode - Lakukan pengkajian nyeri secara
menyenangkan yang muncul dari pencegahan komprehensif termasuk lokasi
kerusakan jaringan secara aktual Menggunakan metode karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan potensial atau menunjukkan nonanalgetik untuk dan factor presipitasi
adanya kerusakan mengurangi nyeri - Observasi reaksi non verbal dari
Menggunakan analgetik sesuai ketidaknyamanan
Batasan karakteristik : kebutuhan - Gunakan teknik komunikasi terapeutik
- Anorexia Mencari bantuan tenaga kesehatan untuk mengetahui pengalaman nyeri
- Perubahan pola tidur pasien
Melaporkan gejala pada tenaga
- Fatigue - Kaji budaya yang mempengaruhi
kesehatan
- Gangguan interaksi social respion nyeri
Menggunakan sumber-sumber
- Ekspresi verbal tentang nyeri
yang tersedia
Pemberian Analgesic
Mengenali gejala-gejala nyeri
Defenisi: menggunakan agen farmakologi
Mencatat pengalaman nyeri untuk mengurangi nyeri
sebelumnya Aktifitas:
Melaporkan nyeri sudah - Tentukan lokasi, karakteristik, mutu,
terkontrol dan intensitas nyeri sebelum mengobati
pasien
- Periksa order/pesanan medis untuk
obat, dosis, dan frekuensi yang
16
Tingkat nyeri ditentukan analgesic
Defenisi : Seberapa besar seseorang - Cek riwayat alergi obat
melaporan dan mendemontrasian nyeri - Tentukan analgesic yang cocok, rute
Indikator: pemberian dan dosis optimal.
melaporkan adanya nyeri - Utamakan pemberian secara IV
luas bagian tubuh yang dibanding IM sebagai lokasi
terpengaruh penyuntikan, jika mungkin
frekuensi nyeri - Monitor TTV sebelum dan sesudah
panjangnya episode nyeri pemberian obat narkotik dengan dosis
pernyataan nyeri pertama atau jika ada catatan luar biasa.
ekspresi nyeri pada wajah - Cek pemberian analgesic selama 24 jam
untuk mencegah terjadinya puncak
posisi tubuh protektif
nyeri tanpa rasa sakit, terutama dengan
nyeri yang menjengkelkan
- Evaluasi efektivitas analgesic pada
interval tertentu, terutama setelah dosis
awal, pengamatan juga diakukan
melihat adanya tanda dan gejala buruk
atau tidak menguntungkan (
berhubungan dengan pernapasan,
depresi, mual muntah, mulut kering dan
konstipasi)
- Dokumentasikan respon pasien tentang
analgesic, catat efek yang merugikan
Resiko tinggi terhadap infeksi b.d Pengetahuan :Kontrol infeksi Pengontrolan infeksi
jaringan trauma, kulit rusak, Definisi : meminimalisir/ mengurangi Definisi: meminimalkan mendapatkan
prosedur invasif, lamanya perpindahan agen-agen penyebab infeksi dan transmisi agen infeksi.
penyembuhan luka pada pasien DM infeksi (bakteri, mikroba dan lain-lain)
Definisi : peningkatan resiko
17
masuknya orgaanisme patogen. Indikator: Aktivitas :
Mendeskripsikan tanda-tanda dan gejala - Ciptakan lingkungan ( alat-alat,
Mendeskripsikan tampilan prosedur- berbeden dan lainnya) yang nyaman
prosedur dan bersih terutama setelah digunakan
Mendeskripsikan aktivitas-aktivitas oleh pasien
meningkatkan daya tahan terhadap - Gunakan alat-alat yang baru dan
infeksi berbeda setiap akan melakukan
Mendeskripsikan cara pengobatan tindakan keperawatan ke pasien
untuk diagnosa - Tempatkan pasien yang harus diisolasi
Mendeskripsikan tingkat yang sesuai dengan kondisi pasien
keberhasilan diagnose infeksi
Kontrol resiko Proteksi infeksi
Indikator: Definisi : menghindari dan mendeteksi
Mengetahui resiko secara dini adanya resiko infeksi pada
Memperhatikan factor resiko pasien.
lingkungan Aktivitas :
Perhatikan factor resiko perilaku - Monitor tanda-tanda dan gejala sistemik
individu dan local dari infeksi.
- Monitor daerah yang mudah terinfeksi.
Kembangkan strategi pengawasan
- Monitor jumlah granulosit, WBC, dan
factor resiko yang efektif
perbedaan nilai.
Tentukan strategi kontrol resiko
- Ikuti kewaspadaan neutropenic.
yang dibutuhkan
- Batasi pengunjung.
Menjalankan strategi
- Pertahankan teknik asepsis untuk pasien
Mengikuti strategi yang dipilih yang berisiko.
Mengubah gaya hidup untuk - Inspeksi kulit dan membran mukosa
mengurangi resiko yang memerah, panas, atau kering.
- Inspeksi kondisi dari luka operasi
- Tingkatkan intake nutrisi yang cukup.
18
- Anjurkan intake cairan.
- Anjurkan istirahat.
- Monitor perubahan tingkat energi /
malaise.
- Anjurkan peningkatan mobilitas dan
latihan.
- Beri agen imun.
- Instruksi pasien untuk mendapatkan
antibiotik sesuai resep.
Kurangnya pengetahuan tentang 1.Pengetahuan : Proses Penyakit 1. Pendidikan : Proses Penyakit
penyakit, prognosis dan pengobatan Defenisi : Pemahaman yang mendalam Defenisi : Membantu bantuan untuk
b.d kurangnya informasi, tentang proses penyakit spesifik memahami informasi yang berhubungan
misinterpretasi, keterbatasan Indicator : dengan proses penyakit yang spesifik
kognitif. Familiarnya tentang nama penyakit Aktivitas :
Defenisi : Kehilangan atau Deskripsi proses penyakit - Hargai tingkat pengetahuan pasien
defesiensi informasi Deskripsi factor yang berhubungan tentang proses penyakit
kognitif b.d topic dengan penyakit - Jelaskan patofisiologi penyakit dan
spesifik Deskripsi factor resiko bagaiman hubungan denagn anatomy
Deskripsi effek dari penyakit dan fisiologi
Batasan Karakteristik : Deskripsi tanda dan gejala - Deskripsikan tanda dan gejala penyakit
- Prilaku yang berlebihan - Deskripsikan proses penyakit
Deskripsi komplikasi
- Petunjuk yang diikuti tidak - Identifikasi factor penyebab
Deskripsi kewaspadaan untuk
akurat - Sediakan informasi sesuai dengan
mencegah komplikasi
- Pengungkapan masalah kondisi pasien
- Diskusikan perubahan gaya hidup yang
2.Pengetahuan: Perawatan Penyakit
dibutuhkan untuk mencegah komplikasi
Indikator:
lebih lanjut dan atau konyrol dari proses
Diet
penyakit
Proses penyakit - Diskusikan pilihan terapi/pengobatan
Mengontrol infeksi
19
Prosedur pengobatan - Deskripsikan komplikasi kronik yang
Cara pengobatan mungkin terjadi
20
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN CARSINOMA MAMMAE PADA NY. P
3.1 Pengkajian Data Klinis
Nama : Ny. P
No. MR : 00-82-11-00
Tanggal Masuk : September 2018
Ruang : IRNA Bedah Wanita RS M. Djamil Padang
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Lubuk Buaya
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta (menjahit)
Status : Cerai
Diagnosa : Ca, Mamae duktal + susp mestatasis ke otak
21
stadium IV. Payudara bagian kanan Ny. P telah dimastektomi pada operasi pertama
(tanggal 25 Maret 2018 ). Luka operasi Ny. P dibalut dengan perban, yaitu lukanya dari
pangkal aksila kanan sampai dengan iga ke-5. Luka Ny. P masih terlihat basah, namun
pushnya tinggal sedikit, pada saat dilakukan redreshing pendarahan kecil masih ada. Pada
tanggal 11, 12, 13 September 2018 pasien mengalami koma. Saat pasien masuk RS,
pasien masih mengalami kejang.
3.2.4 Riwayat Penyakit Dahulu
Klien sebelumnya pernah dirawat di RS dan payudara sebelah kanan telah
dimastektomi. Klien juga tidak memiliki riwayat kanker lainnya, namun keluarga
mengatakan waktu masih SMP klien hampr setiap hari makan mie pangsit.
3.2.5 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien tidak ada yang mengalami Ca. Mamae sebelumnya ataupun jenis
Ca. Lainnya (ovarium, serviks dll).
22
September klien dipuasakn, karna perut klien kembung, kemudian
dikeluarkan cairan isi lambungnya yang berwarna hijau)
7. Telinga : Simetris Kiri dan kanan, serumen (+), kebersihan kurang, pendengaran
tidak terganggu, namun akibat penurunan kesadaran klien kurang
merespon.
8. Mulut : simetris kiri-kanan, mukosa bibir kering, caries(-), kebersihan kurang.
9. Leher : KGB tidak ada pembesaran
10. Pemeriksaan Thorax
Paru-paru
Inspeksi : Simetris kiri-kanan, retraksi dada cepat, pernapasan dibantu oleh nasal
canul
Palpasi : Fremitus kiri-kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : tidak ada ronkhi, wheezing (-), pernapasan cuping hidung(-)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis terlihat
Palpasi : Iktus cordis teraba
Auskultasi : sonor
11. Pemeriksaan Mamae
Payudara bagian kanan telah di mastektomi, luka operasi dari ujung klavikula sampai
ke iga ke V. Lukanya basah dan masih ada perdarahan kecil. Sekitar luka klien
kebersihannya kurang terdapat bercak-bercak hitam.
23
3.4 Pemeriksaan Penunjang
No. Jenis Pemekriksaan Angka Normal Keterangan
1. Hemoglobin 11 g/dl 12-14 gr/dl Rendah
2. Leukosit 10.1 10^3/mm3 5.0-10.0 Tinggi
10^3/mm3
3. Trombosit 40.1 10^3/mm3
4. Cl darah 90 mmol/l 97-112 mmol/l Rendah
5. Kalium darah 3.0 mmol/l 3.5-5.1 mmol/l Rendah
6. Hematokrit 32 % 40-48 % Rendah
3.5 Terapi Obat
No. Nama Obat Banyak
1. Ranger Laktat (RL) 28 tetes/i
2. Cefriaxon 2 X 1 gr/hari
3. Ranitidin 2 X 1 amp/hari
4. PCT 3 X 1 / hari, jika diperlukan
5. Ibuprofen 3 x 500
6. Ketorolac 2 X 1 amp/hari
7. Luminal 1 X 1 amp, jika pasien mengalami kejang
8. Aminofusin 600 gr/dl
24
klien juga mengatur pola makannya, segala pantangan dari penyakitnya di tinggalkan
oleh klien.
Pada saat dilakukan pengkajian (29 September – 1 Oktober 2018 ) klien dalam
keadaan penurunan kesadaran GCS 12 dengan E4M5V3. Klien sering mengalami kejang
dan ketika kejang ditangani dengan pemberian luminal.
3.6.2 Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit, klien sangat teratur dalam pola makannya, Pada saat duduk di
bangku SMP sangat buruk, klien hampir tiap hari mengkonsumsi makanan yang
mengandung MSG yaitu berupa mie ayam. Setelah klien mengetahui penyakitnya, klien
juga tidak mengkonsumsi pantangan makanan dari penyakitnya. Setelah klien masuk RS
untuk pertama kalinya (14 Agustus 2018 ), klien mengkonsumsi bubur kacang padi dan
bubur promina, namun saat masuk RS untu ke dua kalinya (04 September 2018 ), klien
hanya mengkonsumsi MC berupa susu sebanyak 1800 cc (3x600 cc) melalui NGT. Klien
tidak suka diberi bubur lagi. BB klien sebelumnya 52 kg, 6 bulan terakhir BB klien turun
10 kg menjadi 42 kg dan TB 155 cm (BMI kategori underweight, 17,48).
26
3.6.11 Pola Nilai dan Keyakinan
Klien seorang muslimah, sebelum sakit klien sangat rajin beribadah, mulai dari
yang wajib hingga yang sunnah (shalat dhuha dan tahajjud). Namun ketika sakit/setelah
dirawat di RS, klien mengalami gangguan dalam menjalani ibadahnya. Klien mengalami
penurunan kesadaran dengan GCS 12 (E4M5V3).
27
kejang cairan
- Ca. Mame klien - Monitor tanda dan gejala
sudah stadium retensi cairan
IV dengan - Monitor TTV
metastasi ke otak - Beri cairan
(T2N1M1) Terapi Oksigen
- Klien mengalami - Menyediakan peralatan
penurunan pemberian O2 sistem
kesadaran kekebalan
- GCS klien 12 - Memberikan O2
dengan tambahan sesuai
(E4M5V3) petunjuk dokter
- TD : 160/70 - Mengontrol aliran O2
mmHg - Memeriksa alat
- N : 90x/menit pernapasan O2
- P : 40x/menit
28
berbau drainase - Monitor insisi untuk tanda
- Luka sebelah - Nekrosis dan gejala infeksi
kanan pada - Penyembuhan luka - Ganti balutan dengan
bekas operasi teratur
dengan diameter - Seka dari daerah bersih
11 cm kearah daerah kurang
bersih
- Gunakan balutan yang
tepat untuk menjaga
daerah insisi
3. Ketidakseimbangan Status Nutrisi: Monitoring Nutrisi
Nutrisi kurang dari - Asupan zat gizi - Timbang BB klien
kebutuhan b.d - Asupan makanan - Monitor kehilangan dan
penurunan BB dan cairan pertumbuhan BB
DS : - Energi - Monitor respon emosi
- Keluarga klien - Indeks massa tubuh klien terhadap situasi dan
mengatakan - Berat badan tempat makan
klien hanya Pengontrolan Berat - Monitor interaksi orangtua
mengkonsumsi badan dan anak saat makan
makanan cair - Mengontrol berat - Monitor turgor kulit
berupa susu 3x1 badan - Monitor adanya mual dan
hari - Mempertahankan muntah
- Keluarga klien intake kalori optimal Terapi Nutrisi
mengatakan harian - Mengontrol penyerapan
berat badan - Menyeimbangkan makanan/cairan dan
klien menurun latihan dengan menghitung intake kalori
- Keluarga klien intake kalori optimal harian, jika diperlukan
mengatakan harian - Memantau ketepatan
klien mengalami - Menyeimbangkan urutan makanan untuk
demam latihan dengan memenuhi kebutuhan
DO : intake kalori nutrisi harian
- Klien diet - Menggunakan - Menentukan makanan
makanan cair suplemen nutrisi, pilihan dengan
3x1 hari jika diperlukan mempertimbangkan
- Intake 1800 cc - Memelihara budaya dan agama
- Output 400cc/15 penyerapan - Menentukan kebutuhan
menit makanan makanan saluran NGT
- BB turun 10 kg - Mempertahankan - Anjurkan intake makanan
dari 52 kg keseimbangan yang tinggi kalsium, jika
menjadi 42 kg cairan diperlukan
- Klien - Mengenal tanda- - Anjurkan intake makanan
mengalami tanda dan sympton dan cairan yang tinggi
demam dengan ketidakseimbangan kalium, jika diperlukan
0
T: 39,5 C elektrolit - Mengatur pemasukan
- Turgor kulit makanan, jika diperlukan
jelek - Mengajarkan dan
29
- Mukosa bibir merencanakan makan, jika
kering diperlukan
- Klien tampak Manajamen Nutrisi
lemah - Mengontrol penyerapan
- Klien makanan/cairan dan
mengalami diare menghitung inatake kalori
dengan harian, jika diperlukan
konsistensi cair, - Memantau ketepatan
berwarna keruh urutan makanan untuk
dan berbau memenuhi kebutuhan
nutrisi klien harian
- Menentukan kebutuhan
saluran NGT
Manajemen Cairan
- Timbang BB
- Hitung haluan
- Pertahankan intake yang
adekuat
- Pasang kateter urin
- Monitor TTV
- Anjurkan klien untuk
intake oral
- Distribusikan cairan >24
jam
30
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Analisa Data
Ny. P (36 tahun) dirawat di ruang Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang
dengan diagnosa Kanker Payudara pada bagian kanan. Klien sudah dilakukan mastektomi
pada tanggal (25 Maret 2018 ). Dari hasil pengkajian didapatkan etiologi pada klien
adalah faktor makanan, sewaktu SMP klien hamper tiap hari makan mie pangsit.
Ny. P mengalami ca mammae stadium IV dengan penyebaran T2N1M1. Ukuran
diameter terbesar tumor sudah mencapai 5 cm dan sudah bermetastasis ke otak.
Komplikasi tumor yang sudah bermetastasis ke otak membuat klien mengalami
penurunan kesadaran dan sering kejang. Awal masuk RS (4 September 2018 ) GCS klien
6 dengan E2V2M2 dan pada tanggal 30 September nilai GCS klien 12 dengan E4V3M5.
Dari segi psikologis klien mengalami gangguan kepercayaan diri dan terlihat
depresi dengan keadaan yang dialaminya, klien sering menangis sehingga matanya
tampak merah. Klien mendapat dukunga penuh dari keluarga dan tetangganya.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kanker payudara (Ca Mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas
yang berasal dari parenchyma. Penyebab spesifik kanker payudara masih belum
diketahui, tetapi terdapat banyak factor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap
terjadinya kanker payudara seperti faktor reproduksi, penggunaan hormon estrogen,
obesitas, radiasi, kebiasaan makan berlemak dan riwayat keluarga. Tanda dan gejalanya
berupa benjolan pada payudara, erosi atau eksema puting susu, perdarahan pada puting
susu, dan terasa sakit atau nyeri pada area mamae.
Pada kasus Ny. P sudah terjadi metastasis ke otak yang mengakibatkan klien
sering mengalami kejang dan penurunan kesadaran. Ada tiga diagnosa utama yang
diangkatkan sesuai dengan tingkat prioritas. Pertama, gangguan ketidakefektifan perfusi
jaringan serebral b.d penurunan kesadaran; kedua, kerusakkan integritas kulit b.d
pengangkatan bedah jaringan; dan ketiga, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d penurunan BB.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi seorang perawat perlu memperhatikan kondisi klien secara komprehensif, tidak
hanya fisik tetapi semua aspek manusia sebagai satu kesatuan yang utuh yang meliputi
biopsikososialkultural.
5.2.2 Bagi mahasiswa keperawatan ydiharapkan dapat makin memperbanyak pengetahuan dari
berbagai referensi tentang asuhan keperawatan aada pasien dengan penyakit Carsinoma
Mamae.
5.2.3 Bagi dunia keperawatan diharapkan berperan serta dalam peningkatan kualitas perawat
dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi perawat untuk memperoleh ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan untuk mengatasi masalah Pada pasien
dengan penyakit Edema Paru.
32
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, M. Dkk. (2008). Seri Asuhan Keperawatan pada Klien Kanker. Jakarta: EGC.
Bulechek, GM., Butcher, HK., & Dochterman, JM. (2008). Nursing Intervention Classification
(NIC). 5th, ed. St Louis. Mosby Elsevier.
Daniele Gale. (1999). Rencana asuhan keperawatan onkologi (Onkologi Nursing Care Plans).
Jakarta: EGC.
Davey, Patrick. (2006). Kanker Payudara. Dalam: Davey, Patrick, ed. At a Glance. Medicine.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
ICN (2005). International Classification for Nursing Practice. Geneva.
Moorhead, S., Johnson, M., & Maas, M. (2008). Iowa Outcomes Project. Nursing Outcomes
Classification (NOC).3rd. St Louis. Mosby.
NANDA (2009) Nursing diagnoses: Definitions and Classification 2009-2011. Philadelphia
Smeltzer. (2002). Buku Ajar Keperawatan medikal-bedah Brunner & suddarth. Edisi *. Volume
1. Jakarta: EGC.
WHO (World Health Organization), 2004. Breast Cancer : Prevention and Control. Available
from : http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index1.html (03 Septeber
2018 Pukul 23.09 wib)
Wilkinson. J.M (2007). Nursing Process and Critical Thinking. 4th ed. New Jersey. Pearson
Education
33
PATHWAY
Paparan karsinogen
tempat lain
Penyebaran
Pertumbuhan lokal
Kanker payudara
↓ ↓ huan
Paru Kulit Kel.limfa
↓
normal volume ↓ ↓ ↓
cairan
↓
↓ perfusi
↓ kulit jaringan
payudara Syok
nyeri Pembedahan
↓ ↓ ↓ ↓
34
Mastectomy
Pembiusan Pembedahan
General anestesi
Kurang
payudara
tentang
Kurang Motilitas Penekanan
usus ↓ pada sistem efek Perdarahan Pengeluaran
Gangguan
tentang termoregulas mediator nyeri
citra
prosedur dan
Nafas Mual Defisi
Cemas Nyeri
tidak dan Terpapar t
lingkungan volum
Cemas
ruang OK dan e
Terpasan RR yang Risiko infeksi
g ETT
Bersihan jalan
nafas tidak efektif
21
21